Anda di halaman 1dari 27

“KANDIDIASIS”

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Integumen


Dosen: Ns. Meynur Rohmah, S.Kep

Disusun oleh:

Henna Naomy Putri 15212041


Mirqotussyifa 16213075
Nesri Aulia Putri 16213086
Rachmah Dara Arsita 16213104

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI
TANGERANG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
yang ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Integumen dengan topik
pembahasan “KANDIDIASIS”.
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan kami, penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya tentang Kandidiasis. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini diantaranya
ucapan terima kasih kepada Dosen Pengajar Ns. Meynur Rohmah, S.Kep yang telah
memberikan tugas penting ini untuk berkembangnya pengetahuan penulis dan
pembaca tentang Kandidiasis.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
konstruksi demi kemajuan dimasa yang akan datang. Kami berharap agar makalah
ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Atas kurang dan lebihnya makalah ini, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Tangerang, November 2018

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan….................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Integumen................................................5
B. Definisi Kandidiasis..................................................................................9
C. Klasifikasi Kandidiasis............................................................................10
D. Etiologi Kandidiasis................................................................................12
E. Pathway Kandidiasis...............................................................................15
F. Manifestasi Klinis Kandidiasis................................................................16
G. Pencegahan Kandidiasis..........................................................................17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan & Prioritas Masalah...........................................18
B. Intervensi.................................................................................................18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................22
B. Penutup ...................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN JURNAL

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang
sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai
moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga
mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat
tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan
angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan
orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian,
bantal, dan sebagainya.
Kandidisis adalah penyakit infeksi jamur yang bersifat akut atau subakut
yang disebabkan oleh jamur genus Candida terutama Candida albicans dan
dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkhi atau paru, kadang-kadang
dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Sinonim dari
kandidosis adalah kandidiasis dan moniliasis. Penyakit yang disebabkan oleh
spesies Candida yang menyerang kulit disebut sebagai kandidosis kutis.
Infeksi Candida terjadi jika terdapat faktor yang menyuburkan
pertumbuhannya atau ada yang memudahkan terjadi invasi jaringan karena
daya tahan yang lemah dari pejamu. Faktor - faktor penyebab kandidiasis
dibagi menjadi dua, yaitu faktor predisposisi endogen dan eksogen. Faktor
predisposisi endogen seperti: perubahan fisiologik pada kehamilan,
kegemukan, iatrogenik, endokrinopati, diabetes melitus (DM), penyakit
kronik, umur dan imunologik. Faktor predisposisi eksogen seperti: iklim,
kebersihan kulit, kebiasaan berendam kaki dan kontak dengan penderita.
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu sindrom klinik yang khas
ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi atau
penurunan efektifitas insulin. Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan organ tubuh,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.

1
Saat ini DM menjadi salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat
manusia pada abad ke-21. World Health Organitation (WHO) membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes diatas umur 20
tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian,
pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang
(Suyono, 2009). Menurut Powers (2005) kejadian DM meningkat seiring
bertambahnya usia. Pada tahun 2000, prevalensi DM di dunia diperkirakan
sebesar 0,19% pada orang usia kurang dari 20 tahun dan 8,6% pada orang
usia lebih dari 20 tahun, pada orang usia lebih dari 65 tahun prevalensi
diabetes melitus sebesar 20,1%. Diketahui pada tahun 2004 sekitar 3,4 juta
orang meninggal akibat konsekuensi dari tingginya kadar gula darah pada
orang yang menderita DM dan lebih dari 80% kematian tersebut terjadi di
negara-negara dengan pendapatan menengah ke bawah (WHO, 2011).
Prevalensi mikosis superfisialis yang banyak dijumpai adalah pitiriasis
versikolor, kandidosis, dan dermatofitosis. Di beberapa rumah sakit insidensi
kandidiasis kutis dapat melampaui insidensi pitiriasis versikolor (Ujung
pandang, Medan, Denpasar). Berbeda dengan laporan Budimulja Jakarta
tahun 1989 dan Dhiana dkk tahun 1994 di Semarang yakni pitiriasis
versikolor menempati urutan pertama disusul dengan dermatofotosis dan
kandidiasis kutis. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terjadi
abnormalitas sistem imun pada penderita DM dapat berakibat meningkatnya
kejadian infeksi kulit (Shah & Hux, 2003). Tingginya kadar glukosa darah
menyebabkan meningginya kadar glukosa kulit pada pasien diabetes melitus
sehingga mempermudah timbulnya manifestasi kulit berupa dermatitis,
infeksi bakterial , infeksi jamur, dan lain-lain (Djuanda, 2008). Kulit menjadi
salah satu organ yang sering terkena dampak dari DM. Manifestasi kulit
berupa infeksi menjadi salah satu komplikasi kronik yang sering terlihat pada
pasien diabetes melitus (Shah & Hux, 2003). Menurut Abhishek (2010)
infeksi pada kulit pada penderita DM sebanyak 31 % disebabkan paling
sering oleh candida. Kondisi sel epitel dan mukosa pada penderita DM juga
mengalami peningkatan adhesi terhadap beberapa mikroorganisme patogen

2
seperti Candida albicans di mulut dan sel mukosa vagina serta Eschericia coli
di sel epitel saluran kemih (Leonhardt & Heymann, 2003). Penelitian di RSU
Dr Soetomo Surabaya, diabetes melitus (DM) sebagai faktor resiko untuk
terjadinya kandidiasis intertriginosa. Rata-rata pasien dengan diabetes melitus
mempunyai resiko 3,26 kali lebih sering dari pada yang tidak ada riwayat
diabetes melitus (Suisan, 2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa anatomi dan fisiologi kandidiasis?
2. Apa defenisi dari kandidiasis?
3. Apa klasifikasi dari kandidiasis?
4. Apa etiologi dan faktor resiko kandidiasis?
5. Bagaimana pathway dari kandidiasis?
6. Bagaimana manifestasi klinis/gejala kandidiasis?
7. Bagaimana penatalaksanaan kandidiasis?
8. Bagaimana pencegahan kandidiasis?
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari kandidiasis?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan lebih mengetahui tentang
Kandidiasis pada Sistem Integumen serta mengetahui bagaimana Asuhan
Keperawatan pada klien Kandidiasis.

2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan
keperawatan meliputi:
a. Mengetahui anatomi dan fisiologi kandidiasis
b. Mengetahui defenisi dari kandidiasis
c. Mengetahui klasifikasi dari kandidiasis
d. Mengetahui etiologi dan faktor resiko kandidiasis

3
e. Mengetahui pathway kandidiasis
f. Mengetahui manifestasi klinis/gejala kandidiasis
g. Mengetahui penatalaksanaan kandidiasis
h. Mengetahui pencegahan kandidiasis
i. Mengetahui asuhan keperawatan kandidiasis

D. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami konsep teori tentang Kandidiasis,
sehingga mampu menyusun konsep asuahan keperawatan pada pasien
Kandidiasis.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen


1. Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan
luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebal kulit bervariasi mulai 0,5
mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit
tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian
medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,
telapak kaki, punggung, dan bahu.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan
luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari
ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. Kulit
terbagi menjadi tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan
hypodermis.

a. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler.
Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel

5
melanosit langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda
pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan
kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan
kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.
Epidermis terbentuk dari lima lapisan sel epithelial squamosa,
diantaranya yang paling umum adalah keratinosit. Keratinosit adalah
sel-sel yang bertanggung-jawab untuk pembentukan keratin, protein
struktural dari kulit, rambut, dan kuku.
b. Dermis
Lapisan kedua kulit, dermis, biasanya 40 kali lebih tebal dari
epidermis dan tersusun dari bahan mukopolisakarida. Pada dermis
terdapat sel-sel mast dan fibroblast. Sel mast memiliki situs reseptor
untuk immunoglobulin E dan mengandung sejumlah senyawa
penting, seperti zat yang bereaksi lambat pada proses anafilaksis,
prostaglandin E2, dan histamin. Fibroblast mensintesis komponen
penunjang struktural dari kulit (yaitu: serat-serat elastik, kolagen,
dan serat retikulum).
Serat elastik (jaringan elastik) memiliki komponen yaitu elastin,
suatu protein amorf/tanpa bentuk tertentu. Kolagen, suatu protein
fibrosa (berbentuk serat), merupakan komponen utama kulit,
mencakup lebih dari 70% total beratnya. Dikenal sebagai jaringan
penghubung, kolagen memberikan kekuatan yang diperlukan
ligamen dan tendon untuk menahan otot dan tulang ke tempat
perlekatannya. Dan dengan demikian juga mendukung tulang rangka
untuk dapat berfungsi. Selain itu, kolagen bertanggung-jawab untuk
member resistensi/ketahanan pada kulit terhadap cedera akibat
kekuatan eksternal. Serat-serat retikulum, yang juga merupakan
bagian dari sistem jaringan penghubung, berukuran lebih kecil
dibandingkan kolagen tetapi berfungsi kurang lebih sama.
Vaskularisasi kulit berakhir pada dermis. Arteriol dan
pembuluh-pembuluh limfatik yang berasal dari jaringan subkutan

6
menyuplai keseluruhan dermis, dan arteriol-arteriol ini menjadi
kapiler-kapiler yang menyuplai bagian lebih atas (area papilari).
Selain pembuluh-pembuluh darah, dermis mengandung sejumlah
besar saraf yang berkontribusi terhadap sensasi nyeri, suhu, gatal,
dan tekanan.
c. Hipodemis (Sub Kutis)
Lapisan ketiga dari kulit, hipodermis (atau subkutis), tersusun
atas sel-sel lemak (jaringan adiposa), kolagen, dan pembuluh-
pembuluh darah yang lebih besar. Jaringan berlemak mempengaruhi
regulasi panas tubuh dan memberikan efek bantalan terhadap
tekanan eksternal dan cedera. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat
ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk
tubuh dan mechanical shock absorber.
2. Rambut
Folikel rambut adalah suatu insersi sel-sel epidermal ke dalam
dermis yang membentuk selubung akar bagian sebelah luar dari sehelai
rambut . Berada di tengah-tengah dari selubung akar bagian sebelah luar
adalah selubung akar bagian sebelah dalam yang mengelilingi berkas
rambut. Bergerak secara vertikal ke bawah dari folikel rambut,
ditemukan sejumlah struktur anatomis. Bukaan pada epidermis, yang
disebut kanal rambut, diikuti oleh saluran kelenjar sebasea. Di bawahnya
adalah otot arrector pili.
Folikel rambut terletak membentuk suatu sudut dengan kulit, dan
ketika kulit dikenai suhu dingin, otot arrector pili menarik folikel rambut
hingga bergerak secara vertikal. Piloereksi meningkatkan ketebalan
relatif kulit, yang lebih lanjut melindungi kulit terhadap cedera akibat
dingin. Pada bagian dasar dari folikel adalah papila, yang di dalamnya
terjadi pertumbuhan sel.
Folikel rambut tidak terus-menerus memproduksi rambut.
Sebaliknya mereka melalui tiga siklus pertumbuhan, degenerasi, dan
istirahat. Kecuali folikel janggut dan kulit kepala, siklus yang umum

7
bertahan selama beberapa bulan; folikel kulit kepala melalui suatu siklus
yang bertahan rata-rata 1.100 hari. Walaupun jumlahnya beragam kurang
lebih 10% tergantung warna rambut, rata-rata kulit kepala mengandung
kurang lebih 100.000 folikel.

3. Kuku
Kuku terbentuk dari sel-sel terkeratinasi dan memiliki beberapa
segmen anatomis kunci .Yang pertama adalah akar kuku atau matriks,
yang bermula pada bagian dasar dari kuku. Bagian paling proksimal
ditutupi oleh jaringan epidermal (lipatan kuku) dan tidak terlihat oleh
mata. Jaringan pada bagian ujung lipatan kuku adalah kutikula, yang
melekat pada lempeng kuku, bergerak bersamanya dalam jarak yang
pendek saat lempeng bertumbuh, dan kemudian lepas. Area yang terang,
berbentuk sabit yang terproyeksi dari bawah lipatan kuku ibu jari adalah
bagian dari matriks yang dapat terlihat. Area ini disebut lunula (bulan
kecil) dan umumnya tidak terihat pada kuku jari tangan yang lain atau
pada jari kaki.
Bagian utama dari kuku adalah lempeng kuku, yang terbentuk saat
sel-sel matriks berubah dan menjadi sel-sel pipih bertanduk dengan
tingkat perlekatan yang tinggi. Di bawah lempeng kuku adalah dasar
kuku, yang tumbuh keluar dari lapisan sel basal epidermis. Dasar kuku
tidak memanjang hingga ke bagian ujung lempeng kuku. Area dari

8
bagian ujung dasar kuku ke lekukan distal dari kuku disebut hiponikium.
Area ini penting, karena banyak kondisi medis yang berbeda muncul dari
lokasi ini.

B. Definisi Kandidiasis
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.
Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme
ini mencapai 40-60 % dari populasi.
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida,
khususnya C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada
penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian
antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang.
Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi
tertentu atau pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit yang
melemahkan daya tahan tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit
misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS.
Pada rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling
sering menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai
penampilan berupa lesi putih atau lesi eritematus. Pada keadaan akut

9
kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning
sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa
kering atau serostomia.
Pada umumnya infeksi tersebut dapat ditanggulangi dengan
menggunakan obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik dengan
mempertimbangkan kondisi atau penyakit-penyakit yang menyertainya.

C. Klasifikasi Kandidiasis
Klasifikasi candidiasis dibagi berdasarkan organ yang terlibat jamur
candida :
1. Candidiasis selaput lendir
a. Candidiasis oral
Disebut juga “oral trush” gambaran klinisnya berupa stomatitis
akut. Pada selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih
kekuningan yang timbul dari dasar selaput lendir disebut membran
palsu. Membran palsu dapat meluas sampai menutupi lidah dan
palatum mole. Lesi-lesi ini dapat terlepas dari selaput lendir
sehingga dasarnya tampak merah dan mudah berdarah.
b. Perlece
Kelainan tampak dua sudut mulut, terjadi pelunakan kulit yang
mengalami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-pecah,
kemudia terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Kekurangan vitamin
B2 (riboflavin) dapat memicu timbulnya perlece sehingga dapat
menyebabkan maserasi pada dua sudut mulut.
c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis
Vaginitis karena kandida selalu disertai vulvovaginitis. Hal ini
disebabkan terjadi kontak langsung dari secret-secret vagina yang
mengalami infeksi sehingga daerah vulva ikut mengalami infeksi.
Pada mukosa vagina terlihat ada bercak putih kekuningan, meninggi
dari permukaan yang disebut vagina trush. Bercak-bercak terdiri dari
gumpalan jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel epitel. Dari

10
liang vagina keluar secret vagina yang mula-mula encer kemudian
menjadi kental dan semakin lama seperti butir-butir tepung halus.
Labia minora dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil
berwarna merah disertai dengan daerah yang erosi. Penderita selalu
merasa gatal, panas, dan sakit pada waktu BAK.
Faktor predisposisi untuk timbul vulvovaginitis adalah
kegemuka, diabetes mellitus, hygiene yang kurang, infeksi kronis
dalam vagina dan serviks.
d. Kandidiasis balanitis dan balanoptisis
Balanitis tampak berupa bercak-bercak eritema dan erosi pada
glan penis dan sering disertai pustulasi. Kelainan ini dapat meluas
sampai skrotum, perineum, dan kulit di lipat paha, yang terlihat
daerah-daerah eritematosa, dan lesi-lesi disertai rasa gatal, sakit, dan
panas. Faktor predisposisi adalah tidak dikhitan, kegemukan,
peminum alcohol, hiperhidrosis, diabetes mellitus, penderita
penyakit kronis atau keganasan, dan pemakai obat-obat antibiotic
dan sitostatik.
2. Candidiasis Kutis
a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal
Lesi timbul pada daerah lipatan kulit seperti ketiak, bawah
payudara, lipat paha, intergluteal, antara jari-jari tangan dan jari-jari
kaki, lipatan leher.
Kelainan yang tampak berupa kemerahan kulit berbatas tegas,
erosi, dan bersisik. Kelainan pada sela-sela jari sering ditemukan
pada orang yang banyak berhubungan dengan air atau yang biasa
disebut “kutu air”. Kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi
maserasi, dan dapat mengelupas.
b. Candidiasis periana
Infeksi kandida pada kulit sekitar anus dan banyak ditemukan
pada bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok (diaper rash). Hal ini
disebabkan oleh popok basah yang tidak segera diganti sehingga

11
menyebabkan iritasi kulit sekitar genitalia dan anus. Popok yang
basah menyebabkan maserasi kulir dan karena adanya lubang pada
anus yang banyak mengandung kandida.
Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan
lipatan pantat menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih.
c. Generalisata
Lesi terdapat glabrous skin. Biasanya di daerah intertriginosa
ikut terkena, seperti lipatan payudara, intergluteal, umbilikus, ketiak,
lipat paha, sering disertai glossitis, stomatitis, dan paranokia.
Kelainan dapat berupa eksematoid yang disertai vesikel-vesikel dan
pustula.
d. Paronikia dan onikomikosis
Infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya ini
menyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-
kadang kuku rusak dan menebal. Hal ini sering diderita oleh orang-
orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.

D. Etiologi Kandidiasis
Penyebab tersering Candidiasis adalah Candida albicans. Spesies
patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii
C. krusei, C. pseudotropicalis, C. lusitaneae. Genus Candida adalah grup
heterogen yang terdiri dari 200 spesies jamur. Sebagian besar dari spesies
candida tersebut patogen oportunistik pada manusia, walaupun mayoritas dari
spesies tersebut tidak menginfeksi manusia. C. albicans adalah jamur
dimorfik yang memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua infeksi
candida, sehingga merupakan penyebab tersering dari candidiasis superfisial
dan sistemik.
Jamur jenis ini adalah jamur yang sangat umum terdapat di sekitar kita
dan tidak berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh yang kuat.
Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang

12
dalam pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya
belum sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita,
bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja
mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga
mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika persalinan. Selain itu,
kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak
bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan
menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.

Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :


1. HIV/AIDS
Virus human immunodeficiency (HIV) merupakan virus
penyebab AIDS, yang dapat menimbulkan kerusakan atau
menghancurkan sel-sel sistem kekebalan tubuh. Sehingga membuat
tubuh lebih rentan terhadap infeksi oportunistik yang biasanya tubuh
akan menolak. Serangan berulang dari oral trush mungkin
merupakan tanda pertama dari infeksi HIV.
2. Kanker
Jika seseorang menderita kanker, sistem kekebalan tubuhnya
mungkin akan melemah oleh karena penyakit kanker tersebut dan
karena perawatan penyakit, seperti kemoterapi dan radiasi. Penyakit
kanker dan perawatan penyakit ini dapat meningkatkan risiko infeksi
Candida seperti oral thrush.
3. Diabetes Mellitus
Jika seseorang menderita diabetes yang tidak diobati atau
diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, air liur (saliva) mungkin
akan mengandung sejumlah besar gula, sehingga dapat mendorong
pertumbuhan candida.
4. Infeksi jamur vagina

13
Infeksi jamur vagina yang disebabkan oleh jamur yang sama
dapat menyebabkan candidiasis mulut. Meskipun infeksi jamur tidak
berbahaya, jika seseorang sedang hamil maka jamur dapat menular
pada bayi selama persalinan. Akibatnya, bayi tersebut juga dapat
mengalami oral thrush.
5. Pemakaian kortikosteroid / terapi imunosupresan pasca
pencangkokan organ
Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap
infeksi jamur. Kortikosteroid (sejenis hormon steroid)
dihirup/dihisap untuk perawatan pada paru-paru (misalnya asma)
bisa berdampak pada kandidiasis mulut.
6. Pemakaian antibiotic
Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi
Candida karena antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan
normal terdapat di dalam jaringan, sehingga pertumbuhan Candida
tidak terkendali.

14
E. Pathway Kandidiasis

Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik yang


System imun turun
tak terkontrol, immunodefisiensi

Gangguan keseimbangan flora


Pertumbuhan jamur normal di mulut (candida
yang tak terkontrol albicans)

Sisa susu pada mulut bayi

Tidak dibersihkan Mulut bayi kotor

Menyerang sistem imun Timbul bercak


Proses infeksi
putih dimulut

Kandidiasis oral

Nyeri pada mulut Perubahan persepsi


sensori pengecapan Menggumpal menutu
ppermukaan lidah
Nafsu makan
turun Candida bermetastase
Menghambat implus
syaraf pengecap
Nutrisi Kurang dari Ke faring
Kebutuhan tubuh

Nyeri pada faring Tidak dapat


mengecap rasa

Proses peradangan
Gejalamakinberat

Suhu tubuh Peningkatan hormone


prostatglandin, bradikinin, Bercak kemerahan
histamin dengan eksudat
Hipertermi berwarna putih

NyeriAkut

15
F. Manifestasi Klinis Kandidiasis
Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar
mulut bayi dan sering menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak
seperti kerak susu namun sulit dilepaskan dari mulut dan lidah bayi. Bila
dipaksa dikerok, tidak mustahil justru lidah dan mulut bayi dapat berdarah.
Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan
kental berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut
dalam). Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang
berwarna merah, nyeri, dan terasa seperti terbakar.
Secara umum kandidiasis pada mulut bayi tidak berbahaya dan dapat
sembuh sendiri (walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti
kandidiasis ini tidak dapat menyebabkan penyakit lain. Kandidiasis dapat
menyebabkan bayi menangis saat makan dan minum (kebanyakan disebabkan
karena nyeri), selain itu, bayi menjadi malas minum ASI sehingga berat
badannya tak kunjung bertambah. Candida pada mulut bayi juga dapat
bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang memperberat (misalnya
pemakaian antibiotik jangka panjang).
1) Pada anak-anak dan dewasa
Awalnya, seseorang mungkin tidak menyadari gejala oral trush.
Tergantung pada penyebab, tanda dan gejala dapat terjadi tiba-tiba dan
bertahan untuk waktu yang lama. Gejala-gejala tersebut, antara lain:
A. Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit
mulut, gusi, dan amandel (tonsil)
B. Lesi menyerupai keju
C. Nyeri
D. Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
E. Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut (terutama pada
pemakai gigi tiruan)
F. Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
G. Kehilangan selera makan
2) Pada bayi dan ibu menyusui

16
Selain lesi mulut khas berwarna putih, bayi mungkin juga memiliki
kesulitan makan atau rewel dan mudah marah. Bayi dapat menularkan infeksi
tersebut kepada ibu mereka selama menyusui. Wanita yang payudaranya
terinfeksi candida mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala, antara lain:
A. Puting berwarna sangat merah, sensitif, dan gatal
B. Terdapat serpihan kulit di daerah berwarna gelap yang melingkari
puting (areola)
C. Puting terasa sakit saat menyusui
D. Sakit yang tajam jauh di dalam payudara

H. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral
antara lain :
1) Oral hygiene yang baik
2) Utamakan ASI daripada susu formula karena ASI mengandung banyak
immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu,
payudara ibu juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol dot
bayi
3) Bila menggunakan susu formula sebagai tambahan ASI, pastikan
kebersihan botol dan dotnya, jangan lupa untuk mencucinya dengan air
panas
4) Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi
setelah minum susu
5) Pastikan bayi beristirahat yang cukup
6) Berikan bayi makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Prioritas Masalah
1. Domain 12 - Kenyamanan
Kelas 1 - Ketidaknyamanan Fisik 1
00132 - Nyeri Akut
2. Domain 11 - Keamanan / Perlindungan
Kelas 6 - Termoregulasi 2
00007 – Hipertermia
3. Domain 5 - Nutrisi
Kelas 1 - Makan
3
00002 - Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan Tubuh

B. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
1. Setelah dilakukan Domain 1 - Fisiologis
tindakan keperawatan Dasar
Domain 12 - selama kurang lebih 1 Kelas E - Peningkatan
Kenyamanan jam, diharapkan Kenyamanan Fisik
Kelas 1 - masalah keperawatan 1400 - Manajemen Nyeri
Ketidaknyamanan dapat teratasi dengan  Lakukan
Fisik kriteria hasil: pengkajian
00132 - Nyeri Akut Domain 4 - komprehensif yang
Pengetahuan tentang meliputi lokasi,
kesehatan dan perilaku karakteristik,

18
Kelas S - Pengetahuan onset/durasi,
tentang kesehatan frekuensi, kualitas,
2101 - Nyeri : Efek intensitas, atau
yang mengganggu beratnya nyeri dan
 210127 faktor pencetus.
Ketidaknyamanan  Berikan informasi
(1-3) mengenai nyeri,
 210115 seperti penyebab
Kehilangan nafsu nyeri, berapalama
makan (1-3) nyeri akan
 210129 dirasakan, dan
Gangguan antisipasi
aktivitas hidup ketidaknyamanan
sehari- hari (1-3) akibat prosedur.
 Pastikan
perawatan
analgesik bagi
pasien dilakukan
dengan
pemantauan yang
ketat.
 Kendalikan faktor
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamanan
(suhu,
pencahayaan,

19
suara bising)
2. Setelah dilakukan Domain 2 - Fisiologi
tindakan keperawatan kompleks
selama 16-30 menit, Kelas M - Termoregulasi
diharapkan masalah 3786 - Perawatan
keperawatan dapat Hipertermia
teratasi, dengan kriteria  Hentikan aktivitas
hasil: fisik.
Domain 2 - Kesehatan  Monitor suhu
Domain 11 -
Fisiologis tubuh
Keamanan /
Kelas 1 - Pengaturan menggunakan alat
Perlindungan
regulasi yang sesuai.
Kelas 6 -
0800 - Termoregulasi  Berikan metode
Termoregulasi
 080019 pendinginan
00007 -
Hipertermi (2-4) eksternal (kompres
Hipertermia
 080018 dingin pada leher,
Penurunan suhu abdomen, kulit
kulit (2-4) kepala, ketiak,
 080003 sakit selangkangan serta
kepala (2-4) selimut dingin)
sesuai kebutuhan.
 Monitor tanda-
tanda vital
3. Domain 5 - Nutrisi Setelah dilakukan Domain 1 - Fisiologis
Kelas 1 - Makan tindakan keperawatan Dasar
00002 - selama 16-30 menit, Kelas D - Dukungan
Ketidakseimbangan diharapkan masalah Nutrisi
Nutrisi Kurang dapat teratasi, dengan 1100 - Manajemen
Dari Kebutuhan kriteria hasil: Nutrisi
Tubuh Domain 2 - Kesehatan  Tentukan status

20
Fisiologis gizi pasien dan
Kelas K - Pencernaan kemampuan pasien
dan Nutrisi untuk memenuhi
1004 - Status Nutrisi kebutuhan gizi.
 100401 Asupan  Identifikasi adanya
gizi (2-4) alergi atau
 100408 Asupan intoleransi
cairan (2-4) makanan yang
 100403 Energi (2- dimiliki pasien.
4)  Lakukan atau
bantu pasien
terkait dengan
perawatan mulut
sebelum makan.
 Tentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memeuhi
persyaratan gizi.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.
Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut,
mikroorganisme ini mencapai 40-60 % dari populasi. Kandidiasis adalah
infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C. albicans.
Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan
khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang.
Penyebab tersering Candidiasis adalah Candida albicans. Spesies
patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C.
guilliermondii C. krusei, C. pseudotropicalis, C. lusitaneae. Genus
Candida adalah grup heterogen yang terdiri dari 200 spesies jamur.
Sebagian besar dari spesies candida tersebut patogen oportunistik pada
manusia, walaupun mayoritas dari spesies tersebut tidak menginfeksi
manusia. C. albicans adalah jamur dimorfik yang memungkinkan untuk
terjadinya 70-80% dari semua infeksi candida, sehingga merupakan
penyebab tersering dari candidiasis superfisial dan sistemik.
Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :
1. HIV/AIDS
2. Kanker
3. Diabetes Mellitus
4. Infeksi jamur vagina
5. Pemakaian kortikosteroid / terapi imunosupresan pasca
pencangkokan organ
6. Pemakaian antibiotic

Diagnosa yang serig muncul diantaranya nyeri akut, hipertermia dan


ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

22
B. Saran
1. Mahasiswa harus mampu mengetahui tentang kandidiasis agar dapat
memantau setiap perkembangan yang terjadi pada pasien yang
menderita kandidiasis.
2. Mahasiswa harus mampu menerapkan komunikasi asertif terapeutik
guna menurunkan tingkat kecemasan pasien.
3. Mahasiswa harus dapat memahami konsep penyakit dan asuhan
keperawatan secara teoritis kepada pasien yang menderita kandidiasis.

23
DAFTAR PUSTAKA

Novita L. Tasik, Grace M. Kapantow, dan Renate T. Kandou Profil kandidiasis


vulvovaginalis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Januari – Desember 2013. Jurnal e-Clinic (eCl),
Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni. 2016.
Dochterman, J. M., Bullechek, G. M., (2008). Nursing Interventions Classification
(NIC) Ed. 6th. America: Mosby Elsevier
Moorhead, S., Jhonson, M., Dkk. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC)
Ed. 5th. America: Mosby Elsevier
Nanda International. (2015). Diagnosa Keperawatan: Definisi Dan Klasifikasi
(2015-2017) Ed. 10th. Jakarta: EGC

24

Anda mungkin juga menyukai