Anda di halaman 1dari 19

MATERI KE-5

PENYAKIT INFEKSI JAMUR

Dosen Pengampu :
apt. Gandes Winarni, M.Farm.
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa diharapkan mampu :
.5.1 Pengertian Infeksi Jamur
 5.2 Etiologi
 5.3 Patofisiologi
 5.4 Faktor Risiko
 5.5 Hasil Laboratorium
 5.6 Tatalaksana Terapi
DEFINISI

Kandidiasis (USA) atau kandidosis (Eropa) merupakan kelompok
penyakit infeksi akut dan kronik di kulit atau diseminata yang
disebabkan oleh ragi, yang tersering adalah Candida albicans.
Organisme tersebut pada umumnya dapat menginfeksi kulit, kuku,
membran mukosa, dan saluran cerna, tetapi dapat juga menyebabkan
penyakit sistemik
Klasifikasi

• Kandidiasis kutis
• Kandidiasis oral
• Kandidiasis vulvovaginal
• Kandida balanitis/balanopostitis
• Kandidiasis kuku
• Kandidiasis mukokutan
• Kandidiasis diseminata
Klasifikasi Infeksi Jamur Secara Klinis

ETIOLOGI

Kandidiasis oral adalah salah satu infeksi fungal yang mengenai
mukosa oral.
Lesi ini disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Candida albicans adalah salah satu komponen dari mikroflora oral dan
sekitar 30-50% orang sebagai karier organisme ini.
 Salah satu kemampuan yang dari Candida albicans adalah kemampuan
untuk tumbuh dalam dua cara, reproduksi dengan tunas, membentuk
tunas elipsoid, dan bentuk hifa, yang dapat meningkatkan misela baru atau
bentuk seperti jamur
Patofisiologi
 rongga mulut, saluran pencernaan dan
 Candida albicans merupakan flora normal
vagina, jamur ini dapat berubah menjadi patogen jika terjadi perubahaan dalam diri
pejamu.
 Perubahan yang terjadi pada pejamu tersebut dapat bersifat lokal maupun sistemik.
 Lesi kandidiasis ini dapat berkembang di setiap rongga mulut, tetapi lokasi yang
paling sering adalah mukosa bukal, lipatan mukosa bukal, orofaring dan lidah.
 Kandidiasis kronis yang tidak segera dirawat dapat berkembang menjadi
kandidiasis leukoplakia yang bersifat pra ganas, dan kemudian mengakibatkan
karsinoma sel skuamosa.
 Selain itu, kandidiasis dapat berkembang menjadi infeksi sistemik melalui aliran
getah bening yang menyerang organ vital seperti ginjal, paru-paru, otak dan
dinding pembuluh darah yang bersifat fatal
Faktor Risiko

 Faktor Patogen
 Faktor Host
- Faktor Lokal
- Faktor Sistemik
Hasil Laboratorium

Diperlukan jika klinis tidak khas, dilakukan di tingkat pelayanan lanjut.
Kandidiasis superfisialis:
1. Pewarnaan sediaan langsung kerokan kulit dengan KOH 20% atau Gram:
ditemukan pseudohifa.
2. Kultur dengan agar Saboraud: tampak koloni berwarna putih, tumbuh dalam
2-5 hari.
3. Kandidiasis sistemik , Jika ada lesi kulit; dari kerokan kulit dapat dilakukan
pemeriksan histopatologi dan kultur jaringan kulit.

Mekanisme/cara kerja obat

Obat Anti Jamur mempunyai 3 titik tangkap pada sel jamur,
yaitu :

1. Target pertama pada sterol membran plasma sel jamur,

2. Kedua mempengaruhi sintesis asam nukleat jamur,

3. ketiga bekerja pada unsur utama dinding sel jamur yaitu


kitin, β glukan, dan mannooprotein.
Target Kerja Anti jamur pada dinding sel jamur


Titik
Tangkap
Target
Jamur 
Tatalaksana Terapi

1. Kandidiasis kutis
Topikal
• Krim imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%) selama 14-28 hari.
• Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya dapat untuk pencegahan.

Sistemik
• Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu.
• Itrakonazol 100-200 mg/hari. 6
 2. Kandidiasis oral

Infeksi ringan
- Suspensi nistatin 400.000-600.000 U 4 kali sehari.

Infeksi sedang sampai berat


- Flukonazol 1x100-200 mg/hari selama 7-14 hari.
3. Kandidiasis vulvovagina
a. Tanpa penyulit
1) Topikal

o Krim imidazol: mikonazol, klotrimazol, dan butoconazol, selama 3-7 hari.
o Nistatin intravagina, 1 kali/hari, selama 10-14 hari. Aman untuk wanita hamil.
2) Sistemik
Flukonazol 150 mg dosis tunggal.
b. Infeksi berat akut
Flukonazol 150 mg diberikan setiap 72 jam dengan total 2 hingga 3 dosis.
c. Untuk kandidiasis vulvovaginal rekuren (kambuh ≥4x/tahun )
Flukonazol topikal atau oral selama 10-14 hari dilanjutkan dengan flukonazol 150
mg/minggu selama 6 bulan.

 Dst….
Pertanyaan…

1. Bagaimana mekanisme terbinafin dalam menghambat pertumbuhan
sel jamur ? mohon bisa dijelaskan lagi

2. Apakah ada efek samping jika sebelum pemberian obat amphotericin


B, pasien diberikan obat yang lain ? jika ada berikan contohnya

3. Apakah efek yang ditimbulkan pada pasien jika pemberian obat


ketoconazole melebihi batas dosis normal ?
Daftar pustaka
1.

Hakim, L., & Ramadhian, M. R. (2015). Kandidiasis oral. Jurnal Majority, 4(9), 53-57.
2. Kulit, P. D. S., & Indonesia, K. (2017). Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin PERDOSKI. Jakarta:
PP PERDOSKI
3. Kee, Joyce L. dan Hayes, Evelyn R. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
4. Katzung, Bertram G. 2004. Farmakologi : Dasar dan Klinik Ed. 8. Jakarta : Salmeba Medika
5. Siswandono. 2016. Kimia Medisinal 2 Edisi 2. Surabaya : Airlangga University Press
6. Sukandar, Elin Yulinah, dkk. 2010. Goodman & Gilman : Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta : EGC
7. Agustini, Duik. 2013. Farmakologi Antibiotik dan Anti Jamur (Online). Tersedia
https://www.slideshare.net/dwiagustini7982/farmakologi-antibiotik-dan-anti-jamur. (23Februari 2019)

19

Anda mungkin juga menyukai