Oleh:
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini yang dapat selesai pada waktunya, meskipun masih banyak
kekurangan didalamnya. Dan kami berterima kasih pada Ibu Wiwik Purwanti
yang telah memberikan tugas ini kepada kami yang berjudul PENELITIAN
TENTANG JAMUR PADA ROTI, TEMPE, KUKU DAN URINE .
Karya Tulis Ilmiah ini berisi informasi tentang bagaimana jamur roti,
jamur tempe, jamur, jamur kuku, jamur candida sp. Diharapkan Karya Ilmiah ini
dapat memberikan informasi bermanfaat dan dapat berguna bagi pembaca.
Kami sebagai penulis masih menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah yang kami buat
ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mendukung
usaha yang telah kita lakukan.
Peneliti
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
iv
D. Jamur Pada Candida sp.............................................................................. 19
IV.2 Pembahasan ................................................................................................ 20
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 24
LAMPIRAN ......................................................................................................... 28
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Roti sebagai makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan seringkali
dijadikan pengganti nasi, juga dianggap sebagai alternatif konsumsi karbohidrat
yang rendah glukosa dan tidak menyebabkan terserangnya diabetes dini. Jenis roti
ada banyak salah satunya adalah roti kukus. Roti memiliki masa kadaluarsa yang
sebentar. Oleh karena itu, roti tidak dapat disimpan dalam jangka waktu lama
karena ketahanan sebuah roti tidak bisa lebih dari sepekan atau bahkan tiga hari
lamanya. Itu sebabnya penampilan roti cepat sekali berubah. Yang mulanya
memiliki warna seputih susu, berubah menjadi berbintik hitam hingga ditumbuhi
jamur. Karena penampilan roti berubah seekstrim itu, maka roti sudah tak layak
konsumsi lagi.
Tinea unguium (dermatophytic onychomycosis) adalah infeksi jamur
dermatofita pada kuku. Sedangkan onikomikosis adalah infeksi pada kuku yang
disebabkan oleh jamur dermatofita, jamur non-dermatofita atau yeast .Dermatofita
dibagi menjadi 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton.
Golongan jamur ini mempunyai kemampuan mencerna keratin. Patogen
laingolongan non-dermatofita yang menyebabkan tinea unguium adalah S.
Dinidiatum, S. Hyalinum dan kadang-kadang Candida spp
Candida sp adalah flora normal pada manusia yang dapat dijumpai pada kulit,
saluran cerna, dan saluran genitourinarius. Bahkan, jamur ini kadang-kadang
dijumpai pada saluran pernapasan. Candida dijumpai pula di lingkungan
(Eggimann et al., 2003). Candida terdiri dari banyak spesies. Saat ini sudah lebih
dari 200 spesies jamur yang diidentifikasi termasuk di dalam genus ini (Gray dan
Roberts, 1988). Dari banyak spesies Candida, Candida albicans adalah yang
paling dominan dijumpai pada manusia. Meskipun demikian Candida juga
bertanggungjawab pada berbagai penyakit, dari yang ringan hingga yang
mengancam jiwa (Eggimann et al., 2003).
2
I.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagian-bagian jamur pada tempe, roti, kuku dan
candida sp.
2. Mengetahui struktur tubuh jamur pada tempe, roti, kuku dan candida sp.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah mikologi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Morfologi Jamur
a) Khamir
Yaitu sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong, ogival yaitu bulat panjang
dengan salah satu ujung runcing yang berkembang biak secara pertunasan.
b) Kapang
Yaitu terdiri atas selsel memanjang dan bercabang yang disebut hifa
(FKUI, 2008: 308)
C. Sifat Hifa
1) Hifa udara, yaitu berfungsi mengambil oksigen.
2) Hifa reproduktif, yaitu berfungsi membentuk spora
3) Hifa vegetatif, yaitu berfungsi mengambil makanan untuk pertumbuhan
(FKUI, 2008: 308)
4
1) Spora yang termasuk aseksual ialah :
a) Blastospora
Konidia berbentuk bulat atau semi bulat yang terbentuk langsung pada
hifa atau dari sel pembentuk konidia yang langsung duduk pada hifa.
b) Arthrokonidia
Sel reproduksi aseksual yang terbentuk dari hifa bersepta yang terputus-
putus, sehingga kompartemenkompartemen berdiri sendiri dan dapat
menjadi hifa baru.
c) Khlamidospora
Sel hifa yang membesar karena mendapat nutrisi extra berdinding tebal.
Sel ini terbentuk apabila lingkungan di sekitar kurang menguntungkan.
d) Konidia
Suatu propagil yang non motil dan tidak terbentuk melalui proses
pembelahan.
e) Sporangispora
Suatu kantung tertutup pada ujung hifa fertile atau cabang hifa, kantung
tersebut dinamakan sporangium dan dapat berbentuk bulat, semibulat,
atau panjang
2) Spora yang temasuk seksual :
a) Basidiospora
Spora seksual yang terbentuk dalam basidium, dan terdapat pada
basidiomycetes.
b) Askospora
Spora seksual yang terbentuk dalam askus, dan terdapat pada
ascomycetes.
c) Zigospora
Spora seksual pada zygomycetes, merupakan hasil fusi dari gamatangia,
sel berdinding tebal, dan berpigmen gelap ( Gandjar, 2000: 6).
E. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur antar lain, yaitu Kebutuhan air,
suhu pertumbuhan, kebutuhan oksigen dan pH, nutrisi, komponen penghambat
(Waluyo, 2004: 251 -252).
5
F. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
1) Mikosis superfasial
Penyakit yang disebabkan oleh jamur dan penyebarannya terjadi pada
permukaan tubuh.
2) Mikosis sistemik
Penyakit yang disebabkan jamur patogen yang menghasilkan mikrokonidia
yang penyebarannya melalui peredaran darah ke jaringan dalam tubuh.
3) Mikosis dalam
Penyakit yang disebabkan oleh jamur yang membentuk mikrokonida dan
oleh khamir, serta tumbuh di bagian jaringan yang dalam yang akan
membengkak (Gandjar, 2006: 92).
6
Gambar 2.1 Struktur Jamur
B. Klasifikasi
Kingdom Fungi
Divisio Zygomycota
Class Zygomycetes
Ordo Mucorales
Familia Mucoraceae
Genus Rhizopus
Spesies Rhizopus sp
(Robert, 2005).
7
6) Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu
7) Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning
kecoklatan.
8) Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau
dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora).
9) Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora.
10) Sporangia berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak.
11) Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar.
12) Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder (Robert, 2005).
D. Habitat Rhizopus sp
1) Rhizopus oryzae
Spesies ini tersebar terutama di daerah tropis dan sub tropis. Spesies ini
dapat di isolasi dari tanah, tempe, biji-bijian, kacang tanah, air terpolusi,
sayur-sayuran dan buah yang membusuk.
2) Rhizopus stolonifer
Spesies ini terdapat pada daerah yang lebih hangat, dapat di isolasi dari
tanah, roti, biji-bijian, sayuran, buah, kacang-kacangan, dan juga dari udara.
8
Gambar 2.3 Rhizopus stolonifer
3) Rhizopus oligosporus
Spesies ini telah di isolasi dari tempe, dan diketahui dari Negara Jepang,
China dan Indonesia.
4) Rhizopus nigrican
Spesies ini dapat merusak makanan, roti, sayur-sayuran dan buah-buahan
(Gandjar, 2000: 103-107).
9
E. Reproduksi Jamur Rhizopus sp
Jamur Rhizopus sp. melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksualnya dengan fragmentasi miseliumnya atau dengan spora
aseksual.
Reproduksi seksualnya dengan perkawinan atara hifa berbeda jenis, yaitu
hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan zigospora.
Zigospora merupakan spora seksual (spora generatif), yaitu spora yang
dihasilkan oleh reproduksi seksual (Robert, 2005).
10
d) Ketika kondisi menjadi lebih baik kariogami terjadi, nukleus yang
berpasangan tersebut menyatu dan secara cepat diikuti dengan
pembelahan meiosis.
e) Zigospora ini kemudian mengakhiri dormansinya, bekecambah sebagai
suatu sporangium pendek yang menyebarkan spora haploid yang secara
genetik beraneka ragam.
f) Spora tersebut berkecambah dan tumbuh menjadi miselia baru (Robert,
2005).
11
B. Gejala klinis
Ada tiga bentuk gejala klinis dari tinea unguium :
1) Bentuk subungual distal
Bentuk ini mulai dari tepi distal atau distolateral kuku. Proses ini
menjalar ke proksimal dan di bawah kuku terbentuk sisi kuku yang rapuh.
Kalau proses berjalan terus, maka permukaan kuku bagian distal
akan hancur dan yang terlihathanya kuku rapuh yang menyerupai kapur.
2) Leukonikia trikofita atau leukonikia mikotika
Kelainan kuku pada bentuk ini merupakan leukonikia atau
keputihandipermukaan kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan adanya
elemen jamur.Oleh kelainan ini dihubungkan dengan Trichophyton
mentagrophytes sebagai penyebabnya.
3) Bentuk subungual proksimal
Bentuk ini mulai dari pangkal kuku bagian proksimal terutama
menyerangkuku dan membentuk gambaran klinis yang khas, yaitu terlihat
kuku dibagiandistal masih utuh, sedangkan bagian proksimal rusak.
Biasanya penderita tineaunguium mempunyai dermatofitosis di tempat lain
yang sudah sembuh atau yang belum. Kuku kaki lebih sering diserang
daripada kuku tangan.
12
tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menempel
pada sel inang dan melakukan kolonisasi.
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena
kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai
sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan
kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini
tergantung pada 13actor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi
(blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5
x 3-6 hingga 2-5,5 x 5-28 .
Infeksi karena jamur Candida sp paling banyak ditemukan adalah
infeksi karena Candida albicans. Jamur ini dapat ditemukan dalam keadaan
normal dengan jumlah kecil pada mulut, vagina saluran pencernaan, dan
kulit.
13
C. Ciri Morfologi Candida Albicans.
Candida Albicans ini adalah golongan dari jamur dimorfik yang dapat
tumbuh sebagai Sel tunas yang kemudian akan memanjang dan berubah
menjadi hifa semu. Hifa semu ini terdiri dari banyak blastospora yang memiliki
bentuk bulat atau lonjong.
14
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
B. Bahan
1. Jamur tempe
2. Jamur roti
3. Sampel kuku
4. Urine
5. Eosin
6. KOH 10%
7. Spritus
8. Tisu
15
III.3 Cara Kerja
A. Pengamatan Jamur Tempe
1. Disiapkan dua buah object glass, dua buah cover glass, api spritus, dan bilah
lidi
2. Diambil jamur tempe menggunakan bilah lidi
3. Dioleskan jamur tempe pada permukaan object glass
4. Diteteskan eosin sebanyak satu tetes tepat diatas olesan jamur pada salah
satu objek glass
5. Diteteskan KOH % sebanyak satu tetes tepat diatas olesan jamur pada objek
glass yang lainnya
6. Diletakkan cover glass di atas olesan jamur tempe pada masing masing
objek glass
7. Diamati menggunakan mikroskop
16
4. Diteteskan eosin sebanyak satu tetes tepat diatas olesan sampel pada salah
satu objek glass
5. Diteteskan KOH 10% sebanyak satu tetes tepat diatas olesan sampel pada
objek glass yang lainnya
6. Diletakkan cover glass di atas olesan sampel kuku pada masing masing
objek glass
7. Diamati menggunakan mikroskop
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Perbesaran : 10 x 40
Menggunakan : Eosin dan KOH 10%
Jenis Jamur : Rhizopus stolonifer
19
Perbesaran : 10 x 10
Menggunakan : -
Jenis Jamur : Candida albicans
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum Pengamatan Jamur Mikroskopis ini, jamur yang diamati adalah
jamur tempe, jamur roti, jamur kuku dan jamur candida sp.
1. Jamur Pada Tempe
Berdasarkan hasil pengamatan di mikroskop pada sampel tempe ditemukan
jenis jamur Rhyzopus oryzae berupa cabang cabang yang berupa hifa hifa yang
banyak, dan diujung hifa ada songarium yaitu sebagai kotak spora, hifa dari jamur
tempe ini berbentuk serabut panjang dengan panjang yang bervariasi dan
berwarna bening, sedangkan spora jamur ini berbentuk bulat berantai yang
terbungkus dalam satu kantung, jamur termasuk kedalam kelomok zygomicotina.
Rhizopus oryzae merupakan spesies yang termasuk dalam Kingdom Fungi ,
Divisio Zygomycota, Class Zygomycetes, Ordo Mucorales, Family Mucoraceae,
dan Genus Rhizopus. Adanya jamur pada tempe disebabkan oleh tingkat
ketahanan tempe terhadap pertumbuhan mikroba yang menghasilkan jamur yang
didukung oleh lingkungan sekitar seperti kelembaban, suhu, ph, dll. Oleh karena
itu tempe cepat dikomsumsi agar tidak ditumbuhi oleh jamur. Jamur tersebut juga
data menyebabkan penyakit apabila jamur tersebut masuk kedalam tubuh manusia
dengan cara manusia tersebut mengkonsumsi tempe/makanan yang berjamur.
Ciri-ciri :
- Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu
- Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan,
- Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau
dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora)
- Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa
(duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak
- Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar
- Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.
20
Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual
adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan konjugasi.
21
tersebut berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh
pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.
Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang
biasanya berlabel + dan -. Meski tegangan yang kawin secara analisis yang tak
dapat dibedakan, mereka sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai
bendera yang berbeda. Ketika tegangan keduanya di dalamsudah dekat,
menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung hyphal memasang
bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi terpisah
dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya
menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas
multinucleate datang berkumpul. + dan - nucleus bergabung untuk membentuk
suatu zigospora yang muda dengan beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu
mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan menjadi tidur, sering kali
untuk beberapa bulan-bulan. Meiosis terjadi pada waktu perkecambahan.
Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa
menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai
kembali lagi.
22
2) Leukonikia trikofita atau leukonikia mikotika
Kelainan kuku pada bentuk ini merupakan leukonikia atau
keputihandipermukaan kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan adanya
elemen jamur.
3) Bentuk subungual proksimal
Bentuk ini mulai dari pangkal kuku bagian proksimal terutama
menyerang kuku dan membentuk gambaran klinis yang khas, yaitu terlihat
kuku dibagiandistal masih utuh, sedangkan bagian proksimal rusak.
4. Jamur Candida sp
Infeksi karena jamur Candida sp paling banyak ditemukan adalah infeksi
karena Candida albicans. Jamur ini dapat ditemukan dalam keadaan normal
dengan jumlah kecil pada mulut, vagina saluran pencernaan, dan kulit.
Ciri Morfologi Candida Albicans
Candida Albicans ini adalah golongan dari jamur dimorfik yang dapat
tumbuh sebagai Sel tunas yang kemudian akan memanjang dan berubah
menjadi hifa semu. Hifa semu ini terdiri dari banyak blastospora yang memiliki
bentuk bulat atau lonjong.
Daur Hidup Candida Albicans
Candida albicans dapat ditemukan dimana-mana sebagai mikroorganisme
yang menetap di dalam saluran yang berhubungan dengan lingkungan liar
manusia (rektum, rongga mulut dan vagina).
23
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Dari hasil Penelitian yang dilakukan di Laboratorium IMSER SMK Unggulan
Husada Banjarmasin dapat disimpulkan bahwa :
Pada sampel tempe ditemukan jamur Rhizopus oryzae yang termasuk dalam
suku Mucoraceae di mana cara hidupnya sebagian besar dengan cara saprofit,
pembiakan generatif hanya akan terjadi jika dua hifa yang berlainan jenis
kelaminnya berjumpa dan bersatu. Koloni berwarna keputihan dan menjadi
abu-abu kecoklatan dengan betambahnya usia biakan, serta berdinding halus
atau agak kasar . Rhizoid berlawanan arah dengan sporangioor atau
sporangiofor muncul langsung dari stolon tanpa adanya rhizoid. Sporangiofor
dapat tunggal atau berkelompok hingga 5 kadang-kadang membentuk struktur
seperti percabangan menggarpu.
Pada sampel roti ditemukan jamur Rhizopus stolonifer yang biasanya
berwarna biru kehitam-hitaman, mempunyai maselium yang luas, bercabang-
cabang, tak bersepta, miselium yang tak bersepta dan berinti banyak disebut
sonosit. Septanya dibentuk pada batas alat-alat reproduksi seperti sporangium,
gametangium, juga terbentuk pada miselium tua. Miselium sering membentuk
rhizoid. Sporangium dari hifa yang mendukungnya terpisah oleh satu sekat,
yang menonjol kedalam sporangium; tonjolon ini dinamakan kolumela.
Pada sampel jamur kuku yaitu negatif (-) tidak ditemukan jamur. Tinea
unguium merupakan bentuk kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi
jamur Dermatofita.
Penyebab dari penyakit ini berupa jamur T.Mentagrophytes dan T.rubrum,
yang dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit ini
lebih sering menyerang orang dewasa, bersamaan tinea pedis dan tinea manus.
Penyakit ini sering menyerang orang yang selalu bersinggungan dengan air
kotor. Lingkungan lembab dan basah dapat mempermudah terjangkitnya
penyakit ini.
Pada sampel Urine ditemukan jamur Candida albicans yang merupakan
golongan dari jamur dimorfik yang dapat tumbuh sebagai sel tunas yang
24
kemudian akan memanjang dan berubah menjadi hifa semu. Hifa semu ini
terdiri dari banyak blastospora yang memiliki bentuk bulat atau lonjong. Dan
berbahaya bagi kesehatan kita. Cara mencegah dari penyakit candida albicans
yaitu dengan cara menjaga kebersihan kita terutama bagi wanita
Gejala-gejala umum terkait candidiasis antara lain adalah:
Kelelahan
Perubahan mood
mudah marah
depresi
sulit belajar dan konsentrasi
hiperaktif
autisme
gangguan pencernaan, dll.
25
V.2 Saran
1. Dalam pengambilan sampel tempe sebaiknya tempe yang di bungkus
dengan daun pisang.
2. Pada pengambilan sampel sebaiknya jangan terlalu banyak karena dapat
menggumpal saat di lihat di bawah mikroskop dan berdasarkan
pengamatan, jika mengambil jamur terlalu banyak hifa- hifa tersebut tidak
terlalu terlihat.
3. Pada saat meletakkan cover glass jangan sampai ada gelembung udara.
4. Pada fiksasi jangan terlalu lama dan jangan sampai menguap.
5. penggunaan jarum ose atau lidi yang terlalu kuat pada saat pengambilan
jamur pada tempe, sehingga tempe ikut tercungkil.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
28
Lampiran 2
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
29
KOH 10% Eosin Api Spritus
30
Lampiran 3
Gambar Penelitian
31
Saat peletakkan cover glass Saat objek glass dan cover
glass menyatu
Saat fiksasi
32
Saat di tetesi KOH 10% Saat peletakkan cover glass
33
Saat di tetesi eosin Saat objek glass dan cover
glass menyatu
Saat sampel sudah siap di periksa Saat sampel kuku dengan eosin
dan KOH 10%
34
Saat pemeriksaan di bawah mikroskop
35