Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LENGKAP MIKROBIOLOGI 1

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR CANDIDA ALBICANS PADA


SAMPEL SEKRET VAGINA DAN AIR TOILET

OLEH :
NAMA : DEWI SINTIYA YUNUS
NIM : 173145353031
KELAS : 17 A
KELOMPOK : V

PRODI DIV TEKNOLOGI LABOLATORIUM MEDIS FAKULTAS


FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jamur merupakan jasad eukariotok, yang berbentuk benang atau sel
tunggal, multiseluler. Sel – sel jamur tidak berkolorofil, dinding sel tersusun
dari khitin, dan belum ada referensiasi jaringan. Jamur bersifat khemoorgano
heterotrof karena jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya ( bersifat aerobik
). Habitat ( tempa hidup ) jamur terdapat pada air dan tanah dan lain sebagai
nya. ( Mades Fifendy, 2017 )
Bagian penting dari tubuh fungi adalah hipa, karena hipa berfungsi untuk
menyerap nutrien dari lingkungan serta membentuk struktur untuk
memproduksi. Hipa adalah suatu struktur fungus berbentuk tabung menyerupai
seuntai benang yang berbentuk dari pertumbuhan spora atau conidia. Spora
adalah biji atau benih berfungsi untuk perkembangan generatif dari fungi.
Fungi adalah organisme micro dan ada juga yang makro yang terdapat dimana
– mana di bumi.( Misnadiarly, 2014 )
Jamur dapat ditemukan di semua tempat yang terdapat bahan organik dan
mudah terbawa masuk ke dalam ruangan melalui hembusan angin karena
memiliki banyak spora serta dapat terbawa oleh debu pakaian maupun
material lain yang dibawa ke dalam ruangan, atau dibawa oleh serangga
maupun hewan lain dari luar ruangan (Heseltine & Rosen, 2009).
Jamur udara berpotensi dapat masuk ke ruang alveoli paru-paru dan
mampu hidup di dalam tubuh manusia hingga suhu 37⁰C. Jamur dapat
ditemukan di semua tempat yang terdapat bahan organik dan mudah terbawa
masuk ke dalam ruangan melalui hembusan angin karena memiliki banyak
spora serta dapat terbawa oleh debu pakaian maupun material lain yang
dibawa ke dalam ruangan, atau dibawa oleh serangga maupun hewan lain dari
luar ruangan Jamur udara berpotensi dapat masuk ke ruang alveoli paru-
paru dan mampu hidup di dalam tubuh manusia hingga suhu 37⁰C. (Heseltine
& Rosen, 2009).
Jamur C. albicans merupakan mikroorganisme endogen pada rongga
mulut, traktus gastrointestinal, traktus genitalia wanita dan kadang-kadang
pada kulit. Secara mikroskopis ciri-ciri C. albicansadalah yeast dimorfik yang
dapat tmbuh sebagai sel yeast, sel hifa atau pseudohyphae. C. albicansdapat
ditemukan 40- 80 % pada manusia normal, yang dapat sebagai mikroorganisme
komensal atau patogen.( Enda lestari, 2010 )
Jamur Candida albicansmerupakan bagian dari flora normal dan dapat
bersifat patogen invasif. Infeksi C. albicansadalah infeksi jamur opportunistik
yang paling umum. Infeksi ini dapat bervariasi dari infeksi membran mukosa
superficial sampai penyakit invasif seperti candidiasis hepatosplenicdan
candidiasis sistemik. ( Enda lestari, 2010 )
B. Tujuan
Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi jamur candida albicans pada
sampel sekret vagina dan air toilet dengan melakukan pewarnaan
gram,peawarnaan tahan asam dan pewarnaan spora.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian candida albicans sacara umum
Kandidiasis adalah suatu penyakit jamur yang bersifat akut dan sub
akut yang disebabkan oleh spesies Candida sp, biasanya oleh Candida
albicans dan dapat mengenai kulit mulut, vagina, kuku, kulit, bronki, atau
paru-paru. Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia dan dapat menyerang semua
umur baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan beberapa kasus yang
terjadi, penderita kandidiasis ini 70% perempuan. (Jon Farizal, 2017 )
Candida albicans merupakan penyebab utama infeksi jamur invasif dan
merupakan masalah kesehatan umum yang terjadi di masyarakat. Sekitar 50-
75% wanita pernah terinfeksi kandidiasis vulvovaginalis (KVV) semasa
hidupnya. 85-90% C. albicans merupakan penyebab utama infeksi KVV di
dunia. (Sardi, et al 2013)
B. Defenisi
Candida albicans Jamur Kandida telah dikenal dan dipelajari sejak abad
ke-18 yang menyebabkan penyakit yang dihubungkan dengan higiene yang
buruk. Nama Kandidadi perkenalkan pada Third International Microbiology
Congress di New York padatahun 1938, dan dibakukan pada Eight Botanical
Congress di Paris pada tahun 1954. Candida albicans penyebab Kandidiasis
terdapat di seluruh duniadengan sedikit perbedaan variasi penyakit pada
setiap area. (Vivi Keumala, 2016 )
Candida albicans tumbuh sebagai mikro flora normal tubuh manusia
pada saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran genital wanita
Dan juga sering ditemukan di dalam rongga mulut orang sehat,saluran
cerna, saluran nafas bagian atas, mukosa vagina, dan di bawah kuku sebagai
saprofittanpa menyebabkan penyakit.(Nurul, 2010).
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut
yang disebabkan oleh Candida albican, dan dapat mengenai mulut, vagina,
kulit, kuku,bronkus, dan paru, dapat menyerang manusia pada semua
tingkat umur baik laki-laki maupun perempuan (Ahdi, 2007).
C. Struktur dan Pertumbuhan Candida
Albicans Candida albicans yaitu organisma yang memiliki dua wujud
dan bentuk secara simultan/dimorphic organism. Pertama adalah yeast-like
state (non-invasif dan sugar fermenting organism). Kedua adalah fungal form
memproduksi root-like structure/struktur seperti akar yang sangat panjang
/rhizoids dan dapat memasuki mukosa (invasif). 4-5 Dinding sel Kandida dan
juga C. albicans bersifat dinamis dengan struktur berlapis.( Vivi Keumala,
2017 )
Jamur Candida tumbuh dengan cepat pada suhu 25-37oC pada media
perbenihan sederhana sebagai sel oval dengan pembentukan tunas untuk
memperbanyak diri, dan spora jamur disebut blastospora atau sel ragi/sel
khamir. Morfologi mikroskopis C. albicans memperlihatkan pseudohyphae
dengan cluster di sekitar blastokonidia bulat bersepta panjang berukuran 3-
7x3-14 µm. Jamur membentuk hifa semu / pseudohifa yang sebenarnya
adalah rangkaian blastospora yang bercabang, juga dapat membentuk hifa
sejati. ( Vivi Keumala, 2017 )
D. Etiologi
Kandidiasis/yeast infection adalah infeksi jamur yang terjadi karena
adanya pembiakan jamur secara berlebihan,dimana dalam kondisi normal
muncul dalam jumlah yang kecil. Perubahan aktivitas vagina atau
ketidakseimbangan hormonal menyebabkan jumlah Candida berlipat ganda
(muncul gejalaKandidiasis). ( Vivi Keumala, 2017 )
Menurut hasil penelitian air yang tergenang di toilet umum
mengandung 70% jamur Candida. Sedangkan air yang mengalir dari keran
toilet umum mengandung kurang lebih 10%-20% jamur pemicu rasa gatal
bahkan keputihan (Lestari, 2010).
Candida albicans dianggap sebagai spesies yang paling patogen dan
menjadi penyebab terbanyak kandidiasis. Kandidiasis ialah penyakit jamur
yang menyerang kulit,rambut, kuku, selaput lendir dan organ dalam yang
disebabkan oleh berbagai genus Candida.spesies yang banyak ditemukan
pada manusia ialah Candida albicans. Kandidiasis adalah suatu penyakit
akut atau sub akut yang disebabkan oleh Candida albicans atau
kadangkadang oleh spesies lain yang dapat menyerang berbagai jaringan tubuh
(Nita, 2013).
Jamur Candida albicans adalah organisme komensal dan flora normal
yang berperan dalam keseimbangan mikroorganisme dalam tubuh kita,
serta ditemukan dalam traktus intestinal, kulit, dan traktus genita urinaria.
Candida albicans secara makroskopis berbentuk bulat, lonjong atau bulat
lonjong. Koloninya pada medium padat sedikit menimbul dari permukaan
medium, dengan permukaan halus, licin atau berlipat–lipat, berwarna putih
kekuningan dan berbau ragi. Besar koloni bergantung pada umur. Pada tepi
koloni dapat dilihat hifa semu sebagai benang–benang halus yang masuk ke
dalam medium. Pada medium cair jamur biasanya tumbuh pada dasar tabung
(Ariningsih, 2009).
Pertumbuhan yang terlalu pesat dari jamur Candida albicans dapat
menyebab kan infeksi pada vagina yang disebut kandidiasis vaginitis. Infeksi
ini sering kali terjadi akibat penggunaan air seperti toilet yang mengandung
Candida sp. Setelah defekasi, tercemar dari kuku atau air yang digunakan
untuk membersihkan diri. Candida albicans sering menimbulkan vaginitis
pada wanita dengan gejala utama fluor albus yang sering disertai rasa gatal
(Nelwan, 2014).
E. Morfologi dan karakteristik umum
Candida albicans (C. albicans) adalah suatu ragi lonjong, bertunas,
berukuran 2-3 x 4-6 µm yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam
biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Ragi ini sebenarnya adalah
anggota flora normal kulit, membran mukosa saluran pernafasan,
pencernaan, dan genitalia wanita. Di tempat-tempat ini, ragi dapat menjadi
dominan dan menyebabkan keadaan-keadaan patologik. (Reiss E, 1992 )
C. albicans seringkali dideskripsikan sebagai jamur dimorfik yang
terdapat dalam bentuk sel ragi (blastospora) dan hifa semu (pesudohifa).
Sebenarnya C. albicans bersifat polimorfik dikarenakan kemampuannya untuk
tumbuh dalam beberapa macam bentuk yang berbeda, sebab selain blastospora
dan pseudohifa, C. albicans juga bisa menghasilkan hifa sejati.( Roberts B,
1996 )
Sel-sel ragi berbentuk bulat sampai oval dan mudah terpisah dari satu
sama lain. Pseudohifa tersusun memanjang, berbentuk elips yang tetap
menempel satu sama lain pada bagian septa yang berkonstriksi dan biasanya
tumbuh dalam pola bercabang yang berfungsi untuk mengambil nutrisi yang
jauh dari sel induk atau koloni. Hifa sejati berbentuk panjang dengan sisi
paralel dan tidak ada konstriksi yang jelas antar sel. Perbedaan antara
ketiganya adalah pada derajat polarisasi pertumbuhan, posisi dari septin,
derajat pergerakan nukleus serta derajat kemampuan melepas sel anak dari
sel induk secara individual.( Anonim, 2012 )
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
Pertumbuhan dan metabolisme sel
C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi
pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5.22 Jamur ini dapat
tumbuh dalam perbenihan pada suhu 28oC-37oC. C. albicans
membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber energi
untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. Unsur karbon ini dapat
diperoleh dari karbohidrat. Jamur ini merupakan organisme anaerob
fakultatif yang mampu melakukan metabolisme sel, baik dalam suasana
anaerob maupun aerob.( S, Rosa JM, 2007 )
Selain morfologi dan sifat-sifat koloninya, C. albicans juga dapat
dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuan melakukan proses
fermentasi dan asimilasi. Kedua proses ini membutuhkan karbohidrat
sebagai sumber karbon. Pada proses asimilasi, karbohidrat dipakai oleh C.
albicans sebagai sumber karbon maupun sumber energi untuk melakukan
pertumbuhan se.( Umeyama, 2006 )
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. WAKTU PRAKTIKUM
Hari/Tanggal : Rabu 13 november 2019 – selasa 19 november 2019
Tempat : Laboratorium mikrobiologi pada waktu 17:00 wita

B. Alat dan bahan


1. Alat
a) Plate
b) Bunsen
c) Pipet tetes
d) Mikroskop
e) Swab steril
f) Gelas kimia
g) Objek gelas
h) Pot sampel
2. Bahan
a) Media SDA
b) Sampel sekret vagina
c) Sampel air toilet
d) Reagen pewarnaan gram
 Gentien violet
 Lugol
e) Reagen pewarnaan tahan asam
 Carbol fucsin
 Alkohol 3%
 Mhetylen blu
f) Reagen pewarnaan spora
 Malacit green
 Alkohol 95 %
C. Prinsip kerja
1. Isolasi jamur dengan teknik penggoresan metode gores atau streat plate
menggunakan ose bulat dengan cara menggores pada medium agar dengan pola
tertentu, dengan harapan pada goresan hanya sel – sel jamur tunggal terlepas
dari ose agar menempel pada meidum
2. Isolasi dengan teknik peparasi suspensi swab ( ulas ) dilakukan dengan
menggunakan katembat steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan
pada umumnya sulit cara nya dengan mengusap swab steril memutar. Sehingga
seluruh permukaan kapas swab steril kontak dengan permukaan sampel
3. Pewarnaan gram pada identifikasi candida albicans berfungsi untuk
melihat blatospora dari candida albicans. Blatospora adalah anak sel yang
dihasilkan atau dibentuk dari sel induk. Gentien violet berfungsi sebagai zat
warna utma yang akan masuk ke dalam dinding sel fungi yang akan mewarnai
dinding selnya. Lugol berfungsi memperkuat zat warna utama. Alkohol 96 %
berfunsi untuk larutka zat warna utama dari air fucsin untuk mewarnai dinding
sel fungi saat pencucian dengan menggunakan alkohol 96 %.
4. Pewarnaan tahan asam berfungsi untuk melihat kemampuan fungi
terhadap ketahanan asam dilihat dari zat warna carbol fuksin dan sel berwarna
merah berarti fungi tersebut tahan asam. Tetapi jika fungi menyerap zat warna
mhetylen blue berarti fungi tidak bersifat tahan asam.
5. Pewarnan spora merupakan pewarnaan dengan malicet gren yang dalam
hasil pewarnaannya akan muncul warna hijau spora khusus nya untuk melihat
bentuk askospora
D. Cara kerja
1) Pengambilan sampel sekrek vagina
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dengan menggunakan swab steril, ambil lah sekret vagina pada
dinding vagina secara septik dengan swab steril yang di putar
secara jamur jam
2) Pengambilan sampel air toilet
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dengan menggunakan pot sampel, diambil air toilet yang berada di
dasar penampungan air.
3) Isolasi sampel vagina ke media SDA
a. Setelah diambil sekret vagina menggunakan menggunakan swab
steril, goreskan swab tersebut ke dalam 2 cawan media SDA sampi
semua permukaan terkena swab steril.
b. Perhatikan cawan petri dengan menggunakan stapler cawan petri
agar udarah tidak masuk kedalam media SDA.
c. Inkubasi media SDA selama 5 hari pada suhu 25°- 30° atau pada
suhu ruang
4) Pengambilan air toilet
a. Diteteskan 1 – 2 ml air toilet dipermukaan media SDA, kemudian
digoyangkan agar air toilet menyebar ke permukaan media dengan
menggunakan ose bulat ratakan
5) Pewarnaan gram
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dibuat suspensi koloni jamur pada objek glas
c. Kemudian fiksasi suspensi diatas api bunsen sampai mengering
d. Tambahkan 1 – 2 tetes gentien violet diamkan selama 2 menit,
dan cuci dengan air mengalir
e. Tambahkan alkohol 95% diamkan 30detik cuci dengan air
mengalir
f. Tambahkan air fucsin, diamkan 1 menit, cuci dengan air mengalir
g. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 X dan 100 X
tambahkan oil emersy
6) Pewarnaan tahan asam
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Buat sespensi koloni jamur pada preparat fiksasi diatas api bunsen
sampai kering
c. Letakan datar preparat pada rak pewarnaan kemudian genangi
menggunakan karbol fucsin sampai seluruh objek glas tergenangi
zat warna kemudian diamkan selama 5 menit dan buang kelebihan
zat warna
d. Larutkan dengan asam alkohol 3% diamkan selama 30 detik dan
cuci dengan air mengalir
e. Tambahkan zat warna kontras mhetylen blue 0 , 5 % diamkan
selama 1 menit cuci dengan air mengalir
f. Kemidan keringkan preparat dan amati di bawah mikroskopdengan
perbesaran 40 X dan 100 X
7) Pewarnaa spora
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dibuat suspensi
c. Kemudian fiksasi
d. Letakan mendatar pada rak pewarnaan dan tambahkan malacit
green
e. Diamkan selama 5 menit cuci dengan air mengalir
f. Tambahkan alkohol 95% diamkan selama 30 detik kemudian cuci
dengan air mengalir
g. Kemudian keringkan dan amati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 40 X dan 100 X
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1. Tabel pengamatan 1
Nama sampel Nama sampel
Sekret vagina Air toilet
2. Tabel pengamtan 2
No Nama media Hasil pengamatan
pertumbuhan Bentuk Warna Bau
1 Sabouroud
dextrose agar Putih keruh Bulat bergerombol Ragi ( khas )
( SDA ) 1
2 Sabouroud
dextrose agar Putih keruh Bulat bergerombol Ragi ( khas )
( SDA ) 2
3 Sabouroud
dextrose agar Putih keruh Bulat bergerombol Ragi ( khas )
( SDA ) 3
3. Tabel pengamatan 3
No Media pertumbuhan S.vagina Hasil pemeriksaan
1 Pewarnaan gram Blatospora
2 Pewarnaan tahan asam Blatospora
3 Pewarnaan spora Tidak ditemukan
4. Tabel pengamatan 4
No Media pertumbuhan air toilet Hasil pengamatan
1 Pewarnaa gram Blatospora tidak terlihat karena
pewarnaan terlalu tebal
2 Pewarnaan tahan asam Tidak di temukan
3 Pewarnaan spora Ditemukan koloni diaspora
B.Gambar

1.PERSIAPAN ALAT DAN


BAHAN 3.SAMPEL SEKRET
VAGINA DAN AIR
TOILET

4. Jamur pada sekret 5.Jamur pada sampel 6. Di teteskan 1 – 2


vagina air toilet carbol fuchsin

7. Pembuatan 8. Di tetesn kan 9. Di diamkan sediaan


sediaan malacit green pada yang sudah di tetesi
sediaan malacit green
10. Sediaan yang 11.Hasil pada sampel 12 Hasil pada
sudah di warnai di sekret vagina pewarnaan gram
didamkan beberaopa
menit

Pewarnaan gram 14 Hasil pada sampel air


toilet
C. Pembahasan
Paha praktikum pertama ini dilakukan pada hari rabu 13 november 201,
dan pada praktikum kedua di lakukan pada hari selasa 19 november 2019,
bertempat di LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DIV ANALIS
KESEHATAN
Pada praktikum pertama di lakukan isolasi sampel air toilet yang di ambil
dari kamar mandi, kemudian pada hari berikut nya di lakukan pengamatan dan
pewarnaan pada sampel yang sduah di tumbuhi oleh jamur. Adapun pewarnaan
yang di lakukan yaitu pewarnaan spora pewarnaan tahan asam dan pewarnaan
gram yang dimana dari pewarnaan di atas bertujuan untuk belihat blatospora
pada jamur.
Yang pertama yaitu pewarnaan gram, pewarnaan gram adalah berfungsi
untuk melihat blatospora dari candida albicans. Blatospora adalah anak sel
yang dihasilkan atau dibentuk dari sel induk. Gentien violet berfungsi sebagai
zat warna utma yang akan masuk ke dalam dinding sel fungi yang akan
mewarnai dinding selnya. Lugol berfungsi memperkuat zat warna utama.
Alkohol 96 % berfunsi untuk larutka zat warna utama dari air fucsin untuk
mewarnai dinding sel fungi saat pencucian dengan menggunakan alkohol 96
%.
Kemudian pewarnaan yang kedua yaitu pewarnaan tahan asam berfungsi
untuk untuk melihat kemampuan fungi terhadap ketahanan asam dilihat dari zat
warna carbol fuksin dan sel berwarna merah berarti fungi tersebut tahan asam.
Tetapi jika fungi menyerap zat warna mhetylen blue berarti fungi tidak bersifat
tahan asam.
Sedangkan yang ketiga pewarnaan spora yaitu bertujuan untuk Pewarnan
spora merupakan pewarnaan dengan malicet gren yang dalam hasil
pewarnaannya akan muncul warna hijau spora khusus nya untuk melihat
bentuk askospora.
Pada sampel yang kami lakukan pewarnaan yaitu sampel air toilet dan
sekret vagina. Pada sampel yang kami lakukan pewarnaan masing – masing
dibuatkan tiga selaid pada slaid yang pertama pada sampel air toilet di
dapatkan blato spora tetapi tidak terlihat begitu jelas dikarenakan karna
pewarnaan yang terlalu tebal, sedang pada slaid kedua tidak ditemukan
blatospora, pada slaid ketiga ditemukan koloni diaspora. Sedangkan pada
sekret vagina pada slaid yang petama dan kedua di temukan blatospora
sedangkan pada slaid ketiga tidak di temukan blatospora dikarenakan
pewarnaan yang dilakukan yang terlalu tebal singga sulit di temukan blato
spora pada slaid yang ketiga.
DAFTAR PUSTAKA
Ahdi Djuanda, dkk., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, (Jakarta: Balai
Penerbit FKUI,(2007), h.106.

Ariningsih R.I., 2009, Isolasi Streptomyces dari Rizosfer Familia Poaceae


yang Berpotensi Menghasilkan Antijamur Terhadap Candida albicans,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta

Anonim. Candida albicans. [Cited 2012 Jan 21]. Available from :


http://id.wikipedia.org/wiki/Candida_albicans

Bates S, Rosa JM. Candida albicans Iff11, A secreted protein required for cell
wall structure and virulence. J Infect and Immun. 2007; 75(6): 2922-2928

Nurul Rahmah, dan Aditya Rahman, “Uji Fungistatik Ekstrak Daun Sirih
(Piper betle L.) terhadap Candida albicans”.Jurnal Bioscientae, Vol. 7,
No. 2, Juli 2010, h. 17-24

Nelwan EJ. 2014. Infeksi jamur. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF (eds). Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid I. Edisi ke 6. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FKUI, pp: 711-720.

Pujiana Endah Lestari, Bagian Ilmu Biomedik Laboratorium Mikrobiologi


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. 37
Kampus Tegal Boto, Jember 68121, Indonesia

Reiss E, Hearn VM, Poulain D. Structure and function of the fungal cell wall. J.
Med. Vet.Mycol. 1992; 30 (Suppl): 143-156

Umeyama T, Kaneko A. Deletion of the CaBIG1 gene reduces β-1,6-glucan


synthesis, filamentation, adhesion, and virulence in Candida albicans. J
Infect and Immun. 2006; 74(4): 2373-2381.
Vivi JKS ; 1: 53-63Keumala Mutiawati, 2016 . PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI PADA CANDIDA ALBICANS.

Vivi, Keumala.2017.Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida albicans.Jurnal

Kedokteran Syiah Kuala

Anda mungkin juga menyukai