Anda di halaman 1dari 9

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT

PASAL 1
SYARAT – SYARAT KHUSUS

Pelaksanaan Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1.1. Tata Cara Pembebanan SNI-1727-1989-F
1.2. Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan SNI-1729-1989-F
1.3. Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNIS-04/06-1989-F
1.4. Peraturan Beton Indonesia N.I.2 PBI-1971
1.5. Petunjuk – Petunjuk dari Pengawas Lapangan / Direksi

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Uraian dalam rencana Pekerjaan dan Syarat-syarat ini menyangkut lingkup kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Rumah Negara (Perencanaan Teknis) meliputi :
A. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Negara (Rehabilitasi Rumah Jabatan Wakil
Walikota Bontang)

2.1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, kontraktor hendaknya menyediakan :


a. Tenaga kerja, tenaga ahli yang memadai sepadan dengan jenis dan lingkup pekerjaan,
b. Bahan dan Alat Kerja dan segala keperluan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Pengawas Lapangan berhak meminta kepada kontraktor untuk mengadakan peralatan pembantu
yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu, dan ketepatan pekerjaan. Semua biaya
mobilisasi dan sewa peralatan dianggap telah diperhitungkan dalan dokumen penawaran
kontraktor.

2.2. Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan dan hal lain yang dapat mempengaruhi penawaran dan
memperoleh akurasi data. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan
sebagai alasan untuk mengajukan klaim.

2.4. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus meminta petunjuk-petunjuk dan penjelasan–penjelasan
terlebih dahulu kepada pengawas lapangan mengenai hal–hal yang perlu dalam pelaksanaan pekerjaan.

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 1


2.5. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam Dokumen, Gambar Rencana,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, serta petunjuk dari Direksi.

2.6. Kontraktor berkewajiban menyiapkan segala sesuatu apabila terjadi kecelakaan, menjaga kesehatan
karyawan dan kebersihan lingkungan. Pengamanan kegiatan dengan cara penjagaan, penerangan
malam, pemagaran sementara dan lain-lain.

2.7. Jika dianggap perlu direksi / pengawas lapangan berhak memerintahkan kontraktor untuk membuat jalan
sementara yang memungkinkan kelancaran mobilisasi material dan sebagainya

PASAL 3
URAIAN PEKERJAAN

3.1. Pekerjaan fisik bangunan seperti pada pasal 2.1 berlokasi di Rumah Jabatan Wakil Wali Kota Bontang.

3.2. Kontraktor harus menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaaaan secara
efisien dengan berurutan termasuk semua alat – alat Bantu yang diperlukan untuk semua item pekerjaan.

3.3. Pelaksanaan semua pekerjaan harus berdasarkan syarat – syarat dan uraian dalam gambar bestek,
gambar tambahan, dan berita acara aanwijzing, perintah / petunjuk direksi / pengawas lapangan.

3.4. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus meminta petunjuk – petunjuk dan penjelasan –
penjelasan terlebih dahulu kepada pengawas lapangan mengenai hal – hal yang perlu dalam
pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 4
KETENTUAN UMUM

4.1. Air yang digunakan untuk adukan dan pekerjaan beton haruslah air yang bersih, bebas dari bahan yang
merusak atau campuran yang mempengaruhi daya rekat semen. Apabila mutu air yang digunakan
diragukan, maka direksi dapat meminta pemeriksaan laboratorium atas beban biaya kontraktor.

4.2. Pasir yang dipakai harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik organis maupun lumpur,
tanah, karang, garam dan lain-lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Beton bertulang Indonesia
Tahun 1971. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan, kecuali bila dicuci dengan air tawar sampai

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 2


bersih dari kandungan garam. Bahan pengisi harus di simpan di tempat yang bersih, yang permukaannya
keras agar tidak terjadi pencampuran satu sama lain/pengotoran.
Untuk pekerjaan beton, pasir beton yang dapat dipergunakan adalah pasir sungai / pasir ex palu yang
bersih dari Lumpur dan kotoran lainnya, ukuran pasir 0.35 – 1.50 mm.

4.3. Semen yang digunakan harus disetujui dan disyahkan oleh yang berwenang dan memenuhi ketentuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Pengangkutan semen harus terhindar dari air/air
hujan, bebas dari kelembaban. Untuk penempatan semen sebaiknya ditempatkan pada ketinggian 30 cm
dari permukaan tanah/lantai, penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Dalam pengirimannya semen
yang baru harus dipisahkan dengan yang lama, sehingga pemakaian semen sesuai dengan urutan
pengiriman.

4.4. Batu belah, batu gunung atau batu kali yang dibelah mempunyai permukaan tajam, kasar dan keras.
Permukaan kasar adalah dengan ukuran 5 – 7 cm, 15 – 20 cm.

4.5. Tanah urug atau tanah timbunan yang digunakan harus disetujui oleh direksi / pemberi tugas dengan
perhitungan bahwa dengan tanah urug diperoleh suatu kepadatan timbunan yang direncanakan.

4.6. Kayu Ulin untuk tiang pancang harus dari kualitas yang baik, kering udara, tidak cacat / pecah, mata kayu
besar yang lepas, sudut pinggirnya bebas dimakan bubuk, dan cacat lain yang parah. Kayu dikeringkan
minimal 3 (tiga) bulan. Bilamana dalam ketentuan yang dicantumkan masih ada kekurangan, maka syarat
dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI.NI-5/1971) yang dipakai / berlaku.

PASAL 5
JENIS DAN MUTU BAHAN

5.1. Jenis dan mutu bahan yang akan digunakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri,
sesuai Surat Keputusan Bersama Menteri Aparatur Negara, Menteri Perdagangan, dan Menteri
Perindustrian tanggal 23 Desember 1980 atau dapat digunakan bahan lain sesuai dengan petunjuk
Pengawas Lapangan.

5.2. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa / bermacam jenis
( merk ) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan satu jenis saja.

5.3. Contoh – contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa keterlambatan dan atas
biaya kontraktor serta harus sesuai dengan standar yang berlaku. Contoh – contoh tersebut disimpan

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 3


sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.

PASAL 6
GAMBAR – GAMBAR PEKERJAAN

6.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi
dan sebagainya yang telah dilakukan oleh Konsultan Perencana akan disampaikan kepada rekanan
beserta dokumen – dokumen lainnya.

6.2. Bila Direksi / Pengawas Lapangan menganggap perlu, maka kontraktor harus membuat tambahan
gambar detail yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi, gambar – gambar tersebut menjadi milik
pemeberi kerja.

6.3. Kontraktor harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap dengan Standar
Dokumen, Berita Acara Aanwijzing, Struktur Organisasi, dan Jadwal Waktu pelaksanaan Pekerjaan (
lengkap dengan Bar Cart dan Curva _ S ) dalam keadaan baik dan dapat dibaca dengan jelas termasuk
perubahan – perubahan terakhir dalam masa pelaksanan pekerjaaaan agar selalu tersedia jika Pimpinan
Kegiatan / Direksi sewaktu – waktu memerlukannya.

6.4. Pemborong dan pemborong bawahan diwajibkan untuk membuat gambar – gambar “As-Built Drawing”
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan dilapangan secara nyata untuk kebutuhan pemeriksa
dikemudian hari. Gambar – gambar tersebut diserahkan pada masa pemeliharaan pekerjaan kepada
pemberi kerja, setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 7
FOTO – FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN

7.1. Pemborong diwajibkan membuat foto – foto dokumentasi kegiatan, meliputi :


a. Foto – foto kegiatan antara lain uitzet, penempatan peralatan, penempatan material, dan lain-lain.
b. Foto – foto tahapan pekerjaan (yang penting) antara lain pembersihan, pembongkaran, pekerjaan
tanah, pekerjaan Drainase, Pekerjaan Struktur.
c. Foto – foto pada kondisi waktu selesainya masa pemeliharaan.
d. Dan lain-lain kegiatan yang dianggap perlu oleh pengawas.

7.2. Foto – foto dicetak dalam ukuran postcard dan dicetak warna, masternya atau soft copy diserahkan
kepada pemberi kerja.

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 4


PASAL 8
KEAMANAN, ASURANSI DAN FASILITAS KERJA

8.1. Keamanan Kegiatan


Selama berlangsungnya pekerjaan, kontraktor bertanggung jawab atas semua personil yang ditempatkan
/ dipekerjakan.

Kontraktor harus menempatkan petugas jaga / keamanan selama 24 jam untuk menjaga material / barang
– barang kontraktor dilapangan. Direksi tidak bertanggung jawab atas hilang lenyapnya material / barang
milik kontraktor pelaksana dilapangan.

Kontraktor pelaksana wajib menyediakan alat – alat keselamatan kerja yang berhubungan dengan
pekerjaan dilapangan dan bertanggung jawab atas kemungkinan terjadinya kecelakaan pada waktu
pekerjaan berlangsung.

8.2. Asuransi dan Keselamatan Kerja


Kontraktor harus mengasuransikan ( BPJS ) seluruh pekerjaan / bangunan yang dilaksanakan pada
kegiatan ini terhadap resiko yang terjadi, selama masa pelaksanaan hingga berakhirnya masa
pemeliharaan.

Biaya yang timbul akibat asuransi ini menjadi beban kontraktor pelaksana, karena telah diperhitungkan
dalam penawaran kontraktor.

Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja semua personil sesuai peraturan keselamatan
kerja, termasuk pemakaian alat-alat pengaman kerja seperti helm, safety shoes, kaos tangan dan
lain-lain.

PASAL 9
PEMBERSIHAN LAPANGAN

9.1. Sebelum pekerjaan konstruksi bangunan gedung maupun pagar dan parkir, terlebih dahulu kontraktor
harus membersihkan segala macam benda, tumbuhan / pohon, sisa-sisa akar dan lain-lain pada tempat
dimana akan dilaksanakan kegiatan Pembuatan gedung dan fasilitas penunjang lain. Hal ini dimaksudkan
agar tidak menyebabkan kerusakan terhadap konstrusi.
Jalan logostik harus disiapkan sebagai jalan penghubung untuk mobilisasi material sesuai dengan
rencana kerja.

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 5


9.2. Kontraktor tidak diperkenankan menebang pohon pagar hidup di lokasi kegiatan, kecuali dalam batas-batas
sesuai rencana dalam gambar, yang diberi tanda jelas harus ditebang. Bila ada sesuatu hal yang
mengharuskan pemborong menebang pohon, harus secara tertulis disetujui oleh Direksi / Pemberi kerja.

9.3. Bila dalam pelaksanaan pekerjaan dalam batas rencana terdapat bangunan atau instalasi lainnya, kontraktor
tidak diperkenankan membongkar / memindahkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi.

9.4. Apabila selama kegiatan ini berlangsung dan mengakibatkan bangunan disekitarnya rusak, maka kontraktor
wajib memperbaikinya seperti semula.

PASAL 10
UKURAN / PEIL

10.1. Kontraktor diwajibkan mempelajari seluruh gambar dan uraian syarat teknis. Bila dalam rencana tersebut
ada sesuatu perbedaan ukuran diantara gambar, maka kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan keputusan. Kontraktor tidak diperkenankan memperbaiki sendiri perbedaan ukuran yang
terdapat dalam perencanaan tersebut. Akibat kelalaian kontraktor yang mengakibatkan kesalahan
pelaksanaan maka akan menjadi tanggung jawab kontraktor.

10.2. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ketentuan peil-peil dan
ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Perencanaan, Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis.

10.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu mengukur kembali ketetapan peil-peil yang
tercantum dalam gambar dan syarat-syarat teknis.

10.4. Ketepatan dalam ukuran peil mutlak diperhatikan dan jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh
kontraktor dan tidak dapat ditolelir maka Direksi berhak memerintahkan untuk melakukan pembongkaran
dan akibat dari hal tersebut tetap menjadi tanggung jawab kontraktor.

PASAL 11
PAPAN NAMA KEGIATAN

11.1. Kontraktor diwajibkan membuat Papan Nama Kegiatan di lokasi kegiatan dan ditempatkan pada tempat
yang mudah dilihat untuk umum.

11.2. Bahan, bentuk, isi, dan ukuran serta penempatan papan nama kegiatan mendapat persetujuan Direksi /
Pengawas Lapangan.

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 6


11.3. Pembuatan ijin Mendirikan Bangunan menjadi tanggung jawab kontraktor.

11.4. Pembuatan Papan Nama Kegiatan termasuk dalam item PEKERJAAN PENDAHULUAN pada Bill of
Quantity dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor .

PASAL 12
PEKERJAAN TANAH

12.1. Galian tanah harus disesuaikan dengan ukuran pondasi pasangan batu atau sesuai dengan Gambar
Kerja.
12.2. Urugan tanah dan urugan tanah kembali untuk meratakan tanah sampai top elevasi rencana.
12.3. Tanah galian harus dibuang keluar sehingga tidak mengganggu kedudukan bouwplank.
12.4. Bila dalam galian pondasi terdapat Lumpur akibat hujan atau terdapat akar/kayu, maka terlebih dahulu
harus dibersihkan sebelum pasangan batu.
12.5. Apabila terdapat pengurugan maka tanah urug haruslah tanah pilihan atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
12.6. Pada pekerjaan urugan tanah dipadatkan, pengurugan dilakukan lapis per lapis dan setiap lapisan
dilakukan pemadatan dengan menggunakan stamper atau alat pemadatan lain.

PASAL 13
PEKERJAAN PONDASI

13.1. Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana.
Pekerjaan dapat dilakukan secara manual.
13.2. Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir setebal minimal 3 cm
sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.
13.3. Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan yang pertama dan pada
sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
13.4. Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka batu yang tampak atau
berada paling luar dipasang sejajar dengan muka dinding batu yang terpasang.
13.5. Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama beberapa saat agar air dapat
meresap
13.6. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen dan pasir sesuai dengan
komposisi campuran yang ditentukan. Bahan adukan atau mortar dapat disiapkan menggunakan alat
concrete mixer atau secara manual. Komposisi adukan 1 : 4

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 7


13.7. Setiap 2 meter dari panjang pasangan batu dibuat lubang sulingan. Kecuali ditentukan lain oleh gambar
atau direksi pekerjaan. Lubang sulingan dapat dibuat dengan memasang pipa pvc yang berdiameter 50
mm.
13.8. Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan
tetapi tidak menutup permukaan batu

PASAL 14
PEKERJAAN PASANGAN DAN DINDING

Untuk pekerjaan pasangan dan dinding meliputi :


1. Plesteran
2. Acian

14.1 PLESTERAN .
Untuk pekerjaan plesteran ,digunakan campuran 1 PC : 4 Psr , dan pasir yang dunakan adalah
pasir lokal yang baik, yang tidak mengandung lumpur maupun tanah.

14.2 ACIAN .
Pekerjaan acian dilakukan dengan campuran PC dan air, dan tidak dianjurkan menggunakan
bahan tambahan seperti kapur.

PASAL 15
PEKERJAAN PEMANCANGAN

15.1. Runcingkan bagian ujung bawah cerucuk kayu 8 x 8 cm – 2 m agar mudah rnenembus ke
dalam tanah.
15.2. Pasang Sunduk dan menyiapkan kalang ulin 5 x 10 cm
15.3. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu dengan alat pancang
15.4. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
15.5. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalam tanah agar dapat dipukul dengan
stabil dan tetap tegak lurus.
15.6. Pukul tiang dengan palu pemukul pada ujung atas cerucuk yang sudah diberi topi sampai
kedalaman rencana.

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 8


PASAL 16
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

16.1 LANTAI KERJA .


Pekerjaan lantai kerja ini menggunakan beton tak bertulang dengan mutu beton K- 175 dengan
ketebalan pekerjaan 7 cm dengan urugan pasir bawah lantai 10 cm.

16.2 KERAMIK LANTAI .


Pekerjaan lantai yang dimaksud adalah lantai ruang Pengajian.
Granit yang dipergunakan berukuran 60 cm x 60 cm , dengan corak yang akan ditentukan
kemudian setelah mendapat persetujuan PPTK dan Direksi Teknik.

PASAL 17
PEKERJAAN ATAP

17.1 RANGKA ATAP.

Pekerjaan kolom kanopi, konstruksi rangka gording dan rangka kuda-kuda atap yang
dipergunakan ini menggunakan konstruksi rangka hollow sesuai dengan gambar perencanaan.

17.2 ATAP.
Penutup atau atap disyaratkan menggunakan atap spandek.

PASAL 24
PENUTUP
18.1. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat –Syarat ( RKS ) untuk uraian bahan – bahan,
pekerjaan tidak disebutkan dan dilaksanakan oleh kontraktor, maka hal ini dianggap seperti
disebutkan.

18.2. Hal – Hal yang tidak / belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi / Pemberi Kerja, bila dianggap perlu dapat diadakan perbaikan dalam peraturan
ini.

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT 9

Anda mungkin juga menyukai