Anda di halaman 1dari 94

PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(RKS)

BAGIAN A
PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

1. URAIAN UMUM :
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pembangunan Guest House
Kabupaten Kep Sidu.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut Pelaksana Pekerjaan hendaknya
menyediakan tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang cukup
memadai dengan jenis pekerjaannya. Alat-alat bantu, mesin pompa,
mesin pengaduk beton dan sebagainya, bahan-bahan yang cukup dan
didatangkan ditempat pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan.
3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tertera dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat, Dokumen Gambar dan
detail.

2. SITUASI :
1. Pekerjaan Pembangunan Guest House Kabupaten Kep Sidu.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib meneliti keadaan medan (site) terutama
keadaan tanah, bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
3. Kelalaian atau kekurang telitian Pelaksana Pekerjaan dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan claim.

3. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK :


Permukaan atas lantai 1 FL (0,00) ditentukan + 0,53 meter dari Peil
permukaan Paving Blok / taman/ plaza sekitar bangunan yang telah
diratakan sesuai dengan patok duga yang ada di lapangan.

4. PELAKSANAAN UKURAN-UKURAN POKOK DAN UKURAN-UKURAN


LAINNYA :
1 Ukuran yang penting dari bagian-bagian pekerjaan Pembangunan Guest
House Kabupaten Kep Sidu.
2 Pembangunan Guest House Kabupaten Kep Sidu harus sesuai dengan
yang tertera dalam dokumen gambar.
3 Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang telah ditentukan dalam
syarat-syarat umum kerja serta gambar-gambarnya.

1|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

a. Pelaksana Pekerjaan berkewajiban memberitahukan kepada


Konsultan Pengawas apabila ia akan memulai suatu bagian pekerjaan
dari pekerjaan.
b. Pelaksana Pekerjaan harus mencocokan ukuran-ukuran satu sama
lainnya dan segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas
pada setiap selisih yang didapatkannya dalam syarat-syarat umum,
dokumen gambar dan detailnya.
c. Pelaksana Pekerjaan tidak boleh membetulkan kekeliruan sebelum
merundingkannya dengan Konsultan Pengawas.
4 Pekerjaan pengukuran bangunan, landscape dan sebagainya, harus
dilakukan dengan instruksi dan dengan biaya yang dipikul oleh Pelaksana
Pekerjaan.

2|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN BOUWPLANK


a. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan peralatan, upah tenaga kerja, material
dan pelaksanaan pengukuran dan pematokan. Termasuk dalam
pekerjaan ini pembuatan titik referensi baru (Bench Mark), pematokan,
penentuan titik-titik dan penarikan garis-garis ketinggian sebagai
referensi, ketetapan letak ketinggian dimensi dan alignment dari semua
bagian yang harus dikerjakan sesuai dengan gambar perencanaan dan
spesifikasi teknis ini.

b. SYARAT-SYARAT UMUM
1). Pelaksanaan Pekerjaan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dinyatakan dalam dokumen kontrak atau secara khusus ditentukan
oleh Pemberi Tugas.
2).Pengukuran harus dilakukan dengan Theodolite, Waterpass dan
dilakukan oleh Juru Ukur yang berpengalaman, Hasil Pengukuran
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

c. CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN


1).Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengetahui dan
menentukan titik referensi di lapangan (Bench Mark).
Selanjutnya dilakukan penentuan titik-titik dan perbaikan garis-garis
ketinggian sebagai referensi dan pematokan untuk menentukan letak
pagar, saluran dan elevasi dasar saluran (EDS).
2).Patok referensi, Bench mark baru ditandai dengan cat dan diletakkan
pada tempat tertentu, tidak mudah berubah posisi maupun ketinggian
ujung bagian atas yang berada di atas permukaan tanah,
menunjukkan peil/ elevasi diberi tanda cat, kemudian dibuat patok-
patok pembantu lainnya menurut kepentingan guna menunjukkan
letak saluran dan pagar.
3).Kontraktor bertanggung jawab dan melindungi terhadap patok-patok,
titik-titik dan garis referensi ketinggian terhadap kemungkinan
perubahan letak atau perusakan.
4).Semua pekerjaan pengukuran harus dilakukan oleh tenaga
berpengalaman/ ahli, serta pekerja-pekerja terampil, serta
menggunakan peralatan yang baik untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
5).Semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan pengukuran
harus dilakukan Kontraktor sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum. Apalagi
gangguan sedemikian tak dapat dihindarkan, Kontraktor harus

3|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ( claim) yang


timbul akibat gangguan tersebut.
6).Hasil pengukuran harus segera digambar dan dibuat laporan untuk
disampaikan kepada Konsultan Pengawas, guna mendapat
pemeriksaan dan persetujuan. Berdasarkan laporan tersebut
Konsultan Pengawas mengadakan pemeriksaan dan evaluasi bila
diperlukan untuk diambil sebagai dasar sesuatu keputusan.

PEKERJAAN PAPAN DASAR PELAKSANAAN / BOUWPLANK:


a. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dipasang pada patok kayu semutu
Meranti merah ukuran 5/7 cm, yang tertancap dalam tanah sehingga
tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,5
meter satu sama lain.
b. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dari kayu Meranti, dengan
ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya (waterpas).
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
d. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dipasang sejauh 100 cm dari sisi
luar galian tanah.
e. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan ( bouwplank),
Pelaksana Pekerjaan harus melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
f. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan
(bouwplank) termasuk tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

2. PAPAN NAMA PROYEK

UMUM
Papan nama proyek berfungsi sebagai identitas suatu proyek yang sedang
berjalan dan di pasang pada bagian depan lokasi proyek.

PELAKSANAAN
Pada pekerjaan papan nama proyek, dibutuhkan 1 lembar multiplek
secukupnya (dapat di baca dengan jelas dari jarak 5 meter) yang bagian
belakangnya diberi bingkai dari kayu kaso berukuran 4/6 cm dan dicat meni
kayu. Dalam pemasangannya, papan nama proyek tersebut diberi tiang kayu
yang cukup kuat.

4|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

KOP DINAS

KEGIATAN : ……………………………………….................

PEKERJAAN : …………………………...............….

NO KONTRAK : ………………………………………..

WAKTU PELAKSAAAN : ………………………………………..

SUMBER DANA / NILAI KONTRAK : ………………………………………..

KONTRAKTOR PELAKSANA : ………………………………………..

KONSULTAN PENGAWAS : ……………………………………….

3. LOS BAHAN DAN PEKERJA

UMUM
Ukuran luas los bahan dan Gudang sesuai dengan volume yang ditawarkan
dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran,
serta memperhatikan tempat tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran.

PEKERJAAN LOS BAHAN


1. Los Bahan dibuat dengan luas 12m2.
2. Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya
dengan memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah.
b. Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas fondasi
yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan
utilitas.
c.Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan
dapat menggunakan yang baru, atau yang bekas, tetapi dengan syarat
harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya sesuai
dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
d. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus layak untuk
ditempati bangunan, bebas dari genangan air, dan minimum dilengkapi
dengan jalan masuk berkerikil serta tempat parkir.
e. Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan
kebutuhan P3K yang memadai diseluruh barak, kantor, gudang, dan
bengkel.

5|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

GUDANG
1. Gudang dibuat dengan Luas 12 m 2 dan lokasinya disetujui oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi.
2. Bangunan untuk penyimpanan bahan/Gudang harus dapat mencegah
bahan-bahan yang disimpan tidak mengalami kerusakan.
3. Khusus untuk menyimpan bahan bahan dasar seperti pasir atau kerikil
harus dibuatkan kotak penyimpanan yang diberi pagar dengan dinding dari
papan sehingga masing masing bahan tidak tercampur dengan yang
lainnya.
4. Kontraktor tidak diperkenankan untuk :
a. Menyimpan alat-alat, bahan-bangunan diluar pagar proyek walaupun
untuk sementara waktu.
b. Menyimpan bahan bahan yang ditolak Konsultan Pengawas/Direksi
karena tidak memenuhi syarat.

4. PENGADAAN DIREKSI KEET

Pada awal pelaksanaan pekerjaan tahap pertama berlangsung, pemborong


telah menyiapkan bangunan sementara yang berfungsi sebagai kantor proyek
dan atau los kerja yang dipergunakan sebagai operasional kantor dan tempat
menyimpan barang/ material, peralatan maupun dapat digunakan sebagai los
kerja bagi tempat tinggal sementara tenaga kerja Bangunan sementara ini
masih terus dapat difungsikan untuk pelaksanaan pekerjaan tahap III.

5. PENGADAAN LISTRIK KERJA

UMUM
Sebelum Pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyiapkan Sarana Listrik ,
baik untuk kepentingan Pekerjaan maupun untuk fasilitas pekerja dan
direksi. Dalam hal ini termasuk pengadaan tenaga listrik untuk alat kantor
dan alat alat lapangan serta penerangan lokasi kegiatan apabila pekerjaan
dilaksanakan pada malam hari ( Lembur ).

6. PENGADAAN AIR KERJA

UMUM
Sebelum Pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyiapkan Sarana Air , baik
untuk kepentingan Pekerjaan maupun untuk fasilitas pekerja dan direksi.
Dalam hal ini termasuk pengadaan tenaga air untuk alat kantor dan alat alat
lapangan serta penerangan lokasi kegiatan apabila pekerjaan dilaksanakan
pada malam hari ( Lembur ).

6|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

7. PELAPORAN, DOKUMENTASI, AS BUILT DRAWING


UMUM
Pelaporan dan dokumentasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh
kontraktor pada setiap tahap pekerjaan.Laporan dibuat setiap harinya dan
dicek oleh konsultan pengawas yang selanjutnya diteruskan pada Direksi
sehingga dapat diketahui kemjuan pekerjaan setiap harinya dan
permasalahan yang terjadi pada lokasi pekerjaan.Laporan tersebut
dilampirkan foto dokumentasi sebagai lampiran.

As built drawing dibuat oleh kontraktor yang merupakan gambar


terlaksananya seuatu pekerjaan, jika terdapat perubahan dari gambar
rencana, kontraktor segera melapor kepada Konsultan pengawas/Direksi
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang berlaku.

PELAKSANAAN
1. Pelaporan dan Dokumentasi
a. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian
mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif.
b. Di dalam Laporan Harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan
yang masuk, jumlah pekerja/pegawai/karyawan, catatan-catatan
tentang perintah-perintah dari Pemberi Tugas / Direksi atau wakilnya
dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
c. Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. 
Daftar pekerja ini setiap waktu dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas,
dan ia berhak mengadakan penelitian tentang produktivitas
pekerjaan tersebut.
d. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong
harus memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan
keadaan sebenarnya.
e. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh
kontraktor dan diserahkan ke Konsultan Pengawas.
f. Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan
Mingguan kepada Pemberi Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam
minggu yang bersangkutan, meliputi persediaan bahan di tempat
proyek, penambahan, pengurangan atau perubahan pekerjaan,
jumlah/macam dan harga satuan bahan-bahan yang masuk dan
kejadian-kejadian penting lainnya yang terjadi dalam proyek yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek.
g. Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan
pekerjaan secara terperinci dan besarnya persentase terhadap
keseluruhan/bagian, disamping dokumentasi foto berwarna ukuran
postcard yang menunjukkan kemajuan pekerjaan beserta peralatan
yang dipakai dan lain-lain foto ditempel pada album dengan
keterangan-keterangan serta tanggal gambar-gambar diambil.

7|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Pemborong harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas sebanyak


5 ( lima) set album atas biaya kontraktor.
h. Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan,
yang berkenaan dengan kemajuan tahap pekerjaan, detail-detail
yang akan ditutup, adanya bencana dan sebagainya. foto-foto
dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0%) sampai
pekerjaan selesai, foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi
yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan
belakang) dan setiap tahapan bagian pekerjaan yang penting. Foto-
foto tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada
Pemimpin Bagian Proyek (Konsultan pengawas/Direksi) sebanyak 5
(lima)set.

Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus


diserahkan kepada Direksi untuk bahan monitoring.Semua Gambar dan
spesifikasi harus selalu tersimpan di direksi keet. Kontraktor juga harus
membuat buku tamu yang akan melaporkan tentang keperluan tamu
proyek tersebut.

2. Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)


Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan Pengawas membuat gambar
terlaksana/as built drawing yang dibuat sejak pekerjaan dimulai, Jika
terjadi perubahan pada suatu tahap pekerjaan Kontraktor melalui
konsultan pengawas melaporkan pada Direksi untuk ditindaklanjuti sesuai
prosedur.

II. PEKERJAAN BONGKARAN GEDUNG LAMA

1. PEKERJAAN BONGKARAN BANGUNAN LAMA

8|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

UMUM
Pekerjaan Bongkaran meliputi bongkaran dinding bata, rangka atap, plafond,
keramik dan lain-lain.
PELAKSANAAN
1. Pekerjaan Pembongkaran.
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan
harus
memberitahukan kepada Direksi dan Konsultan Pengawas (MK) dan
pihak
terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan
pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.

2. Pemeriksaan Tempat Kerja.


Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan
segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan
pekerjaan pembongkaran.
Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan
pemeriksaan
kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas (MK), Perencana dan
Direksi.
3. Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi.
Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain
dengan menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh
Konsultan
Pengawas, Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
4. Pembongkaran
a.Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna
dan aman. Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara
dan getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.

9|Halaman
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

b.Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk


bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tanggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontaktor.
d.Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
e.Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll)
dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi
Tugas dengan diketahui oleh Konsultan Pengawas/MK dengan disertai
daftra/list item barangbarang tersebut.

III. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI DAN URUGAN

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI

Lingkup pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah

10 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

yang sesuai dengan gambar pelaksanaan dan Persyaratan Teknis


Pelaksanaan Pekerjaan.
Pekerjan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau pembuangan
tanah, batu-batuan atau material lain yang tidak berguna dari tempat
proyek, pembuangan lapisan tanah atas, pembuangan bekas-bekas
longsoran yang kesemuanya disesuaikan dengan Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan ini.
Pekerjaan pengurugan kembali sampai dengan level sesuai yang tercantum
dengan gambar pelaksanaan.

Persyaratan pekerjaan galian dan urugan secara umum

Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, kontraktor harus
menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas. Bench Mark yang bersifat tetap ataupun sementara
harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.

Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah, kontraktor harus diwakili oleh
seorang pengawas ahli yang sudah ber-pengalaman dalam bidang
pekerjaan penggalian, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai kontrak.

Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran


Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta
rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan atau
dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
1) Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-
benda yang tidak mudah rusak yang letaknya minimal 1 meter di
bawah dasar poer atau pondasi telapak.
2) Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya
sampai dengan kedalaman yang diperlukan di tempat tersebut.
3) Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas
pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan
bahan-bahan yang baik dan harus dipadatkan.
4) Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-
tanaman dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
5) Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan
tetap berada pada tempatnya.

11 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Persyaratan pekerjaan pembuangan humus

Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus


dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (subsoil), bekas-bekas
pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan-bahan lain.
Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat
yang sudah ditentukan oleh Direksi / Pengawas.

Persyaratan pekerjaan galian


Selama proses penggalian, lapangan harus dijaga agar selalu mendapatkan
system drainase yang baik.
Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-
tempat dimana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-
benda yang berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan
yang telah rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan dengan tangan yang
harus dilaksanakan.
Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk
menahan lereng-lereng tanah galian sehingga lereng-lereng galian tersebut
tidak ambruk dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang
berada di dekat lereng galian agar tetap stabil.
Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh
pekerjaan galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap
kerusakan bangunan tersebut dan harus menggantinya atas biaya
kontraktor.
Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup
untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah, drainase,
saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang diakibatkannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Kemiringan galian harus dibuat dengan perbandingan minimal 1 (satu)
horizontal dengan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam
gambar.

Macam Galian
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis yaitu :
1) Galian tanah biasa
2) Galian batu
3) Galian konstruksi/obstacle

Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan Persyaratan


Teknis Pelaksanaan Pekerjaan untuk ketiga macam galian tersebut di atas.

12 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-


ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam gambar
pelaksanaan atau petunjuk Direksi/Pengawas.

Galian tanah biasa


1) Galian tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian
batu, galian konstruksi atau galian material dan bahan baku
lainnya.
2) Bila Direksi/Pengawas menghendaki, Kontraktor harus membongkar /
membuang material-material yang tidak diinginkan dari hasil
pekerjaan galian ke tempat lain yang sudah ditentukan.
3) Bila material-material yang tidak diinginkan itu harus dibuang, tanah
yang digunakan untuk menutup lubang bekas galian harus
dipadatkan.
4) Bila tanah/material yang tidak diinginkan itu terletak di bawah muka air
tanah, maka tanah dan material penggantinya harus terdiri dari
kerikil atau material berbutir lepas lainnya, dengan tebal paling
tidak 30 cm di atas permukaan air tanah. Dalam keadaan seperti ini
pemadatan dapat ditiadakan dengan syarat apabila
Direksi/Pengawas mengizinkan.
Galian batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan
pada daerah galian termasuk batu-batuan konglomerat yang menurut
pendapat Direksi/Pengawas harus dilakukan pembongkaran.

Galian konstruksi/obstacle
1) Galian konstruksi/obstacle adalah semua galian, selain dari galian
tanah dan galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini atau tercantum
dalam gambar pelaksanaan.
2) Semua galian yang disebut sebagai Galian konstruksi terdiri dari galian
lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian
perkerasan jalan/halaman, galian pipa/kabel listrik, pipa gas,
saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang
disebutkan pada Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini.
3) Pekerjaan ini juga ternasuk pekerjaan untuk mengisi kembali lubang-
lubang bekas galian dengan material-material yang baik dan dari
jenis yang disetujui Direksi / Pengawas, membuang kelebihan
material, pengeringan yang perlu pemompaan, pembongkaran yang
diperlukan sehubungan dengan pekerjaan tersebut di atas.

13 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

4) Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus memberitahukan


Direksi/Pengawas, sehingga penampang, peil dan pengukurannya
dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum terganggu.
5) Galian untuk poer, balok sloof atau konstruksi lainnya harus digali
sampai pada batas-batas kemiringan dan peil yang tercantum pada
gambar pelaksanaan atau atas petunjuk Direksi/Pengawas. Galian
tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan
konstruksi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar
pelaksanaan, dapat dengan mudah dilaksanakan.
6) Direksi/Pengawas dapat menentukan perubahan dimensi atau peil dari
dasar galian bila dipandang perlu. Sesudah galian selesai dilakukan,
Kontraktor harus memberi tahu Direksi/Pengawas tentang kondisi
dasar galian.
7) Batuan keras, bahan-bahan lain yang cukup keras dan yang
diperbolehkan untuk menjadi bagian dari dasar pondasi /
konstruksi, harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan dipotong
pada bentuk yang kokoh, rata sesuai dengan ketentuan
Direksi/Pengawas. Semua retakan atau celah-celah yang ada harus
dibersihkan dan diisi dengan spesi. Semua material lepas, batu-
batuan lapuk dan lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.

2. PEKERJAAN URUGAN
Persyaratan Bahan Urugan
1) Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan harus
didatangkan dari luar proyek. Sumber jenis bahan urugan tersebut
di atas harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
2) Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk
bahan urugan, kecuali apabila tanah tersebut memenuhi
persyaratan sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas.
3) Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk
menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi
kebutuhan seluruh Proyek.
4) Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas
baik mengenai kualitas maupun sumber bahan itu sendiri sebelum
dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
5) Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah
dan lain-lain tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan

14 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

seperti ini harus dipindahkan dan di tempatkan pada daerah


pembuangan yang disetujui atau ditunjuk Direksi / Pengawas.

Pelaksanaan Pengurugan
1) Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara
stripping setebal 30 cm atau sesuai dengan petunjuk Direksi
/Pengawas.
2) Bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi
tidak memenuhi standar persyaratan bahan urugan, harus dibuang
dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
3) Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus di-hilangkan dengan
dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat
pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
4) Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel
yang bersangkutan dalam bab ini selanjutnya.
5) Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan
deras. Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang
oleh air, Kontraktor harus membuat alur-alur pada bagian teratas
untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan
dipadatkan kembali.
6) Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi
sesuai dengan gambit pelaksanaan.
Pelaksanaan Pemadatan
1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan
pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki
kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak sempurna.
2) Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang
paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat
pemadatan ini harus men-dapat persetujuan Direksi/Pengawas.
3) Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapisan maksimum 20 cm dan dipadatkan sampai mencapai
paling sedikit 90% (modified proctor) dan kepadatan kering
maksimum seperti yang ditentukan dalam AASHTO T99.

15 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

IV. PEKERJAAN PONDASI DAN STRUKTUR BETON

1. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

a. Lingkup pekerjaan
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah semua pekerjaan pasangan pondasi
batu kali seperti yang dinyatakan di dalam gambar pelaksanaan baik mengenai
ukuran dan bentuknya

b. Persyaratan bahan
i. Batu Kali
Batu kali yang digunakan untuk pondasi ini harus batu pecah dari jenis yang
keras, bersudut runcing dan tidak porous.

ii. Semen Portland


Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syarat seperti yang
tercantum dalam “Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8”. Jenis
semen dapat dipilih dari salah satu merk yang mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas.

iii. Pasir

16 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Pasir yang digunakan adalah pasir yang berbutir tajam, keras, bersih dan
tidak mengandung bahan-bahan organis.

iv. Air
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan atau jaringan kawat baja.

c. Persyaratan pelaksanaan
i. Bentuk galian untuk pondasi batu kali harus dibuat dengan kemiringan
yang disesuaikan dengan jenis/sifat tanah setempat untuk menjaga agar
lobang galian tidak longsor.
ii. Untuk mencegah longsoran galian tanah harus dipasang anyaman bambu
yang diperkuat dengan bambu dan dalam hal ini sudaj termasuk harga
satuan pekerjaan galian tanah yang diajukan Kontraktor.
iii. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu dibuat profil-profil atau bentuk
pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung, yang dibentuk dan
ukurannya sesuai dengan gambar pelaksanaan dan telah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas
iv. Lubang galian untuk pondasi batu kali harus dihindarkan dari genangan air.
v. Permukaan dasar dari galian harus datar dan bersih dari segala kotoran,
kemudian harus diurug dengan pasir urug setebal minimum 10 cm,
disiram, dipadatkan dan diratakan sampat benar-benar padat.
vi. Di atas lapisan pasir tersebut diberi aanstamping batu kali yang dipasang
sesuai gambar pelaksanaan.
vii. Pondasi batu kali menggunakan aduk an dengan campuran 1Pc : 4Ps.
viii. Untuk kepala pondasi digunakan aduk kedap air dengan campuran 1Pc :
2Ps setinggi 20 cm dihitung dari permukaan atas ke bawah.
ix. Adukan harus membungkus batu kalipada bagian tengah pondasi sampai
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga.
x. Pada pondasi batu kali untuk perletakan kolom-kolom beton dan kolom
praktis beton harus disediakan stek tulangan kolom dengan diameter dan
jumlah besi sama dengan tulangan pokok atau memanjang kolom. Stek-
stek tulangan harus tertanam dengan baik dalam pondasi sesuai kolom
sedalam minimum 40 kali diameter stek tulangansesuai dengan ukuran dan
gambar pelaksanaan.
xi. Selain stek untuk kolom juga dibuat / dipasang Ø12-50 cm sepanjang
pondasi batu kali sedalam minimum 30 cm dan muncul di permukaan
pondasi batu kali setinggi 15 cm untuk digabung dengan tulangansloof.

d. Persyaratan umum
i. Jaminan Mutu Beton

17 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Mutu dari material bahan beton yang dikirim ke lokasi proyek dan
campuran adukan beton yang dihasilkan serta tata cara pelaksanaan
pekerjaan konstruksi beton harus dimonitor dan dikendalikan dengan baik
sehingga memenuhi persyaratan dan ketentuan seperti yang tercantum
dalam standar rujukan pada pasal-pasal berikut ini.

ii. Toleransi
1) Toleransi dimensi/ukuran panjang
a) Panjang keseluruhan sampai dengan 6 meter, maksimum 5
mm.
b) Panjang keseluruhan lebih dari 6 meter, maksimum 15 mm.
c) Panjang balok, pelat preecast, kolom, dinding, kolom praktis
atau balok sebagai kepala tembok maksimum 10 mm
2) Toleransi bentuk
a) Siku (selisih dalam panjang diagonal), maksimum 10 mm.
b) Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan) dari garis yang
dimaksud untuk panjang s/d 3 meter, maksimum 12 mm
c) Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m – 6 m,
maksimum 15 mm
d) Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 meter,
maksimum 20 mm
3) Toleransi kedudukan (dari titik patokan)
a) Kedudukan kolom pracetak dari rencana, maksimum 10 mm.
b) Kedudukan permukaan horizontal dari rencana, maksimum 10
mm.
c)Kedudukan permukaan vertical dari rencana, maksimum 20 mm.
4) Toleransi kedudukan tegak
Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding, maksimum 10 mm.
5) Toleransi ketinggian (elevasi)
a) Puncak beton penutup di bawah pondasi, maksimum 10 mm.
b) Puncak beton penutup di bawah pelat injak, maksimum 10
mm
c)Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang, maksimum 10
mm.
6) Toleransi kedudukan mendatar untuk 4 meter panjang mendatar
maksimum 10 mm
7) Toleransi untuk penutup
a) Selimut beton sampai 3 cm, maksimum 5 mm.
b) Selimut beton 3 cm – 5 cm, maksimum 10 mm.
c) Selimut beton 5 cm – 10 cm, maksimum 10 mm.

iii. Standar Refferensi


1) PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2

18 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

2) AASTHO M 85-75 : Semen Portland


3) AASTHO M 153-70 : Karet spons yang dibentuk dan pengisi
sambungan dari gabus untuk lapisan beton
dan konstruksi struktur
4) AASTHO M 173-60 : Pengendap sambunagn beton, tipe elastis
yang dituang panas
5) AASTHO T 11-78 : Jumlah material yang lebih halus dari ayakan
0.075 mm dalam agregat
6) AASTHO T 21-78 : Ketidak murnian organis dalam pasir untuk
beton
7) AASTHO T 22-74 : Kuat tekan dari contoh beton silindris
8) AASTHO T 23-76 : Pembuatan dan perawatan contoh untuk
pengujian kuat tekan dan kuat lentur di
lapangan
9) AASTHO T 26-72 : Mutu air yang akan digunakan dalam beton
10)AASTHO T 96-77 : Abrasi dari agregat kasar dengan
menggunakan mesin Los Angeles
11)AASTHO T 104-77 : Penentuan mutu agregat dengan
menggunakan sodium sulfat
12)AASTHO T 112-78 : Gumpalan lembung dari partikel yang dapat
pecah dalam agregat
13)AASTHO T 126-76 : Pembuatan dan perawatan contoh untuk
pengujian beton di laboratorium
14)AASTHO T 141-74 : Pengambilan contoh beton segar

iv. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal, sesuai gambar pelaksanaan.
v. Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran
1Pc : 3Ps : 5Kr
vi. Adukan beton untuk seluruh struktur bangunan kecuali untuk lantai kerja
harus memakai beton Ready Mixed

vii. Baja Tulangan


Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan
ini minimal sesuai yang tercantum dalam gambar pelaksanaan.

viii. Bekisting dan Steiger


1) Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal
minimum 12 mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat
dengan rangka kayu Meranti ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan
sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang
sempurna atau dari bagian lain yang disetujui oleh Direksi /
Pengawas.

19 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

2) Steiger untuk menahan cetakan atau bekisting beton harus dari pipa-
pipa besi sesuai standar pabrik dan tidak diperkenankan memakai
kayu atau bamboo.

ix. Water Stop


Water stop harus dipasangdisetiap penghentian pengecoran untuk bagian-
bagian yang harus kedap air, yang antara lain pelat atap, lantai toilet dan
tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan gambar pelaksanaan. Water
stop harus dari bahan PVC, corrugated type, lebar minimum 6 inch dan
tebal minimum 2.50 mm.

x. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan /
harus dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang
kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya. Cara pemakaiannya
harus sesuai petunjuk pabrik.

xi. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah merk Feb,
Cormix atau Sika. Penggunaan bahan admixture tersebut harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas.

Persyaratan bahan beton


Semen
1) Persyaratan umum
a) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8
atau ASTM C-150 Type1 atau standard Inggris BS 12
b) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah
Gresik, Tiga Roda dan Kujang serta memenuhi persyaratan NI-
8. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan
dipakai untuk seluruh pekerjaan.
c) Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari
pengaruh cuaca sepanjang waktu dan perletakkannya harus
terangkat dari lantai untuk menghindari kelembaban.
2) Pemeriksaan
a) Direksi/Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor
harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh

20 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Direksi/Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut.


Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan
Direksi/Pengawas, tidak boleh dipergunakan atau diafkir.
b) Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka beton demikian dapat
diperintahkan oleh Direksi / Pengawas untuk dibongkar dan
diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas
beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua
semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan,
atas biaya Kontraktor.
3) Tempat penyimpanan
a) Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang
sesuai untuk semen dan setiap saat harus terlindung dengan
cermat terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan
tersebut juga harus sedemikian rupa agar mudah waktu
pengambilan.
b) Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak
minimal 30 cm, harus cukup luas untuk dapat memuat semen
dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau
kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus
mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap
nuatab truck semen secara terpisah-pisah dan menyediakan
jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-
zak dan memindahkannya. Semen dalam zak tidak boleh
ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
c) Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama
sesudah penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan
semen menurut urutan kronologis sesuai penerimaan di lokasi
proyek. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian
sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua zak
kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang
telah disetujui oleh Direksi/Pengawas.
d) Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh
Kontraktor untuk menimbang semen di dalam gudang dan di
lokasi serta harus dilengkapi segala timbangan untuk
keperluan penyelidikan.
e) Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap untuk
mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-
catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen
seluruhnya.
f) Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk
Direksi/Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen
yang digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.

Pasir dan Kerikil

21 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

1) Persyaratan umum
a) Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil. Segala cara yang
dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan,
pengerjaan dan penimbunan pasir dan kerikil harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Pengawas.
b) Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Pengawas.
c) Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran
buangan di semua tempat penimbunan dan harus mengatur
semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian
rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran antara
pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun
tidak akan tercampur tanah dan atau bahan lain pada waktu
ada banjir atau air rembesan.
d) Kontraktor harus menanggung sendiri segala biaya untuk
pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena
timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam melaksanakan
pengaman sesuai ketentuan-ketentuan tersebut di atas.
e) Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindahkan dari timbunan,
kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan
berikutnya atau untuk dipergunakan.
2) Persyaratan agregat halus (pasir)
a) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah
pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir
alam lain yang mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
b) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak
dimaksudkan sebagai persetujuan dasar (pokok) untuk semua
bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan.
c) Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi / Pengawas sebagai
bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh
seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai,
sedikitnya 14 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton
dimulai.
d) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-
tumbuhan dan bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki,
segala macam tanah dan pasir yang tidak dapat dipakai, harus
disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak mutu pasir.
e) Pasir harus halus sesuai ketentuan di bawah ini, bersih dan
bebas dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari
substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala

22 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih


dari 5% berat pasir.
f) Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butir antara 2
sampai 32 atau jika diselidiki dengan saringan standard harus
sesuai dengan standard Indonesia untuk beton PBI 1971, atau
dengan ketentuan sebagai berikut :

Saringan No. Persentase satuan timbangan


tertinggal di saringan

4 0 - 15

8 6 - 15

16 10 - 25

30 10 - 30

50 15 – 35

100 12 - 20

PAN 3-7

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan 16 adalah


20% atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase
satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20%
3) Persyaratan agregat kasar (kerikil)
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
b) Kebersihan dan mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus, mudah pecah, tipis atau panjang-panjang, bersih dari
alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak
dalam jumlah yang merugikan. Besarnya persentase dari
semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai 3% dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat,
kekal dan tidak berpori. Apabila kadar Lumpur melampaui 1%,
maka agregat kasar harus dicuci.
c) Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir
berada antara 5 mm s/d 25 mm dan harus memenuhi syarat-
syarat berikut:

23 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

 Sisa diatas ayakan 31.5 mm, harus 6% berat.


 Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkusar antara 90%
dan 98% berat.
 Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang
berurutan adalah maksimum 60% dan 10% berat.
 Harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan
yang terdapat di NI-2 PBI-1971
d) Agregat kasar harus sesuai dengan Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan ini dan jika diperiksa oleh
Direksi/Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan
gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atau
mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi/Pengawas.

Air
1) Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan
spesi injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik
basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak kekuatan beton.
2) Air harus diuji di laboratorium pengujian yang ditentukan oleh
Direksi/Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada didalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.

Baja Tulangan
1) Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai
dengan standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971 atau ASTM
Designation A-15 dan harus disetujui Direksi/Pengawas.
2) Direksi/Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang
disediakan untuk persetujuan Direksi/Pengawas sesuai dengan
persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum
didalam gambar pelaksanaan.
3) Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpihan-
serpihan besi, karat, minyak, gemuk dan zak kimia lainnya yang
dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan
dengan beton.

e. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton


i. Kelas dan mutu beton
1) Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton
Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan

24 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus
15 cm x 15 cm x 15 cm yang diuji pada umur 28 hari
2) Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil
mutu karakteristik dari pengujian benda-benda uji harus
memberikan hasil yang lebih besar dari yang direncanakan sesuai
dengan yang ditentukan didalam tabel 4.2.1. PBI 1971.
3) Seluruh pekerjaan beton untuk struktur atas harus menghasilkan beton
semi exposed.

ii. Komposisi campuran beton


1) Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang baik / tepat.
2) Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan
dalam Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini, harus dipakai
“campuran yang direncanakan” (designed mix). Campuran yang
direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.
3) Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian
dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan
dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis
mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan
memuaskan.
4) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai
untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap
agregat dan beton yang dihasilkan.
5) Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai
kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki.
6) Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi
beton, harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan
oleh faktor air semen.
7) Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
a) Faktor air semen untuk balok sloof, kepala tiang (poer),
maksimum 0.60
b) Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai, tangga
dinding beton dan lisplank, maksimum 0.60

25 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

c) Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat


basah lainnya maksimum, 0.55.
8) Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat
dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka
untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0.55
harus memakai Plastici zer sebagai bahan additive. Pemakaian merk
dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan
direksi/Pengawas.
9) Pengujian beton akan dilakukan oleh Direksi/ Pengawas atas biaya
Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu
untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan. Kontraktor tidak
berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.

iii. Pengujian konsistensi beton dan benda-benda uji beton


1) Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut
keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan
untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi
(perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk
(mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering
sebelum dipasang sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman
konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
2) Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang
dari 8 dan tidak boleh melampaui 12, untuk segala beton yang
dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI
1971. Direksi/ Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang
lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan
menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.
3) Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi / Pengawas
melalui pengujian biasa dengan kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm,
dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971.
4) Pengujian slump akan diadakan oleh Direksi/Pengawas sesuai dengan
NI-2 PBI 1971. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang
representative.

iv. Baja tulangan


1) Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-
gambar konstruksi.
2) Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan

26 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak boleh


dipakai.
3) Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan
dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
4) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
pelaksanaan. Untuk menempatkan tulangan tetap tepat
ditempatnya, maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton
(bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak (beton decking)
atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam sebagala hal
untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang
tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
5) Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak
ditentukan dalam gambar pelaksanaan, minimal harus 1.2 kali
ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
6) Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda
dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi/Pengawas.

v. Selimut beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk
setiap bagian-bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan didalam gambar
pelaksanaan, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-
masing konstruksi adalah sebagai berikut :
1) Kepala tiang (poer), untuk sisi bawah 15 cm, untuk sisi lainnya 8 cm.
2) Balok sloof 5 cm.
3) Kolom 4 cm.
4) Balok 3 cm
5) Pelat beton 1.50 cm
6) Dinding beton 2.50 cm

vi. Sambungan baja tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan, bentuk dari sambungan
harus disetujui oleh Direksi/pengawas. Overlap pada sambungan-
sambungan tulangan minimal harus 40 kali diameter batang dan harus
mendapat persetujuan Direksi/Pengawas, kecuali jika telah ditetapkan
secara pasti didalam gambar pelaksanaan.

vii. Perlengkapan mengaduk

27 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang


mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaan-nya selalu harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi/ Pengawas.

viii. Mengaduk beton


1) Bahan-bahan campuran beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu batch mixer. Direksi/Pengawas berwenang
untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan
cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila
diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air
harus dituang lebih dahulu pada pelaksanaan pekerjaan
penyempurnaan.
2) Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-
lebihan (lamanya) sehingga mem-butuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
3) Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
dipeerbaikii. Mesin pengaduk yang disentralisir (batching mixing
plant) harus diatur sedemikian hingga pekerjaan mengaduk dapat
diawasi dengan mudah dari stasiun operator.
4) Mesin pengadik tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Tiap mesin pengaduk harus dilengkapi dengan alat
mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.

ix. Suhu
1) Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32°C dan tidak
kurang dari 4.5°C
2) Bila suhu dari betonyang ditaruh berada antara 27°C dan 32°C, beton
harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
3) Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari
beton melebihi 32°C, sebagai yang ditetapkan oleh
Direksi/Pengawas, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah
yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, menyampur
dengan es dan mengecor pada malam hari bila perlu,
mempertahankan suhu beton untuk dicor pada suhu di bawah
32°C.

x. Rencana cetakan
1) Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan
sesuai dengan gambar pelaksanaan. Bahan yang dipakai untuk
cetakan sesuai dengan “Persyaratan Umum Struktur Beton” dan

28 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

harus mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum


pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak
akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian
bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan
yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
2) Sewaktu-waktu Direksi/Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang didak dapat diterima dalam segi apapundan Kontraktor
harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan
menggantinya atas bebannya sendiri.

xi. Konstruksi cetakan


1) Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehungga dapat dicegah pengembangan atau
gerakan lain selama penuangan beton.
2) Semua cetakan beton harus kuat dan kaku. Alat-alat dan usaha-usaha
yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan beton tanpa
merusak permukaan dari beton yang telah selesai, harus tersedia.
3) Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan harus diberi minyak
dengan minyak yang biasa di-perdagangkan untuk maksud itu yang
mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan
mempermudah lepasnya cetakan beton. Minyak tersebut dipakai
hanya apabila disetujui Direksi/ Pengawas. Penggunaan minyak
cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton
dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

xii. Konstruksi perancah / Steiger / Scaffolding


1) Bahan yang dipakai untuk perancah sesuai dengan “Persyaratan Umum
Struktur Beton” dan harus mendapatkan persetujuan
Direksi/Pengawas sebelum pembuatan perancah dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap kekuatan konstruksi maupun terhadap
keamanan pekerjaan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
2) Konstruksi perancah harus mampu mendukung belisting dan adukan
beton yang belum mengeras. Kontraktor yarus mengajukan
rancangan perhitungan dan gambar tersebut untuk disetuujui
Direksi/Pengawas.
3) Beban-beban untuk perancangan perancah harus di-dasarkan pada
ketentuan ACI-347.
4) Perancah harus bertumpu pada pondasi yang baik sehingga tidak akan
timbul kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan
pekerjaan.

29 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

5) Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan


terhindar dari bahaya penurunan dan geseran kesamping,
sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang akan ditanggungnya termasuk gaya-gaya
prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin terjadi.
6) Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat
gaya-gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa sehingga pada
akhir-akhir pekerjaan beton. Permukaan dan bentuk konstruksi
beton sesuai dengan kedudukan, permukaan (peil) dan bentuk
yang seharusnya.
7) Perancah harus dibuat dari baja/besi yang bermutu baik dan tidak
diperkenankan menggunakan kayu atau bambu. Bila konstruksi
perancah pada saat sebelum atau selama pekerjaan pengecoran
beton berlangsung menunjukkan tanda-tanda penurunan sehingga
menurut pendapat Direksi/Pengawas hal itu akan menyebabkan
kedudukan dan permukaan (peil) akhir sesuai dengan gambar
pelaksanaan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan
dari segi konstruksi, maka Direksi/Pengawas dapat memerintahkan
untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan
mengharuskan Kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut
sehingga cukup kuat. Biaya yang timbul sehubungan dengan hal
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8) Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem
lainnya secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan
kepada Direksi/ Pengawas untuk mendapat persetujuan. Pekerjaan
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan sebelum gambar
rancangan tersebut disetujui.

xiii. Pengangkutan beton


Cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan
dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

xiv. Pengecoran
1) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai gambar pelaksanaan, pemasangan
sparing-sparing instalasi, penyokong dan pengikatan dan lain-lain
selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
2) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus gersih dari air yang tegenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-

30 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus


dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air dari beton yang
baru dicor tidak akan menyerap.
3) Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor
dengan beton baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai
perekat beton yang disetujui oleh Direksi/Pengawas. Pembersih-an
harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang
mengelupas atau rusak atau bahan-bahan asing yang menutupinya
semua genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan
beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
4) Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut terhadap sistem struktur /
penulangan yang ada.
5) Beton boleh dicor hanya waktu Dereksi/Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Kontraktor yang ahli, ada di tempat kerja dan
persiapan yang betul-betul telah memadai.
6) Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahann
antara kerikil dan spesinya.
7) Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam betonyang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi atau sudut
yang terlalu besar atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, hal
tersebut tidak diizinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang
demikian itu mungkin terjadi, Kontraktor harus mem-persiapkan
treme atau alat lain yang cocok untuk mengontroljatuhnya beton.
8) Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 m, semua
penuangan beton harus selalu lapis perlapis horizontal dan tebalnya
tidak lebih dari 50 cm. Direksi/Pengawas mempunyai hak untuk
mengurangi tebal tersebut apabila tebal pengecoran tersebut tidak
dapat memenuhi Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini.
9) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi/ mortar terpisah dari agregat
kasar. Selama hujan, air semen atau spesi yang hanyut terhampar
harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
10)Ember/gerobak dorong adukan beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi
syarat-syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat
dengan kapasitas minimal 50 liter, juga harus tersedia peralatan
lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran bilamana
diperlukan terutama bagi lokasi yang terbatas.
11)Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat
semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakan.

31 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

12)Dalam pemadatan setiap lapisan beton, kepala alat penggetar


(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton
pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawahnya. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya.
13)Semua beton harus dipadatkan dengan alat peng-getar type Imerson,
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton

xv. Perawatan beton (curing)


1) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini. Direksi/Pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
2) Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung, minimal selama 3 hari sesudah
pengecoran
3) Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan
beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
4) Perawatan beton setelah 3 hari yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air pada per-mukaan beton paling sedikit
selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa
dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa
yang berlubang-libang atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi/Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan
beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam
curing harus air yang memenuhi Persyaratan Bahan Beton.

xvi. Pemasangan pipa, saluran listrik dan lain-lain yang tertanam di dalam beton
1) Penempatan saluran/pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak
pengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan
didalam PBI 1971 NI-2 .
2) Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain didalam
bagian-bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail
didalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang selongsong pada
tempat-tempat yang akan dilewati pipa.
3) Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar,
tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur
beton.
4) Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik atau bagian-
bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh
adanya baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor harus
segera men-diskusikan hal ini dengan Direksi/Pengawas.

32 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

5) Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser atau


memindahkan baja tulangan dari posisinya untuk memudahkan
dalam melewatkan pipa-pipa saluran tanpa izin tertulis dari Direksi/
Pengawas.

xvii. Benda-benda yang ditanam dalam beton


1) Semua benda/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan
beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
2) Semua benda/peralatan tersebut harus dipasang dengat tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pelaksanaan
pengecoran beton.
3) Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong
pada benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana
rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton, harus ditutupi
dengan bahan yang mudah dilepas setelah pelaksanaan
pengecoran beton.

xviii. Waktu dan cara pembukaan cetakan


1) Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Direksi/Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang
masih muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakan-
cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti
dan permukaan yang rusak atau tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Direksi/Pengawas.
2) Umumnya, diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan-cetakan
dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-
cetakan lainnya. 7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-
saluran, 21 hari untuk balok, pelat lantai, pelat atap, tangga dan
kolom.

xix. Pembongkaran perancah / Steiger / Scaffolding


1) Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan
harus didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu
Kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan
rancangan pembongkaran perancah.
2) Untuk perancah yang menyangga balok prategang, boleh dibongkar
setelah balok prategang 2 lantai di atasnya selesai ditarik

xx. Perlindungan (protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi/Pengawas.

33 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

xxi. Perbaikan permukaan beton


1) Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut
gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan
yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini dan harus dibuang
dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri, kecuali bila
Direksi/Pengawas memberikan izinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti
yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
2) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lobang karena
keropos, ketidakrataan dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.
3) Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang pahatan harus
diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus
terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan
seterusnya disempurnakan.
4) Jika menurut pendapat Direksi/Pengawas hal-hal tidak sempurna pada
bagian-bagian bangunan yang akan terlihat, jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi
seluruh dinding (dengan spesi plesteran 1Pc : 3Psr) dengan
ketebalan yang tidak melebihi 1 cm demikian juga pada dinding
yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari
Direksi/ Pengawas.
5) Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi
kelurusan (pencekungan atau pen-cembungan) bidang tidak boleh
melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

PEKERJAAN SPARING

a. Tempat dari sparing dilaksanakan bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
b. Bilamana sparing berpotongan dengan tulangan, maka baja tulangan
tersebut tidak boleh ditekuk, dipotong atau dipindahkan tanpa persetujuan
dari Direksi/Pengawas.
c. Semua sparing harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pelaksanaan pengecoran beton.
d. Semua sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton pada saat
pengecoran.

34 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

e. Bahan material sparing, letak dan posisi sparing harus sesuai dengan
gambar pelaksanaan dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.

PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG

Lingkup pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan Tiang Pancang adalah me-nyediakan
tenaga yang cukup jumlahnya serta keterampilannya, menyiapkan bahan
dan peralatan yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan pondasi
strauss yang antara lain terdiri dari :

i. Pemancangan Tianga Pancang yang dikerjakan harus sesuai dengan


gambar pelaksanaan.
ii. Pemasangan stek-stek tulangan yang jumlah dan dimensinya sama dengan
gambar pelaksanaan.
iii. Pemasangan tulangan pondasi Tiang Pancang Sesuai Brosur Atau
teganganan ijin

Pelaksanaan Pemancangan pondasi


Persyaratan umum
Seluruh pekerjaan beton untuk pondasi Tiang Pancang minimal harus
mengikuti peraturan atau pedoman seperti yang tercantum pada
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton.
Pelaksanaan pekerjaan pondasi Tiang Pancang, selain mengikuti ketentuan
yang tercantum di dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Struktur Pondasi dan persyaratan lain yang ditentukan oleh
Direksi/Pengawas juga harus mengikuti ketentuan dari peraturan yang
sudah baku yaitu ASTM atau British Standard.

Persyaratan bahan
Bahan Tiang Pancang harus sesuai Spek permukaan dilapisi Plat dan tanpa
cacat atau retak atau berpori, dan patah.
Adukan beton untuk pondasi Tiang Pancang harus mencapai mutu minimal
sesuai dengan gambar pelaksanaan dengan minimal perbandingan Ready
Mik K 300.
Secara keseluruhan persyaratan bahan untuk pondasi Tiang Pancang harus
mengikuti Persyaratan Bahan Beton pada Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Struktur Beton.

Persyaratan pelaksanaan
Pemancangan Tiang Pancang

35 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

1) Persiapan di lapangan dan penentuan lay-out


Pemancaangan belum boleh dilaksanakan sebelum titik-titik tempat
pondasi Tiaang Pancang ditentukan dengan teliti sesuai dengan
gambar pelaksanaan dan disetujui secara tertulis oleh
Direksi/Pengawas.
2) Pemancangan untuk tiap-tiap Tiang Pancang haarus dikerjakan secara
kontinyu sampai kedalaman yang ditentukan..
3) Kontraktor harus menjamin dan dapat menyediakan alat-alat beserta
kelengkapannya yang masih berfungsi dengan sebaik-baiknya,
sehingga pelaksanaan pekerjaan pemancangan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
4) Apabila menurut Direksi/Pengawas ternyata alat-alat dan
kelengkapannya kurang memenuhi syarat sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik, Direksi/ Pengawas berwenang untuk
menolak alat tersebut untuk dipergunakan. Dalam hal ini Kontraktor
harus memindahkan alat tersebut dan menggantinya dengan alat
lain yang masih berfungsi dengan baik.

Kedalaman Pemancangan
1) Pemancangan harus dilakukan sampai mencapai kedalaman minimal
sesuai gambar pelaksanaan dengan syarat telah mencapai nilai SPT
minimal sesuai gambar pelaksanaan serta dikorelasikan terhadap
hasil boring test yang menyatakan dasar Tiang Pancang sudah
mencapai lapisan tanah keras dan lapisan tanah keras tersebut
bukan lensa atau lapisan tanah keras yang tipis.
2) Apabila penggalian sebelum mencapai kedalaman sesuai gambar
pelaksanaan akan tetapi sudah mencapai nilai SPT 270 dan bukan
lapisan lensa, penggalian dapat dihentikan dengan persetujuan
Direksi/Pengawas.
3) Penggalian yang sudah mencapai kedalaman sesuai gambar
pelaksanaan tetapi diperkirakan belum mencapai nilai SPT 270,
Direksi/Pengawas dapat memerintahkan untuk menambah
kedalaman penggalian sampai dengan nilai SPT yang disyaratkan
tercapai.
4) Apabila terjadi perubahan kedalaman pondasi Tiang Pancang dari yang
ditentukan sesuai gambar pelaksanaan, hal tersebut akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah atau kurang,
berdasarkan kesepakatan hasil pemeriksaan dan catatan di
lapangan.

Pemeriksaan
1) Tiap Tiang Pancang harus diperiksa dahulu oleh Direksi/ Pengawas
terhadap betul atau tidaknya letak Tiang Pancang, kedalaman,
besarnya, Over Stek dan lain-lain sebelum pengecoran Pile Cape

36 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

dimulai, izin dari Direksi/ Pengawas mengenai memenuhi syarat


atau tidaknya Tiang Pancang harus secara tertulis.
2) Besaran-besaran berikut ini harus diperiksa dan dicatat oleh
Direksi/Pengawas :
a) Besaran Tiang Pancang
b) Letak Tiang Pancang
c) Kedalaman Tiang Pancang
d) Kondisi dan dinding Tiang Pancang
3) Pemeriksaan harus dikerjakan secara kontinyu untuk tiap Tiang
Pancang.

Catatan selama pekerjaan


1) Kontraktor harus membuat catatan mengenai jenis lapisan tanah pada
kedalaman dimana ditemui perubahan jenis lapisan tanah
sepanjang pemancangan dan harus membuat catatan sebagai
berikut :
a) Tanggal dan jam pemancangan serta selesainya
b) Diameter Tiang Pancang yang ada dan diameter rencana.
c) Kondisi dasar dan dinding Tiang Pancang
d) Elevasi dasar dan atas dari Tiang Pancang sesuai pelaksanaan
2) Sebagai pelengkap, pemetaan letak lubang strauss pile harus dibuat
oleh Kontraktor
3) Catan-catan tersebut di atas harus diserahkan pada Direksi/Pengawas
pada setiap selesai 1 (satu) Tiang Pancang.

Pengecoran
1) Pemancangan baru boleh dilaksanakan setelah ada izin tertulis dari
Direksi/Pengawas.
2) Pemancangan harus disiapkan sebaik-baiknya oleh Kontraktor, untuk
memungkinkan pemancangan yang kontinyu pada tiap-tiap Tiang
Pancang
3) Sebelum Pemancangan dimulai, tiap Tiang Pancang harus diperiksa
dahulu oleh Direksi/Pengawas terhadap benar tidaknya
penempatan, kedalaman, besarnya, kebersihan dan lain-lain.
4) Izin dari Direksi/Pengawas mengenai memenuhi syarat atau tidaknya
untuk dilaksanakan Pemancangan harus secara tertulis.
5) Pada waktu pelaksanaan Pemancangan, Tiang Pancang harus sesuai
dengan spek tidak patah dan retak
6) Secara keseluruhan, persyaratan pelaksanaan pe-kerjaan struktur
beton pondasi Tiang Pancang harus mengikuti Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Struktur beton (buku ini).

Cut – off

37 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, Kontraktor wajib memotong


permukaan atas Tiang pancang (Cut Off), sehingga panjang stek tulangan
setelah Cut Off minimum 40 kali diameter tulangan terbesar dari pondasi
strauss
Stek tulangan Tiang Pancang setelah cut-off harus dalam keadaan bersih,
lurus dan baik.
Permukaan atas pondasi Tiang Pancang setelah dipotong harus dibersihkan
dengan sikat kawat. Batas cut-off harus tepat sesuai dengan gambar
pelaksanaan.

Pembuangan beton puing dan tanah galian


Kontraktor harus memindahkan dan membuang reruntuhan beton, sisa-
sisa potongan Tiang Pancang ke luar proyek atau ke tempat yang
ditentukan oleh Direksi/Pengawas. Biaya untuk pembuangan tersebut
adalah tanggung jawab Kontraktor.

PEKERJAAN POER DAN SLOOF BETON

Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan kaku dan pada posisi
sesuai dengan gambar pelaksanaan.

Di bawah sloof dan bagian bawah poer yang tidak terletak pada pondasi
dalam harus dibuat terlebih dahulu lapisan lantai kerja dari rabat beton
setebal 5 cm, di bawah rabat beton dipasang lapisan pasir urug padat
setebal 10 cm, sesuai dengan gambar pelaksanaan.

Pada balok sloof harus dipasang stek untuk kolom-kolom praktis yang
letaknya sesuai dengan gambar pelaksanaan.

Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian


Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton.

Beton tumbuk/rabat beton dan pasir urug padat


Pelaksanaan beton tumbuk/rabat beton seperti tercantum di dalam gambar
pelaksanaan harus memenuhi syarat campuran 1Pc : 3Psr : 5Kr
Di bawah beton tumbuk ini harus diberi pasir urug yang dipadatkan setebal
10 cm yang dihamparkan di atas tanah yang telah dipadatkan sesuai
dengan persyaratan pemadatan.
Pola dan lokasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail-detail
yang ada.

38 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus


dibersihkan dulu dari kotoran dan material yang bisa mengakibatkan
berkurangnya kekuatan beton.
V. PEKERJAAN DINDING

1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA :


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi : pengadaan tenaga kerja,
penyediaan bahan/material, peralatan-peralatan serta alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
pekerjaan pasangan bata dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik
dan sempurna, seperti dijelaskan pada Lingkup Umum Pekerjaan dan
ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
2) Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding
bangunan, yang ada pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam dokumen gambar dan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
3) Pekerjaan pasangan bata dengan campuran aduk 1 pc : 4 pasir
dilaksanakan untuk pasangan biasa dan untuk pasangan trasram
menggunakan campuran aduk 1 pc : 3 pasir.
4) Cara pelaksanaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya seperti
tertera pada gambar dokumen dan bill of quantity, atau mengikuti
yang diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan pasangan bata,
atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang
sejenis pada spesifikasi ini, serta mengikuti petunjuk Konsultan
Pengawas.

b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Syarat-syarat batu bata
harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam NI-8.
2) Batu bata/bata merah yang digunakan harus dari satu merk produk,
bermutu baik dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
NI-8.
3) Semen Portland Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri
dari satu jenis merk dagang atau atas persetujuan Konsultan
Pengawas. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan
4) Pasir adukan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
NI-3 Pasal 14 ayat 2.

39 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

5) Air untuk adukan pasangan harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam PUBI-1982 Pasal 9.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas,
minimal 3 (tiga) contoh dari hasil produk yang berlainan untuk
mendapatkan persetujuannya.
2) Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah, dengan
menggunakan campuran aduk 1 pc : 4 pasir pasang, kecuali
pasangan batu bata trasram.
3) Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 pc : 3 pasir
pasang, yakni pada sumur resapan sedalam 200 cm diatas
permukaan lantai tanah, serta pasangan batu bata dibawah
permukaan tanah.
4) Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau
drum hingga jenuh.
5) Setelah bata terpasang dengan aduk, naat/siar-siar harus dikeruk
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering
permukaan pasangan disiram air.
6) Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siarnya dibersihkan.
7) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahapan
maksimum 24 lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9 M2
harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom
ukuran 13 x 13 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, begel
diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antar kolom satu dengan yang
lainnya dibuat maksimal 3 (tiga) meter. Demikian juga untuk
pasangan dinding tebal 1 bata.
8) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton harus diberi penguat berupa stek-stek besi beton
diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam
pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain
hal ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
9) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari
dua.
10)Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap dengan acian)
pada kedua belah sisinya. Sementara pasangan dinding batu-bata
tebal 1 bata harus menghasilkan dinding finish setebal 30 cm. kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak
lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.

40 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

11)Pasangan batu bata trasram dibawah permukaan tanah/lantai harus


diisi dengan adukan 1 pc : 3 pasir.
12)Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang
pada arah diagonal dinding seluas 9 M2 tidak lebih dari 0,5 cm
(sebelum diaci dan diplester).
Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm
(sebelum diaci dan diplester).

d. KETENTUAN DAN PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN PASANGAN BATA :


1) PASANGAN BATA 1/2 BATA & 1 BATA:
a) Pasangan trasram mulai dari sloof beton sampai dengan 20 cm,
diatas permukaan lantai 0,00 meter dikerjakan dengan pasangan
batu bata dengan perekat dan plesteran 1 pc : 2 pasir.
b) Pasangan tembok lainnya dikerjakan dari batu bata dengan
perekat dan plesteran 1 pc : 4 pasir.
c) Batu bata harus berukuran sama dan berkualitas baik/klas I harus
terbakar matang, tidak pecah-pecah, memenuhi persyaratan
NI-10.
d) Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan
bersih dari kotoran-kotoran (harus direndam dalam air hingga
buihnya habis).
e) Bahan-bahan perekat sebelum diaduk harus terlebih dahulu
diayak dengan ayakan dari kawat loket (kawat kassa) berukuran
renggang 0,5 cm diletakkan dengan sudut paling kecil 50 derajat
dengan bidang tanah (bidang horizontal).

2) PELAPISAN DENGAN ADUK DAN CAT DINDING :


a) Cat tembok yang dipergunakan merek FARCO, ICI dengan warna
lihat dokumen kerja.
b) Sebelum dicat, tembok harus diampelas, diplamuur dengan
campuran semen putih dan diampelas kembali. Setiap bagian
pekerjaan ini harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dahulu sebelum diteruskan pada bagian pekerjaan
berikutnya.
c) Pengecatan baru boleh dimulai setelah pekerjaan plamuur selesai
dan kering,pengecatan tiga kali, Pelaksana Pekerjaan harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dahulu sebelum
pengecatan dimulai.

3) MATERIAL :

41 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

a) Angker-angker dan pengikat-pengikat harus terbuat berdasarkan


perencanaan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan kecuali
tidak disebutkan lain maka terbuat dari baja.
b) Bata harus baru, terbakar keras, terbuat dari tanah liat yang
terpilih sesuai dengan persyaratan NI-10 1973.
c) Adukan/spesi untuk seluruh dinding bata, harus berupa campuran
1 pc : 4 pasir, dan daerah-daerah yang harus menggunakan
pasangan kedap air dengan campuran 1 pc : 2 pasir.

4) PENGERJAAN DAN PENYIMPANAN :


Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan
cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, untuk
menghindarkan bahan tersebut dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

5) CONTOH-CONTOH :
Contoh-contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas, dan persetujuan atas bahan-bahan
tersebut harus sudah didapat sebelum bahan-bahan yang dimaksud
dapat dibawa kelapangan kerja.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di lapangan
akan dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan
Pengawas untuk keperluan pengujian.

6) PEMASANGAN :
Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang rata tegak
dan lajur pasangannya diukur, tepat dengan tiang lot dan kecuali
bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap jalur,
bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Pola ikatan pemasangan harus terjaga baik diseluruh pasangan dan
tidak boleh sekali-kali terjadi siar tegak yang menerus.

7) REFERENSI :
Pelaksanaan pekerjaan pasangan bata ini harus mengikuti
ketentuan-ketentuan yang tertera pada P.U.B.B. NI-3 1970 dan NI-10
1973.

2. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan material/bahan, tenaga kerja,
peralatan-peralatan serta alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
42 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan finishing dinding


dengan plesteran 1 pc : 2 pasir ini dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan plesteran dengan campuran 1 pc : 2 pasir dilaksanakan
pada tempat-tempat seperti dinyatakan dalam gambar dokumen
harus menggunakan plesteran kedap air.
3) Pekerjaan plesteran dengan campuran 1 pc : 2 pasir dilaksanakan
untuk finishing dinding pada bak tanaman, kolom atau pada
tempat-tempat lain yang memerlukan plesteran kedap air dengan
ketebalan 1,5 cm.
4) Pekerjaan plesteran dengan campuran aduk 1 pc : 2 pasir berikut
acian dan pengecatan dengan vinyl acrylic emulsion ( weather shield)
minimal 2x laburan dilaksanakan pada tempat-tempat seperti
dinyatakan dalam gambar dokumen, atau mengikuti yang diinstruksi
oleh Konsultan Pengawas.
5) Cara pemasangan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya
sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of
quantity. Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya
berlaku semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan
finishing/plesteran, atau mengikuti ketentuan dan persyaratan lain
untuk pekerjaan yang sejenis pada spesifikasi ini.
b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Semen portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan
yang disetujui Konsultan Pengawas serta memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-8.
2) Pasir harus memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam NI-3 Pasal
41 dan PUBI 1982.
3) Air harus memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam NI-3 Pasal 10.
4) Campuran (agregate) untuk plesteran harus dipilih yang benar-benar
bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan
melalui ayakan ø1,6 - 2,0 mm.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Seluruh plesteran untuk finishing dinding bak tanaman, kolom atau
pada tempat-tempat lain yang memerlukan plesteran kedap air
dilaksanakan dengan menggunakan aduk campuran 1 pc : 2 pasir.
2) Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan
mata ayakan seperti yang dipersyaratkan.
3) Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian
ini, harus bermutu baik dan jenisnya disetujui Konsultan Pengawas.
4) Semen portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak
cacat.

43 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

5) Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik,


terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan dari pabrik.
6) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap
dengan ketentuan persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
7) Sebelum memulai pekerjaan Pelaksana Pekerjaan harus memeriksa
site yang telah disiapkan, apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
8) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi teknis
dan lainnya, Pelaksana Pekerjaan harus segera melaporkan kepada
Konsultan Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di
tempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.
9) Tebal plesteran 1,5 cm atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
dokumen gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus
diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
plesteran, pada bagian pekerjaan yang diizinkan Konsultan Pengawas.
10)Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering betul).
11)Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penyerapan air secara cepat.
12)Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila
ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa
garansi), atas biaya Pelaksana Pekerjaan selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai.

d. KETENTUAN DAN PERSYARATAN UNTUK PEKERJAAN


FINISHING/PLESTERAN :
1) REFERENSI :
Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam
:
NI-2 1971.
NI-3 1970.
NI-8 1972.
2) MATERIAL :

44 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Semua bahan harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan


kebutuhan persyaratan yang tercantum dibawah ini :
a) Pasir :
Pasir yang digunakan harus kasar, tajam, bersih, bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lainnya sesuai dengan :
NI-3 Pasal 14.
NI-2 Bab. 3.3.
b) Portland cement (PC) :
Portland cement (PC) yang dipakai harus baru, tidak ada
bagian-bagian yang membatu dan dalam zak yang tertutup seperti
disyaratkan dalam NI-8.
Hanya sebuah merk dari satu jenis PC yang boleh dipergunakan
dalam pekerjaan ini.
c) Air :
- Harus bersih, segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam dan unsur-unsur organik lainnya.
- Kecuali dinyatakan lain, Pelaksana Pekerjaan harus
menyediakan air kerja atas biaya sendiri.
3) PERENCANAAN :
a) Campuran (Mixer) Adukan Plester :
Perencanaan campuran dan pengetesan dapat dilakukan dalam
waktu satu minggu. Tidak ada penambahan waktu yang dapat
diberikan kepada Pelaksana Pekerjaan atas perencanaan dan
pengetesan dari campuran plester dan adukan ini.
b) Acian :
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume). PC acian
hanya digunakan pada dinding, kolom-kolom, balok-balok,
plat-plat beton terplester yang akan dicat.
4) PELAKSANAAN :
a) Umum :
(1) Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan
yang memadai. Persiapkan dan bersihkan
permukaan-permukaan yang akan diplester, dari
kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
plesteran.
(2) Tukang-tukang plester yang dinilai tidak cakap, karena
pekerjaannya yang buruk harus diganti dengan tukang yang
baik dan ahli.
(3) Plester/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
ini, harus disingkirkan dari pekerjaan.
(4) Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya.
(5) Pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah
Konsultan Pengawas.
45 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

(6) Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali dinyatakan lain adalah


20 mm dengan toleransi minimum 15 mm dan maksimum 25
mm. Bilamana ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui
karena kondisi permukaan bidang, maka permukaan dinding
harus diperbaiki.
b) Pencampuran :
(1) Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam
waktu 45 menit. Adukan/plesteran dapat dipakai sampai
sebatas adukan/plesteran tersebut tidak dapat lagi diolah
(maksimum 90 menit setelah adukan jadi). Lewat dari waktu
ini adukan/plesteran tidak diperkenankan untuk dipakai lagi,
dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
(2) Membuat campuran adukan/plesteran tanpa mesin pengaduk
hanya dapat dilaksanakan dengan izin Konsultan Pengawas.
(3) Membuat campuran adukan/plesteran dengan mesin pengaduk
(molen) :
- Bak molen harus benar-benar bersih.
- Isikan setengah jumlah air yang diperlukan berikut pasir,
lalu tambahkan portland cement (PC) sementara bak
pengaduk berputar, kemudian isikan/tambahkan air sesuai
kebutuhan.
c) Pemasangan Adukan/Plesteran :
(1) Plesteran :
(a) Plesteran ke dinding bata biasa :
(a).1 Bersihkan semuan permukaan dinding yang akan
diplester dari noda-noda, debu-debu, minyak, cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat
plesteran.
(a).2 Pasang lapisan plester setebal yang disyaratkan (20
mm). Ratakan dengan roskam kayu. Basahkan selama
lebih kurang tiga hari.
(b) Plesteran ke permukaan beton :
(b).1 Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting,
debu, minyak, cat dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat plesteran.
- Basahi beton dengan air sehingga jenuh.
- Tunggu sampai aliran air berhenti.
- Pada permukaan-permukaan beton yang licin
harus dikasarkan dengan cara pemahatan dengan
bitle.
- Pemahatan tidak boleh memukul terlalu keras
sehingga beton bergetar.

46 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

(b).2 Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan


permukaannya, kemudian pasangkan plester sebelum
acian mengering.
(b).3 Ulangi (b) lalu pasangkan plester dalam
ketebalan/keretakan yang disyaratkan dalam gambar
atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
(b).4 Bila acian diperlukan, pasang sesuai pekerjaan acian
pasal ini.

3. PEKERJAAN FINISHING DINDING DENGAN CAT TEMBOK :


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan material/bahan, peralatan-peralatan
kerja serta alat-alat bantu lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan finishing dinding
dengan cat tembok dapat terlaksana dengan baik dan sempurna.
2) Pekerjaan finishing dinding dengan cat tembok yang dilaksanakan
meliputi pengecatan pada tempat-tempat yang dinyatakan dalam
gambar dokumen atau mengikuti yang diinstruksikan oleh Konsultan
Pengawas.
3) Cara pelaksanaan, volume serta detail-detail lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan
finishing/pengecatan dengan cat tembok, atau mengikuti ketentuan
dan persyaratan untuk pekerjaan yang sejenis pada spesifikasi ini.

b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Bahan cat buatan dalam negeri produksi
2) Pengecatan kolom/dinding beton bagian luar :
a) Cat dasar yang digunakan produksi catilak, undercoat tembok,
yang siap pakai atau diencerkan sesuai petunjuk pabrik
pembuatnya, sebagai lapisan pertama.
Pengecatan lapisan dasar dilakukan minimal 1 (satu) kali sampai
rata dan sama tebalnya.
b) Sebagai cat finishing (Finishing Coats) digunakan produksi catilak,
berulang kali (minimal 2 atau 3 kali) sampai mencapai warna yang
dikehendaki. Type tidak mengkilat dari pabrik yang bersangkutan.
Pengecatan akhir ini minimal dilakukan 3 (tiga) lapis.

c. PERSYARATAN PELAKSANAAN :
1) Pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan meliputi plamuur, wall
sealer, cat dasar dan cat akhir (Finishing Coats).

47 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

2) Jenis cat tembok yang akan digunakan adalah cat tembok produksi
Calilak.
3) Perincian pekerjaan cat tembok adalah sebagai berikut:
a) Tembok baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu
mengering, setelah permukaan tembok kering, maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan tersebut terhadap
pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat
pada permukaan tembok baru, dengan ampelas (emerald papper)
kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
b) Untuk bagian dimana banyak reaksi alkali dan rembesan air harus
dipakai lapisan wall sealer, lapisan wall sealer yang digunakan
adalah catilak.
c) Setelah kering, permukaan tersebut diampelas kembali dan
bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan
diampelas setelah kering.
d) Pengecatan akhir (Finishing Coats) dengan Catilak, ICI berulang
kali (minimal 2 atau 3 kali) sampai mencapai warna yang
dikehendaki.
e) Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan menggunakan
"Roller" untuk bidang permukaan yang luas.
f) Untuk bidang permukaan yang lebih kecil, pengecatan
dilaksanakan dengan menggunakan "Kuas".
g) Cara pelaksanaan, volume serta detail-detail lainnya sesuai
dengan yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of
quantity.
h) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan
finishing/pengecatan, atau mengikuti ketentuan dan persyaratan
untuk pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini.

4. PEKERJAAN FINISHING DINDING DENGAN BATU TERA KOTA 10/20 :


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan material/bahan, tenaga kerja,
peralatan-peralatan kerja, serta alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan
dinding lapis batu alam ini dapat mencapai hasil yang bermutu baik
dan sempurna.
2) Batu alam Tera Kota ukuran 10 x 20 cm dipasang pada
tempat-tempat seperti dinyatakan dalam dokumen gambar, atau
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
3) Cara penempatan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran-ukuran
lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar dan
bill of quantity. Ketentuan-ketentuan dan persyaratan- persyaratan

48 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

lainnya berlaku semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan


finishing dinding lapis keramik, atau mengikuti ketentuan dan
persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini.

b. STANDARD-STANDARD YANG BERLAKU :


1) PUBI - 1982: Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia.

c. PERSYARATAN BAHAN :
1) Jenis batu candi yang digunakan adalah Produk lokal, berwarna
gelap
2) Permukaan batu candi tidak boleh menampakkan cacat, bengkok
(melenting), retak-retak, bagian glasir terlepas, lubang-lubang jarum
atau cacat-cacat kotor dari bahan glasir.
3) Ukuran yang dipakai adalah 10X20 cm, 20 x 20 cm, sisi harus
siku-siku dengan toleransi penyimpangan tidak lebih dari 0,50 mm

d. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Batu candi yang dipakai dengan kwalitas I ukuran 20 x 20 cm
dipasang pada tempat-tempat seperti dinyatakan pada dokumen
gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
2) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material batu candi yang akan dipergunakan
kepada Konsultan Pengawas untuk memperoleh persetujuannya.
3) Pemasangan batu candi harus dilaksanakan oleh orang/tukang yang
benar-benar ahli untuk memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
4) Untuk keperluan pemotongan/sambungan/lasan harus menggunakan
mesin pemotong kwalitas baik, agar diperoleh hasil pemotongan yang
baik dan memuaskan.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan, pemasangan
keramik tile atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk
pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini.

e. KETENTUAN DAN PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN DINDING LAPIS


BATU TERA KOTA:
1) UMUM :
a) Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah meliputi pengadaan
bahan, tenaga kerja, peralatan dan semua pekerjaan-pekerjaan
yang nyata-nyata menyertainya.
b) Batu Tera Kota untuk lapisan dinding bak tanaman ukuran 10 x 20
cm atau sesuai dengan tertera dalam dokumen gambar.

49 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

2) MATERIAL :
a) Batu Tera Kota :
- Batu Tera Kota yang akan digunakan adalah produksi local
kualitas baik ukuran 10 x 20 cm.
- Perekat/aduk yang digunakan adalah campuran 1 pc : 3 pasir.
- Pengisi siar-siar diisi dengan PC yang sewarna dengan warna
keramik tile yang dipasang, atau dengen "Glass plister", dan
harus kedap air.
- Plesteran kedap air adukan 1 PC : 2 pasir harus dipasang
dengan tebal minimum 1.5 cm pada bidang-bidang yang akan
dilapis dengan Batu Candi.

b) Portland Cement :
PC harus dari kwalitas baik dari merk yang terlebih dahulu
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
c) Pasir :
Pasir harus keras, bersih, bebas dari lumpur dan bahan- bahan
lain yang merusak adukan, disesuaikan dengan :
NI-2 Bab. 3.3.
NI-3 Pasal 14.

d) Air : Air harus segar, bersih dan bebas dari asam, alkali dan
organik lainnya.

e) Referensi :
Seluruh pekerjaan harus disesuaikan menurut standard :
NI-2 1971.
NI-3 1970.
NI-8 1971.
Dan mengikuti peraturan dan persyaratan serta rekomendasi dari
pabrik.

50 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

VI. PEKERJAAN LANTAI

1. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 60 X 60 CORAK/WARNA:


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan/ material, peralatan-peralatan kerja dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan
maupun tambahan-tambahan bahan yang sehubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
3) Lapisan screed dilaksanakan diatas plat-plat beton, meliputi bawah
finishing lantai untuk seluruh detail seperti ditunjukkan dalam
dokumen gambar, dengan campuran 1 pc : 3 pasir + hardener
dengan ketebalan 5 cm.
4) Lapisan screed 1 pc : 3 pasir + hardener, t = 4 cm, dan cat genteng
mowilex 3x laburan dilaksanakan pada plaza tiang bendera, rabat dan
trotoar.
5) Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya
sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar, bill of
quantity, serta mengikuti yang diinstruksikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
6) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan

51 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

finishing/plesteran, atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk


pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini.
b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari
satu hasil produk yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam NI-8, SII
0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2) Pasir beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam PUBI 1982 Bagian 11 dan SII 0404-80.
3) Air harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PUBI 1982
Bagian 9, AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
4) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
yang tercantum dalam PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2) Lantai screed dilaksanakan bila dasar lantai yang merupakan beton
tumbuk atau plat beton, telah dibersihkan dari segala kotoran debu
dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
3) Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan pc dan pasir
yang memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan.
4) Lapisan atas finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran
bahan lain, yang dilapiskan keseluruh permukaan lantai dan
diratakan, tebal acian minimum 2 mm setelah diratakan dan
dilicinkan, atau bahan/material lain sesuai yang
disebutkan/disyaratkan dalam gambar atau petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.
5) Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 3 cm atau
sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, screed terbuat dari aduk dengan campuran 1 pc : 3 pasir.
Permukaan lantai screed harus betul-betul rata, kecuali bila
disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak).
6) Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed
harus dibersihkan dengan disikat kawat dan air supaya agregate
muncul dan memberi ikatan yang baik dengan screed. Cara lain
adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi. Setelah dibersihkan, alas
lapisan dibasahi (satu malam) dan setelah kering dilapis cairan semen
(air semen) maksimum 20 menit, selanjutnya screed dicor.

52 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

7) Untuk screeding daerah yang luas diatas 25 M2 mixing harus


mengikuti syarat-syarat mixing untuk beton (Mechanical mixing dan
weight batcher harus digunakan).
8) Pengecoran dilakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran
mengikuti lajur selebar 3 M dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh
dilakukan 24 jam setelah lajur sebelahnya selesai dicor. Permukaan
ujung dari lajur screed yang terdahulu harus dibasahi dahulu dengan
air semen sebelum lajur sebelahnya dicor.
9) Perataan dan compaction :
Screed harus dicompact dengan beam vibrator dan perhatian harus
diberikan pada ujung-ujung yang sering tertinggal. Bila perataan
diperlukan (untuk finishing yang membutuhkannya) perataan dengan
papan screed harus menunggu minimum 1,5 jam maksimum 2,5 jam
untuk menghidari pendebuan permukaan screed. Toleransi perbedaan
tinggi dalam satu ruang besar maksimum 1,5 mm. Toleransi
perbedaan antara 2 jalur maksimum 1 mm.
10)Screed harus dibasahi selama 7 hari.
11)Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan
minimum 4 (empat) minggu.

2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK KM/WC 30 X 30 CM:


Lingkup Pekerjaan, Standard-standard, Persyaratan Bahan, Syarat-syarat
Pelaksanaan, cara penempatan, volume serta detail-detail lainnya seperti
diuraikan dalam Bagian 3 point 4, bedanya disini pekerjaan granite tile
dilaksanakan pada pekerjaan lantai.

3. PEKERJAAN DINDING KERAMIK KM/WC 40 X 25 CM:


Lingkup Pekerjaan, Standard-standard, Persyaratan Bahan, Syarat-syarat
Pelaksanaan, cara penempatan, volume serta detail-detail lainnya seperti
diuraikan dalam Bagian 3 point 4, bedanya disini pekerjaan granite tile
dilaksanakan pada pekerjaan lantai.

4. PEKERJAAN KERAMIK DINDING MEJA PANTRI 40 X 25 CM:


Lingkup Pekerjaan, Standard-standard, Persyaratan Bahan, Syarat-syarat
Pelaksanaan, cara penempatan, volume serta detail-detail lainnya seperti
diuraikan dalam Bagian 3 point 4, bedanya disini pekerjaan granite tile
dilaksanakan pada pekerjaan lantai.

53 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

VII. PEKERJAAN KUSEN KAYU

1. KUSEN ALUMUNIUM TYPE P1

a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2) Pekerjaan pembuatan daun pintu kaca tempered 12 mm dengan
rangka Alumunium 4 mm dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ disyaratkan dalam dokumen gambar serta mengikuti
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
3) Pekerjaan daun pintu kaca tempered 12 mm rangka alumunium 4
mm, berikut kunci, engsel dan handle.
4) Cara pelaksanaan, penempatan, bentuk, volume serta detail-detail
ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
gambar dan bill of quantity.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan alumunium, atau
mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang
sejenis pada spesifikasi ini serta mengikuti petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.

b. STANDARD-STANDARD YANG BERLAKU :


1) SII - 0189 – 78 : Standard Industri Indonesia - Mutu dan Cara Uji
Kaca Lembaran.
2) ASTM C338 - 57.
3) SII 0695 – 82 : Standard Industri Indonesia untuk Extrusi.
4) PUBI – 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia.

c. PERSYARATAN BAHAN :

54 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

1) Pekerjaan daun pintu dibuat dengan kaca tempered dan rangka


alumunium, tidak ada cacat-cacat, minimal buatan ASAHIMAS.
2) Ukuran daun pintu kaca dan rangka alumunium sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen gambar.
3) Pemasangan daun pintu kaca tempered dan rangka alumunium yang
dibuat sesuai dengan gambar bestek/ detail-detail ukurannya, serta
dibuat dengan peralatan yang memadai atau dengan mesin, sehingga
didapat hasil yang baik dengan ukuran-ukuran yang seragam.
4) Rangka/ frame aluminium jenis aluminium extrusi, profil disesuaikan
dengan shop drawing yang telah disetujui.
5) Bahan yang akan difabrikasi harus diseleksi dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan.
6) Finishing untuk bagian rangka aluminium yang tampak dari luar
dengan anodized 13 mikron.
7) Bahan finishing daun pintu kalau tidak ditentukan lain difinish powder
coating, warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

d. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Pelaksana diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran/ bentuk/
mekanisme kerja yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
3) Sebelum pemasangan, penimbunan aluminium, dan material lainnya
ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang/ tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan.
4) Desain dan produksi dari sistem daun pintu harus dapat persetujuan
pemasangan dari Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai gambar.
5) Pemasangan daun pintu tidak boleh menyimpang dari ketentuan
pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
6) Ukuran dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik
pembuatnya.
7) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan). Bilamana tidak
ada kejelasan dalam gambar, Pelaksana wajib menanyakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi.
8) Semua daun pintu yang terpasang sesuai dengan gambar, dalam hal
ini type dan lay out. Setelah pemasangan Pelaksana wajib
memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda

55 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang


timbul adalah tanggung jawab Pelaksana sampai pekerjaan selesai.
9) Semua pekerjaan daun pintu kaca tempered 12 mm dengan rangka
Alumunium 3 mm harus sesuai dengan persyaratan dan cara
pemasangan yang tertulis dalam pekerjaan rangka kusen aluminium :
a) Semua rangka daun pintu kaca tempered 12 mm dengan kusen
Alumunium 3 mm harus terpasang rapih dan kuat mengikuti
petunjuk-petunjuk gambar.
b) Semua sambungan-sambungan yang terlihat mengikuti
detail-detail yang tergambar, bilamana belum dijelaskan dalam
gambar wajib ditanyakan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi. Sambungan-sambungan ini berlaku untuk sambungan-
sambungan dengan material yang lain atau serupa.
c) Bekas lubang-lubang sekerup dan penguat lain harus tidak terlihat
dan semua penguat harus terpasang baik hingga bisa menjamin
kekuatan rangka daun pintu.
d) Finishing rangka dipakai dari jenis yang telah disebutkan dan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, pengerjaannya
mengikuti persyaratan pabrik dan persyaratan material rangka
yang terpasang.

2. KUSEN ALUMUNIUM TYPE P2


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2) Pekerjaan pembuatan daun pintu double taekwood dengan kaca 5
mm rangka Alumunium 4 mm dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ disyaratkan dalam dokumen gambar serta mengikuti
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
3) Pekerjaan daun pintu Fin. Duco, berikut kunci, engsel dan handle.
4) Cara pelaksanaan, penempatan, bentuk, volume serta detail-detail
ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
gambar dan bill of quantity.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan alumunium, atau
mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang
sejenis pada spesifikasi ini serta mengikuti petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.

b. STANDARD-STANDARD YANG BERLAKU :


1) SII - 0189 – 78 : Standard Industri Indonesia - Mutu dan Cara Uji
Kaca Lembaran.
2) ASTM C338 - 57.

56 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

3) SII 0695 – 82 : Standard Industri Indonesia untuk Extrusi.


4) PUBI – 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia.

c. PERSYARATAN BAHAN :
1) Pekerjaan daun pintu dibuat dengan double teakwood dengan kaca 6
mm (one way) rangka Alumunium 3 mm, tidak ada cacat-cacat.
2) Ukuran daun pintu alumunium, kaca dan rangka alumunium sesuai
dengan yang tercantum dalam dokumen gambar.
3) Pemasangan daun pintu double teakwood, kaca dan rangka
alumunium yang dibuat sesuai dengan gambar bestek/ detail-detail
ukurannya, serta dibuat dengan peralatan yang memadai atau
dengan mesin, sehingga didapat hasil yang baik dengan
ukuran-ukuran yang seragam.
4) Rangka/ frame daun pintu jenis aluminium extrusi, profil disesuaikan
dengan shop drawing yang telah disetujui.
5) Bahan yang akan difabrikasi harus diseleksi dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan.
6) Finishing untuk bagian rangka aluminium yang tampak dari luar
dengan anodized 13 mikron.
7) Bahan finishing daun pintu kalau tidak ditentukan lain difinish cat
duco, warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

d. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Pelaksana diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran/ bentuk/
mekanisme kerja yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
3) Sebelum pemasangan, penimbunan aluminium, dan material lainnya
ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang/ tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan.
4) Desain dan produksi dari sistem daun pintu harus dapat persetujuan
pemasangan dari Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai gambar.
5) Pemasangan daun pintu tidak boleh menyimpang dari ketentuan
pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
6) Ukuran dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik
pembuatnya.
7) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan). Bilamana tidak
ada kejelasan dalam gambar, Pelaksana wajib menanyakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi.

57 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

8) Semua daun pintu yang terpasang sesuai dengan gambar, dalam hal
ini type dan lay out. Setelah pemasangan Pelaksana wajib
memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda
lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang
timbul adalah tanggung jawab Pelaksana sampai pekerjaan selesai.
9) Semua pekerjaan daun pintu double taekwood dengan kaca 6 mm
(one way) rangka Alumunium 3 mm harus sesuai dengan persyaratan
dan cara pemasangan yang tertulis dalam pekerjaan rangka kusen
aluminium :
a) Semua daun pintu double taekwood dengan kaca 6 mm (one way)
rangka Alumunium 3 mm harus terpasang rapih dan kuat
mengikuti petunjuk-petunjuk gambar.
b) Semua sambungan-sambungan yang terlihat mengikuti
detail-detail yang tergambar, bilamana belum dijelaskan dalam
gambar wajib ditanyakan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi. Sambungan-sambungan ini berlaku untuk sambungan-
sambungan dengan material yang lain atau serupa.
c) Bekas lubang-lubang sekerup dan penguat lain harus tidak terlihat
dan semua penguat harus terpasang baik hingga bisa menjamin
kekuatan rangka daun pintu.
d) Finishing rangka dipakai dari jenis yang telah disebutkan dan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, pengerjaannya
mengikuti persyaratan pabrik dan persyaratan material rangka
yang terpasang.

3. KUSEN ALUMUNIUM TYPE P3 :


1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2) Pekerjaan pembuatan Jendela Alumunium dengan kaca Polos 5 mm,
Sirip Alumunium 3cm x 10cm, fin. Powder Coating, dipasang pada
seluruh detail yang disebutkan/ disyaratkan dalam dokumen gambar
serta mengikuti petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
3) Pekerjaan Jendela Alumunium dengan kaca Polos 6 mm, Sirip
Alumunium 3cm x 10cm, berikut kunci dan engsel.
4) Cara pelaksanaan, penempatan, bentuk, volume serta detail-detail
ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
gambar dan bill of quantity.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan alumunium, atau
mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang
sejenis pada spesifikasi ini serta mengikuti petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.

1. STANDARD-STANDARD YANG BERLAKU :

58 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

1) SII - 0189 – 78 : Standard Industri Indonesia - Mutu dan Cara Uji


Kaca Lembaran.
2) ASTM C338 - 57.
3) SII 0695 – 82 : Standard Industri Indonesia untuk Extrusi.
4) PUBI – 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia.

2. PERSYARATAN BAHAN :
1) Pekerjaan jendela alumunium dibuat dengan kaca Polos 6 mm, Sirip
Alumunium 3cm x 10cm, fin. Powder Coating, tidak ada cacat-cacat,
minimal buatan ASAHIMAS.
2) Ukuran Jendela Alumunium sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen gambar.
3) Pemasangan jendela alumunium yang dibuat sesuai dengan gambar
bestek/ detail-detail ukurannya, serta dibuat dengan peralatan yang
memadai atau dengan mesin, sehingga didapat hasil yang baik
dengan ukuran-ukuran yang seragam.
4) Rangka/ frame aluminium jenis aluminium extrusi, profil disesuaikan
dengan shop drawing yang telah disetujui.
5) Bahan yang akan difabrikasi harus diseleksi dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan.
6) Finishing untuk bagian rangka aluminium yang tampak dari luar
dengan anodized 13 mikron.
7) Bahan finishing jendela kalau tidak ditentukan lain difinish powder
coating, warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Pelaksana diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran/ bentuk/
mekanisme kerja yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
3) Sebelum pemasangan, penimbunan aluminium, dan material lainnya
ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang/ tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan.
4) Desain dan produksi dari sistem jendela harus dapat persetujuan
pemasangan dari Konsultan Manajemen Konstruksi sesuai gambar.
5) Pemasangan daun jendela tidak boleh menyimpang dari ketentuan
pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
6) Ukuran dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik
pembuatnya.

59 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

7) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan). Bilamana tidak
ada kejelasan dalam gambar, Pelaksana wajib menanyakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi.
8) Semua jendela dan daun jendela yang terpasang sesuai dengan
gambar, dalam hal ini type dan lay out. Setelah pemasangan
Pelaksana wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
Pelaksana sampai pekerjaan selesai.
9) Semua pekerjaan Jendela Alumunium dengan kaca Polos 6 mm, Sirip
Alumunium 3 cm x 10 cm, fin. Powder Coating harus sesuai dengan
persyaratan dan cara pemasangan yang tertulis dalam pekerjaan
rangka kusen aluminium :
a) Semua Jendela Alumunium dengan kaca Polos 6 mm, Sirip
Alumunium 3cm x 10cm, fin. Powder Coating harus terpasang
rapih dan kuat mengikuti petunjuk-petunjuk gambar.
b) Semua sambungan-sambungan yang terlihat mengikuti
detail-detail yang tergambar, bilamana belum dijelaskan dalam
gambar wajib ditanyakan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi. Sambungan-sambungan ini berlaku untuk sambungan-
sambungan dengan material yang lain atau serupa.
c) Bekas lubang-lubang sekerup dan penguat lain harus tidak terlihat
dan semua penguat harus terpasang baik hingga bisa menjamin
kekuatan rangka jendela.
d) Finishing rangka dipakai dari jenis yang telah disebutkan dan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, pengerjaannya
mengikuti persyaratan pabrik dan persyaratan material rangka
yang terpasang.

VIII. PEKERJAAN PLAFOND

1. GYPSUMBOARD 9MM
a. LINGKUP PEKERJAAN :

60 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2) Pekerjaan pemasangan plafond Gypsumboard ini meliputi seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukan dalam dokumen gambar serta
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas Konstruksi.
3) Cara pemasangan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya
sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of
quantity. Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya
berlaku semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan dinding
plafond Gypsumboard/ pekerjaan aluminium atau mengikuti
ketentuan dan persyaratan lain untuk pekerjaan yang sejenis pada
spesifikasi ini.
b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Rangka plafond digunakan "pipa persegi" (rectangular hollow steel),
ukuran disesuaikan dengan rangka finishing (frame aluminium) yang
digunakan, tebal 2 mm dengan jarak pemasangan 60 cm.
2) Rangka/ frame finish (aluminium) :
a) Jenis aluminium extrusi, produk dalam negeri yang bermutu baik
serta memenuhi SII Extrusi 0695-82 yang disetujui Konsultan
Pengawas Konstruksi.
b) Profil disesuaikan dengan shop drawing yang telah disetujui.
c) Warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas
Konstruksi.
d) Proses anodized.
e) Nilai batas deformasi 2 mm.
f) Bahan yang diproses pabrik harus diseleksi dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas Konstruksi.
g) Persyaratan bahan memenuhi persyaratan tertulis dalam bab
material aluminium dan bab lain yang menyangkut pekerjaan
aluminium.
3) Pengisi plafond :
Digunakan gypsumboard. Harus berasal dari sumber yang disetujui
Konsultan Pengawas Konstruksi dengan ketebalan 9 mm, atau sesuai
yang diusulkan pabrik aluminium framing system, sehingga sesuai
dengan ukuran dari rangka aluminium yang dipilih dan yang telah
disetujui.

61 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

4) Accessories :
a) Angkur, sekrup, pelat, baut jika ada harus digalvanish.
b) Untuk rangka aluminium, angker dipakai galvanish steel plate
ketebalan 2 mm.
c) Lain-lain sesuai persyaratan pabrik sehingga sesuai dengan
ukuran rangka/panil dan material rangka/panil yang telah
terpasang.
5) Bahan finishing :
a) Finishing untuk bagian rangka aluminium yang tampak dari luar
dengan powder coating.
b) Warna ditentukan kemudian.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
2) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas Konstruksi, dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
3) Pelaksana Pekerjaan wajib membuat mock up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
4) Sebelum pemasangan, penimbunan aluminium, Gypsumboard dan
material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
5) Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
6) Desain dan produksi dari sistim plafond harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas Konstruksi, serta sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen gambar.
7) Pemasangan plafond gypsumboard tidak boleh menyimpang dari
ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
8) Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik
pembuatnya.

62 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

9) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
10)Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut
pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam
gambar, Pelaksana Pekerjaan wajib menanyakan hal ini kepada
Konsultan Pengawas Konstruksi. Semua ukuran modul yang dianut
berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.
11)Semua plafond gypsumboard yang terpasang sesuai dengan gambar
dalam hal ini type dan lay out. Setelah pemasangan, Pelaksana
Pekerjaan wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan dari benda-benda lain dan kerusakan akibat
kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan sampai pekerjaan selesai.
12)Semua pekerjaan rangka plafond aluminium harus sesuai dengan
persyaratan dan cara pemasangan yang tertulis dalam pekerjaan
kusen rangka aluminium.
a) Semua panil plafond Gypsumboard harus terpasang rapih dan
kuat mengikuti petunjuk-petunjuk gambar.
b) Semua sambungan-sambungan yang terlihat mengikuti
detail-detail yang tergambar, bilamana belum dijelaskan dalam
gambar wajib ditanyakan kepada Konsultan Pengawas Konstruksi.
Sambungan-sambungan ini berlaku untuk sambungan-sambungan
dengan material yang lain atau serupa.
c) Bekas lubang-lubang sekerup dan penguat lain harus tidak terlihat
dan semua penguat harus terpasang baik sehingga bisa menjamin
kekuatan plafond berdiri.
d) Finishing rangka plafond yang dipakai dari jenis yang telah
disebutkan dan ditentukan oleh Konsultan Pengawas Konstruksi.
Pengerjaannya mengikuti persyaratan dari pabrik dan persyaratan
material rangka yang terpasang.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN

1. PEKERJAAN CAT TEMBOK:


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyiapan peralatan kerja, bahan-bahan/material serta alat-alat
bantu lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, agar pekerjaan pengecatan ini dapat terlaksana dengan
baik dan memuaskan.

63 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

2) Pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan meliputi dinding


tembok, dinding bak tanaman, dan bagian dalam serta seluruh detail
yang ditunjukan/disebutkan dalam dokumen gambar.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan yang sehubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, volume serta detail-detail lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan
finishing/pengecatan, atau mengikuti ketentuan dan persyaratan
untuk pekerjaan lain yang sejenis dalam spesifikasi ini.

b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Bahan cat yang dipergunakan produksi dalam negeri, minimal
produksi FARCO, ICI.
2) Pengecatan dinding tembok, beton bagian luar (exterior) :
a) Cat dasar digunakan produk Catilak, ICI Undercoat Tembok, yg
siap pakai atau sesuai dengan petunjuk atau yang disyaratkan
pabrik yang mengeluarkan sebagai lapisan pertama. Pengecatan
lapisan dasar dilakukan minimal satu kali laburan atau sampai rata
dan sama tebalnya.
b) Sebagai cat finish/akhir digunakan produk Catilak, ICI Jenis
Polyurethane Acrylic Enamel/Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic
Emulsion/Weathercoat, type tidak mengkilat. Pengecatan akhir ini
minimal dilaksanakan dua kali laburan atau sampai rata dan sama
tebalnya.
a) Bahan pengencer sesuai dengan yang disyaratkan dari pabrik
yang bersangkutan.
b) Pengeringan minimum setelah 24 jam lapisan berikutnya dapat
dilaksanakan.
c) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
dalam PUBI-1982 pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan
sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas
untuk memperoleh persetujuannya.
2) Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatip dari pabrik yang bersangkutan dan
contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas.

64 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

3) Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan bidang yang


akan dicat harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran-kotoran
yang menempel, debu, minyak dan lain sebagainya.
4) Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukannya telah
diratakan/dihaluskan dengan ampelas. Plesteran harus betul-betul
kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5) Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
6) Pekerjaan pengecatan disyaratkan dengan menggunakan
sprayer/roller untuk bidang permukaan yang luas, sedangkan untuk
bidang permukaan yang kecil dilaksanakan dengan menggunakan
kwas.
7) Sebelum cat digunakan harus diaduk terlebih dahulu sampai rata.
8) Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan
memenuhi persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan
yang ada didalamnya serta telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
9) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan benda lain dan pengaruh-pengaruh pekerjaan
sekelilingnya minimum selama dua jam, atau sesuai dengan yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

2. PEKERJAAN CAT KAYU :


a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyiapan peralatan kerja, bahan-bahan/material serta alat-alat
bantu lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, agar pekerjaan pengecatan ini dapat terlaksana dengan
baik dan memuaskan.
2) Pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan meliputi pengecatan
permukaan kayu yang tampak, atau pada seluruh detail yang
ditunjukkan/disebutkan dalam dokumen gambar.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan yang sehubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, volume serta detail-detail lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of quantity.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan
finishing/pengecatan, atau mengikuti ketentuan dan persyaratan
untuk pekerjaan lain yang sejenis dalam spesifikasi ini.

65 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Digunakan bahan cat produksi dalam negeri, minimal produksi SEIVE
a) Sebagai bahan untuk pengawet kayu yang akan dicat terhadap
kelapukan dan jamur, diulaskan satu lapis ICI Stain Blocking Wood
Primer.
b) Untuk cat dasar digunakan produksi dalam negeri dari SEIVE, jenis
Emulsi Acrylic Primer Undercoat, minimal satu kali laburan,
dengan bahan pengencer sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang
bersangkutan.
c) Sebagai cat finish/akhir digunakan produksi dalam negeri, jenis
SEIVE Cat Kayu/Besi dengan bahan pengencer thinner seri 801
atau seri 802, pengecatan dilaksanakan minimal dua kali laburan.
2) Warna sesuai dengan dokumen gambar atau ditentukan kemudian.
Sesuai dengan persetujuan Konsulatan Pengawas
3) Ketebalan minimal 35 micron, daya sebar 15 M2/liter.
4) Pengeringan untuk cat minimal setelah 24 jam lapisan berikutnya
boleh dilaksanakan.
5) Pekerjaan pengecatan disyaratkan dengan menggunakan sprayer
untuk bidang permukaan yang luas, sedangkan untuk bidang
permukaan yang kecil dilaksanakan dengan menggunakan kwas.
6) Pengendalian pekerjaan pengecatan ini harus memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No.
3900-1970/1971, AS K-41, NI-4 dan sesuai ketentuan teknis dari
pabrik yang bersangkutan.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas
untuk memperoleh persetujuannya.
2) Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatip dari pabrik yang bersangkutan dan
contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas.
3) Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan bidang yang
akan dicat harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran-kotoran
yang menempel, debu, minyak dan lain sebagainya.
4) Pelaksana Pekerjaan harus membuat contoh jadi dari pekerjaan
pengecatan dalam beberapa macam warna, dan diserahkan kepada
Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan.
5) Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu yang sesuai contoh
yang disetujui serta harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas,

66 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

penukaran dan penggantian bahan menjadi beban dan tanggung


jawab Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya tanpa adanya biaya
tambahan.
6) Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/alat mesin ampelas elektrik yang bermutu baik, sampai
merupakan bidang permukaan pengecatan yang halus dan licin,
segala persiapan pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan
baik dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7) Sebelum cat digunakan harus diaduk terlebih dahulu sampai rata.
8) Bidang permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari segala
macam kotoran, umpamanya debu, serbuk gergaji dan lain
sebagainya. Permukaan harus benar-benar bebas dari minyak/lemak
serta harus sudah kering betul.
9) Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada
permukaan yang akan dicat.
10)Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan, untuk
mendapatkan warna yang merata dan sempurna.
11)Pengecatan dilaksanakan minimal dua kali laburan atau sampai
mendapatkan hasil pengecatan yang merata dan sama warnanya.
Pengulangan dilaksanakan setelah lapisan yang pertama mengalami
periode pengeringan yang cukup (minimal 24 jam).
12)Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan benda lain dan pengaruh-pengaruh pekerjaan
sekelilingnya minimum selama dua jam, atau sesuai dengan yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

X. PEKERJAAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi
lapisan  anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan
persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)


2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

67 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen


(Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:

1. Pemasangan penutup atap


2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

2. Persyaratan Material Rangka Atap


Material struktur rangka atap Properti mekanikal baja (Steel mechanical
properties)

 Baja Mutu Tinggi G 550


 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
 Tegangan Maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung
antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi,
spesifikasi screw sebagai berikut:

 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2


 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal

 Gaya geser satu baut 5,10 KN


 Gaya aksial 8,60 KN
 Gaya Torsi 6,90 KN

Persyaratan Pra-Konstruksi

68 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan


pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil
dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop 
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).  

Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus


dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan
mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-
reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi
baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin,
dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda
tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural 

69 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng. 
 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan
desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-
self drilling-for the building and construction industries”(Australian
Standard 3566)

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. LINGKUP PEKERJAAN
1). Pekerjaan ini meliputi pengadaan material/ bahan sisa kekurangan volume,
tenaga kerja, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2). Pekerjaan ini meliputi pemasangan lempengan metal dan rangka penutup
atap genteng beton dan seluruh detail seperti yang disebutkan dan
disyaratkan dalam dokumen gambar serta mengikuti petunjuk konsultan
Manajemen Konstruksi.
3). Cara penempatan, pemasangan, bentuk, volume dan detail-detail lainnya
sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar dan bill of
quantity.

2. PERSYARATAN BAHAN
1). Rangka penutup atap terbuat dari baja ringan tahan terhadap karat.
2). Baik ukuran dan dimensi rangka atap ataupun rangka penutup atap harus
sesuai dengan gambar kerja.
3). Penutup atap yang digunakan dari genteng Metal Roof produk Pabrik
dalam negeri atau semua dari produk lain yang setara yang disetujui
Konsultan Pengawas Konstruksi, yang memiliki ketentuan:
- Tahan terhadap rembesan air.
- Permukaan lapisan harus memperlihatkan pasir dan tidak ada kedalaman
alur-alur batas spangle.
- Tahan terhadap api
- Tahan terhadap panas dan suara

70 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

- Tidak berlumut
- Tingkat mutu I, sesuai SNI.07.3567-1995, ASTM 525-87, ASTM 653-96, JIS G
3320 (1994)
- Kualitas lockforming dengan garansi mampu ditekuk/bending 0 (nol) Ton.
- Warna sesuai dengan standard warna atau ditentukan lain sesuai dengan
persetujuan Konsultan Pengawas Konstruksi.
4). Penutup atap harus dilengkapi dengan perlengkapan sesuai standar
pemasangan dari pabrik pembuat.
Dan perlengkapan lainnya yang jelas-jelas merupakan kebutuhan yang
diperlukan dalam pekerjaan ini.
5). Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Pelaksanaan Pekerjaan
diharuskan menyerahkan contoh bahan yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuan.

XI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal
dibawah ini, maka merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuen-ketentuan dan
disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

Uraian Lingkup Pekerjaan Tenaga & Penerangan


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Pemborong pekerjaan
instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Instalasi pengkabelan.
2. Instalasi penerangan dan kotak kontak.
3. Armature lampu dan lampu-lampu khusus lainnya seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.
4. Melakukan testing, commissioning dan training.

71 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

2. STANDAR/RUJUKAN
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL 1987)
2. International Electrotechnical Commission (IEC)
3. SPLN.

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Panel Tegangan Rendah
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi
dan seluruhnya harus dizinchromat ICI dan di duco 2 kali dan harus
dipakai cat dengan cat bakar, warna abu-abu merk ICI. Pintu dari panel-
panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan
nomor terminal/kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan-
perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-
komponen lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding, kecuali
untuk Panel 1 phasa, cukup menggunakan 3 busbar. Besarnya busbar
harus diperhitungkan untuk besar arus tanpa menyebabkan suhu yang
lebih dari 65ºC.
5. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan
yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari
jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
6. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96
x 96 mm dengan skala linear dan ketelirian 1% dan bebas dari pengarus
induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur).
7. Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan serta semua persyaratan yang berlaku sesuai dengan yang
telah disetujui Perencana.
8. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
a. Incoming & Outgoing MCCB
 Rated current : sesuai gambar

72 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

 Operating voltage : 220/380 V


 Frequency : 50 Hz
 Breaking capacity : 35 dan 50 KA
 Permitted ambient temp : 55C
 Overload release : sesuai gambar
b. Miniatur Circuit Breaker
 Rated current : sesuai gambar
 Operating voltage : 220 V, 380 V
 Frequency : 50 Hz
 Breaking capacity : 10 KA
 Permitted ambient temp : 55C
 Overload release : sesuai gambar
c. Auxiliary relay
 Pada incoming MCCB
- Rated continous current : lihat gambar rencana
- Type : Fixed mounted
- Number of pole : 3 phase, 4 pole
- Rated operating voltage : 380 Volt
- Frequency : 50 Hz
- Permitted ambient temp : max. 55C
- Rated short time current
(0,5 s) : 40 KA
- Rated peak
with stand current : 50 KA

Kabel Tegangan Rendah


1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.
0,6 kV untuk kabel NYM, NYY & NYFGbY dengan spesifikasi :
 Conductor : Plain copper (NYM & NYY), solid or stranded
(NYY), Copper/sector shape (NYFGbY). eterna
 Insultaion : PVC
 Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC
 Sheat : PVC.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

73 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

a. Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY


Eterna.
b. Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.
3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel BC
atau NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter sama dengan
diameter kabel feedernya.
4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu.
5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².

3. SYARAT UMUM
1. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dari karat,
dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh
Perencana/Direksi Pengawas.
2. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat sera sedemikian rupa hingga
pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
3. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).

4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

Panel-panel
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan harus rata (horizontal/waterpas).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Pada lokasi-lokasi yang khusus (Shaft listrik, gudang atau penerangan
luar), panel-panel harus diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi
yang cukup.
4. Khusus untuk panel-panel type free standing, harus diberi alas dengan
menggunakan besi kanal UNP 100 x 50 x 5 mm.
5. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontrol/busbar
atau banyak menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal
block yang baik mutunya (lihat item produk).

74 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

6. Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop


push button, harus dibuat sedemikian tupa sehingga mudah dalam
mengoperasikannya dan estetik.
7. Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987.
8. Semua panel harus ditanahkan.

Kabel-kabel
1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701.
Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus
terdiri dari 4 macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T,
Neutral dan grounding.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm
dan diatasnya diamankan dengan batu bata Cikarang sebagai
pelindungnya.
Lebar galian minimum adalah 40 cm atau disesuaikan dengan jumlah
kabel.
8. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel support, minimum setiap jarak 50 cm.
9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
11. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali
penampang kabel.

75 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

12. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimu 4 cm.
13. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1
m disetiap ujungnya.
14. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam
kotak penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop
merk Legrand atau 3 M dengan memberi isolasi terlebih dahulu. Warna
isolasi harus sama dengan warna kabelnya.

Lampu Penerangan.
1. Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafond
Arsitek dan disetujui Pengawas lapangan.
2. Lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
3. Tiang lampu penerangan luar dipasang tegak lurus.
4. Lampu penerangan luar dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak
pengaman (fuse box ) pada ketinggian maximum 500 mm dari tanah.

5. PENGUJIAN
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN
serta instansi lain yang berwenang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh
dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya
untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang
perlu disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri.

6. PERALATAN MAINTENANCE
Pemborong diwajibkan menyerahkan peralatan Maintenace (Tools Kit) untuk
semua system yang terpasang sesuai dengan produknya masing-masing.
Semua peralatan tersebut harus baru dan asli.

7. PRODUK
Bahan atau peralatan harus memenuhi spesifikasi.

76 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf


dengan yang dispesifikasikan ke Konsultan Pengawas. Pemborong baru bisa
mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

══════════════════════════════════════════════════════
BAHAN/PERALATAN MERK/PEMBUAT
══════════════════════════════════════════════════════
1. Terminal Block : Phoenix Contact, Legrand
2. MCCB, MCB dll : ABB, MG, Siemens,GE.
3. Pembuat Panel : Otessa, Panelindo,Graha Panel.
4. Kabel : Kabelindo, Kabelmetal, Eterna,
Supreme, Tranka
5. Conduit High Impact : Ega, Clipsal. Broco
6. Konduit PVC, AW : Wavin, Rucika
7. GIP Med. Class : Bakrie, PPI
8. Cable Mark : 3 M, Legrand
9. Lampu TLD & PLC
 Fluorescent : Philips, Osram, GE
 Starter : Philips, Osram, GE
 Condensor (Capacitor) : Philips, Osram, GE
 Fitting : Philips, Osram, GE
 Lamp Holder : Philips, Osram, GE
 Ballast low loss : Philips, Osram, GE
 Pembuat : Philips,Artolite,Interlite,Spectra.
10. Kotak Kontak : Legrand , MK,Clipsal
11. Kotak Kontak Industry/Isolating Switch : Legrand, MK,Clipsal.
12. Saklar : MK, Legrand,Clipsal.
13. Metal Conduit : Maruichi, National,

77 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

XII. PEKERJAAN SANITAIR

1. KLOSET DUDUK
a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan kerja dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan ini dapat berfungsi
dengan baik dan memuaskan.
2) Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet/ kamar mandi/ WC
serta pada seluruh detail yang disebutkan/ disyaratkan dalam
dokumen gambar serta mengikuti petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan lainnya yang sehubungan
dengan pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, penempatan, bentuk, volume maupun detail
ukuran-ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen gambar dan bill of quantity atau mengikuti petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan sanitair, plumbing
dan mekanikal atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk
pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini serta mengikuti
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Pemasangan closet :
Closet duduk yang akan digunakan adalah dari produksi TOTO, atau
semua dari produk lain yang setara yang disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2) Jet washer yang digunakan setara merk TOTO dengan type THX 20
MCRB, warna standard, pemasangan dan ukuran sesuai kebutuhan
atau sesuai yang ditunjukkan dalam dokumen gambar, dengan warna
standar, atau dari produk lain yang setara yang disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi.

78 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

3) Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah


didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
4) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
Barang yang dipakai adalah dari produksi yang telah disyaratkan
dalam dokumen gambar.
5) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya
secara tertulis. Pengajuan/ penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan
pengganti harus disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
berdasarkan contoh yang diajukan Pelaksana Pekerjaan.
3) Sebelum pemasangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai yang disebutkan dalam dokumen gambar.
4) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Pelaksana
Pekerjaan harus segera melaporkannya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
5) Pelaksana Pekerjaan tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat bila ada kelainan/ perbedaan di tempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
6) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
7) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan memperbaiki/mengulangi/mengganti
bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas biaya Pelaksana Pekerjaan, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8) Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang
sempurna, rapih dan lancar dipergunakannya.
d. KETENTUAN DAN PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN SALURAN
SANITAIR:
1) UMUM :

79 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

Bagian ini meliputi pengadaan jaringan saluran sanitair, termasuk


penggalian, penimbunan kembali struktur yang bersangkutan dengan
jaringan ini.
2) MATERIAL :
a) Adukan yang dipakai adalah campuran dari 1 pc : 2 pasir dengan
air secukupnya untuk menghasilkan kepadatan adukan yang tepat
untuk keperluan sambungan ini.
b) Beton, yang dipakai sesuai dengan persyaratan beton pada
spesifikasi ini, dan dari campuran beton kedap air 1 pc : 1,5
pasir : 2,5 split.
c) Sealer,untuk sambungan-sambungan pipa adalah gasket karet
(rubber gasket) kecuali disebutkan/ditunjukkan lain dalam gambar
atau persyaratan.
d) Pipa sanitasi, kecuali disebutkan lain, maka semua pipa sanitasi
yang dipakai adalah pipa PVC class VU, yang mempunyai ukuran
minimal sesuai dengan standard di Indonesia.
(1) Untuk ini pipa sanitasi yang digunakan untuk saluran dari WC
minimal pipa PVC 4" dan dari washtafel/urinal minimal pipa
PVC 2" dan dari kitchen sink minimal pipa PVC 3" dan dari floor
drain minimal pipa PVC 2".
(2) Untuk keseluruhan sistim, hanya boleh dipakai satu type pipa
class VU seperti merk WAVIN atau yang setara yang terlebih
dahulu disetujui oleh Konsultan Pengawas Konstruksi.
3) PELAKSANAAN :
a) Dimana "Gravity Flow Sewer" menyilang diatas pipa air, maka pipa
"Sewer"ini harus dibungkus dengan beton kedap air pada jarak
tiga meter tiap sisi pipa air. Ketebalan beton ini, termasuk beton
pada sambungan pipa-pipa tidak boleh kurang dari 10 cm.
b) Semua sambungan harus di "Seal" kencang dengan gasket karet.
c) "Cradle" beton :
Pipa-pipa ini harus didukung oleh suatu " Cradle" beton ditempat
sesuai dengan gambar atau tempat-tempat yang ditunjuk oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Beton ini terdiri dari campuran
1 pc : 3 pasir : 5 split.
d) Untuk sambungan-sambungan "T" harus dipakai sambungan jadi
buatan pabrik. Pemotongan pipa untuk dipakai sebagai
sambungan tidak diperbolehkan kecuali untuk hal-hal istimewa
atas persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
e) Lubang-lubang orang (man hole/bak kontrol) harus dibuat dari
batu bata/batu kali dengan rangka dan penutup dari beton
bertulang serta sesuai dengan gambar. Untuk bagian yang

80 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

bersilangan dengan jalan diatasnya, maka manhole ini dibuat dari


batu kali kedap air dengan rangka dan penutup dari beton
bertulang, sesuai dengan gambar serta mengikuti petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
f) Rangka dan penutup harus diberi tanda pengenal dan harus
dipasang sehingga permukaan atas dan penutup akan rata atau
lebih tinggi dari permukaan tanah.
4) SISTIM PLUMBING :
a) UMUM :
Pekerjaan yang dimaksud di sini adalah penyediaan bahan-bahan,
tenaga kerja, peralatan-peralatan yang perlu, agar seluruh
instalasi penyediaan air bersih,pembuangan air kotor dan
pengaliran air hujan dapat dipasang, diuji dan siap untuk
digunakan. Dengan kwalitas bahan dan kwalitas pekerjaan
pemasangan yang terbaik,sesuai dengan gambar-gambar dan
spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan ini.
b) LINGKUP PEKERJAAN :
(1) Sistim pemipaan air bersih :
Sistim pemipaan air bersih dimulai dari sumber air bersih untuk
lokasi ke reservoir atas, selanjutnya ke pipa-pipa distribusi air
bersih dari reservoir atas keseluruh plumbing fixtures.
(2) Sistim pembuangan air kotor dan air bekas :
Yaitu sistim pembuangan air kotor dan air bekas dari seluruh
fixtures toilet sampai pada septik tank, termasuk bak kontrol
dan bidang resapannya.
(3) Sistim penyaluran air hujan :
Untuk mengalirkan air hujan yang jatuh ke badan air penerima,
baik yang berupa sungai atau saluran air hujan kota.
(4) Perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja
dengan sempurna dan baik. Walaupun pada gambar tidak
dicantumkan secara jelas, Pelaksana Pekerjaan wajib
melengkapinya.
Misalnya : katup-katup.
c) PERATURAN-PERATURAN, IZIN-IZIN, STANDARD :
(1) Semua bahan pipa dan peralatan harus memenuhi standard
standard ini, atau equivalent :
(a) ASTM-A 120-57 untuk pipa-pipa dan fitting dari Galvanished
Iron Pipe (GIP).

81 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

(b) JIS untuk PVC.


(2) Semua cara dan teknik pemasangan harus sesuai dengan yang
disyaratkan dalam bestek dan Pedoman Plumbing Indonesia
1979.
(3) Pelaksana Pekerjaan harus meminta izin-izin yang mungkin
diperlukan untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam
spesifikasi ini atas tanggungan sendiri.
(4) Selama pekerjaan berlangsung, Pelaksana Pekerjaan harus
menempatkan petugas yang akhli untuk mempertanggung
jawabkan pekerjaan dilapangan.
(5) Sebelum pemasangan dan pemesanan semua peralatan yang
akan dipasang, harus dibuat gambar kerja terlebih dahulu
untuk disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
(6) Pelaksana Pekerjaan harus melengkapi semua material
pembantu untuk kesempurnaan instalasi yang dipasang.
(7) Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan peralatan, alat-alat
pengatur dan alat-alat pengaman tambahan yang diwajibkan
oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan- peraturan yang
berlaku di Indonesia.
d) GAMBAR-GAMBAR DAN SPESIFIKASI :
(1) Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan
suatu kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada
sesuatu bagian pekerjaan atau bahan, atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan
hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan saja, Pelaksana Pekerjaan harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
(2) Lokasi yang tepat dari peralatan-peralatan sanitary fixtures,
floor drain, pipa-pipa utama dan pipa-pipa cabang harus
diperiksa dalam gambar-gambar perencanaan mekanikal dan
arsitektur dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang
diberikan oleh pabrik pembuat alat-alat tersebut.
e) BAHAN :
(1) Pipa air bersih :
(a) Untuk penyediaan air bersih digunakan pipa Galvanished
Iron Glass Medium.
(b) Semua cabang dan elbouw harus buatan pabrik.
(c)Pipa dengan ukuran 2" kebawah dipakai sambungan ulir
dan pipa dengan ukuran 3" keatas memakai sambungan
flens.
(2) Pembuangan air bekas dan air kotor :

82 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

(a) Pipa-pipa sanitary digunakan dari PVC class V.U.


(b) Semua cabang harus dibuat dengan cabang "Y" dan buatan
pabrik.
(c) Semua floor drain dan clean out, yang dipasang pada lantai
dengan lapisan "Water proofing" harus dibuat dengan
konstruksi sedemikian, sehingga dapat mencegah
perembesan air sepanjang pipanya sendiri.
(d) Semua lavatory, urinal, floor drain dan WC, harus diberi
Water trop yang dibuat, kecuali jika sudah ada "Water
Trop" (Build in).
(e) Pipa-pipa dan fitting untuk vent dibuat dari PVC class V.U.
(3) Fitting :
(a) Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa
dengan luas penampang yang berbeda harus digunakan
"Reducering" atau "Increasing".
(b) Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan
"Long Radius". Belokan-belokan dari jenis "Short-Radius"
hanya boleh digunakan apabila kondisi tempat tidak
memungkinkan penggunaan long radius, dan Pelaksana
Pekerjaan harus memberitahukan hal ini kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi.
(c) Fitting atau alat-alat yang menimbulkan tahanan
aliran-aliran yang tidak wajar, tidak boleh digunakan.
f) PELAKSANAAN DAN PEMASANGAN :
(1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing,
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat gambar kerja yang
diperlukan dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Gambar-gambar tersebut mencakup antara lain :
(a) Penembusan pipa/ sleeves pada pondasi, pelat beton dan
lain-lain.
(b) Detail pemasangan setiap sanitary/ fixtures.
(c) Penggambaran jalur-jalur pipa air bersih dan pipa air kotor
lengkap dengan hanger/ support.
(2) Pemasangan pipa :
(a) Pipa-pipa yang dipasang di dalam tanah harus mempunyai
jarak dan kedalaman sesuai dengan gambar bestek.
(b) Bila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding
maka pipa harus diberi perlindungan/ sleeves yang terbuat
dari pipa besi tuang atau pipa baja. Antara pipa dengan

83 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

sleeves tersebut harus diisi dengan flexible sealing


material.
(c) Pemadatan/ penimbunan pipa harus dilakukan tanpa
merusak pipa.
Bahan yang dipakai untuk menimbun harus bersih dari
batu, puing atau sampah.
Pemadatan dilakukan sebagai berikut :
- Sekeliling pipa ditimbun dengan pasir setebal 30 cm.
- Dipadatkan.
- Kemudian ditimbun dengan tanah yang bebas dari
batu-batuan, puing dan sampah-sampah.
- Dipadatkan hati-hati setiap lapisan sampai mencapai
permukaan tanah semula.
(d) Pemasangan pipa air kotor dan pipa vent :
- Untuk mendapatkan suatu kecepatan pengaliran yang
mememenuhi syarat, maka pemasangan pipa air kotor
harus mempunyai kemiringan minimal 2% untuk
pipa-pipa yang mempunyai diameter 3" atau lebih kecil,
dan untuk pipa yang diameternya lebih besar dari 3"
kemiringannya minimal 1%.
- Pipa vent harus dipasang sesuai dengan gambar dan
mempunyai kemiringan keatas menuju ke pipa vent
tegak, yang mempunyai vent cap diatas atap bangunan
untuk memperoleh ventilasi seluruh sistim dengan
sirkulasi udara secara gravitasi.
(3) Penyambungan pipa :
(a) Penyambungan pipa didalam instalasi plumbing ini harus
rapat air.
(b) Untuk pipa ulir memakai seal tape tersebut hanya pada
male threads.
(c) Untuk clean out dan drain plug memakai graphite.
(d) Untuk pipa air kotor, perubahan arah aliran harus memakai
45 derajat WYE, long sweep elbouw dan lain-lain. Single
dan double sanitary tee hanya boleh digunakan pada pipa
drainase vertikal.
(4) Pemasangan clean out : Untuk pipa dengan diameter 3" atau
lebih, dibutuhkan jarak minimal 18" dari dinding, untuk pipa
yang lebih kecil jaraknya 12". Pemasangan clean out pada
lantai harus rata dengan lantai finish.

84 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

(5) Pemasangan floor drain : Pemasangan floor drain harus lebih


rendah 0,5 cm dari lantai finish.
(6) Pemasangan sanitary fixtures dan kelengkapannya:
Pemasangan secara lengkap sesuai dengan bestek harus
dilakukan menurut petunjuk dari pabrik. Penambahan
peralatan yang dibutuhkan untuk kesempurnaan pemasangan
sanitary fixtures menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
(7) Support untuk fixtures dan alat-alat :
(a) Semua fixtures dan alat-alat sanitair harus ditumpu dan
ditetapkan ditempatnya dengan baik dan kuat.
(b) Insert (tempat penyekrupan) harus tertanam dengan baik
dalam dinding atau lantai dan rata dengan permukaan
akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut. Setelah
alat-alat tersebut terpasang, insert harus tidak kelihatan.
(c) Semua baut, mur dan sekerup yang kelihatan, harus dibuat
dengan lapisan chronium atau nickel, demikian juga
cincin/washer untuk pemasangannya.

2. FLOOR DRAIN
a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan kerja dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan ini dapat berfungsi
dengan baik dan memuaskan.
2) Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet/ amar mandi/ WC
serta pada seluruh detail yang disebutkan/ disyaratkan dalam
dokumen gambar serta mengikuti petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan lainnya yang sehubungan
dengan pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, penempatan, bentuk, volume maupun detail
ukuran-ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen gambar dan bill of quantity atau mengikuti petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan sanitair, plumbing
dan mekanikal atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk

85 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini serta mengikuti


petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Pemasangan floor drain : Floor drain yang akan digunakan seperti
produksi TOTO atau yang setara atau mengikuti petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2) Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah
didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
3) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
Barang yang dipakai adalah dari produksi yang telah disyaratkan
dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
4) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya
secara tertulis. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan
pengganti harus disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
berdasarkan contoh yang diajukan Pelaksana Pekerjaan.
3) Sebelum pemasangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai yang disebutkan dalam dokumen gambar.
4) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Pelaksana
Pekerjaan harus segera melaporkannya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
5) Pelaksana Pekerjaan tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu
tempat bila ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
6) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
7) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan memperbaiki/mengulangi/mengganti
bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa

86 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

garansi, atas biaya Pelaksana Pekerjaan, selama kerusakan bukan


disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8) Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang
sempurna, rapih dan lancar dipergunakannya.

3. CLEAN OUT
a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan kerja dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan ini dapat berfungsi
dengan baik dan memuaskan.
2) Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet/kamar mandi/WC
serta pada seluruh detail yang disebutkan/disyaratkan dalam
dokumen gambar serta mengikuti petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan lainnya yang sehubungan
dengan pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, penempatan, bentuk, volume maupun detail
ukuran-ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen gambar dan bill of quantity atau mengikuti petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan sanitair, plumbing
dan mekanikal atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk
pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini serta mengikuti
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Pemasangan clean out: Clean out yang akan digunakan dari produksi
TOTO atau yang setara atau mengikuti petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi
2) Diameter sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar
serta disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
3) Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah
didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
4) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
Barang yang dipakai adalah dari produksi yang telah disyaratkan
dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

87 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

5) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan


menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya
secara tertulis. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan
pengganti harus disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
berdasarkan contoh yang diajukan Pelaksana Pekerjaan.
3) Sebelum pemasangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai yang disebutkan dalam dokumen gambar.
4) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Pelaksana
Pekerjaan harus segera melaporkannya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
5) Pelaksana Pekerjaan tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu
tempat bila ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
6) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
7) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan memperbaiki/mengulangi/ mengganti
bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas biaya Pelaksana Pekerjaan, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8) Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang
sempurna, rapih dan lancar dipergunakannya.

4. KITCHEN SINK :
a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan kerja dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan ini dapat berfungsi
dengan baik dan memuaskan.
2) Pekerjaan pemasangan kitchen sink ini dipasang pada ruang dapur
serta pada seluruh detail yang disebutkan/ disyaratkan dalam

88 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

dokumen gambar serta mengikuti petunjuk Konsultan Manajemen


Konstruksi.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan lainnya yang sehubungan
dengan pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, penempatan, bentuk, volume maupun detail
ukuran-ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen gambar dan bill of quantity atau mengikuti petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan sanitair, plumbing
dan mekanikal atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk
pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini serta mengikuti
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Pemasangan kitchen sink : Kitchen sink yang akan digunakan terbuat
dari bahan stainless steel, seperti merk ARISTON, buatan German,
ukuran 60 x 110 cm atau yang setara atau mengikuti petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2) Kran air digunakan seperti merk TOTO type T30 ARQ 13 N, atau yang
setara atau mengikuti petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
3) Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah
didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
4) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
Barang yang dipakai adalah dari produksi yang telah disyaratkan
dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
5) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya
secara tertulis. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan
pengganti harus disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
berdasarkan contoh yang diajukan Pelaksana Pekerjaan.

89 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

3) Sebelum pemasangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai yang disebutkan dalam dokumen gambar.
4) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Pelaksana
Pekerjaan harus segera melaporkannya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
5) Pelaksana Pekerjaan tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu
tempat bila ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
6) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
7) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan memperbaiki/mengulangi/mengganti
bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas biaya Pelaksana Pekerjaan, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8) Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang
sempurna, rapih dan lancar dipergunakannya.

5. URINAL
a. LINGKUP PEKERJAAN :
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan kerja dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan ini dapat berfungsi
dengan baik dan memuaskan.
2) Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet/kamar mandi/WC
serta pada seluruh detail yang disebutkan/disyaratkan dalam
dokumen gambar serta mengikuti petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan
maupun tambahan- tambahan bahan lainnya yang sehubungan
dengan pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
4) Cara pengerjaan, penempatan, bentuk, volume maupun detail
ukuran-ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen gambar dan bill of quantity atau mengikuti petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan sanitair, plumbing
dan mekanikal atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk

90 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini serta mengikuti


petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. PERSYARATAN BAHAN :
1) Pemasangan urinal :
Urinal dan pembatas urinal yang akan digunakan adalah produksi
TOTO, dilengkapi dengan kran pembilas.
2) Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah
didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
3) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
Barang yang dipakai adalah dari produksi yang telah disyaratkan
dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
4) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memperoleh persetujuannya
secara tertulis. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan
pengganti harus disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
berdasarkan contoh yang diajukan Pelaksana Pekerjaan.
3) Sebelum pemasangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai yang disebutkan dalam dokumen gambar.
4) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Pelaksana
Pekerjaan harus segera melaporkannya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
5) Pelaksana Pekerjaan tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu
tempat bila ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
6) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
7) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan memperbaiki/mengulangi/mengganti
bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa

91 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

garansi, atas biaya Pelaksana Pekerjaan, selama kerusakan bukan


disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8) Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang
sempurna, rapih dan lancar dipergunakannya.

BAGIAN B POS JAGA

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

2. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI DAN URUGAN

3. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON STRUKTUR


4. PEKERJAAN DINDING

5. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

6. PEKERJAAN LANTAI

7. PEKERJAAN PLAFOND

8. PEKERJAAN PENGECATAN

9. PEKERJAAN KUDA KUDA BAJA RINGAN

10. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

11. PEKERJAAN SANITAIR

BAGIAN C PEKERJAAN GARASI MOBIL

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI DAN URUGAN

3. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON STRUKTUR

4. PEKERJAAN DINDING

5. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

92 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

6. PEKERJAAN LANTAI

7. PEKERJAAN PLAFOND

8. PEKERJAAN PENGECATAN

9. PEKERJAAN KUDA KUDA BAJA RINGAN

10. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

11. PEKERJAAN FINISHING

BAGIAN D GASEBO

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

2. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI DAN URUGAN

3. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON STRUKTUR

4. PEKERJAAN DINDING

5. PEKERJAAN LANTAI

6. PEKERJAAN PLAFOND

7. PEKERJAAN PENGECATAN

8. PEKERJAAN KUDA KUDA BAJA RINGAN

9. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

BAGIAN E PEKERJAAN LANDSCAPE

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

2. PEKERJAAN AREA PARKIR DAN JALAN

3. PEKERJAAN PENGHIJAUAN

4. PEKERJAAN PINTU GERBANG & PAGAR KELILING

93 | H a l a m a n
PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GUEST HOUSE

5. PEKERJAAN DRAINASE

6. PEKERJAAN LAIN - LAIN

94 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai