Artritis Gout
Hiperurisemia Fase
tanpa gejala Gout Akut Interkritikal dan
klinis Gout Kronis
Tatalaksana
Gout
TATALAKSANA BERDASARKAN
KLASIFIKASI
Hiperurisemia
Tanpa Gejala
Klinis
*Berdasarkan The European League Against Rheumatism (EULAR), American Clleague of Rheumatology (ACR), dan National Kidney
Foundation (NKF).
• Pilihan terapi Gout akut dengan onset <12 jam adalah kolkisin dengan
dosis awal 1mg diikuti 1 am kemudian 0,5mg. Terapi pilihan lain
diantaranya: OAINS, kortikosteroid oral dan/atau bila dibutuhkan
aspirasi cairan sendi diikuti injeksi kortikosteroid.
• Pasien gout fase interkritikal dan gout kronis memerlukan terapi penurun
asam urat dan terapi profilaksis untuk mencegah serangan baru akut.
Gen inidan
•Antibodi
Retrovirus berperan penting
sel T mengenali dalah
epitope
Infeksi terapi
HSP pada
synovial langsung AR karena
agen
• Placental
aktivasi
infeksi dan selenzim corticotropin-releasing
host. Halseperti hormone
methyltransferase
ini memfasilitasi reaksi silang secara
untuk
limfosit
Enteric Bacteria Kemiripan molekul
dengan langsung
metabolism sel host menstimulasi
methotrexate sekresi dehidroepiandrosteron
dan azathioprine
sehingga mencetuskan ditentukan
reaksi imunologis.
oleh (DHEA),
Mekanisme yangdikenal
faktor genetik.
Mycobacteeria ini merupakan sebagai androgen
Kemiripan kemiripan
molekul utamamolekulpada
perempuan
(molecular mimicry). yang dikeluarkan oleh sel-sel adrenal
Epstein-Barr Virus Kemiripan molekul
• Pada fetus. kembar monozigot mempunyai angka kesesuaian
untukcellberkembangnya
Bacterial walls AR Aktivasi
>30%makrofag
dan pada orang kulit
• Androgen
putih dengan bersifat
AR yang imunosupresi
mengekspresikan terhadap
HLA-DR1 respon
atau
imun selular
HLA-DR4 mempunyaidan humoral.
angka kesesuaian sebesar 80%.
MANIFESTASI KLINIS
• Kaku sendi pada pagi hari yang terjadi selama lebih dari 1 jam.
Kekakuan ini dapat pula bersifat generalisata tetapi pada umumnya
menyerang ke sendi-sendi. Sedangkan pada osteoartritis umumnya
kekakuan terjadi unilateral dan biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit dan kurang dari 1 jam.
Metabolik Osteoporosis
Bentuk-bentuk deformitas pada AR
Deformitas kunci piano (piano key) Dengan penekanan manual akan terjadi
pergerakan naik dan turun dari ulnar styloid,
yang disebabkan oleh rusaknya sendi
radioulnar
1. Stadium sinovitis
Perubahan dini pada jarigan sinovial yang ditandai dengan hiperemis,
edema karena kongesti, nyeri saat bergerak dan istirahat, bengkak,
kaku.
2. Stadium destruktif
Terjadi kerusakan sinovial, juga terjadi kerusakan pada jaringan
sekitarnya
3. Stadium deformitas
Terjadi perubahan secara progresive dan berulang, deformitas dan
gangguan fungsi sendi menetap.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•• Leukosit
Warna kuning : normal atau
sampai putih dengan meningkat
derajat
• sedikit
kekeruhan yang biasanya
Tes faktor reumatoid menggambarkan
positif pada
peningkatan
• Anemia
lebih dari jumlah
normositik sel
75% pasien darah
atau putih.
mikrositik,
artritis tipe
rheumatoid
penyakit
terutama kronis.
• Leukosit
bila masih aktif. Sisanya dapat
5.000pasien – lepra,50.000/mm3,
CairanDarah
Sinovial dijumpai
• Trombosit pada
meningkat. tuberkulosis
Pemeriksaan Tepi menggambarkan adanya proses inflamasi
Kadar Sero-Imunologi paru, sirosis hepatis, hepatitis infeksiosa
• Kadar
yang albumin
didominasi oleh serum
sel neutrophil turun
(65%).
lues,
dan
endokarditis bakterialis, penyakit kolagen,
globulin naik.
dan sarkoidosis.
Rheumatoid
•• Protein faktorbiasanya
C-reaktif positif, kadarnya
positif. lebih
tinggi dari serum dan positif
berbanding terbalik
• LED
• Anti meningkat.
CCP antibody
dengan cairan sinovium.
telah dapat
ditemukan pada arthritis rheumatoid dini.
Kriteria Diagnosis AR Menurut ACR
Gejala dan Tanda Definisi
Kaku pagi hari Berlangsung selama ≤1 jam sebelum
perbaikan maksimal
Artritis pada 3 persendian ≤3 sendi secara bersamaan; 14 daerah
yang mungkin terlibat :
PIP,MCP,pergelangan tangan, siku, lutut,
pergelangan kaki, MTP kanan atau kiri
DMARD
DMARD Biologik Kortikosteroid OAINS
Sintetis/nonbiologik
DISEASE MODIFYING ANTI
RHEUMATIC DRUGS (DMARD)
3. Pada orang dengan recent onset AR yang menerima terapi kombinasi DMARD
dan yang bertahan dengan hasil yang memuaskan, dosis dapat dikurangi
dengan hati-hati ke tingkat yang masih dapat mempertahankan kontrol
penyakit,
4. pada pasien AR yang beru saja terdiagnosis dimana terapi kombinasi DMARD
tidak dapat diberikan (misalnya karena penyakit penyerta atau kehamilan),
dapat dimulai monoterapi DMARD dengan penekanan pada peningkatan yang
cepat hingga dosis klinis efektif.
5. Pada pasien dengan kondisi yang penyakitnya stabil, dosis obat DMARD
dapat dikurangi atau agen biologi diberikan dengan hati-hati, segera
kembali ke dosis penuh pada tanda pertama timbulnya kekambuhan.
• Dengan ditemukannya agen biologik yang baru maka timbul harapan adanya
kontrol terhadap penyakit pada pasien-pasien tersebut. Semakin banyak bukti
yang menunjukkan efikasi agen Biologik yang lebih baik pada pengobatan AR,
akan tetapu respon pasien dan adanya efek samping obat dapat berbeda-beda.
• Mengingat harga dan efek samping serius yang dapat muncul pada obat-obatan
ini, maka penggunaannya untuk penyakit reumatik seperti AR, artritis psoriatic,
Spondilitis Ankilosa dan LES harus dillakukan oleh dokter konsultan rematologi atau
spesialis penyakit dalam yang sudah mendapat pelatihan khusus.
• Beberapa DMARD biologik dapat berkaitan dengan infeksi bakterial yang serius,
aktif kembalinya hepatitis B dan aktivasi TB.
KORTIKOSTEROID
• Berikan kortikosteroid dalam jangka eaktu sesingkat mungkin dan dosis serendah
mungkin yang dapat mencapai efek klinis. Dikatakan dosis rendah jika diberikan
kortikosteroid setara dengan prednisone <7,5mg sehari dan dosis sedang jika
diberikan 7,5 – 30 mg sehari.
• Pasien yang mengalami nyeri yang terus-menerus yang tidak dapat dikendalikan dengan
obat juga perlu dikonsultasikan dengan spesialis bedah.
• Manfaat yang dapat diharapkan dari metode pembedahan ini adalah meredakan nyeri,
memperbaiki fungsi sendi atau pencegahan kerusakan/deformitas sendi lebih lanjut.
• Tindakan sinovektomi yang dilakukan pada sinovitis persisten dapat juga dilakukan
dengan cara non bedah yaitu dengan menggunakan radioisotop.
KAPAN HARUS
DIRUJUK KE
SPESIALIS???
• Setiap orang dengan dugaan sinovitis resisten yang belum diketahui
sebabnya:
• Sendi kecil pada tangan atau kaki yang terkena
• > 1 sendi yang terkena
• Telah ada keterlambatan ≥3 bulan antara timbulnya gejala dan pergi ke dokter
• Setiap orang dengan dugaan sinovitis menetap yang belum
diketahui sebabnya dengan tes darah yang menunjukkan reaktan
fase akut normal atau RF negatif.
• Pasien dengan sinovitis pada pemeriksaan klinis perlu dianjurkan
pemeriksaan RF. Jika tetap dicurigai menderita AR meskipun RF
negatif, pasien perlu melakukan pemeriksaan Anti-citrullinated Protein
Antibodies (ACPA).
• Rujukan bertujuan untuk mencegah terjadinya kecacatan sendi
akibat pengobatan yang kurang tepat.
PROGNOSIS
Faktor prognosis buruk pada AR :
• Bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi pria bisa terkena pada usia yang lebih muda.
• Prevalensi Osteoartritis di Indonesia cukup tinggi yaitu 5% pada usia > 40 tahun, 30% pada
usia 40-60 tahun dan 65% pada usia > 61 tahun.
• Berdasarkan studi yang dilakukan di pedesaan Jawa Tengah menemukan prevalensi untuk
OA mencapai 52% pada pria dan wanita antara usia 40-60 tahun dimana 15,5% pada pria
dan 12,7% pada wanita
• Sebesar 32,6% penduduk Provinsi Bali mengalami gangguan persendian, dan angka ini lebih
tinggi dari prevalensi Nasional yaitu 22,6% dengan 60 < 4% kasus terjadi pada kelompok umur
55-74 tahun yang umumnya dikeluhkan pada sendi lutut dan pergelangan kaki.
PATOGENESIS
FAKTOR RESIKO
Osteoporosi
• Prevalensi OA padamerupakan
laki-laki sebelum salah
usia 50
Trauma
satu
tahun lutut
faktor yang
risiko aut
tinggiyang
lebih merokok termasuk
dapat
dibandingkan
Hubungan anatara dengan hilangnya
robekan
perempuan. pada
menyebabkan
tulang ligament
rawan pada OA dapat krusiatum
osteoartritis.
dijelaskan Salah
ObesitasFaktor
danFaktor
Prevalensi
sebgai
genetik
risiko timbulnya
merupakan
meniscus
berikut: OA diduga
merupakan
lutut faktor
pada
OAjuga lutu
risiko
faktor
pasien di
satu
anatara faktor
lain resiko
kelainan osteopororsis
local pada
1. berperan
•
terkuat Tetapi
yang
risiko
Merokok
Negara
setelah pada
timbulnya
dapat
Eropa
usia
dapat
merusak
dan OAkejadian
lebih
di dari 50
modifikasi.
lutut.
sel
Amerikadan Studi OAtahun
tidak
adalah
prevalensi
Proses
sendi
menghambat lutut minum-minum
penuaan perempuan
seperti
proliferasi dianggap
sel genu
tulang alkohol.
lebih tinggi
sebagai
varum,
rawan
Selama Framingham
menderita
Sehingga
penyebab
sendi.
lutut,
berjalan,
berbeda, OA hal
semakin tersebut
menemukan
setengah
sedangkan
dibandingkan
peningkatan banyak bahwa
suatu
kelemahan berat
laki-laki.
orang di
genu
Perbedaan
ornga valgus,
dengan legg-calve
tersebut
riwayat menjadi
trauma Perthes
semakin
lutut
badan
2. penelitian
Merokok berhubungan
sekitar sendi,
bertumpu
dapat
mengkonsumsi membuktikan
penurunan
meningkatkan dengan
pada
alkohol bahwa
kelenturan
sendi.
tekanan
sehingga
sendi
disease
berkurang
kalsifikasi
oksidanmemiliki
yang dan
tulang dysplasia
setelah
risiko rawa
mempengaruhi5-6
menginjak
dan
kali asetubulum.
usiatulang
menurunkan
lipat
hilangnya lebih
50-80
ras Afrika-
abnormalitas
akanberatAmerika
mudah kode memiliki
genetik
menjadi risiko
Peningkatan
rawan.tahun.kondrosit
fungsi
Kelemahan yang
otot badan
semuanya
quadrisep akan
mendukung
dan
tinggi untuk
menderita
osteoporosis
terjadinya menderita
OAdan
OA. meningkatkan OA kali lebihHal
lututosteoporosis lutut.
2 kandungan
untuk
melipat
3. laksiti
Merokok
Hal sintesis
gandakan
dapat
ligamentum
trsebut diperkirakan kolagen
beban
pada
karena sendi yang
sendi
pada lutut
masa
•
karbon tersebut
besar monoksida
akan biasanya
dibandingkan dalam terjadi
ras
darah,
menyebabkan pada
Kaukasia.
saattermasuk
kelompok
menyebabkan bersifat
usiaberjalan
50-80 kelainan diturunkan.
tahun
usia
jaringan terutama
yang local
wanita
kekuranganlebihyang sendi juga
mengalami
muda
oksigen
danpengurangan
menjadi
dapat osteoarthritis.
hormone
faktor
menghambat risiko estrogen tulang
OA
pembentukan lutut. yang
rawan. serta dapat
signifikan. lutut.menyebabkan
kecacatan yang lama
ANAMNESIS
• Persendiaan terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan. Pada mulanya
hanya terjadi pagi hari, menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan
tertentu, terutama pada waktu menopang berat badan, namun bisa
membaik bila diistirahatkan.
• Pada beberapa pasien, nyeri sendi dapat timbul setelah istirahat lama,
misalnya duduk dikursi atau di jok mobil dalam perjalanan jauh.
• Kaku sendi pada OA tidak lebih dari 15-30 menit dan timbul istirahat
beberapa saat misalnya setelah bangun tidur.
• Perubahan bentuk tulang. Ini akibat jaringan tulang rawan yang semakin
rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang, menimbulakan rasa
sait yang amat sangat.
PEMERIKSAAN FISIK
• ditemukan ketegangan lokal dan pembengkakan jaringan tulang atau jaringan lunak.
• Krepitus tulang (sensasi tulang bergesekan dengan tulang, yang ditimbulkan gerakan
sendi).
• Otot-otot sekitar sendi yang atrofi dapat terjadi karena tidak digunakan atau karena
hambatan reflek dari kontraksi otot.
• Pada tingkat lanjut osteoartritis, dapat terjadi deformitas berat ( misal pada osteoartritis
lutut, kaki menjadi berbentuk O atau X), hipertrofi (pembesaran) tulang, subluksasi, dan
kehilangan pergerakan sendi (Range of Motion,ROM).
Non
Farmakologis Pembedahan
farmakologis
NON FARMAKOLOGIS
• bagaimana mengatasi nyeri dan
Edukasi disabilitas
• memberikan pengertian bahwa OA
adalah penyakit yang kronik,
• Superoxide Dismutase dapat dijumpai pada setiap sel mamalia dan mempunyai
kemampuan menghilangkan superoxide dan hydroxil radicals.
• Artrodesis membuat sendi kaku, nyeri hilang tetapi juga gerakan dikorbankan.
• Operasi pada jaringan lunak, melakukan “Release” dari otot-otot
yang regang, eksisi selaput sendi yang mengalami kontraksi.