PASIEN
CANDIDIASIS
DOSEN PEMBIMBING
DI SUSUN OLEH
DAHLUL
TAUFIK HERMAWAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan askep yang berjudul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA. PASIEN CANDIDIASIS Penulisan askep ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah MATERNITAS 2
di Stikes Panrita Husada Bulukumba Jurusan SI KEPERAWATAN
Dalam Penulisan askep ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan askep ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Contents
BAB I..................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................3
Latar Belakang................................................................................................................3
Rumusan Masalah..........................................................................................................4
Tujuan............................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................5
Anatomi dan fisiologi.....................................................................................................5
Manifestasi Klinis dan Jenis-Jenis Candidiasis................................................................7
2.4 Etiologi...................................................................................................................11
2.5 Patofisiologi............................................................................................................14
2.7 Komplikasi..............................................................................................................16
2.8 Penatalaksanaan....................................................................................................17
2.9 Pemeriksaan penunjang.........................................................................................17
BAB III..............................................................................................................................18
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS CANDIDIASIS...........................................................18
Pengkajian....................................................................................................................18
3.1.1. Identitas klien.....................................................................................................18
3.1.2. Riwayat kesehatan............................................................................................18
3.1.3. Pola Fungsional Gordon.....................................................................................19
3.1.4. Pemeriksaan fisik................................................................................................20
3.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................20
BAB IV..............................................................................................................................28
PENUTUP.........................................................................................................................28
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................28
4.2 Saran......................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa
lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana
Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.
Oleh karena Kandidiasis ini meliputi infeksi yang berkisar dari yang
ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang berpotensi mengancam
kehidupan manusia. Maka dari itu diperlukan beberapa penanganan dalam
menyembuhkannya serta mencegahnya. Di dalam makalah ini akan dibahas
mengenai kandidiasis tersebut lebih lanjut.
4
Rumusan Masalah
Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kandidiasis adalah suatu infeksi akut atau subakut yang disebabkan oleh
Candidicia albicans atau kadang-kadang oleh spesies kandida yang lain, yang
dapat menyerang berbagai jaringan tubuh. (Siregar, 2005)
6
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat
tubuh, pada orang dewwasa sekitar 2,7 ± 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 ± 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung
dari letak, umur, dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis,
labium, minus, dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat
pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu, dan bokong. Secara
embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda. Lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan
lapisan jaringan ikat.
Epidermis
Epidermis adalah suatu lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri
dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit. Langerhans dan
merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh. Paling tebal
pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenarasi setiap 4-6 % minggu. Epidermis terdiri atas
lima lapisan (dari lapisan paling atas sampai yang dalam) :
1. Stratum korneum : terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti
2. Stratum Lusidum berupa garis translusen biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak
7
Manifestasi Klinis dan Jenis-Jenis Candidiasis
Berbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada alat-
alat yang terkena. Conant, 1971 (dalam Siregar, 2005) membagi kandidiasis
dalam beberapa kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir, kandidiasis kutis,
dan reaksi id.
Kandidiasis oral pada mukosa bibir, tampak bercak-bercak berupa membran palsu
Lesi-lesi ini dapat juga terlepas dari selaput lendir sehingga dasarnya tampak
merah dan mudah berdarah.
Penderita selalu mengeluh sakit, terutama bila waktu tersentuh makanan.
Kandidiasis oral ini banyak diderita oleh bayi baru lahir, penderita penyakit
manahun yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau penderita keganasan
yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.
b. Perlece
Kelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi perlunakan kulit yang
mengallami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-pecah, kemudian
terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Faktor predisposisi yang dapat
8
menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan vitamin B2 (riboflavin), pada orang
tua yang tidak dapat menutup mulutnya dengan baik hingga air liur keluar terus.
Hal ini akan menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.
9
Faktor predisposisi untuk timbulnya vulvovaginitis adalah kegemukan.
Diabetes militus, higiene yang kurang, infeksi kronis di dalam vagina dan serviks,
serta pengaruh obat-obat antihamil dan kehamilan.
10
vesikel dan pustula milier, yang bila memecah meninggalkan daerah-daerah yang
erosi dan selanjutnya dapat berkembang menyerupai lesi-lesi primernya. Kelainan
pada sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang banyak berhubungan dengan
air, seperti tukang cuci atau petani sawah, orang-orang yang memakai kaus dan
sepatu terus-menerus.
Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal “kutu air”. Kulit di
sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan dapat mengelupas menyerupai
kepala susu.
Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa ini ialah diabetes melitus,
kegemukan , banyak keringat, pemakaian obat-obat antibiotik, kortikosteroid.
Sitostatik, dan penyakit-penyakit yang mrnyebabkan daya tahan tubuh menurun.
2) Kansdidiasis perianal
Infeksi kandida pada kulit sekitar anus, yang banyak ditemukan pada bayi-
bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok (Diaper rash). Hal ini sering disebabkan
oleh popok basah yang tidak segera diganti sehingga menyebabkan iritasi kulit
sekitar genitalia dan anus. Popok yang basah menyebabkan maserasi kulit, dan
karena adanya lubang-lubang alamiah (anus) yang banyak mengandung kandida
maka dapat tumbuh dengan subur dan terjadilah kandidiasis perinal dan
kandidiasis popok.
Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan lipat pantat
menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih. Pemakaian antibiotik dan
kortokosteroid dapat menjadi faktor yang mempermudah terjadinya infeksi
kandida di daerah-daerah ini.
11
c. Kandidiasis kutis granulomatosa
Bentuk ini sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah
yang ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan
melekat erat pada dasarnya, membentuk granuloma menyerupai
tanduk.
Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam
rongga faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga
yang dapat disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa
28,3% dari otomikosis disebabkan oleh kandida.
3. Reaksi id
Kadidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida.
Infeksi kandida dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di
tempat lain.
Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang
keras, sangat gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang
jari-jari atau tempat-tempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi
skuamasi atau kulit yang mengelupas. Kelainan alergi ini tidak dapat
disembuhkan selama penyakit primernya belum sembuh. Biasanya infeksi
primer dapat disembuhkan dalam usus, vagina, atau sela-sela jari kaki dan
tangan.
2.4 Etiologi
12
4. Genus : Candida
1. Candida albicans
2. Candida stellatoidea
3. Candida tropicalis
4. Candida pseudotropicalis
5. Candida krusei
6. Candida parapsilosis
7. Candida guilliermondii
13
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar
kita, bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur candida. Bayi bias
saja mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong atau
bias juga mendapatkan candida dari vagina ibu ketika persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan
mulut bayi yang tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak
dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.
2. Factor eksogen
14
a. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat
terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini
mempermudah invasi candida.
b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air
mempermudah invasi candida.
c. Kebersihan dan kontak dengan penderita. Pada penderita yang
sudah terkena infeksi (kandidiasis di mulut) dapat menularkan
infeksi kepada pasangannya melalui ciuman.
Kedua factor eksogen dan endogen ini dapat berperan
menyuburkan pertumbuhan candida atau dapat mempermudah terjadinya
invasi candida ke dalam jaringan tubuh.
2.5 Patofisiologi
15
Kelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi yang
komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu. Faktor
penentu patogenitas kandida adalah :
1. Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi kandida.
Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi
terjadinya kandidiasis.
2. Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan cairan
dalammamalia mengandung substansi yang bekerja secara non spesifik
menghambat atau membunuh mikroba.
3. Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag jaringan untuk
memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yang sangat
16
penting untuk menghilangkan atau memusnahkan sel jamur. Sel ragi merupakan
bentuk kandida yang siapdifagosit oleh granulosit. Sedangkan pseudohifa karena
ukurannya, susah difagosit.Granulosit dapat juga membunuh elemen miselium
kandida. Makrofag berperan dalammelawan kandida melalui pembunuhan
intraseluler melalui system mieloperoksidase (MPO).
4. Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam pertahanan
melawaninfeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik imunitas
seluler padapenderita kandidiasi mukokutan kronik, pengobatan imunosupresif
dan penderita dengan infeksi HIV.
2.7 Komplikasi
2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan
mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku
17
2.8 Penatalaksanaan
18
BAB III
Pengkajian
Meliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, umur, alamat, asal kota, dan daerah,
asal suku bangsa, nama orangtua dan pekerjaan orangtua.
3.1.2. Riwayat kesehatan
19
a. Pola presepsi dan penanganan kesehatan
keluhan tentang nyeri pada mulut dan tidak bisa bersentuhan dengan makanan,
terjadi perdarahan , ada atau tidaknya penanganan terhadap keluhan tersebut
b. Pola aktivitas-latihan
adanya kesukaran dalam melakukan aktivitas, nyeri, mudah lelah.
c. Pola nutrisi dan metabolik
Kahilangan nafsu makan. Kehilangan sensasi pada lidah.
d. Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi.
e. Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena nyeri.
f. Pola konseptual-presepsi
Adanya membran palsu pada mulut yang dapat terlepas dan mengakibatkan
perdarahan.
g. Pola toleransi diri-koping stres
Membicarakan masalah kesehatan dengan keluarga atau orang terdekat
h. Pola presepsi diri-konsep diri
Perasaan cemas terhadap penyakit dan kecurigaan terhadap penyakit yang
diderita.
i. Pola peran hubungan
Hubungan klien terhadap keluarga tetap harmonis, terganggunya peran dalam
keluarga dan status pekerjaan. Adanya kesulitan untuk bekerja dalam kondisi sakit
yang diderita.
j. Pola seksual-reproduktif
Kurang terpenuhinya pola seksual
k. Pola nilai kepercayaan
Masih lancarnya dalam melaksanakan ibadah dan aspek spiritual terpenuhi.
20
Pemeriksaan tanda tanda vital
Terlebih dahulu perlunya pemeriksaan tanda-tanda vital:tekanan darah (TD), nadi,
Respiratory Rate(RR) dan suhu penting untuk dilakukan untuk mengetahui tanda
awal ketidak stabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari tanda vital yang tidak
stabil merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan kondisi perfusi
jaringan.
21
Mengukur tekanan darah, denyut nadi,
Status tanda-tanda vital temperature, dan status pernafasan, jika
- Temperature normal diperlukan
- Denyut nadi normal Mencatat gejala dan turun naiknya tekanan
- Pernafasan normal darah
- Tekanan darah normal Mengukur tekanan darah ketika pasien
berbaring, duduk, dan berdiri, jika
diperlukan
Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan
dan bandingkan, jika diperlukan
Mengukur tekanan darah, nadi, dan
pernafasan sebelum, selama, dan setelah
beraktivitas, jika diperlukan
Mempertahankan suhu alat pengukur, jika
diperlukan
Memantau dan mencatat tnda-tanda dan
syimptom hypothermia dan hyperthermia
Memantau timbulnya dan mutu nadi
Mengukur warna kulit, temperature, dan
kelembaban
Memantau sianosis pusat dan perifer
Memantau pola pernafasan yang abnormal
Pengobatan demam
Pantau suhu berkali-kali jika diperlukan
Pantau warna kulit dan suhu
Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan,
jika diperlukan
Pantau aktivitas berlebihan
Pantau intake dan output
Atur oksigen, jika diperlukan
22
Tempatkan pasien pada bagian hipotermia,
jika diperlukan
23
pemberian dan dosis optimal.
· Monitor TTV sebelum dan sesudah
pemberian obat narkotik dengan dosis
pertama atau jika ada catatan luar biasa.
· Lakukan tindakan pengamanan pada pasien
dengan obat analgesik narkotik
Pemberian obat penenang
· Kaji riwayat kesehatan pasien dan riwayat
pemakaian obat penenang
· Tanyakan kepada pasien atau keluarga
tentang pengalaman pemberian obat
penenang sebelumnya
· Melihat kemungkinan alergi obat
· Memperoleh TTV dalam batas normal
· Memperoleh kadar oksigen dan irama EKG
dalam batas normal
· Mengetahui perjalanan obat melalui IV
· Monitor kadar oxigen darah
· Memonitor tingkatan kesadaran pasien
24
- Intake cairan di mulut Menetukan kebutuhan makanan saluran
- Intake cairan nasogastric
c. Mengontrol berat badan Memilih makanan gandum, minuman
- Mengontrol berat badan kocok, dan es krim sebagai suplemen nutrisi
- Mempertahankan intake Anjurkan pasien untuk memilih makanan
kalorioptimal harian ringan, jika kekurangan air liur mengganggu
- Menyeimbangkan latihan proses menelan
dengan intake kalori b. Monitor Nutrisi
- Memilih nutrisi makanan Timbang berat badan klien
dan snack Monitor kehilangan dan pertambahan berat
- Menggunakan suplemen badan
nutrisi jika diperlukan Monitor tipe dan kuantitas olah raga
- Makan sebagai respon
Monitor respon emosi klien terhadap situasi
makan
dan tempat makan
- Mempertahankan pola
Monitor interaksi orang tua dan anak saat
makan yang dianjurkan
makan
- Memelihara penyerapan
Jadwalkan perawatan, dan tindakan
makanan
keperawatan agar tidak mengganggu jadwal
- Mempertahankan
makan
keseimbanagan cairan
Monitor turgor kulit
- Mengenal tanda-tanda
Monitor adanya mual dan muntah
dan symptom
Monitor nilai albumin, total protein,
ketidakseimbangan
hemoglobin dan hematokrit.
elektrolit
Monitor nilai limfosit dan elektrolit
Monitor menu makanan dan pilihannya
c. Manajemen Cairan
Hitung haluran
Pertahankan intake yang akurat
Monitor hasil lab. terkait retensi cairan
(peningkatan BUN, Ht ↓)
Monitor TTV
25
Monitor adanya indikasi retensi/overload
cairan (seperti :edem, asites, distensi vena
leher)
Distribusikan cairan > 24 jam
Tawarkan snack (seperti : jus buah)
26
kehilanga darah sebagai indikasi
Monitor TD dan paameter hemodinamik,
jika tersedia (contoh: tekanan vena sentral
dan kapiler paru/tekanan arteri temporalis)
Monitor status/keadaan cairan termasuk
intake dan output
Instruksikan pasien pada aktivitas yang
dibatasi jika diperlukan
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
28
dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005). Kandidiasis meliputi
infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis,
sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Infeksi Candida yang
berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang
imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Moniliasis atau kandidiasis sering disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur candida
albicans, keadaan hormonal (diabetes, kehamilan), dan faktor lokal (tidak adanya
gigi, gigi palsu yang tidak pas). Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya
memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih atau krem pada membran
mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin
muncul radang berwarna merah). Candida albicans yang bermetastase dapat
menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya
berupa abses hati dan otak.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
29
id=n4GHgidIuEUC&pg=PA44&dq=kandidiasis+adalah&hl=en&sa=X&ei=iU
A-UqX9FcijrQf934GoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=kandidiasis
%20adalah&f=false
Saifuddin Bari Abdul, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wikjosastro dan Djoko
Siregar,R.S. 2004. Penyakit JamurKulit. Jakarta : EGC
Wong, L. Donna, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong.
Jakarta : EGC Buku Kedokteran.
30