Anda di halaman 1dari 26

Spesifikasi Teknis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Embung adalah salah satu bangunan irigasi yang berfungsi menampung air hujan untuk
persediaan suatu desa atau dusun di musim kering. Selama musim kering, air akan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk, ternak dan kebun.
Dimusim hujan embung biasanya tidak beroperasi karena air di luar embung mencukupi
ketiga kebutuhan di atas. Oleh karena itu pada setiap akhir musim hujan sangat
diharapkan kolam embung dapat terisi penuh air sesuai desain.
Dari uraian di atas maka dapat dipastikan bahwa konstruksi embung harus
direncanakan dengan standar mutu tertentu sehingga dapat menjawab fungsi dan manfaat
yang diharapkan. Standar yang dimaksud adalah penggunaan material, dimensi
bangunan, stabilitas konstruksi, operasional dan pemeliharaan.
Penetapan standar sangat berpengaruh terhadap metode pelaksanaan pekerjaan, metode
pengawasan, penggunaan peralatan, waktu pelaksanaan dan pada akhirnya bermuara pada
besarnya biaya pelaksanaan pekerjaan. Standar yang dimaksud dalam perencanaan ini
disebut dengan nama Spesifikasi Teknik.
Kaitannya dengan pelelangan pekerjaan maka spesifikasi teknik sangat dibutuhkan dalam
menentukan harga satuan setiap jenis pekerjaan karena dalam spesifikasi teknik tersirat
metode pelaksanaan yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan. Relevan dengan
uraian di atas maka dalam pekerjaan fisik pembangunan embung kecil disertakan spesifikasi
teknik yang diperlukan.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud
Memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana yang tertuang dalam KAK.
Sebagai bahan acuan dalam proses pelelangan maupun konstruksi.

Tujuan
Memberikan gambaran tentang jenis kegiatan yang akan dilakukan pada saat
konstruksi.
Memberikan gambaran tentang kualitas pekerjaan yang harus dicapai ketika
pelaksanaan konstruksi serta syarat-syarat teknisnya,
Sebagai dasar dalam menyusun metode pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Lokasi Pekerjaan


Lokasi pembangunan embung kecil disesuaikan dengan daftar lokasi pekerjaan pembangunan
embung kecil yang akan dilaksanakan.

Spektek -1
Spesifikasi Teknis
BAB 2
SPESIFIKASI
2.1 Umum

2.1.1 Spesifikasi Dasar


Kecuali ditentukan lain, bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Spesifikasi lain mungkin dapat disubstitusikan atas ketetapan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan sekurang-kurangnya satu salinan Standar Nasional
Indonesia yang ditentukan dalam spesifikasi atau standar lainnya yang disetujui untuk
bahan yang disuplai atau hasil-hasil pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan penggunaan
oleh direksi.
Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci atau tidak dicakup oleh
Standar Nasional atau Standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan
semacam untuk kelas satu. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan
yang dipesan atau dimasukkan untu digunakan dalam pekerjaan cocok untu maksud
tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini menentukan.

2.1.2 Tenaga Kerja


Kontraktor diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang bertanggung jawab dan
terampil dalam bidang-bidang keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta dalam jumlah
yang memadai untuk menyelesaikan volume pekerjaan sesuai jadwalnya.
Daftar dari tenaga kerja ini beserta kualifikasinya, terutama tenaga kerja inti, harus
diserahkan kepada direksi sebelum memulai pekerjaan, dan penggantian tenaga kerja inti
harus dilaporkan kepada Direksi. Kontraktor juga diwajibkan untuk mengikutsertakan dan
memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

2.1.3 Peralatan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi yang baik dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat
pada waktunya. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebaelum memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hal ini menurut Direksi disebabkan
karena kurangnya jumlah tenaga kerja atau peralatan atau kurang memenuhi syaratnya
dari beberapa pekerja dan peralatan, maka Direksi berhak memerintahkan Kontraktor
untuk menambah atau mengganti tenaga kerja dan peralatan tersebut.

2.2 Pekerjaan Persiapan


Yang termasuk dalam Pekerjaan Persiapan adalah :
• Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
• Pekerjaan Sosialisasi dan Dokumentasi
• Pembuatan Papan Nama Proyek

Spektek -2
Spesifikasi Teknis

• Pembuatan Quality Assurance


• Pembuatan Jalan Masuk
• Pelaporan

Kecuali Pembuatan Papan Nama Proyek yang diukur dan dibayar sesuai jumlah yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga maka jenis pekerjaan lain diukur dan dibayar
secara lumpsum (ls), sudah termasuk biaya untuk material, upah dan bahan.

2.2.1 Mobilisasi dan Demobilisasi


Kontraktor diharuskan memperhitungkan pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dari
peralatan berat yang akan dipergunakan, yaitu peralatan berat yang didatangkan ke lokasi
pekerjaan dan mengembalikan peralatan berat tersebut ke tempat asalnya, sesuai dengan
kebutuhan peralatan.
Mobilisasi dan Demolisasi harus sudah memperhitungkan biaya-biaya sebagai berikut :
• Mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat termasuk biaya pengamanan.
• Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja termasuk peralatan-peralatan kecil yang
diperlukan.
• Menyiapkan fasilitas lapangan antara lain : kantor lapangan (untuk Direksi dan
Kontraktor) termasuk maubiler (meja, kursi, lemari arsip) yang diperlukan, kendaraan
roda 2 untuk pengawasan lapangan 1 (satu).
• Fasilitas yang disiapkan setelah pekerjaan selesai menjadi milik Kontraktor.

2.2.2 Sosialisasi dan Dokumentasi


Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, bersama Direksi terlebih dahulu harus
menghubungi para Kepala Desa/Aparat Desa lainnya yang berwenang dari wilayah
kerjanya untuk memberitahukan kehadiran dan menjelaskan semua rencana kerjanya
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tersebut. Hal ini perlu karena
pekerjaan ini berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat. Selanjutnya Kontraktor
juga diwajibkan melakukan dokumentasi pekerjaan minimal untuk kondisi
0%, 50% dan 100% disertai pelaporannya.

2.2.3 Pembuatan Papan Nama Proyek


Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek. Bentuk dan ukuran serta isi tulisan
dan penempatannya ditentukan bersama-sama dengan Direksi/Pengawas Lapangan.

2.2.4 Pengukuran dan Pematokan (Setting Out/Uitzet).


Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor tersebih dahulu harus mengadakan
pengukuran/uitzet dengan pengawasan Direksi/Pengawas Lapangan. Alat yang dipakai
dalam pengukuran ini minimal adalah alat waterpass. Pengikatan dalam pengukuran ini
dilakukan terhadap patok-patok tertentu yang berfungsi sebagai titik tetap yang
lokasinya akan ditetapkan/ditunjuk oleh Direksi/Pengawas Lapangan. Data ketinggian dan
detail penjelasan tentang titik tetap ini dapat diperoleh dengan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Direksi. Sebelum memulai pengukuran, Kontraktor
diharuskan untuk memeriksa titik-titik tetap atau membuat titik tetap dan membuat titik
tetap tambahan lainnya sedemikian sehingga jarak 2 titik tetap tidak lebih dari 1 km.
Spektek -3
Spesifikasi Teknis
ketelitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas keseksamaan sebagai berikut :

a. Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari posisi yang ditentukan, baik
dalam arah vertikal maupun horisontal.
b. Pengukuran harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa kembali
kapada titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 L dimana L
adalah jarak sirkuit pengukuran dalam Km.
c. Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang
dengan titik melewati 0,25 cm dari titik tinggi yang benar.
d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dari yang benar harus kurang dari 2 cm
dari kedudukan yang sebenarnya kecuali pada pemasangan pekerjaan baja dan
peralatannya memerlukan yang lebih tinggi.

Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran, harus
diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi hasil ini akan diperiksa, dan apabila terdapat
kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun penggambaran, maka
kontraktor harus memperbaikinya sampai betul dan mendapat persetujuan Direksi. Hasil
pengukuran uitzet yang benar akan dipakai untuk menentukan trase pipa maupun
bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu Kontraktor tidak diperbolehkan memulai
suatu pekerjaan sebelum posisi, maupun dimensinya disetujui oleh Direksi. Interval
pematokan as pada trase pipa, ataupun jalan masuk harus dilakukan pada setiap
interval 50 m dan pada setiap belokan dengan menggunakan patok kayu. Pematokan
pada lokasi-lokasi bangunan bak distribusi harus dilakukan dengan menggunakan
patok beton. Pada setiap patok yang telah dipasang agar dicantumkan nomor urut dan
elevasi hasil pengukurannya. Jika pada waktu pengukuran/uitzet trase pipa dijumpai
ketidak sesuaian antara gambar dengan keadaan lapangan, maka Kontraktor harus
secepatnya melapor kepada Direksi untuk mendapat penyelesaian. Pada bagian pekerjaan
yang memerlukan pemasangan bouwplank seperti pasangan batu dan bak
distribusi perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh
Direksi/Pengawas Lapangan apakah pemasangan telah benar dan cukup kuat, jika
pemeriksaan telah selesai dan hasilnya baik maka pekerjaan dapat dilanjutkan. Semua biaya
pembuatan bowplank sudah termasuk dalam item pekerjaan yang yang berkaitan.

2.2.5 Pembuatan Quality Assurance


Kontraktor diharuskan melakukan pembuatan pelaporan Quality Assurance secara periodik
atas pekerjaan yang dimulai pada awal pekerjaan (Rencana Mutu Kontrak) sampai
dengan berakhirnya pekerjaan. Pelaksanaan Quality Assurance akan dibahas secara rinci
dengan pihak proyek pada saat Pre Construction Meeting, dan penandatanganan Rencana
Mutu Kontrak sudah harus dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak.

2.2.6 Pembuatan Jalan Masuk


Apabila tidak ada jalan masuk ke lokasi pekerjaan maka Kontraktor harus membuatnya atas
dasar petunjuk dan persetujuan Direksi. Jalan masuk tersebut harus dipelihara / dijaga oleh
Kontraktor sehingga kelancaran transportasi tidak terhambat. Semua
pekerjaan ini apabila tidak ditentukan lain dalam gambar diajukan dalam perhitungan
berupa overhead.

Spektek -4
Spesifikasi Teknis

2.2.7 Pelaporan
Kontraktor harus menyiapkan dan memasukkan laporan harian, mingguan, bulanan,
gambar kerja, gambar terbangun dalam jumlah yang sesuai dengan penawaran.

2.2.8 Keamanan dan Keselamatan Kerja


Kontraktor harus memasukkan biaya fasilitas pengobatan, Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan dan pengobatan lainnya dalam perhitungan berupa overhead.

2.3 Pekerjaan Tanggul


Yang termasuk dalam pekerjaan tanggul adalah :
• Pekerjaan pembersihan dan pengupasan,
• Pekerjaan galian pondasi,
• Pekerjaan galian tanah dan timbunan tanah kedap air termasuk perataan dan
pemadatan,
• Pekerjaan penghamparan top soil,
• Pekerjaan membuang kelebihan hasil galian,
• Pekerjaan mendatangkan tanah timbunan dari borrow area.

2.3.1 Pembersihan dan pengupasan


a. Semua daerah pekerjaan harus dibersihkan sesuai dengan gambar dan perintah
Direksi.
b. Pembersihan dan pengupasan meliputi pembersihan dari tumbuh-tumbuhan,
pohon yang tumbang, cabang dan daun, ranting, sampah, bekas runtuhan bangunan,
batu-batuan yang ditunjukan oleh Direksi.
c. Pembersihan harus dilakukan sampai minimal 15 m dari batas galian atau
timbunan.
d. Pembakaran barang bekas harus dilakukan bila situasi mengijinkan dan disetujui
oleh Direksi. Pembakaran dilakukan sedemikian rupa sehingga pembakaran menjadi
abu, Kontraktor harus menjaga dan menjamin nyala api tidak merembet kesekeliling
yang dapat membahayakan lingkungan.
e. Permukaan dasar tanah penimbunan, bangunan permanen, borrow area,
stockpile dan daerah yang ditunjuk Direksi harus bersih dari akar, sampah atau
tumbuh-tumbuhan dan batu-batuan.
f. Sebelum mengadakan penimbunan, Kontraktor harus melakukan stripping,
termasuk borrow area, sehingga humus, bahan organik dan akar rumput dapat
dibuang. Stripping dilakukan sampai pada kedalaman yang ditunjukan dalam gambar
atau sesuai dengan perintah kedalaman yang ditentukan oleh Direksi.
g. Stripping di borrow area harus dilakukan untuk mendapatkan bahan timbunan
yang memenuhi syarat, Kontraktor harus mengupas lapisan atas sampai pada
kedalaman yang ditentukan oleh Direksi. Material hasil kupasan tersebut dikumpulkan
secara terpisah dan atas petunjuk Direksi/Pengawas Lapangan dapat dimanfaatkan
kembali sebagai lapisan top soil pada kolam embung seperti yang diisyaratkan dalam
daftar kuantitas dan harga.

Satuan pembayaran untuk pembersihan dan pengupasan adalah m2 (meter persegi).

Spektek -5
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan

2.3.2 Pekerjaan galian tanah pondasi (cut off).


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan galian tanah pondasi adalah pekerjaan galian
struktur/bongkaran untuk pondasi embung/dinding halang dengan dimensi sesuai
gambar rencana.
b. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan hasil galian maupun
penumpukan.
c. Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan telebih dahulu dari
pengawas lapangan/Direksi.
d. Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.
Satuan pembayaran untuk pekerjaan ini adalah m3.

2.3.3 Pekerjaan galian tanah dan timbunan tanah kedap air termasuk perataan dan
pemadatan.
Semua pekerjaan galian harus sesuai dengan batas, kemiringan dan dimensi seperti yang
ditunjukan dalam gambar atau atas perintah Direksi bila tidak tercakup dalam gambar.
Harga satuan pekerjaan galian tidak berubah. Pekerjaan galian yang dilakukan kontraktor
atas kehendaknya sendiri karena keadaan dan situasi pekerjaan tanpa sepengetahuan
Direksi akan menjadi tanggungan dan biaya Kontraktor sendiri.
Bahan bekas galian di lokasi tubuh embung dan galian organik di spillway yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahan timbunan harus dibuang ke lokasi disposal area. Apabila
bahan tersebut memenuhi syarat menurut penilaian Direksi maka bahan tersebut harus
ditempatkan di dekat lokasi pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan timbunan.
Kontraktor harus menyerahkan program dan rencana kerja untuk pekerjaan penimbunan
kembali kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Bahan untuk timbunan dapat juga
diambil dari lokasi borrow area apabila bahan galian setempat tidak mencukupi. Bahan
yang dihampar harus bersih terhadap kotoran akar atau bahan asing lainnya.
Ukuran dan kemiringan penampang timbunan harus sesuai dengan gambar. Batas- batas
pekerjaan timbunan disesuaikan antara gambar dan kenyataan di lapangan. Kontraktor
harus menjaga dan memelihara keadaan timbunan yang telah dipadatkan dan diterima
oleh Direksi dari waktu ke waktu sedemikian rupa sehingga tetap memenuhi syarat
sampai pekerjaan timbunan diterima secara keseluruhan oleh Direksi. Kontraktor harus
memperbaiki bagian yang rusak akibat erosi air atau penyebab lainnya dengan biaya
sendiri.

A. Trial embankment
Sebelum melakukan penimbunan, Kontraktor harus melakukan percobaan penimbunan
(trial embankment) dengan memakai bahan-bahan yang telah ditentukan. Bahan-
bahan yang akan digunakan perlu mendapat persetujuan Direksi yang akan
memberikan rencana gradasi, kadar air, kepadatan dan permeabilitas, ketebalan
hamparan dan proses pemadatan. Hasil trial embankment ini akan digunakan
sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan timbunan. trial embankment dilakukan dengan
menggunakan jumlah lintasan berturut-turut 8, 10, 12 dengan ketebalan lapisan
maksimum 25 cm setelah dipadatkan. Trial embankment dilaksanakan minimal hingga 4
lapis (4 x 25 cm), setiap lapisan genap diadakan tes permealilitas dan tes kepadatan
dengan menggunakan Sand-Cone. Angka kepadatan (K) yang digunakan dalam
Spektek -1
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
-5
pelaksanaan harus mencapai 1e10 cm/det dan 95% kepadatan kering standar proctor
untuk kepadatan. Biaya dalam pelaksanaan maupun pembongkaran trial embankment
ditanggung oleh Kontraktor.

B. Kadar air
Kadar air bahan timbunan harus dijaga merata pada setiap lapisan. Kadar air
bahan timbunan tidak boleh melebihi batas yang disyaratkan, yaitu pada batas 3% di
bawah atau di atas kadar air optimum standar proctor. Kepadatan tanah timbunan
minimal 95% kepadatan kering maksimum standar proctor. Jika kadar air terlalu
tinggi, Kontraktor harus mengendalikannya kepada batas yang disyaratkan. Semua
biaya penyiraman/pengeringan menjadi tanggungan Kontraktor.

C. Penghamparan
Sebelum penghamparan dilakukan, lokasi harus dibersihkan dari material yang bisa
membusuk dan dipadatkan terlebih dahulu dengan alat pemadat mekanis dan dilakukan
uji permeabilitas dengan koefisien minimal (K) = 1e10-5. Prosedur pemadatan sama
dengan pemadatan untuk pekerjaan timbunan.
Bahan timbunan harus dihampar merata dengan ketebalan tidak boleh melebihi
25 cm setelah dipadatkan atau sesuai dengan hasil uji kepadatan untuk timbunan.
Kerikil dengan diameter > 1,5 cm harus dibuang. Sebelum melakukan penghamparan
untuk lapisan berikutnya, permukaan tanah harus digaruk sampai kedalaman yang
lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak samapi kedalaman 0,15
m. kadar air dari tanah yang dikeruk harus dijaga secara baik.

Kontraktor harus membuat sistim drainase yang baik atas petunjuk Direksi terutama pada
waktu hujan dengan biaya sendiri. Pemadatan setiap lapisan harus sistimatis dan menerus
sedemikian rupa sehingga setiap bagian dapat dipadatkan dengan alat pemadat yang
memadai, sejajar dengan arah tubuh embung.
Setiap pekerjaan yang telah diterima oleh Direksi akan diukur di lapangan untuk
mendapatkan persetujuan dan pembayaran dalam m3 pekerjaan.
Direksi berhak untu memberhentikan sementara pekerjaan penimbunan akibat mutu
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat atau keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dan
Kontraktor tidak berhak menganjukan penambahan biaya.
Direksi akan menilai mutu pemadatan. Apabila dinilai kurang, Direksi berhak
memerintahkan untuk memadatkan kembali tanpa tambahan biaya. Jenis alat
pemadat yang digunakan adalah Vibrator Path Foot Roller dengan berat minimal 10 ton
atau dapat juga menggunakan alat lain sesuai hasil uji tes pemadatan. Kontraktor
diperbolehkan mengajukan alternatif alat pemadat lain dan akan dibuktikan dengan
melakukan percobaan pemadatan lapangan. Persetujuan akan diberikan oleh Direksi
berdasarkan hasil pengujian kepadatan lapangan.

2.3.4 Pekerjaan Penghamparan Top Soil


Pekerjaan ini berkaitan erat dengan poin 1.3.1.g yakni memanfaatkan material hasil
stipping terpilih yakni yang dianggap layak oleh Direksi untuk dijadikan bahan
timbunan top soil. Penghamparan dilakukan pada seluruh bagian permukaan tanggul guna
memungkinkan rumput dapat tumbuh dengan mudah. Proses pemadatan sebagaimana
yang tertuang dalam point 1.3.3. Pengukuran dan pembayaran sesuai dengan yang
dimaksud dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan satuan m2.
Spektek -2
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan

2.3.5 Pekerjaan membuang kelebihan hasil galian


Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak
disetujui oleh Direksi sebagai material timbunan, harus dibuang ke luar dari lokasi
kolam embung ke tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan diratakan oleh Kontraktor.
Kuantitas pekerjaan ditentukan menurut satuan pengukuran m3 dan sesuai dengan
harga yang tercantum di dalam Daftar kuantitas dan harga.

2.3.6 Pekerjaan mendatangkan tanah timbunan dari borrow area


Pekerjaan timbunan tanah untuk konstruksi tubuh embung dapat diambil dari lokasi borrow
area yang telah ditentukan. Bagian ini berkaitan dengan point 1.3.1, Pembersihan dan
Pengupasan dan point 1.2.6, Jalan Masuk serta poin 1.3.3, Galian Tanah dan Timbunan
Tanah Kedap Air Termasuk Perataan dan Pemadatan.
Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaan tanah harus dikupas dari tanaman-
tanaman termasuk akar-akarnya. Apabila diperihtahkan direksi, tanah harus dikupas sampai
kedalaman 0,25m dan untuk sementara ditimbun di sekitar lokasi pengambilan.
Setelah selesai penggalian, Kontraktor harus meninggalkan daerah kerja dalam
keadaan rapi samapi memuaskan Direksi termasuk semua pekerjaan tanah yang diperlukan
untuk mencegah penggenangan air di daerah tersebut.
Selanjutnya, Kontraktor harus menggali, mengangkut memadatkan dan membentuk
bahan-bahan timbunan tersebut seperti yang diharuskan dalam poin-poin di atas. Satuan
pengukuran yang digunakan untuk bagian ini adalah m3.

2.4 Pekerjaan Spillway


Yang termasuk pekerjaan spillway adalah :
• Pekerjaan galian termasuk perapihan dan pemadatan,
• Pekerjaan timbunan kembali termasuk perataan dan pemadatan,
• Pekerjaan pasangan batu kali campuran 1 : 3,
• Pekerjaan plesteran campuran 1 : 2,
• Pekerjaan bronjong.

2.4.1 Pekerjaan galian termasuk perapihan dan pemadatan


Yang dimaksudkan dengan pekerjaan galian adalah semua pekerjaan galian yang ditunjukan
dalam gambar desain spillway atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua pekerjaan galian
harus dilakukan sesuai garis batas dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.
Kontraktor harus merapikan semua penggalian sampai ketinggian yang ditunjuk dalam
gambar. Biaya atas penggalian lebih dan penimbunan kembali akibat
kesalahan penggalian merupakan tanggung jawab kontraktor. Khusus untuk lantai saluran
perlu dilakukan pemadatan dengan menggunakan Vibrator Roller. Bagian yang berhubungan
dengan pekerjaan ini adalah poin 1.3.3. Sedangkan satuan pengukuran
yang digunakan adalah m2.

2.4.2 Pekerjaan timbunan kembali termasuk perataan dan pemadatan.


Yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah poin 1.4.3 pasangan batu kali. Dalam pekerjaan
ini juga dilakukan pemadatan menggunakan stamper. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
gerusan yang dapat merusak struktur pasangan.
Satuan pengukuran yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah m3.

Spektek -3
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
2.4.3 Pekerjaan pasangan batu karang campuran 1pc : 3 psr.
Dalam hal ini pasangan batu digunakan sebagai dinding atau pelindung saluran
spillway terutama pada bagian-bagian yang dipandang mudah tergerus atau rusak. Untuk
itu penempatan pasangan batu mengacu kepada gambar rencana yang ada.

A. Batu Karang
Haruslah merupakan batu yang bersih dan keras, tahan lama, bebas dari campuran besi,
noda-noda, pasir. Batu tersebut harus dibelah agar permukaannya kasar dan dapat
melekat dengan sempurna dengan mortar dan diambil dari sumber yang disetujui
Direksi. Ukuran maksimum batu harus memperhatikan tebal dinding. Tiap batu untuk
pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan harus
diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah teganan patok. Setiap batu
harus diberi alas adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih
dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya tanpa
campuran.

• Pasir
Kualitas pasir yang dipakai untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan
yaitu :
a. Berat jenis antara 2,50 – 2,65 ton/m3.
b. Modulus kehalusan 2,30 – 3,20 c.
Kadar lumpur < 5%.
Dengan batasan di atas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
B. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus Portland Cement dari perusahaan yang
disetujui Direksi dan secara umum memenuhi SNI NI-8 dan pasal 3.2 NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Tipe
semen yang lain dapat digunakan untu keperluan khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus menyediakan contoh semen yang berada digudang lapangan atau
dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk di tes. Semen lain yang menurut
pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan Kontraktor
harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.

C. Air
Air yang dipakai untuk membuat dan merawat mortar harus dari sumber yang disetujui
oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standar Nasional Indonesia (NI-3
PUBI) serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa
mengotori air dalam jumlah berapa saja yang dapat :
a. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari
30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20%
apabila dites sesuai standar ASHTON T26.
b. Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang
sedang mengeras.
c. Menunjukan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak
lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta bagian dalam berat.

Spektek -4
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
D. Pelaksanaan Pasangan Batu
Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak mudah lepas) dari susunan
batu karang yang diatur sedemikian rupa dengan menggunakan perekat yang mengisi
rongga antar batu berupa mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud
pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu
harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan
sebagai dinding saluran.

1. Persiapan
a. Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan poin
1.4.1 di atas.
b. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada gambar, dasar pondasi
untuk struktur dinding harus tegak lurus atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar
atau bertangga yang juga horisontal.
2. Pemasangan Batu
a. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk batu dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan
batu yang berukuran sama.
b. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang, mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau
memindahkan batu yang terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan
untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapt ditangani oleh
dua orang. Menggelindingkan batu atau menggulingkan batu pada pekerjaan
yang baru dipasang tidak diperkenankan.
3. Penempatan Adukan
a. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penerapan air
mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga
harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan (1pc : 3 psr) harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh.
c. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum
mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan
mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan
adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang
baru.
4. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
a. Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata
dengan permukaan pekerjaan.
b. Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
Spektek -5
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
c. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton dari spesifikasi ini.
d. Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu
yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan pada point 1.4.2.
Satuan pengukuran yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah m3 dan dibayarkan
sesuai harga kontrak yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

2.4.4 Pekerjaan Plesteran campuran 1pc : 2psr


Permukaan dinding dan lantai pasangan batu harus diplester dengan adukan
campuran 1pc : 2psr. Bahan-bahan adukan untuk plesteran harus memenuhi persyaratan
point 1.4.3 (B,C,D). Pekerjaan plesteran dikerjakan secara dua lapis sampai ketebalan
2 cm. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari
dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 10 cm di bawah tepi atas dinding atau
sesuai dengan gambar rencana.

2.4.5 Pekerjaan Bronjong


Pekerjaan ini harus mencakup penyiapan landasan, batu, bronjong kawat maupun berbagai
alat bantu yang diperlukan. Detail pelaksanaan pekerjaan ini yang tidak termasuk dalam
dokumen kontrak pada waktu pelelangan dapat diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
mempelajari rancangan awal.
A. Standar Rujukan
SNI-03-0090-1999 atau ASTM A239

B. Pengajuan Kesiapan Kerja


Contoh keranjang kawat disertai dengan sertifikat dari pabrik perlu diserahkan
kepada direksi bila ada.

C. Bahan
1. Kawat Bronjong
a. Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi SNI-03-0090-1999 atau ASTM A239.
b. Karakteristik kawat bronjong adalah :
Tulangan tepi diameter : 5,0 mm, 6 SWG
Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG
Pengikat, diameter : 2,10 mm, 14 SWG
Ukuran anyaman : 2 m x 1 m x 0,50 m Kuat
tarik : 4.200 kg/cm2.
Diafragma (sekat) : setiap 1 meter panjang. c.
Anyaman :
Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga
lilitan yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk
memperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari
anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-

Spektek -6
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada
badan anyaman.
d. Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke
lapangan dengan cara dibundel dalam kemasan yang berisi 10 –
30 unit/bundel.

2. Batu
Batu untuk bronjong haruslah terdiri dari batu kali atau batu gunung atau batu belah
atau batu karang. Batu-batu yang digunakan memiliki ukuran minimal 15 cm dan
maksimal 30 cm.

D. Pelaksanaan
a. Persiapan.
Galian harus memenuhi ketentuan dimensi seperti gambar rencana.
Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum
dilakukan penempatan bronjong.

b. Penempatan Bronjong.
• Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk
serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau
ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan
antar keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam
harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong
antar segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat
pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke
dalam keranjang.
• Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah
diisi setengah dari tingginya, dua kawat pengaku horisontal dari muka ke
belakang harus dipasang. Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebihan atar
terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat
harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman.
• Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang
penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
• Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang-seling.

E. Pengukuran dan Pembayaran


Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik (m3) dari
bronjong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk menghitung
kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing-masing kranjang bronjong seperti
yang diuraikan dalam gambar.

2.5 Pekerjaan Jaringan Distribusi


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah ;
1. Pekerjaan Jaringan Perpipaan
2. Pekerjaan Bak Pelayanan

Spektek -7
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
2.5.1 Pekerjaan Galian Tanah Biasa
Pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.3.3 penjelasan tentang galian tanah.

2.5.2 Pekerjaan Timbunan Kembali Dipadatkan


Pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.4.2 penjelasan tentang timbunan kembali
dipadatkan.

2.5.3 Pekerjaan Pemasangan Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi.


Pipa harus diletakkan/dipasang dengan selimut dan angker beton bertulang menurut
dimensi yang ditunjukan dalam gambar perencanaan. Blok angker terbuat dari beton
bertulang dipasang sebagai pengikat pada bagian ujung pipa pembungkus. Sedangkan plat
pengikat dipasang setiap jarak 5 m.

2.5.4 Pekerjaan Pemasangan Jaringan Pipa PVC dia 2”


Pemasangan pipa PVC dia. 2” mengikuti gambar rencana. Pada kedua bagian ujung diikat
dengan menggunakan blok angker seperti yang tertuang dalam gambar. Plat- plat
pengikat diletakkan dengan jarak 5 m. selanjutnya penutup tanah diatur sedemikian rupa
dan dipadatkan menggunakan stamper secara hati-hati sehingga tidak merusak instalasi
tersebut.
2.5.5 Pekerjaan Beton termasuk Pembesian dan Begisting.
A. Umum
Pekerjaan ini harus meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pemeliharaan pondasi, pembuatan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk
mengeringkan lantai kerja.

Mutu beton yang akan digunakan disesuaikan terhadap masing-masing bagian


pekerjaan sesuai kontrak dan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana maupun
poin-poin lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
Kriteria yang disyaratkan dalam PBI NI-2 1971, NI-8 atau ASTM C150 perlu diterapkan
sepenuhnya, kecuali bila terdapat pertentangan dengan penjelasan dalam spesifikasi ini
maka yang berlaku adalah spesifikasi ini.

B. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam standar rujukan
dibawah ini.

 Semen
Semen yang digunakan dalam pekerjaan ini merujuk kepada poin 1.4.3C.

 Air
Air yang digunakan dalam pekerjaan ini merujuk kepada poin 1.4.3D.

 Agregat
Bahan agregat untuk beton dan adukan harus memenuhi SNI-2 PBI 1971 ; PUBI
(Persyaratan Umum Untuk Bangunan di Indonesia) dan ASTM C33. Material yang
digunakan untuk memproduksi agregat baik berupa agregat halus, pasir atau
agregat kasar berupa kerikil/gravel harus berasal dari tempat yang disetujui
Spektek -8
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
Direksi.
- Agregat halus didefinisikan sebagai agregat dengan ukuran butir maksimum
adalah 5mm. Agregat halus harus keras, padat, tahan lama, bukan pecahan batu
lapuk, bebas dari debu, lanau, lempung, material organik dan material lainya.
Pasir harus diambil dari sungai atau pasir tambang dengan distribusi variasi
ukuran butir. Penambahan material lain diijinkan apabila menurut pendapat
Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum
terhadap lempung lanau dan debut tidak boleh lebih dari 3% perbandingan
berat. Finess Modulus (FM) agregat halus harus antara 2,5 dan 3,3 tidak boleh
mengandung material lumpur (clay lumps) lebih dari
1%, dan kehilangan berat pada test sodium sulfate soundness (5 cycles) tidak
boleh melebihi 10%. Spesifikasi agregat halus di atas masih mungkin dirubah
atas kehendak dan persetujuan Direksi dengan penimbangan kondisi material di
lapangan, namun tidak ada tambahan biaya atau kompensasi yang diberikan
kepada Kontraktor karena perubahan tersebut.
- Bahan batu pecah (split) atau disebut agregat kasar didefinisikan sebagai
agregat dengan ukuran butir minimal adalah 5mm. Syarat agregat kasar harus
keras, padat, tanah lama, bukan becahan batu lapuk, bersudut baik.

Bebas dari debu, lanau, lempung, material organik dan material asing lainnya.
Bahan batuan pecah (split) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik
(distribusi variasi ukuran agregat kasar) dengan diameter maksimum
tergantung dari kelas betonnya. Kerikil harus dari batu pecah dan memenuhi
ukuran batu pecah. Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi
yang baik maka bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut
penilaian Direksi adalah terbaik.

Agregat kasar tidak boleh mengandung material lumpur (clay lumps) lebih dari
0,25%. Kehilangan berat tidak boleh melebihi 12% pada test sodium sulfate
soundness (5 cycles), 10% pada test Los Angeles Abration 100 putaran, dan
40% pada test Los Angeles Abration 500 putaran. Bentuk agregat kasar tidak boleh
terlalu pipih dan lonjong. Ukuran panjang butiran tidak boleh melebihi 3 kali ukuran
tebal atau lebarnya.

Spesifikasi agregat kasar di atas masih mungkin dirubah atas kehendak dan
persetujuan Direksi dengan pertimbangan kondisi material di lapangan, namun tidak
ada tambahan biaya atau kompensasi yang diberikan kepada Kontraktor karena
perubahan tersebut. Secara umum bila tidak ada permintaan lain dari Direksi, besar
butiran agregat kasar yang digunakan mempunyai ukuran 20 sampai dengan 40mm.
Kontraktor harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan Direksi dan harus
membuat percobaan dari contoh material seseuai PBI 1971 secara rutin dengan
frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirim kepada Direksi setiap copy laporan
tes. Apabila tes abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus
melakukannya. Bahan beton untuk beton tahan abrasi harus berberat jenis 2,6
dan nilai tahan aus kurang dari 15% diuji menurut PBI 1971.

 Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus tulangan baja U-24 yang bulat dan polos, U-32
Spektek -9
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
untuk tulangan yang diprofilkan (deformed bar), digilas panas, sesuai dengan
PBI 1971 seperti ditunjukan dalam gambar.

Setiap baja tulangan yang digunakan mempunyai diameter sesuai gambar rencana.
Untuk tiap-tiap kiriman tulang anyaman besi beton yang dikirim ke tempat
pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi satu kutipan yang diakui
dari catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan
pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.

Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika


dibutuhkan Direksi. Pada waktu pengecoran, tulangan harus bersih dan bebas dari
kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat. Batang-batang yang telah menjadi
bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai tanpa
persetujuan Direksi.
Baja tulangan dan bahan logam lainnya perlu disimpan ditempat aman dan bebas
dari pengaruh luar yang dapat menurunkan kualitasnya. Tempat penyimpanan harus
diketahui dan mendapat persetujuan Direksi.

C. Acuan dan Pembuatannya.


Ada dua tipe pekerjaan acuan (formwork) yaitu acuan tipe F1 dan Acuan tipe F2.
- Tipe F1 digunakan pada tempat-tempat yang tidak telihat oleh mata. Setelah
pekerjaan selesai, atau setelah acuan dibuka maka permukaan beton ditutup
kembali oleh tanah, pasangan batu, dan lain-lain, misalnya pada pondasi.
- Tipe F2 digunakan pada tempat-tempat yang terlihat oleh mata supaya
kerapihan dari pekerjaan telihat bagus dan indah misalnya pada dinding dan plat-
plat penutup.

Acuan (bekisting/formwork) hadus dibuat kokoh selama pekerjaan pengecoran hingga


proses pengerasan agar bentuk permukaan yang diperlukan dan tidak diperkenankan
adanya lendutan. Untuk itu, Kontraktor harus menyerahkan rencana-rencana dan
penjelasan dan gambar tentang acuan untuk mendapat persetujuan Direksi.

Acuan harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang telah
disetujui dari pekerjaan beton, yang ditunjukkkan dalam gambar. Acuan untuk
permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan- bahan dari
beton dan menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi
acuan untu permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa sehingga
menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus. Tiap
kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memerikasa dan memberi
persetujuan terhadap acuan yang telah dibangun. Acuan harus tahan terhadap
pembasahan (curing) pada permukaan beton secara langsung dan menggunakan
karung goni yang telah dibasahi untuk menghindari retak-retak rambut.
Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat
rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat

Spektek -10
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin. Acuan hanya boleh dibuka atas
persetujuan Direksi dan harus dilaksanakan di bawah pengawasan seorang mandor
yang berpengalaman. Harus diperhatikan sehingga pada waktu pembukaan acuan
tidak terjadi goncangan yang dapat menyebabkan pembalikan tegangan beton. Ketika
Direksi berpendapat bahwa usul Kontraktor untuk membuka acuan belum pada
waktunya baik berdasarkan perhitungan maupun cuaca atau dengan alasan lainnya,
maka ia dapat memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan acuan dan
Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.

 Perancah.
Tiang-tiang perancah harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh harus mudah
disetel dengan baji. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu
sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan
untuk tiang-tiang perancah, stabilitas perlu dipikirkan terutama tehadap berat
sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama pengecoran. Seperti
akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dan lain-lain.

D. Pekerjaan Finishing.
Untuk pekerjaan perapihan permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana
diuraikan berikut :
- Penyelesaian kasar (formwork type F1)
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh cor yang
menggunakan cetakan dari kayu yang digergaji baik dan disambung- sambung
dengan tajam dan siku. Permukaan beton dengan penyelesaian kasar harus
bebas dari tonjolan tetapi tetap agak kasar dan dengan tanda- tanda dari
sambungan, mata kayu masih tampak. Permukaan beton yang tanpa acuan dan
ditentukan dengan penyelesaian kasar, harus digaruk rata dengan kayu lis tetapi
dengan mutu yang sama seperti muka beton yang diacu dan dengan
penyelesaian kasar.
- Penyelesaian kasar (formwork type F2)
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian
papan kayu rata plywood atau plat besi beton untuk acuan. Muka beton yang
diacu dan diselesaikan dengan halus harus bebas dari tanda-tanda kayu, lekuk-
lekung dan lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan cetakan harus
teratur, permukaan beton dengan permukaan halus harus digaruk kemudian
digosok halus dengan amplas kayu atau besi beton sampai rata dan dengan
mutu yang sama seperti yang diacu.
Kecuali ditentukan lain, penyelesaian halus harus dilakukan untuk permukaan
beton yang tetap kelihatan (expose). Muka beton yang terbuka, kedap air harus
digosok dengan amplas sampai halus. Pekerjaan menggosok harus dilakukan
setelah beton cukup keras agar tidak terjadi timbulnya air dengan butiran halus
dipermukaan. Muka beton tidak boleh diperbaiki tanpa ijin Direksi sesudah
dibongkar cetakannya. Kecuali ditunjuk paa gambar, maka sudut-sudut tajam
harus dibuat tumpul dengan ukuran 2 cm x 2 cm.
- Permukaan beton struktur tidak boleh diplester, disaat bekisting dibuka,
permukaan beton tidak membutuhkan penghalusan (beton expose).

Spektek -11
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
E. Kelas dan Mutu Beton .
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-
bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuaidengan standar Indonesia PBI 1971, NI-
2 dan sifat-sifatnya yang terpenting diberikan dalam tabel dibawah ini : Tabel
1 Kelas dan Mutu Beton
Ukuran
Mutu Berat min
maks. Estimasi W/C
Kls Beton PC tiap m3 Pemakaian
Aggregat ratio (Kg)
(Kg/cm2) (kg)
(mm)

B 175 20 380 0,50 Bak distribusi


C 125 40 270 0,56 Lantai kerja
Sumber : PBI 71

Bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton akan


ditentukan/dirubah selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor tidak boleh merubah
perbandingan campuran beton termasuk bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi.
F. Perbandingan Campuran
Kontraktor harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan
kelasnya sampai mendapat persetujuan Direksi. Penentuan perbandingan di atas harus
sesuai dengan petunjuk Standar Nasional Indonesia PBI 71, NI-2, dengan minimum
semen yang dipakai sesuai kelas mutu beton pada poin E, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi. Kontraktor tidak boleh merubah perbandingan atau sumber bahan yang sudah
disetujui tanpa persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.
Persetujuan dari Direksi tentang campuran yang diusulkan tidak akan diberikan
sebelum Kontraktor mengadakan percobaan campuran dengan pengujiannya
untuk tiap kelas mutu beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil
percobaan tentang mutu pekerjaan (faktor keadaan dan slump), kekuatan dan berat
jenis kepada Direksi untuk persetujuan. Kontraktor tidak boleh memulai pekerjaan
beton sebelum usulan campuran beton tersebut disetujui oleh Direksi.

G. Campuran Percobaan
Kontraktor harus membuat perbandingan campuran percobaan untuk setiap kelas
beton dengan memakai alat-alat yang sama yang akan dipakai di lokasi pekerjaan.
Campuran kontraktor akan diizinkan bila kekuatan dari uji kubus yang diambil dari
setiap kelas beton memenuhi syarat-syarat spesifikasi untuk masing-masing kelas
beton. Pembuatan contoh dan pengujian harus memenuhi standar nasional Indonesia
NI-2, PBI tahun 1971.

H. Pengujian Beton
Kontraktor harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan,
dalam NI-2, PBI 1971. Kontraktor harus mengambil contoh beton untuk tes kubus dari
campuran percobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian
dirawat seperlunya danmenyerahkan kepada laboratorium yang disetujui untuk
diadakan pengujian sesuai diperintahkan.

Spektek -12
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
Kubus-kubus harus dibuat dalam cetakan 15cm x 15cm x 15cm seperti disyaratkan
dalam NI-2, PBI 71. Jumlah kubus uji beton sekitar 20 buah atau lebih untuk setiap
bagian struktur beton dengan volume beton cukup besar dansetiap kelas kekuatan
beton atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Kontraktor harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji
sepanjang tahap pengujian. Selama pengecoran, Kontraktor harus selalu melakukan
Slump test pada saat pengecoran. Tes tersebut harus dilakukan berdasarkan NI-2, PBI
71 kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Pengeceran adukan beton untuk mencapai nilai
slump haus tidak boleh merubah nilai water cement ratio.

Kontraktor harus membuat laporan untuk setiap tes yang menjelaskan hasil-hasil
tersebut dalam satuan metrik dan diserahkan dalam rangkap dua dengan catatan 1 untuk
Direksi dan 1 untuk Engineer. Kontraktor juga harus menyediakan tenaga dan
peralatan di Lapangan untuk melakukan pengambilan sampel pengukuran slump dan
kalau perlu alat pencatat temperatur beton.

I. Pengawasan dan Pencampuran Bahan Beton


Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan dari tiap-tiap kelas beton dengan
perbandingan berdasarkan ukuran berat kecuali ada persetujuan untuk menggunakan
cara lain. Air harus ditambahkan pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam
mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang
diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh.

Alat pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan
direncana agar secara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke
dalam campuran. Kemudian bahan-bahan beton seluruhnya harus benar-benar
bercampur. Beton pracampur boleh digunakan atas persetujuan Direksi.
Apabila pencampuran beton K 125 diijinkan dilakukan dengan tenaga manusia, maka
semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan
harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling sedikit 3x sesudah
air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang merata.

J. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton


Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan, beton
masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi, dan tidak
terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan.
Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan,
sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan
dari ketinggian lebih dari 1,5m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari
1,0m untuk satu kali pengecoran. Pengecoran harus dilakukan terus-menerus sampai ke
tempat sambungan cor yang direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus melaksanakan
pemadatan beton dengan metode yang benar dan disetujui, pemadatan harus dibantu
dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan
bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk
dipakai pada setiap masa pembetonan, harus sesuai dengan persetujuan Direksi.

Spektek -13
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
K. Sambungan Pengecoran Beton
Penjelasan dan kedudukan tempat-tempat sambungan-sambungan beton harus
diberitahukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan paling lambat 1 hari
sebelum kegiatan pengecoran dimulai.
Sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga pengaruh dari penyusutan
dan suhu sangat kecil. Hubungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-
garis lurus vertikal dan atau horiontal dan ditempatkan pada tempat dimana gaya
lintang/geser terkecil. Sambungan itu merupakan jensi pertemuan biasa, keduali jika
jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum beton

yang baru dicor disamping beton yang sudah mengeras, beton lama harus dibersihkan
dari batuan, kotoran dan permukaannya dikasarkan serta bebas dari buih-buih semen.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak lebih
dari 1,0m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari
10 meter, atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

Kontraktor harus mengusahakan kekuatan beton lama dan beon baru semaksimal
mungkin, monolit. Pemakaian bahan additiv sebagai sambungan perekan akan mengacu
pada petunjuk dari Engineer.
Pada bagian beton yang kedap air diusahakan satu kali pengecoran untuk menghindari
kebocoran, jika harus dilaksanakan pengecoran beberapa kali maka sambungan
antara beton lama dengan beton baru harus menggunakan bahan additive sebagai
sambungan perekat dengan disim air semen terlebih dahulu atau sesuai dengan
petunjuk Engineer. Semua biaya yang dikeluarkan untuk tambahan bahan additiv
ditanggung oleh Kontraktor.

L. Pembetonan Di atas Permukaan Yang Tidak Kedap Air.


Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air
sebelum permukaan itu ditutup dengan membran kedap air atau bahan kedap lainnya
yang disetujui oleh Direksi.

M. Pembetonan Dalam Cuaca Buruk


Pengecoran pada kondisi ekstrim seperti hujan lebat, panas yang berlebihan,
diperbolehkan apabila mendapat persetujuan dari Direksi, dengan tidak mengabaikan
perlindungan yang harus dipenuhi oleh Kontraktor tanpa adanya kompensasi biaya
tambahan.
Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan maksimal, Kontraktor harus menyiapkan pelindung beton terhadap hujan
maupun terik matahari berlebih sebelum pengecoran sebagaimana diarahkan
oleh Engineer atau Direksi.
Apabila suhu udaran melebihi 350C, Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk
menjaga suapaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari
350C dengan menjaga agar bahan-bahan beton dan acuan terlindung dari matahari,
atau melakukan penyemprotan air pada bahan-bahan dan acuan.

Spektek -14
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
N. Melindungi dan Merawat Beton
Setidaknya dalam waktu 7 hari, atau sampai beton mengeras seluruhnya, Kontraktor
harus melindungi beton dari pengaruh jelek seperti dingin, matahari, suhu tinggi atau
rendah, pembebanan sebelum waktunya, lendutan ataupun air tanah yang merusak.
Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi, permukaan beton yang kelihatan harus
dijaga supaya terus basah (curing) sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk
beton dengan semen portland, atau 4 hari untuk beton dengan semen yang cepat
mengeras. Segera setelah dibuka acuannya maka permukaannya harus segera ditutupi
dengan karung goni yang dibasahkan atau pasir atau bahan lain yang disetujui Direksi.
Kontraktor harus membuat perlengkapan khusus atau

permintaan Direksi untuk perawatan dan pembahasan yang dimaksud dari 6


sampai 24 jam sesudah pengecoran beton dengan semen yang cepat mengeras atau
tambahan additiv.

O. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran dari tiap kelas beton yang betul-betul dikerjakan diukur
ditempat secara langsung atau seperti yang ditunjukkan pada gambar kecuali jika
ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang
akan dibuat untuk pengolahan dan transportasi agregat, persiapan pondasi,
pemotongan dan perakitan besi, pembuatan bekisting dan perancah, konstruksi
perawatan sambungan mencakup penempatan mortar sebelum penempatan beton,
perbaikan, dan lain-lain.

Pembayaran untuk masing-masing kelas beton diberbagai bagian pekerjaan akan


dilakukan dalam harga satuan meter kubik (m3) sesuai yang tertera dalam
kuantitas harga satuan. Harga satuan sudah termasuk biaya untuk tenaga kerja,
material, peralatan, perawatan, pembersihan, transportasi, penyimpanan dan biaya
lain untuk keperluan pekerjaan tersebut. Tidak ada pembayaran dan ukuran terpisah
yang akan dibuat untuk penggunaan bahan tambahan (additive).

2.5.6 Pekerjaan Boks Stop Kran.


Yang termasuk dalam pekerjaan Boks Stop Kran adalah :
• Pekerjaan galian tanah termasuk perapihan,
• Pekerjaan timbunan tanah kembali termasuk perataan dan pemadatan,
• Pekerjaan pasangan batu karang campuran 1 pc : 3 psr,
• Pekerjaan plesteran dengan campuran 1 pc : 2 psr,
• Pekerjaan acian,
• Instalasi pipa pada boks stop kran, pipa dia. 1 1/4” dan sambungan pipa.
• Pekerjaan pemasangan plat penutup tebal 3 mm, gembok dan engsel pada
penutup boks intake.
A. Pekerjaan Galian Tanah Termasuk Perapihan
Spesifikasi pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.3.3 penjelasan tentang galian tanah.
B. Pekerjaan Timbunan Kembali Tanah Dan Dipadatkan
Pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.4.2 penjelasan tentang timbunan kembali
dipadatkan.

Spektek -15
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
C. Pekerjaan pasangan batu karang campuran 1 pc : 3 psr,
Spesifikasi untuk pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.4.3.
D. Pekerjaan plesteran dengan campuran 1 pc : 2 psr,
Spesifikasi untuk pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.4.4.
E. Pekerjaan acian
Spesifikasi untuk pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.4.5.

F. Instalasi pipa pada boks stop kran, pipa dia. 1 1/4” dan sambungan pipa.
Pipa harus diletakkan/dipasang sesuai gambar rencana atau mengikuti pertimbangan
Direksi apabila dipandang perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terhadap kondisi
yang sesungguhnya. Dalam hal ini instalasi sudah mencakup pemasangan instalasi,
asesoris serta berbagai kelengkapan yang diperlukan.

G. Pekerjaan pemasangan plat penutup tebal 3 mm, gembok dan engsel pada
penutup boks intake.
Pabrikasi plat penutup menggunakan dimensi yang tertera pada gambar rencana.
Sebelum dilakukan pemasangan, plat penutup harus dicat dengan cat besi agar plat
lebih tahan terhadap bahaya korosi.

H. Pekerjaan Rabat Beton K 125 dan Beton Bertlang K 175


Spesifikasi untuk pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.5.5.

I. Pekerjaan Instalasai Bak Manusia, Hewan dan Kebun


Spesifikasi untuk pekerjaan ini mengacu kepada sub poin F di atas.

J. Pekerjaan Penutup Bak


Penutup bak terbuat dari seng gelombang BJLS 20 yang dipakukan pada rangka kayu.
Bentuk dan dimensi penutup bak mengikuti gambar rencana.

K. Pekerjaan Pemasangan Filter Air Bersih


Instalasi filter air bersih menggunakan standar SKSNI No. T-09-1992-03. Susunan tiap
lapisan berpedoman kepada gambar rencana. Setiap material yang digunakan harus
dalam keadaan bersih, dicuci lebih dahulu sebelum digunakan agar benar- benar bebas
dari kotoran dan material lain yang tidak diperlukan.
L. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran setiap item pekerjaan seperti yang disebut di atas,
sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga untu masing- masing
jenis pekerjaan.

2.6 Pekerjaan Pelengkap


Yang termasuk dalam pekerjaan pelengkap adalah :
• Pekerjaan Pagar
• Pekerjaan Tangga
• Pekerjaan Peil Scale
Spektek -16
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan

• Pekerjaan Pelampung
• Pembuatan Papan Nama Embung

A. Pekerjaan Pagar
Pembuatan pagar dimaksudkan untuk keamanan embung terhadap manusia maupun
ternak. Untuk itu pagar dibuat dengan ketinggian 1,25m, menggunakan kawat berduri
5 tarikan ditambah ikatan silang pada setiap span. Tiang-tiang pagar terbuat dari besi
siku 40.40.4, ditanam ke dalam tanah sejauh 0,50m dengan menggunakan beton tanpa
tulang K 125. Jarak antar tiang dibuat 3,0m. Bentuk dan dimensi pagar mengacu kepada
gambar rencana.
Satuan untuk pengukuran dan pembayaran mengikuti Daftar Kuantitas dan Harga yakni
meter (m’).
B. Pekerjaan Tangga
Bentuk dan dimensi tangga mengikuti gambar rencana. Kerangka tangga menggunakan
besi siku 80.80.10. Pengukuran untuk pembayaran seperti yang dimaksud dalam
Daftar Kuantitas Harga yakni Lumpsum (Ls). Tidak ada pembayaran tersendiri
untuk proses prabikasi, pengangkutan dan pemasangan.
C. Pekerjaan Peil Scale
Peil Scale harus dibuat dan dipasang pada setiap embung dalam daerah Storage
dengan menggunakan pipa besi diameter 2” yang diberi penomoran skala tinggi
sesuai ketinggian stroge masing-masing Embung dan atas petunjuk Direksi. Bentuk dan
dimensi mengikuti gambar rencana.
Pengukuran untuk pembayaran seperti yang dimaksud dalam Daftar Kuantitas Harga
yakni Lumpsum (Ls). Tidak ada pembayaran tersendiri untuk proses prabikasi,
pengangkutan dan pemasangan.
D. Pekerjaan Pelampung
Pelampung menggunakan bola karet diameter 40cm. Detail pemasangan seperti
gambar rencana. Pengukuran untuk pembayaran seperti yang dimaksud dalam Daftar
Kuantitas Harga yakni Lumpsum (Ls). Tidak ada pembayaran tersendiri untuk proses
prabikasi, pengangkutan dan pemasangan.
E. Pembuatan Papan Nama Embung
Papan nama embung dibuat dengan ukuran 1,0m x 0,80m, direkatkan pada dua buah
tiang pipa galvanis dengan cara dilas. Tiang ditanam dengan pondasi beton tanpa tulang
(K 125). Bentuk dan isi tulangan dibuat dengan persetujuan Direksi.
Pengukuran untuk pembayaran seperti yang dimaksud dalam Daftar Kuantitas Harga
yakni Lumpsum (Ls). Tidak ada pembayaran tersendiri untuk proses prabikasi,
pengangkutan dan pemasangan.

2.7 Lampiran Spesifikasi


1. Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia berikut disediakan bersama dengan standar lainnya. Semua
perubahan pada tiap standar atau lainnya harus dimasukan dalam daftar lampiran ini
apabila perubahan tersebut berlaku 30 hari sebelum hari pertama penyerahan/pemasukan
penawaran.

Spektek -17
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan

Standar Indonesia Judul


NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (Indonesia Standar
for Reinforced Cocrete)
NI-3 Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indinesia
NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
(Indonesia Standar for Timber Construction)
NI-7 Peraturan Kapur Indonesia (Indonesia Standar of Lime)
NI-8 Peraturan Portland Semen Indonesia (Indonesia Standar for
Portrland Cement)
NI-10 Peraturan Batu Merah Indonesia (Indonesia Standar of Bricks)
NI-13 Peraturan Batu Belah Indonesia (Indonesia Standar of
Construction Stone)
NI-20 Peraturan Tras dan Semen Merah Indonesia (Indonesia
Standar of Brickdust Cement)
1055 (Indonesia Standar for Steel for Buildingsand Bridges) PUBI-
1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(Indonesia Standard for Building Materials)

2. British Standar and Codes of Practice


Berikut ini adalah daftar dari B.S dan Standar C.P yang akan disediakan bersama- sama
dengan standar lain yang disetujui. Juga perubahan-perubahannya akan disertakan
sesuai dengan Buku Tahunan dari British Standard Tahun 1986.

British Standard Title


4 Part 1a: Specification for hot rolied sections
Part 2 : Hpot rolled hollow sections
12 Specification for ordinary and rapid hardening porland cement
21 Pipe threads for tubes and fitting where pressure
143 Malleable cast iron and castcopper aloy screwed
153 Steel girder bridges
242,24 359,632 Linseed Oil
244 and 290 Turpentine for paints
245 Specification for mineral solvents (White spirit and related
hydrocarbon solvents) For paint and other purposes
275 Dimensions or rivets (1/2 to 1 ¾ in diameter)
302 Wire ropes for crane, excavator and general engineering purposes
443 Specification for testing zinc coating on steel wire and for quality
requirements
639 Covered electrodes for the manual metal are welding of carbon
manganese steels
709 Methods of testing fusion welded joints abd weld metal in
steel
812 Methods of sampling and testing mineral aggregates, sand and fiters
822 Aggregat from natural sources for concrete (including
granotolic)
890 Building limes
903 Method of testing vulcanized rubber
913 Wood preservation by means of pressure creasoting
Spektek -18
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
1052 Specification for mind steel wire for general engineering
purposes
1201 Aggregat from natural sources for concrete (including
granotolic)
1377 Method of test for soil for civil engineering purposes
1387 Steel tubes and tubular suitable for scewing to BS 21 pipe threads
1400 Copper alloy ingots and copper allot castings
1452 Specification for grey iron castings
1521 Waterprof buildings papers
1722 Specification for fences
1775 Steel tubes for mechanical structure and general engineering
purposes
1881 Method of testing concrete
2035 Cast iron flanged pipes and flanged fitting
2451 Chillend iron, shoot and greet
2499 Hot applied joints sealant for concrete pavaments
2521 Lead based priming for wood work
2523 Lead based priming based
2524 Red oxide linseed oil priming paint
2525-2527 Undercoating and finishing paints for protective purposes
2874 Copper and copper aloy, road and sections
3100 Specification for steel casting for general
engineering purposes
3148 Methods of test for water for making concrete
3416 Black bitumen coating solutions for cpid application
3692 ISO metric precition hexagon bolts, screw and nuts
4164 Specification for coal-tar-based hot applied coating Material for
protection iron and steel including Suitable primers where required
4190 ISO metric black hexagon bolts, screw and nuts
4232 Surface finish of blast cleaned stall for painting
4360 Specification weldable structural steels
4395 High strength friction grip bolts and associated nuts and washer
for structural engineering
4446 Presentation of confrence proceedings
4449 Specification for hot rolled steel bars for the reinforcement of
concrete
4466 Bending dimentions of reinforcement
4483 Steel fabric for the reinforcement of concrete
4550 Methods of testing cement
4604 The use of high strength friction grip bolts in structure steel work,
metric series
4622 grey iron pipes and fittings
4772 Specification for ductile iron pipes and fitting
5135 Metal are welding of carbon and carbon manangese steel
5328 Methods of specifying concrete, including ready mixed
concrete
5400 Rubber bridge bearing
5911 Precast concrete pipes and fitting for drainage and sewerage
CP 114 Structural use for reinforce in buildings
Spektek -19
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan

3. Standar dari Direktorat Jenderal Pengairan


 Spesifikasi dan gambar standar pintu pengatur air dari Direktorat Jendral
Pengairan PU 1988
 Standar Desain Irigasi, Kriteria Desain Vol KP-01 s/d KP-07, Desember 1986
 Standar Desain Irigasi, Album Gambar BI-01 dan BI-02, Desember 1986

Spektek -20
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Spesifikasi teknik sangat dibutuhkan sebagai acuan dalam proses pelelangan pekerjaan
maupun dalam proses konstruksi embung kecil, karena itu spesifikasi teknik selalu memuat
dan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan jenis dan mutu material yang akan
digunakan, juga tersirat metode pelaksanaan yang akan dipakai

3.2 Saran
Sebaiknya spesifikasi teknik dipergunakan dalam proses pelelangan maupun proses
konstruksi.

Spektek -21

Anda mungkin juga menyukai