KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah Arsitektur Tradisional. Penulis juga berharap agar
isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................4
1.3.1 Tujuan......................................................................................................4
1.3.2 Manfaat...................................................................................................4
BAB 2 ISI ................................................................................................................5
2.1 Gambaran Umum Rumah Adat Gadang.........................................................5
2.2 Pola Peruangan Rumah Adat Gadang.............................................................6
2.3 Bentuk umum Rumah Adat Gadang...............................................................7
2.4 Struktur dan Konstruksi Rumah Adat Gadang................................................8
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumah Gadang memiliki bentuk seperti rumah panggung dan persegi panjang.
Lantainya terbuat 2 dari kayu. Atapnya menonjol dan mencuat ke atas. Biasanya
dicat dengan warna coklat tua. Arsitektur Rumah Gadang yang unik ini menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan yang melihatnya.
4
Rumah Gadang menurut adat dimiliki oleh kaum perempuan yang akan terus
diwariskan oleh seorang ibu kepada anak perempuannya di bawah kewenangan
pemimpin kaum atau suku yang lazim disebut Mamak Kaum. Berdasarkan adat
Minangkabau, setiap Rumah Gadang didiami oleh keluarga besar pihak istri yang
terdiri atas nenek, anak-anak perempuan dan cucu perempuan. Makanya, sistem
kekerabatan suku Minangkabau adalah matrilineal. Artinya mengikuti garis
keturunan ibu.
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Manfaat
5
BAB 2
ISI
Rumah Gadang atau rumah Godang adalah nama untuk rumah adat
tradisional Minangkabau yang banyak dijumpai di provinsi Sumatera
Barat. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat
setempat dengan nama rumah Bagonjong atau Rumah Baanjuang.
Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama mempunyai
ketentuan-ketentuan tersendiri. Contohnya saja seperti jumlah kamar
yang bergantung pada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya.
Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga
induk dari suku atau kelompok tertentu secara turun menurun dan hanya
dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan kelompok tersebut.
Rumah Gadang, di samping sebagai tempat tinggal, juga dapat
berfungsi sebagai tempat musyawarah keluarga, tempat mengadakan
upacara-upacara, pewarisan nilai-nilai adat, dan merupakan representasi
dari budaya matrilineal. Rumah Gadang sangat dimuliakan dan bahkan
dipandang sebagai tempat suci oleh masyarakat Minangkabau. Status
rumah Gadang yang begitu tinggi ini juga melahirkan berbagai macam
tata krama. Setiap orang yang ingin naik ke rumah Gadang harus terlebih
dahulu mencuci kakinya.
Bentuk rumah Gadang sendiri dapat diibaratkan seperti bentuk
kapal. Kecil di bawah dan besar di atas. Bentuk atapnya mempunyai
lengkung ke atas, kurang lebih setengah lingkaran, dan berasal dari
daun Rumbio (nipah). Bentuknya menyerupai tanduk kerbau dengan
6
jumlah lengkung empat atau enam, dengan satu lengkungan ke arah
depan rumah.
7
ada yang Utara-Selatan, namun harus tidak membelakangi Gunung Merapi.
Rumah Gadang ini menggunakan sistem rumah panggung.
8
sembilan. Lanjar lain digunakan sebagai area umum yang disebut labuah
gajah (jalan gajah) yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan acara
seremonial.
9
dengan sasak yang berkisi jarang. Sasak ini menggunakan material anyaman
bambu. Pondasi yang digunakan pada Rumah Gadang memakai umpak batu
kali.
Tiang-tiang pada Rumah Gadang akan langsung bertumpu pada batu
ini. Batu yang dipilih pun batu yang salah satu sisinya memiliki permukaan
datar sehingga dapat ditancapkan ke tanah. Lantai Rumah Gadang
menggunakan papan kayu yang dari tengah ke bagian pinggir semakin lama
semakin naik seperti lantai perahu. Pada bagian bawah papan lantai ini
terdapat balok-balok kayu penahan beban lantai. Dinding Rumah Gadang
juga terbuat dari kayu berupa papan dan tadiah (gedek). Dindingdinding ini
biasanya diukir sesuai dengan selera pemilik Rumah Gadang. Pada beberapa
kasus juga ada yang memakai anyaman bambu sebagai dinding.
Pada bangunan ini tidak ada yang disebut jendela, semua bukaan
disebut pintu. Ada yang disebut pintu di badan rumah dan ada pintu naik ke
rumah. Biasanya letak pintu berada pada bagian tengah muka bangunan dan
samping kiri kanan. Langit-langit memiliki material yang sama. Ratarata
memiliki sistem penopang seperti pada lantai. Sehingga pada bagian atas
langit-langit dibuat loteng sebelum atap.
Ruangan ini biasa dipakai untuk menyimpan benda-benda. Kemudian
baru penutup atap yang digunakan berupa ijuk yang diikatkan ke tali rotan
pada reng-reng bambu. Tiang Rumah Gadang berbentuk dasar bulat yang
biasanya dibuat bersegi-segi. Tiang-tiang ini menggunakan hasil hutan
Minangkabau.
Jenis kayu yang paling sering digunakan adalah jenis Joar yang sudah
berusia 15 tahun. Setiap penempatan tiang ini memiliki nama yang
menunjukkan fungsi ruang tersebut: tapi, temban, tengah, dalam, panjang
simajolelo, dan tiang tuo. Tiang tuo merupakan tiang yang dituakan karena
10
pada tiang tersebut berhubungan seluruh tiang-tiang bangunan Rumah
Gadang.
Untuk mengambil Tiang Tuo ini terdapat prosesi upacara adat yang
dilakukan oleh keluarga yang mau membangun Rumah Gadang sesuai
dengan arahan dari musyawarah yang dilakukan oleh pemuka adat dari suatu
Nagari.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13