Anda di halaman 1dari 4

PENYEMPURNAAN DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN) SPESIFIKASI TEKNIS

DAFTAR ISI

BAB 2 Pekerjaan Persiapan.............................................................................................2-1


2.1 Menghubungi Aparat Desa.............................................................................................2-1
2.2 Pembuatan Kantor Direksi.............................................................................................2-1
2.3 Pembuatan Papan Nama Proyek....................................................................................2-1
2.4 Pembuatan Barak Pekerja dan Gudang...........................................................................2-1
2.5 Pengukuran dan Pematokan (Uitzet)..............................................................................2-1
2.6 Pemasangan Profil (Bouwplank).....................................................................................2-2
2.7 Pekerjaan Persiapan......................................................................................................2-3
2.7.1 Umum..........................................................................................................................2-3
2.7.2 Pekerjaan Sementara untuk Mengendalikan Air...............................................................2-3
2.7.3 Jalan Masuk dan Jalan Angkut Sementara.........Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
2.7.4 Pengalihan Sementara Lalu-lintas.....................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
2.7.5 Pengaturan Lalu-lintas Sementara....................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
2.7.6 Pemagaran Sementara..................................................................................................2-3

i
PENYEMPURNAAN DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN) SPESIFIKASI TEKNIS

BAB 2 PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Koordinasi Dengan Aparat Desa dan Kecamatan

Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, bersama Direksi harus berkoordinasi terlebih dahulu
dengan para Aparat Desa dan Aparat Kecamatan yang berwenang dalam wilayah kerjanya,
dengan maksud memberitahukan kehadiran dan menjelaskan semua rencana kerjanya di
daerah tersebut.

2.2 Pembuatan Kantor Direksi

Kontraktor diwajibkan membuat Kantor Direksi dengan ukuran minimal 40 m 2, serta dengan
bentuk yang sesuai dengan petunjuk Direksi. Kantor ini harus berupa bangunan permanen
yang sesudah proyek ini selesai akan menjadi milik Direksi dan akan dijadikan Rumah Dinas
Penjaga Pintu Air. Lokasi kantor ini di lapangan akan ditentukan oleh Direksi.

Kantor Direksi ini harus dilengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut :

 1 (satu) set meja kursi tamu.

 1 (satu) meja kursi tulis untuk Direksi/Pengawas Lapangan.

 1 (satu) set papan tulis.

 1 (satu) set alat tulis (buku tamu, penggaris segi tiga, kertas, buku laporan harian dan
buku catatan yang lain).

 Papan dalam jumlah secukupnya untuk menempel gambar-gambar rencana dan


photo-photo kemajuan fisik pekerjaan.

 1 (satu) tempat obat-obatan dengan isinya untuk pertolongan pertama pada


kecelakaan.

2.3 Pembuatan Papan Nama Proyek

Kontraktor diwajibkan membuat 2 (dua) buah Papan Nama Proyek berukuran 80 cm x 120
cm yang isi tulisan dan penempatannya ditentukan bersama-sama dengan Direksi/Pengawas
Lapangan.

2.4 Pembuatan Barak Pekerja dan Gudang

Kontraktor harus membuat barak yang memadai dan layak sebagai tempat beristirahat
untuk para pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut. Di samping itu, Kontraktor
diwajibkan pula untuk membuat gudang yang baik bagi penyimpanan material sehingga
tidak rusak karena hujan atau cuaca.

2.5 Pengukuran dan Pematokan (Uitzet)

Sebelum memulai pekerjaan pembuatan saluran atau bangunan-bangunan, Kontraktor


terlebih dahulu harus mengadakan pengukuran/uitzet dengan pengawasan
Direksi/Pengawas Lapangan.

Alat yang dipakai dalam pengukuran ini minimal adalah alat waterpass. Pengikatan dalam
pengukuran ini dilakukan terhadap patok-patok tertentu yang berfungsi sebagai titik tetap
yang lokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan. Data ini dapat diperoleh

1
PENYEMPURNAAN DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN) SPESIFIKASI TEKNIS

dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi. Sebelum memulai


pengukuran, Kontraktor diharuskan untuk memeriksa semua titik-titik tetap ini dan membuat
titik tetap tambahan lainnya sedemikian rupa sehingga jarak 2 titik tetap tidak lebih dari 1
kilometer.

Ketelitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas keseksamaan sebagai berikut :

 Titik-titik untuk tampang melintang, boleh terletak kurang dari 2 cm dari posisi yang
ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal.

 Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa kembali
ke titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 L mm, dimana L adalah
panjang atau jarak sirkuit pengukuran dalam Km.

 Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang
dengan tidak melewati 0,25 cm dari titik tinggi yang benar.

 Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus kurang dari 2
cm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus terletak tidak lebih dari
0,25 cm dari kedudukan yang sebenarnya, kecuali pada pemasangan pekerjaan baja
dan peralatannya memerlukan yang lebih tinggi.

Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran, harus
diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi, hasil ini akan diperiksa. Dan apabila terdapat
kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun penggambaran, maka
Kontraktor harus memperbaikinya sampai betul dan mendapat persetujuan Direksi.

Hasil pengukuran uitzet yang benar akan dipakai untuk menentukan trase saluran, tempat
bangunan air atau bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu Kontraktor tidak
diperbolehkan memulai suatu pekerjaan saluran/bangunan sebelum posisi, ukuran-
ukurannya, dan ketinggian-ketinggiannya disetujui oleh Direksi.

Pematokan pada as trase saluran dalam pengukuran ini, harus dilakukan pada setiap interval
50 m dan pada setiap belokan dengan menggunakan patok kayu. Pematokan pada lokasi
bangunan-bangunan air harus dilakukan dengan menggunakan patok beton.

Pada setiap patok yang dipasang agar dicantumkan nomor urut dan elevasi hasil
pengukuran.

Jika pada waktu pengukuran/uitzet trase saluran dijumpai ketidak-sesuaian antara gambar
dengan keadaan lapangan, maka Kontraktor harus secepatnya melapor kepada Direksi untuk
mendapat penyelesaiannya.

2.6 Pemasangan Profil (Bouwplank)

Pada setiap pembuatan saluran dan bangunan, Kontraktor diwajibkan memasang


bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta nama bangunannya.

Pemasangan bouwplank/profil harus berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok


pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai
dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.

Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata. Pemasangan
bouwplank harus didahului dengan pengukuran yang menggunakan alat ukur.
Pemasangannya harus cukup kuat.

Kebenaran dari pemasangan bouwplank akan diperiksa oleh Direksi. Setelah pemeriksaan ini
selesai dan hasilnya benar, barulah pekerjaan saluran atau bangunan dapat dimulai.

2
PENYEMPURNAAN DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN) SPESIFIKASI TEKNIS

2.7 Pekerjaan Persiapan

2.7.1 Umum

Kecuali bila dinyatakan secara terpisah dalam ketentuan Kontrak ini, Kontraktor bertanggung
jawab atas desain, pemasangan, pembangunan dan perawatan semua pekerjaan sementara
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Semua pekerjaan sementara seperti
tersebut di atas, harus mendapatkan persetujuan Direksi dan harus disingkirkan setelah
habis kegunaannya dengan cara dan pada saat seperti yang diperintahkan dan disetujui
Direksi.

Dalam 30 hari setelah diterimanya SPK, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
rincian dari usulan semua Pekerjaan Sementara termasuk lokasi, tata letak, ukuran,
kapasitas, metode pelaksanaan, rencana pelaksanaan dan pemasangan.

Direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk memodifikasi atau mengubah usulan


Kontraktor kalau dipandang perlu. Perintah Direksi tersebut tidak membebaskan Kontraktor
dari kewajiban dan tanggung jawabnya seperti ditentukan dalam kontrak.

Bila Kontraktor bermaksud menempelkan sebagian dari Pekerjaan Sementara di luar Daerah
Kerja maka semua biaya yang timbul oleh karena tindakan tersebut seperti hak melintasi
daerah, pembebasan atau sewa tanah dan sejenisnya harus ditanggung Kontraktor dan
dianggap sudah termasuk dalam anggaran biaya yang diajukan Kontraktor.
Semua keterlambatan dan hambatan yang timbul dari jalannya tidak membebaskan
Kontraktor dari kewajiban yang tercantum dalam Kontrak.

Semua biaya untuk memenuhi ketentuan di atas harus sudah termasuk dalam harga satuan
yang diajukan Kontraktor kecuali kalau memang diajukan secara terpisah.

2.7.2 Pekerjaan Sementara untuk Mengendalikan Air (2.1.1)

Kontraktor harus mendesain, membangun dan merawat semua pekerjaan sementara untuk
mengendalikan air dan pengeringan (dewatering) dan harus menyediakan, memasang,
mengoperasikan dan merawat peralatan pemompaan dan perlengkapan lain untuk
mengalihkan air dari daerah kerja sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan baik.

Kontraktor harus memperbaiki atas biaya sendiri semua kerusakan yang timbul akibat
gagalnya Pekerjaan Sementara untuk mengendalikan air. Semua pekerjaan sementara
tersebut di atas harus mendapat persetujuan Direksi dan harus dibongkar pada saat yang
disetujui Direksi setelah kegunaannya dianggap selesai.

2.7.3 Pemagaran Sementara

Apabila diperlukan Kontraktor harus memasang pagar sementara sekeliling daerah kerjanya
dan merawat pagar tersebut atas biaya Kontraktor. Pemagaran ini harus mendapat
persetujuan Direksi. Apabila pemagaran dilakukan bersebelahan dengan fasilitas umum
seperti jalan dsb maka harus mendapat persetujuan Pemerintah Daerah.

Anda mungkin juga menyukai