Anda di halaman 1dari 6

JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077

PENINGKATAN RENDEMEN MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (Syzygium


aromaticum) DENGAN METODE DELIGNIFIKASI DAN FERMENTASI

Chandra Wijaya1*, Afghani Jayuska1, Andi Hairil Alimuddin1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email: chandrawijayacesc@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Minyak atsiri daun cengkeh (S. aromaticum) dari suku Myrtaceae telah diekstrak dengan
metode destilasi uap dengan perlakuan awal delignifikasi, fermentasi, dan gabungan
delignifikasi dan fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rendemen minyak
atsiri daun cengkeh dengan perlakuan awal delignifikasi, fermentasi, dan gabungan delignifikasi
dan fermentasi. Delignifikasi daun cengkeh menggunakan larutan NaOH 0,25% pada
temperatur 55 – 60 oC, fermentasi daun cengkeh menggunakan kapang Trichoderma
harzianum yang dilakukan selama 8 hari (5 hari secara aerobik dan 3 hari secara anaerobik).
Gabungan proses delignifikasi dan fermentasi diawali dengan proses delignifikasi
menggunakan larutan NaOH 0,25% pada temperatur 55 – 60 oC dan dilanjutkan dengan proses
fermentasi menggunakan kapang T. harzianum selama 8 hari (5 hari secara aerobik dan 3 hari
secara anaerobik). Rendemen minyak atsiri hasil destilasi daun cengkeh dari proses
delignifikasi, fermentasi, dan gabungan delignifikasi dan fermentasi berturut-turut sebesar
2,3566%; 2,6567%; dan 1,3581%. Berdasarkan hasil tersebut proses fermentasi memberikan
hasil terbaik dengan kenaikan rendemen sebesar 57,7%; delignifikasi 39,9%, dan penurunan
rendemen dari gabungan delignifikasi dan fermentasi sebesar 19,4%. Identifikasi menggunakan
GC-MS menunjukkan kadar eugenol dan (trans)-β-karyofilen minyak atsiri daun cengkeh juga
sudah memenuhi standar yang ditetapkan.

Kata Kunci: Cengkeh (Syzygium aromaticum), Delignifikasi, Fermentasi, GC-MS,


Myrtaceae, Trichoderma, Rendemen

PENDAHULUAN serta cara destilasinya. Mutu minyak atsiri


sangat ditentukan oleh sifat dan senyawa
Salah satu produk unggulan Indonesia
kimia yang terkandung di dalamnya
yang menghasilkan komoditas besar adalah
(Megawati et al., 2010). Melihat begitu
tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum).
pesatnya perkembangan minyak atsiri di
Perkebunan cengkeh diusahakan oleh
dunia perdagangan perlu adanya perlakuan
rakyat lebih kurang 95% dalam bentuk
untuk memaksimalkan minyak atsiri yang
perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh
dihasilkan. Banyak macam perlakuan yang
provinsi di Indonesia dan sisanya sebesar
dapat dilakukan untuk meningkatkan
5% diusahakan oleh perkebunan swasta dan
produksi minyak atsiri antara lain
perkebunan negara (Nurdjannah, 2004).
pengeringan, pengecilan ukuran, pelayuan,
Tanaman cengkeh berpotensi sebagai
pemotongan dan fermentasi. Penelitian
penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri
Rulianah (2012), pada ekstraksi minyak
cengkeh sangat diperlukan dalam berbagai
nilam dengan metode fermentasi dan
industri seperti baku dalam perisa maupun
biolignifikasi menggunakan kapang
pewangi makanan (flavour and fragrance
Phanerochaete chrysosporium menunjukkan
ingredients), industri kosmetik, industri
bahwa dengan teknik tersebut dapat
farmasi, industri bahan pengawet dan bahan
menghasilkan mutu minyak nilam terbaik.
insektisida (Gunawan, 2009).
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
Minyak atsiri daun cengkeh biasa
kualitas dan kuantitas minyak atsiri daun
diperoleh dari daun cengkeh yang sudah
cengkeh melalui proses delignifikasi dan
gugur. Komposisi minyak yang dihasilkan
fermentasi daun cengkeh, mengetahui
bervariasi tergantung dari keadaan daun
komponen penyusun dan sifat fisika minyak

15
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077

atsiri daun cengkeh, dan menentukan Fermentasi Daun Cengkeh Hasil


persentase rendemen minyak atsiri daun Delignifikasi
cengkeh yang dihasilkan dari proses Sebanyak 200 gram daun cengkeh yang
delignifikasi dan fermentasi dengan daun telah didelignifikasi dicuci dengan air yang
cengkeh tanpa proses delignifikasi dan telah ditambahkan dengan HCl encer
fermentasi. dengan pH 5. Disemprotkan dengan 100 mL
larutan stater (larutan nutrisi + Trichoderma
METODOLOGI PENELITIAN harzianum 6%) secara merata. Daun
cengkeh dimasukan ke dalam wadah
Alat dan Bahan
(toples) dan difermentasi selama 8 hari yaitu
Peralatan yang mendukung penelitian ini
fermentasi secara aerobik pada suhu ruang
adalah alat-alat gelas standar, alat pemanas,
selama 5 hari dilanjutkan dengan fermentasi
alat penyuling (destilator) uap, autoclave
secara anaerobik pada suhu ruang selama 3
merk STIK MJ-78A, botol semprot, laminar
hari. Destilasi daun cengkeh menggunakan
airflow, neraca analitis, Gas
metode destilasi uap selama 3 jam.
Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-
MS) merk Agilent 19091S-436 HP-5MS,
HASIL DAN PEMBAHASAN
oven, pH-meter, refraktometer merk Atago
DTM-1, shaker incubator merk STIK PS- Delignifikasi Daun Cengkeh
B2125, dan termometer. Bahan yang Proses delignifikasi daun cengkeh diawali
digunakan pada penelitian ini meliputi dengan merebus daun cengkeh dalam 2 liter
sampel daun cengkeh yang diperoleh dari larutan NaOH 0,25% (w/v) pada suhu 55 –
lahan perkebunan cengkeh di Kecamatan 60 oC. Reaksi dengan larutan NaOH
Serasan Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi menyebabkan molekul lignin terdegradasi
Kepulauan Riau, akuades, ammonium akibat pemutusan ikatan aril-eter, karbon-
klorida (NH4Cl), asam klorida (HCl), kalium karbon, aril-aril dan alkil-alkil. Adanya
hidrofosfat (K2HPO4), kapang Trichoderma kandungan lignin dapat dilihat dari larutan
harzianum, magnesium sulfat hidrat yang berwarna coklat kekuningan dari hasil
(MgSO4.7H2O), natrium hidroksida (NaOH), delignifikasi (Saragih, 2012). Larutan
natrium hidrofosfat (Na2HPO4), natrium sulfat berwarna coklat kekuningan yang
(Na2SO4), dan seng sulfat (ZnSO4). ditimbulkan saat proses delignifikasi
menunjukkan adanya senyawa-senyawa
Delignifikasi Daun Cengkeh yang memiliki gugus kromofor terlarut
Sebanyak 200 gram daun cengkeh selama proses delignifikasi. Proses
didelignifikasi menggunakan larutan NaOH delignifikasi ini digunakan konsentrasi NaOH
0,25% (w/v) sebanyak 2 liter dengan relatif kecil yaitu 0,25% (w/v). Hal ini
temperatur 55 oC selama 30 menit dalam dilakukan untuk menghindari kerusakan
wajan. Setelah itu ditiriskan lalu dicuci selulosa akibat konsentrasi alkali yang
dengan air. yang telah ditambahkan dengan terlalu tinggi (Casey, 1980), sehingga
HCl encer hingga pH 4 – 5 (Nasruddin et al., menyebabkan penurunan rendemen minyak
2009). atsiri daun cengkeh. Daun hasil delignifikasi
dapat dilihat pada Gambar 1.
Fermentasi Daun Cengkeh
Daun cengkeh yang telah steril sebanyak
200 gram disemprotkan dengan 100 mL
larutan stater (larutan nutrisi + Trichoderma
harzianum 6%) secara merata (Nasruddin et
al., 2009). Daun cengkeh dimasukan ke
dalam wadah (toples) dan difermentasi
selama 8 hari yaitu fermentasi secara
aerobik pada suhu ruang selama 5 hari
dilanjutkan dengan fermentasi secara
anaerobik pada suhu ruang selama 3 hari
(Pujioktari, 2013). Gambar 1. Daun Cengkeh Hasil Delignifikasi

16
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077

Isolasi minyak atsiri dari daun cengkeh asam laktat dan asam sitrat. Dari proses
hasil delignifikasi dilakukan dengan destilasi destilasi daun cengkeh hasil fermentasi ini
uap. Setiap perlakuan sampel dilakukan rendemen minyak atsiri yang dihasilkan
proses ekstraksi dengan destilasi uap sebesar 2,6567%; indeks bias 1,5190;
dengan waktu yang seragam yaitu selama 3 kelarutan dalam etanol 70% 1 : 1,5; bobot
jam. Hal ini dilakukan untuk memudahkan jenis 20 oC/20 oC 1,030; dan bau khas
dalam proses penghitungan rendemen minyak cengkeh dengan warna minyak
minyak atsiri yang dihasilkan. Dari proses jernih kekuningan. Berdasarkan sifat fisik
destilasi daun cengkeh hasil delignifikasi ini minyak atsiri yang diperoleh dapat
rendemen minyak atsiri yang dihasilkan disimpulkan bahwa minyak atsiri daun
sebesar 2,3566%; indeks bias 1,5185; cengkeh hasil fermentasi sesuai dengan
kelarutan dalam etanol 70% 1 : 2; bobot range yang ditetapkan dalam SNI 06-2387-
jenis 20 oC/20 oC 1,031; dan bau khas 2006.
minyak cengkeh dengan warna minyak
jernih kekuningan. Berdasarkan sifat fisik Delignifikasi dan Fermentasi Daun
minyak atsiri yang diperoleh dapat Cengkeh
disimpulkan bahwa minyak atsiri daun Perlakuan delignifikasi dan dilanjutkan
cengkeh hasil delignifikasi sesuai dengan dengan proses fermentasi diharapkan akan
range yang ditetapkan dalam SNI 06-2387- semakin mempertinggi rendemen dan mutu
2006. minyak atsiri daun cengkeh. Proses ini
diawali dengan mendelignifikasi daun
Fermentasi Daun Cengkeh cengkeh menggunakan larutan NaOH 0,25%
Proses fermentasi daun cengkeh sebanyak 2 liter pada suhu 55 – 60 oC
menggunakan jamur T.harzianum. Hasil selama 30 menit. Setelah proses
fermentasi memperlihatkan tekstur daun delignifikasi dilanjutkan dengan proses
mengalami perubahan menjadi lebih rapuh. fermentasi. Perlakuan dengan proses
Hal ini disebabkan karena selulosa yang gabungan delignifikasi dan fermentasi ini
terdapat pada dinding sel daun mampu nyatanya proses fermentasi tidak terjadi
didegradasi oleh enzim selulase yang dengan sempurna. Hal ini diduga karena
dihasilkan oleh T.harzianum selama pada saat larutan stater yang ditambahkan
fermentasi berlangsung. Daun hasil setelah delignifikasi bereaksi dengan
delignifikasi dapat dilihat pada Gambar 2. selulosa pada struktur daun sehingga
sebagian selulosa rusak hingga menembus
vakuola yang mengandung minyak atsiri dan
mengakibatkan keluarnya sebagian minyak
atsiri cengkeh. Hal ini diperkuat dengan
adanya bau khas minyak cengkeh yang
bercampur dengan larutan stater saat
difermentasi. Eugenol yang bersifat
antimikroba telah mengakibatkan
pencegahan pertumbuhan kapang T.
Gambar 2. Daun Cengkeh Hasil Fermentasi harzianum sehingga fermentasi tidak bisa
berlangsung dengan sempurna. Daun
Aroma daun hasil fermentasi juga cengkeh hasil delignifikasi dan fermentasi
mengalami perubahan yaitu aroma khas dapat dilihat pada Gambar 3.
fermentasi yang berbau agak menyengat.
Aroma khas fermentasi tersebut diduga
berasal dari asam sitrat. Menurut Agnihotri
(1970), Trichoderma harzianum mampu
menghasilkan asam sitrat dan Trichoderma
viride mampu menghasilkan asam oksalat.
Produksi asam organik akan mempengaruhi
pH media. Menurut Ensminger (1990)
dalam Pujioktari (2013), karakteristik
fermentasi yang baik antara lain pH Gambar 3. Daun Cengkeh Hasil Delignifikasi
asam serta berbau asam atau campuran dan Fermentasi

17
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077

Dalam perlakuan gabungan delignifikasi dan uap panas ketika proses destilasi
dan fermentasi, minyak atsiri yang dihasilkan berlangsung. Dari proses destilasi daun
sedikit berbeda. Dari hasil uji organoleptis, cengkeh hasil gabungan proses delignifikasi
minyak atsiri daun cengkeh yang dihasilkan dan fermentasi rendemen minyak atsiri yang
dari proses gabungan delignifikasi dan dihasilkan sebesar 1,3581%; indeks bias
fermentasi memiliki warna yang sedikit lebih 1,5190; kelarutan dalam etanol 70% 1 : 2;
kuning jika dibandingkan dengan minyak bobot jenis 20 oC/20 oC 1,025; dan bau khas
atsiri daun cengkeh standar, bau khas minyak cengkeh yang sedikit berkurang
minyak cengkeh sedikit berkurang, dan dengan warna minyak jernih kekuningan.
rendemen lebih sedikit. Berkurangnya bau Berdasarkan sifat fisik minyak atsiri yang
khas minyak cengkeh pada minyak atsiri diperoleh dapat disimpulkan bahwa minyak
hasil gabungan proses delignifikasi dan atsiri daun cengkeh ini sesuai dengan range
fermentasi ini diduga karena adanya yang ditetapkan dalam SNI 06-2387-2006.
mikrosuspensi dan senyawa-senyawa Adapun sifat fisika minyak atsiri hasil
lignoselulosa yang rusak akibat destilasi dari berbagai perlakuan awal dapat
penambahan larutan stater setelah proses dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
delignifikasi yang terbawa bersama minyak

Tabel 1. Sifat Fisika Minyak Atsiri Hasil Destilasi


Kelarutan
Indeks Bias Bobot Jenis
Perlakuan Awal Warna Aroma o o o dalam Etanol % Yield
(30 C) 20 C/ 20 C
70%
Tanpa Perlakuan Jernih Khas minyak 1,5185 1,031 1 : 1,7 1,6842
Kekuningan cengkeh
Delignifikasi Jernih Khas minyak 1,5185 1,031 1:2 2,3566
Kekuningan cengkeh
Fermentasi Jernih Khas minyak 1,5190 1,030 1 : 1,5 2,6567
Kekuningan cengkeh
Delignifikasi Jernih Khas minyak 1,5185 1,025 1:2 1,3581
dan Fermentasi Kekuningan cengkeh

Analisis Minyak Atsiri Daun Cengkeh fermentasi yang berupa kromatogram dapat
Menggunakan GC-MS dilihat pada Gambar 4 dan 5 berikut.
Analisis dengan instrumen GC-MS
Abundance
hanya menggunakan dua sampel minyak
atsiri daun cengkeh hasil destilasi, yaitu T IC : S A M P E L 1 .D
1 5 . 0 15
minyak atsiri daun cengkeh tanpa perlakuan
6 .5 e + 0 7
awal dan minyak atsiri daun cengkeh hasil
perlakuan gabungan delignifikasi dan 6e+07

fermentasi. Dipilihnya dua sampel minyak 5 .5 e + 0 7


atsiri ini karena minyak atsiri daun cengkeh
5e+07
tanpa perlakuan awal digunakan sebagai
pembanding terhadap minyak atsiri daun 4 .5 e + 0 7

cengkeh lainnya. Selain itu minyak atsiri 4e+07


daun cengkeh hasil delignifikasi dan minyak 1 6 .3 4

3 .5 e + 0 7
atsiri daun cengkeh hasil fermentasi secara
organoleptis memiliki sifat yang hampir sama 3e+07

dengan minyak atsiri daun cengkeh tanpa 2 .5 e + 0 7


perlakuan awal. Minyak atsiri daun cengkeh
2e+07
hasil perlakuan gabungan delignifikasi dan
fermentasi memiliki bau yang sedikit 1 .5 e + 0 7
2 0 .1 3
berbeda dari minyak atsiri daun cengkeh dari 1e+07
1 7 .0 5

ketiga perlakuan yang lain sehingga perlu 9 .5 3


dilakukan analisis terhadap profil kimianya. 5000000
1 1 .7 7 1 5 .1 4
1 7 .7 9 2 0 .6 7
8 . 4 6 9 . 6 12 01 .16 . 70 9 1 13 4. 9. 2515 5 . 4 5 1 171 17.81168..88920.1.2.67459840.11925.092.21204112.09.2.1251.536. 93 2
Data hasil analisis dengan GC-MS
1 0 .0 0 1 5 .0 0 2 0 .0 0 2 5 .0 0 3 0 .0 0 3 5 .0 0
minyak atsiri daun cengkeh tanpa perlakuan T im e -->
awal dan minyak atsiri daun cengkeh Gambar 4. Kromatogram minyak atsiri daun
gabungan perlakuan delignifikasi dan cengkeh tanpa perlakuan awal

18
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077

Abundance elemen)
13 (trans)-β-karyofilen 16,34 7,77 99
T IC : S A M P E L 2 .D 14 α-humulene 17,06 1,10 98
15 (-)-germakren-D 17,62 0,02 97
11 55 .0.0 14
7 .5 e + 0 7 16 α-farnesen 17,79 0,12 95
17 α-selinen 17,96 0,09 97
7e+07 18 2,6-bis(1,1-dimetiletil)-4- 18,07 0,06 97
6 .5 e + 0 7 metil
19 Asetil eugenol 18,28 0,08 98
6e+07 20 delta Kadinen 18,44 0,07 98
5 .5 e + 0 7 21 cis-kalamenen 18,51 0,04 96
22 Nerolidol 19,15 0,04 93
5e+07 23 (-)-karyofilen oksida 20,13 1,83 91
1 6 .3 8
4 .5 e + 0 7 24 Karyofila-4 (12) 21,15 0,04 90
25 Eudesma-4(14) 21,64 0,03 96
4e+07

3 .5 e + 0 7
Berdasarkan hasil analisis minyak atsiri
3e+07
daun cengkeh tanpa perlakuan pendahuluan
2 .5 e + 0 7 terlihat 2 peak yang menunjukkan
2e+07
2 0 .1 6 keberadaan eugenol pada kromatogram,
1 7 .0 7
1 .5 e + 0 7 yaitu pada tR 15,01 sebesar 78,15% dan
1e+07 pada tR 15,05 sebesar 8,38% sehingga
9 .5 3
5000000 1 5 .1 5 1 7 .8 0 2 0 .6 8 menjadikannya sebagai komponen terbesar
2 1 .9 2
8 .495.611021.6.017.79 71134.91.255.4 41171178.6881.91.0.2.3.49.5391077.0.12794120.928260.42113.91.1.202.5.6652353.62 36.82 57.0 9 dalam minyak atsiri dengan kelimpahan
1 0 .0 0 1 5 .0 0 2 0 .0 0 2 5 .0 0 3 0 .0 0 3 5 .0 0 4 0 .0 0 4 5 .0 0 5 0 .0 0 hingga 86,53% serta kadar (trans)-β-
T im e --> karyofilen sebesar 7,77%. Dari hasil ini
Gambar 5. Kromatogram minyak atsiri daun dapat ditentukan bahwa minyak atsiri ini
cengkeh gabungan perlakuan delignifikasi sudah memenuhi standar minyak daun
dan fermentasi cengkeh SNI 06-2387-2006. Hasil analisa
dengan GC-MS minyak atsiri daun cengkeh
Hasil analisis GC-MS minyak atsiri daun dengan gabungan proses delignifikasi dan
cengkeh asal Pulau Serasan Kepulauan fermentasi dapat dilihat pada Tabel 3.
Riau diperoleh 31 peak untuk minyak atsiri
daun cengkeh tanpa perlakuan pendahuluan Tabel 3. Komponen Senyawa Minyak Atsiri
dan diantaranya terdapat 5 peak dengan Daun Cengkeh dengan Gabungan Proses
kelimpahan ≥1% serta 38 peak untuk minyak Delignifikasi dan Fermentasi
atsiri daun cengkeh dengan gabungan tR %
No Senyawa SI
proses delignifikasi dan fermentasi yang (menit) Area
diantaranya terdapat 5 peak dengan 1 1,6-oktadien-3-ol (linalol) 8,46 0,04 96
2 6-oktenal (sitronelal) 9,53 0,45 95
kelimpahan ≥1%. Hasil analisa dengan GC- 3 Isopulegol 9,62 0,04 98
MS minyak atsiri daun cengkeh tanpa 4 Metil Salisilat 10,67 0,03 96
5 β-sitronelol 11,09 0,12 98
perlakuan awal dapat dilihat pada Tabel 2. 6 p-alilfenol (kavikol) 11,77 0,34 97
7 delta elemen 13,95 0,11 97
Tabel 2. Komponen Senyawa Minyak Atsiri 8 α-kubeben 14,25 0,15 97
9 2-metoksi-4-(2-propenilfenol) 15,01 71,83 98
Daun Cengkeh Tanpa Perlakuan (eugenol)
Pendahuluan 10 Eugenol 15,04 9,40 97
tR % 11 α-kopaen 15,15 0,42 98
No Senyawa SI 12 2,4-diisoprofenil-1-metil-1- 15,44 0,07 99
(menit) Area
1 1,6-oktadien-3-ol (linalol) 8,46 0,04 96 vinyl-sikloheksan
2 6-oktenal (sitronelal) 9,53 0,49 95 13 8-isoprenil-1,3-dimetil- 15,44 0,07 95
3 Sikloheksanol 9,62 0,05 98 siklodeka-1,5-dien
4 Metil Salisilat 10,67 0,05 97 14 (trans)-β-karyofilen 16,38 11,22 99
5 β-sitronelol 11,09 0,11 98 15 α-humulene 17,07 1,60 98
6 p-alilfenol (kavikol) 11,77 0,47 97 16 β-kubeben 17,63 0,04 98
7 delta elemen 13,95 0,07 95 17 α-farnesen 17,79 0,20 95
8 α-kubeben 14,25 0,09 98 18 (-)-germakren B 17,97 0,08 97
9 2-metoksi-4-(2- 15,01 78,15 97 19 α-selinen 17,97 0,08 96
propenilfenol) 20 2,6-bis(1,1-dimetiletil)-4-metil 18,07 0,03 98
(eugenol) 21 4-alil-2-metoksi-fenilasetat 18,27 0,03 93
10 2-metoksi-4-(2- 15,05 8,38 97 22 2-metoksi-4-propenilfenol 18,27 0,03 93
propenilfenol) (isoeugenol)
(eugenol) 23 Eugenol 18,27 0,03 93
11 α-kopaen 15,14 0,33 99 24 delta kadinen 18,45 0,08 98
12 2,4-diisoprofenil-1-metil-1- 15,44 0,05 93 25 cis-kalamenen 18,51 0,03 96
vinyl-sikloheksan (β- 26 Nerolidol 19,16 0,07 91
27 1,7,7-trimetil-2- 19,92 0,04 91

19
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 15-20 ISSN 2303-1077

vinylbisikloheptadien Badan Standarisasi Nasional, 2006, SNI 06-


28 (-)-karyofilen oksida 20,16 2,65 99
29 Karyofila-4 (12) 21,15 0,03 90 2387-2006 Minyak Daun Cengkih,
30 β-eudesmol 21,55 0,04 91 BSN, Jakarta
31 Eudesma-4(14) 21,64 0,05 92 Casey, J.P., 1980, Pulp and Paper
32 Aromadendren 21,64 0,05 90
33 β-selinen 21,64 0,05 89 Chemistry and Chemical Technology,
34 Presilfiperfolan-9,15- 21,92 0,17 90 Interscience Publishers INC, New
epoksida
35 Farnesol 22,67 0,02 93
York.
36 Asam Benzoat 23,87 0,03 98 Gunawan, Wien., 2009, Kualitas dan Nilai
37 Farnesil Asetat 25,09 0,02 96 Minyak Atsiri, Implikasi pada
Pengembangan Turunannya., Seminar
Komponen mayor minyak atsiri daun Nasional: Kimia Bervisi SETS
cengkeh dengan gabungan proses (Science, Environment, Technology,
delignifikasi dan fermentasi memiliki and Society), Semarang, 21 Maret
komponen mayor yang hampir sama dengan 2009
minyak atsiri daun cengkeh tanpa perlakuan Megawati, R.F.; Da’i, Muhammad.; dan
pendahuluan yang memiliki 4 komponen Munawaroh, Rima., 2010, Analisis
mayor. Terdapat 2 peak yang menunjukkan Mutu Minyak Atsiri Bunga Cengkeh
keberadaan eugenol pada kromatogram, (Syzygium aromaticum (L.) Meer. &
yaitu pada tR 15,01 sebesar 71,83% dan Perry) dari Maluku, Sumatera,
pada tR 15,04 sebesar 9,40% sehingga Sulawesi dan Jawa dengan Metode
kadar eugenol total minyak atsiri dengan Metabolomic Berbasis GC-MS,
gabungan proses delignifikasi dan Pharmacon, 11: 57-61
fermentasi adalah 81,23% dan (trans)-β- Nasruddin; Priyanto; dan Hamzah, B., 2009,
karyofilen sebesar 11,22%. Jadi pada Pengaruh Delignifikasi Daun Nilam
perlakuan ini kadar eugenol dan (trans)-β- (Pogostemon cablin Benth) dengan
karyofilen pada minyak atsiri daun cengkeh Larutan NaOH dan Fermentasi dengan
sudah memenuhi standar minyak atsiri daun Kapang Trichoderma harzianum
cengkeh SNI 06-2387-2006. Terhadap Minyak Hasil Penyulingan,
Jurnal Riset Industri 3: 100-112
SIMPULAN Nurdjannah, Nanan., 2004, Diversifikasi
Penggunaan Cengkeh, Indonesian
Perlakuan awal proses fermentasi
Center for Agricultural Postharvest
memberikan hasil terbaik dengan kenaikan
Research and Development, Bogor, 3:
rendemen sebesar 57,7%; delignifikasi
61 – 70
39,9%, dan penurunan rendemen dari
Pujioktari, P., 2013, Pengaruh Level
gabungan delignifikasi dan fermentasi
Trichoderma harzianum dalam
sebesar 19,4%. Pemeriksaan organoleptis
Fermentasi Terhadap Kandungan
dan identifikasi menggunakan GC-MS
Bahan Kering, Abu, dan Serat Kasar
menunjukkan minyak atsiri daun cengkeh
Sekam Padi, Universitas Jambi, Jambi
sudah memenuhi standar minyak cengkeh
(Skripsi)
SNI 06-2387-2006.
Saragih, L. S., 2012, Sintesis Selulosa
DAFTAR PUSTAKA Asetat dari Limbah Jerami Padi
Dengan Katalis Piridin dan Asam
Agnihotri, V.P., 1970, Solubilisation of Sulfat, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,
Insoluble Phosphates by Some Universitas Tanjungpura (Skripsi)
Soil Fungi Isolated From Nursery Rulianah, Sri, 2012, Pembuatan Minyak
Seed Beds, Can. J., Microbiol 16: Nilam dengan Metode Fermentasi,
877-880. Seminar Nasional Teknik Kimia
Soebardjo Brotohardjono IX.
Surabaya, 12 Juni 2012.

20

Anda mungkin juga menyukai