SYARAT-SYARAT
TEKNIS PELAKSANAAN
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. PEMBERSIHAN.
1.2. PENGUKURAN.
PASAL 2
JENIS DAN MUTU BAHAN
2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan digunakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri sesuai dengan Surat Keeputusan bersama Menteri Penertiban
Aparatur Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian tangggal 23
Desember 1980 atau dapat digunakan bahan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.
2.2. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik terdapat
beberapa/bermacam jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan satu
jenis saja.
2.3. Contih-contoh bahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa
kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standar.
Contoh-contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau
cara pengajuan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun
sifat-sifatnya.
PASAL 3
URAIAN PEKERJAAN
PASAL 4
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilakukan Konsultan
Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen yang lain.
3
4.2. Bila Direksi menganggap perlu, maka pemborong harus membuat tambahan
gambar detail yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi. Gambar-gambar tersebut
menjadi milik pemberi tugas.
4.3. Rekanan harus menyimpan di tempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak
lengkap termasuk RKS, Berita Acara Aanwijzing dan Time Schedule (curva - S)
dalam keadaan baik dan dapat dibaca dengan jelas termasuk perubahan-perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan agar selalu tersedia jika Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan /direksi sewaktu-waktu memerlukan.
PASAL 5
PERSIAPAN LAPANGAN
PASAL 6
JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan memulai pekerjaan di lapangan setelah rekanan menerima SPK
dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan harus segera membuat jadwal pelaksanaan yang
berupa curva - S secara tertulis, berisi tahap-tahap pekerjaan, waktu yang direncanakan
sesuai dengan lama waktu yang ditetapkan dalam kontrak yang harus diketahui Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dan pengelola proyek.
4
PASAL 7
PEKERJAAN TONGKAT KAYU ULIN
7.3.2. Dasar sunduk diberi kalang dari ulin memanjang bentuk dan
penempatannya disesuaikan dengan gambar kerja.
7.4. Peraturan Tambahan
Bilamana atas dasar hasil pemeriksaan tanah, yang mengakibatkan
perubahan-perubahan pancang seperti apa yang telah ditentukan dalam
gambar kerja yang nantinya menimbulkan pengurangan/penambahan
pekerjaan, maka hal ini akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah
kurang.
PASAL 8
PEKERJAAN STRUKTUR
8.1. Untuk pekerjaan struktur meliputi sloof, kolom, ringbalk, gelagar terbuat dari kayu
ulin kualitas baik dan tidak mudah pecah dan lurus.
8.2. Ukuran-ukuran dan penempatannya disesuaikan dengan gambar kerja atau menurut
petunjuk pengawas lapangan.
PASAL 9
PASANGAN DINDING PAPAN
PASAL 10
PEKERJAAN KAYU KASAR
PASAL 11
PEKERJAAN KAYU HALUS
PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
e. Pemasangan atap seng hanya dapat disetujui bila pemasangan kasau rangka
atap telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik kwalitas, ukuran
kayu, jarak, dan rangka atap harus sudah seluruhnya diresidu.
f. Hasil pemasangan harus datar, dengan kelandaian yang cukup agar tidak
terjadi kebocoran.
g. Persyaratan-persyaratan pemasangan atap seng bilamana terdapat
kekurangan akan ditentukan kemudian. Pada prinsipnya pemasangan harus
disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
h. Pemasangan Listplank papan sesuai gambar dan harus rapi tidak boleh
bergelombang. Papan yang digunakan papan kapur berkwalitas baik, kering
sesuai dengan gambar.
PASAL 13
PEKERJAAN RANGKA ATAP KAYU
PASAL 14
PEKERJAAN LANTAI
14.1. Lantai bangunan induk bagian dalam dalam ruangan menggunakan lantai papan
kapur berkwalitas baik.
14.2. Untuk lantai teras menggunakan Papan Ulin.
14.3. Seluruh permukaan lantai harus rata.
14.4. Bahan-bahan harus berkwalitas baik sesuai ukurannya serta memenuhi persyaratan.
11
PASAL 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
PASAL 16
PEKERJAAN CAT, PLITURAN DAN KAPURAN
16.1. Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi :
Emulsi, Enamel, Vernis, Sealer semen emultion filter dan pelapis-pelapis
lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perataan dan cat akhir.
b. Cat Kayu dan cat Minyak digunakan sekwalitas Paragon atau Altek.
c. Dempul untuk pekerjaan kayu digunakan merk yang sama dengan cat kayu
tersebut.
d. Cat meni.
e. Untuk plituran, teak oil dan vernis yang akan digunakan harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas.
f. Plitur digunakan Produksi sekwalitas Dana Paint.
g. Bahan pengecatan digunakan dari produksi pabrik sesuai dengan bahan
yang diencerkan.
16.2. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat Paragon semua bidang dinding, langit-langit, exterior
dan interior seperti dinyatakan dalam gambar.
b. Mengecat dengan cat Minyak untuk semua bidang permukaan kayu yang
nyata-nyata harus dicat.
c. Memeni semua bidang kayu yang kelihatan dan tidak kelihatan. Memeni
dengan meni kayu untuk semua bidang yang akan dicat, kayu, termasuk
semua bidang sambungan dan potongan kayu.
d. Memplitur bidang-bidang kayu yang nyata ditetapkan pada gambar.
permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua)
kali dengan roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah
ditentukan oleh pabrik.
b. Cat Meni Kayu
Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan dalam keadaan kering.
Pengecatan harus merata dan tidak terlihat lagi serat-serat kayu yang dicat.
c. Plitur, teak oil, vernis dan pinotex semua bidang harus digosok sampai
halus dengan amplas. Untuk pekerjaan plitur harus dilakukan berkali-kali
sehingga memperoleh hasil yang sempurna.
d. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam PTI 1961.
PASAL 17
PENUTUP