Anda di halaman 1dari 3

Nama : Emilia Fania

NIM : G1A215035

1. Jelaskan hubungan antara stress dengan timbulnya jerawat ?


Jawab :
Akne vulgaris merupakan penyakit peradangan menahun dari unit pilosebaseus
yang disertai penyumbatan dan penimbunan bahan keratin serta didapatkan terutama di
daerah muka, leher, dada dan punggung, serta ditandai adanya komedo, papul, pustul,
nodul, kista.
Pertumbuhan acne vulgaris disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik,
endokrin (androgen pituitary sebotropic), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar
sebasea, faktor psikis, musim, faktor stres, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes),
kosmetik, dan bahan kimia yang lain. Eksaserbasi acne disebabkan oleh meningkatnya
produksi hormon androgen dari kelenjar adrenal dan sebum, bahkan asam lemak dalam
sebum pun meningkat. Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat
menyebabkan eksaserbasi acne. Salah satu teori mengatakan eksaserbasi ini disebabkan
oleh meningkatnya produksi hormon androgen dari kelenjar adrenal dan sebum, bahkan
asam lemak dalam sebum pun meningkat. Kecemasan menyebabkan penderita
memanipulasi acnenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel
dan timbul lesi yang beradang yang baru.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan patogenesis timbulnya jerawat :
a. Peningkatan produksi sebum
Penderita acne vulgaris memiliki produksi sebum yang meningkat dan biasanya
keparahan acne sebanding dengan jumlah produksi sebum. Kelenjar sebasea mulai
berkembang sebelum pubertas. Hormon androgen yang dikeluarkan kelenjar adrenal
terutama dehydroepiandroterone sulphate (DHEA-S) meransang aktivitas kelenjar
sebasea, dan menstimulasi pembentukan komedo. Hormon androgen pada saat
pubertas dihasilkan oleh gonad (testis pada pria ovarium pada wanita), terutama
testosterone ikut berperan meransang kelenjar sebasea. Enzim 5α redustase merubah
hormon testosterone men jadi dehidrotestosteron. Meningkatnya aktivitas kelenjar
sebasea pada penderita acne yang mempunyai kadar hormon androgen normal
mungkin disebabkan oleh meningkatnya aktifitas enzim 5α-reduktase di kelenjar se
basea.
b. Keratinisasi abnormal duktus pilosebasea
Pada penderita acne terjadi hiperkerotosis duktud pilo-sebasea yang secara klinis
tampak sebagai komedo tertutup (whiteland) dan komedo terbuka (blackhead) yang
didahului ileh mikrokomedo.
Patofisiologi dari stress itu sendiri :

Mekanisme respon tubuh terhadap stres diawali dengan adanya rangsang yang berasal
dari luar maupun dari dalam tubuh individu sendiri yang akan diteruskan pada sistem limbik
sebagai pusat pengatur adaptasi. Sistem limbik meliputi thalamus, hipothalamus, amygdala,
hippocampus dan septum. Sistem Limbik juga dapat mempengaruhi kerja dari sistem
otonom.
Hipothalamus memiliki efek yang sangat kuat pada hampir seluruh sistem visceral
tubuh kita dikarenakan hampir semua bagian dari otak mempunyai hubungan dengannya.
Oleh karena hubungan inilah, maka hipothalamus dapat merespon rangsang psikologis dan
emosional. Peran hipothalamus terhadap stres meliputi empat fungsi spesifik yaitu :
 Menginisiasi aktivitas sistem saraf otonom
 Merangsang hipofise anterior memproduksi hormon ACTH
 Memproduksi ADH atau vasopressin
 Merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin.
Pemahaman empat fungsi ini sangat penting untuk mengerti tentang respons tubuh
terhadap stres. Hipothalamus saat stres akan mensekresikan CRF (corticotropin releasing
hormone) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH (adrenocorticotrophic
hormone) dan TRF(thyrotropin releasing factor). Pelepasan ACTH membuat kelenjar adrenal
mensekresikan beberapa hormon, meliputi glukokortikoid (kortisol), adrenalin dan
noradrenalin. Pelepasan TRF akan merangsang kelenjar hipofise untuk memproduksi
tirotropin yang akan mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin pada kelenjar
tiroid.
Hormon kortisol akan menekan sistem imun, sehingga menyebabkan produksi
limfosit dan eosinofil berkurang terutama limfosit sangat ditekan produksinya. Selain itu,
peningkatan jumlah kortisol juga menyebabkan terjadinya penurunan jumlah monosit dan
basofil dalam sirkulasi.

Anda mungkin juga menyukai