Anda di halaman 1dari 31

EFUSI PLEURA

MAKALAH
Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Respirasi
Dosen : Ns. Siti Robeatul Adawiyah, S.Kep

DISUSUN OLEH:
1. MEGA ARISKA (16213071)
2. MELISA SAPUTRI (16213073)
3. MUHAMAD RUSTAMI (16213079)
4. NADIA ARYANI (16213083)
5. NURLAELAH (16213092)
6. NURUL KHOTIMAH (16213094)
7. RATU DISA RH (16213106)

Program Studi S1 Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI
TANGERANG
2016-2017
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah Sistem Respirasi dengan
topik “Efusi Pleura”.
Adapun tujuan kami menyusun untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
kami. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami menyelesaikan makalah ini diantaranya ucapan terima kasih kepada Dosen Pengajar
Ns. Siti Robeatul Adawiyah, S.Kep yang telah memberikan tugas penting untuk
berkembangnya pengetahuan tentang Efusi Pleura. Namun, kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat konstruksi demi kemajuan dimasa yang akan datang. Kami
berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya dan semoga bermanfaat.

Tangerang, November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi .............................................................................................................. 4
2.2 Anatomi Pleura .................................................................................................. 4
2.3 Fisiologi Pleura .................................................................................................. 5
2.4 Etiologi .............................................................................................................. 6
2.5 Tanda dan Gejala ............................................................................................... 7
2.6 Manifestasi Klinis .............................................................................................. 7
2.7 Patofisiologi ....................................................................................................... 8
2.8 Pathway .............................................................................................................. 9
2.9 Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................... 10
2.10 Pentalaksanaan ................................................................................................. 10
2.11 Komplikasi ....................................................................................................... 12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus ................................................................................................................. 13
3.2 Analisa Data ...................................................................................................... 13
3.3 Prioritas Masalah ............................................................................................... 15
3.4 Intervensi ........................................................................................................... 15
3.5 Implementasi & Evaluasi .................................................................................. 17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 27
4.2 Saran .................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN JURNAL

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat
transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Menurut WHO
(2008).
Secara normal ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5–20ml)
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa
adanya gesekan antara kedua pleura saat bernafas.Penyakit-penyakit yang dapat
menimbulkan efusi pleura adalah tubercolusis, infeksi paru nontubercolusis,
sirosishati, gagal jantung kongesif.Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh
dunia,bahkan menjadi problema utama di negara-negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia. Di negara-negara industri, diperkirakan terdapat 320 kasus Efusi
Pleura per 100.000 orang. Amerika serikat melaporkan 1,3juta orang setiap tahunnya
menderita Efusi Pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif dan
pneumonia bakteri. Sementara di Negara berkembang seperti Indonesia, diakibatkan
oleh infeksi tubercolusis
Efusi pleura seiring terjadi di negara negara yang sedang berkembang yang
sedang berkembang salah satunya indonesia. Negara negara barat efusi pleura
disebabkan gagl jantung kongesti keganasan bakteri. Di amerika afusi pluera
menyerang 1,3 juta orang per tahun (yoghie pratama 19 juni 2012)
Badan kesehatan dunia (WHO) 2011 memperkirakan jumlah kasus efusi
pluera diseluruh dunia cukup tinggi menduduki urutan ketiga setelah CA paru sekitar
10-15 juta dengan 250 ribu kematian tiap tahunya.efusi pluera suatu disease entity dan
merupakan suatu gejala penyakit yang serius dapat mengancam jiwa penderita.
Dinegara negara barat efusi pluera terutama disebabkan oleh gagal jantung kongesti
sirosis hati keganasan dan peneomia bakteri sementara di negara yang sedang
berkembang seperti indoneisa lazim diakibatkan oleh infeksi tuberkolosis. Efusi
pluera keganasan merupakan salah satu komplikasi biasanay ditemukan pada
penderita keganasan dan disebabkan oleh kangker paru dan kangker payudara. Efusi
pluera merupakan manifestasi klinik yang dapat di jumpai pada sekitar 50-60%
penderita keganasan pluera primer atau metastik. Sementara 5% kasus mesotelioma
(keganasan pluera primer) dapat disertai efusi pluera dan sekitar 50% penderita

1
kangker payudara akhirnya akan mengalami efusi pluera (Yoghie Pratama 19 juni
2012). Di indonesia trauma dada juga bisa menjadi penyebab efusi pluera. Mortalitas
dan morbiditas efusi pluera ditentukan berdasarkan penyebab tingkat keparahan dan
jenis biochemical dalam cairan pluera. hal ini akan sejalan bila masyarakat indonesia
terbatas dari masalah kesehatan dengan gangguan system pernapasan yang salah
satunya adalah efusi pluera. Sekitar 10-15 juta dengan 100-250 ribu kematian tiap
tahunya. Efusi pluera suatu kesatuan penyakit (disease enity) dna merupakan suatu
gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita. Tingkat
kegawatan efusi pluera ditentukan oleh jumlah cairan kecepatan pembentukan cairan
dan tingkat penekanan paru. Tingginya kasus efusi pluera disebabkan keterlambatan
penderita untuk memeriksa kesehatan sejak dini sehingga terhambat aktivitas sehari
hari dan kematian akibat efusi pluera masih sering ditemukan. Tingkat kegawat
daruratan pada efusi pluera ditentukan oleh jumlah cairan kecepatan pembentukan
cairan dan tingkat penekanan pada paru. Jika efusi luas exspensi paru akan mengalami
sesak nyeri dada,batuk non produktif bahkan akan terjadi kolaps paru dan akibatnya
akan terjadilah gagl nafas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Efusi Pleura ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari Efusi Pleura ?
3. Apakah etiologi dari Efusi Pleura ?
4. Apa saja tanda dan gejala dari Efusi Pleura ?
5. Apa saja manifestasi klinis dari Efusi Pleura ?
6. Bagaimana patofisiologi dari Efusi Pleura ?
7. Bagaimana pathway (perjalanan penyakit) pada Efusi Pleura ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Efusi Pleura ?
9. Bagaimana Penatalaksanaan Efusi Pleura ?
10. Apa saja komplikasi dari Efusi Pleura ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami pengertian dari Efusi Pleura
2. Memahami anatomi dan fisiologi dari Efusi Pleura
3. Memahami Etiologi dari Efusi Pleura
4. Memahami tanda dan gejala dari Efusi Pleura

2
5. Mengetahui manifestasi klinis dari Efusi Pleura
6. Memahami patofisiologi dari Efusi Pleura
7. Memahami pathway dari Efusi Pleura
8. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari Efusi Pleura
9. Memahami penatalaksanaan Efusi Pleura
10. Mengetahui komplikasi dari Efusi Pleura

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses
penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain.
Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau
dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000).
Efusi Pleura berasal dari dua kata, yaitu efusion yang berarti ektravasasi cairan
ke dalam jaringan atau rongga tubuh, sedangkan pleura yang berarti membran tipis
yang terdiri dari dua lapisan yaitu, pleura viseralis dan pluera perietalis. Sehingga
dapat disimpulkan Efusi Pleura adalah ekstravasasi cairan yang terjadi di antara
lapisan viseralis perietalis (Sudoyo, 2006).
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya penumpukan cairan
dalam rongga pleura. (Imran Sumantri, 2008).

2.2 Anatomi Pleura


Pleura adalah membrane serosa yang licin, mengkilat, tipis, dan transparan
yang membungkus paru (pulmo). Membran ini terdiri dari 2 lapis
 Pleura viseralis: terletak disebelah dalam, langsung menutupi permukaan paru
 Pleura parietalis: terletak disebelah luar, berhubungan dengan dinding dada.
Pleura parietalis berdasarkan letaknya terbagi atas :
a. Cupula Pleura (Pleura Cervicalis)
Merupakan pleura parietalis yg terletak di atas costa I namun tidak melebihi dari
collum costae nya. Cupula pleura terletak setinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial os.
Clavicula
b. Pleura Parietalis Pars Costalis
Pleura yang menghadap ke permukaan dalam costae, cartilage costae, SIC/ ICS,
pinggir corpus vertebrae dan permukaan belakang os. Sternum
c. Pleura Parietalis Pars Diaphragmatica
Pleura yang menghadap ke diafhragma permukaan thoracal yang dipisakan oleh
fascia endothoracica

4
d. Pleura Parietalis Pars Mediastinalis (Medialis)
Pleura yang menghadap ke mediastinum/terletak dibagian medial dan membentuk
bagian lateral dari mediastinum. Pleura parietalis dan viseralis terdiri atas selapis
mesotel (yang memproduksi cairan), membran basalis, jaringan elastic dan
kolagen, pembuluh darah dan limfe. Membran pleura bersifat semipermiabel.
Sejumlah cairan terus menerus merembes keluar dari pembuluh darah yang melalui
pleura parietal. Cairan ini diserap oleh pembuluh darah pleura viseralis, dialirkan
ke pembuluh limfe dan kembali kedarah. Diantara kedua lapisan pleura ini terdapat
sebuah rongga yang disebut dengan cavum pleura. Dimana didalam cavum pleura
ini terdapat sedikit cairan pleura yang berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar
pleura ketika proses pernapasan. Rongga pleura mempunyai ukuran tebal 10-20
mm, berisi sekitar 10 cc cairan jernih yang tidak bewarna, mengandung protein
<1,5 gr/dl dan ± 1.500 sel/ml. Sel cairan pleura didominasi oleh monosit, sejumlah
kecil limfosit, makrofag dan sel mesotel. Sel polimoronuklear dan sel darah merah
dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil didalam cairan pleura. Keluar dan
masuknya cairan dari dan ke pleura harus berjalan seimbang agar nilai normal
cairan pleura dapat dipertahankan.

2.3 Fisiologi Pleura


Fungsi mekanis pleura adalah meneruskan tekanan negatif thoraks kedalam
paru-paru, sehingga paru-paru yang elastis dapat mengembang. Tekanan pleura pada
waktu istirahat (resting pressure) dalam posisi tiduran pada adalah -2 sampai -5 cm
H2O; sedikit bertambah negatif di apex sewaktu posisi berdiri. Sewaktu inspirasi
tekanan negatif meningkat menjadi -25 sampai -35 cm H2O. Selain fungsi mekanis,
rongga pleura steril karena mesothelial bekerja melakukan fagositosis benda asing dan
cairan yang diproduksinya bertindak sebagai lubrikans. Cairan rongga pleura sangat
sedikit, sekitar 0.3 ml/kg bersifat hipoonkotik dengan konsentrasi protein 1 g/dl.
Gerakan pernapasan dan gravitasi kemungkinan besar ikut mengatur jumlah produksi
dan resorbsi cairan rongga pleura. Resorbsi terjadi terutama pada pembuluh limfe
pleura parietalis, dengan kecepatan 0.1 sampai 0.15 ml/kg/jam. Bila terjadi gangguan
produksi dan reabsorbsi akan mengakibatkan terjadinya pleural effusion.

5
2.4 Etiologi
Berdasarkan jenis cairan yang terbetuk, cairan pleura dibagi menjadi transudat
dan eksudat adalah:
a. Transudat
Efusi pleura transudatif terjadi jika faktor sistemik yang mempengaruhi
pembentukan dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan. Transudat ini
disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri), sindroma
nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena cava superior, tumor,
sindroma meig, hipoalbumenia, dialysis peritoneal dan hidrothoraks hepatic.
b. Eksudat
Efusi pleura eksudatif terjadi jika faktor lokal yang mempengaruhi pembentukan
dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan. Eksudat disebabkan oleh
infeksi, TB, pneumonia, tumor, infark paru, radiasi dan penyakit kolagen.

Tabel Perbedaan Cairan Transudat dan Eksudat


Kreteria Tansudat Eksudat
Warna Kuning pucat, dan Jernih, keruh,
jernih purulen, dan
hemoragik
Bekuan - -/+
Berat jernis < 1018 > 1018
Leukosit < 1000/ul Bervariasi
>1000/ul
Eritrosit Sedikit Biasanya banyak
Hitung jenis MN (limfosit/mesotel) Terutama PMN
Protein total < 50 % serum > 50 % serum
LDH < 60 % serum >60 % serum
Glukosa - plasma -/< plasma
Fibrinogen 0.3-4 % 4-6 % atau lebih
Amylase - >50% serum
Bakteri - -/+

6
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Unilateral
Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit
penyebabnya.
b. Bilateral
Efusi yang bilateral ditemukan pada penyakit-penyakit: Kegagalan jantung
kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus systemic,
tumor dan tuberkolosis.

2.5 Tanda dan Gejala


Desakan paru-paru akibat efusi pleura beserta proses yang mengiringinya bisa
menimbulkan gejala-gejala yang dapat kita amati, berat ringannya akan tergantung
banyaknya cairan di pleura. Secara umum gejala efusi pleura meliputi:
 Sesak nafas
 Nafas pendek seperti terengah-engah akan lebih berat terasa ketika berbaring
 Batuk-batuk
 Demam sering terjadi ketika disebabkan oleh infeksi paru-paru (pneumonia)
Pada tahap awal ketika cairan masih sedikit, efusi pleura biasanya tidak
menunjukkan gejala apa-apa. Gejala efusi pleura baru akan terasa ketika kondisinya
sudah memasuki level menengah hingga parah.

2.6 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis menurut (Tierney, 2002 dan Tucker 1998) adalah:
a. Sesak nafas
b. Nyeri dada
c. Peningkatan suhu tubuh jika terjadi infeksi
d. Keletihan
e. Batuk
Manifestasi klinis menurut Suzanne & Brenda, 2002 yang dapat ditemukan pada Efusi
Pleura adalah:
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri dada pleuritis

7
d. Dispnea
e. Batuk Suara nafas ronchi

2.7 Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara
cairan dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura
dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi yang
terjadi karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan interstitial
submesotelial kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selain
itu cairan pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar pleura. Pada kondisi tertentu
rongga pleura dapat terjadi penimbunan cairan berupa transudat maupun eksudat.
Transudat terjadi pada peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada gagal
jatung kongestif. Pada kasus ini keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran
cairan dari pembuluh darah. Transudasi juga dapat terjadi pada hipoproteinemia
seperti pada penyakit hati dan ginjal. Penimbunan transudat dalam rongga pleura
disebut hidrotoraks. Cairan pleura cenderung tertimbun pada dasar paru akibat gaya
gravitasi. Penimbunan eksudat disebabkan oleh peradangan atau keganasan pleura dan
akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening. Jika
efusi pleura mengandung nanah, keadaan ini disebut empiema. Empiema disebabkan
oleh perluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan dapat merupakan komplikasi
dari pneumonia, abses paru atau perforasi karsinoma ke dalam rongga pleura. Bila
efusi pleura berupa cairan hemoragis disebut hemotoraks dan biasanya disebabkan
karena trauma maupun keganasan. Efusi pleura akan menghambat fungsi paru dengan
membatasi pengembangannya. Derajat gangguan fungsi dan kelemahan bergantung
pada ukuran dan cepatnya perkembangan penyakit. Bila cairan tertimbun secara
perlahan-lahan maka jumlah cairan yang cukup besar mungkin akan terkumpul
dengan sedikit gangguan fisik yang nyata.

8
2.8 Pathway

Transudat: Eksudat: Infeksi


- Gagal jantung kongestif
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati Proses peradangan

Hipertermi
Efusi Pleura

Menghambat Rangsangan Proses peradangan


fungsi paru dengan
Rangsangan intercostalis dan pada rongga pleura
membatasi segmen thorakalis
pengembangannya
Hipereksresi
Sakit saat mukus
Kesulitan bernafas menarik nafas

Sekret tertahan
Gangguan Nyeri akut disaluran nafas
pertukaran gas

Nafsu makan Mengi +


menurun

Bersihan jalan
Kebutuhan nutrisi nafas tidak efektif
kurang dari
kebutuhan tubuh

9
2.9 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan diagnostic
 Rongent dada atau thoraks
Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk
bayangan seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi dari
bagian medial. Bila permukaannya horisontal dari lateral ke medial, pasti
terdapat udara dalam rongga tersebut yang dapat berasal dari luar dan dari
dalam paru – paru itu sendiri.
 Torakoskopi (Fiber – optik pleurascopy)
Dilakukan pada kasus-kasus dengan neoplasma atau tuberkulosis pleura.
Biasanya dilakukan sedikit insisi pada dindidng dada (dengan resiko kecil
terjadinya pneumotoraks) cairan ditemukan penghisapan dan udara dimasukkan
agar dapat melihat kedua pleura.
 Biopsi pleura
Pemeriksaan histologi atau beberapa contoh jaringan pleura dapat menunjukkan
50% - 75% diagnosa kasus-kasus pluritis tuberkulosa dan tumor paru.
 Ultrasonografi
Untuk menentukan adannya cairan dalam rongga pleura. Pemeriksaan ini sangat
membatu sebagai penentu waktu melakukan aspirasi cairan tersebut, terutama
pada efusi yang terlokalisir.
b. Pemeriksaan Laboratorium
 Darah lengkap: Leukosit meningkat, Hemoglobin menurun dan LED meningkat
 Kimia darah: Albumin menurunn dan protein total menurun
 Sputum: kultur, basil asam dan PH
 Sitologi cairan pleura

2.10 Penatalaksanaan
a. Medis
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah
penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta
dispneu. Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (gagal jantung
kongestif, pneumonia, sirosis).

10
 Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen
guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan dispneu.
 Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa
hari atau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan
protein, elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang
diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke
system drainase water-seal atau pengisapan untuk mengevaluasi ruang pleura
dan pengembangan paru.
 Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam
ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi
cairan lebih lanjut.
 Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding
dada, bedah plerektomi, dan terapi diuretic.
b. Keperawatan
 Memberikan posisi nyaman pada pasien dengan bagian kepala agak
ditinggikan
 Memberikan manajmen nyeri seperti mengajarkan tekhnik relaksasi,
mengajarkan batuk efektif
 Mengatur posisi semi fowler agar pasien nyaman
c. Diet
Tujuan diet pada pasien effusi pleura adalah memberikan makanan secukupnya,
mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air. Syarat-syarat diet
pada pasien effusi pleura antara lain:
 Energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang
normal
 Protein yang cukup yaitu 0,8 gram/KgBB
 Lemak sedang yaitu 25-30 % dari kebutuhan energi total (10 % dari lemak
jenuh dan 15 % dari lemak tidak jenuh)
 Vitamin dan mineral yang cukup
 Diet rendah garam (2-3 gram/hari)
 Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas
 Serat yang cukup untuk menghindari konstipasi

11
 Cairan cukup 2 liter/haribila kebutuhan gizi dapat dipenuhi melalui makanan
maka dapat diberikan berupa makanan enteral, parenteral atau suplemen gizi

2.11 Komplikasi
a. Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang
baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis.
Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat
menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-jaringan yang berada
dibawahnya. Pembedahan pengupasan (dekortikasi) perlu dilakukan untuk
memisahkan membrane-membran pleura tersebut.
b. Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan
oleh penekanan akibat efusi pleura.
c. Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan
sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan.
Pada efusi pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan
penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis.
d. Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ektrinsik
pada sebagian atau semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan
mengakibatkan kolaps paru.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Kasus
Tn. S berusia 50 th datang ke Rs mawar dengan keluhan batuk sejak 3 bulan
yang lalu Tn s mengatakan batuk di sertai dahak berwarna hijau dan suara tambahan
(mengi). Tn. S mengatakan saat batuk terasa sakit di bagian dada sebelah kiri seperti
tertusuk benda tajam. Istri klien mengatakan sudah menajdi perokok aktif sejak
remaja, pasien tampak sesak, tampak gelisah, pasien tampak pucat, pasien
mengatakan kulitnya terasa hangat, pasien mengatakan saat bangun tidur terasa
pusing dan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas BB sebelum sakit 65 kg, saat
di lakukan pemeriksaan TTV : TD: 100/80 mmhg, N : 120 x/menit, S : 39oc, RR : 28
x/menit TB : 170 cm, BB 50 kg, terdengar suara bising usus. Skala nyeri 7.
Nilai hasil AGD: PH : 7,13 (7,35 – 7.45) , PO2 : 80 mmhg (80-100 mmhg), PCO2 : 28
mmhg (35-45 mmhg ), HCO3 : 18 mmol / L (22-26), BE : -1 (-2 - +2), SaO2 : 98 %
(98-100%)

3.2 Analisa Data


No Analisa Data Diagnosa Keperawatan
1 Ds : Domain 11 : Keamanan / Perlindungan
- Pasien mengeluh batuk sejak 3 bulan Kelas 2 : Cedera Fisik
yang lalu. 00031 : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
- Pasien mengatakan batuk disertai
dahak berwarna hijau dengan jumlah
berlebih.
- Istri pasien mengatakan suaminya
merokok sejak remaja
Do:
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak gelisah
- Suara tambahan mengi +
- Rr 28 x/m

2 Ds : Domain 3 : Eliminasi dan Pertukaran


- Pasien mengatakan saat bangun tidur Kelas 4 : Fungsi Respirasi
pusing 00030 : Gangguan Pertukaran Gas
Do :
- Pasien tampak pucat
- Suara tambahan mengi +
- TTV

13
ND : 120 x/menit
Rr : 28 x/m
- Hasil AGD
 PH : 7,13 (7,35 – 7,45)
 PO2 : 80 mmHg (80-100 mmHg)
 PCO2 : 28 mmHg (35-45)
 HCO3 : 18 mmol/L (22-26
mmol/L)
 BE : -1 (-2-+2)
 SaO2 : 98 % (98 %- 100%)

3 Ds: Domain 12 : Kenyamanan


Tn.S mengeluh: Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
P : Nyeri dada kiri 00132 : Nyeri Akut
Q : Seperti tertusuk benda tajam
R : Dada sebelah kiri
S : Skala nyeri 7
T : Saat batuk dan menarik nafas

Do :
- Pasien tampak gelisah
- TTV:
TD: 100/80 mmHg
ND: 120x/menit
Rr: 28 x/menit

4 Ds : Domain 11 : Keamanan / Perlindungan


- Pasien mengeluh kulitnya terasa Kelas 6 : Termoregulasi
hangat 00007 : Hipertermia
Do :
- Pasien tampak gelisah
- TTV:
Suhu: 390C
TD: 100/80 mmHg
ND: 120x/menit
Rr: 28 x/menit
5 Ds: Domain 2 : Nutrisi
- Pasien mengatakan saat bangun tidur Kelas 1 : Makan
terasa pusing 00002 : Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan Dari Kebutuhan Tubuh
- Pasien mengatakan BB sebelum sakit
65kg
- Pasien mengatakan lemas
Do:
- Terdengar suara bising usus
- Bb sekarang 50 kg
- Hasil IMT 17,4

14
3.3 Prioritas Masalah
Prioritas Ke- Diagnosa Keperawatan
1 Domain 11 : Keamanan / Perlindungan
Kelas 2 : Cedera Fisik
00031 : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
2 Domain 3 : Eliminasi dan Pertukaran
Kelas 4 : Fungsi Respirasi
00030 : Gangguan Pertukaran Gas
3 Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
00132 : Nyeri Akut
4 Domain 11 : Keamanan / Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
00007 : Hipertermia
5 Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
00002 : Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh

3.4 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa NOC NIC
keperawatan
1. Domain 11 : Setelah di lakukan tindakan Domain 2 : Fisiologis:Kompleks
Keamanan / keperawatan Manajemen Jalan Kelas K : Manajemen Pernafasan
Perlindungan Nafas dalam waktu lebih dari 3140: Manajemen Jalan Nafas
Kelas 2 : Cedera 16-30 menit diharapkan - Posisikan pasien untuk
Fisik masalah teratasi dengan kriteria memaksimalkan ventilasi
00031 : hasil : - Buang sekret dengan memotivasi
Ketidakefektifan Domain 2 : Kesehatan Fisiologi pasien untuk melakukan batuk
Bersihan Jalan Kelas E : Jantung Paru atau menyedot lendir
Nafas 0410 : Status Pernafasan : - Motivasi pasien untuk bernafas
Kepatenan Jalan Nafas pelan, dalam dan batuk efektif
- (041004) Frekuensi - Instruksikan bagaimana agar bisa
pernafasan (1-5) melakukan batuk efektif
- (041007) Suara nafas
tambahan (1-5)
- (041015) Dispnea saat
istirahat (1-5)
2 Domain 3 : Setelah dilakukan tindakan Domain 2 : Fisiologis:Kompleks
Eliminasi dan keperawatan Manajemen Kelas K : Manajemen Pernafasan
Pertukaran Pernafasan dalam waktu 15 3350 : Monitor Pernafasan
Kelas 4 : Fungsi menit atau kurang diharapkan - Monitor kecepatan, irama,
Respirasi masalah teratasi dengan kriteria kedalaman dan kesulitan
00030 : hasil: bernafas
Gangguan Domain 2 : Kesehatan Fisiologi - Monitor suara nafas tambahan
Pertukaran Gas Kelas E : Jantung Paru seperti ngorok atau mengi
0402 Status Pernafasan : - Monitor pola nafas (seperti
Pertukaran Gas bradipneu, takipneu, pernafasan)

15
- (040208) Tekanan parsial - Monitor saturasi oksigen pada
oksigen di daerah arteri (1-5)
pasien yang tersedasi
- (040209) Tekanan parsial - Auskultasi suara nafas, catat area
karbondioksida didarah arteridimana terjadi penurunan atau
(1-5) tidak adanya ventilasi dan
- (040210) PH arteri (1-5) keberadaan suara nafas tambahan
3 Domain 12 : Setelah dilakukan tindakan Domain 1 : Fisiologis Dasar
Kenyamanan keperawatan Manajemen Nyeri Kelas E : Peningkatan
Kelas 1 : dalam waktu lebih dari 1 jam Kenyamanan Fisik
Kenyamanan diharapkan masalah teratasi 1400 : Manajemen Nyeri
Fisik dengan kriteria hasil: - Lakukan pengkajian nyeri
00132 : Nyeri Domain 5 : Kondisi Kesehatan kompherensif yang meliputi
akut Yang Dirasakan lokasi, karakteristik, frekuensi,
Kelas V : Status Gejala kualitas, intesitas atau beratnya
2102 : Tingkat nyeri nyeri dan faktor pencetus
- (210208) Tidak bisa istirahat
- Gali bersama pasien faktor-faktor
(1-3) yang yang dapat menurunkan
- (210215) Kehilangan nafsu atau memperlambat nyeri
makan (1-3) - Evaluasi pengalaman nyeri
- (210226) Berkeringat berlebihdimasa lalu yang meliputi
(1-3) riwayat
4 Domain 11 : Setelah dilakukan tindakan Domain 2 : Fisiologi:Kompleks
Keamanan / keperawatan Perawatan Kelas M : Termoregulasi
Perlindungan Hipertermi dalam waktu 16-30 3786 : Perawatan Hipertermia
Kelas 6 : menit diharapkan masalah - Monitor suhu pasien,
Termoregulasi teratasi dengan kriteria hasil:menggunakan alat pengukur dan
00007 : Domain 2 : Kesehatan Fisiologi rute yang tepat
Hipertermia Kelas I : Pengaturean Regulasi
- Bebaskan pasien dari lingkungan
0800 : Termoregulasi yang dingin
- (080013) Tingkat pernafasan- Bagi panas tubuh, gunakan baju
(1-3) yang tidak terlalu tebal untuk
- (080019) Hipertermia (1-3) memfasilitasi pemindahan panas
- (080014) Dehidrasi (1-3) - Monitor adanya syok pemanasan
kembali
- Monitor warna dan suhu kulit
5 Domain 2 : Setelah di lakukan tindakan Domain 1 : Fisiologis Dasar
nutrisi Manajemen Nutrisi dalam Kelas D : Dukungan Nutrisi
Kelas 1 : Makan waktu lebih dari 31- 45 menit 1100 : Manajemen Nutrisi
00002 : diharapkan masalah teratasi - Tentukan status gizi pasien dan
Ketidakseimbang dengan kriteria hasil: kemampuan pasien untuk
an Nutrisi : Domain : II Kesehatan Fisiologi memenuhi kebutuhan gizi
Kurang Dari Kelas K : Pencernaan & Nutrisi - Tentukan jumlah kalori dan jenis
Kebutuhan 1004 : Status Nutrisi nutrisi yang di butuhkan untuk
Tubuh - (100401) asupan gizi (3-5) memenuhi persyratan gizi
- (100402) asupan makan (3-5) - Berikan pilihan makanan sambil
- (100405) rasio BB/TB (3-5) menawarkan bimbingan terhadap
pilihan
- Makanan yang lebih sehat

16
3.5 Implementasi dan Evaluasi
Hari Ke-1
No Diagnosa Hari / Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan Tgl /
Jam
1. Domain 11 : Selasa, 5 - Mengobservasi TTV S:
Keamanan / Desemb TD: 100/80 mmHg, Pasien mengatakan
Perlindungan er 2017 ND: 120 x/menit, sesak terasa karna
Kelas 2 : 08.00 S: 39oC banyak lendir yang
Cedera Fisik RR : 28 x/menit dirasakan menumpuk
00031: - Memposisikan pasien
Ketidakefektif untuk memaksimalkan O:
an Bersihan ventilasi - TTV
Jalan Nafas - Membuang sekret TD: 100/80 mmhg
dengan memotivasi ND: 120 x/menit
pasien untuk
S: 39oC
melakukan batuk atau
menyedot lendir RR: 28 x/menit
- Memotivasi pasien - Pasien tampak masih
untuk bernafas pelan, sesak karna sekret
dalam dan batuk yang masih
efektif menumpuk
- Instruksikan - Suara nafas tambahan
bagaimana agar bisa
mengi (+)
melakukan batuk
efektif A:
Masalah teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
- Kaji TTV secara
berkala
- Motivasi pasien
untuk bernafas pelan,
dalam dan batuk
efektif
- Instruksikan
bagaimana agar bisa
melakukan batuk
efektif

2. Domain 3 : Selasa, 5 - Memonitor kecepatan, S :


Eliminasi dan Desemb irama, kedalaman dan Pasien mengatakan
Pertukaran er 2017 kesulitan bernafas sesak masih dirasakan
Kelas 4 : 09.00 - Memonitor suara nafas
Fungsi tambahan seperti

17
Respirasi ngorok atau mengi O:
00030 : - Memonitor pola nafas - Pasien tampak
Gangguan (seperti bradipneu, gelisah karna sesak
Pertukaran takipneu, pernafasan ) - Auskultasi suara
Gas - Hasil AGD
tamabahan mengi
 PH 7,13 (7,35 –
- Suara nafas tambahan
7.45)
 PO2 : 80 mmhg mengi (+)
(80-100 mmhg) - Hasil AGD
 PCO2 : 28 mmhg  PH 7,13 (7,35 –
(35-45 mmhg ) 7.45)
 HCO3 : 18 mmol /  PO2 : 80 mmhg
L (22-26) (80-100 mmhg)
 BE -1 (-2 - +2)  PCO2 : 28 mmhg
 SaO2 : 98 % (98- (35-45 mmhg )
100%)  HCO3 : 18 mmol
/ L (22-26)
 BE -1 (-2 - +2)
 SaO2 : 98 % (98-
100%)

A:
Masalah teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor saturasi
oksigen pada pasien
yang tersedasi
- Auskultasi suara
nafas, catat area
dimana terjadi
penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan
keberadaan suara
nafas tambahan

3. Domain 12 : Selasa, 5 - Melakukan pengkajian S:


Kenyamanan Desemb nyeri kompherensif Pasien mengatakan
Kelas 1 : er 2017 yang meliputi lokasi, P : Nyeri dada kiri
Kenyamanan 10.00 karakteristik, berkurang
Fisik frekuensi, kualitas, Q : Seperti ditusuk
00132 : Nyeri intesitas atau beratnya benda tajam
akut nyeri dan faktor R : Dada sebelah kiri
pencetus S : Skala nyeri 7

18
P: Nyeri dada kiri T : Saat batuk dan
Q: Seperti tertusuk menarik nafas
benda tajam O:
R: Dada sebelah kiri Pasien tampak
S: Skala nyeri 7 - Pucat
T: Saat batuk dan - Berkeringat
menarik nafas - Menahan rasa nyeri
- Menggali bersama
pasien faktor-faktor A:
yang yang dapat Masalah teratasi
menurunkan atau sebagian
memperlambat nyeri
- Mengevaluasi P:
pengalaman nyeri Lanjutkan intervensi
dimasa lalu yang - Berikan informasi
meliputi riwayat mengenai nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan,
dan antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur
- Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri
- Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologi (seperti
hypnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupreassur)
- Pastikan perawatan
analgesik bagi pasien
dilakukan dengan
pemantauan yang
ketat
4. Domain 11 : Selasa, 5 - Memonitor suhu S:
Keamanan / Desemb pasien, menggunakan Pasien mengatakan
Perlindungan er 2017 alat pengukur dan rute tubuh merasa panas
Kelas 6 : 11.00 yang tepat
Termoregulasi Suhu 390C O:
00007 : - Membebaskan pasien Suhu 390C
Hipertermia dari lingkungan yang
dingin A:
- Membagi panas tubuh, Masalah teratasi
gunakan baju yang sebagian
tidak terlalu tebal
untuk memfasilitasi P:
pemindahan panas Lanjutkan intervensi
- Memonitor suhu

19
pasien, menggunakan
alat pengukur dan
rute yang tepat
- Monitor adanya syok
pemanasan kembali
- Monitor warna dan
suhu kulit
5. Domain 2 : Selasa, 5 - Menentukan status gizi S :
Nutrisi Desemb pasien dan Pasien mengatakan
Kelas 1 : er 2017 kemampuan pasien tidak ada nafsu makan
Makan 12.00 untuk memenuhi karena selalu merasa
00002 : kebutuhan gizi mual
Ketidakseimb - Menentukan jumlah
angan Nutrisi : kalori dan jenis nutrisi O :
Kurang Dari yang di butuhkan Makanan habis ¼ porsi
Kebutuhan untuk memenuhi
Tubuh persyaratan gizi A:
Masalah teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
- Sajikan makanan
selagi hangat agar
nafsu makan
meningkat
- Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan terhadap
pilihan
- Makanan yang lebih
sehat

Hari Ke-2
No Diagnosa Hari / Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan Tgl /
Jam
1. Domain 11 : Rabu, 6 - Mengobservasi TTV S:
Keamanan / Desemb TD: 100/80 mmhg Pasien mengatakan
Perlindungan er 2017 ND: 110 x/menit - Sudah merasa lebih
Kelas 2 : 08.00 RR : 26 x/menit baik sedikit pada
Cedera Fisik - Memotivasi pasien pernafasannya karna
00031: untuk bernafas pelan, mampu
Ketidakefektif dalam dan batuk mengeluarkan sekret
an Bersihan efektif dengan menggunakan
Jalan Nafas - Menginstruksikan teknik batuk efektif
bagaimana agar bisa
melakukan batuk

20
efektif O:
- TTV
TD: 100/80 mmhg
ND: 110 x/menit
RR: 26 x/menit
- Mampu
mengeluarkan sekret
sedikit tapi sering
- Suara nafas tambahan
mengi (-)

A:
Masalah teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
- Mengobservasi TTV
secara berkala
- Posisikan pasien
untuk meringankan
sesak nafas
- buang sekret dengan
memotivasi pasien
untuk melakukan
batuk atau menyedot
lendir
2. Domain 3 : Rabu, 6 - Memonitor saturasi S:
Eliminasi dan Desemb oksigen pada pasien Pasien mengatakan
pertukaran er 2017 yang tersedasi. sesak mulai berkurang
Kelas 4 : 09.00 - Menauskultasi suara
Fungsi nafas, catat area dimana O:
respirasi terjadi penurunan atau - Hasil AGD :
00030 tidak adanya ventilasi  PH 7,25 (7,35 –
Gangguan dan keberadaan suara 7.45)
pertukaran gas nafas tambahan.  PO2 : 80 mmhg
- Hasil AGD (80-100 mmhg)
 PH 7,25 (7,35 –  PCO2 : 32 mmhg
7.45) , (35-45 mmhg )
 PO2 : 80 mmhg  HCO3 : 21 mmol /
(80-100 mmhg), L (22-26)
 PCO2 : 32  BE -2 (-2 - +2)
mmhg (35-45  SaO2 : 98 % (98-
mmhg ), 100%)
 HCO3 : 21 mmol - Suara nafas tambahan
/ L (22-26), mengi (-)
 BE -2 (-2 - +2), - Pasien tampak lebih
 SaO2 : 98 % tenang dengan
(98-100%) kondisi tidak terlalu
sesak

21
A:
Masalah teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor kecepatan,
irama, kedalaman
dan kesulitan
bernafas
- Monitor suara nafas
tambahan seperti
ngorok atau mengi
- Auskultasi suara
nafas
- Monitor hasil AGD
- Berikan bantuan
terapi nafas jika
diperlukan (misal
nebulizer)
3. Domain 12 : Rabu, 6 - Memberikan informasi S :
Kenyamanan Desemb mengenai nyeri, seperti Pasien mengatakan
Kelas 1 : er 2017 penyebab nyeri, berapa P : Nyeri dada kiri
Kenyamanan 10.00 lama nyeri akan berkurang
Fisik dirasakan, dan Q : Seperti ditusuk
00132 : Nyeri antisipasi dari R : Dada sebelah kiri
akut ketidaknyamanan S : Skala nyeri 5
akibat prosedur T : Saat batuk
- Mengajarkan prinsip-
prinsip manajemen O:
nyeri Pasien tampak mampu
- Mengajarkan mengikuti penggunaan
penggunaan teknik non teknik non farmakologi
farmakologi (seperti saat nyeri dirasa
hypnosis, relaksasi, dengan penggunaan
terapi musik, teknik hypnosis
akupreassur)
- Memastikan perawatan A :
analgesik bagi pasien Masalah teratasi
dilakukan dengan sebgaian
pemantauan yang
ketat. P:
Lanjutkan intervensi
- Pertahankan
penggunaan teknik
non farmakologi
(seperti hypnosis,
relaksasi, terapi
musik, akupreassur)
- Dukung

22
istirahat/tidur yang
adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri
- Libatkan keluarga
dalam modalitas
penurunan nyeri, jika
memungkinkan
4. Domain 11 : Rabu, 6 - Memonitor suhu S:
Keamanan / Desemb pasien, menggunakan Pasien mengatakan
Perlindungan er 2017 alat pengukur dan rute panas mulai berkurang
Kelas 6 : 11.00 yang tepat dari tubuhnya
0
Termoregulasi Suhu 38 C
00007 : - Memonitor adanya O:
Hipertermia syok pemanasan Suhu 380C
kembali
- Memonitor warna dan A :
suhu kulit Masalah teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu pasien,
menggunakan alat
pengukur dan rute
yang tepat
- Batasi aktifitas fisik
- Berikan metode
pendinginan
eksternal (misal
kompres dingin pada
leher, abdomen, kulit
kepala, ketiak dan
selangkangan) sesuai
kebutuhan
5. Domain 2 : Rabu, 6 - Menyajikan makanan S:
Nutrisi Desemb selagi hangat agar Pasien mengatakan
Kelas 1 : er 2017 nafsu makan lebih merasa nikmat
Makan 12.00 meningkat dengan makanan yang
00002 : - Memberikan pilihan disajikan masih hangat
Ketidakseimba makanan sambil
ngan Nutrisi : menawarkan O:
Kurang Dari bimbingan terhadap Makan habis ½ porsi
Kebutuhan pilihan
Tubuh A:
Masalah teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan intervensi

23
- Pastikan makanan
disajikan secara
menarik dan pada
suhu yang paling
cocok untuk
dikonsumsi secara
optimal
- Tawarkan makanan
ringan yang padat
gizi
- Ciptakan lingkungan
yang optimal pada
saat mengkonsumsi
makanan (misal
bersih, berventilasi,
santai dan bebas dari
bau yang menyengat)

Hari Ke-3
No Diagnosa Hari / Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan Tgl /
Jam
1. Domain 11 : Kamis, 7 - Mengobservasi TTV S:
Keamanan / Desemb TD: 120/80 mmhg Pasien mengatakan
Perlindungan er 2017 ND: 100 x/menit sesak mulai hilang dan
Kelas 2 : 08.00 RR : 23 x/menit nafas lebih lega karna
Cedera Fisik - Memposisikan pasien tidak merasakan lendir
00031 : untuk meringankan menumpuk lagi
Ketidakefektif sesak nafas
an Bersihan - Membuang sekret O:
Jalan Nafas dengan memotivasi - TTV
pasien untuk TD: 120/80 mmHg
melakukan batuk atau ND: 100x/menit
menyedot lendir RR: 23 x/menit
- Pasien tampak lebih
ceria dan tidak
terlihat sesak

A:
Masalah teratasi

P:
Hentikan intervensi
Lanjutkan intervensi
Dx.Keperawatan
II,III,IV,V
2. Domain 3 : Kamis, 7 - Memonitor saturasi S:
Eliminasi dan Desemb oksigen pada pasien Pasien mengatakan :
Pertukaran er 2017 yang tersedasi - Lebih nyaman saat

24
Kelas 4 : 09.00 - Menauskultasi suara sesak mulai
Fungsi nafas, catat area berkurang
Respirasi dimana terjadi
00030 : penurunan atau tidak O:
Gangguan adanya ventilasi dan - Hasil AGD :
Pertukaran keberadaan suara nafas  PH 7,35 (7,35 –
Gas tambahan 7.45)
- Menauskultasi suara  PO2 : 80 mmhg
nafas. Meng (-) (80-100 mmhg)
- Monitor hasil AGD  PCO2 : 37 mmhg
Hasil AGD : (35-45 mmhg )
 PH 7,35 (7,35 –  HCO3 : 24 mmol /
7.45) L (22-26)
 PO2 : 80 mmhg  BE -2 (-2 - +2)
(80-100 mmhg)  SaO2 : 98 % (98-
 PCO2 : 37 mmhg 100%)
(35-45 mmhg ) - Suara nafas
 HCO3 : 24 mmol / tambahan. Mengi(-)
L (22-26)
 BE -2 (-2 - +2) A:
 SaO2 : 98 % (98- Masalah teratasi
100%)
P:
Hentikan intervensi
Lanjutkan intervensi
Dx.Keperawatan
III,IV,V
3. Domain 12 : Kamis, 7 - Mempertahankan S:
Kenyamanan Desemb penggunaan teknik non Pasien mengatakan
Kelas 1 : er 2017 farmakologi (seperti nyeri mulai tidak terasa
Kenyamanan 10.00 hypnosis, relaksasi, - Skala nyeri 3
Fisik terapi musik,
00132 : Nyeri akupreassur) O:
akut - Mendukung Pasien tampak lebih
istirahat/tidur yang terlihat bugar saat nyeri
adekuat untuk mulai berkurang
membantu penurunan
nyeri A:
- Melibatkan keluarga Masalah teratasi
dalam modalitas
penurunan nyeri, jika P :
memungkinkan Hentikan intervensi
Lanjutkan intervensi
Dx.Keperawatan IV,V
4. Domain 11 : Kamis, 7 - Memonitor suhu S:
Keamanan / Desemb pasien, menggunakan Pasien mengatakan
Perlindungan er 2017 alat pengukur dan rute lebih baik saat semua
Kelas 6 : 11.00 yang tepat keluhannya telah
Termoregulasi Suhu 36,70C teratasi dan ingin
00007 : - Membatasi aktifitas segera pulang

25
Hipertermia fisik O:
- Memberikan metode - Suhu 36,70C
pendinginan eksternal - Pasien tampak
(misal kompres dingin mampu melakukan
pada leher, abdomen, aktifitas ringan
kulit kepala, ketiak dan kembali setelah
selangkangan) sesuai aktifitas dibatasi
kebutuhan beberapa saat

A:
Masalah teratasi

P:
Hentikan intervensi
Lanjutkan intervensi
Dx.Keperawatan V
5. Domain 2 : Kamis, 7 - Memastikan makanan S :
Nutrisi Desemb disajikan secara Pasien mengatakan
Kelas 1 : er 2017 menarik dan pada suhu suka dengan cara
Makan 12.00 yang paling cocok penyajian makanan
00002 : untuk dikonsumsi secara menarik, karna
Ketidakseimb secara optimal meningkatkan gairah
angan Nutrisi : - Menawarkan makanan untuk memakannya
Kurang Dari ringan yang padat gizi
Kebutuhan - Menciptakan O:
Tubuh lingkungan yang Makanan habis 1 porsi
optimal pada saat
mengkonsumsi A:
makanan ( misal Masalah teratasi
bersih, berventilasi,
santai dan bebas dari P:
bau yang menyengat ) Hentikan intervensi

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses
penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain.
Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau
dapat berupa darah atau pus. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan
vena pulmonalis, misalnya pada gagal jatung kongestif, pada hipoproteinemia seperti
pada penyakit hati dan ginjal, penimbunan eksudat disebabkan oleh peradangan atau
keganasan pleura akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi
getah bening.

4.2 Saran
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat memberikan informasi
mengenai pengetahuan terhadap penumpukan cairan di dalam rongga pleura yang
menyebabkan efusi pleura. Diharapkan kepada pemerintah dan dinas kesehatan agar
lebih meningkatkan peran sertanya dalam mengurangi angka kematian akibat efusi
pleura. Bagi civitas akademik hendaknya dapat meneruskan penelitian ini lebih lanjut.

27
DAFTAR PUSTAKA

 Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


 Somantri Irman. 2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta :Salemba Medika
 Suriadi, skp, msn & rita yuliani, skp. M.psi,” asuhan keperawatan pada anak”, edisi
2. Jakarta 2010

28

Anda mungkin juga menyukai