ASBESTOSIS
BAB I
PENDAHULUAN
efusi pleura, plak fibrosa lokal atau fibrosis pleura, walaupun jarang, mesothelioma
insidensi kanker akibat asbes pada anggota keluarga pekerja asbes telah
lingkungan.1,6
Produksi dan penggunaan asbes sangat meningkat antara tahun 1877 dan
1967. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, para ilmuwan mengakui hubungan sebab
akibat antara paparan asbes dan asbestosis. Pada tahun 1950 dan 1960-an, para
menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang
1
luas. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan
pemaparan dan jumlah serat yang terhirup. Pemaparan asbes bisa ditemukan di
Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT PENULISAN
dengan langkah-langkah yang tepat serta mengenali gejala-gejala awal akibat serat
berbahaya tersebut, sehingga tindakan kuratif yang lebih dini dapat diusahakan.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-
paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan, yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru
kiri, yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut
pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Antara
selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk
secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat
lain.4
darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan
dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus
menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan,
tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium
3
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang
salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh
karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka
trakea bentuk-C diganti dengan lempeng tulang rawan. Semua tulang rawan di
rawan hialin. Bronkhus dilapisi oleh epitel pseudostratified bersilia dengan sel
goblet. Dinding bronkhus intrapulmonal terdiri dari lamina propia yang tipis,
lapisan tipis otot polos, submukosa dengan kelenjar bronkhialis, lempeng tulang
bronkhus yang lebih kecil dan bronkhiolus, ketinggian epitel dan tulang rawan
tulang rawan. Bronkhus dengan diameter kurang dari 1 mm tidak memiliki tulang
rawan.5
pseudostratified bersilia dengan adanya sel goblet. Lumen memiliki lipatan mukosa
akibat kontraksi lapisan otot polos. Kelenjar bronkhialis dan lempeng tulang rawan
sudah tidak ada, dan bronkhiolus dikelilingi oleh adventitia, disertai nodulus
berhubungan langsung dengan duktus alveolaris dan alveoli, dilapisi oleh epitel
4
kubiod dan mungkin bersilia dibagian proksimal saluran. Lapisan jaringan ikat tipis
menyokong otot polos, serat elastik dilamina propia, dan pembuluh darah yang
alveolaris. Dinding duktus alveolaris dilapisi oleh alveoli yang langsung bermuara
dalam duktus alveolaris disebut sakus alveolaris. Aveoli dilapisi oleh selapis tipis
sel alveolus gepeng atau sel pneumosit tipe I. Selain itu mengandung makrofag
alveolaris dan sel alveolus besar atau sel pneumosit tipe II.5
Serosa atau pleura visceralis yang mengelilingi paru, terdiri dari lapisan tipis
B. PENGERTIAN ASBETOSIS
menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang
luas. Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu
atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai
macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes
banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang
5
menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan
C. EPIDEMIOLOGI
Asbestosis adalah suatu kondisi yang relatif jarang terjadi, karena dibutuhkan
waktu dan paparan yang cukup untuk menyebabkan itu, serta adanya peraturan
yang membatasi paparan. Namun, pada tahun 2011 terdapat 178 kematian yang
secara langsung disebabkan oleh asbestosis dan 429 kematian secara tidak langsung
berhubungan dengan asbestosis. 980 kasus baru yang dinilai terhadap cacat industri
selama 2012.6
D. PATOGENESIS
bergelung serta fleksibel (misalnya, chrysotile) dan amfibola yang lurus serta rapuh
(misalnya, crocidolite). Serat amfibola dapat mencapai bagian paru yang lebih
Serat yang terhirup dan mencapai alveoli paru akan difagositosis oleh sel-sel
kemotraktan lainnya. Sebagian besar serat asbes yang terhirup akan dibersihkan
oleh sel-sel makrofag dan sisanya akan mencapai jaringan interstitial dan sistem
limfatik. Sebagian serat yang difagositosis akan terbungkus oleh hemosiderin dan
6
E. PATOLOGI
1. Makroskopis
Gambar 1.
Gambaran x-ray
Gambar 2.
Gambaran gross, tampak plak pleural fibrosis
7
2. Mikroskopis
eosinofilik yang menyerupai hialin Mallory (gambaran yang tidak khas). Pada
stadium lanjut, fibrosis interstitial menjadi lebih menyebar atau difus dengan
bulat, biasanya lurus, tetapi dapat membungkuk atau bercabang. Intinya translusen
Gambar 3.
Gambaran mikroskopis tampak plak pleural fibrosis terdiri dari lapisan kolagen yang
padat.
8
Gambar 4.
Serat asbes dilapisi dengan zat besi dan kalsium "ferruginous body”. Serat ini memicu
makrofag mengeluarkan respons fibrogenik melalui pelepasan faktor pertumbuhan yang
mendorong deposisi kolagen oleh fibroblas.
Gambar 5.
Serat asbes yang panjang dan tipis
F. GEJALA KLINIS
muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut
adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak
badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan
9
Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-
terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru.
Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut
Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat
Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok,
Gejala lainnya yang dapat ditemukan yaitu batuk, rasa sesak di dada,
wheezing, nyeri dada dan kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu Rontgen dada, Tes fungsi
10
H. DIAGNOSIS
histopatologi.
I. DIAGNOSIS BANDING
J. TERAPI
pneumokokus. Menilai status oksigenasi pasien saat istirahat dan saat olahraga, jika
menghilangkan gejala pada stadium lanjut. Obat tidak efektif dalam pengobatan
penyakit.2
lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan
diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang
11
K. PROGNOSIS
disebabkan asbestosis mencapai 7267 pada tahun 2001 – 2005. Salah satu studi di
akan menurun selama beberapa tahun, dengan prediksi 29.667 kematian pada tahun
2005 – 2027.2
12
BAB III
PEMBAHASAN
Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang ditandai oleh fibrosis dari
ini disebabkan oleh paparan asbes yang tidak terdiagnosis sampai beberapa tahun
setelah paparan terjadi. Asbestosis terjadi terutama pada orang yang bekerja di
pertambangan, manufaktur, dan produksi yang mengandung asbes, dan karena itu
Asbestosis selain beresiko bagi pekerja, juga beresiko bagi keluarga yang
tinggal bersama. Karena debu dari asbes ini dapat terbawa dalam pakaian pekerja
tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya pekerja yang berhubungan dengan asbes,
sebaiknya mandi dan berganti pakaian nya sebelun meninggalkan tempat kerja.
Ada dua jenis serat asbes, yaitu amfibola (tipis dan lurus) dan serpentin
benda asing (serat asbes) menyebabkan aktivasi sistem imun lokal dari paru-paru
dan memicu reaksi peradangan. Reaksi inflamasi yang terjadi adalah peradangan
serat dan merangsang fibroblast untuk deposit jaringan ikat. Karena resistensi alami
dari serat asbes terhadap pencernaan, makrofag, melepaskan sitokin dan menarik
13
makrofag paru lebih lanjut dan sel fibroelastik untuk meletakkan jaringan fibrosa,
yang akhirnya membentuk massa berserat. Massa ini dapat dilihat secara
mengandung besi bahan protein. Hasilnya adalah fibrosis interstitial. Jaringan parut
dioksida.3
paru yang terjadi. Bila tidak ada penyakit yang mendasarinya dibuat diagnosis
klinis idiopatik fibrosis paru. Usual interstitial pneumonia merupakan jenis yang
sering terjadi dari pneumonia interstitial idiopatik, yaitu sekitar 47% - 62%. Secara
dengan distribusi pada subpleural dan paraseptal. Area fibrosis berdekatan dengan
parenkhim paru normal. Fokus fibroblastik terdiri dari fibroblast dan jaringan ikat,
mesotelioma, kanker paru dan asbestosis. Mesotelioma merupakan salah satu jenis
kanker ganas dimana ditemukan pada lapisan dada atau perut. Insidensinya
yang berkepanjangan terhadap asbes. Kanker paru terbentuk pada jaringan paru,
biasanya pada lapisan sel saluran nafas. Asbestosis berisiko untuk terjadinya kanker
14
paru dan keganasan mesotelioma. Terdapat rentang waktu beberapa tahun di antara
paparan pertama serat asbes dan timbulnya gejala penyakit asbestosis, periode laten
sadar terhadap perubahan seketika pada kesehatan saat terpapar. Penyakit tersebut
Umumnya debu masuk kedalam paru-paru pada saat kita menarik nafas. Hal
ini tergantung pada ukuran debu yang terhirup. Semakin kecil ukuran debu yang
masuk melalui saluran pernapasan, maka semakin besar pula resiko terjadinya
terjadinya penyakit pada saluran pernapasan. Debu dengan ukuran 5-10 mikron
akan tertahan oleh saluran pernapasan atas, 3-5 mikron akan tertahan oleh saluran
pernapasan bagian tengah, 1-3 mikron akan sampai di permukaan alveoli, 0,5-1
lebih dan diameter 0,5 mikron atau kurang), oleh serat asbes, dimana serat asbes
sukar untuk dihancurkan, bahkan oleh makrofag. Ketika makrofag mencoba untuk
mengandung asbes.
15
2. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes terjadi dari partikel yang terbawa ke
10 tahun dapat mengurangi risiko kematian kanker paru-paru oleh sekitar satu
setengah sampai satu sepertiga dari rekan-rekan mereka yang terus merokok.
A. Pencegahan Primer
kerja di semua tempat kerja baik di darat, dalam tanah, di permukaan air
Indonesia.
16
1) Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
tenaga kerja yang akan diterima maupun yang akan dipindahkan, sesuai
mencakup :
3) Norma Kerja
kerja.
Pasal ini sebenarnya dapat dipakai untuk mempertahankan hak tenaga kerja
yang terkena penyakit. Pemberi kerja (pemerintah atau pengusaha) wajib memberi
perlindungan bagi tenaga kerja, tidak boleh memberhentikan begitu saja dan juga
2. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang berbahaya dengan bahan yang tidak
berbahaya atau kurang berbahaya. Sebagai contoh adalah serat asbes yang dapat
17
menimbulkan asbestosis, kanker paru dan mesotelioma, digantikan oleh serat
aman.
proses produksi.
6. Ventilasi keluar. Bila proses isolasi produksi tidak bisa dilakukan, maka masih
7. Alat Pelindung Diri (APD). Alat pelindung diri di sini bukan hanya sekedar
masker, namun yang terbaik adalah respirator. Respirator adalah suatu masker
yang menggunakan filter sehingga dapat membersihkan udara yang dihisap. Ada
udara, dan full-face respirator yang berfungsi sebagai penyaring udara dan
pelindung mata.
B. Pencegahan Sekunder
dini pajanan zat yang dapat menimbulkan penyakit. Dilakukan pemeriksaan berkala
pada pekerja yang terpajan zat yang berisiko tinggi terjadinya gangguan kesehatan.
18
Pemeriksaan berkala dilakukan sejak tahun pertama bekerja dan seterusnya.
perburukan.10
C. Pencegahan Tersier
mencegah penyakit menjadi menetap. Bila diduga telah terjadi penyakit atau
diagnosis telah ditegakkan, perlu secepat mungkin menghindarkan diri dari pajanan
lebih lanjut. Pajanan dari tempat kerja dan lingkungan yang diduga atau diketahui
mempunyai efek sinergis terhadap terjadinya kanker paru seperti merokok harus
19
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
menghirup serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk fibrosis yang luas. Asbes
terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi berbeda. Jika terisap akan
B. SARAN-SARAN
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di
kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi
mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
itu guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga,
pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau
20
DAFTAR PUSTAKA
Pathology. 9th ed. Philadelphia. W.B saunders Company; 2013. h. 477 – 478.
overview#aw2aab6b2b2
http://www.nhs.uk/conditions/Asbestosis/Pages/Introduction.aspx
Pathology. 2nd ed. Philadelphia. W.B saunders Company; 2010. h. 239 – 240.
9. http://web.archive.org/web/20030702144404/www.euro.who.int/document/
aiq/6_2_asbestos.pdf
10. Work Safe Victoria. A Handbook for Workplaces: Asbestos. Victoria: Work
Http:www.worksafe.vic.gov.au.
11. 7. Mayo Clinic Staff. Asbestosis. 2011. Diakses pada tanggal 7 Mei 2013 di
Http: www.Mayoclinic.com.
21
12. 8. The Mesothelioma Center. Asbestos Exposure. 2013. Diakses pada tanggal
14. 10. Blanc PD. Environmental and Lung Disorders: General Principles and
16. 13. Chan J, Harrison R. Wood Dust and Occupational Asthma. Occupational
22