Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN BENCANA KELOMPOK RENTAN (BAYI)

1. Stabilitas Suhu Tubuh Bayi


Perhatikan suhu lingkungan dan pemakaian baju dan selimut bayi. Harus sering
mengganti pakaian bayi karena bayi cepat berkeringat.
2. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
a. Pemberian ASI eksklusif bagi bayi yang berusia 0-6 bulan dan tetap menyusui hingga
2 tahun pada kondisi darurat.
b. Jika ibu bayi tidak ada (meninggal), ibu sakit berat, atau ibu tidak dapat menyusui
lagi, maka kepada bayi diberikan alternatif lain yaitu:
 Mencari kemungkinan donasi ASI dari ibu yang sedang menyusui
 Pada keadaan sangat darurat memerlukan susu formula diberikan secara terbatas
dan mengikuti ketentuan:
 Susu formula harus dipersiapkan dengan menggunakan air masak.
 Hanya diberikan dengan pengawasan petugas kesehatan.
 Diberikan dengan cangkir atau gelas jangan diberikan dengan botol dan dot,
karena dalam botol dan dot sering tertinggal sisa susu bayi, sisa susu bayi
menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya kuman sehingga membuat bayi
diare, batuk dan demam, bagian dalam botol dan dot sangat sulit sekali
dibersihkan.
 Sumbangan susu formula harus diberikan atas persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan setempat (sesuai dengan Kepmenkes RI No: 237/MENKES/SK/IV/
1997 tentang pema-saran Pengganti Air Susu Ibu)
 Mempunyai label yang jelas tentang cara penyajian dalam bahasa yang
dimengerti
 Mempunyai masa kadaluarsa sekurang-kurangnya 1 tahun terhitung sejak
tanggal didistribusikan oleh produsen.
c. Pemberian susu formula bersifat sementara sampai ibu bisa menyusui kembali, oleh
karena itu relaktasi (menyusui kembali) harus diupayakan sesegera mungkin.
d. Susu bubuk skim dan susu kental manis tidak boleh diberikan kepada bayi.
e. Susu formula tidak dianjurkan diberikan berlebihan kepada bayi karena:
 Susu formula mudah terkontaminasi
 Pemberian susu formula yang terlalu encer akan membuat bayi kurang gizi
 Pemberian susu formula yang terlalu kental akan membuat bayi kegemukan
3. Pemberian MP-ASI
Dalam keadaan darurat, bayi dan balita usia 6-24 bulan seharusnya mendapat MP-
ASI untuk mencegah kekurangan gizi.
a. Pemberian MP-ASI sebaiknya berdasarkan bahan lokal, mudah dimakan, mudah
dicerna dan menggunakan peralatan makan yang higienis.
b. Sesuai dengan umur dan kebutuhan bayi.
c. Mengandung zat gizi sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan
d. MP-ASI pabrikan hanya alternatifdarurat. Penggunaannya setidaknya tidak lebih dari
5 hari pasca bencana.

Anda mungkin juga menyukai