disusun oleh
(P1337434119074)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2020
A. Pertemuan ke : 7
B. Judul : Pemeriksaan makroskopis, mikroskopis dan kimiawi sperma
C. Metode :
1. Metode Makroskopis
2. Metode Mikroskopis Pewarnaan Hematoxilin Eosin
3. Metode Kimiawi Perhitungan Kadar Fruktosa
D. Tujuan
1. Makroskopis : Untuk mengetahui kualitas sperma secara makroskopis.
2. Mikroskopis : Untuk mengetahui morfologi sperma secara mikroskopis.
3. Kimiawi : Untuk mengetahui kandungan fruktosa dalam sampel sperma
secara kimiawi.
E. Prinsip
1. Makroskopis : warna, bau cairan semen diamati serta dilakukan
pengukuran liquefaksi, pH, viskositas dan pengukuran volume.
2. Mikroskopis : Aduk cairan semen secara perlahan sampai homogen dan
amati adanya spermatozoa, motilitas, aglutinasi, dan jumlah spermatozoa.
Setelah dibuat pengecatan preparat amati marfologi, leukosit serta
viabilitas spermatozoa.
3. Kimiawi : Fruktosa bereaksi dengan resorsinol membentuk warna merah .
Kadar fruktosa mempunyai korelasi positif dengan kadar testosterone
dalam tubuh.
F. Manfaat
J. Nilai Normal
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan nilai acuan untuk
analisa sperma yang normal, sebagai berikut:
1. Volume total cairan lebih dari 2 ml
2. Konsentrasi sperma paling sedikit 20 juta sperma/ml
3. Morfologinya paling sedikit 15% berbentuk normal
4. Pergerakan sperma lebih dari 50% bergerak kedepan, atau 25% bergerak
secara acak kurang dari 1 jam setelah ejakulasi
5. Adanya sel darah putih kurang dari 1 juta/ml 6. Analisa lebih lanjut (tes
reaksi antiglobulin menunjukkan partikel ikutan yang ada kurang dari 10 %
dari jumlah sperma)
6. Kadar Fruktosa sperma normal : 120 – 450 mg/dl
K. Simpulan
Sperma adalah zat setengah cair atau setengah kental yang
terdiri dari dua bagian yaitu plasma sperma (plasma semen) dan
spermatozoa. Analisa sperma adalah suatu pemeriksaan laboratoris
yang penting untuk menilai fungsi organ reproduksi pria. Dari hasil
analisa sperma dapat memberikan kualitas informasi yang banyak
kepada kita tentang keadaan testis baik kuantitas maupun kualitas
spermatozoanya, fungsi sekretoris kelenjar seks aksesori pria (baik
kelenjar prostat, vesikula seminalis, parauretra littre & cowpri), juga
epididimis maupun kemungkinan adanya kesalahan fungsi seksual.
Secara teknis laboratoris analisa sperma dibagi menjadi dua yaitu :
Analisa sperma dasar (rutin) dan Analisa sperma lengkap. Untuk
praktikum yang dikerjakan adalah Analisa sperma dasar (rutin).
Analisa sperma dasar dilakukan menurut tahapan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Makroskopis yang meliputi : koagulum, likuefaksi,
warna, bau, volume, viskositas, dan pH.
2. Pemeriksaan Mikroskopis, ada 2 macam, yaitu :
Kadar fruktosa dalam mani normal berkisar antara 120-450 mg/dl dan
fruktosa itu berasal dari vesiculae seminales. Selain dipengaruhi oleh
kadar testosteron dalam tubuh, banyaknya fruktosa dalam mani juga
mengalami perubahan oleh proses-proses dalam vesiculae seminales dan
ductuli ejaculatorii, pada hipoplasia dan radang vesiculae seminales dan
pada penyumbatan partial ductuli ejaculatorii kadar fruktosa menurun.
Penyumbatan ductuli ejaculatorii yang total berakibat kadar fruktosa
dalam mani menjadi nol.
DAFTAR PUSTAKA