Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUTORIAL

SGD 4 LBM 2

INFEKSI JAMUR

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Adintha Savira Happy Dana 31101500472
2. Aliefia Ayu Safira 31101500476
3. Anindita Dyah Palupi 31101500480
4. Atqiya 31101500485
5. Cantika Ofintana Grati 31101500491
6. Dian Kusumo Wati 31101500493
7. Diyah Nurul Halimah 31101500496
8. Elvina Nabila Ulfa 31101500499
9. Fajar Rachmadiyanto 31101500501
10. Madya Jala Bahtera 31101500519

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

1
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM 2

Infeksi Jamur
Telah Disetujui oleh :

Tutor Semarang, 18 Desember 2016

drg. Recita Indraswary, M. Sc

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Skenario...........................................................................................................................5

C. Identifikasi Masalah........................................................................................................5

BAB II

Tinjauan Pustaka........................................................................................................................6

A. Landasan Teori............................................................................................................6

B. Kerangka Konsep......................................................................................................15

BAB III

KESIMPULAN........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik di rongga mulut yang disebabkan
oleh pertumbuhan abnormal dari jamur Kandida albikan. Kandida albikan ini sebenarnya
merupakan flora normal rongga mulut, namun berbagai faktor seperti penurunan sistem
kekebalan tubuh maupun pengobatan sistemik , dapat menyebabkan flora normal tersebut
menjadi pathogen. Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa
lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Kandida sp, dimana Kandida
albikan merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.

4
Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh diantaranya
( C.albicans, C. tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C.
guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang
terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik.
Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita. Meningkatnya
prevalensi infeksi Kandida albikan ini dihubungkan dengan kelompok penderita HIV/AIDS,
penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi maligna. Odds dkk ( 1990 ) dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah
penderita kandidiasis. B. Skenario
Seorang bayi berusia 8 bulan datang ke rsgm bersama ibunya dengan keluhan adanya
bercak putih di seluruh rongga mulut. Alloanamnesis didapatkan informasi pasien rewel.
Bercak putih muncul setelah ibu memberikan susu botol padahal sebelumnya minum ASI.
Pada pemeriksaan intra oral terlihat mukosa mulut kemerahan dengan pseudomembran
berwarna putih yang dapat dibersihkan dengan kapas basah. Dokter gigi kemudian
melakukan cotton swab pada mukosa mulut pasien dan dibuatkan surat rujukan untuk
pemeriksaan penunjang laboratorium.

C. Identifikasi Masalah
1. Diagnosis yang tepat pada scenario
2. Etiologi dan pathogenesis kasus pada scenario?
3. Apa saja faktor yg mempengaruhi diagnosis pada scenario?
4. Gejala klinis pada skenario
5. Komplikasi yang dapat terjadi dari diagnosis
6. Apa saja diagnosis banding dari scenario?
7. Apa saja pencegahan dari penyakit di scenario?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus di scenario?
9. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus di scenario?
10. Manifestasi oral akibat candida
11. Candida apa saja yang ada di rongga mulut?

5
BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori
1. Diagnosis yang tepat pada scenario
Akut pseudomembran(thrush) karena terdapat bercak putih dan pada
pemeriksaan intra oral terdapat kemerahan yang dapat dibersihkan dengan kapas
basah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan usia lanjut.

2. Etiologi dan pathogenesis kasus pada scenario?


Kandidiasis seperti ini sering diderita oleh pasien dengan sistem imun rendah,
seperti HIV/AIDS, pada pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid, dan menerima
kemoterapi. Pada bayi sering dijumpai akibat kebersihan botol susu yang kurang baik
serta kondisi oral hygiene yang buruk.

6
Adapun mekanisme infeksi Kandida Albikan pada sel inang sangat kompleks.
Beberapa faktor yang berpengaruh pada patogenesis dan proses infeksi adalah adhesi,
perubahan dari bentuk ragi ke bentuk hifa (morfogenesis) dan produksi enzim
hidrolitik ekstraseluler. Adhesi merupakan proses melekatnya sel Kandida albikan ke
sel inang. Perubahan bentuk dari ragi ke hifa berhubungan dengan patogenitas dan
proses penyerangan Kandida terhadap sel inang yang diikuti pembentukan lapisan
biofilm sebagai salah satu cara spesies Kandida untuk mempertahankan diri dari obat
antifungi. Ada keyakinan bahwa bentuk hifa adalah invasif dan patogen, sedangkan
bentuk ragi tidak bersifat patogen. Produksi enzim hidrolitik ekstraseluler seperti
aspartyl proteinase juga sering dihubungkan dengan patogenitas Kandida albikan

3. Apa saja faktor yg mempengaruhi diagnosis pada scenario?


Faktor host dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor lokal dan faktor
sistemik. Termasuk faktor lokal adalah adanya gangguan fungsi kelenjar ludah yang
dapat menurunkan jumlah saliva. Saliva penting dalam mencegah timbulnya
kandidiasis oral karena efek pembilasan dan antimikrobial protein yang terkandung
dalam saliva dapat mencegah pertumbuhan berlebih dari Kandida, itu sebabnya
kandidiasis oral dapat terjadi pada kondisi Sjogren syndrome, radioterapi kepala dan
leher, dan obat-obatan yang dapat mengurangi sekresi saliva. Pemakaian gigi tiruan
lepasan juga dapat menjadi faktor resiko timbulnya kandidiasis oral. Sebanyak 65%
orang tua yang menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas menderita infeksi
Kandida, hal ini dikarenakan pH yang rendah, lingkungan anaerob dan oksigen yang
sedikit mengakibatkan Kandida tumbuh pesat. Selain dikarenakan faktor lokal,
kandidiasis juga dapat dihubungkan dengan keadaan sistemik, yaitu usia, penyakit
sistemik seperti diabetes, kondisi imunodefisiensi seperti HIV, keganasan seperti
leukemia, defisiensi nutrisi, dan pemakaian obat-obatan seperti antibiotik spektrum
luas dalam jangka waktu lama, kortikosteroid, dan kemoterapi. Namun pada scenario
bayi dapat terkena kandidiasi karena beberpa faktor antara lain : botol susu (peralatan
minum) kurang bersih,putting ibu ditumbuhi candida, kebiasaan buruk ibu, merokok,
minum alcohol, penyakit sistemik ibu, kondisi imun bayi

4. Gejala klinis pada skenario


Gejala yang muncul pada saat bayi bercak putih seperti susu bisa di lidah, palatum
atau seluruh mukosa bercak dapat dikerok dan bila dikerok menimbulkan kemerahan
burning mouth sensation rasa tidak nyaman perih karena ada rangsangan muncul pada
hari ke 6-10.

5. Komplikasi yang dapat terjadi dari diagnosis


SSC
7
Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah suatu neoplasma invasif pada jaringan epitel
rongga mulut dengan berbagai tingkat diferensiasi yang muncul pada tempat tempat
seperti jaringan mukosa mulut, alveolar, gingiva, dasar mulut, lidah, palatum, tonsil
dan orofaring. KSS cenderung untuk segera bermetastase dan meluas.
Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah neoplasma maligna yang berasal dari
keratinosit suprabasal epidermis. Neoplasma ini merupakan jenis neoplasma non
melanoma kedua terbanyak setelah karsinoma sel basal. Karsinoma sel skuamosa
dapat terjadi pada bibir bawah, dasar mulut, bagian ventral dan lateral lidah, area
retromolar, tonsil danlateral palatum lunak. Besarnya karsinoma sel skuamosa
yang terjadi berbeda-beda, yaitu sekitar 30%-40% terjadi pada bibir bawah,
pada lidah sekitar 25%, sedangkan pada dasar mulut sekitar 20%. Karsinoma
yang terjadi pada lidah sekitar 75% pada bagian lidah yang mobil terutama
dipinggir - pinggir lidah dan 25% terjadi di basis lidah (King, 2001)

Apabila oral trush tidak diatasi maka akan menyebabkan bayi sulit untuk menghisap
dot/puting susu. Hal ini juga dapat menyebabkan diare sebab jamur yang ada didalam
rongga mulut bayi ikut tertelan sehingga menimbulkan infeksi usus. Jika diare ini
terus menerus terjadi maka dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi (kekurangan
cairan).
(Ngastiyah, 2005, hal 22)
Kandidiasis kronis yang tidak segera dirawat dapat berkembang menjadi kandidiasis
leukoplakia yang bersifat pra ganas, dan kemudian mengakibatkan karsinoma sel
skuamosa. Selain itu, kandidiasis dapat berkembang menjadi infeksi sistemik melalui
aliran getah bening yang menyerang organ vital seperti ginjal, paru-paru, otak dan
dinding pembuluh darah yang bersifat fatal. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati
dan otak.

6. Apa saja diagnosis banding dari scenario?


Leukoplakia

8
Leukoplakia adalah lesi putih yang tidak dapat dihilangkan dengan dikerok dan tidak
dapat

didiagnosis sebagai suatu penyakit tertentu. Di duga berhubungan dengan kebisaan


mengonsumsi tembakau yang memicu perubahan genetik dan lingkungan mukosa
mulut. Berupa bercak-bercak putih sampai merah pada mukosa mulut dengan
permukaan rata, licin sampai agak menonjol, dan berbatas jelas

2. Chemical burn

Perubahan lesi putih nonkeratotik sering diakibatkan oleh injuri kimia, ketika agen
kimia
berkontak dalam waktu yang cukup lama. Agen tersebut dapat berupa aspirin, silver
nitrate,
formocresol, sodium hypochlorite, paraformaldehyde, dental cavity varnishes,
acidetching
materials, dan hydrogen peroxide. Lesi putih yang terbentuk merupakan superficial
pseudomembrane yang berisi jaringan nekrotik permukaan dan eksudat inflammatory.
Lesi putih sampai timbul ulserasi dan nekrotik.

9
7. Apa saja pencegahan dari penyakit di scenario?
Yang dapat dilakukan agar bayi tidak terkena kandidiasis antara lain dengan menjaga
kebersihan diri baik ibu dan bayi serta peralatan bayi, menjaga pola makan bayi,serta
sang ibu mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol.

8. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus di scenario?

1) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi


2) Untuk perawatan mulut bayi, bersihkan lebih dulu dengan jari yang dibungkus
(kain bersih / kasa) yang telah dibasahi dengan larutan garam.

Prosedur untuk melakukan oral hygiene atau cara untuk menghindari pertumbuhan

bakteri dan jamur, dapat dilakukan perawatan pada mulut bayi dengan cara sebagai

berikut :

1. Setiap bayi selesai minum susu, berikan 1 -2 sendok teh air matang untuk

membilas sisa susu tersebut.

2. Sisa susu yang berupa lapisan endapan putih tebal pada lidah bayi ini dapat

dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat (Nursalam dkk, 2005).

3) Oleskan gentian violet 0,25 % pada mulut dengan kapas lidi atau mycostatin (oral
mycostatin) 4x sehari atau tiap 6 jam sebanyak 1cc selama 1 minggu atau sampai gejala
menghilang.
4) Atau diberi obat oral nistatin 3 x 100.000 U untuk sehari, ditanam dalam mulut
baru ditelan, pemberian nistatin tidak boleh bersama dengan obat lain (Ngastiyah,
1997).
*) Cara perawatan dot dan botol :
Botol dan dot bayi dicuci bersih dan diseduh dengan air mendidih atau direbus
mendidih (jika botol tahan direbus) sebelum dipakai atau setelah dipakai dot dicuci
bersih dan disimpan kering, selanjutnya jika akan dipakai direbus diair yang telah
mendidih selama 3 menit atau paling tidak diseduh di air mendidih (Ngastiyah, 2005).

a) Setiap bayi selesai minum susu/ menyusui berikan 1-2 sendok teh air matang untuk
membilas sisa susu yang menempel pada mulut bayi.

10
b) Perlengkapan minum bayi seperti botol susu atau kompeng (fopspeen) dicuci bersih
dan diseduh dengan air panas/mendidih atau direbus jika botol tersebut tahan rebus

c) Sebaikanya bayi ataupun anak kecil jangan diberikan kompeng karena akan memicu
terjadinya sariawan serta dapat mempengaruhi bentuk rahang.

d) Jika bayi menyusui bersihkanlah puting susu ibu terlebih dahulu

e) Setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak
menempel di gusi maupun dinding mulut.

f) Memberikan suplemen/ makanan yang mengandung vitamin c pada bayi dan anak-
anak agar daya tahan tubuh tetap kuat sehingga dapat melawan kuman-kuman penyebab
sariawan.

g) Cucilah tangan sebelum dan sesudah memberi makan dan merawat anak.

h) Gesekan dot yang berkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang keras juga
memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot yang dibuat dari
bahan lunak dan lentur seperti dari silikon.

i) Selalulah menjaga kebersihan mulut anak dan seringlah berikan air matang sehabis
makan

Oral trush dapat diobati dengan memakai obat golongan anti jamur seperti:
a. Pengobatan awal biasanya dengan suspensi nistatin; pemolesan daerah yang terkena
sariawan ( Bherman, 2001, hal 1157)

b. Miconazol; mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel ini
diberikan ke lesi setelah selesai makan.

c. Gentian violet 0,5% yang dioleskan pada lidah dan mucosa mulut.

d. Dapat juga diberikan ampoterisin (fungilin) selama 1 (satu) minggu.

e. Jika stomatitis masih masih kotor (bernanah) jangan dioleskan dengan gentian violet
karena akan menyebabkan permukaan luka menjadi kering di bagian bawahnya yang
justru akan makin memperparah

11
f. Anak yang lebih besar dapat menggunakan obat kumur

9. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus di scenario?


Di swab lalu dikirim ke lab mikrobiologi untuk dikultur dan diamati jenis jamur
penyebabnya agar selanjutnya dapat ditentukan pengobatan yang dapat diberikan.
Sitology exfoliatif tujuannya membantu mendiagnosa lesi yang tidak terdeteksi
dengan pemeriksaan klinis, sel diambil dng dikerok mukosa oral untuk mengambil sel
yang masih kontak dengan jaringan, keuntungannya prosesnya cepat.

10. Gambar manifestasi oral akibat candida


ORAL TRUSH (ACUTE PSEUDOMEMBRAN CANDIDIASIS)

ANTIBIOTIK SORE TONGUE (ACUTE ATROPIC CANDIDIASIS)

DENTURE STOMATITIS (CHRONIC ATROPHIC CANDIDIASIS)

12
CANDIDAL LEUKOPLAKIA (CHRONIC HIPERPLASTIC CANDIDIASIS)

Median Rhomboid Glositis

13
ANGLAR CHEILITIS

14
11. Candida apa saja yang ada di rongga mulut?
Spesies kandida yang terdapat di kavitas oral,
diantaranya adalah:2
1. Candida albicans
2. Candida tropicalis
3. Candida krusei
4. Candida parapsilosis
5. Candida guilliermondi
Dari kelima tipe tersebut, Candida albicans adalah yang paling sering terdapat pada
kavitas oral. Candida albicans merupakan fungi yang menyebabkan infeksi opurtunistik
pada manusia.

15
Kerangka Konsep

INFEKSI JAMUR

PATOGENESIS ETIOLOGI PEMERIKSAAN

PENYAKIT/ KELAINAN DIAGNOSIS

MANIFESTASI ORAL TERAPI

16
BAB III

KESIMPULAN
Kandida albikan merupakan jamur yang dapat tumbuh dalam sejumlah bentuk
morfologi dari ragi ke hifa.Bentuk hifa merupakan bentuk jamur yang bersifat invasif
dan patogenik sehingga memudahkan jamur melekat kepada epitel rongga mulut pasien.
Disamping itu, etiologi dari munculnya oral thrush atau pseudomembran akut akibat
penurunan aliran saliva, maka pH rongga mulut menjadi asam karena efek pembilasan
dari saliva ikut berkurang, sedangkan Kandida justru tumbuh subur pada lingkungan
asam, sehingga dalam keadaan berkurangnya aliran saliva dalam rongga mulut dapat
meningkatkan resiko infeksi Kandida, atau dengan kata lain, timbul suatu penyakit yang
disebut kandidiasis.
Pada umumnya dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak.Penderita
kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa terbakar pada mulut. Kandidiasis seperti ini
sering diderita oleh pasien dengan sistem imun rendah, seperti HIV/AIDS, pada pasien
yang mengkonsumsi kortikosteroid, dan menerima kemoterapi.Diagnosa dapat ditentukan
dengan pemeriksaan klinis, kultur jamur, atau pemeriksaan mikroskopis secara langsung
dari kerokan jaringan.

17
DAFTAR PUSTAKA

1 Silverman S, Eversole LR, et al. Essentials of Oral Medicine. Canada: BC Decker Inc.
2002. p. 192-3, 211
2 Lewis MAO, Lamey P-J. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut/Clinical Oral Medicine.
Alih bahasa. Wiriawan E. Widya Medica, Jakarta. 1994.
3 Gravina, HG, de Morn, EG, Zambrano, O, Chourio, ML, de Valero, SR, Robertis,
S, Mesa L. Oral Candidiasis in children and adolescents with cancer.
Identification of Candida.spp Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007; 12: E419-23.
4 Cutler, JE. Putative virulence factors of Candida albicans. Annual Rev.
Microbiol. 1991; 45:187218.
5 Lehmann PF. Fungal structure and morphology. Medical Mycology. 1998;4:578.
6 Peterson DE. Oral candidiasis. Clin Geriatr Med. 1992; 8:51327.
7 Garber GE. Treatment of oral candida mucositis infections. Drugs. 1994;47:734
40.
8 Epstein JB, Truelove EL, Izutzu KL. Oral candidiasis: pathogenesis and host
defense. Rev Infect Dis 1984;6:96106.

18

Anda mungkin juga menyukai