Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna maka
saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan
pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca, semoga Allah SWT meridhoi
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan
atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein
yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan
dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan
baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungasi sebagai biokatalis
(Anonim, 2011).
untuk mengisolasi satu jenis protein dari campuran kompleks. Pemurnian protein
sangat penting untuk karakterisasi struktur, fungsi dan interaksi dari suatu protein.
Bahan awal biasanya adalah jaringan biologis atau budaya mikroba. Berbagai
langkah dalam proses pemurnian dapat bebas protein dari matriks yang batas-
batas itu, memisahkan protein dan bagian non-protein campuran, dan akhirnya
Metode yang digunakan dalam pemurnian protein secara umum dapat dibagi
menjadi 2 yaitu metode analisis dan preparatif. Metode analisis bertujuan untuk
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
makromolekul yang lain atau memisahkan protein dari protein lain yang tidak
diinginkan. Secara sederhana proses dari suatu isolasi protein memiliki konsep
yang sama dengan isolasi DNA namun yang membedakan yaitu pada isolasi
protein menggunakan buffer lysis untuk melisiskan sel. Suatu teknik isolasi dan
tidak berubah. Pada tahap awal isolasi, biasanya digunakan metode yang memiliki
Sumber produk untuk isolasi protein terdapat pada hewan, tumbuhan dan
sel tanaman karena sel hewan tidak berdinding sel, sedangkan tanaman berdinding
sel selulosa. Proses isolasi dimulai dengan mengetahui letak ataupun lokasi
produk yang akan diisolasi yaitu berada pada intrasel, ekstrasel ataupun terikat
Pada proses pelisisan sel terdapat dua langkah yang digunakan yaitu metode
3
pengerusan dan sonikasi. Sedangankan untuk metode kimiawi dapat dilakukan
Metode yang umum digunakan pada pelisisan sel langkah mekanik yaitu
amonium sulfat lebih didasarkan pada sifat kelarutannya yang tinggi, tidak
Sel
Lisis Sel
Sentrifugasi
Presipitat Supernatan
4
Adapun beberapa contoh langkah kerja isolasi protein dari hewan dan
organ hati, limpa, dan jantung sebanyak 1 gram. Kemudian menggerusnya dengan
mortal dan pastle dalam keadaan dingin (pemecahan secara mekanik) sambil
menit pada kecepatan 10.000 rpm Mengambil endapan dan mengeringkan hingga
untuk penyangga agar protein tetap pada kondisi tersebut. Setelah proses tersebut
akan mendapatkan ekstrak protein kasar. Mengukur kadar protein hasil ekstraksi.
Pertama membuat larutan blanko yang terdiri dari 200 μl larutan Bradford dan
ditambah 800 μl akuades. Kedua membuat larutan sampel yang terdiri dari 10 μl
protein sampel hasil isolasidan 200 μl larutan Bradford, serta ditambah 790 μl
5
Isolasi protein dari tanaman. Langkah kerjanya yaitu empat spesies
Isolasi protein dari tanaman. Langkah Kerjanya yaitu daun sebanyak 0,1
gram digerus dengan ditambahkan 500 µL ekstrak buffer dalam keadaan dingin.
dan diinkubasi selama satu jam dalam refrigerator dengan dishaker sekali 15
menit. Sentrifugasi pada 13.000 rpm selama lima menit dengan suhu 40C.
dan 26µL PMSF 40 mM (6,97 mg PMSF dalam 1 ml dMSO) Inkubasi pada suhu
40C selama satu jam dan digoyang sekali 15 menit. Sentrifugasi pada 13.000 rpm
selama lima menit dengan suhu 40C. Supernatan yang didapatkan dicampur
supernatan berbanding dengan 200 µL TCA 20% Inkubasi pada suhu -200C
selama satu jam. Campuran kemudian disentrifugasi pada 13.000 rpm dengan
suhu 40C selama lima menit, Supernatan yang didapatkan dibuang dan peletnya
6
13.000 rpm 40C selama satu menit. Pellet yang didapatkan dicuci kembali dengan
menambahkan 1000 ml aceton absolute, Sentrifugasi 13.000 rpm 40C satu menit.
Pemurnian protein adalah suatu rangkaian proses isolasi jenis tunggal dari
lebih jauh mengenai struktur, sifat-sifat kimia maupun fisika suatu senyawa yang
dari senyawa yang berbobot molekul rendah yang berada dalam ekstrak sel
dengan proses dialisis. Protein merupakan molekul yang berukuran besar, hal ini
sementara molekul molekul kecil akan berdifusi dengan sendirinya keluar dari
berdasarkan ukurannya adalah filtrasi gel. Pada filtrasi gel protein akan dialirkan
pada butiran berpori kecil dari polimer hidrofilik. Protein yang berukuran kecil
akan teradsorb pada pori sementara protein yang berukuran besar akan keluar
lebih dulu. Sementara itu pemisahan berdasarkan muatan protein dapat dilakukan
7
memisahkan protein berdasar perbedaan densitas dan tanda muatan listrik pada
Ilustrasi mengenai filtrasi gel dan kromatografi penukar ion dapat diamati
pada Gambar 1 diatas. Setelah proses permurnian protein, masih harus dilakukan
metode elektroforesis SDS PAGE ini dapat diketahui apakah protein yang
8
diisolasi merupakan protein dengan bobot molekul yang diinginkan dan apakah
1. Larutan protein yang akan dianalisis dicampur dengan SDS terlebih dahulu,
muatan negative dalam range pH yang luas. Muatan negative SDS akan
2. Pada saat arus listrik diberikan, molekul bermigrasi melalui gel poliakrilamid
menuju kutub poitif (anoda), molekul yang kecil akan bermigrasi lebih cepat
9
4.Molekul yang lebih besar akan tertahan dan akibatnya bergerak lebih lambat.
nya.
polipeptida, yaitu:
menetukan asam amino mana yang ada dan jumlah relatif masing-masing.
(DNP) berwarna kuning. Jika turunan DNP polipeptida ini dihidrolisis oleh asam,
semua ikatan peptida pada rantai akan terhidrolisis kecuali ikatan kovalen antara
gugus 2,4-dinitrofenil dan gugus α amino sehingga mudah dipisahkan dari asam
10
amino bebas yang tidak tersubtitusi. Selain itu, dansil-khlorida dapat digunakan
sebagai pereaksi untuk mencirikan gugus α amino. Pereaksi ini akan bereaksi
hidrolisis enzimatik dengan enzim. Salah satu cara yang sering digunakan
hidrolisis oleh enzim tripsin. Tripsin adalah enzim pencernaan yang diproduksi
oleh pancreas. Enzim ini menghidrolisisikatan peptida pada sisi karboksil residu
Tripsin
Enzim lain yang biasa digunakan untuk pemotongan protein secara selektif adalah
Kimotripsin
11
Tahap 4. Identifikasi Deret Fragmen Peptida
ikatan peptida yang lain tetap utuh. Asam amino pertama dalam urutan suatu
peptide (residu ujung N) bisa ditentukan dengan cara mereaksikan peptide dengan
Setelah dilakukan hidrolisis asam lemah, hasil reaksi akan bersiklisasi dengan
H O H
S H
+ H2N C C N C
C
N
R R
Phenylisothiocyanate
H S H H O H
H
N C N C C N C
R R
H
HN
+ H3N+ C
N
S H R
Phenylthiohydantoin
12
Tahap 5. Pemotongan Rantai Polipeptida Semula dengan Prosedur Kedua
Sama seperti tahap II, tetapi bukan dengan metode enzim melainkan
dengan metode kimia. Pereaksi yang digunakan adalah pereaksi sianogen bromida
yang berguna untuk memotong ikatan peptida dengan gugus karbonil pada residu
H H H H
H H
R1 C N C C N R2 R1 C N C C N R2
O CH2 O O H2C O
CH2 C
H2
S CH3 H3C S CN
+ + H2O
-
Br C N Br
H
O
H
R1 C N C C
+ H2N R2
O H2C O
C
H2
Tumpang Tindih
Deret asam amino pada tiap fragmen yang diperoleh dari polipeptida awal
pemotongan pertama.
13
Protein sangat mudah di kuantifikasi dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis oleh karena adanya kehadiran tiga asam amino aromatik
(triptofan, tirosin dan fenilalanin) yang mana biasanya terhitung sebagai asam
amino dalam porsi yang kecil pada protein. Ke-19 asam amino lainnya yang
spektra UV atau cahaya tampak dan tidak berpendar. Oleh karena itu asam-asam
flourisensi atau absorpsi cahaya tampak atau dengan kata lain diderivatisasi dan
kemudian dideteksi
dimana senyawa yang akan dianalisis dalam sampel diderivatisasi terlebih dahulu
kemudian dideteksi. Terdapat dua metode derivatisasi pasca colom yaitu sebagai
berikut:
1. Metode Ninhidrin
oeh kolom penukar kation. Reagen Ninhidrin akan membentuk derivat kelompok
asam amino primer dan sekunder. Asam amino primer akan bereaksi dengan
reagen ninhidrin pada suhu 130 0C saat melewati fasa hydrindatin dalam kolom.
14
Derivat asam amino primer akan menghasilkan warna ungu yang dideteksi pada
2. Metode OPA
amino yang akan dideteksi dan dihitung oleh Spektrofotometer UV-Vis. Reagen
OPA bereaksi dengan asam amino bebas yang telah dipisahkan oleh kolom
penukar kation. Derivat asam amino dibentuk pada suhu ruang, berbeda dengan
karena asam amino primer bereaksi dengan reagen OPA dan Thioflour, yang
pendaran.
15
Gambar 9. Proses Derivatisasi dengan Menggunakan OPA
oleh gugus sulfonat sehingga membuat kolom ini menjadi resin penukar kation
Fasa Gerak yang diguakan adalah buffer natrium sitrat untuk 20 konstituen
16
asam amino dalam metode analisis protein hidrolisat dan larutan buffer lithium
sitrat untuk 40 konstituen asam amino dalam metode analisis cairan biologis.
Botol larutan buffer yang tersedia secara komersial bisa diletakkan ke perangkat
tanpa modifikasi. Setiap fasa gerak ditransfer oleh gas nitrogen dari botol reagen
Pompa ini mampu mentransfer 6 cairan. Autosampler dapat diatur sehingga dia
mampu menampung 200 sampel dalam vial 1,5 mL dan sampel yang diambil
diletakkan dalam alat tanpa modifikasi dan larutan akan bercampur sebelum
reaksi. Setiap komoponen asam amino yang dielusi dari kolom akan bercampur
dengan larutan yang bereaksi oleh pompa 2 larutan pereaksi dan kemudian
dipanaskan hingga 135 0C. Asam amino terdeteksi pada panjang gelombang
maksimum untuk Ruhemann ungu yang merupakan salah satu dari komponen
17
pereaksi. Kuantifikasi akan ditampilkan dalam bentuk puncak-puncak
kromatogram (Gambar 5). Prolin dan hidroksiproli yang merupakan asam amino
tidak memiliki absorbansi maksimum dalam spektrum cahaya tampak oleh karena
18
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Secara umum proses isolasi protein dapat dilakukan melalui proses lisis sel
(berdasarkan muatannya)
3.2 Saran
lebih dalam lagi terkhusus mengenai cara pembacaan asam amino dari protein
makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bollag DM, Rozycki MD, Edelstein SJ. 1996. Protein Methods, Michigan:
Willey-Liss.
Koolman J., Roehm KH., 2005, Atlas of Biochemistry, New York : Thieme.
Latundra, A.I., Ahmad, A., 2012, Isolasi dan Karakterisasi Protein Bioaktif dari
Beberapa Jenis Spons sebagai Agent Antimikroba, Jurnal tidak
diterbitkan, Universitas Hasanuddin.
Mayes, P.A., Granner, D.K., Rodwell, V.W., dan Martin, D.W., 1990, Biokimia
Harper Edisi 20, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Ozawa, S., dan Miyano, H., 2015, Advances in amino acid analysis and Amino
Acid Analyzer L-8900, Technical Magazine of Electron Microscope and
Analytical Instruments, 6(1): 33-43.
20