Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

LAHAN BASAH

STUDI KASUS DANAU HO’CE DESA KUALA DUA,


KECAMATANSUNGAI RAYA,KABUPATEN KUBURAYA

DOSEN MATA KULIAH :


Dr. HENNY HERAWATI ST,MT
NIP 197201311996012001

DISUSUN OLEH :

DHIO ASRIL DWIYONO NIM D1011 16 1027


ISMAR DEWI NIM D1011 16 1055
INEKE CHIAPARA NIM D1011 16 1103

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu Wana’udzubiillah
minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa Manyahdihillah falah
mudhillalah Wa man yudhlil falaa haadiyalah Wa asyhadu allaa ilaaha illallaah
wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.
“Segala puji bagi Allah yang hanya kepadaNya kami memuji, memohon
pertolongan, dan mohon keampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian
diri dan kejahatan amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah
maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari
jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi
bahwa tiada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, yang tiada
sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan
RasulNya.”
Alhamdulillah di malam yang dingin ini atas izin dan bantuan Allah Subhanahu
wa ta’ala kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah pilihan
Lahan Basah. Terima kasih kami ucapkan untuk ibu Henny Herawati yang telah
mengajari dan menjelaskan tentang Lahan Basah dengan sabar, dan dapat
membuat pikiran kami lebih terbuka.
Terima kasih kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah memberikan
dukungan dan doa di setiap sujudnya. Dan terima kasih kepada kawan-kawan
seperjuangan yang telah menghadirkan canda dan tawa setiap harinya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, mohon
maaf bila masih banyak terdapat kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik
Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ya ayyuhal-ladzina amanuttaqullaha haqqa tuqatihi wa la tamutunna illa wa
antum muslimun [Ali ‘Imran : 102]
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-
benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim atau
beriman.”
Pontianak, 05 Desember 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu kawasan yang memiliki
beberapa titik daerah lahan basah, salah satunya di daerah Kuala Dua
Kabupaten Kubu Raya.
Berawal dari hobi masyarakat bermain RC boat dan motor trail di
daerah sekitar danau yang berdekatan dengan hamparan sawah yang luas,
maka dapat menjadikan kesempatan untuk memanfaat tempat yang asri
tersebut untuk mendapatkan keuntungan sekaligus mengenalkan daerah
tersebut kepada orang-orang diluar daerah agar bisa mengenal dan
berkunjung ke tempat tersebut.
Tempat wisata merupakan salah satu bisnis yang menggiurkan
dikarenakan banyaknya minat masyarakat untuk datang ke tempat-tempat
wisata guna refreshing atau menghilangkan penat dari aktivitas sehari-
hari.
Tempat wisata juga sangat banyak di minati di kalangan masyarakat,
mulai dari anak-anak yang ingin pergi bersama keluarga atau teman-teman
pada saat liburan, orangtua yang ingin mengajak anak-anaknya ke tempat
rekreasi pada saat liburan dan lain-lain. Tempat rekreasi atau wisata di
jadikan tempat berkunjung bukan hanya pada hari liburan panjang saja
namun juga tempat sasaran untuk rekreasi di akhir pekan maupun hari-hari
biasa.

I.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan lahan basah, jenis dan manfaatnya?
2. Apa yang dimaksud dengan tempat wisata dan keuntungannya?
3. Bagaimana valuasi ekonomi dengan pemanfaatan lahan basah sebagai
tempat wisata?
I.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian lahan basah, jenis dan manfaatnya
2. Untuk mengetahui pengertian tempat wisata dan keuntungannya
3. Untuk mengetahui valuasi ekonomi dari pemanfaatan lahan basah
sebagai tempat wisata.

I.4 MANFAAT PEMBAHASAN


1. Memberikan penjelasan terkait pengertian lahan basah, jenis dan
maanfaatnya
2. Memberikan penjelasan tentang pengertian tempat wisata dan
keuntungannya
3. Memberikan penjelasan mengenai valuasi ekonomi dari pemanfaatan
lahan basah sebagai tempat wisata
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN LAHAN BASAH


Lahan basah adalah wilayah yang memiliki tanah jenuh dengan air,
baik bersifat permanen maupun bersifat musiman. Sehingga umumnya
wilayah lahan ini akan tergenang oleh lapisan air yang dangkal.
Sementara itu, terdapat pengertian lain dari lahan basah yaitu lahan
yang masuk pada kategori daratan yang tergenang air atau memiliki
kandungan air yang cukup tinggi.
Secara sederhana pengertian lahan basah adalah tempat bertemunya
air dengan tanah, seperti kawasan bakau, lahan gambut, rawa-rawa, sungai,
danau, delta, daerah dataran banjir, serta persawahan.

II.2 JENIS-JENIS LAHAN BASAH


Kategori lahan dapat disebut sebagai lahan basah ditentukan oleh
bermacam-macam ciri. Berikut adalah ciri-cirinya, yaitu:
 Kawasan Rawa
Rawa adalah daerah yang hampir selalu tergenang air sepanjang
tahun. Ketinggian air di daerah ini dapat bervariasi, mulai dari sangat
dangkal hingga cukup dalam. Umumnya rawa-rawa tergenang air
sebagai dampak dari sistem drainase yang mengalami hambatan.
Termasuk di dalamnya yaitu area rawa gambut yang banyak dijumpai
di sekitar pulau jawa, terutama di daerah sekitar pantai.
 Kawasan Paya
Lahan paya merupakan lahan yang luas seperti lapangan dan
tergenang air sepanjang waktu. Banyak orang yang menyebut area ini
sebagai rawa dangkal karena genangan airnya tidak begitu dalam dan
dapat dilalui. Umumnya genangan air di area ini meliputi air tawar,
payau maupun air asin.
 Kawasan Gambut
Lahan gambut adalah lahan tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa
tumbuhan dengan kondisi setengah membusuk. Lahan ini memiliki
kandungan organik yang cukup tinggi, sehingga karakter tanahnya
subur dan cocok untuk perkebunan.

II.3 MANFAAT LAHAN BASAH


Sebagai negara yang kaya akan berbagai macam jenis lahan,
persebaran lahan di Indonesia cukup beragam. Banyak daerah yang
memiliki potensi sebagai area lahan basah.
Tercatat hingga saat ini, potensi lahan basah di seluruh Indonesia yang
juga berfungsi sebagai wadah konservasi mencapai 1,3 juta ha. Kawasan
tersebut termasuk dalam taman nasional di Jambi, Kalimantan Barat,
Jakarta, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Papua dan Kalimantan
Tengah.
Kelestarian hayati di area suaka margasatwa dan taman nasional juga
membantu ekosistem di Indonesia tetap terjaga berkat area lahan basah
yang terdapat di dalam lingkungan tersebut.
Lahan basah dikenal sebagai area dengan kondisi tanah yang cukup
subur dan memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu, pengelolaan lahan
menjadi salah satu aktivitas pendukung pertanian dan perkebunan di
Indonesia.
Banyak manfaat lain yang bisa diperoleh melalui pengelolaan lahan
basah, antara lain:
 Membantu pengadaan air bersih bagi lahan lain di sekelilingnya.
Sebab, lahan basah berperan penting dalam menampung air hujan
untuk kemudian dimanfaatkan sebagai area penyerapan air dan untuk
meningkatkan cadangan air tanah guna keperluan sehari-hari.
 Lahan basah juga berguna sebagai daerah yang mampu memberikan
sumber pangan bagi masyarakat sekitar, karena kandungan tanah yang
subur. Kandungan humus yang kaya sangat cocok untuk bercocok
tanam.
 Keberadaan lahan basah juga membantu untuk menyerap limbah yang
berbahaya dan membantu proses penyaringan secara maksimal.
Sehingga hasil akhir dari penyaringan alami tersebut adalah air tanah
yang lebih layak untuk dikonsumsi.
 Lahan basah juga membantu meredam risiko bencana alam, seperti
banjir maupun abrasi. Hal ini terjadi karena mekanisme lahan yang
mampu mengelola dan menyerap air hujan secara maksimal. Selain
itu, kawasan ini juga dapat mencegah kekeringan
 Kaya keanekaragaman hayati sehingga bermanfaat untuk menjaga
kelestarian ekosistem yang ada di dalamnya.
 Lahan basah juga memiliki kemampuan menyerap karbon permukaan
bumi. Pelestarian dan pemulihan lahan basah dapat mengurangi emisi
karbon dan meningkatkan kemampuan makhluk hidup untuk
beradaptasi dengan perubahan iklim.

II.4 PENGERTIAN TEMPAT WISATA


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian wisata adalah
bepergian secara bersama-sama dengan tujuan untuk bersenang-senang,
menambah pengetahuan, dan lain-lain. Selain itu juga dapat diartikan
sebagai bertamasya atau piknik.
Menurut Wikipedia, pengertian pariwisata adalah suatu kegiatan
perjalanan yang dilakukan dengan tujuan liburan atau rekreasi.
Menurut Undang-Undang, pariwisata adalah segala macam
kegiatan wisata yang dilayani oleh pemerintah, masyarakat, atau
pengusaha beserta dengan fasilitasnya.
Pengertian Tempat Wisata merupakan bepergian yang dilakukan
bersama-sama atau banyak orang pada saat akhir pekan atau pun disaat
hari libur yang bertujuan untuk berlibur mendapatkan hal-hal baru, entah
itu dari tempat wisata yang pada saat itu mereka kunjungi atau lain kata
dapat juga bisa dikatakan dengan bertamasya. tempat wisata ini juga bisa
di katakan bepergian secara bersama-sama dengan tujuan untuk
bersenang-senang, menambah pengetahuan, dan juga lain-lain. Selain
tersebut juga bisa diartikan sebagai bertamasya atau piknik dan juga
menuju suatu tempat yang indah dan menarik bersama keluarga rekan
dan teman teman untuk berlibr disaat hari pekan maupun di saat cuti
pekerjaan.

II.5 KEUNTUNGAN TEMPAT WISATA


Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak dampak terhadap
lingkungan sekitarnya. Hal ini dikatakan oleh Gee (1989) dalam bukunya
yang berjudul “The Travel Industry”, mengatakan bahwa “as tourism
grows and travelers increases, so does the potential for both positive and
negative impacts”. (Gee mengatakan adanya dampak atau pengaruh yang
positif maupun negatif karena adanya pengembangan pariwisata dan
kunjungan wisatawan yang meningkat). Dampak dampak akibat adanya
tempat wisata tentu mempengaruhi ke lingkungan sekitarnya dan menurut
Lerner (1977) yang dikutip oleh Allister Mathieson and Geoffrey Wall
(1982) dalam ‘Tourism: Social, Economic, Environment Impacts” siapa
saja didalam lingkungan tersebut. Lerner menulis seperti berikut “
Environment now includes not just only land, water and air but also
encompass to people, their creation, and the social, economic,and cultural
condition that affect their lives.” Sehingga yang terkena dampak positif
dan negatifnya adalah sesuai yang dikatakan oleh Lerner adalah
masyarakat, lingkungan, ekonomi dan sosial.
Pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan baik
akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas
setempat (Joseph D. Fritgen, 1996). Menurut Prof.Ir Kusudianto Hadinoto
bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, tidak hanya
memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf , kualitas dan
pola hidup komunitas setempat, teapi juga peningkatan dan pemeliharaan
lingkungan yang lebih baik. Menurut Mill dalam bukunya yang berjudul
“The Tourism, International Business” (2000, p.168-169), menyatakan
bahwa : “pariwisata dapat memberikan keuntungan bagi wisatawan
maupun komunitas tuan rumah dan dapat menaikkan taraf hidup melalui
keuntungan secara ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut”. Bila
dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat memaksimalkan
keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan. Dampak ekonomi
dapat bersifat positif maupun negatif dalam setiap pengembangan obyek
wisata. Untuk segi positif dampak ekonomi ini ada yang langsung dan ada
juga yang tidak langsung. Dampak positif langsungnya adalah : membuka
lapangan pekerjaan yang baru untuk komunitas lokal, baik itu sebagai
pegawai bagian kebersihan, kemananan, ataupun yang lainnya yang sesuai
dengan kemampuan, skill dari masyarakat sekitar yang bisa dipergunakan
oleh pihak PIM, atau dengan berjualan, seperti : makanan, minuman atau
voucher hp di sekitar PIM sehingga masyarakat lokal bisa mendapatkan
peningkatan taraf hidup yang layak. Selain untuk masyarakat lokal,
dampak ekonomi juga akan berpengaruh bagi pemerintah daerah yang
akan mendapatkan pendapatan dari pajak. Sedangkan dampak ekonomi
yang tidak langsung adalah kemajuan pemikiran akan pengembangan
suatu obyek wisata, adanya emansipasi wanita sehingga wanita pun bisa
bekerja. Suatu pengembangan obyek wisata apabila diatur, ditata dan
dipantau dengan baik tidak akan menghasilkan dampak negatif bagi sektor
ekonominya, tetapi apabila tidak dilakukan, diatur, ditata dengan baik
maka akan menimbulkan kerugian baik bagi pihak pengembang obyek itu
sendiri maupun pihak komunitas lokal daerah setempat.

II.6 VALUASI EKONOMI


Valuasi ekonomi merupakan suatu satu cara yang digunakan untuk
memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan
sumber daya alam dan lingkungan terlepas baik dari nilai pasar (market
value) atau non pasar (non market value ). Tujuan dari studi valuasi adalah
untuk menentukan besarnya Total Economic Value (TEV) pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan.
Valuasi ekonomi adalah tentang pengukuran preferensi dari
masyarakat. Hasil dari valuasi dinyatakan dalam nilai uang sebagai cara
dalam mencari rahasia preferensi. TEV terdiri dari nilai manfaat (use value)
dan nilai bukan manfaat (nonuse value). Nilai manfaat dapat dipilah menjadi
nilai langsung (direct use value), nilai tidak langsung (indirect use value),
dan nilai pilihan (option value). Nilai bukan manfaat dapat dibagi menjadi
nilai warisan (bequest value) dan nilai keberadaan (eqsistence value).

Tipologi total nilai ekonomi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar II.1 Tipologi Total Nilai Ekonomi

Tabel II.1 Definisi total nilai ekonomi


No Jenis Nilai Definisi
1 Nilai Langsung (Direct Nilai saat ini dari penggunaan sebuah sumber
Use Value) daya, berdasarkan penggunaan sumber daya
itu sendiri.
2 Nilai Tidak Langsung Nilai saat ini dari penggunaan sebuah sumber
(Indirect Use Value) daya, berdasarkan penggunaan secara tidak
langsung.
3 Nilai Pilihan (Option Nilai pengunaan sumber daya di masa yang
Value) akan datang.
4 Nilai Warisan Nilai yang diperoleh melalui pelestarian
(Bequest Value) sumber daya untuk generasi mendatang.
5 Nilai Keberadaan Nilai yang berasal dari apresiasi terhadap
(Eqsistence Value) sesuatu untuk kepentingan sendiri, yang tidak
memerlukan kontak langsung maupun
kedekatan.
Sumber : NOAA, 2009
Nilai TEV merupakan jumlah dari Nilai Guna (Direct Use Value), yaitu
nilai yang diperoleh dari pemakaian langsung atau yang berkaitan dengan
sumberdaya alam dan lingkungan yang dikaji atau diteliti. Nilai ini terdiri
dari nilai yang berkaitan dengan kegiatan komersial, subsistensi, leisure
dan aktivitas lain yang bertautan dengan sumberdaya alam yang ditelaah.
Sedangkan Nilai Guna Tak Langsung (In Direct Use Value), berkaitan
dengan perlindungan atau dukungan terhadap kegiatan ekonomis dan
harta benda yang diberikan oleh suatu sumberdaya alam dan Nilai Pilihan
(Option Use Value) nilai guna dari sumberdaya alam dan lingkungan di
masa mendatang. Untuk Nilai Guna Tak Langsung (In Direct Use Value)
yaitu nilai-nilai yang tidak ada kaitan langsung dengan kemungkinan
pemakaian sumberdaya alam dan lingkungan itu, biasanya berupa
Existence Value dan Bequest Value yang merupakan total dari Nilai
Keberadaan (Existence Value) yaitu nilai yang diberikan (secara semata-
mata) karena keberadaan suatu sumberdaya alam dan lingkungan,
ditambah Nilai Pewarisan (Bequest Value) yaitu nilai yang diberikan
kepada anak cucu agar dapat diwariskan suatu sumberdaya alam dan
lingkungan tersebut (Irma Alfia dan Indah Susilowati, 2004).

Grafik Konsumsi Pariwisata (Djijono, 2002) dapat dilihat pada gambar


berikut :

Gambar II.2 Grafik Konsumsi Pariwisata (Djijono, 2002)

Dimana : Total Surplus Konsumen adalah bidang di bawah kurva


permintaan dan di atas garis harga.
Keterangan:
OREM = Total Utilitas/ kemampuan membayar konsumen
ONEM = Biaya barang bagi konsumen
NRE = Total Nilai surplus konsumen

Surplus konsumen merupakan perbedaan antara jumlah yang


dibayarkan oleh pembeli untuk suatu produk dan kesediaan untuk
membayar. Surplus konsumen mencerminkan manfaat yang diperoleh
karena dapat membeli semua unit barang pada tingkat harga rendah yang
sama. Pada Gambar 2.3 menunjukan bahwa kesediaan membayar berada
di area di bawah kurva permintaan. Kurva permintaan mengukur jumlah
yang akan dibayar oleh konsumen untuk tiap unit yang dikonsumsi. Total
bidang di bawah kurva permintaan (OREM) menunjukkan total utilitas
yang diperoleh konsumen atas konsumsi suatu barang atau merupakan
ukuran kemauan membayar total karena jumlah tersebut adalah hasil
penjumlahan nilai-nilai marginal Q dari 0 sampai M dengan
mengurangkan biaya suatu barang bagi konsumen (ONEM), nilai surplus
konsumen ditunjukkan sebagai bidang segitiga NRE dan merupakan
ukuran kemauan membayar diatas pengeluaran kas untuk konsumsi
(Hufschmidt et al, dalam Djijono, 2002.

 Analisis Manfaat dan Biaya (B/C Analysis)


Camille Bann (1997) menyatakan bahwa analisis manfaat dan
biaya adalah metode proyek ekonomi dan penilaian kebijakan yang
paling umum. Analisis manfaat (benefit = B) dan manfaat (cost = C)
adalah sebuah alat pengambilan keputusan yang menilai proyek
berdasarkan sebuah perbandingan antara biaya (kerugian) dan manfaat
(keuntungan). Sebuah proyek atau kebijakan diterima jika manfaat
dikurangi biaya lebih besar dari nol. Manfaat dan biaya didefinisikan
berdasar kepada kepuasan dari kemauan atau preferensi. Jika sesuatu
memenuhi sebuah kebutuhan, hal tersebut merupakan sebuah manfaat.
Jika sesuatu merusak sebuah kebutuhan, hal tersebut merupakan
biaya.
Suparmoko (1997) menyatakan bahwa proyek atau kegiatan layak
dilaksanakan jika memiliki B/C ratio lebih besar dari 1, artinya
manfaat harus lebih besar dari biaya atau pengorbanannya.
1. Identifikasi Manfaat

• Manfaat Langsung
Manfaat langsung atau Direct Use Value (DUV) adalah manfaat yang
dapat diperoleh dari Danau Ho’Ce Desa Kuala Dua. Seperti sebagai
tempat rekreasi dan wisata.

• Manfaat tidak langsung


Manfaat tak langsung ( Indirect Use Value) adalah nilai manfaat yang
diperoleh dari Danau Ho’Ce secara tidak langsung. Seperti menjadi
sumber mata pencaharian warga setempat.

• manfaat eksistensi (keberadaan)


Manfaat keberadaan adalah nilai yang diukur dari manfaat yang
dirasakan masyarakatdari keberadaan Danau Ho’Ce setelah manfaat
lain dihilangkan dari analisis.
Manfaat tersebut dihitung dengan metode Willingness to Pay
(kesediaan membayarmasyarakat). Manfaat tersebut merupakan nilai
ekonomis keberadaan (fisik) dariekosistem terumbu karang (Fauzi,
2002) yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:

MEi = Manfaat Ekosistem dari responden ke-i


n = Jumlah responden
II.7 VALUASI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN BASAH
SEBAGAI TEMPAT WISATA
Untuk sebagai contoh kami mengambil studi kasus Danau Ho’ce,
berikut ini penjelasan tentang valuasi ekonominya;
Danau Ho’Ce merupakan tempat wisata yang terbaru di Kabupaten
Kubu Raya yang merupakan danau buatan yang dihiasi dengan bentangan
luas sawah yang dikelilingi jalur balap motor trail serta berbagai wahana
permainan air. Sebelum menjadi tempat wisata, danau ini dahulunya adalah
sawah yang dijumbo selama kurang lebih 3 bulan lamanya pada akhir tahun
2015. Luas danau ini hanya 200 x 100 meter saja dengan kedalaman kurang
lebih 100cm. Pada awalnya, danau ini dibuat hanya untuk menunjang hobi
saja seperti namanya Ho’Ce yaitu Hobby Centre yang memiliki arti pusat
hobi seperti motor trail dan RC Boat.

Keuntungan dari pengembangan kawasan lahan basah yang dibuat


tempat wisata/rekreasi sangatlah menjanjikan. Untuk masuk di daerah
kawasan wisata ini minimal Rp 50.000 yang harus dikeluarkan untuk satu
orang agar bisa merasakan sensasi bermain di objek wisata Danau Ho’ce
Kubu raya ini.
Jumlah pengunjung yang datang setiap harinya sekitar 100 orang di
hari biasa namun bisa dua kali lipat apabila dihari libur.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa keuntungan dari
pengembangan lahan basah ini lumayan besar dan sangat menguntungkan.
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Lahan basah adalah wilayah yang memiliki tanah jenuh dengan
air, baik bersifat permanen maupun bersifat musiman. Sehingga
umumnya wilayah lahan ini akan tergenang oleh lapisan air yang
dangkal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian wisata
adalah bepergian secara bersama-sama dengan tujuan untuk
bersenang-senang, menambah pengetahuan, dan lain-lain. Selain itu
juga dapat diartikan sebagai bertamasya atau piknik.
Menurut Wikipedia, pengertian pariwisata adalah suatu
kegiatan perjalanan yang dilakukan dengan tujuan liburan atau
rekreasi.
Valuasi ekonomi dari hasil pengembangan kawasan lahan basah
yang dijadikan tempat wisata sangatlah menguntungkan, contohnya,
Danau Ho’ce Kubu Raya.
Keuntungan hasil keuntungan dari pengembangan kawasan
lahan basah yang dibuat tempat wisata/rekreasi sangatlah
menjanjikan. Untuk masuk di daerah kawasan wisata ini minimal Rp
50.000 yang harus dikeluarkan untuk satu orang agar bisa merasakan
sensasi bermain di objek wisata Danau Ho’ce Kubu raya ini.
Jumlah pengunjung yang datang setiap harinya sekitar 100
orang di hari biasa namun bisa dua kali lipat apabila dihari libur.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa keuntungan dari
pengembangan lahan basah ini lumayan besar dan sangat
menguntungkan.

III.2 SARAN
1. Sebaiknya Pemerintah ikut terlibat dalam pengembangan
kawasan lahan basah yang dijasikan tempat wisata, karena hal
tersebut akan sangat menguntungkan baik dari segi ekonomi
maupun sosial.
2. Pengembangan lahan basah sebaiknya diperluas
3. Pengolahan lahan basah yang baik dapat menimbulkan
dampakyang baik juga terhadap lingkungan disekitarnya

Anda mungkin juga menyukai