Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan


kepada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung. Keadaan ini bisa
disebabkan karena korban mengalami serangan jantung (heart attack), tenggelam,
tersengat arus listrik, keracunan, kecelakaan, dan lain-lain. Pada kondisi napas dan
denyut jantung berhenti, sirkulasi darah dan transportasi oksigen juga berhenti
sehingga dalam waktu singkat organ-organ tubuh terutama organ vital akan
mengalami kekurangan oksigen yang berakibat fatal bagi korban dan mengalami
kerusakan.
Henti jantung merupakan penyebab utama kematian di beberapa negara
baik di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Pada pasien di luar rumah
sakit atau out-of-hospital cardiac arrest (OHCA) merupakan penyebab kematian
dan kecacatan dan merupakan penyakit yang menghabiskan banyak biaya di
Amerika Serikat. Hampir 500.000 kematian per tahunnya di Amerika Serikat
dikaitkan denganhenti jantung mendadak, dan 47 % diantaranya terjadi di luar
rumah sakit.2,3,4
Di Indonesia data OHCA masih belum jelas. Namun data dari departemen
kesehatan RI tahun 2013 didapatkan bahwa angka kejadian penyakit jantung
koroner pada umur di atas 15 tahun adalah 883.447 kasus. Dengan angka kejadian
di Sumatera Barat 20.567 kasus. Mengingat penyakit jantung coroner merupakan
salah satu factor resiko terjadinya kasus henti jantung. Hal ini perlu menjadi
perhatian khusus dalam pencegahan dan penanganan henti jantung, terlebih yang
terjadi di luar rumah sakit.1,4

Penanganan segera pada kasus henti jantung merupakan hal yang penting
untuk meningkatkan hasil yang lebih baik pada kasus henti jantung. Pengenalan
dini akan gejala henti jantung sangat diperlukan untuk penatalaksanaan henti
jantung. Dengan penanganan segera yang baik, pasien memiliki survival rates
lebih baik. Hal ini terkait dengan 3 hubungan pada mata rantai pertolongan

1
pertama pada henti jantung yaitu akses yang cepat ke pusat kesehatan, resusitasi
jantung paru dini dan defibrilasi dini. Rantai keempat yaitu Advance Cardio Life
Support sering memberikan hasil yang baik, hal tersebut adalah manajamen
airway lanjutan dan pemberian obat-obatan secara intravena.2,3

Anda mungkin juga menyukai