CAIRAN SENDI D3 TLM REGULER B SEMESTER 3 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
DOSEN PENGAMPU : Dr.dr. Masrifan D, MPH, MMR
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
• Dhiya Syifa Rahmadani (P1337434119054)
• Akhmad Teguh Setiawan (P1337434119064) • Sekar Ajeng Afrilliani (P1337434119074) • Kartika Dianita Berliana P (P1337434119085) • Amalia Istiqomah (P1337434119095) Cairan sendi • Cairan sinovial, sering disebut sebagai "cairan sendi", bersifat kental cairan yang ditemukan di rongga sendi yang bisa digerakkan (diarthroses) atau sendi sinovial. • Sendi itu tertutup oleh kapsul sendi fibrosa yang dilapisi membran sinovial. Membran sinovial mengandung sel khusus yang disebut sinoviosit. • Artikular halus tulang rawan dan cairan sinovial mengurangi gesekan antar tulang selama gerakan sendi. Selain memberikan pelumasan di persendian, cairan sinovial memberikan nutrisi ke artikular tulang rawan dan mengurangi guncangan kompresi sendi itu terjadi selama aktivitas seperti berjalan kaki dan jogging Tes yang paling sering dilakukan pada cairan sinovial adalah • Hitung sel darah putih (WBC) • Diferensial • Pewarnaan Gram • Kultur • Pemeriksaan kristal. Temuan Laboratorium di Gangguan Sendi 1. Noninflamasi 2. Peradangan • Cairan bening dan • Cairan kuning keruh kuning • Viskositas yang buruk • Viskositas yang bagus • WBC 2000–75.000 L • Sel darah putih 1000 l • Neutrofil 50% • Neutrofil 30% • Kadar glukosa • Glukosa normal (mirip menurun dengan gula darah) • Kemungkinan terdapat autoantibodi 3. Septic 4. Hemoragik • Cairan keruh atau seperti susu • Viskositas rendah • Berawan, cairan • Sel darah putih hingga 100.000 L merah • Neutrofil 70% • Viskositas rendah • Kadar glukosa menurun • Ada kristal • Sel darah putih sama • Cairan keruh, kuning kehijauan dengan darah • Viskositas variabel • WBC 50.000–100.000 L • Neutrofil sama dengan • Neutrofil 75% darah • Kadar glukosa menurun • Tingkat glukosa normal • Kultur positif dan pewarnaan Gram Pengumpulan Spesimen dan Penanganan
• Cairan sinovial dikumpulkan dengan aspirasi jarum yang
disebut arthro centesis. • Jumlah cairan yang ada bervariasi dengan ukuran sendi dan luasnya penumpukan cairan di sendi. Sebagai contoh, jumlah normal cairan di rongga lutut orang dewasa kurang dari 3,5 mL, tetapi bisa meningkat menjadi lebih dari 25 mL dengan inflamasi. • Volume cairan yang terkumpul harus dicatat. • Cairan sinovial normal tidak menggumpal; namun, cairan dari sendi yang sakit mungkin mengandung fibrinogen dan akan menggumpal. • Tabung heparinisasi steril untuk pewarnaan Gram dan kultur • Asam heparin atau ethylenediaminetetraacetic (EDTA) tabung untuk jumlah sel • Tabung nonantikoagulasi untuk tes lain • Tabung natrium fluorida untuk analisis glukosa Idealnya, semuanya pengujian harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah seluler lisis dan kemungkinan perubahan kristal. Nilai normal cairan Sinovial • Volume < 3,5 mL • Warna Tidak berwarna sampai kuning pucat • Kejelasan Jelas • Viskositas Mampu membentuk tali sepanjang 4–6 cm • Jumlah leukosit < 200 sel / L. • Neutrofil <25% dari diferensial • Kristal Tidak ada • Glukosa: plasma <10 mg / dL lebih rendah dari darah • perbedaan glukosa • Total protein <3 g / dL Tes untuk pemeriksaan cairan sendi 1. Tes makroskopis : - warna dan kejernihan - bekuan - viskositas - tes mucin 2. Tes mikroskopis : - jumlah leukosit - Morfologi dan hitung jenis - kristal-kristal 3. Tes Kimia : - Tes Glukosa - LDH (Laktat dehidrogenase) 4. Tes Serologi : - RF (Rhematoid Factor) - CRP (C-Reactive Protein) - ANA (Antinuclear Antibodies) 5. Tes Mikrobiologi : - Pewarnaan gram - Acid fast staining TES MAKROSKOPIS 1. Warna dan kejernihan : Prinsip : setiap kelainan memberi warna dan kejernihan berbeda. Interpretasi : - Normal : tidak berwarna dan jernih. - Kuning jernih: artritis traumatik, osteoartritis dan artritis rematoid ringan. - Kuning keruh: inflamasi spesifik dan nonspesifik,>>leukosit. - Chyloid(susu): artritis rematoid dengan efusi kronik, pirai, dan obstruksi limfatik. - Nanah/purulen: artritis septik - Seperti darah: trauma, hemofilia dan sinovisitis vilonodularis hemoragik. - Kuning kecoklatan: perdarahan yang telah lama 2. Bekuan: Prinsip : fibrinogen menyebabkan sampel membeku Interpretasi: - Normal : > 1 jam tidak membeku - Bekuan+ : ada proses peradangan makin besar bekuan, makin berat peradangan 3. Viskositas: Prinsip: adanya asam hialuronat menentukan viskositas cairan Interpretasi: - Normal : ukuran panjang tetesan > 6 cm/tanpa putus - Viskositas tinggi : panjang tetesan tanpa putus 4-6cm non inflamatorik - Viskositas menurun (<4 cm) inflamatorik akut dan septik. - Viskositas bervariasi hemoragik (tidak dapat dipakai untuk diagnosis banding) 4. Tes mucin Prinsip: asam asetat dapat membekukan asam hialuronat dan protein Interpretasi : - Mucin baik/normal: terlihat satu bekuan kenyal dalam cairan jernih. - Mucin sedang: bekuan kurang kuat dan tidak mempunyai batas tegas dalam cairan jernih RA - Mucin jelek: bekuan terjadi berkeping-keping dalam cairan keruh infeksi. Tes Mikroskopis: 1. Jumlah leukosit Prinsip: sampel diencerkan NaCl 0,9% dan dimasukkan ke dalam bilik hitung (hemositometer) dengan memperhitungkan faktor pengenceran, jumlah leukosit dapat diketahui. (n/v x p). Interpretasi: - Normal: jumlah leukosit < 200/mm3. - L 200-500/mm3 penyakit degeneratif/non inflamatorik. - L 2000-100.000/mm3 kelompok inflamatorik akut Interpretasi Kelompok inflamatorik akut : L 750-45.000/mm3(±13.500/mm3): artritis gout akut. L 300-98.000/mm3(±17.800/mm3): RF L 300-75.000/mm3(±15.500/mm3): RA L 20.000-200.000/mm3 kelompok septik(infeksi) : L 2.500-105.000/mm3(±23.500/mm3): artritis TB L 1.500-108.000/mm3(±14.000/mm3): artritis gonore. L 15.600-213.000/mm3(65.400/mm3): artritis septik L 200-10.000/mm3 kelompok hemoragik 2. Morfologi dan hitung jenis Prinsip : cairan sendi diapuskan di atas kaca obyek kemudian diwarnai. Interpretasi : - Normal : jumlah neutrofil < 25% - kelompok infamatorik akut : - artritis gout akut (48-94%) - RF (8-89%) - RA (5-96%) - Kelompok septik : - Artritis TB (29-96%) - Artritis GO (2-96%) - Artritis septik (75-100%) - Kelompok hemoragik : < 50% 3.Kristal-kristal Prinsip: jenis kristal tergantung jenis kelainan. Interpretasi: - Normal: tidak ditemukan Kristal dalam cairan sendi. - Kristal kolesterol RA - Monosodium urat (MSU) artritis gout. TES KIMIA 1. Tes Glukosa: Prinsip: intensitas warna yang terbentuk hasil reaksi diukur dengan fotometer. Interpretasi : - Normal : perbedaan antara glukosaserum dan glukosa cairan sendi = < 10 mg/dl - Kelompok inflamatorik: - Artritis gout akut perbedaan 0-41 mg/dl (±12 mg/dl) - RF perbedaannya 6 mg/dl - RA perbedaanya 0-88 mg/dl (± 31mg/dl) TES KIMIA (lanj) - Kelompok septik : - Artritis TB perbedaan 0-108 mg/dl (±57 mg/dl) - Artritis GO perbedaan 0-97 mg/dl (±26 mg/dl) - Artritis septik -->perbedaan 40-122 mg/dl (±71 mg/dl) - Kelompok hemoragik pebedaannya < 25 mg/dl TES KIMIA (lanj) 2. LDH Prinsip: intensitas warna yang terbentuk hasil reaksi diukur dengan fotometer. Interpretasi: - Normal : 100-190 U/L - LDH meningkat pada RA, gout dan artritis karena infeksi, tetapnormalpada penyakit sendi generatif. Tes Serologi 1. Tes Faktor Rematoid (RF) Prinsip : faktor rematoid dapat dideteksi dengan menggunakan suspensi granul plastik yang dilapisi gamma globulin manusia dan akan beraglutinasi jika ada faktor rematoid. Interpretasi : - Normal: Aglutinasi negatip : kadar RF < 8 IU/L - Aglutinasi+ (RF+) : > 60% ditemukan pada cairan sendi dan serum pada penderita RA. - Positip palsu : SLE, hepatitis, limfoma, skleroderma dan penyakit karena infeksi. Tes Serologi (lanj) 2. Tes CRP: Prinsip: reaksiaglutinasiterjadi akibat adanya inflamasi atau nekrosis jaringan. Interpretasi : - Normal Aglutnasi negatip :kadar CRP < 6 mg/l - Aglutinasi positip: - > 70 % penderita pada RA aktif, - Demam rematik - Keganasan - Infeksivirus - TBC - Kerusakan jaringan dan inflamasi Tes Serologi (lanj) 3. Tes ANA Prinsip : Metode sandwich : Ag + Ab + anti IgG warna biru, baca dengan reader immunoassay OD sampel/OD kalibrator = jumlah ANA Interpretasi: - Jumlah ANA < 1 : negatip - Jumlah ANA > 1 : positip - Positip > 70% ditemukan cairan sendi penderita SLE dan > 20% pada penderita RA Tes Mikrobiologi Tes ini dilakukan bilaada dugaan kelainan sendi disebabkan infeksi (artritis GO atau artritis TBC). 1. Pewarnaan Gram Prinsip : - bakteri Gram+ akan tetap mengikat warna ungu meskipun ada penambahan alkohol dan fuschin/safranin. - bakteri Gram- akanmelepaskan warnaungu dengan adanya penambahan alkohol dan akan mengikat fuschin/safranin menjadi warna merah Interpretasi: - Gram+ (bakteri bentuk batang) : pada artritis TBC - Gram – (bakteri bentuk kokus) : pada artritis GO Tes Mikrobiologi (lanj) 2. Pewarnaan tahan asam. Prinsip : kuman akan mengambil warna sesuai sifatnya. Interpretasi : - Basil tahan asam (+) : basil terlihat berwarna merah. - Basil tidak tahan asam : badan basil akan berwarna biru. Algoritma Analisis Cairan Sendi Tes Normal Non Inflam Inflamasi Septik hemoragik
Tdk Kuning Kuning Kuning Merah/xanto
Warna dan berwarna muda keruh tranp- keruh tranp- krom tranp- kejernihan dan jernih transparan opag opag opag
Volume < 3,5 ml > 3,5 ml >3,5 ml > 3,5 ml > 3,5 ml
Bekuan negatif negatif positif positif negatif
viskositas tinggi tinggi menurun menurun bervariasi