Klasifikasi
1. Dermatotype disease
2. Tinea Vesicolor and TInea Nigra Infection
Jamur ini sebenarnya apatogen pada tubuh manusia, tapi dalam keadaan tertentu ada faktor
predisposisi, sehingga jamur apatogen berubah menjadi jamur patogen.
1. Candidiasis (Candida Albicans) Parasit komensal pada rongga mulut manusia sehat
normal
2. Aspergilosis (Aspergillus)
3. Zygomycosis (Zygomyecetes)
Hidup dan berkembang sampai berukuran 4-6 mikromili, bertunas, berbentuk oval dan
merupakan sel ragi. Mempunyai hipa dan punya pseudohifa yang mirip seperti hifa tetapi
bukan hifa. Bisa diidentifikasi secara biokimia dan morfologi dengan cara fermentasi di
laboratorium. Mengidentifikasi dengan prosedur biokimia dan fermentasi sehingga spesies
tsb membentuk hifa dan klamidokonidia
Candida albicans isfatnya bimorphid karena mamiliki hifa dan konidia yang merupakan
spora sehingga dia biseksual. Kandida dapat ditemukan pada Sabourad’s agar dan media lain.
Koloninya halus, putih, ukurannya 2-4 milimeter, menyerupai Staphylococci bila dikultur di
dalam agar darah atau blood agar.
C. Albicans dapat membentuk hifa yang seperti tunas didalam serum darah pada suhsu 37
derajat celcius. Bila mengkultus c. albicans di 37 derajat celcius dalam waktu 5-3 jam dapat
ditemukan Germ Tube ini dapat menempel di gigitiruan sehingga dapat bisa menyebabkan
kandidiasis. C. Albicasns tumbuh bimorphid dan memiliki dua bentuk morfologi yaitu
blastokonidia dan hifa, yang merupakan penentu infeksi jamur. Semakin banyak terbentuknya
hifa, c. albicans semakin pathogen.
C. Albicans normalnya ada pada rongga mulut, rongga pencernaan, dan genitalia wanita.
Kolonisasi candida albicans memiliki kemampuan menempel pada mukosa sel, dapat
menempel reseptor pada epitel mukosa sel yang merupakan apal dari patogenitas.
Patogenitas candida albicans sangat berhubungan dengan hifa. Karena pada sel spitel
terdapat fibronectin yang sangat kompatibel dengan Germ Tube candida albicans. Sehingga
spesies ini sangat mudah menempel pada mukosa sel dan tumbuh lalu membentuk hifa yang
nantinya akan menembus dengan ke dalam mukosa sel dengan mengeluarkan enzim
proteinase. Setelah menembus kedalam mukosa sel yang menyebabkan terjadinya degradasi
atau penghancuran sel epitel.
Kamudian hifa dapat menembus ke dalam epitel sel dan terus berkembang hingga menembus
ke membrane basalis epitel dan terus berkembang sampai menembus ke ektraselulernya.
Apabila sudah sampai fase ini infeksi akan sulit diobati jadi harus dicegah memakai obat anti
jamur.