Anda di halaman 1dari 13

1

SYARAT-SYARAT
TEKNIS PELAKSANAAN

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. PEMBERSIHAN.

1. Sebelum dimulainya pekerjaan, lokasi yang akan dibangun harus dibersihkan


terlebih dahulu dari puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau
dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
2. Semua benda seperti yang tercantum dalam pasal 1.1. harus dikeluarkan dari
proyek ke tempat pembuangan yang telah disetujui oleh Pengawas.

1.2. PENGUKURAN.

1. Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap ketepatan ukuran-


ukuran yang tertera pada gambar dengan ukuran dilapangan secara teliti,
disaksikan oleh Pengawas untuk mengetahui batas-batas dan bagian-bagian
bangunan yang akan dibongkar.
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan dilapangan yang
sebenarnya, maka Pengawas akan mengeluarkan keputusan tentang hal
tersebut dan Kontraktor wajib melakukan penggambaran kembali tapak
proyek, lengkap dengan keterangan mengenai peil/ ketinggian tanah, batas-
batas, letak pohon dan sebagainya.
3. Ukuran-ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar. Ukuran-
ukuran yang tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera
dilaporkan kepada Pengawas. Apabila dianggap perlu, Pengawas berhak
memberitahukan kepada Kontraktor untuk merubah ketinggian, letak atau
ukuran suatu bagian pekerjaan.
4. Semua ketepatan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku harus terjamin dan
diperhatikan ketelitian yang sebenar-benarnya.
2

PASAL 2
JENIS DAN MUTU BAHAN

2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan digunakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri sesuai dengan Surat Keeputusan bersama Menteri Penertiban
Aparatur Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian tangggal 23
Desember 1980 atau dapat digunakan bahan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.
2.2. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik terdapat
beberapa/bermacam jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan satu
jenis saja.
2.3. Contih-contoh bahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa
kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standar.
Contoh-contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau
cara pengajuan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun
sifat-sifatnya.

PASAL 3
URAIAN PEKERJAAN

3.1. Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan


pekerjaan secara efisin dengan urutan teratur termasuk semua alat-alat pembantu
yang diperlukan untuk semua pekerjaan.
3.2. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kualitas atau pengurangan bagian-bagian
dalam gambar dan RKS tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak, akan tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang wajar.

PASAL 4
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilakukan Konsultan
Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen yang lain.
3

4.2. Bila Direksi menganggap perlu, maka pemborong harus membuat tambahan
gambar detail yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi. Gambar-gambar tersebut
menjadi milik pemberi tugas.
4.3. Rekanan harus menyimpan di tempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak
lengkap termasuk RKS, Berita Acara Aanwijzing dan Time Schedule (curva - S)
dalam keadaan baik dan dapat dibaca dengan jelas termasuk perubahan-perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan agar selalu tersedia jika Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan /direksi sewaktu-waktu memerlukan.

PASAL 5
PERSIAPAN LAPANGAN

5.1. Pemborong harus menyediakan dan mendirikan sebuah bangunan sementara


(serobong kerja) dengan bahan kayu dan atap seng gelombang untuk digunakan
sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan.
5.2. Rekanan pemborong harus juga menyediakan ruang untuk keperluan Direksi
dengan perlengkapan meja, kursi, buku harian dan buku Direksi serta perlengkapan
lain administrasi seperlunya di tempat pekerjaan.
5.3. Jalan masuk sementara ke tempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan
oleh rekanan bilamana pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan proyek.

PASAL 6
JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan memulai pekerjaan di lapangan setelah rekanan menerima SPK
dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan harus segera membuat jadwal pelaksanaan yang
berupa curva - S secara tertulis, berisi tahap-tahap pekerjaan, waktu yang direncanakan
sesuai dengan lama waktu yang ditetapkan dalam kontrak yang harus diketahui Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dan pengelola proyek.
4

PASAL 7
PEKERJAAN TONGKAT KAYU ULIN

7.1. Pekerjaan Tongkat Ulin


7.1.1. Sebelum pekerjaan tongkat ulin dikerjakan, pemborong harus menyesuaikan
peil lantai + 0,00 yaitu dengan ketinggian +1,00 m dari permukaan tanah
dasar tertinggi halaman.
7.1.2. Pemancangan tegak lurus ke bawah, ditumbuk dengan beban secukupnya
sehingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan.
7.1.3. Bahan ulin berkwalitas baik, lurus dan ukurannya harus sesuai gambar
kerja.
7.1.4. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, papan bouwplank harus terjaga utuh.
7.2. Pancang Ulin 10/10
7.2.1. Memancang ulin pada tempat-tempat yang telah ditentukan, seperti pada
gambar detail.
7.2.2. Pemancangan tegak lurus ke bawah, ditumbuk dengan beban secukupnya
sehingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan.
7.2.3. Bahan ulin berkwalitas baik, lurus dan ukurannya harus sesuai dengan
gambar kerja.
7.2.4. Konstruksi tongkat kayu ulin yang dilengkapi kayu kalang dan sunduk ulin
memakai ukuran yang tepat, antara kayu kalang dan masing-masing kayu
tongkat saling terpisah dan pelaksanaan kayu kalang dimulai terlebih dahulu
dari pelaksanaan pemancangan tongkat.
7.2.5. Ikatan angin pengaku tongkat berukuran 5/10 cm, dipasang persilangan
dengan jarak 3,00 m pada tongkat-tongkat garis tepi bangunan, pemasangan
ikatan angin harus pada kedalaman 2 cm pada setiap pertemuan dengan
tongkat ulin, penyambungan memakai mur dan baut berdiameter 12 mm.
7.2.6. Pemborong harus menyediakan mesin-mesin dan peralatan lain yang
diperlukan pada pekerjaan ini, tiang yang digunakan adalah kayu ulin
dengan ukuran yang disesuaikan dengan gambar-gambar detail.
7.3. Pekerjaan Sunduk + Kalang
7.3.1. Sebelum pondasi pancang dipasang, tiang pancang harus sudah diberi sunduk
dari kayu ulin bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan gambar kerja.
5

7.3.2. Dasar sunduk diberi kalang dari ulin memanjang bentuk dan
penempatannya disesuaikan dengan gambar kerja.
7.4. Peraturan Tambahan
Bilamana atas dasar hasil pemeriksaan tanah, yang mengakibatkan
perubahan-perubahan pancang seperti apa yang telah ditentukan dalam
gambar kerja yang nantinya menimbulkan pengurangan/penambahan
pekerjaan, maka hal ini akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah
kurang.

PASAL 8
PEKERJAAN STRUKTUR

8.1. Untuk pekerjaan struktur meliputi sloof, kolom, ringbalk, gelagar terbuat dari kayu
ulin kualitas baik dan tidak mudah pecah dan lurus.
8.2. Ukuran-ukuran dan penempatannya disesuaikan dengan gambar kerja atau menurut
petunjuk pengawas lapangan.

PASAL 9
PASANGAN DINDING PAPAN

9.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal-hal mengenai bahan-bahan dan pemasangan semua
pekerjaan pasangan dinding seperti pada gambar kerja. Pelaksanaan
pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk
seperti pada gambar kerja serta petunjuk Direksi.
9.2. Papan
Papan untuk dinding harus baru, kering dan tidak mudah patah yang terpilih sesuai
dengan gambar kerja.
9.3. Pasangan
 Pasangan dinding harus diselenggarakan sebaik-baiknya, rata dan tegak
lurus sesuai dengan gambar kerja.
 Pasangan dinding meliputi; seluruh pasangan dinding papan dilaksanakan di
atas lantai ke atas sampai ring balk. Untuk meja dasar terbuat dari rangka
6

kayu, papan dan plywood, bentuk dan penempatannya disesuaikan dengan


gambar.
 Pasangan-pasangan lainnya dinyatakan dalam gambar kerja harus
dikerjakan dengan pas dan rapi.
 Ukuran penampang papan sesuai gambar kerja.
 Sebelum dipasang, papan harus diketam pinggir-pinggirnya sehingga lurus
dan rapi.
 Khusus dinding KM/WC bagian dalam harus diplester dengan acuan 1 : 3
bentuk dan penempatannya sesuai dengan gambar.

PASAL 10
PEKERJAAN KAYU KASAR

10.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pekerjaan kayu pada atap, langit-langit serta pekerjaan kayu
pada umumnya. Seluruh pekerjaan kayu sesuai dengan: NI-3 dan NI-5.
10.2. Bahan-bahan
Kayu yang dipakai adalah kayu lokal mutu baik sesuai NI-5.
 Rangka atap dan langit-langit memakai kayu bengkirai dan meranti merah
atau setaraf yang disetujui Direksi.
 Semua konstruksi kayu harus disusun dan dilaksanakan menerut ukuran-
ukuran pada gambar detail/bestek.
10.3. Ukuran-ukuran dan Pola
Kayu harus mempunyai ukuran sesuai gambar dan diteliti. Pengikat berupa paku,
baut, beugel dll. Harus sesuai dengan gambar kerja.
10.4. Pengerjaan dan Syarat
Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan standar terbaik yang biasa ada, walaupun
ada bagian-bagian yang tidak tertera, tetapi pemborong harus melengkapinya sesuai
dengan standar terbaik di atas, dan sesuai dengan petunjuk ahli.
Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat tersebut di atas harus diganti menurut
petunjuk ahli. Semua sambungan-sambungan harus dilengkapi dengan plat-plat
dan alat pelengkap lain, sehingga terjamin kekuatannya.
7

PASAL 11
PEKERJAAN KAYU HALUS

11.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini menjelaskan hal-hal mengenai pengadaan dan pemasangan berbagai
pekerjaan Arsitektur dan pekerjaan kayu tampak, antara lain pekerjaan jendela yang
tertera dalam gambar, persyaratan dan petunjuk ahli, dimana termasuk pula semua
alat-alat perlengkapanlain yang biasa ada pada pekerjaan ini.
11.2. Kusen Pintu dan Jendela
a. Semua kusen pintu maupun jendela memakai kayu bengkirai dan ulin
ukuran 6/12 (diroter).
b. Macam dan bentuk kusen pintu/jendela menurut ukuran dan gambar detail
yang telah ditentukan.
c. Pemasangan kusen harus betul-betul tegak lurus dan horizontal.
d. Apabila terjadi kesalahan, pemborong harus membetulkannya, dan
memperbaiki kembali hingga betul dan memuaskan pengawas lapangan.
11.3. Daun Pintu
a. Semua daun pintu dikerjakan menurut ukuran-ukuran yang tertera seperti
dalam gambar kerja.
b. Tiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel
c. Rangka pintu/jendela terbuat dari kayu bengkirai kwalitet baik dan kering,
ukuran yang dipakai sesuai dengan gambar.
d. Semua daun pintu memakai kunci tanam merk Union (ukuran 2 x slag) atau
sejenisnya.
d. Daun pintu difinis dengan pinotex/Impra/Politur.
11.4. Daun Jendela
a. Untuk semua jendela menggunakan daun jendela.
b. Penempatan daun jendela harus disesuaikan dengan gambar kerja.
11.5. Pekerjaan Plafond
a. Rangka plafond
Bahan dari kayu meranti merah dengan ukurana disesuaikan dengan gambar
kerja/bentangan panjang pemasangan plywood.
b. Ukuran plafond plywood disesuaikan dengan gambar kerja.
8

c. Rangka plafond maksimum 60 x 120 cm.


d. Bagian tepi plywood sebelum dipasang harus dirapikan terlebih dahulu.
e. Pemasangan harus rapi, datar dan nat-natnya harus lurus.
f. Plywood yang dipergunakan adalah dengan ketebalan 4 mm yang
berkwalitas baik.
g. Finishing menggunakan cat tembok Paragon atau sejenis.
11.6. Tangga / Kandang Rase
a. Kandang Rase dan Tanggal menggunakan kayu Ulin untuk ukuran sesuai
dengan gambar.
b. Finishing dengan menggunakan Cat mengkilap (Altek).

PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengelolaan dan pemasangan penutup atap dari
atap genteng metal klas menengah dilakukan pada bagian atap serta seluruh detail
yang disebutkan/dinyatakan dalam gambar.
12.2. Persyaratan Bahan
Bahan dari atap seng gelombang berkwalitas baik. Rangka atap dari kayu
kapur/bengkirai, ulin dengan kwalitas baik, ukuran sesuai dengan gambar rencana.
Bubungan menggunakan model U sehingga tidak mudah bocor.
12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melakukan pemasangan atap, terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
b. Rangka atap dari kayu kapur/bengkirai kwalitas baik, lurus, tidak keropos,
tidak cacat dan bermata, kering udara dengan kelembaban 20 %. Ukuran
kayu sesuai dengan gambar rencana. Jarak pemasangan kasau dan rangka
atap seperti pada gambar rencana.
c. Pemasangan rangka atap harus benar-benar rapi, dan tida bergelombang.
d. Penyambungan gording harus terletak/ditumpu di atas kuda-kuda.
9

e. Pemasangan atap seng hanya dapat disetujui bila pemasangan kasau rangka
atap telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik kwalitas, ukuran
kayu, jarak, dan rangka atap harus sudah seluruhnya diresidu.
f. Hasil pemasangan harus datar, dengan kelandaian yang cukup agar tidak
terjadi kebocoran.
g. Persyaratan-persyaratan pemasangan atap seng bilamana terdapat
kekurangan akan ditentukan kemudian. Pada prinsipnya pemasangan harus
disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
h. Pemasangan Listplank papan sesuai gambar dan harus rapi tidak boleh
bergelombang. Papan yang digunakan papan kapur berkwalitas baik, kering
sesuai dengan gambar.

PASAL 13
PEKERJAAN RANGKA ATAP KAYU

13.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi:


Pengadaan bahan kayu bengkirai ukuran, 6/12 Cm untuk kuda-kuda, 5/10 gording,
ikatan angin vertikal beserta kelengkapan lainnya, seperti baut dan mur.
Pembuatan rangka kuda-kuda, gording/ikatan angin,Penyetelan dan pemasangan
kuda-kuda/ikatan angin, Pembuatan dan pemasangan lisplank kayu.
13.2. Bahan dan Peralatan:
Kuda-kuda, gording, dan ikatan angin dari kayu bengkirai.
Dimensi kayu yang dipakai adalah untuk rangka kuda-kuda dipakai 8/12 Cm, dan
lain-lain yang tidak disebutkan disesuaikan dengan gambar.
Baut, mur, besi strip tebal 5 mm dari bahan baja.
Lisplank dari jenis kayu bengkirai ukuran 2 x 2,5 x 20 cm.
13.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan terlebih dahulu harus diperiksa dan diterima oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Semua lubang-lubang kayu yang harus dibor, dengan penyimpangan tidak
boleh lebih dari 0,5 cm.
c. Pemasangan bagian-bagian konstruksi harus sesuai dengan gambar dan
petunjuk yang ada.
10

d. Jika terjadi kerusakan, misalnya bengkok, bagian yang disambung putus


dan kesalahan teknis lainnya, maka Kontraktor harus segera memperbaiki
sesuai dengan gambar.
e. Pemasangan bagian-bagian kostruksi harus lurus, kokoh, bebas dari
puntiran, bengkokkan dan sambungan yang menganga.
f. Penyambungan dilakukan dibawah (sesuai gambar pelaksanaan) dan
sebelumnya harus dikontrol sekali lagi agar letak angkur betul-betul tepat,
kesikuan maupun permukaan harus rata untuk mencegah kesulitan pada
pekerjaan selanjutnya.
g. Disetiap kuda-kuda harus dipasang tupai baja yang berfungsi sebagai
penahan gording.. Jarak gording adalah 75 cm dari as ke as.
h. Setelah pemasangan gording selesai, dilanjutkan dengan pemasangan ikatan
angin horizontal (skoor) secara menyilang.
i. Gording harus dipasang sesuai kedudukan masing-masing, kemudian
dilanjutkan dengan pasangan kasau dari kayu kapur ukuran 5/7 cm jarak
kuzen dari as ke as adalah 40 cm.
j. Setelah selesai pemasangan kasau dilanjutkan dengan pemasangan reng
ukuran 3/5 cm dengan jarak 32 cm.

PASAL 14
PEKERJAAN LANTAI

14.1. Lantai bangunan induk bagian dalam dalam ruangan menggunakan lantai papan
kapur berkwalitas baik.
14.2. Untuk lantai teras menggunakan Papan Ulin.
14.3. Seluruh permukaan lantai harus rata.
14.4. Bahan-bahan harus berkwalitas baik sesuai ukurannya serta memenuhi persyaratan.
11

PASAL 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

15.1. Pemasangan Instalasi Listrik


a. Instalasi listrik harus mempunyai ukuran-ukuran, jumlah serta type sesuai
persyaratan PUIL.
b. Instalasi harus dipasang instalatur yang sudah dapat pengesahan dari PLN
serta harus dicantumkan penanggung jawab serta ijin dari PLN.
c. Saluran instalasi harus dapat pengesahan dari PLN dan surat KIR harus
diserahkan kepada pengawas lapangan.
d. Jaringan listrik harus menggunakan jaringan 220 Volt dan harus dilengkapi
arde.
e. Jaringan listrik harus sesuai dengan tata letak lampu, stop kontak, sakelar
dan kotak sekering.
f. Jaringan instalasi harus dimasukan ke dalam pipa dan ditanam pada
dinding.
g. Penunjukan kepada instalsi listrik yang akan mengerjakan harus minta
persetujuan pengawas lapangan.
15.2. Pemasangan Lampu
a. Penggunaan lampu harus disesuaikan dengan tata letak lampu.
b. Lampu yang dipergunakan untuk ruangan adalah jenis TL atau disesuaikan
dengan gambar kerja. Untuk lampu-lampu pijar, penggunaannya
disesuaikan dengan gambar kerja.
15.3. Pemasangan Stop Kontak dan Sakelar
a. Pemasangan stop kontak sakelar pada dinding setinggi +150 cm dari lantai
dan dipasang pada tempat-tempat seperti dalam gambar.
b. Yang digunakan adalah stop kontak dan sakelar tanam dan harus tertutup,
merk yang dipakai Broco standar.
15.4. Sekering (MCB)
Dipasang yang terlindung dari air dan mudah dicapai.
12

PASAL 16
PEKERJAAN CAT, PLITURAN DAN KAPURAN

16.1. Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi :
Emulsi, Enamel, Vernis, Sealer semen emultion filter dan pelapis-pelapis
lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perataan dan cat akhir.
b. Cat Kayu dan cat Minyak digunakan sekwalitas Paragon atau Altek.
c. Dempul untuk pekerjaan kayu digunakan merk yang sama dengan cat kayu
tersebut.
d. Cat meni.
e. Untuk plituran, teak oil dan vernis yang akan digunakan harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas.
f. Plitur digunakan Produksi sekwalitas Dana Paint.
g. Bahan pengecatan digunakan dari produksi pabrik sesuai dengan bahan
yang diencerkan.
16.2. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat Paragon semua bidang dinding, langit-langit, exterior
dan interior seperti dinyatakan dalam gambar.
b. Mengecat dengan cat Minyak untuk semua bidang permukaan kayu yang
nyata-nyata harus dicat.
c. Memeni semua bidang kayu yang kelihatan dan tidak kelihatan. Memeni
dengan meni kayu untuk semua bidang yang akan dicat, kayu, termasuk
semua bidang sambungan dan potongan kayu.
d. Memplitur bidang-bidang kayu yang nyata ditetapkan pada gambar.

16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Cat Paragon
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok dengan memakai kain dibasahi air. Setelah kering didempul
pada tempat yang berlubang sehingga
13

permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua)
kali dengan roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah
ditentukan oleh pabrik.
b. Cat Meni Kayu
Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan dalam keadaan kering.
Pengecatan harus merata dan tidak terlihat lagi serat-serat kayu yang dicat.
c. Plitur, teak oil, vernis dan pinotex semua bidang harus digosok sampai
halus dengan amplas. Untuk pekerjaan plitur harus dilakukan berkali-kali
sehingga memperoleh hasil yang sempurna.
d. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam PTI 1961.

PASAL 17
PENUTUP

17.1. Apabila terdapat perubahan-perubahan, penambahan pekerjaan atau perubahan


pekerjaan, maka Kontraktor wajib memberitahu Direksi/Pengawas secara tertulis
sebelum melaksanakannya.
17.2. Apabila terjadi kontradiksi antara gambar dan RKS, maka Kontraktor wajib
mengkonsultasikan dengan Direksi sebelum keputusan diambil. Jika perlu akan
diadakan rapat lapangan antara semua pihak yang terkait untuk menyelesaikan hal
ini.
17.3. Hal-hal yang belum tercantum dalam gambar atau RKS ini, tetapi harus
dilaksanakan oleh Kontraktor akan dijelaskan oleh Konsultan Perencana/Pengawas
dalam pelaksanaan nanti.

Anda mungkin juga menyukai