Anda di halaman 1dari 6

Kandidiasis Pada Unggas

Firdyan Septiyani Herawati

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya

E-mail : firdyan.herawati@gmail.com

Abstrak

Kandidiasis adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida,
terutama Candida albicans. Candida telah dikenal dan dipelajari sejak abad ke-18. Penyakit ini
terutama disebabkan oleh hygiene yang tidak baik. Candida dapat hidup sebagai saprobe tanpa
menyebabkan kelainan pada berbagai permukaan tubuh manusia dan hewan. Di Indonesia,
hewan khususnya pada golongan unggas dan hewan ternak lainnya, masih banyak yang belum
memiliki atau menerapkan standar hygiene yang tinggi, sehingga penyakit inipun masih
menjadi persoalan yang harus segera dikerjakan agar tingginya angka hewan yang terkena
penyakit inipun semakin menurun.

Candidasis in Poultry

Abstract

Candidasis is a type of disease caused by fungal infections of Candida, especially


Candida albicans. Candida has been know and studied since the 18th century. This disease
mainly caused by poor hygiene. Candida can live as saprobe without causing a trouble on
various surface of the human body and animals. In Indonesia, especially animal in poultry and
other livestock animals, the are still many who do not have or apply high hygiene standards, so
even this disease remains a problem that must be adressed immidiately so that the high numbes
of animals affected by this disease continues to decline.

Keywords : candida sp.; candidiasis; poultry.


Pendahuluan

Pada unggas terutama ayam, masih banyak dijumpai penyakit-penyakit yang


disebabkan oleh infeksi jamur, virus dan lain-lain. Tingginya angka ini disebabkan oleh
standard hygiene yang belum terpenuhi, mulai dari makanan, perawatan harian, kebersihan
kandang, maupun kebersihan tubuh unggas itu sendiri. Dan banyak sekali penyakit-penyakit
yang menyerang hewan. Namun demikian sedikit informasi tentang penyakit unggas yang
disebabkan oleh Candida albicans yang merupakan penyebab candidiasis pada unggas.
Gangguan kesehatan pada unggas oleh Candida albicans bersifat oportunistik tidak seperti
penyakit virus Avian Influenza yang memang tergolong imunosupresif (menekan kekebalan
tubuh). Sebagai penyakit yang bersifat oportunistik, Candida merupakan penyakit yang sangat
ditentukan oleh kondisi kekebalan tubuh unggas, kualitas pakan, air dan lingkungan. Dampak
dari gangguan kesehatan dari unggas akibat infeksi penyakit virus dan bakteri berpotensi
meningkatkan candidiasis. Kondisi yang nyata akibat candidiasis pada ternak unggas ialah
terjadi penurunan kualitas pada unggas itu sendiri. Kondisi imunosupresi (gangguan sistem
imunitas) berpeluang terhadap timbulnya candidiasis dan kondisi ini menunjukan Candida telah
berubah menjadi patogen (Jawetz et al., 1996). Candida albicans merupakan fungi opportunistik
yang menginfeksi hewan akibat pemberian antibiotik, agen sitotoksik, dan obat imunosupresif
(Tunca et al., 2006).
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil rumusan masalah yaitu “Apa Itu
Kandidiasis pada Unggas dan Bagaimana Cara Penanganan Serta Pencegahannya.” Adapun
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa itu kandidiasis pada unggas, ciri-ciri, cara
penanganan dan pencegahan terjangkitnya kandidiasis pada hewan.

Tinjauan Pustaka

Candida sp. termasuk dalam kelompok yeast dan jenis fungi patogen dari golongan
deuteromycota. Angka kematian (mortalitas) akibat penyakit kandidiasis pada ayam di
Indonesia dapat mencapai angka 20-30%. Candida sp. dapat menimbulkan penyakit baik pada
manusia maupun pada hewan.

Menurut Suprihatin (1992) dalam Lodder (1970), taksonomi Candica sp. adalah sebagai
berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Mycota

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Criyptococcaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

Candida krusei

Candida parapsilosis

Candida stellatoidea

Candida tropicalis

Candida pseudotropicalis

Candida guilliermondii

Pada sediaan apus eksudat, Candida albicans tampak sebagai ragi lonjong, bertunas,
gram positif, berukuran 2-3 x 4-6µm, dan sel-sel bertunas, gram positif, yang memanjang
menyerupai hifa (pseudohifa). Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunas lonjong.
Pertumbuhan dibawahnya terdiri atas pseudomiselium.ini terdiri atas pseudohifa yang
membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang klamidokonidia pada ujung-
ujungnya. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas; asam
dari sukrosa; dan tidak bereaksi dengan laktosa. Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-
sifat koloni dan morfologi, membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya.
Candida albicans jauh lebih sering terjadi dari pada spesies Candida lain dalam menyebabkan
infeksi yang simtomatik (Jawetz, 1996). Infeksi Candida albicans dapat berlangsung secara
endogen dan eksogen.infeksi endogen lebih sering karena Candida albicans ini memang hidup
saporofit di dalam tubuh penderita, yaitu dalam berbagai alat tubuh, terutama dalam usus.
Infeksi biasanya terjadi apabila ada faktor predisposisi. Infeksi eksogen atau berkontak
langsung terjadi bila sel-sel ragi menempel pada kulit atau selaput lendir dan menimbulkan
kelainan kandidiasis.
Pembahasan

Kandidiasis merupakan penyakit mikal yang disebabkan oleh Candida. Candida telah
dikenal dan dipelajari sejak abad ke-18. Candida sp. dikenal sebagai fungi dimorfik yang secara
normal ada pada saluran pencernaan, saluran pernafasan bagian atas dan mukosa genital pada
mamalia. Penyakit ini dapat menyerang berbagai jenis unggas terutama ayam, kalkun, burung
mepati, burung merak, burung puyuh dan angsa. Organisme yang paling sering menyebabkan
candidiasis yaitu Candida albicans. Candida dapat diisolasi dari traktus digestivus pada unggas
dan burung normal dalam jumlah kecil, pada kondisi tertentu dapat tumbuh pesat sehingga
jumlahnya meningkat. Penyakit ini terutama disebabkan oleh hygiene yang tidak baik. Candida
dapat hidup sebagai saprobe tanpa menyebabkan kelainan pada berbagai permukaan tubuh
manusia dan hewan. Khamir ini tergolong patogenik dan menimbulkan penyakit (mikosis).
Pada keadaan tertentu, Candida menjadi patogen dan menyebabkan penyakit yang disebut
candidiasis atau candidosis. Infeksi Candida albicans dapat berlangsung secara endogen dan
eksogen. Infeksi endogen lebih sering karena Candida albicans ini memang hidup saporofit di
dalam tubuh penderita, yaitu dalam berbagai alat tubuh, terutama dalam usus. Infeksi biasanya
terjadi apabila ada faktor predisposisi. Adapun Faktor predisposisi terjadinya candidiasis yaitu
antara lain:

1. Penggunaan antibiotik dengan jangka waktu panjang khususnya tetrasiklin


2. Keadaan imunosupresi (gangguan sistem imunitas)
3. Malnutrisi
4. Hipovitaminosis vitamin A
5. Defisiensi asam lemak essential
6. Terserang penyakit
7. Sanitasi yang buruk

Unggas dan burung muda lebih rentan terserang candidiasis. Candidiasis lebih sering
menyerang ayam muda mulai umur 1-2 minggu, namun semua golongan umur dapat
terserang penyakit ini. Candidiasis dapat menyebabkan impaksi tembolok (pemadatan
tembolok) dan dapat meyebabakan kematian pada unggas dan burung seperti kematian pada
burung paruh bengkok (Psittacii). Candidiasis lebih sering ditemukan pada tembolok,
menyebabkan hambatan pada tembolok sehingga menyebabkan malnutrisi. Candidiasis
dapat juga ditemukan di mulut, sinus intraorbital, esofagus, proventrikulus, ventrikulus, dan
usus. Candidiasis pada saluran genital, kulit, dan mata juga pernah dilaporkan. Candidiasis
dapat bersifat sistemik, terutama pada unggas dan burung muda. Lesio dapat dilihat pada
mukosa, derajat kerusakannya mulai dari coretan putih ringan sampai pembentukan formasi
membran difterik disertai dengan eksudat kataral sampai mukoid.

Gejala pada unggas terserang candidiasis tidak terlalu spesifik, namun akibat penyakit
ini pertumbuhan ayam menjadi terhambat, bulu berdiri, atau unggas mengalami diare.
Terdapat luka serius terutama di daerah saluran pencernaan bagian atas seperti mulut,
pharynx, esophagus, dan tembolok. Namun luka ini bisa tumbuh juga di proventriculus.
Pada kasus yang lebih kronis, akan ditemukan adanya daerah yang menonjol dan berwarna
putih yeng disertai dengan pembentukan ulseryang berbentuk sirkular pada mukosa
tembolok. Pada kasus yang berat, permukaan yang menonjol cenderung mengelupas; lesi
pada mukosa tembolok yang bersifat ekstensif dikenal dengan nama ”turkish towel”
(handuk turki). Perubahan pada mukosa dapat juga berbentuk daerah membran semu yang
mengandung material nekrotikan yang mudah dilepas dari permukaan mukosa tersebut.
Secara histopatologi dapat dilihat adanya nekrosis pada epitel skuamus kompleks tembolok
dan pembentukan ulser atau membran difteroid sampai pseudodifteritik pada mukosa. Pada
lesi daerah esophagus dan proventriculus dapat ditemukan adanya spora dan hyphae
C.albicans. Lesi difteroid dapat juga ditemukan pada proventriculus dan usus.

Pengobatan dapat dilakukan menggunakan cooper sulfat dengan takaran 1 : 2000 (1


bagian cooper sulfat dan 2000 bagian air minum). Pengobatan juga dapat dilakukan
menggunakan gentian violet yang dicampur dalam pakan dengan dosis 1 pound per ton
pakan.Nystatin pada pakan (220 mg/kg pakan) atau pada air minum (62,5–250 mg/L
Nystatin dicampur dengan sodium lauryl sulfate 7.8–25 mg/L) selama 5 hari akan efektif
dalam pengobatan pada unggas.

Pencegahan candidiasis hanya bisa dilakukan dengan meningkat kan standar sanitasi,
menghindari pemberian obat, antibiotik, dan coccidiostat, serta menghindari stimulan
pertumbuhan berlebihan yang dapat mempengaruhi flora normal pada saluran pencernaan.

Pengendalian dan Pemberantasan kandidiasis adalah mengingat infeksi Candida


albicans erat hubungannya dengan berbagai aspek manajemen yang tidak optimal,
misalnya kondisi higiene atau sanitasiyang tidak memadai, penggunaan antibiotika yang
berlebihan dan tingkat kepadatan kandang yang tinggi, maka pengendalian candidiasis
terutama ditujukan untuk menghilangkan berbagai faktor pendukung tersebut.
Simpulan

Kandidiasis merupakan penyakit mikal yang disebabkan oleh Candida. Candidiasis


lebih sering menyerang ayam muda mulai umur 1-2 minggu. Pengobatan dapat dilakukan
menggunakan cooper sulfat dan gentian violet. Pencegahan candidiasis hanya bisa
dilakukan dengan meningkat kan standar sanitasi, menghindari pemberian obat, antibiotik,
dan coccidiostat, serta menghindari stimulan pertumbuhan berlebihan yang dapat
mempengaruhi flora normal pada saluran pencernaan.

Saran

Sebaiknya untuk para peternak unggas, lebih diperhatikan masalah kehigienitas dari
unggas yang mereka ternak, agar ternak khususnya unggas ternak mereka terhindar dari
macam-macam penyakit yang dapat mengganggu kesehatan ternak mereka.

Daftar Pustaka
Suprihatin. 1982. "Candida dan Kandidiasis Pada Manusia." Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Jamin Faisal. 2011. Tesis : Kajian Histopatologi Bursa Fabrisius, Timus, dan Limpa Pada Ayam
Akibat infeksi Candida Albicans. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Indonesia.
Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA 1996. Mikrobiologi Kedokteran. ED ke20. Nugroho Edi
dan Maulany RF, penerjemah; Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hlm: 627-629.
Terjemahan dari: Medical Microbiology.

Anda mungkin juga menyukai