Anda di halaman 1dari 14

I.

RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri didapatkan dari pasien dan adik pasien.
Alloanamnesa
Adik pasien bernama Tn.F , umur 22 tahun, pekerjaan swasta, pendidikan tamat
STM, agama islam, alamat : Rt 10 Rw 04 Karang anyar bajubang,
Kab.Batanghari.
Identitas Penderita
Seorang laki-laki berinisial F, umur 30 tahun, pekerjaan tidak ada, agama islam,
alamat : Rt 10 Rw 04 Karang anyar bajubang, Kab.Batanghari.

A. Keluhan Utama
Pasien mengamuk-ngamuk sejak 2 minggu yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Kurang lebih sejak 5 tahun yang lalu pasien menjadi suka menyendiri dan
menjadi sangat tertutup setelah kedua orang tuanya berpisah. Ayah pasien
selingkuh dan kedua orang tuanya ini sering bertengkar. Hal ini tampaknya
menjadi pikiran bagi pasien yang saat itu berusia 25 tahun dan harus memikirkan
nasib ibu dan tiga orang adiknya yang masih kecil. Sejak saat itu, pasien menjadi
lebih tertutup dan mulai menunjukkan emosi yang suka marah-marah.
Kurang lebih 2 tahun ini keadaan pasien mulai memburuk. Pasien sudah
tidak mau lagi merawat dirinya, pasien sudah sulit di ajak bicara, sulit disuruh
makan dan BAB sembarangan. Sampai akhirnya keluarga memutuskan untuk
membuat sekat rumah, bagian depan untuk keluarga dan bagian belakang untuk
pasien. Keluarga pasien pernah melihat pasien tersenyum-senyum sendiri. Pasien
belum pernah dibawa kerumah sakit untuk berobat, pasien hanya dibawa ke
paranormal (dukun).
Sejak 2 minggu ini pasien sering mengamuk-ngamuk bahkan pasien
sempat memukuli adiknya dan mengganggu anggota keluarga lainnya.
Akibat perilaku pasien keluarga merasa ketakutan dan memutuskan untuk
membawa pasien ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi pada tanggal 4 april 2014
pukul 16.04 WIB.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.

D. Riwayat Medis dan Psikiatrik yang lain


1. Gangguan Mental atau Emosi
Belum pernah menderita gangguan jiwa sebelumnya.
2. Gangguan Psikosomatis
Riwayat mengalami gangguan psikosomatis tidak ada.
3. Kondisi Medik
Riwayat penyakit fisik berat dan riwayat penyalahgunaan zat dan obat-obatan
tidak ada.
4. Gangguan Neurologi
Riwayat trauma kepala, sakit kepala hebat, kesulitan bicara, kelemahan anggota
tubuh, kejang dan kehilangan kesadaran tidak ada.

E. Riwayat Keluarga
 Penderita dibesarkan oleh kedua orang tua kandung.
 Ayah bekerja sebagai swasta, sedangkan ibu sebagai ibu rumah tangga
 Sifat ayah pemarah, tegas, disiplin , sifat ibu pendiam, sabar dan penyayang
 Hubungan kedua orang tua kurang baik sejak ayah pasien selingkuh, hingga
akhirnya mereka bercerai.
 Penderita mempunyai sifat pendiam dan anak pertama dari empat bersaudara
 Status sosial ekonomi menengah ke bawah,.
 Tidak ada hubungan darah antara ayah dan ibu
 Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga tidak ada.
 Struktur keluarga yang tinggal serumah pada saat pasien berusia 10 tahun
No Nama L/P Usia Hubungan Sifat
1 Tn.SL L x tahun Ayah Pemarah, tegas,
disiplin
2 Ny.A P x tahun Ibu Pendiam, sabar,
penyayang
3 Tn.An L x tahun Adik Pendiam, tegas
4 Nn.L P x tahun Adik Pendiam, penyayang

 Struktur keluarga yang tinggal serumah saat ini


No Nama P/L Usia Hubungan Sifat
1 Ny.A P x tahun Ibu Pendiam, sabar,
penyayang
2 Tn.F L 30 tahun Pasien Pendiam, pemalu,
penyayang
3 Tn.An L 22 tahun Adik Pendiam, tegas
4 Nn.L P x tahun Adik Pendiam, penyayang
5 Tn.R L x tahun Adik Ceria

 GENOGRAM

Keterangan:
Laki-laki
Perempuan Gangguan jiwa
F. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien dikandung 9 bulan, dilahirkan secara normal dengan bantuan bidan
2. Masa kanak-kanak awal (kelahiran sampai usia 3 tahun)
a. Kebiasaan makan dan minum
Pasien mendapat ASI sampai usia ± 2 tahun, diberikan makanan tambahan sejak
usia 6 bulan. Pasien kadang-kadang rewel dan terbangun malam hari. Kemudian
tertidur kembali setelah disusui.
b. Perkembangan awal
Kesehatan pasien cukup baik, jarang sakit, pertumbuhan dan perkembangan
normal, sesuai umur. Pasien merupakan anak yang pendiam dan tidak terlalu
bergaul dengan teman seusianya.
c. Toilet training
Diajarkan oleh ibu tanpa paksaan
d. Gejala-gejala dari gangguan perilaku
Tidak ditemukan gangguan perilaku
e. Kepribadian dan tempramen
Pasien adalah anak yang pendiam dan sedikit pemalu.
3. Masa kanak-kanak menengah (usia 3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak lainnya. Pasien
diasuh oleh kedua orangtuanya. Pasien adalah anak yang pendiam dan pemalu ,
tidak terlalu suka bergaul dengan teman-temannya. Hubungan pasien dengan ibu
dekat.
4. Masa kanak-kanak akhir (pubertas hingga remaja)
a. Hubungan sosial
Pasien merupakan anak yang pendiam, tidak terlalu suka bergaul dengan teman
sebayanya.
b. Riwayat pendidikan
Pasien menempuh pendidikan Sekolah Dasar, setelah lulus SD pasien melanjutkan
ke SMP. Tidak ada masalah selama di sekolah. Setelah lulus SMP, pasien
melanjutkan ke STM. Prestasi di sekolah cukup baik dan tidak pernah tinggal
kelas.
c. Perkembangan kognitif dan motorik
Sesuai dengan anak seusianya
d. Masalah emosi dan fisik
Pasien adalah anak yang pendiam, dan sedikit pemalu.
5. Masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Sejak tamat STM pasien tidak bekerja.
b. Riwayat perkawinan dan relasi
Pasien belum menikah
c. Aktivitas sosial
Hubungan pasien dengan keluarga baik, hubungan pasien dengan tetangga pada
awalnya baik, namun pasien mulai tidak harmonis dengan tetangga semenjak
pasien mengalami keluhan – keluhan psikiatri.
d. Riwayat pendidikan
Setelah tamat STM, pasien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya
e. Latar belakang agama
Pasien kurang taat beribadah
f. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal serumah dengan ibu dan tiga orang adiknya
g. Riwayat hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum
h. Riwayat militer
Pasien tidak mempunyai pengalaman militer
i. Riwayat seksual
Pasien mulai menyukai lawan jenis pada saat tamat SMP
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 April 2014 pukul 16.04 WIB.
A. Gambaran Umum
1. Penampilan
Pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi di antar oleh adik
kandung pasien. Pasien menggunakan tidak menggunakan baju hanya memakai
kain sarung saja dan beralas kaki sendal jepit. Pasien berpenampilan tak rapi,
rambutnya yang panjang dan tidak disisir (gimbal), kuku yang kotor dan panjang-
panjang.
2. Perilaku terhadap pemeriksa
Dari awal pemeriksaan pasein tidak mau menjawab semua pertanyaan dari
pemeriksa. (tidak kooperatif).
3. Karakteristik bicara
Dari awal pemeriksaan pasein tidak mau menjawab semua pertanyaan dari
pemeriksa.
4. Tingkah laku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara pasien tampak mutisme (tidak bersuara tanpa kelainan
structural), rigiditas dan negativisme

B. Mood dan Afek


1. Mood (subjektif) : disforik
2. Afek (objektif) : datar
3. Kesesuain afek : inappropriate

C. Persepsi
1. Ilusi : sulit dinilai
2. Halusinasi : sulit dinilai
3. Depersonalisasi : sulit dinilai
4. Derealisasi : sulit dinilai

D. Pikiran
1. Bentuk pikiran :
2. Jalan pikiran :
3. Isi pikiran :
Tidak ada gangguan isi pikir pasien.

E. Sensorium dan kognisi


1. Kesadaran : kompos mentis
2. Orientasi
 Tempat : terganggu
 Waktu : terganggu
 Orang : terganggu
3. Memori
Jangka Panjang : terganggu (sulit dinilai)
Jangka sedang : terganggu (sulit dinilai)
Jangka Pendek : terganggu (sulit dinilai)
Jangka Segera : terganggu (sulit dinilai)
4. Konsentrasi dan perhatian : terganggu
5. Membaca dan menulis : terganggu
6. Berpikir abstrak : terganggu
7. Infomasi dan intelegensia : terganggu

F. Dekorum : cukup
G. Wawasan terhadap penyakit : tilikan derajat 1, pasien menyangkal penuh
bahwa dirinya sakit

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT


A. Pemeriksaan fisik :
- Keadaan umum : tampak sakit
- Kesadaran : kompos mentis
- Gizi : kurang
- Tekanan darah : 130/90 mmhg
- Nadi : 83x/menit
- Respirasi : 20x/menit
- Suhu : 36,5 oC
- Kulit : Tampak kusam dan kering
- Kepala : dalam batas normal
- Mata : dalam batas normal
- Leher : dalam batas normal
- Toraks
Jantung : dalam batas normal
Pulmo : dalam batas normal
- Abdomen
Hepar : dalam batas normal
Lien : dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal

B. Pemeriksaan Penunjang :
Tidak dilakukan

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


A. Pemeriksan Status Mental
 Keadaan Umum : tampak sakit
 Kesadaran : kompos mentis
 Roman muka : diam
 Kontak/rapport : tidak adekuat
 Orientasi T.W.O : terganggu
 Konsentrasi dan perhatian : terganggu
 Pikiran
- Bentuk :
- Jalan : inkoheren
- Isi :
 Ilusi : tidak ada (sulit dinilai)
 Halusinasi : tidak ada (sulit dinilai)
 Tingkah laku : mutisme, rigiditas dan negativisme
 Bicara : diam
 Emosi : sulit dinilai
 Mood : disforik
 Afek : datar
 Kesesuaian afek : tidak sesuai
 Dekorum : cukup
 Insight of illness : tilikan derajat 1, pasien menyangkal penuh
bahwa dirinya sakit
B. Pemeriksaan Fisik : tidak dilakukan
C. Pemeriksaan Penunjang (laboratorium) : tidak dilakukan

V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
a. Aksis I : F.20.3 Skizofrenia Katatonik
b. Aksis II : Tidak ada
c. Aksis III : Edema tungkai
d. Aksis IV : Masalah primary support
e. Aksis V : Disabilitas sedang

VI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam

VII. RENCANA TERAPI MENYELURUH


1. Umum
- Perhatikan higiene pribadi pasien
- Awasi kemungkinan perilaku membahayakan dirinya sendiri dan orang lain
2. Farmakologi
Risperidon 2x1
THP 2x1
CPZ 100 mg 0-0-1

VIII. PEMBAHASAN
A. Diagnosis
Diagnosis Skizofrenia katatonik berdasarkan Pedoman Diagnostik PPDGJ-lll,
yaitu:

1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda ; atau
- “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luardirinya (withdrawal); dan
- “thought broadcasting”= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atauumum mengetahuinya;
b. -“delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- “delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas
merujuk ke pergerakan tubuh/ anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,
atau penginderaan khusus);
- “delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifat mistik atau mukjizat;
c. Halusinasi auditorik:
 Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadapperilaku pasien, atau
 Mendiskusikan perihal pasien pasien di antara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau
 Jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian
tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di
atas manusiabiasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)
 Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation),yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi
tubuht ertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan stupor;
d. Gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerjasosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan olehdepresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
 Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
(prodromal)
 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior),bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
2. Satu atau lebih dari prilaku berikut ini harus mendominasi:
 Stupor ( amat berkurangnya reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam
gerakanserta aktivitas spontan )
 Gaduh-gelisah/Mutisme (Aktivitas motorik yang berlebihan)
 Menampilkan posisi tubuh yg aneh Gerakan volunter yang aneh seperti
yangditunjukkan oleh posturing
 Negativitisme yang ekstrim (tidak interes sama sekali terhadap
sekelilingnya, tanpa kontak social, dan membisu dalam waktu yang lama.)
 Rigiditas (pertahanan tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan
dirinya
 Fleksibiltas cerea (posisi yang dapat dibentuk)
 Command autism

Berdasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan psikiatrikus pasien


didiagnosis sebagai Skizofrenia Katatonik karena adanya didapatkan tanda dan
gejala yang memenuhi kriteria umum skizofrenia dan kriteria tambahan
skizofrenia katatonik (adanya negativisme dan rigiditas)

2. Terapi
1. Umum
 Perhatikan higiene pribadi pasien
 Awasi kemungkinan perilaku membahayakan dirinya sendiri dan orang
lain

2. Farmakologik
Pada pasien ini diberikan obat golongan atipikal yaitu risperidon untuk
mengatasi gejala negatif pada pasien ini. Selanjutnya diberikan
Trihexiphenidil adalah untuk mencegah timbulnya extrapiramidal syndrome
yang dapat disebabkan oleh penggunaan risperidon. Pemberian clorpromazin
untuk memberikan efek sedasi agar pasien menjadi lebih tenang.

3. Psikoterapi suportif individu


Psikoterapi suportif adalah satu bentuk terapi yang mempunyai tujuan

unkut menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang

dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan

psikisnya. Untuk mengembalikan keadaan jiwa yang rapuh ataupun

mengalami gangguan keara keseimbangan, yang terutama dilakukan adalah

menekan ataupun mengontrol gejala-gejala yang terjadi dan untuk

menstabilkan pasien kedalam suasana yang aman dan terlindungi untuk

melawan ataupun menghadapi tekanan yang mungkin saja berat, baik yang

datang dari luar maupun dari dalam dirinya.

Tujuan diberikan psikoterapi adalah untuk menaikkan fungsi psikologis

dan social, menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak

mungkin, menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima, mencegah

terjadinya relaps, dan memindahkan dukungan professional kepada keluarga.

1. Sosioterapi

3. Prognosis
Prognosis baik :

 Riwayat keluarga tentang gangguan mood/affect


 Perilaku dan personalitas premorbid yang baik
 Sudah menikah
 Onset akut
 Gejala kelainan mood terutama kelainan depresif
 Gejala positive
 Sistem pembantu (support systems yang baik)

Prognosis buruk :

 Riwayat keluarga skizophren


 Riwayat trauma prenatal
 Onset pada usia muda
 Prilaku dan personalitas premorbid yang buruk
 Lajang, bercerai, atau menjanda
 Insidious onset
 Tanpa sebab yang jelas
 Tanda dan gejala gangguan neurologist
 Cenderung menarik diri
 Gejala negative
 Tidak ada remisi dalam 3 tahun
 Sering kambuh
 Riwayat kekerasan
 Support systems yang buruk
Dari penjelasan diatas kemungkinan Tn.F prognosisnya buruk, mengingat
onsetnya pada usia muda, lajang, cenderung menarik diri dan adanya gejala
negatif yang dominan.

Anda mungkin juga menyukai