Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMIAH

IDENTIFIKASI CANDIDA ALBICANS PADA BAK AIR TOILET


UMUM WANITA

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia

Dosen pengampu Arif Setya Efendi, M.Pd.

disusun oleh

Sekar Ajeng Afrilliani

(P1337434119074)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang telah banyak memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Identifikasi Candida Albicans pada
Bak Air Toilet Umum Wanita”, penyusunan makalah ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada yang terhormat :

1. Devi Etivia Purlinda, S.ST.,M.Si. selaku koordinator dosen marta kuliah


bahasa Indonesia
2. Arif Setya Efendi, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah bahasa
Indonesia

Akhir kata, penulis berdoa semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada semua pihak diatas dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca .

Semarang,01 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 4

BAB III PENUTUP ................................................................................... 8

A. Simpulan ........................................................................................ 8
B. Saran .............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Candida sp merupakan salah satu jenis jamur dimorfik yaitu mempunyai


kemampuan untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda Blastopore dan
Germinated Yeast.Perbedaan ini tergantung factor eksternal yang
mempengaruhi pada proses pertumbuhannya. Spesies Candida dapat
diidentifikasi dengan makroskopis yaitu dengan menggunakan medium SDA
(Sabouraud Dextrose Agar) yang telah diinkubasi dengan suhu 37°C selama
48 jam.Pada penelitian dengan menggunakan medium Agar membentuk suatu
koloni bulat lonjong, lunak, halus, licin, berlipat-lipat dengan warna putih
kekuningan sedikit timbul dan bau seperti ragi. Besar koloni bergantung pada
umur. Pada tepi koloni dapat dilihat hifa semu sebagai benang-benang halus
yang masuk ke dalam medium. Pada medium cair jamur biasanya tumbuh
pada dasar tabung. Jamur Candida memperbanyak diri dengan membentuk
tunas, maka spora jamur disebut blastospora atau sel ragi (sel khamir). Jamur
membentuk hifa semu (pseudohypa) yang sebenarnya adalah rangkaian
blastospora, yang juga dapat bercabang-cabang. Selain itu, jamur juga dapat
membentuk hifa sejati. Candida tidak membentuk simpai dan tidak
berpigmen. Diantara ketujuh spesies Candida,Candida albicans dianggap
jenis yang paling patogen dan mampu meyebabkan penyakit kandidiasis.

Jamur Candida albicans merupakan penyebab yang sering dijumpai pada


genetalia dan daerah peringenital wanita. Penyakit yang ditimbulkan oleh
jamur Candida albicans dikenal dengan kandidiasis atau kandidosis. Kelainan
yang terjadi bila terinfeksi berupa bercak putih diatas mukosa yang
eritematosa erosif, mulai dari serviks sampai introitus vagina, didapatkan
flour albus yang putih kekuningan disertai semacam butiran tepung keluhan

1
2

biasanya gatal karena terjadi peradangan.Kandidiasis pada dasarnya adalah


infeksi kulit atau selaput mukosa yang disebabkan tidak terkontrolnya
pertumbuhan jamur seperti ragi atau genus Candida.Kandidiasis dimulai
dengan peningkatan jumlah Candida sp lokal akibat infeksi disertai dengan
kerusakan epitel seseorang yang memungkinkan invasi lokal oleh ragi dan
pseudohifa. Pada hakikatnya, candida albicans merupakan flora normal pada
saluran pencernaan, selaput mukosa pernapasan, kulit, dan dibawah jari kuku
dan tangan, sekitar 30-60% Candida albicans yang hidup normal tanpa adanya
keluhan namun dapat menjadi patogen bila terdapat faktor resiko seperti
menurunnya imunitas, gangguan endokrin, terapi antibiotik jangka panjang,
perokok, Aids, kehamilan dan diabetes.

Berdasarkan penelitian Tasik. dkk (2016) dalam jurnalnya dengan judul


Profil kandidiasis vulvovaginalis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2013 menyatakan
bahwa jamur candida pada manusia merupakan jamur flora normal yang
hidup pada organ reproduksi, namun dapat menjadi patogen bila terdapat
faktor pencetus yang menimbulkan perubahan pada daerah vagina.
Kandidiasis vulvovaginalis merupakan penyebab terbanyak kedua penyakit
yang menyerang wanita di Eropa dan Amerika Serikat. Di India pada tahun
2013, kandidiasis vulvovaginalis (53,3%) menyerang kelompok wanita usia
reproduksi antara 21-30 tahun dengan penyebab terbanyak yaitu Candida
albicans (86%).

Berdasarkan masalah yang diuraikan, maka penulis mengangkat judul


makalah “Identifikasi Candida Albicans Pada Bak Air Toilet Umum Wanita”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian
sebelumnya mengenai Jamur Candida. Hasil penelitian ini diharapkan agar
masyarakat dapat meningkatkan hygiene pada penggunaan fasilitas toilet
umum terutama pada toilet wanita.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan:

1. Apa yang disebut dengan Jamur Candida ?


2. Bagaimana cara identifikasi Candida Albicans?
3. Apa penyebab timbulnya cemaran Jamur Candida pada bak air toilet?
4. Apa pengaruh penggunaan air toilet umum yang tercemar jamur
Candida Albicans terhadap kesehatan organ reproduksi wanita?
C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian Jamur Candida.


2. Mengetahui cara identifikasi Candida Albicans
3. Mengetahui penyebab timbulnya cemaran Jamur Candida pada bak
air toilet.
4. Mengetahui pengaruh penggunaan air toilet umum yang tercemar
Jamur Candida Albicans terhadap kesehatan organ reproduksi wanita.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jamur Candida

Candida sp. merupakan jamur yang mempunyai kemampuan untuk


tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu blastopore (blasroconidia)
adalah bentuk fenotip yang bertanggung jawab dalam tranmisi dan
penyebaran, serta germinated yeast. Oleh karena itu Candida disebut jamur
dimorfik (Tortora, 2001).

Candida sp. merupakan jamur dimorfik yang tumbuh sebagai sel ragi
tunas, berbentuk oval (berukuran 3-6 mikron). Pada medium agar Candida sp.
akan menghasilkan koloni lunak berwarna krem dengan bau seperti ragi.
Candida terdiri dari banyak spesies dan tersebar luas di alam. Spesies Candida
dapat diidentifikasi menggunakan beberapa cara, salah satunya adalah dengan
melakukan pengamatan secara makroskopis pada koloni Candida sp. yang di
tanam dalam media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) yang telah diinkubasi
pada suhu 37°C selama 48 jam. Sekitar 17 spesies Candida telah dilaporkan
dapat menginfeksi dan mengakibatkan penyakit pada manusia Beberapa dari
spesies ini mampu menyebabkan kandidiasis (Jawetz et al, 2008, Agarwal et
al, 2011; Wahyuningsih, dkk., 2012).

Candida Albicans adalah jamur yang memiliki ciri oval atau lonjong
(yeast), bertunas menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan maupun
jaringan dan eksudat. Pada media SDA membentuk koloni-koloni halus
berwarna coklat berbau seperti ragi. Bagian permukaan terdiri atas sel-sel
bertunas lonjong dan bagian bawahnya terdiri atas pseudomiselium yang
terdiri atas pseudohifa berbentuk blastokonida pada ujung-ujungnya. Ragi ini
merupakan flora normal selaput mukosa yang hidup di saluran pernafasan,
saluran pencernaan, dan genitalia wanita (Jawets et al., 1996).

Berdasarkan uraian pendapat diatas, Candida sp merupakan jamur


dimorfik yang tumbuh sebagai sel ragi dan memiliki beberapa spesies
beberapa dari jenis tersebut dapat menyebabkan infeksi kandidiasis.Jamur
Candida memiliki ciri oval atau lonjong dan bertunas jamur ini merupakan
flora normal pada selaput mukosa pennafasan, pencernaan dan genitalia
wanita.

4
5

B. Identifikasi Candida Albicans

Penelitian untuk mengetahui jamur Candida Albicans dilakukan melalui


pengambilan sampel air pada bak toilet wanita menggunakan spuit steril
dengan ukuran 10 ml. Air dalam bak diambil dari beberapa titik yang berbeda
yaitu diambil pada keempat sudut dan pada bagian tengah bak, dengan
kedalaman kurang lebih setengah dari tinggi permukaan air terhadap dasar
bak. Perlakuan sampel air yang telah diambil dibawa ke laboratorium untuk
diteliti sampel air diputar dengan centrifuge pada kecepatan 1500 rpm selama
10 menit. Air pada bagian atas tabung diambil menggunakan pipet, sisakan
1ml endapan sebagai sampel penelitian Endapan sampel tersebut ditanam ke
dalam media SDA (sabouraud dextrose agar) dengan menggunakan metode
pipet sebanyak 1ml secara aseptis. Inkubasi media yang telah dilakukan
penanaman pada suhu 37°C selama 48 jam. (Agustina, 2012 dan
Dasetal,2013)

Spesies Candida dapat diidentifikasi menggunakan beberapa cara, salah


satunya adalah dengan melakukan pengamatan secara makroskopis. Koloni
yang tumbuh pada media SDA yang telah diinkubasi selama 48 jam pada suhu
37°C, diamati secara makroskopis berdasarkan bentuk koloni yang tumbuh
pada media meliputi: tekstur koloni, warna koloni, tepi koloni, elevasi, dan
permukaan koloni (Zunaidah dan Alami, 2014).

Identifikasi Jamur Candida secara mikroskopis dilakukan denan


mengambil koloni jamur dengan menggunakan selotip yang direkatkan pada
koloni jamur. Bagian yang terdapat jamur ditetesi alkohol 70%. Kaca objek
ditetesi 1-2 tetes larutan Lacto Phenol Cotton Blue (LPCB) kemudian
letakkan selotip tadi secara perlahan-lahan lalu ditutup dengan kaca penutup.
Karakteristik spora dan hifa jamur diamati dengan mikroskop perbesaran
100× (obyektif 10×) (Darliana, 2011).
Spesies Candida dapat diidentifikasi menggunakan beberapa cara, yaitu
makroskopis dengan melakukan pengamatan pada koloni Candida sp. yang di
tanam dalam media SDA (sabouraud dextrose agar) yang telah diinkubasi
pada suhu 37° C selama 48 jam dan mikoskopis dengan pengamatan koloni
jamur candida melalui mikroskop.
6

C. Penyebab Cemaran Jamur Candida Albicans Pada Bak Air.

Toilet, Kakus, Kloset atau WC adalah perlengkapan yang kegunaan


utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran , yaitu air seni dan feses.Toilet
umum menjadi pilihan masyarakat yang sedang melakukan perjalanan seperti
tempat wisata, hotel, maupun restoran untuk melakukan aktivitas MCK.
Sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan air bak toilet ditumbuhi oleh
Candida sp.Kontaminasi jamur Candida pada air bak toilet dapat disebabkan
dari berbagai sumber, diantaranya adalah jumlah pengguna toilet, frekuensi
pembersihan, dan pH air.

Menurut Suparlan (1988:89) perbandingan jumlah WC dengan jumlah


pengguna WC yang ideal adalah untuk setiap 40 orang wanita disediakan 1
buah WC. Semakin banyak jumlah pengguna WC, maka semakin besar
kemungkinan terjadi kontaminasi jamur ke air. Adanya jamur Candida
albicans pada air dapat disebabkan karena kontaminasi setelah defekasi.
Selain itu dapat juga terkontaminasi melalui kuku dari pengguna WC yang
menderita kandidiasis ataupun orang normal, karena jamur ini sering
ditemukan pada kotoran di bawah kuku orang normal.

Frekuensi pembersihan bak WC sangat mempengaruhi pertumbuhan


jamur Candida albicans. Wijon (2000:1148) mengatakan bahwa syarat WC
yang digunakan untuk umum adalah harus dibersihkan paling sedikit 2-3 kali
sehari. Kurangnya frekuensi pembersihan bak WC ini berarti memberikan
kesempatan kepada jamur untuk tumbuh dan berkembang di dalam air
sehingga air tersebut akan menjadi sumber infeksi bagi yang
menggunakannya.

Air pada bak toilet dengan pH berkisar 5,5-6,5 kondisi ini sangat
memungkinkan jamur Candida albicans untuk tumbuh dan
berkembang.Seperti pendapat Tjampakasari (2006:33) jamur Candida albicans
dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih
baik pada pH antara 4,5-6,5.

Pencemaran Jamur Candida Albicans pada toilet umum lebih rentan


karena jumlah pengguna toilet umum perhari yang tidak tentu dan
kebersihannya pun hanya dilakukan petugas kebersihan yang bahkan tidak
bertugas membersihkan setiap hari.Selain itu pH air yang cenderung asam
juga sangat rentan menjadi tempat berkembangya Jamur Candida Albicans.
7

D. Pengaruh Penggunaan Air Yang Tercemar Jamur Candida Albicans


Terhadap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita.

Jamur Candida albicans secara alami terdapat dalam tubuh sebagai flora
normal. Di alam bebas, jamur ini ditemukan di tanah, kotoran binatang dan
air. Jamur ini dapat menyebabkan keputihan pada vagina yang disebut
kandidiasis vaginitis. Kandidiasis pada dasarnya adalah istilah yang
digunakan untuk infeksi kulit dan selaput mukosa yang disebabkan oleh jamur
seperti ragi dari genus Candida, dan infeksi yang paling sering disebabkan
oleh spesies Candida albicans. Kandidiasis dimulai dengan peningkatan
jumlah Candida sp. lokal akibat infeksi disertai dengan kerusakan epitel pada
seseorang dengan faktor resiko (AIDS, kehamilan, diabetes, konsumsi
kortikosteroid atau antibiotik, dan qtrauma) yang memungkinkan invasi lokal
oleh ragi dan pseudohifa. Invasi ragi ke mukosa vagina akan menyebabkan
vaginitis dan dapat meluas sampai vulva (vulvitis), jika mukosa vagina dan
vulva keduanya terinfeksi disebut kandidiasis vulvovaginalis (Jawetz et
al:2008).

Kandidiasis merupakan penyakit akibat infeksi candida baik primer


maupun sekunder terhadap penyakit lain. Penyebab umumnya adalah
C.albicans, tetapi dikenal beberapa spesies lain yang dapat hidup pada
manusia .Spesies tersebut telah ditemui dan diteliti sejakabad ke-17, penyakit
ini dianggap berhubungan dengan hygiene dari penderita yang kurang baik
(Soedaramo et al, 2008).

Berdasarkan uraian pendapat diatas,bahwa jamur candida albicans


merupakan flora normal di organ genital wanita, namun apabila terjadi
peningkatan jumlah jamur tersebut dapat memicu infeksi kandidiasis yang
dapat menyebabkan penyakit vaginitis, vulvitis, dan kandidiasis
vulvovaginalis. Berbagai penyebab penyakit tersebut merupakan penyakit
akibat infeksi jamur yang erat kaitannya dengan tingkat hygiene dari penderita
yang kurang baik.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai identifikasi Jamur Candida


Albicans pada Bak Air Toilet Umum Wanita dapat disimpulkan bahwa
Candida sp. merupakan jamur dimorfik yang tumbuh sebagai sel ragi tunas,
berbentuk oval menghasilkan koloni lunak berwarna krem dengan bau seperti
ragi. Sekitar 17 spesies Candida telah dilaporkan dapat menginfeksi dan
mengakibatkan penyakit pada manusia beberapa dari spesies ini mampu
menyebabkan kandidiasis salah satunya candida albicans. Koloni jamur
Candida Albicans dapat di identifikasi dengan makroskopis dan mikroskopis.
Penyebab terjadinya kotaminasi oleh jamur Candida Albicans pada bak air
adalah jumlah pengguna toilet umum perhari yang tidak tentu,kebersihan
toilet dan pH air yang cenderung asam. Aktivitas MCK dengan menggunakan
air yang tercemar Jamur Candida Albicans dapat menyebabkan infeksi pada
organ reproduksi wanita seperti infeksi vaginitis, vulvitis, dan kandidiasis
vulvovaginalis.

B. Saran

Bagi pengguna toilet agar ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan


toilet, seperti menyiram dengan bersih setelah beraktivitas di toilet. mengingat
bahwa sarana toilet memiliki potensi penyebaran kuman penyakit dari
pengguna yang satu ke pengguna yang lainnya serta menjaga personal
hygiene mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan
tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan
membersihkan daerah genital.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agustin,Dwi. 2018. GAMBARAN CANDIDA ALBICANS PADA URIN


REMAJA PRA-MENSTRUASI DI POLTEKKES KEMENKES
PALEMBANG JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN 2018. Diakses
dari https://repository.poltekkespalembang.ac.id/ pada tanggal 3
November 2019.

Firdaus,Yusra. 2018. Berkenalan Dengan Candida albicans, Jamur Penghuni


Tubuh Manusia yang Bisa Sebabkan Penyakit. Diakses dari
https://hellosehat.com pada tanggal 4 November 2019.

Juwita Esthi,dkk. 2017. Analisis Kandungan Jamur Candida Albicans


Terhadap Sanitasi Toilet Umum di Pasar Kota Bojonegoro. Jurnal Ilmu
Kesehatan (Online). Vol.2,No.4. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/ pada tanggal 3 November 2019.

Mujayana,Eka. 2017. IDENTIFIKASI CEMARAN JAMUR Candida Albicans


PADA AIR BAK TOILET DI RUANG BERSALIN. Diakses dari
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/ pada tanggal 3 November 2019.

Prahatamaputra,Aminuddin. 2009. KARAKTERISTIK JAMUR Candida


albicans BERBASIS FERMENTASI KARBOHIDRAT PADA AIR BAK
WC SEKOLAH MENENGAH DI KELURAHAN ALALAK UTARA.
Jurnal Wahana Bio (Online). Vol.2. Diakses dari
https://www.academia.edu/ pada tanggal 4 November 2019.

Qurrahman,Taufik.,dan Rosit Wahyu. 2015. Pengaruh Frekuensi Menguras


Terhadap Candida sp Pada Air Bak Toilet Wanita di SPBU Surakarta.
Jurnal Ilmiah Biologi. Vol.3,No.1. Diakses dari http://journal.uin-
alauddin.ac.id/ pada tanggal 3 November 2019.

Savitri,Tania. 2016. Apa itu vaginitis?. Diakses dari https://hellosehat.com/


pada tanggal 4 November 2019.

Setiawan,Fina. 2019. Vulvitis - Gejala, Cara Menangani, dan Obat.


Diakses dari https://www.honestdocs.id/ pada tanggal 4 November
2019.

9
Simatupang,MM. 2009. Candida Albicans. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/ pada tanggal 5 November 2019.

Widyawati. 2013. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diakses dari


http://etheses.uin-malang.ac.id/ pada tanggal 4 November 2019.

Winadi,Ja. 2017. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diakses dari


http://repository.umy.ac.id pada tanggal 5 November 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai