BAB 1
PENDAHULUAN
Maksud
Memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana yang tertuang dalam KAK.
Sebagai bahan acuan dalam proses pelelangan maupun konstruksi.
Tujuan
Memberikan gambaran tentang jenis kegiatan yang akan dilakukan pada saat
konstruksi.
Memberikan gambaran tentang kualitas pekerjaan yang harus dicapai ketika
pelaksanaan konstruksi serta syarat-syarat teknisnya,
Sebagai dasar dalam menyusun metode pelaksanaan pekerjaan.
Spektek -1
Spesifikasi Teknis
BAB 2
SPESIFIKASI
2.1 Umum
2.1.3 Peralatan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi yang baik dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat
pada waktunya. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebaelum memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hal ini menurut Direksi disebabkan
karena kurangnya jumlah tenaga kerja atau peralatan atau kurang memenuhi syaratnya
dari beberapa pekerja dan peralatan, maka Direksi berhak memerintahkan Kontraktor
untuk menambah atau mengganti tenaga kerja dan peralatan tersebut.
Spektek -2
Spesifikasi Teknis
Kecuali Pembuatan Papan Nama Proyek yang diukur dan dibayar sesuai jumlah yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga maka jenis pekerjaan lain diukur dan dibayar
secara lumpsum (ls), sudah termasuk biaya untuk material, upah dan bahan.
a. Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari posisi yang ditentukan, baik
dalam arah vertikal maupun horisontal.
b. Pengukuran harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa kembali
kapada titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 L dimana L
adalah jarak sirkuit pengukuran dalam Km.
c. Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang
dengan titik melewati 0,25 cm dari titik tinggi yang benar.
d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dari yang benar harus kurang dari 2 cm
dari kedudukan yang sebenarnya kecuali pada pemasangan pekerjaan baja dan
peralatannya memerlukan yang lebih tinggi.
Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran, harus
diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi hasil ini akan diperiksa, dan apabila terdapat
kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun penggambaran, maka
kontraktor harus memperbaikinya sampai betul dan mendapat persetujuan Direksi. Hasil
pengukuran uitzet yang benar akan dipakai untuk menentukan trase pipa maupun
bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu Kontraktor tidak diperbolehkan memulai
suatu pekerjaan sebelum posisi, maupun dimensinya disetujui oleh Direksi. Interval
pematokan as pada trase pipa, ataupun jalan masuk harus dilakukan pada setiap
interval 50 m dan pada setiap belokan dengan menggunakan patok kayu. Pematokan
pada lokasi-lokasi bangunan bak distribusi harus dilakukan dengan menggunakan
patok beton. Pada setiap patok yang telah dipasang agar dicantumkan nomor urut dan
elevasi hasil pengukurannya. Jika pada waktu pengukuran/uitzet trase pipa dijumpai
ketidak sesuaian antara gambar dengan keadaan lapangan, maka Kontraktor harus
secepatnya melapor kepada Direksi untuk mendapat penyelesaian. Pada bagian pekerjaan
yang memerlukan pemasangan bouwplank seperti pasangan batu dan bak
distribusi perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh
Direksi/Pengawas Lapangan apakah pemasangan telah benar dan cukup kuat, jika
pemeriksaan telah selesai dan hasilnya baik maka pekerjaan dapat dilanjutkan. Semua biaya
pembuatan bowplank sudah termasuk dalam item pekerjaan yang yang berkaitan.
Spektek -4
Spesifikasi Teknis
2.2.7 Pelaporan
Kontraktor harus menyiapkan dan memasukkan laporan harian, mingguan, bulanan,
gambar kerja, gambar terbangun dalam jumlah yang sesuai dengan penawaran.
Spektek -5
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
2.3.3 Pekerjaan galian tanah dan timbunan tanah kedap air termasuk perataan dan
pemadatan.
Semua pekerjaan galian harus sesuai dengan batas, kemiringan dan dimensi seperti yang
ditunjukan dalam gambar atau atas perintah Direksi bila tidak tercakup dalam gambar.
Harga satuan pekerjaan galian tidak berubah. Pekerjaan galian yang dilakukan kontraktor
atas kehendaknya sendiri karena keadaan dan situasi pekerjaan tanpa sepengetahuan
Direksi akan menjadi tanggungan dan biaya Kontraktor sendiri.
Bahan bekas galian di lokasi tubuh embung dan galian organik di spillway yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahan timbunan harus dibuang ke lokasi disposal area. Apabila
bahan tersebut memenuhi syarat menurut penilaian Direksi maka bahan tersebut harus
ditempatkan di dekat lokasi pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan timbunan.
Kontraktor harus menyerahkan program dan rencana kerja untuk pekerjaan penimbunan
kembali kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Bahan untuk timbunan dapat juga
diambil dari lokasi borrow area apabila bahan galian setempat tidak mencukupi. Bahan
yang dihampar harus bersih terhadap kotoran akar atau bahan asing lainnya.
Ukuran dan kemiringan penampang timbunan harus sesuai dengan gambar. Batas- batas
pekerjaan timbunan disesuaikan antara gambar dan kenyataan di lapangan. Kontraktor
harus menjaga dan memelihara keadaan timbunan yang telah dipadatkan dan diterima
oleh Direksi dari waktu ke waktu sedemikian rupa sehingga tetap memenuhi syarat
sampai pekerjaan timbunan diterima secara keseluruhan oleh Direksi. Kontraktor harus
memperbaiki bagian yang rusak akibat erosi air atau penyebab lainnya dengan biaya
sendiri.
A. Trial embankment
Sebelum melakukan penimbunan, Kontraktor harus melakukan percobaan penimbunan
(trial embankment) dengan memakai bahan-bahan yang telah ditentukan. Bahan-
bahan yang akan digunakan perlu mendapat persetujuan Direksi yang akan
memberikan rencana gradasi, kadar air, kepadatan dan permeabilitas, ketebalan
hamparan dan proses pemadatan. Hasil trial embankment ini akan digunakan
sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan timbunan. trial embankment dilakukan dengan
menggunakan jumlah lintasan berturut-turut 8, 10, 12 dengan ketebalan lapisan
maksimum 25 cm setelah dipadatkan. Trial embankment dilaksanakan minimal hingga 4
lapis (4 x 25 cm), setiap lapisan genap diadakan tes permealilitas dan tes kepadatan
dengan menggunakan Sand-Cone. Angka kepadatan (K) yang digunakan dalam
Spektek -1
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
-5
pelaksanaan harus mencapai 1e10 cm/det dan 95% kepadatan kering standar proctor
untuk kepadatan. Biaya dalam pelaksanaan maupun pembongkaran trial embankment
ditanggung oleh Kontraktor.
B. Kadar air
Kadar air bahan timbunan harus dijaga merata pada setiap lapisan. Kadar air
bahan timbunan tidak boleh melebihi batas yang disyaratkan, yaitu pada batas 3% di
bawah atau di atas kadar air optimum standar proctor. Kepadatan tanah timbunan
minimal 95% kepadatan kering maksimum standar proctor. Jika kadar air terlalu
tinggi, Kontraktor harus mengendalikannya kepada batas yang disyaratkan. Semua
biaya penyiraman/pengeringan menjadi tanggungan Kontraktor.
C. Penghamparan
Sebelum penghamparan dilakukan, lokasi harus dibersihkan dari material yang bisa
membusuk dan dipadatkan terlebih dahulu dengan alat pemadat mekanis dan dilakukan
uji permeabilitas dengan koefisien minimal (K) = 1e10-5. Prosedur pemadatan sama
dengan pemadatan untuk pekerjaan timbunan.
Bahan timbunan harus dihampar merata dengan ketebalan tidak boleh melebihi
25 cm setelah dipadatkan atau sesuai dengan hasil uji kepadatan untuk timbunan.
Kerikil dengan diameter > 1,5 cm harus dibuang. Sebelum melakukan penghamparan
untuk lapisan berikutnya, permukaan tanah harus digaruk sampai kedalaman yang
lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak samapi kedalaman 0,15
m. kadar air dari tanah yang dikeruk harus dijaga secara baik.
Kontraktor harus membuat sistim drainase yang baik atas petunjuk Direksi terutama pada
waktu hujan dengan biaya sendiri. Pemadatan setiap lapisan harus sistimatis dan menerus
sedemikian rupa sehingga setiap bagian dapat dipadatkan dengan alat pemadat yang
memadai, sejajar dengan arah tubuh embung.
Setiap pekerjaan yang telah diterima oleh Direksi akan diukur di lapangan untuk
mendapatkan persetujuan dan pembayaran dalam m3 pekerjaan.
Direksi berhak untu memberhentikan sementara pekerjaan penimbunan akibat mutu
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat atau keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dan
Kontraktor tidak berhak menganjukan penambahan biaya.
Direksi akan menilai mutu pemadatan. Apabila dinilai kurang, Direksi berhak
memerintahkan untuk memadatkan kembali tanpa tambahan biaya. Jenis alat
pemadat yang digunakan adalah Vibrator Path Foot Roller dengan berat minimal 10 ton
atau dapat juga menggunakan alat lain sesuai hasil uji tes pemadatan. Kontraktor
diperbolehkan mengajukan alternatif alat pemadat lain dan akan dibuktikan dengan
melakukan percobaan pemadatan lapangan. Persetujuan akan diberikan oleh Direksi
berdasarkan hasil pengujian kepadatan lapangan.
Spektek -3
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
2.4.3 Pekerjaan pasangan batu karang campuran 1pc : 3 psr.
Dalam hal ini pasangan batu digunakan sebagai dinding atau pelindung saluran
spillway terutama pada bagian-bagian yang dipandang mudah tergerus atau rusak. Untuk
itu penempatan pasangan batu mengacu kepada gambar rencana yang ada.
A. Batu Karang
Haruslah merupakan batu yang bersih dan keras, tahan lama, bebas dari campuran besi,
noda-noda, pasir. Batu tersebut harus dibelah agar permukaannya kasar dan dapat
melekat dengan sempurna dengan mortar dan diambil dari sumber yang disetujui
Direksi. Ukuran maksimum batu harus memperhatikan tebal dinding. Tiap batu untuk
pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan harus
diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah teganan patok. Setiap batu
harus diberi alas adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih
dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya tanpa
campuran.
• Pasir
Kualitas pasir yang dipakai untuk pasangan batu harus sama dengan yang disyaratkan
yaitu :
a. Berat jenis antara 2,50 – 2,65 ton/m3.
b. Modulus kehalusan 2,30 – 3,20 c.
Kadar lumpur < 5%.
Dengan batasan di atas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
B. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus Portland Cement dari perusahaan yang
disetujui Direksi dan secara umum memenuhi SNI NI-8 dan pasal 3.2 NI-2 PBI
71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Tipe
semen yang lain dapat digunakan untu keperluan khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus menyediakan contoh semen yang berada digudang lapangan atau
dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk di tes. Semen lain yang menurut
pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan Kontraktor
harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.
C. Air
Air yang dipakai untuk membuat dan merawat mortar harus dari sumber yang disetujui
oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standar Nasional Indonesia (NI-3
PUBI) serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa
mengotori air dalam jumlah berapa saja yang dapat :
a. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari
30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20%
apabila dites sesuai standar ASHTON T26.
b. Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang
sedang mengeras.
c. Menunjukan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik tidak
lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta bagian dalam berat.
Spektek -4
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
D. Pelaksanaan Pasangan Batu
Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak mudah lepas) dari susunan
batu karang yang diatur sedemikian rupa dengan menggunakan perekat yang mengisi
rongga antar batu berupa mortar. Pengisian mortar di bagian belakang dinding/talud
pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana. Pasangan batu
harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan batu digunakan
sebagai dinding saluran.
1. Persiapan
a. Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan poin
1.4.1 di atas.
b. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada gambar, dasar pondasi
untuk struktur dinding harus tegak lurus atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar
atau bertangga yang juga horisontal.
2. Pemasangan Batu
a. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk batu dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan
batu yang berukuran sama.
b. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang, mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau
memindahkan batu yang terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan
untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapt ditangani oleh
dua orang. Menggelindingkan batu atau menggulingkan batu pada pekerjaan
yang baru dipasang tidak diperkenankan.
3. Penempatan Adukan
a. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penerapan air
mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga
harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan (1pc : 3 psr) harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh.
c. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum
mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan
mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan
adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang
baru.
4. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
a. Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata
dengan permukaan pekerjaan.
b. Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
Spektek -5
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
c. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton dari spesifikasi ini.
d. Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu
yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan pada point 1.4.2.
Satuan pengukuran yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah m3 dan dibayarkan
sesuai harga kontrak yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
C. Bahan
1. Kawat Bronjong
a. Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi SNI-03-0090-1999 atau ASTM A239.
b. Karakteristik kawat bronjong adalah :
Tulangan tepi diameter : 5,0 mm, 6 SWG
Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG
Pengikat, diameter : 2,10 mm, 14 SWG
Ukuran anyaman : 2 m x 1 m x 0,50 m Kuat
tarik : 4.200 kg/cm2.
Diafragma (sekat) : setiap 1 meter panjang. c.
Anyaman :
Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga
lilitan yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk
memperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari
anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-
Spektek -6
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada
badan anyaman.
d. Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke
lapangan dengan cara dibundel dalam kemasan yang berisi 10 –
30 unit/bundel.
2. Batu
Batu untuk bronjong haruslah terdiri dari batu kali atau batu gunung atau batu belah
atau batu karang. Batu-batu yang digunakan memiliki ukuran minimal 15 cm dan
maksimal 30 cm.
D. Pelaksanaan
a. Persiapan.
Galian harus memenuhi ketentuan dimensi seperti gambar rencana.
Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum
dilakukan penempatan bronjong.
b. Penempatan Bronjong.
• Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk
serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau
ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan
antar keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam
harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong
antar segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat
pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke
dalam keranjang.
• Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah
diisi setengah dari tingginya, dua kawat pengaku horisontal dari muka ke
belakang harus dipasang. Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebihan atar
terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat
harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman.
• Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang
penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
• Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang-seling.
Spektek -7
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
2.5.1 Pekerjaan Galian Tanah Biasa
Pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.3.3 penjelasan tentang galian tanah.
B. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam standar rujukan
dibawah ini.
Semen
Semen yang digunakan dalam pekerjaan ini merujuk kepada poin 1.4.3C.
Air
Air yang digunakan dalam pekerjaan ini merujuk kepada poin 1.4.3D.
Agregat
Bahan agregat untuk beton dan adukan harus memenuhi SNI-2 PBI 1971 ; PUBI
(Persyaratan Umum Untuk Bangunan di Indonesia) dan ASTM C33. Material yang
digunakan untuk memproduksi agregat baik berupa agregat halus, pasir atau
agregat kasar berupa kerikil/gravel harus berasal dari tempat yang disetujui
Spektek -8
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
Direksi.
- Agregat halus didefinisikan sebagai agregat dengan ukuran butir maksimum
adalah 5mm. Agregat halus harus keras, padat, tahan lama, bukan pecahan batu
lapuk, bebas dari debu, lanau, lempung, material organik dan material lainya.
Pasir harus diambil dari sungai atau pasir tambang dengan distribusi variasi
ukuran butir. Penambahan material lain diijinkan apabila menurut pendapat
Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum
terhadap lempung lanau dan debut tidak boleh lebih dari 3% perbandingan
berat. Finess Modulus (FM) agregat halus harus antara 2,5 dan 3,3 tidak boleh
mengandung material lumpur (clay lumps) lebih dari
1%, dan kehilangan berat pada test sodium sulfate soundness (5 cycles) tidak
boleh melebihi 10%. Spesifikasi agregat halus di atas masih mungkin dirubah
atas kehendak dan persetujuan Direksi dengan penimbangan kondisi material di
lapangan, namun tidak ada tambahan biaya atau kompensasi yang diberikan
kepada Kontraktor karena perubahan tersebut.
- Bahan batu pecah (split) atau disebut agregat kasar didefinisikan sebagai
agregat dengan ukuran butir minimal adalah 5mm. Syarat agregat kasar harus
keras, padat, tanah lama, bukan becahan batu lapuk, bersudut baik.
Bebas dari debu, lanau, lempung, material organik dan material asing lainnya.
Bahan batuan pecah (split) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik
(distribusi variasi ukuran agregat kasar) dengan diameter maksimum
tergantung dari kelas betonnya. Kerikil harus dari batu pecah dan memenuhi
ukuran batu pecah. Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi
yang baik maka bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut
penilaian Direksi adalah terbaik.
Agregat kasar tidak boleh mengandung material lumpur (clay lumps) lebih dari
0,25%. Kehilangan berat tidak boleh melebihi 12% pada test sodium sulfate
soundness (5 cycles), 10% pada test Los Angeles Abration 100 putaran, dan
40% pada test Los Angeles Abration 500 putaran. Bentuk agregat kasar tidak boleh
terlalu pipih dan lonjong. Ukuran panjang butiran tidak boleh melebihi 3 kali ukuran
tebal atau lebarnya.
Spesifikasi agregat kasar di atas masih mungkin dirubah atas kehendak dan
persetujuan Direksi dengan pertimbangan kondisi material di lapangan, namun tidak
ada tambahan biaya atau kompensasi yang diberikan kepada Kontraktor karena
perubahan tersebut. Secara umum bila tidak ada permintaan lain dari Direksi, besar
butiran agregat kasar yang digunakan mempunyai ukuran 20 sampai dengan 40mm.
Kontraktor harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan Direksi dan harus
membuat percobaan dari contoh material seseuai PBI 1971 secara rutin dengan
frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirim kepada Direksi setiap copy laporan
tes. Apabila tes abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus
melakukannya. Bahan beton untuk beton tahan abrasi harus berberat jenis 2,6
dan nilai tahan aus kurang dari 15% diuji menurut PBI 1971.
Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus tulangan baja U-24 yang bulat dan polos, U-32
Spektek -9
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
untuk tulangan yang diprofilkan (deformed bar), digilas panas, sesuai dengan
PBI 1971 seperti ditunjukan dalam gambar.
Setiap baja tulangan yang digunakan mempunyai diameter sesuai gambar rencana.
Untuk tiap-tiap kiriman tulang anyaman besi beton yang dikirim ke tempat
pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi satu kutipan yang diakui
dari catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan
pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Acuan harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang telah
disetujui dari pekerjaan beton, yang ditunjukkkan dalam gambar. Acuan untuk
permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan- bahan dari
beton dan menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi
acuan untu permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa sehingga
menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus. Tiap
kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memerikasa dan memberi
persetujuan terhadap acuan yang telah dibangun. Acuan harus tahan terhadap
pembasahan (curing) pada permukaan beton secara langsung dan menggunakan
karung goni yang telah dibasahi untuk menghindari retak-retak rambut.
Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat
rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat
Spektek -10
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin. Acuan hanya boleh dibuka atas
persetujuan Direksi dan harus dilaksanakan di bawah pengawasan seorang mandor
yang berpengalaman. Harus diperhatikan sehingga pada waktu pembukaan acuan
tidak terjadi goncangan yang dapat menyebabkan pembalikan tegangan beton. Ketika
Direksi berpendapat bahwa usul Kontraktor untuk membuka acuan belum pada
waktunya baik berdasarkan perhitungan maupun cuaca atau dengan alasan lainnya,
maka ia dapat memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan acuan dan
Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
Perancah.
Tiang-tiang perancah harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh harus mudah
disetel dengan baji. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu
sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan
untuk tiang-tiang perancah, stabilitas perlu dipikirkan terutama tehadap berat
sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama pengecoran. Seperti
akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dan lain-lain.
D. Pekerjaan Finishing.
Untuk pekerjaan perapihan permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana
diuraikan berikut :
- Penyelesaian kasar (formwork type F1)
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh cor yang
menggunakan cetakan dari kayu yang digergaji baik dan disambung- sambung
dengan tajam dan siku. Permukaan beton dengan penyelesaian kasar harus
bebas dari tonjolan tetapi tetap agak kasar dan dengan tanda- tanda dari
sambungan, mata kayu masih tampak. Permukaan beton yang tanpa acuan dan
ditentukan dengan penyelesaian kasar, harus digaruk rata dengan kayu lis tetapi
dengan mutu yang sama seperti muka beton yang diacu dan dengan
penyelesaian kasar.
- Penyelesaian kasar (formwork type F2)
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian
papan kayu rata plywood atau plat besi beton untuk acuan. Muka beton yang
diacu dan diselesaikan dengan halus harus bebas dari tanda-tanda kayu, lekuk-
lekung dan lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan cetakan harus
teratur, permukaan beton dengan permukaan halus harus digaruk kemudian
digosok halus dengan amplas kayu atau besi beton sampai rata dan dengan
mutu yang sama seperti yang diacu.
Kecuali ditentukan lain, penyelesaian halus harus dilakukan untuk permukaan
beton yang tetap kelihatan (expose). Muka beton yang terbuka, kedap air harus
digosok dengan amplas sampai halus. Pekerjaan menggosok harus dilakukan
setelah beton cukup keras agar tidak terjadi timbulnya air dengan butiran halus
dipermukaan. Muka beton tidak boleh diperbaiki tanpa ijin Direksi sesudah
dibongkar cetakannya. Kecuali ditunjuk paa gambar, maka sudut-sudut tajam
harus dibuat tumpul dengan ukuran 2 cm x 2 cm.
- Permukaan beton struktur tidak boleh diplester, disaat bekisting dibuka,
permukaan beton tidak membutuhkan penghalusan (beton expose).
Spektek -11
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
E. Kelas dan Mutu Beton .
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-
bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuaidengan standar Indonesia PBI 1971, NI-
2 dan sifat-sifatnya yang terpenting diberikan dalam tabel dibawah ini : Tabel
1 Kelas dan Mutu Beton
Ukuran
Mutu Berat min
maks. Estimasi W/C
Kls Beton PC tiap m3 Pemakaian
Aggregat ratio (Kg)
(Kg/cm2) (kg)
(mm)
G. Campuran Percobaan
Kontraktor harus membuat perbandingan campuran percobaan untuk setiap kelas
beton dengan memakai alat-alat yang sama yang akan dipakai di lokasi pekerjaan.
Campuran kontraktor akan diizinkan bila kekuatan dari uji kubus yang diambil dari
setiap kelas beton memenuhi syarat-syarat spesifikasi untuk masing-masing kelas
beton. Pembuatan contoh dan pengujian harus memenuhi standar nasional Indonesia
NI-2, PBI tahun 1971.
H. Pengujian Beton
Kontraktor harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan,
dalam NI-2, PBI 1971. Kontraktor harus mengambil contoh beton untuk tes kubus dari
campuran percobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian
dirawat seperlunya danmenyerahkan kepada laboratorium yang disetujui untuk
diadakan pengujian sesuai diperintahkan.
Spektek -12
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
Kubus-kubus harus dibuat dalam cetakan 15cm x 15cm x 15cm seperti disyaratkan
dalam NI-2, PBI 71. Jumlah kubus uji beton sekitar 20 buah atau lebih untuk setiap
bagian struktur beton dengan volume beton cukup besar dansetiap kelas kekuatan
beton atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Kontraktor harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji
sepanjang tahap pengujian. Selama pengecoran, Kontraktor harus selalu melakukan
Slump test pada saat pengecoran. Tes tersebut harus dilakukan berdasarkan NI-2, PBI
71 kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Pengeceran adukan beton untuk mencapai nilai
slump haus tidak boleh merubah nilai water cement ratio.
Kontraktor harus membuat laporan untuk setiap tes yang menjelaskan hasil-hasil
tersebut dalam satuan metrik dan diserahkan dalam rangkap dua dengan catatan 1 untuk
Direksi dan 1 untuk Engineer. Kontraktor juga harus menyediakan tenaga dan
peralatan di Lapangan untuk melakukan pengambilan sampel pengukuran slump dan
kalau perlu alat pencatat temperatur beton.
Alat pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan
direncana agar secara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke
dalam campuran. Kemudian bahan-bahan beton seluruhnya harus benar-benar
bercampur. Beton pracampur boleh digunakan atas persetujuan Direksi.
Apabila pencampuran beton K 125 diijinkan dilakukan dengan tenaga manusia, maka
semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan
harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling sedikit 3x sesudah
air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang merata.
Spektek -13
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
K. Sambungan Pengecoran Beton
Penjelasan dan kedudukan tempat-tempat sambungan-sambungan beton harus
diberitahukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan paling lambat 1 hari
sebelum kegiatan pengecoran dimulai.
Sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga pengaruh dari penyusutan
dan suhu sangat kecil. Hubungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-
garis lurus vertikal dan atau horiontal dan ditempatkan pada tempat dimana gaya
lintang/geser terkecil. Sambungan itu merupakan jensi pertemuan biasa, keduali jika
jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum beton
yang baru dicor disamping beton yang sudah mengeras, beton lama harus dibersihkan
dari batuan, kotoran dan permukaannya dikasarkan serta bebas dari buih-buih semen.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak lebih
dari 1,0m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari
10 meter, atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Kontraktor harus mengusahakan kekuatan beton lama dan beon baru semaksimal
mungkin, monolit. Pemakaian bahan additiv sebagai sambungan perekan akan mengacu
pada petunjuk dari Engineer.
Pada bagian beton yang kedap air diusahakan satu kali pengecoran untuk menghindari
kebocoran, jika harus dilaksanakan pengecoran beberapa kali maka sambungan
antara beton lama dengan beton baru harus menggunakan bahan additive sebagai
sambungan perekat dengan disim air semen terlebih dahulu atau sesuai dengan
petunjuk Engineer. Semua biaya yang dikeluarkan untuk tambahan bahan additiv
ditanggung oleh Kontraktor.
Spektek -14
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
N. Melindungi dan Merawat Beton
Setidaknya dalam waktu 7 hari, atau sampai beton mengeras seluruhnya, Kontraktor
harus melindungi beton dari pengaruh jelek seperti dingin, matahari, suhu tinggi atau
rendah, pembebanan sebelum waktunya, lendutan ataupun air tanah yang merusak.
Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi, permukaan beton yang kelihatan harus
dijaga supaya terus basah (curing) sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk
beton dengan semen portland, atau 4 hari untuk beton dengan semen yang cepat
mengeras. Segera setelah dibuka acuannya maka permukaannya harus segera ditutupi
dengan karung goni yang dibasahkan atau pasir atau bahan lain yang disetujui Direksi.
Kontraktor harus membuat perlengkapan khusus atau
Spektek -15
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
C. Pekerjaan pasangan batu karang campuran 1 pc : 3 psr,
Spesifikasi untuk pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.4.3.
D. Pekerjaan plesteran dengan campuran 1 pc : 2 psr,
Spesifikasi untuk pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.4.4.
E. Pekerjaan acian
Spesifikasi untuk pekerjaan ini mengacu kepada poin 1.4.5.
F. Instalasi pipa pada boks stop kran, pipa dia. 1 1/4” dan sambungan pipa.
Pipa harus diletakkan/dipasang sesuai gambar rencana atau mengikuti pertimbangan
Direksi apabila dipandang perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terhadap kondisi
yang sesungguhnya. Dalam hal ini instalasi sudah mencakup pemasangan instalasi,
asesoris serta berbagai kelengkapan yang diperlukan.
G. Pekerjaan pemasangan plat penutup tebal 3 mm, gembok dan engsel pada
penutup boks intake.
Pabrikasi plat penutup menggunakan dimensi yang tertera pada gambar rencana.
Sebelum dilakukan pemasangan, plat penutup harus dicat dengan cat besi agar plat
lebih tahan terhadap bahaya korosi.
• Pekerjaan Pelampung
• Pembuatan Papan Nama Embung
A. Pekerjaan Pagar
Pembuatan pagar dimaksudkan untuk keamanan embung terhadap manusia maupun
ternak. Untuk itu pagar dibuat dengan ketinggian 1,25m, menggunakan kawat berduri
5 tarikan ditambah ikatan silang pada setiap span. Tiang-tiang pagar terbuat dari besi
siku 40.40.4, ditanam ke dalam tanah sejauh 0,50m dengan menggunakan beton tanpa
tulang K 125. Jarak antar tiang dibuat 3,0m. Bentuk dan dimensi pagar mengacu kepada
gambar rencana.
Satuan untuk pengukuran dan pembayaran mengikuti Daftar Kuantitas dan Harga yakni
meter (m’).
B. Pekerjaan Tangga
Bentuk dan dimensi tangga mengikuti gambar rencana. Kerangka tangga menggunakan
besi siku 80.80.10. Pengukuran untuk pembayaran seperti yang dimaksud dalam
Daftar Kuantitas Harga yakni Lumpsum (Ls). Tidak ada pembayaran tersendiri
untuk proses prabikasi, pengangkutan dan pemasangan.
C. Pekerjaan Peil Scale
Peil Scale harus dibuat dan dipasang pada setiap embung dalam daerah Storage
dengan menggunakan pipa besi diameter 2” yang diberi penomoran skala tinggi
sesuai ketinggian stroge masing-masing Embung dan atas petunjuk Direksi. Bentuk dan
dimensi mengikuti gambar rencana.
Pengukuran untuk pembayaran seperti yang dimaksud dalam Daftar Kuantitas Harga
yakni Lumpsum (Ls). Tidak ada pembayaran tersendiri untuk proses prabikasi,
pengangkutan dan pemasangan.
D. Pekerjaan Pelampung
Pelampung menggunakan bola karet diameter 40cm. Detail pemasangan seperti
gambar rencana. Pengukuran untuk pembayaran seperti yang dimaksud dalam Daftar
Kuantitas Harga yakni Lumpsum (Ls). Tidak ada pembayaran tersendiri untuk proses
prabikasi, pengangkutan dan pemasangan.
E. Pembuatan Papan Nama Embung
Papan nama embung dibuat dengan ukuran 1,0m x 0,80m, direkatkan pada dua buah
tiang pipa galvanis dengan cara dilas. Tiang ditanam dengan pondasi beton tanpa tulang
(K 125). Bentuk dan isi tulangan dibuat dengan persetujuan Direksi.
Pengukuran untuk pembayaran seperti yang dimaksud dalam Daftar Kuantitas Harga
yakni Lumpsum (Ls). Tidak ada pembayaran tersendiri untuk proses prabikasi,
pengangkutan dan pemasangan.
Spektek -17
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
Spektek -20
Dokumen Tender / Dokumen Pemilihan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Spesifikasi teknik sangat dibutuhkan sebagai acuan dalam proses pelelangan pekerjaan
maupun dalam proses konstruksi embung kecil, karena itu spesifikasi teknik selalu memuat
dan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan jenis dan mutu material yang akan
digunakan, juga tersirat metode pelaksanaan yang akan dipakai
3.2 Saran
Sebaiknya spesifikasi teknik dipergunakan dalam proses pelelangan maupun proses
konstruksi.
Spektek -21