Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN RUMAH NEGARA (T-45/40 UNIT) DAN SARPRAS


LANTAMAL V (PAKET 2)

LINGKUP PEKERJAAN
a   Pekerjaan Persiapan        
b   Pekerjaan Tanah        
c   Pekerjaan Struktur        
d   Pekerjaan Pasangan        
e   Pekerjaan Penutup atap dan plafond    
f   Pekerjaan Kusen pintu dan jendela    
g   Pekerjaan Pengecatan      
h   Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal    
                       
UMUM
- Pekerjaan persiapan untuk mengerjakan suatu bangunan yaitu
meliputi :      
  Pematokan/Pengukuran lokasi bangunan yang akan
1
dikerjakan        
  Pembersihan lokasi dari rumput dan akar-akar pohon yang
2
mengganggu      
  Pekerjaan cut and fill untuk menentukan peil lantai dasar bangunan dan
3
peil halaman    
- Pembersihan dan perataan tanah akhir
proyek :            
  Pembersihan dalam gedung dari bercak-bercak, kotoran-kotoran, sisa
1
bahan bangunan.    
Pembersihan lokasi dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa bahan
2
  bangunan.      
Perataan/pembuangan/perapihan tanah
3
  bekas galian.          
                       
KANTOR DIREKSI KEET
Kantor Direksi dan Pemborong
a. (Bouwkeet).            
1 Menyediakan, pada tempat yang disetujui Direksi, dan selama berlangsungnya
pekerjaan : Kantor Direksi, transport dan komunikasi (radio) untuk dipakai Direksi
beserta stafnya, dilengkapi dengan KM/WC, meja dan kursi kerja, meja dan kursi rapat,
white board dan perlengkapan yang tersebut dalam spesifikasi khusus atas petunjuk
  Direksi.
2 Pada akhir pelaksanaan, Kantor beserta peralatannya harus dipindah atau dibongkar
sesuai dengan petunjuk Direksi dan tanah bekas penempatan kantor tersebut harus
  dirapikan kembali.
  3 Penyediaan dan pengerjaan hal tersebut diatas sudah termasuk dalam pembiayaan dalam kontr
b. Perumahan Buruh dan Gudang-gudang.            
Menyediakan dan membiayai pembuatan rumah buruh (bedeng) dan gudang yang
  diperlukan sehubungan pelaksanaan pekerjaan.  
c. Air dan Listrik Kerja.                
Menyediakan air bersih dan listrik untuk penerangan kantor, rumah buruh, gudang dan
  daya listrik untuk keperluan alat-alat berupa mesin.  
d. Alat-alat Kerja/Bantu                
Menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan seperti
beton molen, fibrator, genset, mesin pemotong ubin/keramik dan lain sebagainya yang
  diperlukan  
PEKERJAAN PENGUKURAN
a. Mengerjakan pemasangan patok-patok untuk menentukan letak bangunan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui
oleh direksi sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi atas
pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu, dan Kontraktor harus mengerjakan revisi
tersebut sesuai dengan petunjuk direksi. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh
kontraktor untuk disetujui direksi.
b. Menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya. Semua tanda-tanda di lapangan yang
diperlukan oleh Direksi atau dipasang sendiri oleh Kontraktor harus tetap dipelihara dan
dijaga dengan baik. Apabila ada tanda-tanda yang rusak dan harus diganti sesuai petunjuk
Direksi.
c Pada keadaan di mana ada penyimpangan dari gambar rencana, kontraktor harus
mengajukan tiga lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok itu. Direksi akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan revisi pada gambar tersebut. Gambar tersebut
harus digambar kembali di kertas kalkir agar dapat direproduksi. Ukuran maupun huruf yang
dipakai pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan Direksi
PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan tanah mencakup pekerjaan-pekerjaan yang sehubungan dengan dengan
penggalian dan penimbunan (cut and fill) atau pembuangan tanah, batu-batu atau material
lain dari satu tempat ke tempat lain, untuk mendapatkan tanah seperti yang direncanakan
sesuai dengan gambar rencana.
b. Kontraktor harus melihat sendiri ketempat pekerjaan pada waktu mempersiapkan
penawaran untuk meyakinkan tentang macam tanah, keadaan lapisan, volume, lokasi dan
lain-lain kemungkinan untuk dapat memenuhi syarat-syarat spesifikasi.
1. Cara pelaksanaan            
a. Semua jenis galian disesuaikan dengan rencana gambar. Semua ukuran harus diteliti dengan
  baik agar mendapatkan hasil yang maksimal. Kedalaman galian diukur dari peil lantai ± 0.00.
b. Bila dalam suatu keadaan direksi memandang perlu untuk memperbaiki/merubah arah,
dimensi atau bentuk, maka Direksi akan membuat perincian yang mendetail mengenai
perubahan tersebut. Kedalaman galian sudah harus diperhitungkan urugan pasir, pasangan
  dan lantai kerja.
c.Sisi lain pondasi harus dibuat dengan kemiringan yang cukup agar tanah tidak mudah
  longsor, selama pekerjaan pondasi berlangsung.
d.Pengurugan pasir untuk alas pondasi dengan ketebalan pengurugan sesuai dengan
  persyaratan dalam spesifikasi.
e.Pasir urug yang digunakan pasir darat, harus bersih dan tidak mengandung potongan-
  potongan bahan keras yang berukuran lebih besar dari 15 mm tebal 10 cm padat.
                       

PASANG BOUWPLANK
a. Jenis bahan terdiri :                
Papan 2/220 dari kwalitas kayu
  1.
borneo            
Tiang-tiang 5/7 dari kwalitas kayu
  2.
borneo            
b. Cara pelaksanaan                
1. Permukaan (sisi) atas papan diserut hingga rata dan lurus, dipasang horizontal yang
disangga dengan kayu kaso 5/7 yang ditanam dalam tanah, hingga tiang dalam posisi
  kuat dan tidak mudah bergerak
2. Jarak tiang 1 s/d 2 m ditancapkan dalam tanah dengan      
  kuat.  
3. Minimal dibuat patok beton tulang 4 titik 75 cm di atas permukaan tanah yang telah
  diratakan (cut & fill) sebagai patok induk (dasar).
4. Pemasangan bouwplank dibuat 2.00 m di luar as sisi tepi    
  bangunan.  
5. Pada semua sisi bouwplank diberi tanda as bangunan dengan cat kayu agar tidak mudah
  terhapus, dengan alat ukur Theodolit
PEKERJAAN BETON
a. Umum                    
- Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan
beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan referensi dibawah ini :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI            
1.
  1991)
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk            
2.
  Gedung 1983
American Society of Testing and Materials            
3.
  (ASTM)
Standar Industri Indonesia                
4.
  (SII)
Standard Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan    
5.
  Gedung. SKSNI T-15-1991-03
Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
6. untuk Rumah dan Gedung (SKBI 2362-1986), yang diterbitkan oleh
  Departemen Pekerjaan Umum.
` Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut diatas, maka Peraturan-peraturan
menentukan.
- Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan tepatan serta kesesuaian yang tinggi menurut p
teknis, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas untuk peke
memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor sendiri.
- Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh Konsult
b. Bahan-Bahan            
  1. Semen :            
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan persyaratan NI-
Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau “Specification for Portland Cement” (ASTM
  produksi dari satu merk/pabrik.
b. Kontraktor harus mengiriPengawasan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualit
yang digunakan "Manufacture's Test Certificate" yang menyatakan memenuhi persyaratan te
  huruf "a" di atas.
c. Kontraktor harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah terjadinya kerusakan d
  ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan d
  harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas 3 x 24 jam.
  e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.  
  2. Agregat Kasar :          
a. Agregat yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan “Spesification for Concrete Aggregate
  33)
b. Agregat Kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi se
  NI-2 pasal 3, 4, 5 bab III, serta mempunyai ukuran terbesar 2.5 cm.
c. Agregat Kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila
pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami pem
  melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles.
d. Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang meru
  tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% serta mempunyai gradasi seperti.
3. Agregat Halus :          
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus bers
lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton
3, sebagai referensi, boleh digunakan pasir Galunggung.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang t
mempunyai gradasi.
4. Air :            
  Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat yang
dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum.
5. Baja tulangan :          
a. Baja tulangan yang digunakan terdiri dari baja polos dan ulir dengan mutu U-24 untuk dia. < 12 mm
12 mm dengan tegangan leleh masing-masing 2400 kg/cm2 dan 3900 kg/cm2 untuk beton konve
perlu Pemberi tugas atau Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan untuk melakukan pen
tarik-putus dan "bending" untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya Kontraktor.
b. Batang-batang baja tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan dihindari
tulangan diudara terbuka.
c. Kawat beton berukuran minimal 1 mm dengan mutu tinggi standar SII.
d. Batang-batang baja tulangan yang berlainan ukurannya harus disimpan pada tempat terpisah dan dib

6. Bahan pencampur :          
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Kon
Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor harus mengadakan percobaan-percobaan pe
W/C ratio dari penambahan bahan pencampur (admixture) tersebut.
7. Cetakan Beton :          
  Dapat menggunakan kayu, multiplek dengan tebal minimal 18 mm atau plat baja, deng
ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI-2 pasal 1 Bab 5 jarak rangka kayu harus disetujui Ko
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. Lingkup pekerjaan :        
  Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan untuk memasang batu bata,seperti :
  a. pekerjaan pasangan dinding      
  b. pekerjaan rolag        
  c. pekerjaan pasangan bagian atas saluran keliling  
2. Jenis Dinding & Adukan        
  a. Jenis Dinding        
    1. Pasangan Batu bata.      
2. Pasangan Batu bata digunakan untuk seluruh pasangan dinding yang ada dalam bangunan i
    dan sesuai dengan gambar rancangan.
    3. Pasangan Dinding Beton dan kolom praktis sesuai gambar rancangan.
  b. Jenis Adukan        
Adukan biasa dengan campuran 1 PC : 5 Pasir. Digunakan untuk seluruh pasangan dinding Batu
    bata.
3. Syarat-syarat bahan :        
  a. Semen Portland harus memenuhi NI-8.    
  b. Pasir harus memenuhi NI – 3 Pasal 14 ayat 2.  
Adukan digunakan spesi 1 semen dan 4 pasir. 30 cm di atas dan di bawah lantai digunakan spesi
c.
  semen dan 2 pasir.
  d. Batu bata ukuran 65 x 90 x 190 mm sesuai dengan SII-0021-78
4. Pemasangan dan tata kerja :      
  a. Adukan harus diaduk dengan mesin pengaduk seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan bet
  b. Semua pemasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus dan berjarak sam
  c. Sebelum dipasang Batu Bata tersebut harus dibasahi dengan air.
  d. Tebal spesi adalah 1 cm – 2 cm.      
  e. Berikan contoh dari batu bata untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/M.K.
f. Setiap bidang pasangan Batu Bata yang lebarnya melebihi 3 meter harus ditambahkan ko
praktis, demikian pula untuk bidang yang tingginya melebihi 3 meter harus ditambahkan den
balok praktis untuk mencegah agar pasangan bata kaku. Atau ketentuan lain atas petun
  konsultan pengawas.
  g. pemasangan Batu Bata harus bertahap setiap tahap 24 lapis dan diikuti cor kolom praktis.
  h. Sebelum diplester Batu Bata harus disiram air lebih dahulu.
i. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan. Sedangkan bata merah yang patah 2 tida
  boleh dipasang melebihi dari 5 %.
  j. Pasangan Batu Bata harus menghasilkan finish 15 cm untuk ½ batu dan finish 25 cm untuk 1 bat
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup pekerjaan              
  Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan plesteran.  
2. Jenis Plesteran                
  a.       Jenis Plesteran Biasa
b.       Plesteran biasa dengan campuran 1 PC : 5 Pasir. Digunakan untuk permukaan-permukaan dindin
  pasangan Batu Bata pada bagian luar
  c.       Jenis Plesteran Trasraam
d.       Plesteran biasa dengan campuran 1 PC : 2 Pasir. Digunakan untuk permukaan-permukaan dindin
  pasangan Batu Bata press pada bagian dalam.
3. Syarat-syarat bagian yang diplester            
a.       Permukaan pasangan Batu Bata diplester 1pc : 4ps, kecuali pasangan Batu Bata di bawah 0.00, d
  atas 30 cm dan 1.60 m dari lantai (khusus daerah basah) diplester dengan adukan 1pc : 2ps.
  b.       Semua kolom, balok, dinding, langit-langit beton diplester dengan adukan 1pc : 3ps.
c.       Khusus dinding beton yang berhubungan langsung dengan tanah dan plat atap beton yang
berhubungan dengan air hujan dilapisi dengan water proofing terlebih dahulu sebelum diplester deng
  adukan 1pc : 2ps.
4. Bahan-bahan :                
a.       Portland Cement : Cibinong, Tiga Roda, Gresik, atau
  setara      
b.       Pasir untuk campuran plester : 1pc : 2ps, 1pc : 3ps,
  1pc : 4ps.      
  c.       Air bersih, tidak berwarna bebas dari minyak-minyak, garam dan asam alkali.  
5. Tata kerja                
  a. Campurlah lebih dulu bahan-bahan kering sebelum diberi air.
  b. Tidak diijinkan untuk memakai kembali adukan yang sudah mengeras/kering.
c. Plesterkanlah campuran 1pc : 2ps (trasram) pada permukaan pasangan bata seperti yang te
  ditentukan dalam gambar (30 cm di atas dan di bawah permukaan tanah atau daerah yang basah).
d. Plesteran trassram toilet harus setinggi minimal 1,60
     
  meter.
e. Permukaan beton; tebal minimal 0,50 cm dan maksimal      
  0,80 cm.
f. Permukaan Batu Bata ; tebal plesteran minimal 1,50 cm dan maksimal 2    
  cm.
g. Tempelkan tepat pada pasangan Batu Bata dengan menggunakan baut-baut pengikat sedemikian r
  sehingga lurus dan tidak miring.
  h. Plesteran semen portland dijaga agar permukaan yang baru diplester tetap basah selama 48 jam.
i. Basahilah secukupnya tiap-tiap plesteran, bila plesteran tersebut mulai mengeras, untuk mencega
  retak-retak. Lindungilah plesteran dari penguapan yang berlebihan selama udara panas dan kering.
  j. Permukaan bidang plesteran setelah diaci yang tampak harus terlihat rata dan tidak bergelombang.
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
1 Pekerjaan Kusen Alumunium  
  a. Jenis bahan dan penggunaan  
    a. Jenis : Kusen Alumunium  
    b. Penggunaan meliputi seluruh kusen jendela dan daun jendela dilaksanakan pada ekste
detail yang ditunjukkan pada gambar rancangan.
  b. Syarat kualitas    
  - Bahan :      
    Alumunium profil dengan Bilet utama (primary) standard A.6063 t5. Memenuhi ketentua
extrusi SII : 0649-82, 0695-82 dan Alloy 1100 atau 5005, serta tidak terbuat dari bahan-ba
  - Profil :      
    a. Ukuran memenuhi persyaratan perhitungan teknis (misalnya beban angin, kebocoran u
lain).
    b. Ketebalan minimal 6 cm  
    c. Pewarnaan minimal 23 micron, warna akan ditentukan kemudian.
  - Persyaratan Spesifikasi Teknis yang harus dipenuhi profil adalah sebagai berikut :
    a. Tipe shop front : Beban angina minimum 100 kg/m2.
    b. Tipe pintu : Beban angina minimum 100 kg/m2.
    c. Daya serap terhadap suara 32 dB dalam kaca 5 mm.
    d. Nilai deformasi :    
    1. Horizontal    
    2. Vertikal    
  - Persyaratan teknis ini harus disertai hasil tes laboratorium yang dilaksanakan oleh lembag
dan spesialis dalam bidangnya dan disaksikan oleh Pengawas dan Direksi Lapangan. Persa
kualitas material lainnya yang harus dipenuhi :
    a)      Join Becke    
    b)      Neoprane    
    c)      Setting Block : EPDM dengan kekerasan 70 Durometer (untuk kaca)
    d)      Joint Sealar    
    e)      Lapisan Galvanished  
    f)       Lapisan Anti Karat  
  c.     Syarat Pelaksanaan        
1. Pelaksana Pekerjaan agar membuat table daftar kegiatan tahap pelaksanaan pemasangan
 
kusen.
2. Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar rencana dan sh
  drawing yang sudah disetujui Direksi Lapangan dan dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerja
yang mempunyai tenaga ahli dibidang pekerjaan ini.
3. Pada kegiatan pabrikasi, pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material alumuniu
 
untuk menghindarkan penempelan bedu besi pada permukaannya.
4. pekerjaan pengelasan menggunakan non-actived gas (argon) dilaksanakan dari ara
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapi untu
 
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar, serta tidak menyebabka
deformasi material.
5. Bagian kusen disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet dan angkur haru
  cocok. Bahan angkur-angkur rangka/kusen alumunium dibuat dari galvanished steel plat
tebal minimal 2 mm dan ditempatkan dengan jarak interval 60 cm.
  6. Penyekrupan dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup stainless steel.  
  7. Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekeuatan terhadap angina.
8. Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapih, halus dan rata, bersih dari goresan-
 
goresan/cacat.
9. Pelaksanaan treatment untuk permukaan kusen jendela/bovenlight dan pintu yan
  bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainny
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih/protection tap.
10. Komponen kusen harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai dengan petunju
 
pemasangan dari pabriknya
11. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kusen alumunium haru
 
dilakukan di pabrik secara maksimal.
12. Dan keberadaan di lapangan dipergunakan untuk pemasangan serta penyetelan pad
bangunan : sambungan-sambungan vertical maupun horizontal. Sambungan sudu
 
maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil alumunium harus dipasan
sempurna (bila perlu dengan sekrup pengaku).
13. Pemasangan kusen alumunium pada bangunan harus dengan anngker yang kua
 
(memenuhi persyaratan teknis). Hubungan penggantung dengan system las.
14. Sebelum memasang kaca semua kotoran dan bekas-bekas minyak harus dibersihkan aga
  tidak mengganggu perletakan. Kaca-kaca dan rangka harus di pasang rata dan tegak luru
pada kusen-kusennya.
  15. Bila di dalam pelaksanaan didapatkan penyelesaian detail arsitektur sebagai berikut:
a. Hubungan kusen dengan kolom yang mempunyai dimensi tidak tegak lurus dengan
 
  kusen.
b. Hubungan kusen dengan pasangan tembok terdapat celah (kusen tidak bersentuhan
 
  dengan dinding).
c. Maka di dalam penyelesaian detail diperlukan tambahan extrusion alumunium ata
panel alumunium, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk penyelesaian pekerjaan in
  dilaksanakan dengan rapid an detail pelaksanaan mendapat persetujuan direksi lapangan
serta biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan detail, sudah termasuk biaya pelaksanaa
  pekerjaan.
e. Untuk mendapatkana kekedapan terhadap kebocoran udara pada ruang yan
  dikondisikan, dilaksanakan dengan pengadaan mahoir atau shynthetic rubber/bahan da
  synthetic resin (penggunaan pada pintu).
f. sekeliling tepi kusen yang terlihat dan berbatasan dengan dinding, diberi sealant aga
  terpenuhi persyaratan kedap air, udara dan suara. Bagian bawah ambang kusen ata
  eksterior dilengkapi penahan air hujang atau flashing.
g. untuk fitting hard ware dan reinforcing materials dimana kusen alumunium akan konta
  dengan besi, tembaga atau bahan metal lainnya, maka permukaan metal lainny
  bersangkutan harus diberi lapisan kromium untuk meghindari kontak korosi.
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DAN DINDING KERAMIK
1.    Lingkup pekerjaan      
  Meliputi semua pengadaan pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan keramik Mulia atau setara
  a.       Lantai keramik 40/40 untuk Semua ruangan kecuali Lantai Km/WC, toilet
  b.       Lantai 20/20 dan dinding keramik 20/20 meliputi :
    1)      Lantai KM/WC dan Ruang toilet.  
    2)      Meja dapur dan meja pantry.  
2.    Syarat-syarat :      
  Berikan contoh barang untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Konsisten terhadap PVBB 1970 ( NI – 19 ), PVBI 1982.
3.    Bahan-bahan      
  Pasangan keramik :      
  a. Pasir, Portland Cement, Semen warna dan Air.
  b. Keramik yang digunakan ukuran 40 x 40 cm, 20 x 20 cm. Merk setara Mulia.
  c. Adukan yang digunakan 1 PC : 3 Ps t. 20 mm.
  d. Siar/naad lebar 0,2 cm diisi Igi Tile Grout.  
  e. Daya tekan 900 kb/cm2 dan kekerasan 6 skala Mohs.
  f. Daya resap 1 %, tahan asam dan basa.  
  g. Mutu ditingkat 1, Extruded Single Firing.  
4.    Syarat-syarat umum untuk pemasangan  
  a.    Syarat pemasangan keramik    
  1. Sebelum memulai pemasangan ubin keramik, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu
harus memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan ubin
keramik ini. Pekerjaan yang harus diperiksa (untuk dikoordinasikan) diantaranya
adalah:
  - Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi di bawah lantai, misalnya pipa-pipa dan
sebagainya. Pekerjaan waterproofing. Dan lain-lain yang dianggap perlu.
  2. Sebelum pemasangan keramik, dasar permukaan lantai kerja harus dibuat rata
dan rapi terlebih dahulu.
  3. Keramik yang akan dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai kondisi jenuh.
  4. Adukan pengikat terdiri dari 1 (satu) bagian PC dan 3 (tiga) bagian pasir dengan
air secukupnya, digunakan sebagai adukan untuk alas pemasangan ubin dan
ditambahkan bahan perekat (plaster adhesive polymer emulsion) produksi AM,
LATICRETE, DAVCO, FOSROC ex. Impor. Ketebalan rata-rata untuk adukan ini
minimal setebal 3 cm.
  5. Bahan-bahan semen yang digunakan harus memenuhi ketentuan NI-8, pasir dan air
harus memenuhi PUBI 1982, NI-3 dan ASTM.
  6. Keramik yang terpasang harus dalam kondisi baik, tidak cacat, retak dan tidak
bernoda.
  7. Pemotongan unit-unit keramik mempergunakan alat pemotong keramik khusus
(sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan).
  8. Setiap sambungan atau naat (lebar siar) ubin keramik harus dibuat selebar
maksimum 3 mm kedalaman maximum 2 mm: masing-masing membentuk garis
lurus yang lebarnya sama dan dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan berpotongan tegak lurus sesamanya.
  9. Setiap sambungan ubin keramik harus diisi dengan bahan pengisi (grouting) dari
produk AM, LATICRATE, DAVCO. FOSROC ex. IMPORT mendekati warna keramik
terpasang. Sebelum dilaksanakan pemasangan grouting nat-nat harus dalam
keadaan bersih, dan pasangan keramik telah mencapai kondisi kering (minimal 3
x 24 jam).
  10 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda pada permukaan
. keramik sehingga dihasilkan permukaan yang bersih dan tidak cacat.
  11 Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan lantai keramik yang rusak.
. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
  12 Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
. dilaksanakan, maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Direksi Lapangan. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
  13 Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang
. telah dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan. Selam 3x24 jam sesudah
pekerjaan lantai keramik selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari
pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada
permukaannya.
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
1.    Lingkup pekerjaan            
Meliputi semua pengadaan pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kun
  penggantung lain seperti yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi.
2.     Syarat-syarat            
Berikan contoh untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana. Kunci-kunci dan alat pengga
pada waktu tiba dilapangan harus dibungkus terpisah, lengkap dengan sekrup-sekrupnya d
  perlengkapan yang diperlukan.
3.     Pekerjaan Pelaksanaan            
a. Semua kunci, engsel dan door closer harus dilindungi dan dibungkus plastic
  aslinya setelah dicoba pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, sekrup tidak boleh dip
mengokohkannya hanya diputar sampai kepala sekrup rata dengan daun engs
  barang yang dipasang sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali d
c. Engsel untuk pintu alumunium dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah sedangk
  ketiga dipasang ditengah-tengah.
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,
  dipasang setinggi 90 cm dari lantai.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1.    Pekerjaan Penutup Atap    
  - Lingkup Pekerjaan    
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan, alat dan bahan-bahan yang diperlukan unt
    pekerjaan memasang atap.
2.    Cara Pelaksanaan    
Pekerjaan ini harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar dan atau sesua
  a. dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Hasil pekerjaan memasang atap ini harus mendapat persetujuan dari Konsultan
  b. Pengawas.
  c. Bahan menggunakan Genteng Metal
  d. Cara Pemasangan    
a)  Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan
bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOKnya.
Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan
    lembaran pada sayap kiri atap.
b) Cara pemotongan genteng metal : Pemotongan Hanya dapat dilakukan
dengan memakai gunting besi yang dipotong hanya bisa dilakukan untuk
    bagian atas genteng dimana gording terpasang nantinya.
3.    Cara pemasangan NOK genteng metal:  
Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah
  dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping.
PEKERJAAN PLAFOND
1.    Pekerjaan Plafond Gypsum Board        
  a.    Jenis bahan dan Penggunaan        
   Plafond Gypsum Board pada Plafond Kamar, Lobby dan sesuai gambar rancangan.
2.    Syarat Kualitas            
  a) Gypsum Board          
  (1) Ukuran sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rancangan.
  (2) Ketebalan : 9 mm per panel.        
  (3) Tipe dan merk setara Jaya Board, Plaster Board ex. Lokal.  
  b) Rangka Plafond          
  Bahan :            
Pemborong harus memasang rangka langit-langit dengan rangka metal hollow dengan ukuran
40.40.18 sekeliling ruangan dan dengan jarak maksimum 240x120, dan hollow 40.20.18 untuk
  jarak maksimum 120x60.
  Pelindung:          
Permukaan rangka yang akan dilekatkan dengan gypsum board harus dicat dengan sinkchromate:
  min. 15 micron. Produk setara dengan Nippon Paint.
3.     Cara Pelaksanaan          
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran gypsum board, pekerjaan lain yang terletak
  diatas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna.
b. Tipe lembaran gypsum board yang dipasang pada penutup plafond adalah lembran
gypsum board dalam bentuk utuh dengan jalur sambungan harus rapat dan membentuk
  garis lurus.
c. Celah yang terjadi pada pertemuan lembaran gypsum ditutup dengan “tape” khusus yang
  dibuat untuk pekerjaan ini dari bahan yang mengandung serat fiber.
d. Untuk melaksanakan rata permukaan dipergunakan pasta semen sesuai dengan standar
  pabrik untuk pelaksanaan gypsum board.
e. Hasil visual permuakaan merupakan satu kesatuan, dan tidak terlihat rangka sambungan
  dari luar.
f. Rangka plafond digantungkan pada plat beton menggunakan penggantung besi hollow.
Seluruh rangka dipasang dengan baik dan kuat serta digantung pada plat beton, memenuhi
  persyaratan konstruktif.
g. Ukuran dari material/bahan yang dipasang sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar dan dari
  produk yang telah disetujui Direksi Lapangan.
h. Setelah seluruh rangka plafond dipasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
  waterpass (tidak bergelombang).
i. Lembaran gypsum board adalah gypsum board yang telah dipilih dan dilaksanakan
pemasangannya dengan syarat bentuk serta ukuran setiap lembaran harus sama: tidak ada
  bagian yang cacat atau gompal.
j. Pelaksanaan pemasangan gypsum board sesuai dengan cara/instruksi yang diterbitkan oleh
  pabrik.
k. Pemasangan screw pada gypsum board diusahakan tidak terlihat (terbenam dalam bahan
  plafond).
m. Pada tempat tertentu dibuat manhole/access panel pada plafond dapat dibuka tanpa
  merusak lembaran gypsum board disekitarnya.
  n. Ukuran disesuaikan di lapangan.      
o. Penyelesaian plafond dengan pasangan dinding tegak diselesaikan dengan detail gambar
  rancangan.
  p. Finishing plafond dengan pengecatan. Cat yang digunakan digunakan jenis Acrylic Emulsion.
PEKERJAAN SANITAIR
1.     Lingkup Pekerjaan          
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
  pemakaiannya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam detail
  gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
2.    Persyaratan Bahan          
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar, dan mudah didapatkan di
  pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannnya, sesuai
  dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
  masing-masing tipe yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang disyaratkan dalam uraian dan syarat-
  syarat dalam buku.
3.    Cara Pelaksanaan          
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
  disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
  disetujui Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
  pemasangan sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada perbedaan apapun antar gambar, gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas
  Lapangan.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila masih terdapat
  perbedaan yang belum diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
  kesempuranaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

PEKERJAAN PENGECATAN
1.    Syarat Pelaksanaan        
  a. Untuk dinding dan plafond :      
- Permukaan dinding dan plafond harus dibersihkan dan bebas dari debu, minyak dan
bahan-bahan yang tidak dapat mengikat dengan cat. Sedikitnya 1 jam setelah kering
baru kemudian diplamur dan dicat. Untuk pengecatan kembali, jamur, lempengan dan
  debu cat yang terkelupas harus dihilangkan dan disikat.
- Kemudian diulas terlebih dahulu dengan Masonry – Sealer dan setelah kering
  sedikitnya 6 jam baru kemudian di plamur dan dicat.
- Pemborong harus memberikan jaminan tertulis kepada pemilik selama 2 tahun
  sesudah penyerahan terakhir dari pekerjaan.
- Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
  sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
- Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
  pekerjaan pengecatan.
  - Warna akan ditentukan kemudian atas persetujuan Perencana dan Direksi Lapangan.
  b. Cat Acrylic Emulsion        
- Sebelum memulai pengecatan, permukaan lantai harus dibersihkan dengan air terlebih
 
dahulu agar tidak ada debu-debu beterbangan.
  - Permukaan dinding yang akan dicat harus benar-benar sudah kering & rata.
- Semua pekerjaan plesteran atau acian yang cacat harus dipotong dan diperbaiki
dengan plesteran atau acian dari jenis yang sama hingga diperoleh permukaan yang
  benar-benar rata.
- Debu-debu yang menempel pada permukaan yang akan dicat, harus dibersihkan
dengan lap kering dan kasar, lalu diseka dengan lap basah, kemudian dibiarkan hingga
  kering.
- Lubang-lubang atau retak-retak kecil harus ditutup dengan dempul yang khusus dibuat
  untuk itu dan dihasilkan oleh produksi yang sama dengan produsen catnya.
- Semua pekerjaan mengecat, plamuur dan cat dasar menggunakan kuas/roll yang
  benar-benar sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
  c. Cat Logam          
- Sebelum memulai pekerjaan pengecatan logam, permukaan logam yang akan dicat
harus dibersihkan dahulu dengan menggunakan amplas dan sikat kawat sehingga
diperoleh permukaan logam yang bersih, kering, bebas dari karat, minyak dan debu-
  debu halus. Permukaannya harus dalam keadaan rata.
- Cat dipakai untuk pengecatan logam harus mengandung bahan-bahan OXID MERAH
  dan SYNTHETIC RESIN khusus untuk logam.
- Segera setelah permukaan logam dibersihkan, permukaan logam tersebut diberi meni
(primer) besi (Red OXIDE) setebal 35 Mikron, kemudian dicat dasar, dan terakhir cat
  akhir sebanyak 3 lapis dengan rata menggunakan sprayer.
- Semua plamur dan cat dasar yang digunakan harus sesuai tipe dan cara
  penggunaannya sesuai petunjuk pabrik.
PEKERJAAN LISTRIK
1.   Lingkup Pekerjaan    
Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan
  dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
a. Sistim penerangan secara lengkap di luar ataupun di dalam bangunan, termasuk di
  dalamnya pengkawatan, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
  b. Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
  c. Pekerjaan pentanahan / grounding
Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan dalam
gambar / Spesifikasi Teknis maupun yang tidak disebutkan namun secara umum / teknis
diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang
  terpasang. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang.
2.   Persyaratan Teknis Pemasangan  
a. Panel-panel    
Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Pengawas Lapangan. Panel-panel harus dipasang
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata (horizontal). Letak panel seperti
yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Untuk panel
yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal panel harus dilindungi pipa
PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan
  untuk panel yang dipasang menempel tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke terminal
- panel harus melalui tangga kabel.
Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel ( cablelug ) yang sesuai.
Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai terhadap
as panel. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
  atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. Semua panel harus
- ditanahkan.
 b. Kabel – Kabel    
Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban. Setiap kabel daya pada ujungnya harus
diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun rapi. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri. Kabel yang
ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam
dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak kabel. Kabel
penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit. Penyambungan kabel
untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan
  yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana
tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan
kurang lebih 1 m disetiap ujungnya. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan
tidak saling menyilang. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di
dalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop. Kabel tegangan
rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN yang terutama
menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan. Pengujian dengan Megger
harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum 500 ohm.
 c. Kotak – Kontak dan Saklar  
Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak - kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau
sesuai gambar detail. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab /
basah harus dari tipe water dicht (bila ada). Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom
  beton harus terlebih dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal
  doos tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut
  Pentanahan (Grounding)  
d.
  Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan
  dalam gambar / RKS. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan
pada panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug). Dalamnya pentanahan
minimal 12,000 mm dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai permukaan air tanah,
agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur
setelah tidak hujan selama 7 (tujuh) hari berturut-turut. Pengukuran Pentanahan tanah
dilaksanakan oleh Pelaksana pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan. Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas Lapangan.
PEKERJAAN PAVING BLOCK
1.   Persyaratan Teknis          
Memastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving dalam keadaan benar-benar padat.
  Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau
a. Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai
  profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage (Water
b. run off) yaitu minimal 1,5 %.
Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah terpasang sebelum pemasangan paving
dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage
  yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan
c. paving itu sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
2.   Cara Pelaksanaan          
a. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang
b.
tidak bergeser.
Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan
 c.
menggunakan jidar kayu.
Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang
d.
paving berada diatas paving yang telah terpasang.
Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong paving
e.
block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.
  Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar
f. naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper
 
kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama
g.
lainnya.
  Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

Pontianak, 30 Desember 2020


PT. ALIF KARUNIA AMANAH

EKKI PRATAMA
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai