I. PEDOMAN UMUM.
Dokumen ini disusun dengan tujuan menjadi acuan/pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan toilet ruang Bidang Anggaran UK 3 x
1,3 M, agar sesuai dengan Perencanaan. Pekerjaan ini dilakukan dengan
Mekanisme Kontraktual yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh
penyedia Jasa (Pelaksana/Kontraktor) yang berkewajiban mengikuti
ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku dalam dokumen Rencana Kerja
Dan Syarat-Syarat Teknis yang selanjutnya disebut dengan RKS
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksudkan pada RKS Pembangunan toilet ruang
Bidang Anggaran, yang meliputi :
Pekerjaan yang dimaksudkan pada RKS meliputi :
1. Termasuk didalamnya pekerjaan persiapan, pekerjaan struktural
pada konstruksi, pekerjaan arsitektural.
2. Pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagaimana yang dimaksud atau
dicantumkan pada gambar perencanaan maupun yang tertuang
dalam syarat-syarat teknis pada dokumen ini.
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembersihan lokasi pekerjaan (Work Site).
b. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan.
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum / bak
penampung air/atau bahan lainnya yang dapat menjamin agar
kualitas air tetap terjaga.
b. Untuk lalat-alat kerja berupa kotak adukan dan kotak takaran
digunakan bahan kayu setempat, sedangkan gerobak dorong
dapat menggunakan Artco atau yang setara.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pembersihan lokasi dan pembongkaran .
b. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari
sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum
yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan
dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air
harus memenuhi syarat yang tercantum dalam Persyaratan Air
untuk campuran beton (SNI 03-6861.1-2002)
B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Pekerjaan pembongkaran dinding
2. Pekerjaan pembongkaran plafond
3. Pekerjaan pembongkaran rabat beton
4. Pekerjaan pembongkaran lantai
5. Pekerjaan pengangkutan material bangunan lama
D. PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus
dibuat untuk :
a. Sloof
b. Kolom
c. Ring balok,
2. Persyaratan Bahan
a. Semen
1) Menggunakan Portland Cement jenis I dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portlandia yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
2) Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran.
3) Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar
dari tempat yang lembab agar semen tidak mengeras.
Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 15 lapis. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya, mempunyai
kadar air yang merata dan stabil serta memenuhi komposisi
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI-1971.
c. Kerikil
1) Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik,
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang
disyaratkan dalam PBI 1971.
2) Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung
bahan-bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperti
minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam, silt (lanau). Tidak
diperkenankan menggunakan air dari, sumber air yang
berlumpur, ataupun air laut.
e. Besi Beton
1) Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400kg/cm2).
2) Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya.
3) Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).
4) Jika Pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penyesuaian dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :
Harus ada persetujuan Perencana/Pengawas
Jumlah luas tulangan penyesuaian harus sama dengan
jumlah luas tulangan seperti pada gambar. Biaya
tambahan yang diakibatkan oleh penyesuaian diameter
besi menjadi tanggungjawab P2USB.
5) Besi beton harus dipasang sebagaimana pada gambar
rencana atau seperti yang diinstruksikan
Perencana/Pengawas. Pengukuran pada pemasangan besi
tulangan harus dilakukan terhadap as dari besi tulangan.
Besi tulangan yang terpasang harus sesuai ukuran, bentuk,
panjang, posisi, dan banyaknya, dan akan diperiksa setelah
kondisi terpasang.
6) Besi tulangan tidak boleh dibengkokkan dengan cara yang
dapat menyebabkan kerusakan pada besi beton. Besi
tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau dibengkok
dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan dipakai.
7) Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai
rencana, dan harus dijaga agar jarak antara tulangan
dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut beton
(beton deking/beton tahu) minimal 2.50 cm sebagaimana
pada gambar rencana. Dalam segala hal tebal selimut beton
tidak boleh diambil kurang dari 2.50 cm.
8) Khususnya untuk sambungan pada elemen struktur, harus
ada overlap pembesian sepanjang 40D (40x diameter besi),
atau seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
9) Prinsip penulangan mengacu pada gambar kerja, dan sesuai
seperti yang diatur dalam PBI atau SNI.
f. Pekerjaan Bekisting
1) Bahan yang digunakan untuk bekisting harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran
dan batas-batas yang sesuai gambar rencana dan uraian
pekerjaan.
2) Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak
berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak bocor
permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar
mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
3) Ujung tiang-tiang yang menempel bekisting harus dipasang
papan/kayu, agar mudah dipindahkan.. Tiang-tiang tidak
boleh disambung lebih dari satu, tiang-tiang dari dolken /
kaso 5/7 cm,
4) Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi
syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971.yaitu
kurang lebih 21 hari.
g. Mutu Beton
Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran /
perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr sehingga mempunyai kekuatan
tekan setara dengan mutu beton K 175 dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971.
h. Dimensi Beton
1) Sloof utama 20/25 cm, sloof selasar 15/20 cm
2) Kolom induk 20/25 cm, kolom selasar 15/15, kolom praktis
12/15
3) Ring balok 15/20 cm, balok latai/lintel 12/20cm, balok
konsol 15/20, balok sopi-sopi 12/15cm.
Dimensi dilaksanakan sesuai gambar kerja. Untuk
mendapatkan dimensi balok yang disyaratkan, harus dicor
secara penuh, tidak boleh ditambah/ditambal dengan material
lain seperti plester atau grouting.
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat
ini, maka sebagai pedoman dipakai acuan seperti disebutkan
pada pasal 2: Peraturan teknis bangunan yang digunakan.
b. Pelaksana wajib melaporkan kepada Pengawas apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar dengan Rencana
Anggaran Biaya, dan dibuat berita acara.
c. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Perencana/Pengawas, yaitu:
1) Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
2) Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
d. Pengecoran
1) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Perencana/Pengawas. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penuangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut
dipindahkan pada saat beton dicor.
2) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
memadatkan menggunakan alat penggetar atau ditusuk-
tusuk secara manual untuk menjamin beton cukup padat
dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti
keropos dan sarang-sarang koral/split yang memperlemah
konstruksi.
3) Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Pengawas. Untuk
melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat
kasar disiram dengan air semen. Pada pengecoran kolom,
adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
4) Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau
keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam
Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus
digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan
yang tidak teratur, pecah, retak, ada gelembung udara,
keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak
sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus
dibongkar dan diganti sesuai dengan yang disyaratkan dan
disetujui oleh Perencana/Pengawas. Resiko dari biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Pelaksana
e. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban selama paling sedikit 14 (empat belas) hari dan
kerusakan lainnya. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
1) Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah
sebagai penutup beton.
2) Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda
keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
3) Beton harus dijaga dari kemungkinan cacat yang
diakibatkan dari pekerjaan lain.
4) Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain
yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya. Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko Pelaksana.
f. Faktor air semen
Faktor Air Semen merupakan perbandingan campuran antara
air dan semen. Untuk mengendalikan kualitas beton maka
faktor air semen dalam campuran (mortar) harus dikendalikan.
F. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafon, penutup plafon
beserta aksesorisnya serta penempatan lubang- lubang untuk titik
lampu yang diperlukan.
1. Prosedur Umum
a. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan
harus diserahkan terlebih dahulu kepada Direksi/Konsultan Pengawas
untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
d. Ketidaksesuaian.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
- Dalam pemasangan plafond Kontraktor telah mempertimbangkan
hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan lain yang bergabung
dalam kegiatan ini (misalnya; elektrikal, mekanikal, Plumbing
dan lain sebagainya).
- Sebelum memulai pemasangan plafond, Kontraktor harus
memeriksa rangka plafond agar benar-benar sesuai dengan
ketinggian yang dikehendaki dan ukuran-ukuran sesuai dengan
gambar.
- Semua bagian-bagian rangka plafond harus menyambung
dengan seksama dan secara keseluruhan membentuk
struktur yang kokoh. Adapun jarak rangka plafon adalah 60 cm
x 60 cm.
- Hasil pemasangan harus merupakan bidang yang rata, tidak
melengkung dan tidak bergerak/ bergoyang.
- Rangka plafond harus dipasang secara sempurna, lurus dan rata
sesuai dengan petunjuk pabriknya.
- Lembaran multiplek dipasang pada rangka plafond dengan kuat,
baik dan rata.
- Sambungan antara panel-panel multiplek ditutup dengan
sealtape yang khusus untuk pekerjaan tersebut dan kemudian
didempul hingga halus, demikian pula lubang-lubang bekas baut
ditutup dengan dempul hingga halus dan rata, lalu diamplas
sehingga tidak terlihat sambuangan diantara sudut – sudut
multiplek, setelah itu dilakukan pengecatan plafon tersebut.
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang
berpengalaman dan harus dilaksanakan sesuai pekerjaan
pabriknya.
G. PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai Ruang Kelas,
Selasar sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Pekerjaan lantai
berupa beton tumbuk dan Acian Lantai
2. Persyaratan Bahan
Bahan Yang digunakan
a. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
b. Semen portland
c. Pasir dan air
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, pengawas harus memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai
dimulai.
b. Dasar lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 5 cm dan dipadatkan
c. Adukan
1) Adukan untuk spesi lantai menggunakan campuran1 Pc : 4
Pc. Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul
padat/penuh agar tidak terdapat rongga-rongga dibawah
lantai .
2) Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, lantai harus
dilindungi dari lalu lintas orang dan barang.
H. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Lingkup Pekerjaan
Langkah Pelaksanaan
L. PEKERJAAN AKHIR
Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Pelaksana diwajibkan
membongkar membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-
kotoran bekas yang ada dalam loksi bangunan, sehingga pada saat
serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan
rapi
KONSULTAN PERORANGAN
M I T R O, ST