5. DIREKSI KEET/ LOS 5.1 Pada awal pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sudah
KERJA disiapkan bangunan sementara yang berfungsi
sebagai kantor proyek dan atau los kerja yang
dipergunakan sebagai operasional kantor dan tempat
menyimpan barang/ material, peralatan maupun
dapat digunakan sebagai los kerja bagi tempat
tinggal sementara tenaga kerja
5.2 Seluruh kelengkapan / hal lain yang diperlukan dalam
membangun dan opersional direksi keet / los kerja /
gudang adalah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pihak pemborong
5.3
Untuk Kelancaran Pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor wajib :
a. Menyediakan tenaga ahli yang cukup memadai
dalam jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Dalam hal ini Kontraktor wajib memasukan
identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan
ini.
b. Menyediakan peralatan berikut alat bantu lainnya,
serta bahan-bahan untuk pelaksanaan pekerjaan
ini.
c. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-
benar baik dan memenuhi persyaratan kerja.
Dalam hal ini Kontraktor wajib memasukan daftar
inventarisasi peralatan yang digunakan
Menyediakan bahan/material dan komponen jadi
bangunan dalam kwalitas sesuai Buku Syarat-
syarat Teknis ini dengan jumlah yang cukup untuk
setiap pekerjaan yang harus dilaksanakan tepat
pada waktunya.
d. Menyediakan tempat menyimpan bahan/material
dan komponen jadi bangunan di Tapak yang harus
aman dari segala kerusakan, kehilangan dan lain-
lain yang dapat mengganggu pekerjaan yang
sedang berlangsung untuk pelaksanaan pekerjaan
ini
e. Membuat dan mengkoordinasikan Rencana dan
Schedule Pelaksanaan Pekerjaan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan dapat dikendalikan seaman
dan seefisien mungkin terhadap keterkaitannya
dengan waktu pelaksanaan yang tersedia.
5.4 Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh
keahlian sesuai dengan Ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), Gambar Kerja, Gambar dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), serta
mengikuti petunjuk dan mengikuti keputusan
Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau sub
Kontraktor dalam hal ini pengadaan
bahan/material dan pemasangannya, maka
Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu
ke Konsultan Pengawas/Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Pelaksanaan pemasangan bahan/material dan
komponen jadi keluaran pabrik yang
bersangkutan. Dalam hal ini Kontraktor tidak
dapat mengajukan “Claim“ biaya pekerjaan
tambah maupun penambahan waktu pelaksanaan.
d. Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan dan
tiap-tiap bagian pekerjaan, Kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja
antara pekerjaan Arsitektur, Struktur dan
Pematangan Tanah di bawah Konsultan Pengawas
/ Direksi
8. PENJELASAN RKS DAN 8.1 Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja,
GAMBAR Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk
tambahan dan perubahannya dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan yang dibantu Konsultan
Pengawas/Direksi
8.2 Ukuran.
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera
dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
8.3 Perbedaan Gambar.
a. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah
Gambar.
b. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan
Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang berlaku/mengikat.
c. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja
Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku/ mengikat adalah Gambar Kerja
Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi
11. TEMPAT TINGGAL 11.1 Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja
(DOMISILI) apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Kontraktor
KONTRAKTOR dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis
alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim
Pengelola Teknis setempat dan Konsultan
Pengawas/Direksi
15. PEMERIKSAAN BAHAN 15.1 Semua bahan dan material dan komponen jadi yang
DAN KOMPONEN JADI didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam buku RKS ini
16. PEMERIKSAAN HASIL 16.1 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan
PEKERJAAN Kontraktor tetapi karena bahan/material ataupun
komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor
Persiapan Pekerjaan
17.2
a. Izin Bangunan
Izin Bangunan secara administrasi akan
diurus oleh Pemberi Tugas dalam
pelaksanaannya izin bangunan akan diurus
oleh Kontraktor. Biaya izin bangunan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan
menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun dalam lingkungan halaman tapak
pekerjaan atau pada pagar halaman
pekerjaan.
c. Papan nama Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang Papan
Nama Proyek atas biaya sendiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
d. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan, misalnya ijin pemakaian jalan,
ijin lingkungan menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana
19.11
Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :
a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-lubang
sisa pondasi, peninggian tanah untuk nol lantai
dan pada bagian-bagian pekerjaan yang
kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan
urugan tanah.
b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus,
sampah atau kotoran lainnya, bila terlalu basah
harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan bila
terlalu kering harus dengan air sesuai
persyaratan.
c. Setelah lapisan tanah dikupas, daerah bangunan
tersebut harus dipadatkan sehingga mencapai
90% kepadatan maksimum paling sedikit sedalam
15 cm sebelum urugan dilaksanakan
d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan setiap lapis
harus dipadatkan dengan hand compactor atau
tandem roller atau steel wheel power rollers.
Rollers yang digunakan maksimum 5 ton kecuali
atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi
digunakan peralatan yang lebih kecil guna
mencegah kerusakan struktur yang sudah ada.
e. Tanah urug yang terlalu kering harus dibasahi
dengan sprinkler yang diikuti dengan mesin
penggilas dibelakangnya, atau dengan cara lain
yang diusulkan Konsultan Pengawas/Direksi.
f. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan
membuat “bertangga” pada lereng tersebut untuk
memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah
urugan. Urugan kembali lubang pondasi hanya
boleh dilaksanakan seijin Konsultan
Pengawas/Direksi setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.
g. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas
tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah
atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis
berbutir (tanah lading atau berpasir) dan tidak
terlalu basah.
h. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin
pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan hanya
menggunakan timbres
i. Urugan tanah untuk meninggikan atau untuk
memperbaiki permukaan akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi menurut ketinggian,
lebar dan kedalaman yang diperlukan.
j. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah
atau disingkirkan dari atau ke tempat-tempat
yang akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
k. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah semua
lantai dan di bawah rabat sesuai gambar kerja.
l. Pekerjaan pembentukan tanah :
Muka tanah dimana akan didirikan bangunan
diatasnya harus dibentuk dengan rata menurut
garis-garis dan ketinggian yang telah
ditentukan di dalam Gambar Kerja.
Muka tanah dimana bangunan akan berdiri
diatasnya harus dibentuk dengan rata.
19.12
Urugan pasir
a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-
bagian dasar/bawah pasangan pondasi batu kali
atau pondasi lainnya sesuai gambar
b. Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal 10 cm
untuk dibawah pondasi
c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan
padat dengan cara ditimbris sambil disiram air
d. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari
19.13 kotoran-kotoran/humus-humus.
a. Semen Portland
1. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau
Standard Inggris BS-12.
2. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya,tidak diperkenankan untuk
digunakan.
3. Tempat penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga semen
bebas dari kelembaban
4. Konsultan pengawas dapat memeriksa semen
yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan.Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan untuk pengambilan contoh-contoh
tersebut,semen yang tidak dapat diterima
sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas,harus tidak dipergunakan/diafkir
5. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan
tersebut telah dipergunakan untuk beton,maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui
atas beban kontraktor.
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-
butir yang bersih dan bebas dari bahan – bahan
organis,Lumpur dan lain sebagainya,serta
memenuhi komposisi butir dan kekerasan seperti
yang tercantum dalam NI – 2 PBI 1971.
c. Agregat/kerikil
Agregat/kerikil yang digunakan harus bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum
dalam NI-2 PBI 1971 ,koral yang digunakan
ukuran 2/3 cm
d. Air
1. Air yang digunakan harus air tawar yang
bersih dan tidak mengandung
minyak ,asam,garam alkalis serta bahan-
bahan organis/bahan lain yang dapat merusak
beton.
2. Apabila dipandang pertlu Pengawas dapat
meminta kepada pemborong supaya air yang
dipakai diperiksa dilaboratorium pemerisaan
bahan yang resmi atas biaya pemborong.
e. Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang dipakai harus dari mutu U-
40 untuk baja diameter lebih besar atau sama
dengan 13 dan U-24 untuk baja diameter lebih
kecil 13, kecuali untuk diameter 19 keatas
harus menggunakan U-40 (ulir) sesuai dengan
PBI 1971, JIS SR 24 British Standard No 785
atau ASTM Designation A-15. dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Konsultan Pengawas berhak meminta kepada
kontraktor,surat keterangan tentang pengujian
oleh pabrik dari semua baja tulangan beton
yang disediakan untuk persetujuan konsultan
pengawas sesuai dengan persyaratan mutu
untuk setiap bagian konstruksi seperti
tercantum dalam gambar rencana
3. Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat-cacat
seperti serpih-serpih,karat dan zat kimia
lainnya yang dapat mengurangi/merusak daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
4. Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk
ukuran.diameter besi ulir adalah diameter
dalam.
5. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai
dalam Gambar Kerja, penggantian dengan
diameter lain harus dengan persetujuan tertulis
dari Direksi. Segala biaya yang diakibatkan oleh
penggantian tulangan terhadap yang digambar
sejauh bukan kesalahan Gambar Kerja adalah
tanggung jawab Kontraktor.
6. Semua baja tulangan harus disimpan pada
tempat yang bebas lembab, disesuaikan
diameter serta asal pembelian. Semua baja
tulangan harus dilindungi terhadap semua
macam kotoran dan lemak serta sejauh
mungkin dilindungi terhadap karat.
Bahan campuran tambahan (Additives)
a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete
20.3 admixture / Additives) kecuali yang disebut tegas
dalam Gambar Kerja atau RKS harus seijin tertulis
dari Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan
awal (initial set) tidak boleh dipakai. Sedangkan
untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic
pressure) tidak boleh bahan kedap air yang
mengandung garam stearate.
c. Bahan campuran tambahan beton harus sesuai
dengan iklim tropis dan memenuhi AS 1978 &
ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus sebagai
pengurang air adukan dan penunda pengerasan
awal.
d. Semua Admixture yang akan digunakan,
ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda
uji / contoh-contoh yang dibuat dan telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas /
Direksi.
e. Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya
suatu pengecoran beton dipakai bahan perekat
CALBOND sebelum dicor dengan beton baru, serta
permukaannya harus dikasarkan.
Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3 liter
calbond dicampur dengan larutan semen/PC
sekitar 25% nya dengan cara ditaburkan.
Bekisting
a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau
20.4
papan borneo tenal minimal 2 cm dengan rangka
penguat penyokong dan penyangga dibuat dari
kayu borneo 5/7, 5/10 secukupnya, sehingga
mampu mendapatkan kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan
beton. Untuk kolom struktur dipakai papan borneo
tebal 3/20.
b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu borneo
dengan ukuran minimum 5/10 cm atau pipa besi
(scaffolding). Tidak diperkenankan memakai
bamboo.
c. Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak
harus dibuat lebih kokoh dan lebih kaku,
permukaan panel lurus, halus sehingga
menghasilkan bidang yang rata dan halus.
Persyaratan Teknis
Komposisi campuran beton
20.5 a. Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir,
kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan; semuanya dicampur dalam
perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-
baiknya sehingg sampai didapat kekentalan
yang tepat.
b. Komposisi campuran beton dibuat dengan
perbandingan volume dengan multibeton
berdasarkan mix disain sebagai berikut :
Perbandingan Pengunaan
1PC : 3PS : 5 AgrUntuk pekerjaan beton tumbuk
rabat dan lantai kerja
Mutu beton K-175 Untuk Pekerjaan beton
bertulang: kolom praktis
Mutu beton K-300 Untuk pekerjaan beton
bertulang: sloof, kolom,
balok,plat lantai, plat dak
a. Baja Tulangan
Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk
20.9 dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-
ukuran yang tertera pada gambar –gambar
konstruksi
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan
dingin,pemanasan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan
disetujui oleh konsultan pengawas
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai
dengan gambar rencana . Untuk menempatkan
tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan
harus diikat kuat dengan kawat beton dengan
bantalan beton decking atau kursi-kursi besi/cakar
ayam perenggang.dalam segala hal untuk besi
beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat,sehingga tidak ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel
apabila tidak ditentukan dalam gambar
rencana,minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar
dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana dan perhitungan,apabila
dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar,maka yang menentukan adalah luas
tulangan ,dalam hal ini kontraktor diwajibkan
meminta persetujuan terlebih dahulu dari
konsultan pengawas.
Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan,serta harus
20.10 mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian – bagian
konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar
rencana,maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebgai
berikut :
Balok Sloof = 4,00 cm
Kolom = 3,00 cm
Balok = 2,50 cm
Pelat Dak Beton = 1,50 cm
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan
perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari
20.12 masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
pengerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Mengaduk :
Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari
32o C dan tidak kurang dari 4,50 C. Bila suhu dari
Beton yang dituang berada antara 270 C dan 320
C,beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk
20.13 kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada
waktu iklim sedemikian rupa,sehingga suhu dari
beton melebihi 320 C,sebagai yang ditetapkan oleh
konsultan pengawas,kontraktor harus mengambil
langkah – langkah yang efektif,upamanya
mendinginkan agregat,mencampur dengan es dan
mengecor pada waktu malam hari bila perlu,untuk
mempertahankan suhu beton,waktu dicor pada
suhu dibawah 320 C.
Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk,dan ukuran
yang ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang
dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan
20.14 dimulai. Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat
mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak
dapat diterima dalam segi apapun dan kontraktor
harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir
dan menggantinya atas biaya sendiri.
Konstruksi Cetakan:
Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk
pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan,tanpa
20.15
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang
menyebabkan perubahan nilai slump.
Pengecoran :
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan
cetakan,ukuran dan letak baja tulangan beton
sesuai gambar rencana/pelaksanaan,pemasangan
sparing-sparing instalasi,penyokong,pengikat dan
lain-lainnya selesai dikerjakan.sebelum
pengecoran dimulai permukaan – permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran harus
sudah disetujui oleh konsultan pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton dimulai ,semua
permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan) harus bersih dari air yang
tergenang,reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor
harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
c. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih
dari 2 meter,semua penuangan beton harus selalu
lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih
dari 50 cm.Konsultan pengawas berhak untuk
mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran
dengan tebal 50 cm,tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.
d. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama
hujan deras berlangsung sehingga spesikasi
mortar terpisah dari agregat kasar. Selama
hujan,air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint dan air
semen atau spesi yang terhampar harus dibuang
sebelum pekerjaan dilanjutkan.
e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai
sepadat mungkin ,sehingga bebas dari kantong-
kantong kerikil,dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan matrial yang
diletakanDalam pemadatan setiap lapisan dari
beton,kepala alat penggetar( Vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan kembali
beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak
dibawah.Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan
airnya ,semua beton harus dipadatkan dengan
alat penggetar type immerson beroprasi dengan
kecepatan paling sedikit 3000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton
f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan
pengawas pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk
serta staf kontraktor yang setaraf ada di tempat
kerja,dan persiapan betul-betul telah memadai.
Perawatan ( Curing )
a. Semua beton harus dirawat dengan air seperti
ditentukan di bawah ini atau disemprot dengan
curing Agent ANTISOLS merk SIKA.Konsultan
pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian –
20.17 bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi
terhadap sinar matahari yang langsung minimal
selama 3 hari sesudah pengecoran.perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi
permukaan beton dengan deklit/karung bekas
yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera
setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari,yaitu
dengan melakukan penggenangan dengan air
terus menerus pada permukaan beton paling
sedikit selama 14 hari
Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap
kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir
oleh Konsultan Pengawas.
20.18 Perbaikan Permukaan Beton :
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan
beton yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan,atau tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis permukaan,atau ternyata ada
permukaan yang rusak,hal itu dianggap tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang
dan diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri.
Kecuali bila konsultan pengawas memberikan
izinnya untuk menambal tempat yang rusak,dalam
hal mana penambalan harus dikerjakan seperti
yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan
perbaikan adalah yang terdiri dari sarang
kerikil,kerusakan-kerusakan karena
cetakan,lobang-lobang karena keropos,ketidak
rataan / pembengkakan harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.Sarang
kerikil dan beton lainnya harus dipahat,lobang-
lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam
dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan
terikat ditempatnya.Semua lobang harus terus
menerus dibasahi selama 24 jam sebelum
dicor,dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut Konsultan pengawas, hal-hal tidak
sempurna pada bagian bangunan yang akan
terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya ,kontraktor wajib untuk
menutupi seluruh dinding ( dengan spesi Plesteran
1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi
1cm,demikian juga pada dinding yang berbatasan
( yang bersambungan) sesuai dengan instruksi
dari konsultan pengawas. Perlu diperhatikan untuk
permukaan yang datar batas tolleransi kelurusan (
Pencekungan/pencembungan) bidang tidak boleh
melebihi dari L/1000 untuk semua komponen
21 PEKERJAAN PONDASI 21.1 Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Pondasi Batu Kosong Aanstamping
Pekerjaan Pondasi pasangan batu kali.
Pondasi Telapak
a. Semen
b.Pasir Beton
c. Koral/Kerikil Beton
d.Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang
bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,minyak
garam alkalis, asam yang dapat merusak
beton.Apabila diperlukan ,direksi dapat meminta
kepada pemborong untuk memeriksakan air yang
akan digunakan ke laboratorium pemeriksaan yang
resmi dan sah atas biaya pemborong.
e. Baja Tulangan
23.2 Adukan
Adukan untuk pemasangan keramik lantai adalah :
Pelaksanaan Pekerjaan
23.3
a. Seluruh rongga dan bagian belakang keramik
dan harus berisi dengan adukan pada waktu
pemasangan. Bila ada pemotongan tidak
boleh kurang dari setengah ukuran keramik.
b. Pada sisi yang perbatasan dengan saluran di
buat pasangan pembatas terbuat dari
pasangan bata daerah dengan adukan 1 PC :
5 Ps, Diplester pada bagian yang terlihat,
kemudian di aci.
c. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/
Waterpasss, siar yang tidak lurus/berombak,
retak dan cacat lainya, harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya pemborong.
24.2 Bahan
Bahan yang dipakai untuk kusen dan daun
jendela secara umum adalah mengunakan
alumunium CA (anodized) 4 inch, produk dalam
negeri sekualitas Alexindo, YKK lengkap
accesoriesnya.
a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan
bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca
dengan menggunakan karet sealer atau
sealent yang berkualitas baik.
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup
celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium
Bahan untuk kusen alumunium dan teknis
pemasangan harus sesuai persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Rangka laumunium dari type yang ditunjukan
dalam gambar-gambar adalah merupakan ide
dasar perencana, yang selanjutnya harus
dilengkapi dengan gambar kerja oleh kontraktor
sesuai dengan petunjuk oleh pabrik penghasil dari
jenis yang akan dipergunakan.
24.3 Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan pembuatan dan
pemasangan kusen, pintu dan jendela
Alumunium harus dilakukan oleh pabrik
penghasil dari bahan yang digunakan dengan
memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela
alumunium boleh dibawa ke lapangan /
halaman pekerjaan jika pekerjaan konstruksi
benar-benar mencapai tahap pemasangan
kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa
celah sedikitpun
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan
jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta
cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan
e. Pemasangan harus sesuai dengan gambar
rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
f. Setiap sambungan atau pertemuan dengan
dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi sealent.
g. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar
dengan sekrup kepala tanam galvaniced
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap
sambungan harus kedap air.
h. Semua alumunium yang akan dikerjakan
maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan Lacquer film.
i. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran,
pengecatan dinding dan bila kusen alumunium
telah terpasang maka kusen tersebut harus
tetap dilindungi oleh lacquer film atau plastic
tape agar kusen tetap terjamin kebersihanya.
j. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor
diwajibkan meneliti gambar dan kondisi
lapangan serta membuat shop drawing.
k. Tipe pintu jendela dan dinding partisi yang
terpasang harus sesuai daftar tipe yang
tertera dalam gambar dengan memperhatikan
ukuran-ukuran, bentuk profil, material detail
arah bukaan dan lain-lain dengan petunjuk
sbb:
Gambar Uraian
Denah Lokasi, Jenis bukaan, engsel-
engsel
Daftar jenis pintu Merk, kualitas, bentuk
ukuran, jendela material
finish, tipe anti corrosive
treatment, glass hardware
dan lain-lain
Shop drawing Tipe/jenis ukuran, lokasi dan
detail kedudukan pintu dan
jendela.
l. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk,
tidak memenuhi persyaratan seperti yang
tertulis dalam RKS ini maupun tidak sesuai
dengan gambar kerja. Ketidak cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat
kelalaian dan ketidak telitian kontraktor dalam
gambar pelelangan dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus
diganti hingga disetujui pengawas lapangan,
perbaikan, perubahan dan penggantian harus
dilaksanakan atas biaya kontraktor dan tidak
dapat claim sebagai pekerjaan tambah,
maupun penambahan waktu.
m. Perubahan material karena alas an tertentu
harus diajukan kepada konsultan pengawas
untuk mendapat persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk
perubahan yang mengakibatkan pekerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan kurang.
n. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan
atau telah terpasang harus segera dilindungi
terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang
memenuhi syarat.
25.2 Bahan
a. Kaca bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai
adalah buatan dalam negeri dengan ketebalan
5 mm dan 12 mm disesuaikan dengan yang
ada pada gambar . Bahan kaca harus utuh
dan jernih, tidak boleh bergelombang,
berbintik atau cacat lainya. Kaca 5 mm dan 10
mm sekualitas ASAHI
25.3 Pelaksanaan
a. Semua jenis kaca yang dipasang pada kusen
alumunium harus diberi list kaca yang kuat
dan rapat dengan bahan list karet atau sielent
yang bermutu baik.
b. Semua kaca yang telah terpasang harus
dijaga agar tidak terganggu dan dikotori
akibat pekerjaan lain yang masih
dilaksanakan. Kaca yang pecah atau retak
atau tergores harus diganti. Semua kaca
terpasang harus dibersihkan sebaik-baiknya
dengan hati-hati.
26 PEKERJAAN ALAT 26.1 Lingkup Pekerjaan
PENGGANTUNG DAN Pekerjaan ini meliputi : Pengadaan dan pemasangan
PENGUNCI semua bahan perlengkapan pintu dan jendela
seperti : kunci, engsel, sloot dan hardware lainya
yang dipergunakan didalam pekerjaan ini :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka
alumunium
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam
gambar
26.2 Bahan
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan
untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela
disesuaikan dengan jenis bahan pintu
Bahan :
- Lever handle sekualitas dekson
- Body kunci+cylinder sekualitas dekson
- Engsel pintu sekualitas dekson
- Door closer sekualitas dekson
- Flust Bolt Sekualitas dekson
- Engsel casement sekualitas dekson
- Rambucis sekualitas dekson
Bahan -bahan
28.2 Semua material untuk konstruksi baja harus
menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot
rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37
(PPBBI-83 ) atau ASTM A 36 atau SS 41 ( JIS. U 3101-
1970 ). Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih
dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh pekerjaan baja
setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat
dengan mechanical Wire Brush, kecuali untuk bagian-
bagian/tempat-tempat yangsulit dapat digunakan
sikat baja kemudian dicat dengan cat primer 1 (satu)
kalidengan cat ICI Green Primer R 540 - 157 dengan
ketebalan minimum 35 micron.
c. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC
specification, baru dapat dilaksanakan dengan seijin
Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las
listrik.Las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel"
atau yang setaraf.Kontraktor harus menyediakan
tukang las yang berpengalaman dengan hasil
pengalaman yang baik dalam melaksanakan
konstruksi baja-baja ber tingkat .Permukaan bagian
yang akan dilas harus dibersihkan dari cat,
minyak,karat dan bekas-bekas potongan api yang
kasar. Bekas potongan api harus digurinda dengan
rata.Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan
disikat.Metode pengelasan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada
elemen konstruksi baja yang dilas.Pada pekerjaan las
dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebih
dari satu kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan
berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu
dari kerak- kerak las / slag dan percikan-percikan
logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan
maximum 7 mm.Lapisan las yang berpori-pori atau
retak atau rusak harus dibuang sama sekali.Bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian
tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti dibawah
dan harus sesuai dengan standard AWS
D1.0. :Pengujian secara Radiographic harus sesuai
dengan lampiran B dariAWS D 1.0.
Dan bila ada kerusakan maka segala macam biaya
yang menyangkut perbaikan harus dtanggung oleh
Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las
dan teknik serta standard yang dipakai harus sesuai
dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuai
dengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic
Contact Examination or Weldmends : E273-68:
Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral
Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.Cara
pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai
dengan ASTME109.Cara pemeriksaan dengan "liquid
Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109.Semua
lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas.
Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian
bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab
Kontraktor
d. Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan
sesuai dengan diameternya. Kontraktor tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru dilapangan
tanpa seijin Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut
harus memakai bor.Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin
pons.Membuat lubang baut dengan api sama sekali
tidak diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut
Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan lain dalam
gambar.Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih
besar dari diameter baut.Pemasangan dan
pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang
berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan
baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momen torsi
yang sesuai dengan buku petunjuk untuk
pengencangan masing-masing baut.Panjang baut
harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masihdapat paling sedikit 4 ulir yang
menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut.Baut harus
dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
kedua sisinya.Untuk menjamin pengencangan baut
yang dikehendaki, maka baut-bautyang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna
menghindari adanya baut yang tidak dapat
dikencangkan.
c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata.
Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan dengan
brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin
las sekali-kali tidak diperkenankan.
d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan
diatas papan atau balok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan
tanah, sehingga tidak merusak material.Dalam
penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak,
bengkok.
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu
setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan,
guna pengecekan Pemberi Tugas.Penempatan elemen
konstruksi baja dilapangan harus ditempat yangkering
/ cukup terlindung, sehingga tidak merusak elemen-
elementersebut.Pemberi Tugas berhak untuk menolak
elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena
salah penempatan atau rusak.
e. Erection
Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus
memeriksa kembali kedudukan angker-angker baja
dan memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode
dan urutan pelaksanaan erection.Perhatian khusus
dalam pemasangan angker-angker untuk kolom
dimana jarak-jarak / kedudukan angker-angker harus
tetap dan akurat untuk mencegah ketidakcocokan
dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama
pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser,
misalnya dengan mengelas pada tulangan pile
cap.Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan
pekerja-pekerjanya dilapangan. Untuk ini Kontraktor
harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety
helmet, sarung tangan dan pemadam
kebakaran.Pelaksanaan erection ini harus dikepalai
oleh seorang yang benar-benar ahli dan
berpengalaman dalam erection konstruksi baja
bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak
menguntungkan bagi struktur.Kegagalan dalam
erection ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab itu Kontraktor
diminta untuk memberi perhatiankhusus pada
masalah erection ini.Semua pelat-pelat atau elemen
yang rusak setelah fabrikasi, tidak akandiperbolehkan
dipakai untuk erection.Untuk pekerjaan erection
dilapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga
ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa
mengawasi danbertanggung jawab atas pekerjaan
erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan
erection tersebut harus mendapat persetujuan
Pemberi Tugas.Penempatan konstruksi baja
dilapangan harus diatur sedemikian rupasehingga
memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harus
memberitahukan Pemberi Tugas sebelum pengiriman
konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah
dilapangan, konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak
dan kotor.Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan
bengkok, Kontraktor harus mengganti yang baru.
Setelah Erection selesai maka konstruksi baja dicat
primer lagi dengan typecat ICI Green Primer R 540 -
157 setebal 35 micron.
f. Pengecatan akhir
Pengecatan akhir dilakukan 2 (dua) kali dengan cat
KANSAI Super Structure R 350 line masing-masing
setebal 30 micron. Pengecatan akhir ini dilakukan
setelah cat primer kedua betul-betul kering.
Persyaratan Umum
a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan dalam standard dan normalisasi
di indonesia dan atau sesuai dengan
spesifikasi pembuat.
b. Pabrik dan penyedia jasa konstruksi harus
member jaminan minimal selama 5 (lima)
tahun terhitung dari waktu penyerahan atas
semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan
cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat
lainya.
Persyaratan bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap
udara dan garam. Product cat:
- Cat tembok, beton exterior digunakan cat
setara Vinilex. Khusus cat dinding, bagian
dalam interior mengunakan cat setara Vinilex.
- Cat plafond mengunakan cat sekualitas ICI
Pentelite
- Finishing melamic sekualitas Danapaint
- Cat kayu menggunakan cat sekualitas SEIV
b. Bahan Didatangkan langsung dari pabrik.
Tiba di tapak/site konstruksi harus masih
tersegel baik dalam kemasanya yang tidak
cacat, serta disetujui pengawas lapangan.
Persyaratan Teknis
a. Peralatan seperti : kuas, roller, sikat kawat,
kape dan sebagainya, harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk
pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan
kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal, harus
dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang
Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui konsultan
pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan
kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang
kurang menutupi atau lepas, sebagaimana
ditunjukan oleh konsultan pengawas. Biaya
untuk hal ini ditanggung kontraktor tidak
dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.
b. Pekerjaan pengecatan dinding, plafond dan
beton
1. Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh
permukaan harus dibersihkan dari debu,
lemak, kotoran atau noda lain, bekas cat
yang terkelupas dan dalam kondisi kering.
2. Untuk meratakan permukaan dinding atau
beton digunakan plamur tembok sampai
rata, kemudian dihaliskan dengan amplas
dan dibersihkan dari debu. Dan khusus
untuk pengecatan dinding bagian luar
untuk meratakanya tanpa menggunakan
plamur, cukup dengan menghaluskan
dengan amplas saja.
3. Pengecatan dilakukan berulang-ulang
sampai 9 (tiga) lapisan. Pengecatan
lapisan pertama dan lapisan berikutnya
harus diberi jarak waktu 24 jam agar
cukup kering dan meresap pada bagian
pengecatan.
4. Untuk pengecatan langit-langit karena
sulit dijangkau dengan kuas dapat
menggunakan rolled. Pengecatan langit-
langit yang ditentukan dengan pengecatan
jamsetone harus mengunakan mesin
compressor.
5. Hasil pengecatan yang masih belum rata
harus diperbaiki dan di ulang kembali
c. Pekerjaan pengecatan Metal
Seluruh metal harus dicat dasar dengan
Zinkcromate baik yang diekspose (tampak)
ataupun tidak tampak :
1. Persiapan sebelum pengecatan
Bersihkan permukaan dari kulit
giling(kerak/milscale), karat, minyak
lemak dan kotoran lain secara teliti
seksama dan menyeluruh, sehingga
permukaan yang dimaksud menampilkan
tampak metal yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat
kawat mekanik/ mechanical wire brush
akhirnya permukaan dibersihkan dengan
sikat.
2. Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan
sebelum komponen bahan/material metal
terpasang.