I. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat menjelaskan perubahan jumlah urine
dalam waktu tertentu sebagai dampak dari penambahan cairan hipotonis, isotonis,dan hipertonis.
500
400
Air Aqua
300
NaCl
Dextrose
200
100
0
30' 60' 120'
Percobaan II
Hasil Praktikum pada naracoba I (Minum Air Aqua 1 liter)
Waktu Volume Urin (ml) Berat Jenis Urin
½ jam 142 1,000
1 jam 215 1,000
2 jam 220 1,005
Total 577 -
500
400
Air Aqua
300
NaCl
Dextrose
200
100
0
30' 60' 120'
V. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapat dari percobaan pertama yaitu pada naracoba pertama
yang meminum air putih yang merupakan cairan hipotonis sebanyak satu liter terdapat
penurunan sebesar 10 ml dan kenaikan yang sangat signifikan sebesar 100 ml pada setiap rentang
waktu pengeluaran urin dan mendapatkan hasil akhir pengeluaran 740 ml urin. Pengaruh cairan
hipotonis terhadap pengeluaran urin adalah osmolaritas menurun yang akan mengakibatkan
terjadinya perpindahan air dari kapiler ke jaringan interstisiel sehingga terjadi odem dan sel
membengkak yang mengakibatkan ADH akan tertahan dan pengeluaran urin seharusnya
lebih banyak daripada keadaan normal. Pada percobaan pertama dengan naracoba kedua yaitu
pada naracoba yang meminum pocari sweat (NaCl 0,9%) yang merupakan cairan isotonis
sebanyak satu liter terjadi peningkatan sebesar 60 ml dan penurunan sebesar 70 ml di akhir
pengeluran urin dan mendapatkan hasil akhir pengeluaran sebanyak 650 ml urin. Larutan
isotonik sendiri merupakan suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama
(tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak terdapat adanya
pergerakan air. Sementara itu, pada percobaan pertama dengan naracoba terakhir yang meminum
air larutan gula (Dextrose 10%) yang merupakan cairan hipertonis sebanyak satu liter terjadi
kenaikan pada satu jam pertama pengeluaran sebanyak 50 ml, namun
setelah itu volume urin yang keluar menurun sebanyak 10 ml yaitu dengan hasil akhir sebanyak
690 ml.
Kemudian dilakukan percobaan yang kedua dengan naracoba yang berbeda. Berdasarkan
dari percobaan kedua yaitu pada naracoba pertama yang meminum air putih yang merupakan
cairan hipotonis sebanyak satu liter terdapat kenaikan pada setiap rentang waktu pengeluaran
urin dan mendapatkan hasil akhir pengeluaran 577 ml urin. Pengaruh cairan hipotonis terhadap
pengeluaran urin adalah osmolaritas menurun yang akan mengakibatkan terjadinya perpindahan
air dari kapiler ke jaringan interstisiel sehingga terjadi odem dan sel membengkak yang
mengakibatkan ADH akan tertahan dan pengeluaran urin seharusnya lebih banyak daripada
keadaan normal. Pada percobaan kedua dengan naracoba kedua yaitu pada naracoba yang
meminum pocari sweat (NaCl 0,9%) yang merupakan cairan isotonis sebanyak satu liter terjadi
perubahan yang sama pada pada percobaan cairan hipotonis dan mendapatkan hasil akhir
pengeluaran sebanyak 460 ml urin. Larutan isotonik sendiri merupakan suatu larutan yang
mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang
lain, sehingga tidak terdapat adanya pergerakan air. Sementara itu, pada percobaan pertama
dengan naracoba terakhir yang meminum air larutan gula (Dextrose 10%) yang merupakan
cairan hipertonis sebanyak satu liter terdapat kenaikan pada setiap rentang waktu pengeluaran
urin yaitu dengan hasil akhir sebanyak 324 ml.
VI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang didapat dan teori yang ada didapatkan kesimpulan bahwa kelebihan
cairan hipotonis, isotonis, dan hipertonis berpengaruh pada pembentukan urin terutama
pada volume urin yang dikeluarkan. Namun, pada praktikum ini kami belum dapat membuktikan
teori yang sudah ada karena pengaruh beberapa faktor yaitu aktivitas yang dilakukan sebelum
pengeluran urin, makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum melakukan percobaan, suhu
lingkungan, usia, juga gejolak emosi dan stress yang dirasakan oleh naracoba, hal
ini menyebabkan uji coba pada masing-masing naracoba dengan jenis cairan yang berbeda-beda
kurang berjalan dengan efektif.
Sumber:
1.http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-403-1572444705-
tesis%20s2%20biomedik%20norman%20hidajah.pdf , diakses pada 30 Mei 2017 pukul 22:00 WIB
4. https://www.slideshare.net/deansabrian/makalah-kebutuhan-manusia-akan-cairan-dan-elektrolit,
diakses pada 01 Juni 2017 pukul 19:30 WIB
5. https://www.slideshare.net/chuliecsztstefanerszt/konsep-kebutuhan-cairan-dan-elektrolit , diakses
pada 01 Juni 2017 pukul 19:57 WIB