Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA.

PASIEN
CANDIDIASIS

DOSEN PEMBIMBING

H. SITTI ASNI S,ST,S.KM

DI SUSUN OLEH

DAHLUL

TAUFIK HERMAWAN

WANDA RUMANA AMIN

HELMALIA JELITA PUTRI

OKTAVIANI SILVANI PUTRI

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KELAS DOMISILI SELAYAR
T.A. 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan askep yang berjudul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA. PASIEN CANDIDIASIS Penulisan askep ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah MATERNITAS 2
di Stikes Panrita Husada Bulukumba Jurusan SI KEPERAWATAN

Dalam penulisan askep ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
askep ini, khususnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

Dalam Penulisan askep ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan askep ini.

Selayar, 06 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
BAB I..................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................3
Latar Belakang................................................................................................................3
Rumusan Masalah..........................................................................................................4
Tujuan............................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................5
Anatomi dan fisiologi.....................................................................................................5
Manifestasi Klinis dan Jenis-Jenis Candidiasis................................................................7
2.4 Etiologi...................................................................................................................11
2.5 Patofisiologi............................................................................................................14
2.7 Komplikasi..............................................................................................................16
2.8 Penatalaksanaan....................................................................................................17
2.9 Pemeriksaan penunjang.........................................................................................17
BAB III..............................................................................................................................18
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS CANDIDIASIS...........................................................18
Pengkajian....................................................................................................................18
3.1.1. Identitas klien.....................................................................................................18
3.1.2. Riwayat kesehatan............................................................................................18
3.1.3. Pola Fungsional Gordon.....................................................................................19
3.1.4. Pemeriksaan fisik................................................................................................20
3.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................20
BAB IV..............................................................................................................................28
PENUTUP.........................................................................................................................28
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................28
4.2 Saran......................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................29

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tubuh yang normal mempunyai berbagai jenis mikroorganisme termasuk


bakteri dan jamur. Beberapa mikroorganisme tersebut berguna untuk tubuh,
beberapa memberikan keuntungan dan beberapa ada yang merugikan bagi
manusia.

Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang


sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai
moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga
mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa
gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka
kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang
dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal,
dan sebagainya.

Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa
lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana
Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.
Oleh karena Kandidiasis ini meliputi infeksi yang berkisar dari yang
ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang berpotensi mengancam
kehidupan manusia. Maka dari itu diperlukan beberapa penanganan dalam
menyembuhkannya serta mencegahnya. Di dalam makalah ini akan dibahas
mengenai kandidiasis tersebut lebih lanjut.

4
Rumusan Masalah

1. Apa itu kandidiasis ?


2. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi dari sistem integritas ?
3. Apa saja etiologi dari kandidiasis ?
4. Bagaimana patofisiologi dari kandidiasis ?
5. Bagaiamana WOC pada penyakit kandidiasis?
6. Apa saja Manifestasi Klinis dari kandidiasis ?
7. Apa saja Komplikasi yang terjadi pada penyakit kandidiasis ?
8. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kandidiasis ?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kandidiasis ?
10. Apa saja pengobatan yang dilakukan pada klien kandidiasis?
11. Bagaimana pencegahan pada penyakit kandidiasis ?

Tujuan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini di harapkan mahasiswa mampu


membuat asuhan keperawatan penyakit kandidiasis.
Tujuan dari penulisan makalah diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan :
1. Pengertian dari kandidiasis
2. Anatomi dan Fisiologi dari Sistem integritas
3. Etiologi dari kandidiasis
4. Patofisiologi dari kandidiasis
5. WOC pada penyakit kandidiasis
6. Manifestasi Klinis dari kandidiasis
7. Komplikasi yang terjadi pada penyakit kandidiasis
8. Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kandidiasis
9. Pemeriksaan penunjang pada kandidiasis
10. Pengobatan yang dilakukan pada klien kandidiasis
11. Pencegahan pada penyakit kandidiasis

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kandidiasis

Kandidiasis adalah suatu infeksi akut atau subakut yang disebabkan oleh
Candidicia albicans atau kadang-kadang oleh spesies kandida yang lain, yang
dapat menyerang berbagai jaringan tubuh. (Siregar, 2005)

Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh


jamur dari spesies Candida albicans.Adanya jamur pada diri manusia adalah hal
yang alami dan memang selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut,
tenggorokan, vagina, dan pada sistem pencernaan lainnya.

Dalam kondisi normal (tidak berlebihan), kehadiran jamur Candidia


albicans sebernarnya tidak membahayakan.Pertumbuhan jamur yang berlebihan
dapat menyebabkan infeksi.

Penyakit candidiasis ini sangat rentan terhadap orang-orang yang memiliki


sistem imun yang lemah termasuk pada penderita AIDS, steroid berlebihan,
kontrasepsi hormone, diabetes, kanker, depresi, orang tua dan orang-orang dengan
kondisi medis yang kronis paling beresiko.Mengkonsumsi obat tertentu dalam
jangka lama dapat mempercepat pertumbuhan jamura candidia ini.

Anatomi dan fisiologi

1. Anatomi dan Fisiologi Mulut


Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada manusia. Mulut terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari
sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam
dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa
yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari
manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung
dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

6
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat
tubuh, pada orang dewwasa sekitar 2,7 ± 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 ± 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung
dari letak, umur, dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis,
labium, minus, dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat
pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu, dan bokong. Secara
embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda. Lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan
lapisan jaringan ikat.
 Epidermis
Epidermis adalah suatu lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri
dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit. Langerhans dan
merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh. Paling tebal
pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenarasi setiap 4-6 % minggu. Epidermis terdiri atas
lima lapisan (dari lapisan paling atas sampai yang dalam) :
1. Stratum korneum : terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti
2. Stratum Lusidum berupa garis translusen biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak

7
Manifestasi Klinis dan Jenis-Jenis Candidiasis

Berbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada alat-
alat yang terkena. Conant, 1971 (dalam Siregar, 2005) membagi kandidiasis
dalam beberapa kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir, kandidiasis kutis,
dan reaksi id.

1. Kandidiasis selaput lendir, misalnya:


a. Kandidiasis oral
Disebut juga “Oral trush”, memberi gambaran klinis berupa stomatitis akut.
Pada selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih kekuninggan yang timbul
dari dalam selaput lendir yang merah yang disebut membran palsu.membran palsu
ini dapat meluas sampai menutupi lidah dan palatum mole.

Kandidiasis oral pada mukosa bibir, tampak bercak-bercak berupa membran palsu
Lesi-lesi ini dapat juga terlepas dari selaput lendir sehingga dasarnya tampak
merah dan mudah berdarah.
Penderita selalu mengeluh sakit, terutama bila waktu tersentuh makanan.
Kandidiasis oral ini banyak diderita oleh bayi baru lahir, penderita penyakit
manahun yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau penderita keganasan
yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.

b. Perlece
Kelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi perlunakan kulit yang
mengallami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-pecah, kemudian
terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Faktor predisposisi yang dapat

8
menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan vitamin B2 (riboflavin), pada orang
tua yang tidak dapat menutup mulutnya dengan baik hingga air liur keluar terus.
Hal ini akan menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.

Perlece pada sudut mulut, terlihat erosi dan fisura

c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis


Vaginitis karena kandida selalu disertai oleh vulvovaginitis. Hal ini
disebabkan terjadi kontak langsung dari sekret-sekret vagina yang mengalami
infeksi sehingga daerah vulva ikut mengalami infeksi.
Pada mukosa vagina terlihat ada bercak putih kekuningan, meninggi dari
permukaan, yang disebut vaginal trush. Bercak-bercak ini terdiri dari gumpalan
jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel epitel. Dari liang vagina keluar
sekret vagina yang mulala encer kemudian menjadi kental dan pada keadaan yang
menahun tampak seperti butir-butir tepung yang halus. Di dalam gumpalan sekret
ini terdapat elemen-elemen kandida dan epitel, dan secara kontinuitatum
menyebabkan infeksi di daerah vulva senhingga terjadi vulvovaginitis. Labia
minora dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil bewarna merah
disertai dengan daerah yang erosi.
Kelainan ini dapat menjalar sampai ke kulit sekitarnya hingga seluruh kulit
lipat paha dan perineum menjadi merah, bengkak, erosi, dan terdapat lesi-lesi
satelit. Penderita selalu merasa gatal, panas, dan sakit pada waktu buang air kecil.

9
Faktor predisposisi untuk timbulnya vulvovaginitis adalah kegemukan.
Diabetes militus, higiene yang kurang, infeksi kronis di dalam vagina dan serviks,
serta pengaruh obat-obat antihamil dan kehamilan.

d. Kandidiasis balantis dan balanoptisis


Sering terjadi pada pria yang tidak dikhitan, di mana glans penis tertutup terus
oleh preputium.
Balantits tampak berupa bercak-bercak eritema dan erosi pada glan penis dan
sering disertai dengan pustulasi. Kelainan ini dapat meluas sampai sokrotum,
perineum, dan kulit di lipat paha, yang terlihat daerah-daerah eritematosa dan lesi-
lesi satelit disertai rasa gatal dan rasa sakit atau panas.
Faktor predisposisi ialah tidak dikhitan, kegemukan, peminum alkohol,
hiperhidrosis, diabetes militus, penderita penyakit kronis atau keganasan dan
pemakai obat-obat antibiotik atau sitostatik.

e. Kandidiasis mukokutan kronis


Biasanya banyak ditemukan pada anak-anak dan penderita yang mengalami
bermacam-macam defisiensi. Kelainan-kelainan yang timbul berupa bercak-
bercak pada daerah-daerah mukokutan, erosi, dan pada perasaan timbul rasa panas
dan gatal. Penyakit ini merupakan infeksi persisten oleh kandida yang mengenai
yang resistensi terhadap semua pengobatan topikal karena penyakit ini sering
disertai dengan infeksi bakteri lain, dan karena adanya gangguan imunologik yang
bersifat herediter.

2. Kandidiasis kutis meliputi:


a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal
1) Kandidiasis intertriginosa
Lesi-lesi timbul pada tempat predileksi, yaitu daerah-daerah lipatan kulit,
seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, intergluteal, antara ari-jari tangan dan
jari-jari kaki, sekitar pusat, dan lipat leher.
Kelainan yang tampak berupa kemerahan kulit yang terbatas tegas, erosi dan
berisik. Lesi-lesi tersebut sering dikelilingi oleh lesi-lesi satelit berupa vesikel-

10
vesikel dan pustula milier, yang bila memecah meninggalkan daerah-daerah yang
erosi dan selanjutnya dapat berkembang menyerupai lesi-lesi primernya. Kelainan
pada sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang banyak berhubungan dengan
air, seperti tukang cuci atau petani sawah, orang-orang yang memakai kaus dan
sepatu terus-menerus.
Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal “kutu air”. Kulit di
sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan dapat mengelupas menyerupai
kepala susu.
Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa ini ialah diabetes melitus,
kegemukan , banyak keringat, pemakaian obat-obat antibiotik, kortikosteroid.
Sitostatik, dan penyakit-penyakit yang mrnyebabkan daya tahan tubuh menurun.

2) Kansdidiasis perianal
Infeksi kandida pada kulit sekitar anus, yang banyak ditemukan pada bayi-
bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok (Diaper rash). Hal ini sering disebabkan
oleh popok basah yang tidak segera diganti sehingga menyebabkan iritasi kulit
sekitar genitalia dan anus. Popok yang basah menyebabkan maserasi kulit, dan
karena adanya lubang-lubang alamiah (anus) yang banyak mengandung kandida
maka dapat tumbuh dengan subur dan terjadilah kandidiasis perinal dan
kandidiasis popok.
Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan lipat pantat
menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih. Pemakaian antibiotik dan
kortokosteroid dapat menjadi faktor yang mempermudah terjadinya infeksi
kandida di daerah-daerah ini.

b. Kandidiasis kutis generalisata


Lesi terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa
ikut terkena, seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat
paha, sering disertai glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat
berupa eksematoid yang disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula
milier yang generalisata.

11
c. Kandidiasis kutis granulomatosa
Bentuk ini sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah
yang ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan
melekat erat pada dasarnya, membentuk granuloma menyerupai
tanduk.
Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam
rongga faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga
yang dapat disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa
28,3% dari otomikosis disebabkan oleh kandida.

3. Reaksi id
Kadidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida.
Infeksi kandida dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di
tempat lain.
Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang
keras, sangat gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang
jari-jari atau tempat-tempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi
skuamasi atau kulit yang mengelupas. Kelainan alergi ini tidak dapat
disembuhkan selama penyakit primernya belum sembuh. Biasanya infeksi
primer dapat disembuhkan dalam usus, vagina, atau sela-sela jari kaki dan
tangan.

2.4 Etiologi

Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain


seperti Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida
pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen.
(Siregar, 2005)
Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur.
Menurut Lodder, 1970 (dalam Siregar, 2005), taksonomi kandida adalah:
1. Termasuk kedalam kelompok Fungi imperfecti atau Deutromycota.
2. Famili : Cryptococcaccae
3. Subfamili : Candidoidea

12
4. Genus : Candida

Spesies pada manusia meliputi:

1. Candida albicans
2. Candida stellatoidea
3. Candida tropicalis
4. Candida pseudotropicalis
5. Candida krusei
6. Candida parapsilosis
7. Candida guilliermondii

Sel-sel jamur kandida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong


dengan ukuran 2-5µ x 3-6µ sampai 2-5,5µ x 5-28,5µ. Berkembang biak
dengan memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas, disebut
blastospora. (Siregar, 2005)

Kandida dapat dengan mudah tumbuh di dalam media Sabauroud


dengan membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni: menonjol
dari permukaan medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih
kekuning-kuningan, dan berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam
tubuh manusia, hidup sebagai parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat
percernaan, alat pernapasan, atau vagina orang sehat. Pada keadaan
tertentu, sifat kandida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat
menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis atau kandidosis. (Siregar,
2005)

Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis


ini adalah jamur yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak
berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida
ini baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang mempunyai
daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang dalam
pengobatan kortikosteroid dan tentu saja bayi yang system imunnya belum
sempurna.

13
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar
kita, bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur candida. Bayi bias
saja mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong atau
bias juga mendapatkan candida dari vagina ibu ketika persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan
mulut bayi yang tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak
dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada


seseorang digolongkan dalam dua kelompok :
1. Faktor endogen
a. Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi pada :
i. Kehamilan, terjadi perubahan di dalam vagina
ii. Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat,
mudah terjadi maserasi kulit, memudahkan infestasi
candida.
iii. Endokrinopatti, gangguan konsentrasi gula dalam darah,
yang pada kulitakan menyuburkan pertumbuhan candida
iv. Penyakit menahun, seperti tuberculosis, lupus eritematosus,
karsinomadan leukemia
v. Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotic,
kortikosteroid dan sitostatik
vi. Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, seperti gigi palsu, infus
dan kateter.
b. Umur
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
iRmunologinya tidak sempurna.
c. Gangguan imunologis
Pada penyakit genetic seperti Atopik dermatitis, infeksi
candida mudah terjadi.

2. Factor eksogen

14
a. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat
terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini
mempermudah invasi candida.
b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air
mempermudah invasi candida.
c. Kebersihan dan kontak dengan penderita. Pada penderita yang
sudah terkena infeksi (kandidiasis di mulut) dapat menularkan
infeksi kepada pasangannya melalui ciuman.
Kedua factor eksogen dan endogen ini dapat berperan
menyuburkan pertumbuhan candida atau dapat mempermudah terjadinya
invasi candida ke dalam jaringan tubuh.

2.5 Patofisiologi

Kandidiasis oral sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang


oleh candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya
memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi
perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal
dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur
akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur
rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur
candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan
keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida
karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan
obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang sistem
imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga,
ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans
yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah
tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang
menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.

15
Kelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi yang
komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu. Faktor
penentu patogenitas kandida adalah :

1. Spesies : Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat


menyebabkan proses pathogen pada manusia. C. albicans adalah kandida
yang paling tinggipatogenitasnya.
2. Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germtube, sedang
germtube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk
melekat adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Daya lekat
juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan. `
3. Dimorfisme : C. albicans merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh
dalam` kultur sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme
terlibat dalam patogenitas kandida.Bentuk blastospora diperlukan untuk
memulai suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan enzim hidrolitik yang
merusak jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbent` uk hifa yang
melakukan invasi.
4. Toksin : Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen toksik.
Glikoprotein khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion dalam
kolonisasi jamur. Kanditoksin sebagai protein intraseluler diproduksi bila C.
albicans dirusak secara mekanik.
5. Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan oleh
C.albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.

Mekanisme pertahanan pejamu :

1. Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi kandida.
Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi
terjadinya kandidiasis.
2. Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan cairan
dalammamalia mengandung substansi yang bekerja secara non spesifik
menghambat atau membunuh mikroba.
3. Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag jaringan untuk
memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yang sangat

16
penting untuk menghilangkan atau memusnahkan sel jamur. Sel ragi merupakan
bentuk kandida yang siapdifagosit oleh granulosit. Sedangkan pseudohifa karena
ukurannya, susah difagosit.Granulosit dapat juga membunuh elemen miselium
kandida. Makrofag berperan dalammelawan kandida melalui pembunuhan
intraseluler melalui system mieloperoksidase (MPO).
4. Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam pertahanan
melawaninfeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik imunitas
seluler padapenderita kandidiasi mukokutan kronik, pengobatan imunosupresif
dan penderita dengan infeksi HIV.

Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat


mutlak untuk berkembangnya infeksi.Secara umum diketahui bahwa interaksi
antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari
dinding sel mikroorganisme, adhesindan reseptor. Manan dan manoprotein
merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif.
Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candidaalbicans juga
berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada dalam
tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor
predisposisi pada tubuh pejamu.

2.7 Komplikasi

Adapun komplikasi kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :

1.      Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit

2.      Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan
mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku

3.      Candidiasis tersebar   pada tubuh yang kekebalan tubuhnya kurang

4.      Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus,


usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

17
2.8 Penatalaksanaan

 Infeksi biasanya mudah diatasi dengan krim atau lotion.


 Untuk infeksi kulit, vagina dan penis biasanya digunakan krim nistatin selama 7-
10 hari.
 Untuk infeksi vagina dan anus juga tersedia obat dalam bentuk suppositoria (obat
yang dimasukkan langsung ke dalam vagina atau anus).
 Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada penderita thrush.
 Untuk infeksi kulit kadang diberikan salep corticosteroid bersamaan dengan krim
anti-jamur karena salep bisa mengurangi gatal dan nyeri (meskipun tidak
membantu penyembuhan infeksinya sendiri).
 Menjaga kulit tetap kering dapat membantu meredakan infeksi dan mencegah
kembalinya jamur.
 Bedak polos atau bedak yang mengandung nistatin bsia membantu menjaga agar
kulit tetap kering.
 Oral thrush : clotrimazola toches 10 mg tablet atau nistatin.
 Esophageal candidiasis : fluconazole (100-200mg/dl) atau intraconazole
(200mg/dl), caspofungin, micafungin, amfotericin B.

2.9 Pemeriksaan penunjang

a) Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicanspada swab mukosa


b) Pemeriksaan endoskopi : hanya di indikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
c) Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau
kumur.
d) Diagnosa pasti dengan biopsi

18
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS CANDIDIASIS

Pengkajian

3.1.1. Identitas klien

Meliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, umur, alamat, asal kota, dan daerah,
asal suku bangsa, nama orangtua dan pekerjaan orangtua.
3.1.2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama: Penyebab utama klien dibawa kerumah sakit.


Terdapat membran palsu yang menutupi lidah dan palatum mole yang terasa nyeri
dan mengalami perdarahan.
b. Riwayat kesehatan saat ini: Adanya tanda dan gejala klinis berupa tidak nafsu
makan dan sakit pada mulut. Riwayat penyakit dahulu:mengidentifikasi adanya
faktor-faktor penyulit atau faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih
parah. Dengan adanya penyakit terdahulu seperti HIV AIDS dan penderita
penyakit menahun yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau penderita
keganasan yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.
c. Riwayat penyakit keluarga: adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga
yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang. Adanya anggota
keluarga yang menderita kandidiasis.
d. Kondisi lingkungan: Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat
terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini mempermudah
invasi candida.

3.1.3. Pola Fungsional Gordon

19
a. Pola presepsi dan penanganan kesehatan

keluhan tentang nyeri pada mulut dan tidak bisa bersentuhan dengan makanan,
terjadi perdarahan , ada atau tidaknya penanganan terhadap keluhan tersebut

b. Pola aktivitas-latihan
adanya kesukaran dalam melakukan aktivitas, nyeri, mudah lelah.
c. Pola nutrisi dan metabolik
Kahilangan nafsu makan. Kehilangan sensasi pada lidah.
d. Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi.
e. Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena nyeri.
f. Pola konseptual-presepsi
Adanya membran palsu pada mulut yang dapat terlepas dan mengakibatkan
perdarahan.
g. Pola toleransi diri-koping stres
Membicarakan masalah kesehatan dengan keluarga atau orang terdekat
h. Pola presepsi diri-konsep diri
Perasaan cemas terhadap penyakit dan kecurigaan terhadap penyakit yang
diderita.
i. Pola peran hubungan
Hubungan klien terhadap keluarga tetap harmonis, terganggunya peran dalam
keluarga dan status pekerjaan. Adanya kesulitan untuk bekerja dalam kondisi sakit
yang diderita.
j. Pola seksual-reproduktif
Kurang terpenuhinya pola seksual
k. Pola nilai kepercayaan
Masih lancarnya dalam melaksanakan ibadah dan aspek spiritual terpenuhi.

3.1.4. Pemeriksaan fisik

20
Pemeriksaan tanda tanda vital
Terlebih dahulu perlunya pemeriksaan tanda-tanda vital:tekanan darah (TD), nadi,
Respiratory Rate(RR) dan suhu penting untuk dilakukan untuk mengetahui tanda
awal ketidak stabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari tanda vital yang tidak
stabil merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan kondisi perfusi
jaringan.

 Suhu : lebih dari 38 derajat celcius


 Frekuensi pernapasan : lebih 30 x/menit
 Tekanan darah :kurang dari 99/65 mmhg
 Nadi : diatas 110x/menit

3.2 Diagnosa Keperawatan

DIAGNOSA NOC NIC


Hipertermi  Termoregulasi  Regulasi Temperature
- Tidak adanya perubahan  Monitor temperatur tiap 2 hari
warna kulit  Selalu sediakan alat untuk memonitr suhu
- Berkeringat ketika panas inti
- Menggigil ketika dingin  Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
- Melaporkan kenyamanan  Monitor warna kulit dan temperatur
tingkat panas  Monitor dan laporkan tanda dan gejala
- Tidak ada kejang hipotermia dan hipertermia
- Adanya tonjolan bulu
 Pantau asupan nutrisi dan cairan yang
roma ketika dingin
adekuat
 Diskusikan pentingnya termoregulasi dan
 Termoregulasi : Neonatus
kemungkinan efek negatif dari dingin yang
- Suhu normal
berlebihan
- Tidak ada distress
 Atur temperatur lingkungan sesuai
pernapasan
kebutuhan pasien
- Warna kulit normal
 Atur pemberian obat anti piretik
- Tidak ada letergi
 Monitor tanda-tanda vital

21
 Mengukur tekanan darah, denyut nadi,
 Status tanda-tanda vital temperature, dan status pernafasan, jika
- Temperature normal diperlukan
- Denyut nadi normal  Mencatat gejala dan turun naiknya tekanan
- Pernafasan normal darah
- Tekanan darah normal  Mengukur tekanan darah ketika pasien
berbaring, duduk, dan berdiri, jika
diperlukan
 Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan
dan bandingkan, jika diperlukan
 Mengukur tekanan darah, nadi, dan
pernafasan sebelum, selama, dan setelah
beraktivitas, jika diperlukan
 Mempertahankan suhu alat pengukur, jika
diperlukan
 Memantau dan mencatat tnda-tanda dan
syimptom hypothermia dan hyperthermia
 Memantau timbulnya dan mutu nadi
 Mengukur warna kulit, temperature, dan
kelembaban
 Memantau sianosis pusat dan perifer
 Memantau pola pernafasan yang abnormal

 Pengobatan demam
 Pantau suhu berkali-kali jika diperlukan
 Pantau warna kulit dan suhu
 Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan,
jika diperlukan
 Pantau aktivitas berlebihan
 Pantau intake dan output
 Atur oksigen, jika diperlukan

22
 Tempatkan pasien pada bagian hipotermia,
jika diperlukan

Nyeri  Kontrol nyeri  Manajemen nyeri


- Penggunaan analgesic · Lakukan penilaian nyeri secara
yang tepat komprehensif dimulai dari lokasi,
- Laporkan tanda nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
pada tenaga kesehatan intensitas dan penyebab.
- Menilai gejala dari nyeri · Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal,
- Gunakan catatan nyeri terutama untuk pasien yang tidak bisa
 Tingkatan nyeri mengkomunikasikannya secara efektif
- Melapor nyeri · Pastikan pasien mendapatkan perawatan
- Frekuensi nyeri dengan analgesic
- Nafsu makan normal · Gunakan komunikasi yang terapeutik agar
- Respon tubuh pasien dapat menyatakan pengalamannya
- Ekspresi wajah saat nyeri terhadap nyeri serta dukungan dalam
(1) merespon nyeri
 Tingkat kenyamanan · Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap
- Mengekspresikan respon nyeri
kepuasan dengan · Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan
tingkatan mandiri sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktivitas,
- Menekspresikan kesadaran, mood, hubungan sosial,
kepuasan dengan kontrol performance kerja dan melakukan tanggung
nyeri jawab sehari-hari)
 Pemberian analgesik
· Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan
intensitas nyeri sebelum mengobati pasien
· Periksa order/pesanan medis untuk obat,
dosis, dan frekuensi yang ditentukan
analgesik
· Cek riwayat alergi obat
· Tentukan analgesik yang cocok, rute

23
pemberian dan dosis optimal.
· Monitor TTV sebelum dan sesudah
pemberian obat narkotik dengan dosis
pertama atau jika ada catatan luar biasa.
· Lakukan tindakan pengamanan pada pasien
dengan obat analgesik narkotik
 Pemberian obat penenang
· Kaji riwayat kesehatan pasien dan riwayat
pemakaian obat penenang
· Tanyakan kepada pasien atau keluarga
tentang pengalaman pemberian obat
penenang sebelumnya
· Melihat kemungkinan alergi obat
· Memperoleh TTV dalam batas normal
· Memperoleh kadar oksigen dan irama EKG
dalam batas normal
· Mengetahui perjalanan obat melalui IV
· Monitor kadar oxigen darah
· Memonitor tingkatan kesadaran pasien

Nutrisi kurang a. Status Nutrisi a. Manajemen Nutrisi


dari kebutuhan - Asupan zat gizi  Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan
tubuh - Asupan makanan dan menghitung intake kalori harian, jika
cairan diperlukan
- Energi  Memantau ketepatan urutan makanan untuk
- Indeks masa tubuh memenuhi kebutuhan nutrisi harian
- Berat badan  Menentukan jimlah kalori dan jenis zat
b. Status Nutrisi: Intake makanan yang diperlukan untuk memenuhi
Makanan Dan Cairan kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi
- Intake makanan di mulut dengan ahli makanan, jika diperlukan
- Intake di saluran  Menetukan makanan pilihan dengan
makanan mempertimbangkan budaya dan agama

24
- Intake cairan di mulut  Menetukan kebutuhan makanan saluran
- Intake cairan nasogastric
c. Mengontrol berat badan  Memilih makanan gandum, minuman
- Mengontrol berat badan kocok, dan es krim sebagai suplemen nutrisi
- Mempertahankan intake  Anjurkan pasien untuk memilih makanan
kalorioptimal harian ringan, jika kekurangan air liur mengganggu
- Menyeimbangkan latihan proses menelan
dengan intake kalori b. Monitor Nutrisi
- Memilih nutrisi makanan  Timbang berat badan klien
dan snack  Monitor kehilangan dan pertambahan berat
- Menggunakan suplemen badan
nutrisi jika diperlukan  Monitor tipe dan kuantitas olah raga
- Makan sebagai respon
 Monitor respon emosi klien terhadap situasi
makan
dan tempat makan
- Mempertahankan pola
 Monitor interaksi orang tua dan anak saat
makan yang dianjurkan
makan
- Memelihara penyerapan
 Jadwalkan perawatan, dan tindakan
makanan
keperawatan agar tidak mengganggu jadwal
- Mempertahankan
makan
keseimbanagan cairan
 Monitor turgor kulit
- Mengenal tanda-tanda
 Monitor adanya mual dan muntah
dan symptom
 Monitor nilai albumin, total protein,
ketidakseimbangan
hemoglobin dan hematokrit.
elektrolit
 Monitor nilai limfosit dan elektrolit
 Monitor menu makanan dan pilihannya
c. Manajemen Cairan
 Hitung haluran
 Pertahankan intake yang akurat
 Monitor hasil lab. terkait retensi cairan
(peningkatan BUN, Ht ↓)
 Monitor TTV

25
 Monitor adanya indikasi retensi/overload
cairan (seperti :edem, asites, distensi vena
leher)
 Distribusikan cairan > 24 jam
 Tawarkan snack (seperti : jus buah)

Resiko  Deteksi resiko indikator  Pencegahan pendarahan


Perdarahan - Menemukan tanda dan  Monitor kemungkinan terjadinya
gejala yang perdarahan pada pasien
mengindikasikan resiko  Catat kadar HB dan Ht setelah pasien
- Identifikasi potensial mengalami kehilangan banyak darah
faktor resiko  Pantau tanda-tanda vital, osmotic,
- Melakukan pemeriksaan termasuk TD
mandiri  Cegah memasukkan sesuatu kedalam
- Gunakan pelayanan lubang daerah yang mengalami
kesehatan sesuai perdarahan
kebutuhan  Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien
 Instruksikan pasien untuk
 Kontrol resiko emngkonsumsi makanan yang
- Menyatakan resiko mengandung vit K
- Memantau faktor resiko  Ajarkan pasien dan keluarga untuk
lingkungan mengenali tanda-gejala terjadinya
- Memantau faktor resiko perdarahan dan tindakan pertama untuk
perilaku pribadi penanganan selama perdarahan
- Mengembangkan strategi berlangsung
kontrol resiko yang
efektif  Pengurangan pendarahan
- Menyesuaikan strategi  Identifikasi etiologi perdarahan
kontrol resiko yang  Monitor pasien secara ketat akan perdarahan
dibutuhkan  Monitor jumlah dan karakter (nature)
- Menghindari paparan kehilangan darah pasien
ancaman kesehatan  Catat kadar Hb/Ht sebelum dan setelah

26
kehilanga darah sebagai indikasi
 Monitor TD dan paameter hemodinamik,
jika tersedia (contoh: tekanan vena sentral
dan kapiler paru/tekanan arteri temporalis)
 Monitor status/keadaan cairan termasuk
intake dan output
 Instruksikan pasien pada aktivitas yang
dibatasi jika diperlukan

 Monitor tanda-tanda vital


 Mengukur tekanan darah, denyut nadi,
temperature, dan status pernafasan, jika
diperlukan
 Mencatat gejala dan turun naiknya tekanan
darah
 Mengukur tekanan darah ketika pasien
berbaring, duduk, dan berdiri, jika
diperlukan
 Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan
dan bandingkan, jika diperlukan
 Mengukur tekanan darah, nadi, dan
pernafasan sebelum, selama, dan setelah
beraktivitas, jika diperlukan
 Mempertahankan suhu alat pengukur, jika
diperlukan
 Memantau dan mencatat tnda-tanda dan
syimptom hypothermia dan hyperthermia
 Memantau timbulnya dan mutu nadi
 Mengukur warna kulit, temperature, dan
kelembaban
 Memantau sianosis pusat dan perifer
 Memantau pola pernafasan yang abnormal

27
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya


C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun

28
dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005). Kandidiasis meliputi
infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis,
sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Infeksi Candida yang
berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang
imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Moniliasis atau kandidiasis sering disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur candida
albicans, keadaan hormonal (diabetes, kehamilan), dan faktor lokal (tidak adanya
gigi, gigi palsu yang tidak pas). Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya
memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih atau krem pada membran
mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin
muncul radang berwarna merah). Candida albicans yang bermetastase dapat
menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya
berupa abses hati dan otak.

4.2 Saran

Perawat diharapkan dapat memahami masalah adaptasi bio – psiko – sosial


– spiritual dan menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kandidiasis
dengan baik. Seperti penatalaksanaan pada tahap pencegahan , dengan melakukan
metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik),
psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Info Spesialis. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 Melalui


http://www.spesialis.info/?gejala-kandidiasis-genitalis-%28thrush%29,271

Anonym. 2013. Google Books. Diakses 28 Oktober 2013 melalui


http://books.google.co.id/books?

29
id=n4GHgidIuEUC&pg=PA44&dq=kandidiasis+adalah&hl=en&sa=X&ei=iU
A-UqX9FcijrQf934GoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=kandidiasis
%20adalah&f=false

Dokter Cantik. 2012. Penyebab Candidiasis dan cara pengobatannya. Diakses


tanggal 28 Oktober 2013 melalui www.doktercantik.com/1166/penyebab-
candidiasis-dan-cara-pengobatannya.html.

Jordan,Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC.

Sacher,R.A, McPherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan


Laboratorium. Jakarta : EGC.

Saifuddin Bari Abdul, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wikjosastro dan Djoko
Siregar,R.S. 2004. Penyakit JamurKulit. Jakarta : EGC

Spritia. 2012. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 melalui


http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=516

Waspodo. 2006. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SP

Wong, L. Donna, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong.
Jakarta : EGC Buku Kedokteran.

30

Anda mungkin juga menyukai