PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Candida albicans adalah flora normal pada membran mukosa rongga
mulut, saluran pernafasan, saluran percernaan dan organ genitalia perempuan.
Candida albicans dikenal sebagai mikroorganisme oportunistik pada tubuh
manusia, pada keadaan tertentu jamur ini mampu menyebabkan infeksi dan
kerusakan jaringan. Infeksi Candida albicans dapat terjadi pada pemakai protesa
yang tidak melepaskan pada malam hari saat tidur dan tidak dibersihkan sehingga
memudahkan pertumbuhan Candida albicans.Infeksi Candida albicansdapat
menyebabkan terjadinya suatu gambaran lesi berwarna merah, bengkak dan
menyakitkan pada permukaan mukosa rongga mulutyang dikenal dengan denture
stomatitis. Candida albicans bukan mikroorganisme tunggal yang dapat
menyebabkan denture stomatitis tetapi merupakan mikroorganisme dominan yang
dapat dijumpai pada denture stomatitis dan perawatannya adalah dengan
memberikan antijamur secara oral dan aplikasi topikal. Candida albicans dapat
diisolasi sebanyak 86% dari penderita denture stomatitis, bila dibandingkan
dengan Staphylococcus aureus 84%, dan Streptococcus mutans
sebanyak16%.Candida telah muncul sebagai salah satu infeksi nosokomial yang
penting.
Candida adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga
selaput mukosa saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari
kuku tangan dan kaki. Candida tampak sebagai ragi lonjong, kecil, berdinding
tipis, bertunas, gram positif, dan memiliki pseudohifa. Infeksi Candida dapat
terjadi apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen. Penyakit
yang disebabkan oleh Candida dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki
atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau
meningitis. Candida telah muncul sebagai sala hsatu infeksi nosokomial yang
paling penting di seluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas dan
1
pembiayaan kesehatan yang bermakna. Penggunaan antijamur untuk profilaksis
dan penatalaksanaan infeksi Candida telah mengubah epidemiologi dan
penatalaksanaan infeksi ini. Penggunaan agen kemoterapeutik, imunosupresif,
antibiotik spektrum luas, transplantasi organ, nutrisi parenteral dan teknik bedah
mutakhir juga telah berperan untuk mengubah epidemiologi infeksi candida.
Infeksi jamur telah muncul sebagai ancaman yang bermakna pada individu yang
imunocompromised. Spesies Candida adalah patogen jamur yang paling sering.
B. Tujuan
- Mahasiswa mampu melakukan pewarnaan gram dan membuat preparat KOH
untuk menunjang diagnosis jamur
- Untuk mengetahui morfologi jamur
2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
3
Pertumbuhan dan nutrisi Candida albicans
Spesies Candida tumbuh dengan cepat pada medium agar sederhana
yang mengandung peptone, dextrose, maltose atau sukrose. Candida albicans
dalam media mengandung karbohidrat yang dapat difermentasikan dan sedikit
suasana aerob, dengan penambahan nitrogen yang berlebih dalam media,
pseudohifa, blastospora, dan chlamidospora pada kondisi tertentu dapat
tumbuh dengan baik. Candida albicans pada temperatur di bawah 33oC, yeast
cell tumbuh dengan baik berbentuk ovoid (+ 3x5 µm) dan pembentukan tunas
biasanya terjadi pada daerah kutub sel.
Pertumbuhan mycelial baik dan pertukaran yeast cell menjadi hypha
cell terjadi via germ tube pada temperatur yang ditingkatkan dengan pH yang
mendekati netral. Dinding sel Candida albicans berfungsi sebagai pelindung
dan juga sebagai target dari beberapa antimikotik. Jamur dapat ditanam pada
medium padat atau cair dalam tabung atau petri. Pertumbuhan jamur pada
umumnya lambat dibanding pertumbuhan bakteri, sehingga jika dalam
penanaman terdapat bakteri dan jamur maka bakteri akan menutupi
permukaan media sebelum jamur sempat tumbuh. Pada dasarnya jamur
mempunyai keasaman yang lebih besar dibanding dengan bakteri.
4
Gambar 1. Candica albicans (a) pemeriksaan sputum dengan pewarnaan gram-positif
(b) bentuk budding yeast (c) pseudohyphae.
Gambar 2. Candida albicans. (A). Blastospora dan pseudohifa dalam eksudat, (B).
Blastospora, pseudohifa, dan klamidospora (konidium) dalam biakan pada
Sabouraud’s agar 20°C (C). Biakan muda membentuk tabung-tabung benih bila
diletakkan dalam serum selama 3 jam pada 37°C.
5
choline, ergosterol dan sphingolipids. Sphingolipids mengandung
komponen negatif paling besar pada membran plasma dan memegang
peranan penting sebagai target antimikotik.
Prognosis
Albicans adalah jamur komensal yang secara normal hidup di mukosa
manusia maupun hewan. Infeksi oleh jamur ini disebut Candidiasis. Penyakit
ini terdapat di seluruh dunia, menyerang semua umur baik laki-laki maupun
perempuan. Penyakit ini timbul apabila terdapat faktor predisposisi baik
faktor yang bersifat endogen maupun eksogen. Faktor-faktor predisposisi
yang berkaitan dengan infeksi Candida :
6
- Faktor endogen :
1. Perubahan fisiologis
a. Kehamilan, adanya perubahan pH pada vagina
b. Kegemukan, karena banyaknya keringat
c. Debilitas
d. Iatrogenik
e. Endokrinopati, gangguan gula darah pada kulit
f. Penyakit-penyakit kronik dengan keadaan umum yang buruk
2. Umur : Orang tua dan bayi lebih mudah terinfeksi, dikarenakan status
imunologisnya yang tidak sempurna.
3. Imunologik.
- Faktor eksogen :
1. Iklim, panas dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
2. Kebersihan kulit
3. Kebiasaan, sebagai contoh kebiasaan merendam kaki yang terlalu lama
dapat menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.
4. Kontak dengan penderita.
7
penyebaran, perlekatan dengan sel-sel endotel dan penetrasi ke jaringan.
Terdapat Sembilan faktor virulen pada C. albicans, yaitu:
a. Perubahan fenotip
b. Bentuk dan susunan hifa
c. Thigmotropism
d. Hydrophobicity
e. Molekul-molekul yang bersifat virulen terhadap permukaan mukosa
maupun epitel
f. Kemampuan untuk meniru molekul-molekul permukaan
g. Produksi enzim yang bersifat litik
h. Tingkat pertumbuhan
i. Kebutuhan nutrisi
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
C. Cara Kerja
1. Pewarnaan Gram
- Ambil 1 ose dan diteteskan diobjek glass dan diratakan dengan membuat
lingkaran
- Kemudian dikeringkan anginkan, setelah kering difiksasi sebanyak 2-5
kali diatas lampu busen
- Teteskan larutan cat gram I, dan diamkan selama satu menit. Cudi dengan
air mengalir.
- Kemudian teteskan larutan cat gram II, dan diamkan selama satu menit.
Cuci dengan air mengalir.
- Teteskan larutan cat gram III, dan diamkan selama satu menit. Cudi
dengan air mengalir.
- Teteskan larutan cat gram IV, dan diamkan selama satu menit. Cudi
dengan air mengalir.
- Cuci kembali dengan air mengalir, dan kering anginkan.
- Amati dengan mikroskop hingga pembesaran dengan menggunakan.
2. Pewarnaan KOH 10%
- Letakkan objek glass ditempat yang datar dan bersih
- Letakkan satu tetes KOH 10% pada bagian tengah objek glass
- Ambil satu ose, biakkan jamur, lalu dicampurkandengan larutan KOH
10% pada objek glass
- Tutup dengan cover glass
- Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10-40x
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
11
B. Pembahasan
1. Pewarnaan Gram
Berdasarkan hasil pengamatan pada mikroskop, menunjukan adanya
jamur candida albicans berwarna merah keunguan.
2. Pewarnaan KOH 10%
Berdasarkan hasil pengamatan pada mikroskop, pewarnaan dengan
KOH 10% dapat berhasil dan ditemukan adanya Candida Albicans.
Keuntungan pemeriksaan atau pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara
sederhana.
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan dengan cara pewarnaan
gram dan pewarnaan KOH 10%, didapat kan adanya jamur candida albicans.
Candida albicans adalah spesies jamur patogen dari golongan deuteromycota.
Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut
kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia.
13
DAFTAR PUSTAKA
Forbes BA, Sahm DF, Weissfeld AS. Bailey & Scott’s Diagnostic
Microbiology 12th ed. Mosby Elsevier. Chicago. 2007:631, 640-56, 700,703-4,
778,860
14