NIM : G1A215035
Mekanisme respon tubuh terhadap stres diawali dengan adanya rangsang yang berasal
dari luar maupun dari dalam tubuh individu sendiri yang akan diteruskan pada sistem limbik
sebagai pusat pengatur adaptasi. Sistem limbik meliputi thalamus, hipothalamus, amygdala,
hippocampus dan septum. Sistem Limbik juga dapat mempengaruhi kerja dari sistem
otonom.
Hipothalamus memiliki efek yang sangat kuat pada hampir seluruh sistem visceral
tubuh kita dikarenakan hampir semua bagian dari otak mempunyai hubungan dengannya.
Oleh karena hubungan inilah, maka hipothalamus dapat merespon rangsang psikologis dan
emosional. Peran hipothalamus terhadap stres meliputi empat fungsi spesifik yaitu :
Menginisiasi aktivitas sistem saraf otonom
Merangsang hipofise anterior memproduksi hormon ACTH
Memproduksi ADH atau vasopressin
Merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin.
Pemahaman empat fungsi ini sangat penting untuk mengerti tentang respons tubuh
terhadap stres. Hipothalamus saat stres akan mensekresikan CRF (corticotropin releasing
hormone) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH (adrenocorticotrophic
hormone) dan TRF(thyrotropin releasing factor). Pelepasan ACTH membuat kelenjar adrenal
mensekresikan beberapa hormon, meliputi glukokortikoid (kortisol), adrenalin dan
noradrenalin. Pelepasan TRF akan merangsang kelenjar hipofise untuk memproduksi
tirotropin yang akan mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin pada kelenjar
tiroid.
Hormon kortisol akan menekan sistem imun, sehingga menyebabkan produksi
limfosit dan eosinofil berkurang terutama limfosit sangat ditekan produksinya. Selain itu,
peningkatan jumlah kortisol juga menyebabkan terjadinya penurunan jumlah monosit dan
basofil dalam sirkulasi.