Anda di halaman 1dari 20

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS (RKS)

Pembangunan toilet ruang Bidang Anggaran UK 3 x 1,3 M


Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sigi
Tahun Anggaran 2022

I. PEDOMAN UMUM.
Dokumen ini disusun dengan tujuan menjadi acuan/pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan toilet ruang Bidang Anggaran UK 3 x
1,3 M, agar sesuai dengan Perencanaan. Pekerjaan ini dilakukan dengan
Mekanisme Kontraktual yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh
penyedia Jasa (Pelaksana/Kontraktor) yang berkewajiban mengikuti
ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku dalam dokumen Rencana Kerja
Dan Syarat-Syarat Teknis yang selanjutnya disebut dengan RKS
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksudkan pada RKS Pembangunan toilet ruang
Bidang Anggaran, yang meliputi :
Pekerjaan yang dimaksudkan pada RKS meliputi :
1. Termasuk didalamnya pekerjaan persiapan, pekerjaan struktural
pada konstruksi, pekerjaan arsitektural.
2. Pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagaimana yang dimaksud atau
dicantumkan pada gambar perencanaan maupun yang tertuang
dalam syarat-syarat teknis pada dokumen ini.

B. Tata Cara Pengelolaan Pekerjaan


Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan memiliki kewajiban
mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Segera melakukan persiapan mobilisasi bahan, tenaga dan alat
bantu yang akan digunakan selama pekerjaan berlangsung
2. Segera memulai aktivitas pekerjaan dilapangan Sesuai dengan
waktu yang di tentukan dalam kontrak
3. Penyedia jasa wajib menjamin keamanan alat, bahan dan tenaga
kerja selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
4. Penyedia jasa wajib menjamin kelancaran mobilisasi alat dan bahan
ke lokasi pekerjaan (work site).

C. Tata Cara Penggunaan Gambar Perencanaan Dan Spesifikasi


Teknis.
1. Pelaksana diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan
spesifikasi teknis mengenai pekerjaan ini.
2. Bila ternyata ditemukan perbedaan antara gambar dan Spesifikasi
Teknis, atau antara gambar satu dengan gambar lainnya maka
urutan yang berlaku adalah :
a. Daftar Kuantitas (BOQ).
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin
menimbulkan kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Pelaksana
wajib berkoordinasi terlebih dahulu kepada Perencana dan
Pengawas untuk mendapatkan ketegasan.
4. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan diketahui bahwa tata cara
pelaksanaan baik dalam hal mutu bahan yang disyaratkan
(digunakan), metode kerja yang dilaksanakan maupun ketentuan
lain yang berlaku dibawah standar yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis ini maka tata cara pelaksanaan yang digunakan
wajib mengacu kembali pada ketentuan Spesifikasi Teknis.
5. Gambar Perencanaan berupa Denah, tampak-tampak dan
potongan-potongan telah dituangkan dalam gambar-gambar
rencana arsitektur dan struktur, dan dijelaskan pula dalam gambar
detail lengkap dengan ukuran-ukurannya.
6. Apabila terdapat ketidakjelasan dalam ukuran pada gambar, maka
Pelaksana wajib meminta penjelasan dan petunjuk kepada
Pengawas sebelum pekerjaan dilaksanakan.

D. Tata Cara Pengadaan Bahan Bangunan


1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam lokasi pekerjaan
hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
maupun gambar.
2. Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus
memenuhi syarat atau menurut petunjuk Perencana/Pengawas.
3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas
dan kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam Spesifikasi
Teknis maupun gambar.
4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran,
sebelum diganti, pelaksana harus berkoordinasi dengan dengan
Pengawas terlebih dahulu dan penggantian hanya bisa dilakukan
setelah ada persetujuan secara tertulis.
5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran
dengan bahan bangunan lain harus setara/setingkat kualitasnya.
6. Bahan bangunan yang dinyatakan tidak memenuhi ketentuan oleh
Perencana/Pengawas karena cacat atau tidak sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan harus segera dipindahkan dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu
2 x 24 jam.

E. Tata Cara Penggunaan Peraturan Dan Ketentuan Teknis lainnya.


1. Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan-
pelaksanaan pekerjaan termasuk seluruh bangunan-bangunan dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya serta merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan.
2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan
teknis ini berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam
pekerjaan ini, disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-
keterangan tambahan dan persetujuan-persetujuan tertulis dari
Perencana/Pengawas.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
dibawah ini, termasuk semua perubahan dan tambahannya :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung;
b. Peraturan presiden republik indonesia Nomor 73 tahun 2011
Tentang Pembangunan bangunan gedung negara;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor : 441/
KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
e. SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara
Pelaksanaan mendirikan Bangunan Gedung;
f. Persyaratan Air untuk campuran beton (SNI 03-6861.1-2002);
g. PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);
h. PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia);
i. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1 984;
j. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10;
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08;
l. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-
2407-1991;
m. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI
03-2410-1991;
II. SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembersihan lokasi pekerjaan (Work Site).
b. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan.
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum / bak
penampung air/atau bahan lainnya yang dapat menjamin agar
kualitas air tetap terjaga.
b. Untuk lalat-alat kerja berupa kotak adukan dan kotak takaran
digunakan bahan kayu setempat, sedangkan gerobak dorong
dapat menggunakan Artco atau yang setara.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pembersihan lokasi dan pembongkaran .
b. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari
sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum
yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan
dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air
harus memenuhi syarat yang tercantum dalam Persyaratan Air
untuk campuran beton (SNI 03-6861.1-2002)

B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Pekerjaan pembongkaran dinding
2. Pekerjaan pembongkaran plafond
3. Pekerjaan pembongkaran rabat beton
4. Pekerjaan pembongkaran lantai
5. Pekerjaan pengangkutan material bangunan lama

C. PEKERJAAN TANAH / URUGAN


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini
sudah harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan
seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan
lain sebagainya, yaitu:
a. Galian tanah untuk pekerjaan pondasi
b. Timbunan kembali galian tanah pondasi
c. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran
termasuk pemadatannya.
d. Pekerjaan cut dan fill (bila ada)
2. Persyaratan Bahan.
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas
galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah
atau pasir kualitas baik.
3. Tata Cara Pelaksanaan.
a. Galian pondasi
1) Dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan
sumbu/as ke sumbu/as selesai diperiksa dan disetujui
Perencana/Pengawas. Bentuk galian dilaksanakan sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila di
tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel
listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Pelaksana secepatnya memberitahukan kepada
Perencana/Pengawas atau kepada instansi yang berwenang
untuk mendapat petunjuk seperlunya. Pelaksana
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
2) Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda
purbakala, maka Pelaksana wajib melaporkannya kepada
Pemerintah.
3) Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran
dalam gambar pelaksanaan dan kedalamannya sampai
tanah asli/keras. Apabila diperlukan untuk mencapai daya
dukung yang baik, maka diperlukan penyelidikan tanah.
4) Dasar dari semua galian harus rata, bilamana pada dasar
setiap galian masih terdapat akar-akar atau bagian-bagian
gembur, maka ini harus digali keluar sedangkan lubang
lubang tadi diisi kembali dengan tanah yang baik, pasir,
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar yang rata (waterpass).
b. Pengurugan
1) Pengurugan dengan tanah timbunan di bawah lantai
dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm,
ditumbuk hingga padat. Lapisan- urugan maksimal 10 cm,
dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap
lapis. Tanah urugan yang dipakai yaitu tanah yang baik,
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar-akar, bahan-bahan
organik/unorganik, serta barang-barang bekas/sampah.
2) Dibawah lantai diurug dengan pasir dan dipadatkan.
Pemadatan dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan
Perencana/Pengawas atas kesempurnaan pengurugan dan
pemadatan.
3) Dibawah pondasi, diurug dengan pasir setebal 5 cm dan
dipadatkan.

D. PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus
dibuat untuk :
a. Sloof
b. Kolom
c. Ring balok,

2. Persyaratan Bahan
a. Semen
1) Menggunakan Portland Cement jenis I dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portlandia yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
2) Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran.
3) Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar
dari tempat yang lembab agar semen tidak mengeras.
Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 15 lapis. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya, mempunyai
kadar air yang merata dan stabil serta memenuhi komposisi
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI-1971.
c. Kerikil
1) Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik,
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang
disyaratkan dalam PBI 1971.
2) Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung
bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti
minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam, silt (lanau). Tidak
diperkenankan menggunakan air dari, sumber air yang
berlumpur, ataupun air laut.

e. Besi Beton
1) Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400kg/cm2).
2) Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya.
3) Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).
4) Jika Pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penyesuaian dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :
 Harus ada persetujuan Perencana/Pengawas
 Jumlah luas tulangan penyesuaian harus sama dengan
jumlah luas tulangan seperti pada gambar. Biaya
tambahan yang diakibatkan oleh penyesuaian diameter
besi menjadi tanggungjawab P2USB.
5) Besi beton harus dipasang sebagaimana pada gambar
rencana atau seperti yang diinstruksikan
Perencana/Pengawas. Pengukuran pada pemasangan besi
tulangan harus dilakukan terhadap as dari besi tulangan.
Besi tulangan yang terpasang harus sesuai ukuran, bentuk,
panjang, posisi, dan banyaknya, dan akan diperiksa setelah
kondisi terpasang.
6) Besi tulangan tidak boleh dibengkokkan dengan cara yang
dapat menyebabkan kerusakan pada besi beton. Besi
tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau dibengkok
dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan dipakai.
7) Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai
rencana, dan harus dijaga agar jarak antara tulangan
dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut beton
(beton deking/beton tahu) minimal 2.50 cm sebagaimana
pada gambar rencana. Dalam segala hal tebal selimut beton
tidak boleh diambil kurang dari 2.50 cm.
8) Khususnya untuk sambungan pada elemen struktur, harus
ada overlap pembesian sepanjang 40D (40x diameter besi),
atau seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
9) Prinsip penulangan mengacu pada gambar kerja, dan sesuai
seperti yang diatur dalam PBI atau SNI.
f. Pekerjaan Bekisting
1) Bahan yang digunakan untuk bekisting harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran
dan batas-batas yang sesuai gambar rencana dan uraian
pekerjaan.
2) Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak
berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak bocor
permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar
mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
3) Ujung tiang-tiang yang menempel bekisting harus dipasang
papan/kayu, agar mudah dipindahkan.. Tiang-tiang tidak
boleh disambung lebih dari satu, tiang-tiang dari dolken /
kaso 5/7 cm,
4) Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi
syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971.yaitu
kurang lebih 21 hari.
g. Mutu Beton
Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran /
perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr sehingga mempunyai kekuatan
tekan setara dengan mutu beton K 175 dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971.
h. Dimensi Beton
1) Sloof utama 20/25 cm, sloof selasar 15/20 cm
2) Kolom induk 20/25 cm, kolom selasar 15/15, kolom praktis
12/15
3) Ring balok 15/20 cm, balok latai/lintel 12/20cm, balok
konsol 15/20, balok sopi-sopi 12/15cm.
Dimensi dilaksanakan sesuai gambar kerja. Untuk
mendapatkan dimensi balok yang disyaratkan, harus dicor
secara penuh, tidak boleh ditambah/ditambal dengan material
lain seperti plester atau grouting.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat
ini, maka sebagai pedoman dipakai acuan seperti disebutkan
pada pasal 2: Peraturan teknis bangunan yang digunakan.
b. Pelaksana wajib melaporkan kepada Pengawas apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar dengan Rencana
Anggaran Biaya, dan dibuat berita acara.
c. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Perencana/Pengawas, yaitu:
1) Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
2) Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
d. Pengecoran
1) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Perencana/Pengawas. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penuangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut
dipindahkan pada saat beton dicor.
2) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
memadatkan menggunakan alat penggetar atau ditusuk-
tusuk secara manual untuk menjamin beton cukup padat
dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti
keropos dan sarang-sarang koral/split yang memperlemah
konstruksi.
3) Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Pengawas. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat
kasar disiram dengan air semen. Pada pengecoran kolom,
adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
4) Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau
keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam
Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus
digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan
yang tidak teratur, pecah, retak, ada gelembung udara,
keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak
sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus
dibongkar dan diganti sesuai dengan yang disyaratkan dan
disetujui oleh Perencana/Pengawas. Resiko dari biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Pelaksana
e. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban selama paling sedikit 14 (empat belas) hari dan
kerusakan lainnya. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
1) Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah
sebagai penutup beton.
2) Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda
keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
3) Beton harus dijaga dari kemungkinan cacat yang
diakibatkan dari pekerjaan lain.
4) Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain
yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya. Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko Pelaksana.
f. Faktor air semen
Faktor Air Semen merupakan perbandingan campuran antara
air dan semen. Untuk mengendalikan kualitas beton maka
faktor air semen dalam campuran (mortar) harus dikendalikan.

E. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan Dinding
Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam ketentuan beton bertulang.
2. Tata Cara Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
1) Permukaan dibersihkan dari semua kotoran
2) Permukaan yang akan diplester dibasahi dengan air
b. Adukan plesteran pasangan plesteran dipergunakan campuran
1 PC: 4 PS
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya yaitu 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang
rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakan secara
horisontal dan vertikal.
d. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya
selama seminggu sejak pekerjaan plesteran selesai
e. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik
selesai dipasang.
f. Pekerjaan selanjutnya berupa acian semen (PC) pada
permukaan plesteran.

F. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafon, penutup plafon
beserta aksesorisnya serta penempatan lubang- lubang untuk titik
lampu yang diperlukan.

1. Prosedur Umum
a. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan
harus diserahkan terlebih dahulu kepada Direksi/Konsultan Pengawas
untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.

b. Gambar Detail Pelaksanaan.

- Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


seabelum pekerjaan dimulai, untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan
mengenai jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran,
jumlah bahan, cara penyambungan, cara febrikasi, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

c. Pengiriman dan Penyimpanan.

- Papan multiplek dan aksesoris harus didatangkan ke lokasi


sesaat sebelum pemasangan untuk mengurangi resiko
kerusakan.
- Papan multiplek harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas
penumpu yang ditempatkan pada setiap jarak 450 mm, dengan
penumpu bagian ujung berjarak tidak lebih dari 150 mm
terhadap ujung tumpukan.
- Papan multiplek dan aksesori harus disimpan ditempat
terlindung, lepas dari muka tanah, diatas permukaan yang rata
dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.

d. Ketidaksesuaian.

- Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada


terhadap kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari
segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
- Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata
menyimpang atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan
ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai.
- Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung
jawabKontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

2. Syarat- Syarat Bahan


a. Semua rangka plafon menggunakan hollow besi galvanis uk 4/4 cm
dan 2/4 cm dimenie besi.
b. Untuk penutup plafon, menggunakan papan multiplek 6 mm.
c. List plafond ruangan menggunakan profil tinggi 7 cm finishing
cat.
d. Bahan seal tape harus menggunakan bahan yang khusus untuk itu
atau jenis yang telah mendapat rekomendasi dari pabrik.
e. Dempul penghalus sambungan harus menggunakan bahan yang
khusus seperti dempul atau yang setara.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
- Dalam pemasangan plafond Kontraktor telah mempertimbangkan
hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan lain yang bergabung
dalam kegiatan ini (misalnya; elektrikal, mekanikal, Plumbing
dan lain sebagainya).
- Sebelum memulai pemasangan plafond, Kontraktor harus
memeriksa rangka plafond agar benar-benar sesuai dengan
ketinggian yang dikehendaki dan ukuran-ukuran sesuai dengan
gambar.
- Semua bagian-bagian rangka plafond harus menyambung
dengan seksama dan secara keseluruhan membentuk
struktur yang kokoh. Adapun jarak rangka plafon adalah 60 cm
x 60 cm.
- Hasil pemasangan harus merupakan bidang yang rata, tidak
melengkung dan tidak bergerak/ bergoyang.
- Rangka plafond harus dipasang secara sempurna, lurus dan rata
sesuai dengan petunjuk pabriknya.
- Lembaran multiplek dipasang pada rangka plafond dengan kuat,
baik dan rata.
- Sambungan antara panel-panel multiplek ditutup dengan
sealtape yang khusus untuk pekerjaan tersebut dan kemudian
didempul hingga halus, demikian pula lubang-lubang bekas baut
ditutup dengan dempul hingga halus dan rata, lalu diamplas
sehingga tidak terlihat sambuangan diantara sudut – sudut
multiplek, setelah itu dilakukan pengecatan plafon tersebut.
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang
berpengalaman dan harus dilaksanakan sesuai pekerjaan
pabriknya.

G. PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai Ruang Kelas,
Selasar sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Pekerjaan lantai
berupa beton tumbuk dan Acian Lantai
2. Persyaratan Bahan
Bahan Yang digunakan
a. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
b. Semen portland
c. Pasir dan air
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, pengawas harus memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai
dimulai.
b. Dasar lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 5 cm dan dipadatkan
c. Adukan
1) Adukan untuk spesi lantai menggunakan campuran1 Pc : 4
Pc. Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul
padat/penuh agar tidak terdapat rongga-rongga dibawah
lantai .
2) Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, lantai harus
dilindungi dari lalu lintas orang dan barang.
H. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Lingkup Pekerjaan

- Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga,


bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
- Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen pintu, kusen jendela
dan kusen bouvenlight yang dinyatakan dalam gambar
menggunakan bahan alumunium.

Langkah Pelaksanaan

- Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan


harus diserahkan terlebih dahulu kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk disetujui sebelum digunakan di lokasi proyek.
- Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan
meneliti gambar- gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil
lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan
dan profil aluminum yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain).
- Prioritas proses harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Perencana atau Direksi, meliputi gambar denah, lokasi, merk,
kwalitas, bentuk dan ukuran.
- Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan
- Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen
aluminium beserta kaca harus dilaksanakan oleh kontraktor
alumunium yang ahli dalam bidangnya.
- Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan
kusen alumunium harus dilakukan di pabrik secara masimal dan
dilapangan tinggal pasang.
- Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti
dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok. Angkur-angkur
untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate
setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
- Pemasangan engsel pada kusen alumunium harus diberi
tambahan klos-klos kayu di bagian dalam profil kusen alumunium
sebagai perkuatan.
I. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun
pintu dan jendela, sedangkan pada jendela dipasang grendel,
tarikan jendela (handle) dan hak angin.
2. Persyaratan Bahan
a. Engsel pintu memakai engsel kupu-kupu, berkualitas baik,
dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah ukuran 4 inchi
untuk setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama, jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban dan berat daun pintu, setiap
engsel memikul beban maximum 20 kg. Untuk engsel daun
jendela masing-masing dipasang 2 (dua) buah dengan ukuran 3
inchi
b. Kunci pintu menggunakan lever handel, sloot tanam 2 slaag
(dua kali putar) dengan kualitas baik.
c. Grendel, dan hak angin berkualitas baik.
d. Pada daun jendela digunakan handel tarik berkualitas baik.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag, yang
berkualitas baik.
Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan tepi
bawah, sedang untuk engsel ke 3 (tiga) dipasang ditengah.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu yang
dipasang lengkap, tidak dibenarkan memasang engsel ke pintu
dan kusen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus
dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh
batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang
b. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka
daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai
gambar.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, P2USB wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan Perencana/Pengawas
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Perencana/Pengawas berhak
meminta bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang
disyaratkan atas biaya Pelaksana
Grendel dan hak angin dipasang dua buah untuk setiap daun
jendela. Pemasangan grendel dan hak angin tersebut harus rapi
dan dapat bekerja dengan baik dan pemasangannya
menggunakan sekrup.
J. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ke tembok,
sambungan-sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan
lain-lain.
b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun
pintu panel dan ventilasi kayu, listplank, serta dinding papan
yang dapat dibuka.
c. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Meni kayu dan besi yang berkualitas baik.
b. Cat kayu yang berkualitas baik.
c. Cat tembok yang berkualitas baik.
d. Plamur kayu dan dinding berkualitas baik
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pekerjaan pengecatan finishing dilaksanakan setelah
pemasangan plafond.
b. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali.
c. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang
digunakan.
1) 1 (satu) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.
2) 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
3) Penghalusan dengan amplas
4) Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
d. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai
berikut:
1) Penggosokan dinding dengan kertas amplas sampai rata,
dan dipastikan dinding sudah benar-benar kering dan tidak
lembab
2) Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan
dilap dengan kain kering yang bersih.
3) Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal
2 (dua) kali.
4) Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata
sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda
mengelupas.
e. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
1) Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
2) Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan
bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
3) Warna yang digunakan disesuaikan pada gambar.

K. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR


1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah
pemasangan dan pengerjaan alat-alat sanitair di ruang KM/WC dan
ruang-ruang yang menggunakan alat-alat sanitair, sesuai dengan
gambar rencana..
2. Persyaratan Bahan
a. Semua bahan harus memenuhi ukuran, standar dan mudah
didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain dan harus
disetujui oleh Perencana/Pengawas.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap, sesuai dengan yang
telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang
dipilih.
c. Alat sanitair dari bahan keramik menggunakan bahan baru
(bukan rekondisi) dengan permukaan licin/mengkilat dan halus.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus diperiksa oleh
Perencana/Pengawas dan sesuai dengan persyaratan/ketentuan
pabrik, agar terhindar dari kesalahan pemakaian.
b. Sebelum pemasangan dimulai, kepala pelaksana, kepala
tukang atas bimbingan Pengawas harus meneliti gambar-
gambar yang ada sesuai dengan kondisi dilapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
c. Apabila ada perbedaan antara ketentuan satu dengan lainnya,
termasuk spesifikasi dan sebagainya, maka harus segera
melaporkannya kepada Perencana/Pengawas.
d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan
pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan
dan fungsinya.
e. Pekerjaan Wastafel.
1) Wastafel yang digunakan adalah wastafel elips/meja produk
standar kualitas baik termasuk accessoriesnya ( pipa
pembuangan ) seperti tercantum dalam brosur. Tipe yang
dipakai adalah sesuai dengan yang ada dalam Dokumen
pelaksanan. Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan
kesepakatan di lapangan.
2) Wastafel dan kelengkapan/aksesories yang dipasang adalah
yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada cacat.
3) Ketinggian pemasangan adalah 77 cm dari muka lantai dan
konstruksi harus disesuaikan dengan gambar serta
pentunjuk dan prosedur dalam brosur. Pemasangan harus
baik, rapi tegak lurus, tidak bocor. Setelah selesai dipasang
dibersihkan dari semua kotoran .
f. Pekerjaan Kloset.
1) Kloset jongkok berikut kelengkapan yang digunakan adalah
produk standar kualitas baik. termasuk accessoriesnya
seperti tercantum dalam brosur. Tipe yang dipakai adalah
sesuai dengan dokumen pelaksanaan pembangunan. Warna
akan ditentukan kemudian berdasarkan kesepakatan di
lapangan.
2) Kloset beserta kelengkapan yang dipasang adalah yang telah
diseleksi oleh Pelaksana bersama dengan Pengawas dan
dinyatakan baik, tidak cacat .
3) Kloset harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian
sesuai gambar, dan jangan sampai terjadi bocor apabila
kloset disiram dengan air.
4) Khusus untuk kloset duduk yang dipergunakan untuk orang
berkebutuhan khusus, harus dipasang rata dengan lantai
dan dilengkapi dengan grab bar/ pegangan. Adapun jenis
closet duduk yang di persyaratkan adalah yang dilengkapi
dengan tangki pembilas dan jet washer.
g. Perlengkapan Toilet/Sanitair.
1) Pada toilet dimana ditunjukan dalam gambar, dipasang
perlengkapan kran dinding dengan kualitas baik.
2) Perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada
cacat,. Letak dan cara pemasangan disesuaikan dengan
gambar dan mengikuti petunjuk serta prosedur pemasangan
seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.
3) Semua kran yang dipakai, adalah produk standar berbahan
dasar kuningan / besi berkualitas baik. Ukuran disesuaikan
dengan keperluan masing-masing. Kran-kran yang dipasang
di halaman harus mempunyai ulir, sedang kran yang
digunakan di ruang laboratorium (pada zink) menggunakan
kran leher angsa. Kran untuk fasilitas penyandang
disabilitas menggunakan jenis yang menggunakan tuas.
4) Floor drain dan clean out yang digunakan adalah produk
standar kualitas baik, metal vercroom dengan siphon dan
penutup berengsel untuk floor drain, dop vercroom dengan
draad untuk clean out.
5) Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar. Pada
tempat-tempat yang akan dipasangan floor drain, penutup
lantai harus dilubangi dengan rapih, mengunakan pahat
kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut. Level lantai harus mempunyai kemiringan agar air
bisa mengalir langsung kearah floor drain.

L. PEKERJAAN AKHIR
Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Pelaksana diwajibkan
membongkar membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-
kotoran bekas yang ada dalam loksi bangunan, sehingga pada saat
serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan
rapi

KONSULTAN PERORANGAN

M I T R O, ST

Anda mungkin juga menyukai