BAB I
BAGIAN I - UMUM
Semua Bahan dan Mutu Pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan Standar
Nasional Indonesia dan Standar Industri Indonesia (SII) yang berlaku 30 hari
sebelum tanggal penyerahan Surat Penawaran, kecuali apabila belum diatur
oleh Standar Nasional Indonesia atau ditentukan secara lain. Standar Nasional
yang lain sesuai dapat digunakan hanya dengan persetujuan Direksi.
Pemborong harus mempunyai dan menyediakan dilapangan sekurang-
kurangnya sebuah dari setiap Standar Nasional Indonesia yang ditentukan
dalam Spesifikasi, dan sebagai tambahan disediakan pula Standar lainnya
yang disetujui Direksi mengenai bahan yang digunakan atau mutu dari
pekerjaan yang harus dipenuhi. Bahan dan mutu pekerjaan yang
spesifikasinya tidak disebutkan atau dicakup oleh Standar Nasional Indonesia
atau standar lain yang disetujui, diisyaratkan harus bahan dan mutu
pekerjaan Luas utama. Dalam lampiran S-1. Suatu Daftar dari Standar
Nasional Indonesia, beserta British Standard serta Codes of Practice
dilampirkan sebagai contoh. Direksi akan menetapkan apakah semua atau
sebagian bahan yang dipesan atau yang diantarkan untuk penggunaan dalam
pekerjaan, cocok untuk maksud tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini
pasti dan menentukan.
1.04. Titik Tetap
Ketinggian atau elevasi yang ditujukan pada Gambar, didasarkan pada titik
tetap utama (bench mark = B.M.), lokasi serta nilainya ditunjukan pada
spesifikasi khusus (lamp SK-3). Penjelasan mengenai titik tetap tersebut
dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada
direksi.
1.05. Uitzet.
Dari data yang tercantum dalam pada pasal 1.04 Pemborong harus
memeriksa semua titik tetap yang lain yang akan dipakai dalam pengukuran
pekerjaan pada tiap-tiap bangunan dan saluran, dan pemasangan titik-titik
tetap yang lain itu sedemikian sehingga jarak antara 2 titik tetap tidak boleh
lebih dari 1 Kilometer. Titik tetap diatas dipasang atas persetujuan Direksi.
Pemborong harus memberikan kepada Direksi, dalam map rangkap dua
semua data yang disetujui tentang lokasi dan elevasi dari semua titik yang
akan dipakai oleh Pemborong.
Ketinggian dan Lokasi dari titik-titik tetap tersebut diatas harus ditransfer dan
diikat pada B.M. dengan ketelitian = 10 mm dika(ikan dengan akar pangkat
dua dari jumlah jarak tertutup pada penyipatan datar dalam kilometer.
Ketelitian = 10 4d mm, d dalam km.
Metode pengukuran yang dipakai atas dasar persetujuan Direksi. Buku-buku
pengukuran dan Tabel-tabel data harus selalu dipelihara dengan baik dan
disediakan guna pemeriksaan oleh Direksi.
Ketepatan dan ketelitian pengukuran harus tidak melewati batas-batas
keseksamaan berikut :
Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari 20 mm clad
posisi yang ditentukan, baik dari arah tegak maupun mendatar.
Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada titik tetap (BM) atau
dibawa kembali ketitik pertama.
Kesalahan penutup harus kurang dari 10 mm kali akar pangkat dua dari
jumlah jarak pengukuran dalam kilometer. Ketelitian 10 √𝑑 mm, d dalam
km.
Patok-patok yang menunjukkan titik tinggi akhir dari pekerjaan tanah
harus dipasang dengan tidak melewati 2,5 mm dari titik tinggi permukaan
yang sebenamya.
Garis Singgung dan Lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus
kurang dari 20 mm. Titik-titik untuk bangunan harus terletak tidak lebih
dari 2,5 mm dari kedudukan yang sebenamya kecuali pada pemasangan
peralatan yang memerlukan ketelitian yang tinggi.
1.17. Transportasi.
Pemborong harus menyediakan transportasi utnuk dipakai oleh Direksi dan
Stafnya pada setiap waktu yang dikehendaki, kendaraan bermotor seperti
yang terdaftar dalam Spesifikasi Khusus, untuk tugas dinas yang
berhubungan dengan kontrak. Kendaraan itu harus terpelihara sehingga
setiap waktu dalam keadaan baik. Andaikata suatu kendaraan menunat
pandangan Direksi tidak dapat dipakai, Pemborong harus menggantinya
tanpa penundaan. Pemborong harus menyediakan pengemudi yang cakap,
serta keperluan lain seperti bahan bakar, pelumas dan sebagainya, dan
menanggung semua biaya yang befiubungan dengan pemakaian,
pemeliharaan, perijinan dan asuransi. Setelah selesainya kontrak kendaraan
dikembalikan kepada Pemborong. Kendaraan itu tidak boleh ditukar dalam
waktu pelaksanaan Kontrak, kecuali dengan ijin atau atas perintah Direksi.
Tahap Pelaksanaan.
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan satu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan kontrak, maka foto-foto harus segera diserahkan kepada
Direksi dalam album-album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara
berurutan menurut lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap
tahapnya y.i. 0 %, 50% dan 100% dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda
album negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi
keterangan atau tanda yang sama untuk memudahkan mengindentifikasi
cetakan dengan negatif cetakkannya. Semua album menjadi milik Pemberi
Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/dipinjamkan kepada siapapun.
Dalam tahap pertama Pemborong harus memelihara satu set gambar kontrak
dikantor lapangan yang dipakai sebagai "Master Copy". Master Copy ini akan
dirubah atau ditambah oleh keputusan Direksi dengan menggunakan garis-
garis dsb yang berwama merah yang menandai garis garis dari bagian-bagian
pekerjaan yang pelaksanaannya dikerjakan. Bagian pekerjaan yang tidak
dilaksanakan tetapi semula masuk dalam kontrak harus ditandai dengan
wama lain misalnya hijau. Gambar kontrak yang sudah mengalami
perubahan, dan juga gambar-gambar kerja atau sketsa-sketsa yang semua
membentuk "Master Copy" dan disetujui oleh Direksi, harus disimpan sebagai
arsip. Dari semua "Master Copy" inilah Pemborong harus membuat
gambarAkhir pelaksanaaNAs-built Drawimg untuk kontrak tersebut. Gambar
Akhir Pelaksanaan dibuat atas biaya Pemborong, dengan cara membuat copy
gambar kontrak as(i yang bersangkutan pada kertas negatif 80 mg (Kalkir).
Kemudian harus ditambah pada Copy tersebut garis-garis yang berwama
merah sebagai garis perubahan. Dengan cara mengambil gambar asli sebagai
pola akan terjamin, bahwa Gambar Akhir Pelaksanaan mempunyai susunan
dan Format yang sama seperti gambar kontrak. Ruang "Etiket" untuk Gambar
Akhir Pelaksanaan juga harus dirubah untuk menunjukan bahwa gambar itu
bukan gambar rencana lagi. Petunjuk mengenai Ruang "Etiket" ini akan
diberikan oleh Direksi. Semua Gambar Akhir Pelaksanaan pada sudut kanan
atas harus ditulis dengan huruf besar (12mm) "GAMBAR AKHIR
PELAKSANAAN". Setelah pelaksanaan kontrak selesai, maka Pemborong harus
menyerahkan Gambar Akhir Pelaksanaan dalam 6 (enam) set negatifnya
dengan pendukung-pendukungnya tergulung rapi dan diberi pelindung
terhadap kotoran, basah dan kerusakan.
BAB 2
PEKERJAAN TANAH
BAGIAN 1- U M U M
Untuk penggalian dibedakan dua kelas yaitu, galian dalam tanah lunak dan
tanah berbatu. Tanah lunak adalah semua jenis tanah yang tidak digolongkan
dalam tanah berbatu. Tanah berbatu ialah tanah yang tidak dapat digali
dengan ganco, linggis atau gigi-gigi alat penggali mekanik.
Batu-batu besar atau bagian cadas yang kurang dari 1 m3 tidak
diklasifikasikan sebagai tanah berbatu dalam kaitannya dengan pembayaran
untuk pekerjaan galian. Keputusan Direksi ini disuatu lokasi adafah mutlak.
Tanah galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, harus diletakan
pada tempat tanggul buangan terpisah, diluar pekerjaan tanah yang sudah
selesai. Tanggul buangan ini harus dibentuk menurut ukuran yang ditunjuk
dalam gambar atau menunat perintah Direksi dan harus dibentuk sedemikian
sehingga rapi dan stabil.
Bila pengisian pada bawah muka tanah dan dekat bangunan diperlukan,
bahan yang dipakai harus dipilih secara cermat dan dipadatkan sesuai dengan
Pasal 2.06.
BAGIAN II - SALURAN
a. Batu belah yang dipakai adalah batu sungai atau batu gunung
yang dibelah, keras tidak poreus, bersih dan besarnya tidak
lebih dari 30 cm. Tidak diperkenankan memakai batu yang
berbentuk bulat atau batu endapan.Jika dilakukan pembelahan
ditempat maka h arus dilakukan diluar daerah pekerjaan atau
diluar bouwplank. Semen, pasir (agregat halus) dan air yang
digunakan harus mengikuti ketentuan dalam pasal pekerjaan
beton.
b. Kwalitas, jenis dan ukuran batu belah yang dipakai sesu ai
dengan persyaratan PUBI 1972 yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis.
c. Pasir yang dipakai sebagai campuran adukan perekat harus
sesuai dengan yang diisyaratkan PNI-1971 dan NI-3 pasal 14
ayat 2. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam
dan keras. Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak
boleh lebih besar dari 5 % dan bebas dari bahan organik
lainnya.
d. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam alkalit, garam, bahan- bahan
organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat me rusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal in i yang dapat dipakai adalah air
bersih yang dapat diminum;
1.4. Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk dari Direksi
Teknis.
b. Sebelum pemasangan batu belah dipasang terlebih dahulu
dibuat profil – profil dari bambu atau kayu pada etiap pokok
galian yang bentuk dan ukurannya sama dengan ukuran
penampang pasangan batu belah.
c. Semua pasangan termasuk siar harus dirawat (cured) dengan
air atau c ara – cara lain yang dapat diterima atau disetujui oleh
Direksi Teknik. Jika curing dilaksanakan dengan air, pasangan
harus dijaga agar tetap basah minimal 14 h ari jika tidak ada
ketentuan lain dengan menutupnya dengan bahan – bahan
yang direndam air, atau cara yang disetujui yang menyebabkan
permukaan yang dirawat selalu basah. Air yang dipakai untuk
curing harus memenuhi ketentuan – ketentuan persyaratan
PUBI-1982 pasal 9.
d. Untuk pemasangan pondasi maka seluruh dasar lubang galian
pondasi harus diberi alas dengan pasir urug, dengan ketebalan
sesuai dengan ukuran – u kuran yang tertera dalam gambar
rencana.
e. Untuk pemasangan dinding penahan tanah ( turap ) harus diberi
suling – suling berdiameter minimal 3 cm dari bambu atau
bahan lainnya dengan jarak 150 cm untuk arah horisontal dan
100 cm untuk arah vertikal.
f. Untuk pasangan batu belah aanstamping dipasang sesuai
dengan gambar rencana dan bagian antara batu belah diisi
dengan pasir urug sedemikian rupa sehingga terisi padat
seluruhnya.
g. Batu belah di pasang diatas adukan yang cukup dan sebelum
dipasang batu belah harus dibasahi terlebih dahulu dan
dibersihkan dari kotoran – kotoran.
h. Pasangan batu belah harus disusun dengan baik, padat dan
tidak diperkenankan saling bertumpukan atau terjadi rongga –
Dasar/informasi suatu yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian
yang dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian harus dikerjakan rapi,
dengan tenaga manusia.
Sebelum menempatkan beton, pasangan batu atau bahan isian, semua
lumpur harus disingkirkan.
2.23. Umum.
Baik ditunjukkan atau tidak dalam gambar, lereng-lereng baru dari saluran,
jalan dan parit harus digebal dengan rumput. Sebelum lem-pengan rumput
dipasang, permukaan harus diratakan dan digemburkan bila perlu dilapis
dengan tanah rumus 2 cm.
Permukaan lempeng rumput harus rata dengan permukaan lereng saluran.
Setelah lempengan rumput dipasang harus disiram dengan air secukupnya
sampai gebalan itu tumbuh dengan baik, sedangkan lempengan rumput yang
tidak tumbuh harus dibuang dan diganti.
2.24. Daerah yang Harus Digebal.
Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut :
a. Selebar 0,30 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.
b. Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0,2 m dibawah muka air
rencana untuk saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan untuk saluran
pasangan.
c. Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.
2.25. Lempengan Rumput dan Semat-semat.
a) Persyaratan Lempengan Rumput.
Rumput lempengan harus tebal dan bersama akar-akamya.
Bukan berasal dari tanah yang susut besar.
Ukuran-ukuran 25 x 25 cm2.
b) Semat - sematnya.
Semat-semat bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang lempengan
rumput. Ukuran dari semat-semat tadi paling tidak 30 cm panjangnya
dengan tebal 2-3 cm dan dipasang 3 buah semat untuk tiap lempengan
ukuran 25 x 25 x 4 cm.
BAB 3
BETON
BAGIAN 1- BAHAN
3.01. Semen
Semen yang dipergunakan harus semen Portland sesuai dengan merek yang
disetujui dan memenuhi Standar Nasional Indonesia, NI-8. Bila diperintahkan
oleh direksi maka Pemborong harus menyertakan sertifikat pengujian dari
pabrik untuk tiap-tiap pengiriman. Jenis semen lain mungkin dipergunakan
untuk keperluankeperluan lain.
Atas permintaan Direksi, Pemborong harus menyediakan contoh semen dari
gudang lapangan atau dari pabrik guna keperluan pengujian sesuai dengan
ketentuan Standar Nasional Indonesia, NI-8 diminta oleh Direksi. Tiap semen
yang menurut Direksi sudah mengeras atau sebagian mati harus segera
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi.
Indonesia, NI-2.
(i) Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan
bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila
menurut pendapat Direksi pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya.
Kandungan maximum terhadap lempung, lanau dan debu tidak boleh
lebih dari 5% perbandingan berat, bila diuji menurut Standar Uji.
(ii) Bahan Batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan bergradasi baik
dengan diameter maximum tergantung Luas dari betonnya.
Pemborong harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh
Direksi. Contoh harus diambil sesuai petunjuk dari Direksi. Pemborong
harus membuat percobaan untuk contoh material secara rutin dan
dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan kepada
Direksi setiap copy laporan test.
3.03. A i r.
Air yang dipakai untuk membuat dan merawat beton untuk adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Standar Nasional
Indonesia, NI-2. Pemborong mengadakan percobaan mengenai air yang
diusulkan untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan mengenai percobaan
tersebut kepada Direksi sebelum melaksanakan pekerjaan beton.
Pemborong harus membuat percobaan yang teratur mengenai air beton atau
adukan dalam suatu metoda/cara dan frekuensi yang disetujui Direksi dan
harus menyerahkan kepada Direksi salinan catatan untuk hasil setiap
percobaan.
3.05. Tulangan.
Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan Gambar dan sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia NI-2/PBL 1971. Apabila diminta oleh Direksi
Pemborong harus menyediakan sertifikat hasil pemeriksaan baja lunak yang
dikirim kelokasi dari laboratorium yang disetujui Direksi. Percobaan ini harus
dikerjakan sejalan dengan prosedur pengujian yang disetujui Direksi.
Untuk tiap-tiap kiriman anyaman baja (steel mess) ketempat pekerjaan,
Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi satu salinan yang disyahkan
dari catatan hasil pemeriksaan dan pengujian yang bersangkutan. Pemborong
harus menyediakan contoh tulangan dari gudang dilapangan, jika dibutuhkan
oleh Direksi.
Tulangan pada waktu pengecoran harus bersih dan bebas dari kerusakan,
kulit gilingan yang lepas dan karat. Batang baja yang telah bengkok, tidak
boleh diiuruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjaan tanpa
persetujuan Direksi. Pembengkokan tidak boleh dengan cara
memanaskannya.
3.06. Penyimpanan Bahan.
Semen harus dikirim ketempat pekerjaan dalam karung kertas yang ditandai,
utuh dan ditutup sepatutnya atau dalam bungkusan lainnya yang sudah
disetujui. Semen harus disimpan dalam gudang tahan cuaca, khusus
dimaksudkan untuk tujuan tersebut.
Lantai gudang harus di naikkan paling tidak 0,20 m diatas permukaan tanah
untuk mencegah pengisapan air. Semen harus disimpan diatas rak setinggi
minimal 0,2 m dari lantai gudang. Penyimpanan ditempat terbuka dapat
diijinkan pada pekerjaan kecil dengan seijin tertulis Direksi, dan dalam hal ini
semen harus ditempatkan ditempat yang dinaikkan dan dilindungi dengan
tutup yang tahan menurut persetujuan Direksi.
Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga
ada jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan, pengujian dan
pengambilan. Tiaptiap jenis bahan batuan pasir dan kerikil harus disimpan
dalam kotak/tempat yang terpisah atau halaman yang tanahnya ditutup
dengan lantai plester atau beton, atau tutup lainnya yang keras dan bersih,
yang harus bisa kering sendiri dan dilinclungi dari percampuran dengan tanah
atau benda-benda lainya yang rusak. Tulangan baja harus disimpan
sedemikian rupa tidak langsung berhubungan dengan tanah dan diganjal agar
tidak menjadi kotor.
BAGIAN III - KELAS BETON DAN MUTU PEKERJAAN
- Bagian beton
bertulang pra-cetak.
- Lapisan beton tahan
Abrasi/aus.
K225 20 275 0,55 - Beton bertulang untuk Ketat
kontruksi besar utama
dan pelat beton pra-
cetak.
K175 40 275 0.55 - Beton bertulang-
beton masa pipa.
K125 40 250 0,60 - Beton masa Ketat
BO - Lantai kerja Ringan
7 hari dengan cara yang disetujui Direksi sesuai dengan ketentuan dalam
pasal 4.13 maka bila diperlukan pada pelat juga harus dipasang pipa-pipa
peresapan.
BAB 7
JALAN INSPEKSI
7.01. U m u m.
Jalan inspeksi dibuat pada lokasi yang ditentukan pada Gambar. Jalan
inspeksi ini biasanya ditempatkan diantara salah satu tanggul clad saluran
tetapi kadang-kadang pada jalur jalan yang sudah ada dan dekat dengan
saluran.
Lapisan kerja terdiri dari selapis pasir tebal minimum 10 cm yang diratakan
diatas dasar galian jalan dan dipadatkan.
100 mm 95 - 100
50 mm 0-15
20 mm 0-2
Batu tersebut disusun dengan merata diatas lapis pasir dan disipat dengan
penyipat yang bentuk dan ukurannya sudah ditetapkan agar didapat
permukaan yang baik. Lapis batu diatas digilas dengan mesin gilas paling
tidak 4 jalan yang beratnya tidak kurang dari 5.000 kg/m lebar roda.
Penggilasan dimulai dari tepi yang rendah keatas dengan kelabihan lebar
(overlap) tidak kurang dari 30 % dari lebar roda.
TIMBUNAN
3.2.1 UMUM
1) Uraian
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi
empat jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan
Berbutir di atas Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Bahan Berbutir
(Granular Backfill).
e) Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, daerah berair
dan lokasi-lokasi serupa di mana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa tidak
dapat dipadatkan dengan memuaskan.
f) Tanah Rawa adalah permukaan tanah yang secara permanen berada di bawah
permukan air, menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak dapat dialirkan
atau dikeringkan dengan metoda yang dapat dipertimbangkan dalam
Spesifikasi ini.
h) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase
porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah
hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan
jenis ini telah diuraikan dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2
cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang
bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
d) Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam
lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
4) Standar Rujukan
a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari
Spesifikasi ini, Penyedia Jasa harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah
ini kepada Pengawas Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai
pekerjaan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan:
ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian
laboratorium yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut
memenuhi ketentuan yang disyaratkan Pasal 3.2.2.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis
kepada Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan,
dan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan, tidak
diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan
sebelumnya :
6) Jadwal Kerja
a) Timbunan badan jalan pada jalan lama harus dikerjakan dengan menggunakan
pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas.
b) Untuk mencegah gangguan terhadap pelaksanaan abutment dan tembok sayap
jembatan, Penyedia Jasa harus menunda sebagian pekerjaan timbunan pada
oprit setiap jembatan di lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Pengawas
Pekerjaan, sampai waktu yang cukup untuk mendahulukan pelaksanaan
abutment dan tembok sayap, selanjutnya dapat diperkenankan untuk
menyelesaikan oprit dengan lancar tanpa adanya resiko gangguan atau
kerusakan pada pekerjaan jembatan.
7) Kondisi Tempat Kerja
a) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering
segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan
selama pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup
untuk membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga
harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik.
Bilamana
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam
sistem drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus
disediakan pada sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase
permanen.
b) Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan
pemadatan.
8) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.3).b) atau seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur
seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang
disetujui.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini.
10) Cuaca yang Diijinkan untuk Bekerja
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan
berada di
luar rentang yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.3.3).b). Semua permukaan timbunan
yang belum terpadatkan harus digaru dan dipadatkan dengan cukup untuk
memperkecil penyerapan air atau harus ditutup dengan lembaran plastik pada akhir
kerja setiap hari dan juga ketika akan turun hujan lebat.
Pengendalian Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.
3.2.2 BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Seksi
1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Timbunan Biasa
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi,
yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 (AASHTO
M145-91(2012)) atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil
Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak
dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar
dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya
dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali
tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan,
timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 1744:2012, harus memiliki
nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang
diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang
dari 6% jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila
dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang
ditentukan oleh SNI 1742:2008).
c) Tanah sangat ekspansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau
derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258-81 (2013)
sebagai "very high" atau "extra high" tidak boleh digunakan sebagai bahan
timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI
1966:2008) dan persentase kadar lempung (SNI 3423:2008).
d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam
sistem USCS serta tanah yang mengandung daun – daunan, rumput-rumputan,
akar, dan sampah.
(i) Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis
dikeringkan untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan
(melampaui Kadar Air Optimum + 1%).
(ii) Tanah ekspansif yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan
sangat tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe (Lampiran 3.2.A)
dengan ciri- ciri adanya retak memanjang sejajar tepi perkerasan jalan.
3) Timbunan Pilihan
c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan
pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik
atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang
dipilih, dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan tergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan
yang akan dipikul.
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana penghamparan
dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu, pasir atau
kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %
(enam persen).
Bahan timbunan berbutir daerah oprit harus terdiri dari kerikil pecah, batu, timbunan
batu atau pasir alam atau campuran yang baik dari kombinasi bahan-bahan ini dengan
bergradasi bukan menerus dan mempunyai Indeks Plastisitas maksimum 10%. Gradasi
timbunan berbutir daerah oprit haruslah sebagaimana yang ditunjukkan Tabel 3.2.2.1)
berikut :
Tabel 3.2.2.1) Gradasi Penimbunan Kembali Bahan Berbutir
Ukuran Ayakan
Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm)
4” 100 100
No.4 4,75 25 - 90
No.200 0,075 0 - 10
3.2.3 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan sesuai dengan Pasal 3.1.1.11), 3.1.2.1), dan 3.1.2.5) dari Spesifikasi
ini.
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau
tanah rawa, dasar fondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk
penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15
cm bagian permukaan atas dasar fondasi memenuhi kepadatan yang
disyaratkan untuk Timbunan yang ditempatkan di atasnya.
2) Penghamparan Timbunan
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur.
Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang
menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara
dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan
dan drainase porous dilaksanakan.
f) Lapisan penopang di atas tanah lunak harus dihampar sesegera mungkin dan
tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan setiap penggalian atau
pembersihan dan pengupasan oleh Pengawas Pekerjaan. Lapisan penopang
dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai
1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagimana diperintahkan atau
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Ketentuan Pasal 3.2.4.2) tidak digunakan.
3) Pemadatan Timbunan
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20
cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih
besar dari
5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan
batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai
kepadatan
timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.2) di
bawah.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat
konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang
dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh
usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
h) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur
tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan
pemadat mekanis.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur
tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau
timbris (tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di
bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung
sepenuhnya.
Pekerjaan penyiapan tanah dasar pada timbunan baru dilaksanakan bila pekerjaan lapis
fondasi agregat atau perkerasan sudah akan segera dilaksanakan.
a) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan
sesuai SNI 1742:2008. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan
yang tertahan pada ayakan 19 mm, kepadatan kering maksimum yang
diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize)
tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum
yang ditentukan sesuai dengan SNI 1742:2008.
Timbunan Pilihan digunakan sebagai lapis penopang untuk perbaikan tanah dasar
dapat dihampar dalam satu atau beberapa lapis yang harus dipadatkan dengan
persetujuan khusus tergantung kondisi lapangan. Tingkat pemadatan harus cukup agar
dapat memungkinkan pemadatan sepenuhnya pada timbunan pilihan lapis selanjutnya
dan lapisan perkerasan.
Penimbunan kembali bahan berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih dari
15 cm, dan dipadatkan sampai kepadatan 95 % dari kepadatan kering maksimum
menurut ketentuan SNI 1743:2008.
6. Percobaan Pemadatan
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai
tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan yang
disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti.
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar
air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis
peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya Bungku , 26 Mei 2022