I. SPESIFIKASI UMUM
I.1. LINGKUP PEKERJAAN Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Kegiatan Pembangunan
Gedung Sekolah Ruang Kelas Baru (RKB)
b. Agregat
1) Batu pecah, dipakai batu pecah mesin ukuran 1/1 s/d 2/2 cm jenis
yang keras, tajam, bersih dari segala kotoran yang dapat
mengurangi daya rekatnya.
2) Pasir cor, dipakai pasir butiran kasar / tajam warna hitam (pasir
Jawa), bebas dari segala kotoran yang dapat mengurangi daya
rekatnya.
c. Baja Tulangan
Semua baja tulangan dipakai baja dengan tegangan leleh karakteristik
2400 kg/cm2 (besi polos / U24) atau 3200 kg/cm2
(besi ulir/U32) atau yang umum dijual di pasaran, ukuran dan jumlah
sesuai tertera dalam gambar. Bahan-bahan tersebut dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI
2002 / PBI 1971.
d. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari
bahan-bahan atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
lekat semen.
e. Bekisting
Bekisting harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton
dapat dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi
perubahan bentuk acuan selama pengecoran dilaksanakan maupun
selama proses pengerasan beton. Bekisting untuk struktur bangunan
memakai papan kayu meranti 2/20 dan diberi lapisan plastik bila perlu.
Bikisting dari papan kayu meranti tersebut harus diperkuat dengan
rangka kayu meranti ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari
bahan lain yang disetujui oleh Direksi Proyek
3. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus baru,
tidak bekas, bebas karat dan disimpan/diletakkan di tempat
yang bersih, tidak basah dan terhindar dari
segala kondisi yang dapat menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm :-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 4 %
c. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter
(Dihitung dari diameter terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm d.
Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus
benar, yang dinyatakan dengan surat/sertifikat keterangan dari
distributor/pabrik pembuatnya. Untuk menjamin kualitas baja
tulangan sesuai dengan perencanaan, maka harus dilakukan
pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui Direksi
Proyek. Pengambilan contoh bahan pada semua jenis diameter
dan diambil secara random pada setiap datangnya material di
lokasi. Biaya test dibebankan pada kontraktor.
e. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera
pada gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang
merusak bahannya. Semua batang harus dibengkokan dalam
keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
Direksi proyek atau
Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana. Untuk menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bendrat)
dengan bantalan balok beton
cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi / cakar ayam
perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang horisontal
harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan
ada batang yang turun.
g. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabilla
tidak ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,5
kali ukuran terbesar dari agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat
penggetar beton.
h. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan
gambar dan perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan
yang berbeda dengan gambar, maka
yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini
kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Proyek.
i. Untuk Pekerjaan Baja dan Tulangan harus diadakan Tes uji
Tarik Pada Baja dan Tulangan yang akan Digunakan. Tes
Uji Tarik ini bisa dilakukan pada
Laboratorium yang menyediakan Tes Uji tarik Baja dan
Tulangan.
4. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap setiap bagian konstruksi sesuai yang
ditentukan di dalam gambar
6. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menempatkan dan mengawasi
jumlah dari masing – masing bahan beton.
Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
7. Pengadukan
Bahan – bahan pengadukan beton harus dicampur dan diaduk
dalam mesin pengaduk beton yaitu bath mixer.
Direksi proyek berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal
untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan
warna yang merata atau seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali bila
diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air
harus dituangkan lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih
– lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak
memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang
disentralisir (batching mixing plant) harus diatur hingga pekerjaan mengaduk
dapat diawasi dengan mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak
boleh dipakai melebihi dari kapasistas yang telah ditentukan.
8. Cetakan (Bekisting)
a. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada gambar rencana.
b. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi proyek sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan
tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan – kerusakan yang mungkin dapat timbul
waktu pemakaian.
c. Sewaktu – waktu Direksi Proyek dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan kontraktor harus
segera mengambil bentuk
yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
d. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu dikerjakan dengan
menggunakan mesin kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi
proyek. Proses pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan ditempat
pemasangan.
e. Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum dalam gambar
kerja adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi penyimpangan tanpa persetujuan
Direksi Proyek, Maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki
kembali tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk
hal ini adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
f. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung,
angker, dinabolt, fisher, sekrup paku dan lem perekat harus rapi dan
sempurna, tidak
diperkenankan mengotori bidang – bidang tampak. Khusus pada
permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan dipasang dengan
cara memaku, tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi
Proyek. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan bor. Kepala
sekrup harus tertanam, kemudian lubang
ditutup kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan lem kayu sesuai
persyaratan kemudian diratakan dengan amplas halus sehingga
permukaanya rata dan halus serta tidak tampak bekas penutupan lubang.
Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m.
9. Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih
dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting
dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor,
harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban /air dari beton yang
baru dicor tidak akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih
dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika
dicor dengan beton baru. Pada sambungan ini harus dipakai perekat
beton yang disetujui
oleh Direksi Proyek.
c. Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang
menutupinya harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan air harus
dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap
penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistim
struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah
memadai.
f. Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar
dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi,
atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja – baja
tulangan, tidak diijinkan.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari
2 meter, semua penuangan beton harus selalu lapis perlapis horisontal
dan tebalnya tidak lebih dari 50cm.
Direksi proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau
selama sedemikian rupa sehingga
spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain hujan, air semen atau
spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air semen atau
spesi yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan
10. Pemadatan
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong – kantong kerikil, dan menutup rapat – rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
b. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah, lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan bahan beton terpisah dengan
yang airnya.
c. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang beroperasi
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran permenit ketika
dibenamkan dalam beton.
2. Pekerjaan Lisplank
Lisplank menggunakan papan kayu kamper 3/30 klas I kualitas
baik dan pemasangannya harus lurus, baik dan rapi.
II.7.2. Pekerjaan kusen maupun daun pintu / jendela harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku-siku dan baik,
sehingga dapat dipasang secara waterpass dan tegak lurus.
II.7.3. Pemasangan kusen dilaksanakan bersama dengan pemasangan tembok bata merah untuk mendapatkan
pemasangan kusen yang kuat dan baik.
II.7.5. Untuk setiap daun pintu harus dipasang Engsel kuningan sebanyak 3 buah dan dipasang Kunci Tanam
2x Putar dan Grendel Tanam untuk pintu double.
II.7.6. Daun jendela menggunakan daun jendela kaca kayu Meranti dengan menggunakan kaca polos tebal 5 mm
dipasang Engsel kuningan sebanyak 2 buah dilengkapi dengan Grendel Kecil Kuningan dan Hak Angin sikutan.
II.9. PEKERJAAN LISTRIK II.9.1. Seluruh pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalatir yang
berpengalaman untuk pekerjaan semacam ini dan mempunyai
Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi dengan
kualifikasi lingkup pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan.
Instalasi listrik yang dilaksanakan adalah :
a. Instalasi Penerangan
1) Pemasangan saklar tunggal / ganda
2) Pemasangan instalasi penerangan
3) Pemasangan instalasi stop kontak
b. Lampu Penerangan
1) Lampu esensial 23, 18 dan watt ex. Philiph, osram atau
setara, perletakan sesuai gambar rencana
c. Pekerjaan Instalasi Kabel / Stop Kontak
1) Kabel instalasi dipakai kabel kualitas I ukuran 2,5 mm ex
supreme atau setara.
2) Instalasi under ground stop kontak outlet flour 16 A
II.9.2. Pemasangan saklar dan stop kontak serta instalasi penerangan /
titik lampu dan pemasangan instalasi stop kontak. Seluruh
material yang dipakai harus telah mendapatkan standart salah
satunya dari S II, LMK, SPLN, JIS, DIN, VDE, TEC, CEBEL,
KEMA, OVE, mateial harus baru tidak cacat serta dapat berfungsi
dengan baik melalui serangkaian test yang dilakukan oleh Direksi.
II.9.3. Stop kontak dan saklar ex. Broco, legrand atau setara inbow/rata
dinding, pemasangan harus rapi, rata, tidak miring dan dipakai bahan
kualitas I dengan ketinggian / letak pemasangan sesuai dengan
yang diisyaratkan PLN / sesuai Gambar Rencana.
II.9.4. Pemasangan lampu menempel di plafond atau perletakan sesuai
gambar, lampu dipasang dalam keadaan menyala / berfungsi dan
pada waktu serah terima pekerjaan ditest terlebih dahulu.
II.9.5. Instalasi kabel ex. Supreme atau setara yang dipergunakan
adalah sesuai dengan yang dipersyaratkan PLN dan kabel dipasang
di atas penggantung plafond, tarikan harus kencang.
Pada bagian yang masuk ke tembok, kabel dimasukkan ke dalam
conduit pipa PVC dengan ukuran sesuai jumlah kabel yang masuk (
5/8” - 3/4“) ujung atas pipa PVC harus diberi Elbow dengan ukuran
yang sesuai.
II.9.6. Sambungan antar kabel harus dilindungi las dop keramik / PVC
sedang pada bagian yang masuk tembok bila terdapat sambungan,
harus dilindungi junction box (kotak sambungan) PVC dan instalasi
kabel ini setelah terhubung seluruhnya harus bebas induksi yang
dibuktikan dengan test mager.
II.9.7. Setelah pemasangan seluruh instalasi listrik dilaksanakan
pengujian dan pengetesan instalasi sesuai dengan standar PLN
dengan mendatangkan istansi atau lembaga yang berkompeten untuk
melaksanakan pengujian dengan disaksikan oleh direksi dan
pengawas.
II.10.4. Politur
a. Dipakai politur kualitas I.
b. Dilaksanakan pada daun pintu panil
c. Sebelum dipolitur permukaan kayu harus betul-betul rata dan
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi
/ amplas basah dan setelah kering didempul sehingga
permukaannya menjadi rata dan licin.
d. Seluruh pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan dengan
baik sampai didapat hasil yang baik dan warna yang merata
pelaksanaan sesuai ketentuan pabrik pembuat.
II.11. PEKERJAAN AKHIR II.11.1. Setelah proyek selesai Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan
membersihkan kembali lokasi proyek dari sisa-sisa material yang
tidak terpakai, agak lokasi proyek tampak bersih dan indah
Setelah dilaksanakan serah terima pekerjaan gedung siap dan
dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh User
III. PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak
disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh Kontraktor” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi
tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselelnggarakan oleh Kontraktor dan diterima
sebagai “hal” yang disebutkan.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Kuasa Pengguna Anggaran, bilamana
perlu didakan perbaikan dalam RKS ini.
ERI RIMBAWATI
Direktris