ABSTRAK
Minyak atsiri daun cengkeh (S. aromaticum) dari suku Myrtaceae telah diekstrak dengan
metode destilasi uap dengan perlakuan awal delignifikasi, fermentasi, dan gabungan
delignifikasi dan fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rendemen minyak
atsiri daun cengkeh dengan perlakuan awal delignifikasi, fermentasi, dan gabungan delignifikasi
dan fermentasi. Delignifikasi daun cengkeh menggunakan larutan NaOH 0,25% pada
temperatur 55 – 60 oC, fermentasi daun cengkeh menggunakan kapang Trichoderma
harzianum yang dilakukan selama 8 hari (5 hari secara aerobik dan 3 hari secara anaerobik).
Gabungan proses delignifikasi dan fermentasi diawali dengan proses delignifikasi
menggunakan larutan NaOH 0,25% pada temperatur 55 – 60 oC dan dilanjutkan dengan proses
fermentasi menggunakan kapang T. harzianum selama 8 hari (5 hari secara aerobik dan 3 hari
secara anaerobik). Rendemen minyak atsiri hasil destilasi daun cengkeh dari proses
delignifikasi, fermentasi, dan gabungan delignifikasi dan fermentasi berturut-turut sebesar
2,3566%; 2,6567%; dan 1,3581%. Berdasarkan hasil tersebut proses fermentasi memberikan
hasil terbaik dengan kenaikan rendemen sebesar 57,7%; delignifikasi 39,9%, dan penurunan
rendemen dari gabungan delignifikasi dan fermentasi sebesar 19,4%. Identifikasi menggunakan
GC-MS menunjukkan kadar eugenol dan (trans)-β-karyofilen minyak atsiri daun cengkeh juga
sudah memenuhi standar yang ditetapkan.
15
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077
16
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077
Isolasi minyak atsiri dari daun cengkeh asam laktat dan asam sitrat. Dari proses
hasil delignifikasi dilakukan dengan destilasi destilasi daun cengkeh hasil fermentasi ini
uap. Setiap perlakuan sampel dilakukan rendemen minyak atsiri yang dihasilkan
proses ekstraksi dengan destilasi uap sebesar 2,6567%; indeks bias 1,5190;
dengan waktu yang seragam yaitu selama 3 kelarutan dalam etanol 70% 1 : 1,5; bobot
jam. Hal ini dilakukan untuk memudahkan jenis 20 oC/20 oC 1,030; dan bau khas
dalam proses penghitungan rendemen minyak cengkeh dengan warna minyak
minyak atsiri yang dihasilkan. Dari proses jernih kekuningan. Berdasarkan sifat fisik
destilasi daun cengkeh hasil delignifikasi ini minyak atsiri yang diperoleh dapat
rendemen minyak atsiri yang dihasilkan disimpulkan bahwa minyak atsiri daun
sebesar 2,3566%; indeks bias 1,5185; cengkeh hasil fermentasi sesuai dengan
kelarutan dalam etanol 70% 1 : 2; bobot range yang ditetapkan dalam SNI 06-2387-
jenis 20 oC/20 oC 1,031; dan bau khas 2006.
minyak cengkeh dengan warna minyak
jernih kekuningan. Berdasarkan sifat fisik Delignifikasi dan Fermentasi Daun
minyak atsiri yang diperoleh dapat Cengkeh
disimpulkan bahwa minyak atsiri daun Perlakuan delignifikasi dan dilanjutkan
cengkeh hasil delignifikasi sesuai dengan dengan proses fermentasi diharapkan akan
range yang ditetapkan dalam SNI 06-2387- semakin mempertinggi rendemen dan mutu
2006. minyak atsiri daun cengkeh. Proses ini
diawali dengan mendelignifikasi daun
Fermentasi Daun Cengkeh cengkeh menggunakan larutan NaOH 0,25%
Proses fermentasi daun cengkeh sebanyak 2 liter pada suhu 55 – 60 oC
menggunakan jamur T.harzianum. Hasil selama 30 menit. Setelah proses
fermentasi memperlihatkan tekstur daun delignifikasi dilanjutkan dengan proses
mengalami perubahan menjadi lebih rapuh. fermentasi. Perlakuan dengan proses
Hal ini disebabkan karena selulosa yang gabungan delignifikasi dan fermentasi ini
terdapat pada dinding sel daun mampu nyatanya proses fermentasi tidak terjadi
didegradasi oleh enzim selulase yang dengan sempurna. Hal ini diduga karena
dihasilkan oleh T.harzianum selama pada saat larutan stater yang ditambahkan
fermentasi berlangsung. Daun hasil setelah delignifikasi bereaksi dengan
delignifikasi dapat dilihat pada Gambar 2. selulosa pada struktur daun sehingga
sebagian selulosa rusak hingga menembus
vakuola yang mengandung minyak atsiri dan
mengakibatkan keluarnya sebagian minyak
atsiri cengkeh. Hal ini diperkuat dengan
adanya bau khas minyak cengkeh yang
bercampur dengan larutan stater saat
difermentasi. Eugenol yang bersifat
antimikroba telah mengakibatkan
pencegahan pertumbuhan kapang T.
Gambar 2. Daun Cengkeh Hasil Fermentasi harzianum sehingga fermentasi tidak bisa
berlangsung dengan sempurna. Daun
Aroma daun hasil fermentasi juga cengkeh hasil delignifikasi dan fermentasi
mengalami perubahan yaitu aroma khas dapat dilihat pada Gambar 3.
fermentasi yang berbau agak menyengat.
Aroma khas fermentasi tersebut diduga
berasal dari asam sitrat. Menurut Agnihotri
(1970), Trichoderma harzianum mampu
menghasilkan asam sitrat dan Trichoderma
viride mampu menghasilkan asam oksalat.
Produksi asam organik akan mempengaruhi
pH media. Menurut Ensminger (1990)
dalam Pujioktari (2013), karakteristik
fermentasi yang baik antara lain pH Gambar 3. Daun Cengkeh Hasil Delignifikasi
asam serta berbau asam atau campuran dan Fermentasi
17
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077
Dalam perlakuan gabungan delignifikasi dan uap panas ketika proses destilasi
dan fermentasi, minyak atsiri yang dihasilkan berlangsung. Dari proses destilasi daun
sedikit berbeda. Dari hasil uji organoleptis, cengkeh hasil gabungan proses delignifikasi
minyak atsiri daun cengkeh yang dihasilkan dan fermentasi rendemen minyak atsiri yang
dari proses gabungan delignifikasi dan dihasilkan sebesar 1,3581%; indeks bias
fermentasi memiliki warna yang sedikit lebih 1,5190; kelarutan dalam etanol 70% 1 : 2;
kuning jika dibandingkan dengan minyak bobot jenis 20 oC/20 oC 1,025; dan bau khas
atsiri daun cengkeh standar, bau khas minyak cengkeh yang sedikit berkurang
minyak cengkeh sedikit berkurang, dan dengan warna minyak jernih kekuningan.
rendemen lebih sedikit. Berkurangnya bau Berdasarkan sifat fisik minyak atsiri yang
khas minyak cengkeh pada minyak atsiri diperoleh dapat disimpulkan bahwa minyak
hasil gabungan proses delignifikasi dan atsiri daun cengkeh ini sesuai dengan range
fermentasi ini diduga karena adanya yang ditetapkan dalam SNI 06-2387-2006.
mikrosuspensi dan senyawa-senyawa Adapun sifat fisika minyak atsiri hasil
lignoselulosa yang rusak akibat destilasi dari berbagai perlakuan awal dapat
penambahan larutan stater setelah proses dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
delignifikasi yang terbawa bersama minyak
Analisis Minyak Atsiri Daun Cengkeh fermentasi yang berupa kromatogram dapat
Menggunakan GC-MS dilihat pada Gambar 4 dan 5 berikut.
Analisis dengan instrumen GC-MS
Abundance
hanya menggunakan dua sampel minyak
atsiri daun cengkeh hasil destilasi, yaitu T IC : S A M P E L 1 .D
1 5 . 0 15
minyak atsiri daun cengkeh tanpa perlakuan
6 .5 e + 0 7
awal dan minyak atsiri daun cengkeh hasil
perlakuan gabungan delignifikasi dan 6e+07
3 .5 e + 0 7
atsiri daun cengkeh hasil fermentasi secara
organoleptis memiliki sifat yang hampir sama 3e+07
18
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077
Abundance elemen)
13 (trans)-β-karyofilen 16,34 7,77 99
T IC : S A M P E L 2 .D 14 α-humulene 17,06 1,10 98
15 (-)-germakren-D 17,62 0,02 97
11 55 .0.0 14
7 .5 e + 0 7 16 α-farnesen 17,79 0,12 95
17 α-selinen 17,96 0,09 97
7e+07 18 2,6-bis(1,1-dimetiletil)-4- 18,07 0,06 97
6 .5 e + 0 7 metil
19 Asetil eugenol 18,28 0,08 98
6e+07 20 delta Kadinen 18,44 0,07 98
5 .5 e + 0 7 21 cis-kalamenen 18,51 0,04 96
22 Nerolidol 19,15 0,04 93
5e+07 23 (-)-karyofilen oksida 20,13 1,83 91
1 6 .3 8
4 .5 e + 0 7 24 Karyofila-4 (12) 21,15 0,04 90
25 Eudesma-4(14) 21,64 0,03 96
4e+07
3 .5 e + 0 7
Berdasarkan hasil analisis minyak atsiri
3e+07
daun cengkeh tanpa perlakuan pendahuluan
2 .5 e + 0 7 terlihat 2 peak yang menunjukkan
2e+07
2 0 .1 6 keberadaan eugenol pada kromatogram,
1 7 .0 7
1 .5 e + 0 7 yaitu pada tR 15,01 sebesar 78,15% dan
1e+07 pada tR 15,05 sebesar 8,38% sehingga
9 .5 3
5000000 1 5 .1 5 1 7 .8 0 2 0 .6 8 menjadikannya sebagai komponen terbesar
2 1 .9 2
8 .495.611021.6.017.79 71134.91.255.4 41171178.6881.91.0.2.3.49.5391077.0.12794120.928260.42113.91.1.202.5.6652353.62 36.82 57.0 9 dalam minyak atsiri dengan kelimpahan
1 0 .0 0 1 5 .0 0 2 0 .0 0 2 5 .0 0 3 0 .0 0 3 5 .0 0 4 0 .0 0 4 5 .0 0 5 0 .0 0 hingga 86,53% serta kadar (trans)-β-
T im e --> karyofilen sebesar 7,77%. Dari hasil ini
Gambar 5. Kromatogram minyak atsiri daun dapat ditentukan bahwa minyak atsiri ini
cengkeh gabungan perlakuan delignifikasi sudah memenuhi standar minyak daun
dan fermentasi cengkeh SNI 06-2387-2006. Hasil analisa
dengan GC-MS minyak atsiri daun cengkeh
Hasil analisis GC-MS minyak atsiri daun dengan gabungan proses delignifikasi dan
cengkeh asal Pulau Serasan Kepulauan fermentasi dapat dilihat pada Tabel 3.
Riau diperoleh 31 peak untuk minyak atsiri
daun cengkeh tanpa perlakuan pendahuluan Tabel 3. Komponen Senyawa Minyak Atsiri
dan diantaranya terdapat 5 peak dengan Daun Cengkeh dengan Gabungan Proses
kelimpahan ≥1% serta 38 peak untuk minyak Delignifikasi dan Fermentasi
atsiri daun cengkeh dengan gabungan tR %
No Senyawa SI
proses delignifikasi dan fermentasi yang (menit) Area
diantaranya terdapat 5 peak dengan 1 1,6-oktadien-3-ol (linalol) 8,46 0,04 96
2 6-oktenal (sitronelal) 9,53 0,45 95
kelimpahan ≥1%. Hasil analisa dengan GC- 3 Isopulegol 9,62 0,04 98
MS minyak atsiri daun cengkeh tanpa 4 Metil Salisilat 10,67 0,03 96
5 β-sitronelol 11,09 0,12 98
perlakuan awal dapat dilihat pada Tabel 2. 6 p-alilfenol (kavikol) 11,77 0,34 97
7 delta elemen 13,95 0,11 97
Tabel 2. Komponen Senyawa Minyak Atsiri 8 α-kubeben 14,25 0,15 97
9 2-metoksi-4-(2-propenilfenol) 15,01 71,83 98
Daun Cengkeh Tanpa Perlakuan (eugenol)
Pendahuluan 10 Eugenol 15,04 9,40 97
tR % 11 α-kopaen 15,15 0,42 98
No Senyawa SI 12 2,4-diisoprofenil-1-metil-1- 15,44 0,07 99
(menit) Area
1 1,6-oktadien-3-ol (linalol) 8,46 0,04 96 vinyl-sikloheksan
2 6-oktenal (sitronelal) 9,53 0,49 95 13 8-isoprenil-1,3-dimetil- 15,44 0,07 95
3 Sikloheksanol 9,62 0,05 98 siklodeka-1,5-dien
4 Metil Salisilat 10,67 0,05 97 14 (trans)-β-karyofilen 16,38 11,22 99
5 β-sitronelol 11,09 0,11 98 15 α-humulene 17,07 1,60 98
6 p-alilfenol (kavikol) 11,77 0,47 97 16 β-kubeben 17,63 0,04 98
7 delta elemen 13,95 0,07 95 17 α-farnesen 17,79 0,20 95
8 α-kubeben 14,25 0,09 98 18 (-)-germakren B 17,97 0,08 97
9 2-metoksi-4-(2- 15,01 78,15 97 19 α-selinen 17,97 0,08 96
propenilfenol) 20 2,6-bis(1,1-dimetiletil)-4-metil 18,07 0,03 98
(eugenol) 21 4-alil-2-metoksi-fenilasetat 18,27 0,03 93
10 2-metoksi-4-(2- 15,05 8,38 97 22 2-metoksi-4-propenilfenol 18,27 0,03 93
propenilfenol) (isoeugenol)
(eugenol) 23 Eugenol 18,27 0,03 93
11 α-kopaen 15,14 0,33 99 24 delta kadinen 18,45 0,08 98
12 2,4-diisoprofenil-1-metil-1- 15,44 0,05 93 25 cis-kalamenen 18,51 0,03 96
vinyl-sikloheksan (β- 26 Nerolidol 19,16 0,07 91
27 1,7,7-trimetil-2- 19,92 0,04 91
19
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077
20