Anda di halaman 1dari 55

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS

1. URAIAN UMUM 1.1 Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :


Pekerjaan Pembangunan Selasar Penghubung
Antara Bangunan 2 Lantai dan Bangunan Power
House.

Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :


1.2
a. Rencana kerja dan syarat-syarat
b. Bestek, detail dan gambar kerja
c. Risalah Aanwizjing
d. Keputusan Direksi lapangan

1.3 Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang


pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan
persetujuan pihak Direksi

1.4 Pemborong diharuskan menyerahkan contoh material/


bahan/ barang sebelum digunakan/ dipasang di
lapangan

2. LINGKUP PEKERJAAN 2.1 Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan


material, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang
termasuk dalam kontrak
2.2 Lingkup pekerjaan adalah :

 Pekerjaan Selasar Penghubung Satu Lantai


- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Galian, Uruggan Tanah
- Pekerjaan Pondasi telapak
- Pekerjaan Struktur Beton
- Pekerjaan Profile Kolom
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan Lantai
- Pekerjaan Pengecatan dan Laburan
- Pekerjaan Lampu Penerangan ddan Daya

 Pekerjaan Selasar Penghubung Satu Lantai


- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Galian, Uruggan Tanah
- Pekerjaan Pondasi telapak
- Pekerjaan Struktur Beton
- Pekerjaan Profile Kolom
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan Lantai
- Pekerjaan Pengecatan dan Laburan
- Pekerjaan Lampu Penerangan dan Daya
 Pekerjaan Power House
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Galian, Uruggan Tanah
- Pekerjaan Pondasi Batukali
- Pekerjaan Struktur Beton
- Pekerjaan Dinding dan Plesteran
- Pekerjaan Kusen Allumunium dan Besi
- Pekerjaan Lantai
- Pekerjaan Pengecatan dan Laburan
- Pekerjaan Plumbing
- Pekerjaan Lampu Penerangan dan Daya

3. SITUASI 3.1 Lokasi Pembangunan Selasar Penghubung Antara


Bangunan 2 Lantai dan Bangunan Power House.
adalah :
3.2 Jalan Lemah Abang No. 1 Cikarang Utara - Bekasi
Pembangunan yang akan dilaksanakan terdiri dari :
Pembangunan Selasar Penghubung 1 lantai, Selasar
Penghubung 2 lantai dan Power House

Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan


3.3
pekerjaan yang akan dilaksanakan, Kontraktor wajib
meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasnya pekerjaan, dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran. untuk itu setiap
rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap
detail bangunan rencana

Ukuran luas tersebut dalam pasal 1 ayat-ayat


3.4
terdahulu dimaksudkan sebagai garis
besar/prinsip/patokan pelaksanaan dan pegangan
Kontraktor.

3.5 Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala


kondisi yang ada (Existing) di Tapak yang meliputi
antara lain: Pembongkaran bangunan existing
pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel dibawah
tanah dan lain sebagainya yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

3.6 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan


pembongkaran ataupun pemindahan hal-hal tersebut
diatas, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kembali, atau menyelesaikan pekerjaan tersebut
sebaik mungkin tanpa mengganggu system yang ada.

3.7 Didalam kasus ini Kontraktor tidak dapat mengajukan


“klaim” biaya pekerjaan tambah, sebelum melakukan
pemindahan/pembongkaran segala sesuatu yang ada
di lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkan dahulu
ke Konsultan Pengawas/Direksi.
3.8
Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal
ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim baik dari segi waktu maupun biaya
3.9
Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong
dengan kondisi seperti pada saat Aanwizjing
lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
meneliti dan meninjau lapangan adalah menjadi
tanggung jawab sepenuhnya pihak rekanan

4. UKURAN TINGGI DAN 4.1 Satuan


PATOK Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam
cm (centi meter) untuk ukuran baja dalam mm atau
inch

4.2 Permukaan atas lantai ubin (P + 0,00) adalah 60 cm


dari tanah sebelum ukuran tanah hasil timbunan,
kecuali ditetapkan lain pada saat rapat penjelasan
pekerjaan (sesuai gambar rencana)

4.3 Ukuran penduga dari Pipa dia 2” setinggi 100 cm dari


muka tanah asli, yang dilakukan dengan cor beton
untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut
merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat
pemborong sesuai arahan Direksi.
Mengukur letak bangunan

4.4 Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan


pengawasan pihak Direksi, pengukuran dilaksanakan
dengan menggunakan alat ukur THEODOLITE dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam
pengukuran

4.5 Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli


dalam cara-cara mengukur, alat-alat penyipat datar
(Theodolit, Waterpass), prisma silang pengukuran
menurut kondisi dan situasi tanah bangunan, yang
selalu berada di lapangan.

4.6 Perbedaan antara gambar Kerja Dokumen dengan


keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, selanjutnya Konsultan
Pengawas/Direksi berkonsultasi dengan Konsultan
Perencana

4.7 Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan


tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas/Direksi.

5. DIREKSI KEET/ LOS 5.1 Pada awal pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sudah
KERJA disiapkan bangunan sementara yang berfungsi
sebagai kantor proyek dan atau los kerja yang
dipergunakan sebagai operasional kantor dan tempat
menyimpan barang/ material, peralatan maupun
dapat digunakan sebagai los kerja bagi tempat
tinggal sementara tenaga kerja
5.2 Seluruh kelengkapan / hal lain yang diperlukan dalam
membangun dan opersional direksi keet / los kerja /
gudang adalah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pihak pemborong

5.3
Untuk Kelancaran Pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor wajib :
a. Menyediakan tenaga ahli yang cukup memadai
dalam jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Dalam hal ini Kontraktor wajib memasukan
identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan
ini.
b. Menyediakan peralatan berikut alat bantu lainnya,
serta bahan-bahan untuk pelaksanaan pekerjaan
ini.
c. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-
benar baik dan memenuhi persyaratan kerja.
Dalam hal ini Kontraktor wajib memasukan daftar
inventarisasi peralatan yang digunakan
Menyediakan bahan/material dan komponen jadi
bangunan dalam kwalitas sesuai Buku Syarat-
syarat Teknis ini dengan jumlah yang cukup untuk
setiap pekerjaan yang harus dilaksanakan tepat
pada waktunya.
d. Menyediakan tempat menyimpan bahan/material
dan komponen jadi bangunan di Tapak yang harus
aman dari segala kerusakan, kehilangan dan lain-
lain yang dapat mengganggu pekerjaan yang
sedang berlangsung untuk pelaksanaan pekerjaan
ini
e. Membuat dan mengkoordinasikan Rencana dan
Schedule Pelaksanaan Pekerjaan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan dapat dikendalikan seaman
dan seefisien mungkin terhadap keterkaitannya
dengan waktu pelaksanaan yang tersedia.
5.4 Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh
keahlian sesuai dengan Ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), Gambar Kerja, Gambar dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), serta
mengikuti petunjuk dan mengikuti keputusan
Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau sub
Kontraktor dalam hal ini pengadaan
bahan/material dan pemasangannya, maka
Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu
ke Konsultan Pengawas/Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Pelaksanaan pemasangan bahan/material dan
komponen jadi keluaran pabrik yang
bersangkutan. Dalam hal ini Kontraktor tidak
dapat mengajukan “Claim“ biaya pekerjaan
tambah maupun penambahan waktu pelaksanaan.
d. Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan dan
tiap-tiap bagian pekerjaan, Kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja
antara pekerjaan Arsitektur, Struktur dan
Pematangan Tanah di bawah Konsultan Pengawas
/ Direksi

6. GAMBAR-GAMBAR 6.1 Rencana Kerja dan syarat-syarat ini (RKS) dilampiri


DOKUMEN a. Gambar Site Plan
b. Gamar Struktur
c. Gambar Kerja Arsitektur ( AR )
d. Gambar Mekanikal dan Elektrikal

7. PERATURAN TEKNIS 7.1 Dalam melaksanakan Pekerjan, kecuali bila ditentukan


PEMBANGUNAN YANG lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini,
DIGUNAKAN berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Keppres no. 24 tahun 1995 lengkap dengan
lampiran-lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan
Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwarden voor de Uitvoering bij Aaneming
vanoenbare Werken (AV) 1941.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia
untuk Arbitasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia.
d. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja
Departemen Tenaga Kerja.
e. Peraturan Beton bertulang Indonesia NI – 2 PBI
1971.
f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI 5 PKKI.
g. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
PPBI 1984.
h. Peraturan Muatan Indonesia PMI.
i. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI
– PUBI 1970.
j. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan
Peraturan PLN setempat.
k. SK SNI No. T – 15 – 1991 – 03.
l. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
Indonesia PUIPP.
m. Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979.
n. Persyaratan Cat Indonesia NI – 4.
o. Peraturan Kapur Indonesia NI – 7.
p. Peraturan Semen Portland Indonesia NI – 8.
q. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan
NI – 10.
r. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan
oleh Dinas/Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan masalah bangunan.
s. Untuk melaksanakan Pekerjaan ini, berlaku dan
mengikat pula :
 Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan
Perencana dan disahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan
(Shop Drawing) yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
 Gambar dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (AANWIJZING).
 Berita Acara Penunjukan.
 Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana tentang
Penunjukan Kontraktor.
 Surat Perintah Kerja (SPK).
 Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule)
yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan Pemberi tugas

8. PENJELASAN RKS DAN 8.1 Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja,
GAMBAR Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk
tambahan dan perubahannya dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan yang dibantu Konsultan
Pengawas/Direksi

8.2 Ukuran.
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera
dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
8.3 Perbedaan Gambar.
a. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah
Gambar.
b. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan
Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang berlaku/mengikat.
c. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja
Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku/ mengikat adalah Gambar Kerja
Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi

Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


8.4 a. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop
Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib
dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja
Dokumen yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing
untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja
Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas/Direksi dan atau
Konsultan Perencana
c. Dalam Shop Drawing ini harus dicantum
Konsultan Pengawas/Direksi dan
digambarkan semua data yang diperlukan
termasuk pengajuan contoh jadi dari semua
bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/
persyaratan khusus seuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap
didalam Gambar Kerja Dokumen maupun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing
kepada Konsultan Pengawas/Direksi dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.
e. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau
mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
didalam gambar Kerja Dokumen tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas/Direksi.
f. Segala akibat yang terjadi adalah tanggung
jawab Kontraktor, baik dari segi biaya
maupun waktu pelaksanaan.

9. JADWAL 9.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan,


PELAKSANAAN Kontraktor wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Bar Chart & S-Curve Bahan dan Tenaga dan
mengkoordinasikan hasilnya kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, sehingga pelaksanaan pekerjaan
terkendali dan tidak mengganggu kelancaran proyek
secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan di
sekitar lokasi pekerjaan

9.2 Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan


persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Direksi, paling lambat dalam waktu 21
(dua puluh satu) hari kalender setelah surat
Penunjukan Pengadaan Barang Dan Jasa (SPPBJ)
diterima oleh Kontraktor

9.3 Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan


Pengawas/Direksi, akan disahkan oleh Pemberi Tugas

9.4 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja


rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, 1 (satu) salinan Rencana Kerja
harus ditempel pada bangsal Kontraktor di lapangan
yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan/prestasi kerja

9.5 Konsultan Pengawas/Direksi akan menilai prestasi


pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut

10. KUASA KONTRAKTOR 10.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’


DI LAPANGAN menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa
disebut ‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor/Pemborong.
10.2 Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa
Kontraktor/Pemborong lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap
kewajibannya

10.3 Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara


tertulis kepada Tim Pengelola Teknis Wilayah dan
Konsultan Pengawas/Direksi, nama dan jabatan
‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan
10.4 Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis
Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi bahwa
‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong secara
tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’

10.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat


pemberitahuan, Kontraktor/Pemborong harus sudah
menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau
Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan

11. TEMPAT TINGGAL 11.1 Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja
(DOMISILI) apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Kontraktor
KONTRAKTOR dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis
alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim
Pengelola Teknis setempat dan Konsultan
Pengawas/Direksi

11.2 Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat


Bengkel Kerja (Workshop) dan peralatan yang dimiliki
dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan

11.3 Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak


berubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat Kontraktor dan Pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis

12. PENJAGA KEAMANAN 12.1 Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan


LAPANGAN terhadap barang-barang milik proyek, Konsultan
Pengawas/Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada
dilapangan

12.2 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang


telah disetujui Konsultan Pengawas/Direksi/Konsultan
Perencanaan, baik yang telah dipasang maupun yang
belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah

12.3 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung


jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-
barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu
Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap ditempatkan yang
akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Direksi

13. JAMINAN DAN 13.1 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan


KESELAMATAN KERJA menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja dilapangan

13.2 Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup


bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua petugas yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor

13.3 Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar


Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua
petugas dan pekerja

13.4 Tidak diperkenankan, membuat penginapan didalam


lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk
penjaga keamanan

13.5 Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga Keselamatan


seluruh personil yang terlibat di dalamnya

13.6 Segala hal yang menyangkut jaminan social dan


keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh
Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku

14. ALAT-ALAT 14.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus


PELAKSANAAN disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik
dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara
lain :

a. Beton molen yang akan ditentukan kemudian


oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk system
pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton yang jumlah dan tipenya akan
ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
f. Mesin Pemadat.
g. Alat-alat besar sesuai dengan besaran
(magnitude) pekerjaan tanah apabila diperlukan.

15. PEMERIKSAAN BAHAN 15.1 Semua bahan dan material dan komponen jadi yang
DAN KOMPONEN JADI didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam buku RKS ini

15.2 Konsultan Pengawas/Direksi berwenang menanyakan


asal bahan/material dan komponen jadi, dan
Kontraktor wajib memberi tahu

15.3 Contoh bahan/material dan komponen jadi yang akan


digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkan “standard of appearance”. Paling lambat
waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua)
minggu sebelum jadwal pelaksanaan. Keputusan
bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih;
akan diinformasikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh)
hari dari kalender setelah penyerahan contoh bahan
tersebut

15.4 Semua bahan/material dan komponen jadi harus


disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas/Direksi sebelum dipasang.

15.5 Bahan/material dan komponen jadi yang telah


didatangkan oleh Kontraktor dilapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu
2x24 jam terhitung dari jam penolakan.

15.6 Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/material dan


komponen jadi harus sesuai dengan persyaratan dari
pabrik pembuat, dan atau sesuai dengan spesifikasi
bahan tersebut.

16. PEMERIKSAAN HASIL 16.1 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan
PEKERJAAN Kontraktor tetapi karena bahan/material ataupun
komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor

16.2 Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila


bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum
diperiksa oleh Konsultan Pengawas/Direksi, Kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi. Baru apabila Konsultan
Pengawas/Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan
tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya

16.3 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24


jam dihitung dari jam diterimanya Surat Permohonan
Pemeriksaan, maka Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.
Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas/Direksi
minta perpanjangan waktu

17. PEKERJAAN TAMBAH 17.1 Pekerjaan Tambah Kurang.


KURANG DAN a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang
PERSIAPAN diberitahukan dengan tertulis atau ditulis dalam
buku harian oleh Konsultan Pengawas/Direksi
PEKERJAAN
serta disetujui oleh Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila
memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas/Direksi atas persetujuan
Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan
diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimasukan oleh Kontraktor
sesuai pembayarannya diperhitungkan bersama
angsuran terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya
tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukan dalam penawaran, maka harga
satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
Konsultan Pengawas/Direksi bersama-sama
Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas
e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan
alasan sebagai penyebab kelambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas/Direksi/Tim
Pengelola Teknis dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan
tambah tersebut

Persiapan Pekerjaan
17.2
a. Izin Bangunan
Izin Bangunan secara administrasi akan
diurus oleh Pemberi Tugas dalam
pelaksanaannya izin bangunan akan diurus
oleh Kontraktor. Biaya izin bangunan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan
menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun dalam lingkungan halaman tapak
pekerjaan atau pada pagar halaman
pekerjaan.
c. Papan nama Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang Papan
Nama Proyek atas biaya sendiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
d. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan, misalnya ijin pemakaian jalan,
ijin lingkungan menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana

18. PEKERJAAN 18.1 Lingkup Pekerjaan


PERSIAPAN a. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik
untuk bekerja.
b. Pekerjaan penyediaan alat pemadam
kebakaran.
c. Pekerjaan Drainase tapak sementara.
d. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi
sementara.
e. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan,
dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
f. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan
papan bangunan (bouwplank).
18.2 Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk
Bekerja.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh
Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di tapak atau didatangkan dari luar tapak
dan disediakan pula tempat
penampungannya.
b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari
Lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Kontraktor harus membuat tempat
penampungan air yang senantiasa terisi
penuh untuk sarana kerja dengan kapasitas
minimal 3,5 meter kubik, dibuat dari
pasangan bata merah setengah bata dengan
spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari
drum-drum
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan
Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa
pembangunan berlangsung dan pemasangan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi

18.3 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran.


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire
Extinguiser) lengkap dengan isinya sehingga siap
digunakan, minimal 1 buah kapasitas 5 kg.

18.4 Pekerjaan Drainase Tapak Sementara.


a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan
air didalam tapak selama pekerjaan
berlangsung. Untuk itu Kontraktor wajib
membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan
kontur tanah yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase
tapak sementara sesuai dengan rencana
tapak dalam gambar kerja dokumen dan
petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi
18.5 Pekerjaan jalan Masuk dan Jalan Konstruksi /
Sementara.
a. Jalan masuk dan jalan konstruksi /
sementara harus diadakan oleh Kontraktor
menurut petunjuk pada Gambar Kerja
Dokumen atau petunjuk persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak, dan jalur
masuk dan jalur Konstruksi / sementara
sesuai dengan rencana jalan aspal dalam
Gambar Kerja Dokumen

18.6 Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan


Pengamanan Sebelum Pelaksanaan.
a. Pembongkaran dan Pembersihan.
b. Kontraktor harus membongkar/
membersihkan/ memindahkan keluar dari
tapak segala sesuatu yang tidak akan
dipakai selama pembangunan yang
mungkin akan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan baik diatas maupun tertanam
dalam tanah tapak, sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Hasil pembongkaran dan pembersihan
harus dikeluarkan dari dalam tapak, sesuai
dengan peraturan setempat
d. Pengamanan
 Kontraktor harus melindungi dan
mengamankan dari segala kerusakan
selama pelaksanaan pekerjaan terhadap
segala sesuatu yang dinyatakan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi tidak boleh
dibongkar, baik berupa bangunan, bagian
dari bangunan, jaringan listrik, gas,
saluran air minum, drainase, maupun
pepohonan yang telah ada.
 Apabila terjadi kerusakan atas segala
sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,
Kontraktor wajib memperbaiki hingga
keadaan semula.
 Dalam hal ini biaya adalah tanggung
jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai “klaim” biaya pekerjaan tambah
 Apabila segala sesuatu yang dinyatakan
dipertahankan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor harus
memindahkannya atas persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi.
e. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran,
pembersihan, pengamanan menjadi
tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai “klaim” biaya pekerjaan
tambah
Benda-benda/ barang yang berada di atas lahan yang
akan dibangun adalah milik pemberi tugas. Segala
yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai
akibat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung
jawab penuh pihak pelaksana

18.7 Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan


bangunan (bouwplank).
a. Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu
menentukan as-as/sumbu-sumbu dalam
perletakan bangunan, baik mengenai kesikuannya
atau ukuran-ukuran lainnya.
b. Semua papan bouwplank menggunakan kayu
kelas II/terentang, papan-papan harus lurus
diserut rata, permukaan papan harus
“WATERPASS” DENGAN PIEL LANTAI + 0,00.
Setiap jarak 1,50 m; papan bouwplank diperkuat
dengan patok kayu berukuran 6/10 cm atau
dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat
sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat yang
tidak luntur oleh pengaruh cuaca.
c. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari garis
bangunan terluar, untuk mencegah kelongsoran
terhadap galian-galian tanah pondasi
d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai,
pemborong wajib meminta pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari direksi.
e. Dalam hal ini, piel lantai (+ 0,00) ditentukan +
1,00 m dari muka tanah asli/existing. Atau
ditentukan lain dalam penjelasan gambar.
19. PEKERAJAAN TANAH 19.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan
tanah serta urugan pasir dengan penyelesaian dan
pembentukan galian/urugannya harus mengikuti
kemiringan/elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar
rencana, adapun pelaksanaannya sebagai berikut :

19.2 Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengupasan
(stripping) dan perataan (grading) tanah pada
daerah/area yang diatasnya akan didirikan bangunan,
jalan dan perkerasan.

19.3 Pekerjaan Penggalian


Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk :
 Pondasi
 Galian tanah
Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja

19.4 Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang


pondasi, lubang septictank/rembesan, lubang-lubang
saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut
kondisinya memerlukan adanya galian tanah

19.5 Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor


bersama-sama pengawas lapangan menetapkan as-as
+ elevasi yang akan dilakukan galian pada papan
bouwplank

19.6 Pekerjaan Pengurugan


Pekerjaan ini meliputi pengurugan dan pemadatan
tanah untuk :
 Penimbunan galian tanah dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
 Pengurugan tanah untuk peninggian lantai
 Pengurugan tanah subur untuk tanaman landscape
Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja

19.7 Pekerjaan Pemadatan


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali
tanah yang selesai diurug dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan Konstruksi, peninggian untuk pembentukan
tanah/peninggian lantai.

19.8 Pekerjaan Pembentukan Muka Tanah


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembentukan tanah
dimana bangunan akan didirikan dan tanah
disekitarnya sesuai dengan ketinggian atau kedalaman
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

19.9 Persyaratan Bahan


Tanah
 Tanah dari dalam tapak atau tanah dari luar
tapak
 Tanah untuk pengurugan, pemadatan, dan
pembentukan muka tanah harus tanah asli
bukan tanah humus, bebas dari kapur, bekas
bongkaran, Lumpur maupun unsur-unsur lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan.
 Tanah subur untuk tanaman taman landscape
b. Alat pelaksanaan pekerjaan untuk pembongkaran,
penggalian, pengurugan dan pemadatan.
c. Pekerjaan Penggalian
Tanah humus digali dan dipisahkan dari
lapisan tanah dibawahnya. Pengupasan
(stripping) dengan kedalaman rata-rata 20 cm
dan akan digunakan sebagai lapisan penutup
untuk urugan tanah subur/sekeliling bangunan
atau ditempatkan langsung berdekatan fungsi
tersebut.
Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang
keluar halaman. Pembuangan dan
pengangkutan adalah menjadi tanggungjawab
Kontraktor. Biaya apapun untuk pembuangan
dan pengangkutan dianggap sudah termasuk
dalam seluruh kontrak
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai
dengan panjang, kedalaman, kemiringan dan
lingkungan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar.
Persetujuan terhadap tempat pengambilan
tanah untuk memenuhi keperluan
pengurugan seluruhnya harus dari kualitas
yang sama dan hanya dapat dipakai jika ada
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi
terlebih dahulu.
Galian tanah dilaksanakan untuk semua galian
pondasi dan semua pasangan lainnya di
bawah tanah seperti : rollag atau sloof dan
lainnya harus dilakukan sesuai rencana
gambar

19.10 Persyaratan Pelaksanaan


a. Selama pelaksanaan pekerjaan dan masa
pemeliharaan, Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan, baik terhadap gebangan
atau arus air yang dapat menyebabkan terjadinya
erosi. Pencegahan ini termasuk pembuatan
tanggul-tanggul, parit-parit sementara, sumur-
sumur penampung, pompa air dan tindakan yang
dapat diterapkan guna mencegah penundaan
pekerjaan termasuk pencegahan terhadap
masuknya air hujan atau air dari daerah
sekitarnya dan sebagainya
b. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk
struktur
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian
teratas :
 Pada prinsipnya, lapisan humus harus dibuang
20 cm
 Tanah hasil kupasan ini hanya boleh untuk
mengurug daerah-daerah yang rendah yang
tidak akan didirikan bangunan diatasnya.
c. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil, maka
lapisan teratas ini harus digali sampai kedalaman
tertentu atau sampai lapisan tanah keras dan
harus diganti atau diurug dengan tanah yang baik
atau sirtu (pasir dan batu gunung).
d. Penyelidikan tanah.
Hasil penyelidikan tanah pada titik-titik yang
diperlukan (tertera pada peta) dapat dilihat pada
hasil laporan penyelididkan tanah (soil test) untuk
diteliti. Bila hasil penyelidikan ini diambil masih
belum cukup untuk menentukan kondisi tanah,
Kontraktor dapat melakukan penyelidikan atas
biaya Kontraktor.
e. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang
ditentukan dan bila ini terjadi pengurugan harus
kembali dilakukan dengan pasangan atau beton
tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
f. Pada bagian-bagian galian yang dianggap mudah
longsor, Kontraktor harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan
pengaman atau cara lain. Kerusakan-kerusakan
yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan
apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Pengeringan tempat kerja
Tempat kerja terutama galian pondasi harus
dalam keadaan bebas air, untuk itu Kontraktor
harus mengadakan alat-alat pengering dengan
keadaan siap pakai dengan daya dan jumlah yang
dapat menjamin kelancaran pekerjaan.
h. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi
diperlukan daya dukung lebih baik, maka dasar
galian harus dipadatkan/ditumbuk.
i. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal
tertentu, kontraktor harus melaksanakan
penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai
dengan persyaratan, akibat hal ini tidak dilakukan
biaya tambahan.
j. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus
selalu diperiksa dahulu oleh direksi/pengawas
lapangan.

19.11
Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :
a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-lubang
sisa pondasi, peninggian tanah untuk nol lantai
dan pada bagian-bagian pekerjaan yang
kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan
urugan tanah.
b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus,
sampah atau kotoran lainnya, bila terlalu basah
harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan bila
terlalu kering harus dengan air sesuai
persyaratan.
c. Setelah lapisan tanah dikupas, daerah bangunan
tersebut harus dipadatkan sehingga mencapai
90% kepadatan maksimum paling sedikit sedalam
15 cm sebelum urugan dilaksanakan
d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan setiap lapis
harus dipadatkan dengan hand compactor atau
tandem roller atau steel wheel power rollers.
Rollers yang digunakan maksimum 5 ton kecuali
atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi
digunakan peralatan yang lebih kecil guna
mencegah kerusakan struktur yang sudah ada.
e. Tanah urug yang terlalu kering harus dibasahi
dengan sprinkler yang diikuti dengan mesin
penggilas dibelakangnya, atau dengan cara lain
yang diusulkan Konsultan Pengawas/Direksi.
f. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan
membuat “bertangga” pada lereng tersebut untuk
memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah
urugan. Urugan kembali lubang pondasi hanya
boleh dilaksanakan seijin Konsultan
Pengawas/Direksi setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.
g. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas
tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah
atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis
berbutir (tanah lading atau berpasir) dan tidak
terlalu basah.
h. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin
pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan hanya
menggunakan timbres
i. Urugan tanah untuk meninggikan atau untuk
memperbaiki permukaan akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi menurut ketinggian,
lebar dan kedalaman yang diperlukan.
j. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah
atau disingkirkan dari atau ke tempat-tempat
yang akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
k. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah semua
lantai dan di bawah rabat sesuai gambar kerja.
l. Pekerjaan pembentukan tanah :
 Muka tanah dimana akan didirikan bangunan
diatasnya harus dibentuk dengan rata menurut
garis-garis dan ketinggian yang telah
ditentukan di dalam Gambar Kerja.
 Muka tanah dimana bangunan akan berdiri
diatasnya harus dibentuk dengan rata.
19.12

Urugan pasir
a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-
bagian dasar/bawah pasangan pondasi batu kali
atau pondasi lainnya sesuai gambar
b. Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal 10 cm
untuk dibawah pondasi
c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan
padat dengan cara ditimbris sambil disiram air
d. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari
19.13 kotoran-kotoran/humus-humus.

Urugan Tanah Subur


a. Urugan tanah subur harus dilaksanakan pada
bagian-yang akan ditanami tanaman landscape
atau lainnya sesuai gambar
b. Ketebalan urugan tanah subur ditentukan sesuai
kebutuhan atau yang ada di gambar
c. Ketebalan ukuran tanah subur tersebut, adalah
ketebalan padat
d. Tanah subur yang digunakan harus benar-benar
subur dapat ditumbuhi tanaman landscape

20 PEKERJAAN BETON 20.1 Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :


- Pekerjaan Kolom Beton
- Pekerjaan Sloof Beton
- Pekerjaan Balok Beton
- Pekerjaan Ring Balk Beton
- Pekerjaan Balok Luifel
- Pekerjaan Lantai beton/dak beton

20.2 Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis


bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan diantaranya :

a. Semen Portland
1. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau
Standard Inggris BS-12.
2. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya,tidak diperkenankan untuk
digunakan.
3. Tempat penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga semen
bebas dari kelembaban
4. Konsultan pengawas dapat memeriksa semen
yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan.Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan untuk pengambilan contoh-contoh
tersebut,semen yang tidak dapat diterima
sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas,harus tidak dipergunakan/diafkir
5. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan
tersebut telah dipergunakan untuk beton,maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui
atas beban kontraktor.
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-
butir yang bersih dan bebas dari bahan – bahan
organis,Lumpur dan lain sebagainya,serta
memenuhi komposisi butir dan kekerasan seperti
yang tercantum dalam NI – 2 PBI 1971.
c. Agregat/kerikil
Agregat/kerikil yang digunakan harus bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum
dalam NI-2 PBI 1971 ,koral yang digunakan
ukuran 2/3 cm
d. Air
1. Air yang digunakan harus air tawar yang
bersih dan tidak mengandung
minyak ,asam,garam alkalis serta bahan-
bahan organis/bahan lain yang dapat merusak
beton.
2. Apabila dipandang pertlu Pengawas dapat
meminta kepada pemborong supaya air yang
dipakai diperiksa dilaboratorium pemerisaan
bahan yang resmi atas biaya pemborong.
e. Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang dipakai harus dari mutu U-
40 untuk baja diameter lebih besar atau sama
dengan 13 dan U-24 untuk baja diameter lebih
kecil 13, kecuali untuk diameter 19 keatas
harus menggunakan U-40 (ulir) sesuai dengan
PBI 1971, JIS SR 24 British Standard No 785
atau ASTM Designation A-15. dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Konsultan Pengawas berhak meminta kepada
kontraktor,surat keterangan tentang pengujian
oleh pabrik dari semua baja tulangan beton
yang disediakan untuk persetujuan konsultan
pengawas sesuai dengan persyaratan mutu
untuk setiap bagian konstruksi seperti
tercantum dalam gambar rencana
3. Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat-cacat
seperti serpih-serpih,karat dan zat kimia
lainnya yang dapat mengurangi/merusak daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
4. Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk
ukuran.diameter besi ulir adalah diameter
dalam.
5. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai
dalam Gambar Kerja, penggantian dengan
diameter lain harus dengan persetujuan tertulis
dari Direksi. Segala biaya yang diakibatkan oleh
penggantian tulangan terhadap yang digambar
sejauh bukan kesalahan Gambar Kerja adalah
tanggung jawab Kontraktor.
6. Semua baja tulangan harus disimpan pada
tempat yang bebas lembab, disesuaikan
diameter serta asal pembelian. Semua baja
tulangan harus dilindungi terhadap semua
macam kotoran dan lemak serta sejauh
mungkin dilindungi terhadap karat.
Bahan campuran tambahan (Additives)
a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete
20.3 admixture / Additives) kecuali yang disebut tegas
dalam Gambar Kerja atau RKS harus seijin tertulis
dari Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan
awal (initial set) tidak boleh dipakai. Sedangkan
untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic
pressure) tidak boleh bahan kedap air yang
mengandung garam stearate.
c. Bahan campuran tambahan beton harus sesuai
dengan iklim tropis dan memenuhi AS 1978 &
ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus sebagai
pengurang air adukan dan penunda pengerasan
awal.
d. Semua Admixture yang akan digunakan,
ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda
uji / contoh-contoh yang dibuat dan telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas /
Direksi.
e. Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya
suatu pengecoran beton dipakai bahan perekat
CALBOND sebelum dicor dengan beton baru, serta
permukaannya harus dikasarkan.
Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3 liter
calbond dicampur dengan larutan semen/PC
sekitar 25% nya dengan cara ditaburkan.

Bekisting
a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau
20.4
papan borneo tenal minimal 2 cm dengan rangka
penguat penyokong dan penyangga dibuat dari
kayu borneo 5/7, 5/10 secukupnya, sehingga
mampu mendapatkan kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan
beton. Untuk kolom struktur dipakai papan borneo
tebal 3/20.
b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu borneo
dengan ukuran minimum 5/10 cm atau pipa besi
(scaffolding). Tidak diperkenankan memakai
bamboo.
c. Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak
harus dibuat lebih kokoh dan lebih kaku,
permukaan panel lurus, halus sehingga
menghasilkan bidang yang rata dan halus.

Persyaratan Teknis
Komposisi campuran beton
20.5 a. Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir,
kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan; semuanya dicampur dalam
perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-
baiknya sehingg sampai didapat kekentalan
yang tepat.
b. Komposisi campuran beton dibuat dengan
perbandingan volume dengan multibeton
berdasarkan mix disain sebagai berikut :
Perbandingan Pengunaan
1PC : 3PS : 5 AgrUntuk pekerjaan beton tumbuk
rabat dan lantai kerja
Mutu beton K-175 Untuk Pekerjaan beton
bertulang: kolom praktis
Mutu beton K-300 Untuk pekerjaan beton
bertulang: sloof, kolom,
balok,plat lantai, plat dak

Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton Kelas dan


Mutu Beton
20.6 a. Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai dengan
standard Beton Indonesia NI-2 , PBI-1971
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah
persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda
uji harus memberikan ‘BK’(kekuatan tekan beton
kareteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan.

Komposisi Campuran Beton


a. Beton harus dibentuk dari semen
20.7 Portland,pasir,kerikil,dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur
dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat/baik
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai
dengan yang disyaratkan/ditentukan dalam
spesipikasi ini,harus dipakai ‘ campuran yang
direncanakan’(MIX DESIGNED)
c. Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam beton
untuk bagian-bagian dari pekerjaan tidak boleh
melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton,
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk
beton yang dipakai untuk berbagai mutu,harus
ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan,demikian juga pemeriksaan terhadap
agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan factor air semen yang
tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang
dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang
tepat,keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
f. Kekentalan (Konsistensi) adukan beton untuk
bagian-bagian konstruksi beton,harus disesuaiukan
dengan jenis konstruksi yang bersangkutan,cara
pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya.Kekentalan adukan beton antara
lain ditentukan oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang
sesuai dengan yang direncanakan,maka factor air
semen ditentukan sebagai berikut:
 Faktor air semen Untuk pondasi
sloof,Poer,maksimum 0,65
 Faktor air semen untuk kolom balok,plat
lantai,tangga,dinding beton,dan
listplank/parapet maksimum 0,60
 Faktor air semen untuk konstruksi plat
atap,dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55.
h. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan
beton,dan dapat dihasilkan suatu mutu sesuai
dengan yang direncanakan,maka untuk konstruksi
beton dengan factor air semen maksimum 0,55
harus memakai Plasticizer sebagai bahan
additive.Pemakaian merk dari bahan additive
tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas/direksi.
i. Pengujian beton akan dilakukan oleh konsultan
pengawas pekerjaan atas biaya kontraktor
pelaksana. Perbandingan campuran beton jika
dipandang perlu harus diubah untuk tujuan
penghematan yang dikehendaki,
workability,kepadatan,kekedapan,atau kekuatan.
dan kontraktor tidak berhak atas claim yang
disebabkan perubahan yang demikian.

Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-benda Uji


Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus
20.8
diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau
gradasi dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (Mixer).
Penambahan air untuk mencairkan kembali beton
padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau
yang menjadi kering sebelum dipasang sama
sekali tidak diperkenankan.

b. Keseragaman Konsistensi beton untuk setiap kali


pengadukan sangat perlu.
c. Nilai Slump dari beton(pengujian kerucut
slump),tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak
melampaui 12 cm,untuk segala beton yang
dipergunakan.
d. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 , PBI
– 1971.Konsultan Pengawas berhak untuk
menuntut nilai Slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan
menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau
alasan penghematan.
e. Kekuatan tekan beton harus ditetapkan oleh
konsultan pengawas melalui pengujian biasa
dengan kubus ukuran 15x15cm, dibuat dan diuji
sesuai dengan NI-2 PBI 1971Kontraktor pelaksana
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang
representative.

a. Baja Tulangan
Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk
20.9 dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-
ukuran yang tertera pada gambar –gambar
konstruksi
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan
dingin,pemanasan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan
disetujui oleh konsultan pengawas
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai
dengan gambar rencana . Untuk menempatkan
tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan
harus diikat kuat dengan kawat beton dengan
bantalan beton decking atau kursi-kursi besi/cakar
ayam perenggang.dalam segala hal untuk besi
beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat,sehingga tidak ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel
apabila tidak ditentukan dalam gambar
rencana,minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar
dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana dan perhitungan,apabila
dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar,maka yang menentukan adalah luas
tulangan ,dalam hal ini kontraktor diwajibkan
meminta persetujuan terlebih dahulu dari
konsultan pengawas.

Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan,serta harus
20.10 mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian – bagian
konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar
rencana,maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebgai
berikut :
Balok Sloof = 4,00 cm
Kolom = 3,00 cm
Balok = 2,50 cm
Pelat Dak Beton = 1,50 cm

Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada
tempat-tempat lain dari yang ditunjukan pada gambar
20.11 – gambar,bentuk dari sambungan harus disetujui oleh
konsultan pengawas . Overlap pada sambungan-
sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter
batang yang dipakai/digunakan,kecuali jika
ditetapkan dalam secara pasti di dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan konsultan
pengawas.

Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan
perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari
20.12 masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
pengerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Mengaduk :

a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur


dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘
Batch Mixer’.Konsultan pengawas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan,kecuali bila diminta adanya perubahan
dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyerpurnaan.
b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton
yang berlebih-lebihan (lamanya) yang
membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang
tidak memuaskan harus diganti. Mesin pengaduk
tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang
telah ditentukan

Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari
32o C dan tidak kurang dari 4,50 C. Bila suhu dari
Beton yang dituang berada antara 270 C dan 320
C,beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk
20.13 kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada
waktu iklim sedemikian rupa,sehingga suhu dari
beton melebihi 320 C,sebagai yang ditetapkan oleh
konsultan pengawas,kontraktor harus mengambil
langkah – langkah yang efektif,upamanya
mendinginkan agregat,mencampur dengan es dan
mengecor pada waktu malam hari bila perlu,untuk
mempertahankan suhu beton,waktu dicor pada
suhu dibawah 320 C.

Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk,dan ukuran
yang ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang
dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan
20.14 dimulai. Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat
mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak
dapat diterima dalam segi apapun dan kontraktor
harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir
dan menggantinya atas biaya sendiri.
Konstruksi Cetakan:

a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan


aman pada kedudukannya sehingga dapat
dicegah pengembangan atau gerakan selama
/sesudah pengecoran beton.
b. Sebelum beton dicor,permukaan dari cetakan-
cetakan harus diminyaki dengan minyak yang
biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang
mencegah secara efektif lekatnya beton pada
cetakan dan memudahkan dalam pembongkaran
cetakan beton. Penggunaan minyak cetakan harus
hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi
beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu
pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak
akan ada kemungkinan penurunan cetakan
selama pelaksanaan.

Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk
pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan,tanpa
20.15
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang
menyebabkan perubahan nilai slump.
Pengecoran :
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan
cetakan,ukuran dan letak baja tulangan beton
sesuai gambar rencana/pelaksanaan,pemasangan
sparing-sparing instalasi,penyokong,pengikat dan
lain-lainnya selesai dikerjakan.sebelum
pengecoran dimulai permukaan – permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran harus
sudah disetujui oleh konsultan pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton dimulai ,semua
permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan) harus bersih dari air yang
tergenang,reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor
harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
c. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih
dari 2 meter,semua penuangan beton harus selalu
lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih
dari 50 cm.Konsultan pengawas berhak untuk
mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran
dengan tebal 50 cm,tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.
d. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama
hujan deras berlangsung sehingga spesikasi
mortar terpisah dari agregat kasar. Selama
hujan,air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint dan air
semen atau spesi yang terhampar harus dibuang
sebelum pekerjaan dilanjutkan.
e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai
sepadat mungkin ,sehingga bebas dari kantong-
kantong kerikil,dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan matrial yang
diletakanDalam pemadatan setiap lapisan dari
beton,kepala alat penggetar( Vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan kembali
beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak
dibawah.Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan
airnya ,semua beton harus dipadatkan dengan
alat penggetar type immerson beroprasi dengan
kecepatan paling sedikit 3000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton
f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan
pengawas pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk
serta staf kontraktor yang setaraf ada di tempat
kerja,dan persiapan betul-betul telah memadai.

Waktu Dan Cara-cara Pembukaan Cetakan :


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan
cetakan harus mengikuti petunjuk konsultan
pengawas,pekerjaan ini harus dikerjakan hati-hati
untuk menghindari kerusakan pada beton.Beton
yang masih muda/lunak tidak di izinkan untuk
20.16 dibebani,segera setelah cetakan –cetakan dibuka,
permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui konsultan pengawas.
b. Umumnya diperlukan waktu minimum dua (2) hari
sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk dinding-
dinding yang tidak bermuatan dan cetakan –
cetakan samping lainnya,tujuh (7) hari untuk
dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran,21
hari untuk balok-balok,plat lantai,plat atap,tangga
dan kolom. Walaupun demikian sebagai pedoman
dalam keadaan cuaca normal adalah sebagai
berikut:
Struktur : Pengerasan normal:
Kolom dan Dinding 4 hari
Pelat lantai/atap 28 hari
Balok 28 hari

Perawatan ( Curing )
a. Semua beton harus dirawat dengan air seperti
ditentukan di bawah ini atau disemprot dengan
curing Agent ANTISOLS merk SIKA.Konsultan
pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian –
20.17 bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi
terhadap sinar matahari yang langsung minimal
selama 3 hari sesudah pengecoran.perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi
permukaan beton dengan deklit/karung bekas
yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera
setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari,yaitu
dengan melakukan penggenangan dengan air
terus menerus pada permukaan beton paling
sedikit selama 14 hari

Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap
kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir
oleh Konsultan Pengawas.
20.18 Perbaikan Permukaan Beton :
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan
beton yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan,atau tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis permukaan,atau ternyata ada
permukaan yang rusak,hal itu dianggap tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang
dan diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri.
Kecuali bila konsultan pengawas memberikan
izinnya untuk menambal tempat yang rusak,dalam
hal mana penambalan harus dikerjakan seperti
yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan
perbaikan adalah yang terdiri dari sarang
kerikil,kerusakan-kerusakan karena
cetakan,lobang-lobang karena keropos,ketidak
rataan / pembengkakan harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.Sarang
kerikil dan beton lainnya harus dipahat,lobang-
lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam
dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan
terikat ditempatnya.Semua lobang harus terus
menerus dibasahi selama 24 jam sebelum
dicor,dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut Konsultan pengawas, hal-hal tidak
sempurna pada bagian bangunan yang akan
terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya ,kontraktor wajib untuk
menutupi seluruh dinding ( dengan spesi Plesteran
1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi
1cm,demikian juga pada dinding yang berbatasan
( yang bersambungan) sesuai dengan instruksi
dari konsultan pengawas. Perlu diperhatikan untuk
permukaan yang datar batas tolleransi kelurusan (
Pencekungan/pencembungan) bidang tidak boleh
melebihi dari L/1000 untuk semua komponen
21 PEKERJAAN PONDASI 21.1 Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan Pondasi Batu Kosong Aanstamping
 Pekerjaan Pondasi pasangan batu kali.
 Pondasi Telapak

21.2 Pondasi Batu kosong aanstamping dan pondasi


pasangan batu kali

21.2.1 Persyaratan Bahan.


a. Batu kali
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari
jenis yang keras, bersudut runcing dan tidak
porous
b. Semen.
PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas
TIGA RODA atau yang memenuhi persyaratan
dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8
atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-
12
c. Pasir
Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam
dan keras dengan kadar Lumpur yang terkandung
maximal pasir harus bersih dan tidak mengandung
bahan organic/kotoran yang merusak kondisi
campuran.
d. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak,
asam, bahan organic, basa, garam dan kotoran
lainnya jumlah yang dapat merusak.

21.2.2 Persyaratan Pelaksanaan.


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus
dibuat profil / bentuk pondasi dari bambu atau kayu
pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya
sesuai dengan Gambar kerja dan telah mendapat
persetujuan dari Owner/ Pengawas.
b. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis
oleh Owner/Konsultan Pengawas. Kemudian dasar
galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10
cm, disiram sampai jenuh, diratakan dan
dipadatkan sampai benar-benar padat. Diatas
lapisan tersebut diberi pasangan batu kali kosong
( Aanstamping) yang dipasang sesuai dengan
Gambar.
c. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan
adukan dengan campuran 1 PC : 5 PSR, terkecuali
disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam
Gambar kerja.
d. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian dan pondasi yang
berongga atau tidak padat khususnya pada bagian
tengah
e. Setiap jarak 50 cm as-as harus ditanam stek
diameter 10 mm untuk sloof dan dinding pasangan
yang tercantum dalam gambar kerja. Pada
perletakan kolom beton atau kolom praktis harus
ditanamkan stek-stek tulangan kolom dengan
diameter dan jumlah besi yang sama dengan
jumlah tulangan pokok pada kolom beton atau
kolom praktis tersebut. Stek-stek harus tertanam
dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d
atau sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja.
Demikian pula dengan bagian stek yang tidak
tertanam atau tercuat keatas sepanjang minimum
40-d atau sesuai dengan ukuran dalam gambar
kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm
dan atau seperti yang tercantum dalam gambar
kerja. Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi
dari permukaan tanah yang direncanakan,
peralatan pada bagian ini harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah tersebut
dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh
Pengawas.

21.3 Pasangan Pondasi Telapak / Plat setempat


Lingkup pekerjaan :
Semua Pekerjaan Pondasi Seperti tercantum dalam
gambar kerja diantaranya:
a. Pondasi Telapak / Plat setempat 50cm x 50 cm
b.
21.3.1 Persyaratan
A. umum
Pekerjaan pembuatan Pondasi Telapak diawali dengan
pengukuran, penggalian tanah, pengeringan air tanah,
perakitan tulangan besi dan pengecoran Pondasi Plat
sesuai dengan gambar rencana serta spesifikasi lain
yang berhubungan .

Kontraktor diharuskan mengusulkan rencana kerja


mulai dari kelengkapan alat-alat yang akan dipakai
sampai dengan siap pengecoran dan harus
memperhatikan kedalaman serta kondisi tanah.
Apabila terdapat air tanah didalam lubang maka air
tersebut harus dipompa keluar lubang sehingga
kondisi lubang harus kering pada saat pengecoran
dilakukan.

21.3.2 Persyaratan Bahan

a. Semen

Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis


merek KELAS SATU sekualitas merek “tiga roda” dari
mutu yang baik dan disetujui oleh direksi. Semen
yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak
diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal yang tersebut diatas. Pemborong harus
memperhatikan Syarat-syarat penyimpanan semen
yang baik.

b.Pasir Beton

Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran


yang bersih dan bebas dari bahan organis, lumpur
dan sebagainya,sesuai dengan persyaratan yang
tercantum didalam PBI 1971.

c. Koral/Kerikil Beton

Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari


segala macam kotoran serta mempunyai gredasi dan
kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam PBI 1971( ukuran 2/3 dan 1/2).

d.Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang
bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,minyak
garam alkalis, asam yang dapat merusak
beton.Apabila diperlukan ,direksi dapat meminta
kepada pemborong untuk memeriksakan air yang
akan digunakan ke laboratorium pemeriksaan yang
resmi dan sah atas biaya pemborong.

e. Baja Tulangan

Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan >_d


13mm adalah U-40,yaitu tulangan dengan tegangan
leleh karakteristik sebesar 4000 kg/cm2,sedangkan
untuk tulangan dengan diameter <_13mm adalah U-
24(Ulir),yaitu tulangan dengan tegangan leleh
karakteristik sebesar 2400kg/cm2.

Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari


kotoran-kotoran (lumpur,lemak dan karat).kawat
pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas
keluaran pabrik baja Krakatau steel.

22 PEKERJAAN DINDING 22.1 Lingkup Pekerjaan :


DAN PLESTERAN Pekerjaan yang dimaksud :
- Pasangan dinding ½ bata 1pc : 3ps
- Pasangan dinding ½ bata 1pc : 5ps
- Plesteran 1 pc : 3 ps
- Plesteran 1 pc : 5 ps

22.2 Persyaratan bahan :


a. Batu Bata (Bata merah)
Batu bata (Bata merah) harus mempunyai
rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-
bidang sisinya harus datar, ukuran seragam,
pembakaran seragam dan merata bebes dari
cacat, retak cat, atau adukan pada waktu akan
dipasang. Dipakai batu bata (bata merah) mutu
yang baik. Kontraktor harus menyerahkan
contoh bahan/material ke konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
pemakai.
b. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi
persyaratan bahan untuk pekerjaan beton yang
terurai di pasal lain dalam buku RKS ini.
c. Keramik
Keramik yang digunakan sekualitas Roman.
Sudut-sudutnya harus siku. Kontraktor harus
memberikan contoh bahanya untuk
mendapatkan persetujuan dari pengawas
lapangan
d. Kawat Harmonika dan tiang penjepit
Ukuran kawat harmonica dan tiang penjepit
disesuaikan dengan gambar rencana yang ada
kecuali ada perintah/persetujuan dari
direksi/pengawas

22.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Aduk Perekat/Aduk Pasangan
1. Adukan untuk pasangan dan plesteran
dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuran seperti dibawah ini
:
M1 perbandingan 1 pc : 3 Ps untuk adukan
semua pasangan batu bata kedap air atas
maupun di bawah permukaan tanah
(dinding, bak buang, bak control, pondasi
rollag bata, tangki septic, saluran), adukan
neut, pasangan keramik, adukan plesteran
trasram, beton dan braven.
M3 Perbandingan 1 pc : 5 Ps Adukan
semua pasangan batu bata dan hebel tidak
kedap air, plesteran pasangan batu bata
dan hebel tidak kedap air, plesteran pas
bata dan hebel + plesteran kamprot halus
(texture)
2. Semen jenis adukan dan plesteran tersebut
diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar
dan belum mengering. Dipersyaratkan agar
jarak waktu pencampuran adukan dengan
plesteran dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menit, terutama untuk adukan
kedap air (macam M1 dan M2)
3. Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan :
- Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk
semua dinding daerah basah/ toilet dengan
ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan +/- 30
cm dari peil +/- 0.00 lantai terbawah serta
semua pasangan yang masuk kedalam tanah
atau sesuai gambar kerja
- Semua ketentuan pemakaian aduk perekat
sesuai ayat 3.1.01 di atas
- Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan
finishing untuk mendapatkan texture
permukaan dinding luar, dan dilaksanakan
setelah pekerjaan plesteran dasar cukup
kering, tebal plesteran kamprot halus +/- 5
mm.
- Plesteran beraven adalah plesteran kasar yang
masuk kedalam tanah dengan campuran 1:3
(M2) harus pula dilaksanakan pada pasangan
yang masuk kedalam tanah
b. Persyaratan Pekerjaan Pasangan Dinding
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor
harus memperhatikan detail bentuk profil
sambungan dan hubungan material lain
dan melaksanakanya sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar kerja.
2. Sebelum pemasangan batu bata harus
direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh. Pada saat diletakan tidak boleh ada
genangan air diatas permukaan batu bata
tersebut.
3. Pelaksanaan pemasangan batu bata, hebel
harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot)
dan pola ikatan harus terjaga dengan baik.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus
rapid an siku, kecuali apabila pertemuan
tersebut memang tidak siku seperti
tercantum dalam gambar kerja.
4. Untuk setiap pertemuan dinding pasangan
batu bata, hebel setiap luas 12 m2, harus
dipasang kolom praktis/kolom penguat
beton dengan dimensi, ukuran dan
penulangan sesuai gambar
5. Pada setiap pertemuan dinding pasangan
batu bata,dengan kolom praktis, ring balk
beton, maupun beton lainya seperti
tercantum dalam gambar kerja harus
dipasang angker diameter 10mm tiap jarak
70 cm. Bagian yang mencuat keluar sejauh
20 cm, dan bagian yang tertanam minimal
20 cm.
6. Pemeliharaan : selama pasangan dinding
belum difinish, kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan
atau pengotoran oleh bahan lain
7. Dalam proses pengeringan harus selalu
dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.
C. Pekerjaan plesteran
1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah
campuran dalam volume.
2. Pasir yang digunakan untuk plesteran
adalah pasir pasang yang harus di ayak
terlebih dahulu
3. plesteran halus/aci halus adalah campuran
PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapatkan campuran
yang homogen. Plesteran ini adalah
pekerjaan finishing. Pekerjaan plesteran
halus ini dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar minimal
berumur 8 hari.
4. Sebelum pelaksanaan plesteran semua
pemipaan maupun sparing-sparing SA dan
el telah terpasang pada jalur dan
tempatnya sesuai dengan gambar kerja
dan telah disetujui oleh pengawas lapangan
5. Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih
dahulu dibuat kepala plesteran (klabangan)
dengan tebal sama dengan tebal ketebalan
plesteran yang direncanakan, kecuali untuk
plesteran berapen.
6. permukaan plesteran tersebut khususnya
plesteran halus/aci halus harus rata tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga, tidak berlubang, tidak
mengandung krikil atau benda-benda lain
yang membuat cacat. Apabila pekerjaan
tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka
kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh
konsultan pengawas.
7. Pekerjaan plesteran pada permukaan
pasangan batu bata sebelum diplester
permukaan pasangan batu bata harus
dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
sudah dikeruk sedalam 1 cm.
8. pekerjaan plesteran halus pada
permukaan beton sebelum pelaksanaan
pekerjaan ini permukaan beton harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
kemudian di ketrek/scratched. Semua
lubang-lubang bekas pengikat bekisting
atau formtie harus tertutup adukan
plesteran
9. Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah
untuk semua pasangan batu bata/hebel
dan beton yang akan di finish dengan cat.
10. Semua permukaan yang akan menerima
bahan/material finishing misalnya
bahan/material ubin keramik dan lainya,
maka permukaan plesteran harus di beri
alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material finishing
tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku
apabila bahan/material finishing tersebut
adalah cat.
11. Ketebalan plesteran harus mencapai
ketebalan permukaan
dinding/kolom/lantai yang dinyatakan
dalam gambar kerja. Tebal plesteran
adalah minimal 1 cm dan maksimal 2,8
cm. jika ketebalan melebihi 3 cm maka
harus menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan
pasangan batu bata/hebel atau beton
yang bersangkutan untuk memperkuat
daya lekat plesteran
12. untuk setiap pertemuan bahan/material
yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar harus diberi nat dengan ukuran
lebar 0.7 cm dalam 0,5 cm.
13. Pemeliharaan:
a. kelembaman plesteran harus dijaga
sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar tidak berlangsung dengan
tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan
membasahi permukaan plesteran setiap
terlihat kering dan melindunginya dari
terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan ai secara cepat. Pembasahan
tersebut adalah sebagai berikut : selama
7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai,
Kontraktor harus menyiram dengan air
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.
Tidak dibenarkan pekerjaan finishing
permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu, cukup kering, bersih dari retak,
noda dan cacat lain seperti yang
disaratkan tersebut diatas.
D. Pekerjaan keramik pelapis dinding
1. Keramik yang akan ditempel harus sudah
diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing-masing keramik sama
tidak ada bagian yang retak, pecah-
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainya
serta telah disetujui secara tertulis dari
konsultan pengawas.
2. aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:
2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air dan 1Pc:3Ps daerah kering.
3. Seluruh rongga pada bagian belakang
keramik harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
4. Awal pemasangan dan pola pemasangan
harus sesuai dengan gambar kerja atau
petunjuk pengawas lapangan.
5. Pada prinsipnya pemotongan keramik
harus dihindarkan kecuali ditentukan
dengan pola gambar, jika perlu diadakan
pemotongan harus dikerjakan dengan
hati-hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai
dengan kebutuhan, kemudian bidang
potong harus diperhalus dengan gerinda
atau kikir
6. persiapan sebelum pemasangan, semua
pemipaan maupun sparing-sparing
SA&EL telah terpasang pada jalur dan
tempatnya sesuai dengan gambar dan
telah disetujui konsultan pengawas.
7. setelah bidang keramik terpasang
permukaanya harus dibersihkan dengan
lap/kain basah sehingga bersih dari
noda-noda semen, bidang keramik ini
harus dijaga tetap basah untuk
menghindari pengeringan terlalu cepat
dengan pembasahan minimal 3 (tiga)
hari pertama setelah keramik terpasang
8. Bila ditemukan retak, kerusakan
bergelombang, garis-garis tepid an siar
tidak rata dan lurus, maka kontraktor
harus membongkar dan memperbaiki
sehingga sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Biaya ini adalah
tanggung Jawab kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan
tambah.
9. Keramik yang telah terpasang harus
dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.
E. pelaksanaan pagar kawat harmonica
. Pekerjaan Tiang pagar menggunakan Pipa
blacksteel dengandiameter, ketinggian dan
jarak tiang sesuai gambar.
Ranka pintu juga menggunakan besaran pipa
yang sama, bilaselesai bekas sambungan las
harus dibersihkan dan digerinda,yang
kemudian ditutup dengan dempul khusus.
Selanjudnya pemasangan kawat Harmonika
yang dijepit denganbesi beton dia. 8 mm
yang ditarik sampai kencang
denganketegangan tertentu dan dilas pada
rangka pagar.
Perapihan secara keseluruhan pekerjaan
pagar yang harus rapihdan bersih.

23 PEKERJAAN LANTAI 23.1 Lingkup pekerjaan


Untuk seluruh lantai pada bangunan selasar
mengunakan lantai Rocktile 40x40 cm sekualitas
Roman, pada bangunan power house
menggunakan lantai rabat.

23.2 Adukan
Adukan untuk pemasangan keramik lantai adalah :

- 1 PC : 3 PS Untuk pemasangan lantai daerah


basah (KM/WC).
- 1 PC : 5 PS untuk pemasangan seluruh lantai
selain ketentuan di atas.

Pelaksanaan Pekerjaan
23.3
a. Seluruh rongga dan bagian belakang keramik
dan harus berisi dengan adukan pada waktu
pemasangan. Bila ada pemotongan tidak
boleh kurang dari setengah ukuran keramik.
b. Pada sisi yang perbatasan dengan saluran di
buat pasangan pembatas terbuat dari
pasangan bata daerah dengan adukan 1 PC :
5 Ps, Diplester pada bagian yang terlihat,
kemudian di aci.
c. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/
Waterpasss, siar yang tidak lurus/berombak,
retak dan cacat lainya, harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya pemborong.

24 PEKERJAAN KUSEN, 24.1 Lingkup pekerjaan


PINTU, JENDELA Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan
ALUMUNIUM dan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela
dengan bahan-bahan dari alumunium, termasuk
menyediakan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk
pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen, pintu
dan jendela.

24.2 Bahan
Bahan yang dipakai untuk kusen dan daun
jendela secara umum adalah mengunakan
alumunium CA (anodized) 4 inch, produk dalam
negeri sekualitas Alexindo, YKK lengkap
accesoriesnya.
a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan
bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca
dengan menggunakan karet sealer atau
sealent yang berkualitas baik.
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup
celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium
Bahan untuk kusen alumunium dan teknis
pemasangan harus sesuai persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Rangka laumunium dari type yang ditunjukan
dalam gambar-gambar adalah merupakan ide
dasar perencana, yang selanjutnya harus
dilengkapi dengan gambar kerja oleh kontraktor
sesuai dengan petunjuk oleh pabrik penghasil dari
jenis yang akan dipergunakan.

24.3 Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan pembuatan dan
pemasangan kusen, pintu dan jendela
Alumunium harus dilakukan oleh pabrik
penghasil dari bahan yang digunakan dengan
memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela
alumunium boleh dibawa ke lapangan /
halaman pekerjaan jika pekerjaan konstruksi
benar-benar mencapai tahap pemasangan
kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa
celah sedikitpun
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan
jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta
cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan
e. Pemasangan harus sesuai dengan gambar
rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
f. Setiap sambungan atau pertemuan dengan
dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi sealent.
g. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar
dengan sekrup kepala tanam galvaniced
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap
sambungan harus kedap air.
h. Semua alumunium yang akan dikerjakan
maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan Lacquer film.
i. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran,
pengecatan dinding dan bila kusen alumunium
telah terpasang maka kusen tersebut harus
tetap dilindungi oleh lacquer film atau plastic
tape agar kusen tetap terjamin kebersihanya.
j. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor
diwajibkan meneliti gambar dan kondisi
lapangan serta membuat shop drawing.
k. Tipe pintu jendela dan dinding partisi yang
terpasang harus sesuai daftar tipe yang
tertera dalam gambar dengan memperhatikan
ukuran-ukuran, bentuk profil, material detail
arah bukaan dan lain-lain dengan petunjuk
sbb:
Gambar Uraian
Denah Lokasi, Jenis bukaan, engsel-
engsel
Daftar jenis pintu Merk, kualitas, bentuk
ukuran, jendela material
finish, tipe anti corrosive
treatment, glass hardware
dan lain-lain
Shop drawing Tipe/jenis ukuran, lokasi dan
detail kedudukan pintu dan
jendela.
l. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk,
tidak memenuhi persyaratan seperti yang
tertulis dalam RKS ini maupun tidak sesuai
dengan gambar kerja. Ketidak cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat
kelalaian dan ketidak telitian kontraktor dalam
gambar pelelangan dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus
diganti hingga disetujui pengawas lapangan,
perbaikan, perubahan dan penggantian harus
dilaksanakan atas biaya kontraktor dan tidak
dapat claim sebagai pekerjaan tambah,
maupun penambahan waktu.
m. Perubahan material karena alas an tertentu
harus diajukan kepada konsultan pengawas
untuk mendapat persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk
perubahan yang mengakibatkan pekerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan kurang.
n. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan
atau telah terpasang harus segera dilindungi
terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang
memenuhi syarat.

Pengukuran Hasil kerja


Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit
24.4 untuk pekerjan kusen pintu, jendela, daun pintu,
daun jendela yang telah selesai dikerjakan dengan
dimensi, kedudukan, bentuk yang sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi ini, serta dapat
diterima oleh pengawas, hasil ini dapat dinilai
sebagai kemajuan pekerjaan. Kontraktor wajib
menyelsaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan
dokumen kontrak, biarpun terjadi kesalahan dalam
menghitung volume, dan hal ini kontraktor tidak
dibenarkan mengajukan claim.

Material Untuk Dinding Partisi


a. Partisi
24.5 Bahan yang digunakan untuk perkerjaan
partisi adalah berbahan dasar GRC double .
- Memakai rangka Steel stud rangka metal
lengkap acsesories penutup partisi dengan
lapis GRC 9 mm doable, ketinggian
disesuaikan dengan gambar kerja
- Sedangkan untuk kusen pintu menggunakan
kusen alumunium warna sekualitas
Alexindo,YKK uk. 4”
- Daun pintu alumunium panel multiplek 9 mm
double teakwood dengan accessories
sekualital alexindo.
- Rangka partisi mengunakan holloe 4/4 dan 4/6
- Pasangan list border kayu 1.5 x 10 cm
- Pengecatan dinding gypsum sekualitas Dulux
ICI
- Finishing melamik sekualitas danapaint.
- Kaca pada partisisi menggunakan kaca bening
5 mm sekualitas ASAHI.
Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat shop drawing untuk
24.6 persetujuan perencanaan yang dibuat
berdasarkan gambar rencana yang tersedia. Shop
drawing menggambarkan detail hubungan-
hubungan dan sambungan-sambungan dan
pemasangan semua komponen lengkap dengan
ukuran-ukuranya. Rangka dinding partisi yang
berhubungan dengan tembok/kolom harus
dikerjakan sedemikian rupa seperti dalam gambar
kerja dan jangan sampai merusak dinding atau
kolom. Detail sambungan yang digunakan dalam
pekerjaan dinding rangka partisi ini dikerjakan
sesuai dengan ketentuan, sehingga didapat
pertemuan-pertemuan antara rangka vertical dan
horizontal yang saling tegak lurus, rata, rapih
sehingga setelah dipasang panel hasilnya akan
kelihatan rapih dan rata. Setelah rangka
terpasang semua, kontraktor/pengawas agar
mengecek kembali sehubungan dengan
kebenaran ini dari cara penyambungan,
ketegaklurusan, kerataan dan kekokohan dari
rangka tersebut. Yang selanjutnya untuk
mendapat izin pemasangan panel tersebut.

25 PEKERJAAN KACA 25.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan kaca meliputi pengisisi bidang-bidang
kusen (kaca mati), daun pintu dan jendela,
jendela bovenlight. Contoh kaca yang akan
dipakai harus diperlihatkan kepada pengawas
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.

25.2 Bahan
a. Kaca bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai
adalah buatan dalam negeri dengan ketebalan
5 mm dan 12 mm disesuaikan dengan yang
ada pada gambar . Bahan kaca harus utuh
dan jernih, tidak boleh bergelombang,
berbintik atau cacat lainya. Kaca 5 mm dan 10
mm sekualitas ASAHI

25.3 Pelaksanaan
a. Semua jenis kaca yang dipasang pada kusen
alumunium harus diberi list kaca yang kuat
dan rapat dengan bahan list karet atau sielent
yang bermutu baik.
b. Semua kaca yang telah terpasang harus
dijaga agar tidak terganggu dan dikotori
akibat pekerjaan lain yang masih
dilaksanakan. Kaca yang pecah atau retak
atau tergores harus diganti. Semua kaca
terpasang harus dibersihkan sebaik-baiknya
dengan hati-hati.
26 PEKERJAAN ALAT 26.1 Lingkup Pekerjaan
PENGGANTUNG DAN Pekerjaan ini meliputi : Pengadaan dan pemasangan
PENGUNCI semua bahan perlengkapan pintu dan jendela
seperti : kunci, engsel, sloot dan hardware lainya
yang dipergunakan didalam pekerjaan ini :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka
alumunium
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam
gambar

26.2 Bahan
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan
untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela
disesuaikan dengan jenis bahan pintu
Bahan :
- Lever handle sekualitas dekson
- Body kunci+cylinder sekualitas dekson
- Engsel pintu sekualitas dekson
- Door closer sekualitas dekson
- Flust Bolt Sekualitas dekson
- Engsel casement sekualitas dekson
- Rambucis sekualitas dekson

26.3 Persyaratan Teknis


Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan
jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum
dan sesudah pemasangan, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

26.4 Persyaratan pelaksanaan


Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar
detail pelaksanaan) berdasarkan keadaan di
lapangan dan standar pabrikasi. Shop drawing
harus disetujui dahulu oleh pengawas lapangan.
Pemasangan engsel pintu adalah +/- 30 cm dari
permukaan atas dan bawah pintu.

27 PEKERJAAN PLAFOND 1. Plafond bangunan yang dipasang adalah


gypsum 9 mm sekualitas jayaboard dengan
rangka plafond metalfuring dengan list profil
gypsum, sedangkan palfond kamar KM/WC
dipakai calciboard tebal 4mm dengan list profil
kayu rangka plafond metalfuring.
2. Kontraktor untuk meneliti gambar-gambar
detail rencana plafond, dimana list harus
dipasang, sesuai dengan syarat-syarat
kontruksi, penyelesaian pada sudut-sudut
atau bidang pertemuan antara plafond
dengan dinding, kusen, kolom, listplank, atap
dan sebagainya.
3. Kesalahan memasang sehingga merusak
keindahan yang diinginkan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor. Apabila
pekerjaan itu harus diulangi harus atas
perintah direksi
4. Permukaan bahan plafond harus dibersihkan
dari pinggiran yang kurang rata dan kurang
tajam, harus diserut atau di amplas.
Kemudian dipasang dengan penuh
ketelitian /keahlian menurut garis-garis seperti
tercantum dalam gambar kerja/rencana.
Penyelesaian harus memberikan tampak rapi,
rata dengan alur yang lurus dan sama
besarnya.
5. Plafond gypsum, dipasang memakai list
gypsum yang dipasang dengan rapi
6. Plafond calciboard, dipasang memakai list
profil kayuyang harus diserut dengan rapidan
kemudian di cat dengan cat tembok warna
plafond supaya keliatan rapi
7. Semua resiko pembongkaran atas perintah
direksi, akibat ketidakmampuan dan
ketidaktelitian pelaksana dalam menjalankan
tugasnya adalah tanggung jawab kontraktor.
8. Penyelesaian pengecatan dan warna akan
ditentukan kemudian.
9. Ketinggian plafond dan penempatanya harus
mengikuti gambar kerja dan sebelum
permukaan bawah rangka plafond rata
(waterpass) dan lurus, maka pemasangan
penutup plafond tidak boleh dipasang, dan
baru boleh dipasang setelah mendapat
persetujuan dari pihak pengawas dan direksi
10. Hasil Pekerjaan yang tidak
rata/bergelombang/ retak-retak, harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya
kontraktor.

28 PEKERJAAN RANGKA 28.1 Lingkup Pekerjaan:


ATAP Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi
Baja seperti tercantum dalam gambar, termasuk
penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja
dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Bahan -bahan
28.2 Semua material untuk konstruksi baja harus
menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot
rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37
(PPBBI-83 ) atau ASTM A 36 atau SS 41 ( JIS. U 3101-
1970 ). Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih
dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh pekerjaan baja
setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat
dengan mechanical Wire Brush, kecuali untuk bagian-
bagian/tempat-tempat yangsulit dapat digunakan
sikat baja kemudian dicat dengan cat primer 1 (satu)
kalidengan cat ICI Green Primer R 540 - 157 dengan
ketebalan minimum 35 micron.

28.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Gambar kerja.
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat
gambar-gambar kerjayang diperlukan dan mengirim 3
( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujuiPemberi
Tugas. Bilamana disetujui, 1 (satu) set gambar akan
dikembalikankepada Kontraktor untuk dapat dimulai
pekerjaan fabrikasinya.Walaupun semua gambar kerja
telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana
terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam gambar
kerja tersebut. Dan tanggung jawab atas ketepatan
ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada
Kontraktor.Pengukuran dengan skala dalam gambar
tidak diperkenankan.

b. Tanda-tanda pada konstruksi baja


. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi
harus dibedakan dan diberi kode dengan jelas sesuai
bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan
mudah

c. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC
specification, baru dapat dilaksanakan dengan seijin
Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las
listrik.Las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel"
atau yang setaraf.Kontraktor harus menyediakan
tukang las yang berpengalaman dengan hasil
pengalaman yang baik dalam melaksanakan
konstruksi baja-baja ber tingkat .Permukaan bagian
yang akan dilas harus dibersihkan dari cat,
minyak,karat dan bekas-bekas potongan api yang
kasar. Bekas potongan api harus digurinda dengan
rata.Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan
disikat.Metode pengelasan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada
elemen konstruksi baja yang dilas.Pada pekerjaan las
dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebih
dari satu kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan
berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu
dari kerak- kerak las / slag dan percikan-percikan
logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan
maximum 7 mm.Lapisan las yang berpori-pori atau
retak atau rusak harus dibuang sama sekali.Bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian
tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti dibawah
dan harus sesuai dengan standard AWS
D1.0. :Pengujian secara Radiographic harus sesuai
dengan lampiran B dariAWS D 1.0.
Dan bila ada kerusakan maka segala macam biaya
yang menyangkut perbaikan harus dtanggung oleh
Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las
dan teknik serta standard yang dipakai harus sesuai
dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuai
dengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic
Contact Examination or Weldmends : E273-68:
Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral
Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.Cara
pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai
dengan ASTME109.Cara pemeriksaan dengan "liquid
Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109.Semua
lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas.
Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian
bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab
Kontraktor

d. Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan
sesuai dengan diameternya. Kontraktor tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru dilapangan
tanpa seijin Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut
harus memakai bor.Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin
pons.Membuat lubang baut dengan api sama sekali
tidak diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut
Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan lain dalam
gambar.Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih
besar dari diameter baut.Pemasangan dan
pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang
berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan
baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momen torsi
yang sesuai dengan buku petunjuk untuk
pengencangan masing-masing baut.Panjang baut
harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masihdapat paling sedikit 4 ulir yang
menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut.Baut harus
dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
kedua sisinya.Untuk menjamin pengencangan baut
yang dikehendaki, maka baut-bautyang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna
menghindari adanya baut yang tidak dapat
dikencangkan.

c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata.
Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan dengan
brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin
las sekali-kali tidak diperkenankan.

d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan
diatas papan atau balok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan
tanah, sehingga tidak merusak material.Dalam
penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak,
bengkok.
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu
setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan,
guna pengecekan Pemberi Tugas.Penempatan elemen
konstruksi baja dilapangan harus ditempat yangkering
/ cukup terlindung, sehingga tidak merusak elemen-
elementersebut.Pemberi Tugas berhak untuk menolak
elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena
salah penempatan atau rusak.

e. Erection
Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus
memeriksa kembali kedudukan angker-angker baja
dan memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode
dan urutan pelaksanaan erection.Perhatian khusus
dalam pemasangan angker-angker untuk kolom
dimana jarak-jarak / kedudukan angker-angker harus
tetap dan akurat untuk mencegah ketidakcocokan
dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama
pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser,
misalnya dengan mengelas pada tulangan pile
cap.Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan
pekerja-pekerjanya dilapangan. Untuk ini Kontraktor
harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety
helmet, sarung tangan dan pemadam
kebakaran.Pelaksanaan erection ini harus dikepalai
oleh seorang yang benar-benar ahli dan
berpengalaman dalam erection konstruksi baja
bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak
menguntungkan bagi struktur.Kegagalan dalam
erection ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab itu Kontraktor
diminta untuk memberi perhatiankhusus pada
masalah erection ini.Semua pelat-pelat atau elemen
yang rusak setelah fabrikasi, tidak akandiperbolehkan
dipakai untuk erection.Untuk pekerjaan erection
dilapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga
ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa
mengawasi danbertanggung jawab atas pekerjaan
erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan
erection tersebut harus mendapat persetujuan
Pemberi Tugas.Penempatan konstruksi baja
dilapangan harus diatur sedemikian rupasehingga
memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harus
memberitahukan Pemberi Tugas sebelum pengiriman
konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah
dilapangan, konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak
dan kotor.Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan
bengkok, Kontraktor harus mengganti yang baru.
Setelah Erection selesai maka konstruksi baja dicat
primer lagi dengan typecat ICI Green Primer R 540 -
157 setebal 35 micron.

f. Pengecatan akhir
Pengecatan akhir dilakukan 2 (dua) kali dengan cat
KANSAI Super Structure R 350 line masing-masing
setebal 30 micron. Pengecatan akhir ini dilakukan
setelah cat primer kedua betul-betul kering.

29 PEKERJAAN PENUTUP 29.1 Lingkup Pekerjaan


ATAP Pekerjaan ini meliputi;
 Pemasangan Atap Spanroof pabrikasi seperti yang
tertera dalam gambar rencana.
29.2 Bahan
Persyaratan Bahan :
a. Seng Metal Berpasir
Jenis : Seng Metal
Bahan : Seng Plat
Lebar : 60 cm
Tebal : 3 – 4 mm
Warna : Ditentukan kemudian

29.3 Persyaratan Pelaksanaan


 Sebelum penutup dipasang, pemborong harus
memeriksa apakah permukaan atas semua gording
atau rangka sudah satu bidang, jika perlu dengan
mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap
rangka penumpunya.
 Spanroof yang digunakan dengan ketebalan 3 - 4
m

30 PEKERJAAN LABURAN 30.1 Lingkup Pekerjaan


DAN PENGECATAN Pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan pengecatan besi ralling tangga, pintu
besi, dan semua pekerjaan besi yang di ekspose
2. Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan
plafond
3. Pekerjaan pengecatan kayu, pipa PVC
4. Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum
dalam gambar.
a. Pekerjaan pengecatan metal
Semua metal seperti tersebut di atas seperti
tercatum dalam gambar kerja dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Semua bagian/permukaan yang tampak
(expose) dicat sampai dengan cat finish
- Semua bagian/permukaan yang tidak
ditampakan (unexposed) menempel ke
bahan/material lain dicat hanya sampai
dengan cat anti karat atau cat dasar/Primer
b. Pekerjaan pengecatan dinding/permukaan
pasangan batu bata, beton dan plafound
semua dinding/permukaan pasangan batu
beton dan plafound yang tampak (ekspose)
seperti tercantum dalam gambar kerja.
c. Pekerjaan Pengecatan kayu
Semua kayu yang terpasang baik yang
termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu
kasar seperti tercantum dalam gambar kerja
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Cat finish warna untuk permukaan yang tidak
ditonjolkan serat kayunya
- Cat finish (clear) untuk permukaan yang
ditonjolkan serat kayunya sesuai dengan
ketentuan di gambar kerja.
Semua permukaan yang tidak
ditampakan/Unexposed dicat hanya dengan
cat dasar.
d. Pekerjaan pengecatan pipa PVC
Semua pipa talang dari bahan/material PVC
yang dalam gambar kerja ditampakan
(expose)

Persyaratan Umum
a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan dalam standard dan normalisasi
di indonesia dan atau sesuai dengan
spesifikasi pembuat.
b. Pabrik dan penyedia jasa konstruksi harus
member jaminan minimal selama 5 (lima)
tahun terhitung dari waktu penyerahan atas
semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan
cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat
lainya.

Persyaratan bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap
udara dan garam. Product cat:
- Cat tembok, beton exterior digunakan cat
setara Vinilex. Khusus cat dinding, bagian
dalam interior mengunakan cat setara Vinilex.
- Cat plafond mengunakan cat sekualitas ICI
Pentelite
- Finishing melamic sekualitas Danapaint
- Cat kayu menggunakan cat sekualitas SEIV
b. Bahan Didatangkan langsung dari pabrik.
Tiba di tapak/site konstruksi harus masih
tersegel baik dalam kemasanya yang tidak
cacat, serta disetujui pengawas lapangan.

Persyaratan Teknis
a. Peralatan seperti : kuas, roller, sikat kawat,
kape dan sebagainya, harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk
pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan
kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal, harus
dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang

Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui konsultan
pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan
kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang
kurang menutupi atau lepas, sebagaimana
ditunjukan oleh konsultan pengawas. Biaya
untuk hal ini ditanggung kontraktor tidak
dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.
b. Pekerjaan pengecatan dinding, plafond dan
beton
1. Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh
permukaan harus dibersihkan dari debu,
lemak, kotoran atau noda lain, bekas cat
yang terkelupas dan dalam kondisi kering.
2. Untuk meratakan permukaan dinding atau
beton digunakan plamur tembok sampai
rata, kemudian dihaliskan dengan amplas
dan dibersihkan dari debu. Dan khusus
untuk pengecatan dinding bagian luar
untuk meratakanya tanpa menggunakan
plamur, cukup dengan menghaluskan
dengan amplas saja.
3. Pengecatan dilakukan berulang-ulang
sampai 9 (tiga) lapisan. Pengecatan
lapisan pertama dan lapisan berikutnya
harus diberi jarak waktu 24 jam agar
cukup kering dan meresap pada bagian
pengecatan.
4. Untuk pengecatan langit-langit karena
sulit dijangkau dengan kuas dapat
menggunakan rolled. Pengecatan langit-
langit yang ditentukan dengan pengecatan
jamsetone harus mengunakan mesin
compressor.
5. Hasil pengecatan yang masih belum rata
harus diperbaiki dan di ulang kembali
c. Pekerjaan pengecatan Metal
Seluruh metal harus dicat dasar dengan
Zinkcromate baik yang diekspose (tampak)
ataupun tidak tampak :
1. Persiapan sebelum pengecatan
Bersihkan permukaan dari kulit
giling(kerak/milscale), karat, minyak
lemak dan kotoran lain secara teliti
seksama dan menyeluruh, sehingga
permukaan yang dimaksud menampilkan
tampak metal yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat
kawat mekanik/ mechanical wire brush
akhirnya permukaan dibersihkan dengan
sikat.
2. Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan
sebelum komponen bahan/material metal
terpasang.

31 PEKERJAAN 31.1 Lingkup Pekerjaan


PEMBONGKARAN, a. Pembersihan tapak Konstruksi dan pada semua
PENGAMAN DAN pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan
PEMBERSIHAN seperti tercantum di gambar kerja dan terurai
dalam buku RKS ini dari semua barang atau bahan
SETELAH
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan
PEMBANGUNAN lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung
jawab kontraktor .
b. Semua bekas bongkaran bangunan Existing dan
sebagainya,harus dikeluarkan dari tapak/site
konstruksi.
c. Selama pembangunan berlangsung,kontraktor
harus menjaga keamanan bahan / material ,barang
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai
tahap serah terima

32 PEKERJAAN LAIN – 32.1 bila diperlukan akan dibicarakan dengan konsultan


LAIN perencana Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan
yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
diatur/dibicarakan dilapangan oleh konsultan
pengawas dan kontraktor

32.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di


atas,pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan –pengurusan perizinan antara lain;
- Pembuatan izin Mendirikan bangunan (IMB)
dari PEMDA setempat,Surat perizinan ini harus
sudah diserahkan kepada Pemimpin Pelaksana
Kegiatan sebelum serah terima Pekerjaan
pertama.
- Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari
PLN,dan pengetesan lainnya bila diperlukan.

32.3 Sebelum penyerahan pertama,kontraktor wajib


meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna,dan harus segera diperbaiki,semua ruangan
harus bersih,halaman harus ditata rapih dan semua
barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari
proyek.Pemberesan halaman ini harus dilaksanakan
sesuai petunjuk konsultan pengawas.
32.4 Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur
lainnya ,semua penyimpangan dari ketentuan gambar
kerja dan bestek menjadi tanggung jawab
Pelaksana,untuk itu Pelaksana/pemborong harus
menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin

33 PENUTUP 33.1 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini


(RKS) akan ditentukan kemudian dalam Rapat
Penjelasan ( Aanwiijzing ), dan akan dituangkan /
dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib


33.2 meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan
harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan
dari proyek.
33.3
Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat,
mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang
timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua
dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna
33.4
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini
dan pada penjelasan ternyata diperlukan, akan
dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai