E-mail : firdyan.herawati@gmail.com
Abstrak
Kandidiasis adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida,
terutama Candida albicans. Candida telah dikenal dan dipelajari sejak abad ke-18. Penyakit ini
terutama disebabkan oleh hygiene yang tidak baik. Candida dapat hidup sebagai saprobe tanpa
menyebabkan kelainan pada berbagai permukaan tubuh manusia dan hewan. Di Indonesia,
hewan khususnya pada golongan unggas dan hewan ternak lainnya, masih banyak yang belum
memiliki atau menerapkan standar hygiene yang tinggi, sehingga penyakit inipun masih
menjadi persoalan yang harus segera dikerjakan agar tingginya angka hewan yang terkena
penyakit inipun semakin menurun.
Candidasis in Poultry
Abstract
Tinjauan Pustaka
Candida sp. termasuk dalam kelompok yeast dan jenis fungi patogen dari golongan
deuteromycota. Angka kematian (mortalitas) akibat penyakit kandidiasis pada ayam di
Indonesia dapat mencapai angka 20-30%. Candida sp. dapat menimbulkan penyakit baik pada
manusia maupun pada hewan.
Menurut Suprihatin (1992) dalam Lodder (1970), taksonomi Candica sp. adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Mycota
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Criyptococcaceae
Genus : Candida
Candida krusei
Candida parapsilosis
Candida stellatoidea
Candida tropicalis
Candida pseudotropicalis
Candida guilliermondii
Pada sediaan apus eksudat, Candida albicans tampak sebagai ragi lonjong, bertunas,
gram positif, berukuran 2-3 x 4-6µm, dan sel-sel bertunas, gram positif, yang memanjang
menyerupai hifa (pseudohifa). Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunas lonjong.
Pertumbuhan dibawahnya terdiri atas pseudomiselium.ini terdiri atas pseudohifa yang
membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang klamidokonidia pada ujung-
ujungnya. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas; asam
dari sukrosa; dan tidak bereaksi dengan laktosa. Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-
sifat koloni dan morfologi, membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya.
Candida albicans jauh lebih sering terjadi dari pada spesies Candida lain dalam menyebabkan
infeksi yang simtomatik (Jawetz, 1996). Infeksi Candida albicans dapat berlangsung secara
endogen dan eksogen.infeksi endogen lebih sering karena Candida albicans ini memang hidup
saporofit di dalam tubuh penderita, yaitu dalam berbagai alat tubuh, terutama dalam usus.
Infeksi biasanya terjadi apabila ada faktor predisposisi. Infeksi eksogen atau berkontak
langsung terjadi bila sel-sel ragi menempel pada kulit atau selaput lendir dan menimbulkan
kelainan kandidiasis.
Pembahasan
Kandidiasis merupakan penyakit mikal yang disebabkan oleh Candida. Candida telah
dikenal dan dipelajari sejak abad ke-18. Candida sp. dikenal sebagai fungi dimorfik yang secara
normal ada pada saluran pencernaan, saluran pernafasan bagian atas dan mukosa genital pada
mamalia. Penyakit ini dapat menyerang berbagai jenis unggas terutama ayam, kalkun, burung
mepati, burung merak, burung puyuh dan angsa. Organisme yang paling sering menyebabkan
candidiasis yaitu Candida albicans. Candida dapat diisolasi dari traktus digestivus pada unggas
dan burung normal dalam jumlah kecil, pada kondisi tertentu dapat tumbuh pesat sehingga
jumlahnya meningkat. Penyakit ini terutama disebabkan oleh hygiene yang tidak baik. Candida
dapat hidup sebagai saprobe tanpa menyebabkan kelainan pada berbagai permukaan tubuh
manusia dan hewan. Khamir ini tergolong patogenik dan menimbulkan penyakit (mikosis).
Pada keadaan tertentu, Candida menjadi patogen dan menyebabkan penyakit yang disebut
candidiasis atau candidosis. Infeksi Candida albicans dapat berlangsung secara endogen dan
eksogen. Infeksi endogen lebih sering karena Candida albicans ini memang hidup saporofit di
dalam tubuh penderita, yaitu dalam berbagai alat tubuh, terutama dalam usus. Infeksi biasanya
terjadi apabila ada faktor predisposisi. Adapun Faktor predisposisi terjadinya candidiasis yaitu
antara lain:
Unggas dan burung muda lebih rentan terserang candidiasis. Candidiasis lebih sering
menyerang ayam muda mulai umur 1-2 minggu, namun semua golongan umur dapat
terserang penyakit ini. Candidiasis dapat menyebabkan impaksi tembolok (pemadatan
tembolok) dan dapat meyebabakan kematian pada unggas dan burung seperti kematian pada
burung paruh bengkok (Psittacii). Candidiasis lebih sering ditemukan pada tembolok,
menyebabkan hambatan pada tembolok sehingga menyebabkan malnutrisi. Candidiasis
dapat juga ditemukan di mulut, sinus intraorbital, esofagus, proventrikulus, ventrikulus, dan
usus. Candidiasis pada saluran genital, kulit, dan mata juga pernah dilaporkan. Candidiasis
dapat bersifat sistemik, terutama pada unggas dan burung muda. Lesio dapat dilihat pada
mukosa, derajat kerusakannya mulai dari coretan putih ringan sampai pembentukan formasi
membran difterik disertai dengan eksudat kataral sampai mukoid.
Gejala pada unggas terserang candidiasis tidak terlalu spesifik, namun akibat penyakit
ini pertumbuhan ayam menjadi terhambat, bulu berdiri, atau unggas mengalami diare.
Terdapat luka serius terutama di daerah saluran pencernaan bagian atas seperti mulut,
pharynx, esophagus, dan tembolok. Namun luka ini bisa tumbuh juga di proventriculus.
Pada kasus yang lebih kronis, akan ditemukan adanya daerah yang menonjol dan berwarna
putih yeng disertai dengan pembentukan ulseryang berbentuk sirkular pada mukosa
tembolok. Pada kasus yang berat, permukaan yang menonjol cenderung mengelupas; lesi
pada mukosa tembolok yang bersifat ekstensif dikenal dengan nama ”turkish towel”
(handuk turki). Perubahan pada mukosa dapat juga berbentuk daerah membran semu yang
mengandung material nekrotikan yang mudah dilepas dari permukaan mukosa tersebut.
Secara histopatologi dapat dilihat adanya nekrosis pada epitel skuamus kompleks tembolok
dan pembentukan ulser atau membran difteroid sampai pseudodifteritik pada mukosa. Pada
lesi daerah esophagus dan proventriculus dapat ditemukan adanya spora dan hyphae
C.albicans. Lesi difteroid dapat juga ditemukan pada proventriculus dan usus.
Pencegahan candidiasis hanya bisa dilakukan dengan meningkat kan standar sanitasi,
menghindari pemberian obat, antibiotik, dan coccidiostat, serta menghindari stimulan
pertumbuhan berlebihan yang dapat mempengaruhi flora normal pada saluran pencernaan.
Saran
Sebaiknya untuk para peternak unggas, lebih diperhatikan masalah kehigienitas dari
unggas yang mereka ternak, agar ternak khususnya unggas ternak mereka terhindar dari
macam-macam penyakit yang dapat mengganggu kesehatan ternak mereka.
Daftar Pustaka
Suprihatin. 1982. "Candida dan Kandidiasis Pada Manusia." Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Jamin Faisal. 2011. Tesis : Kajian Histopatologi Bursa Fabrisius, Timus, dan Limpa Pada Ayam
Akibat infeksi Candida Albicans. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Indonesia.
Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA 1996. Mikrobiologi Kedokteran. ED ke20. Nugroho Edi
dan Maulany RF, penerjemah; Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hlm: 627-629.
Terjemahan dari: Medical Microbiology.