DOSEN PENGAMPU:
Yustin Nur Khoiriyah,S.Si.,M.Sc
Disusun Oleh Kelompok 3 :
1. Maya Ayu Puspitasari 2113453025
2. Ranti Gustia Putri 2113453026
3. Adinda Dwi Lestari 2113453027
4. Anisa Gustiyani 2113453028
5. Ari Nurjannah 2113453029
6. Citra Dwi Adelia 2113453030
7. Cornelia Bungawalikatrin 2113453031
8. Cynta Adellia Erdani 2113453032
9. Eplin Sampurna Jaya 2113453033
10. Fadhila Husna 2113453034
11. Febri Mira Sasmita 2113453035
12. Fitriya 2113453036
13. Hana Nabila 2113453037
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan juga teman-teman
sekalian. Adapun makalah ini kami buat berdasarkan informasi yang ada. Di dalam makalah ini kami membahas tentang
“Cara Diagnosis Penyakit Jamur Intermediate”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun materinya,
maka kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya, Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 2
C. Tujuan...................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
G. Diagnosis Kandidiasis........................................................................................................... 8
H. Pemeriksaan Langsung Candida albicans dengan Larutan KOH.................................8
I. Pemeriksaan Langsung Candida albicans dengan Pewarnaan Gram..........................9
J. Pemeriksaan Kultur pada Candida Albicans......................................................................10
K. Identifikasi Candida albicans dengan Corn Meal Candida Agar................................11
L. Identifikasi Candida albicans dengan Germ Tube..........................................................l2
İİ
A. Kesimpulan.............................................................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit yang
disebabkan oleh jamur dapat dibagi berdasarkan penyerangannya, yaitu
mikosis profunda, mikosis intermediate dan mikosis superfsialis. Mikosis
profunda menunjukkan gejala klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus
intestinalis, traktus respiratorius, traktus urogenital, susunan kardiovaskular,
susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit. Mikosis jenis ini jarang
ditemukan karena biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit kronik dan
residif. Manisfestasi klinis morfologik dapat berupa tumor, infiltrasi
peradangan vegetatif, fistel, ulkus, atau sinus, tersendiri maupun bersamaan.
Mikosis intermediate adalah penyakit jamur yang mengenai lapisan kulit (stratum
korneum, rambut, dan kuku ", dan alat-alat dalam seperti vagina, kulit, kuku,
bronkus, atau paru yang disebabkan oleh jamur golongan.
Mikosis intermediate adalah penyakit jamur yang mengenai lapisan kulit
(stratum korneum, rambut, dan kuku ), dan alat-alat dalam. Kandidosis adalah
• Kandidosis oral
• Perleche
• Vulvovaginitis
• Kandidosis intertriginosa
• Kandidosis perianal
• Endokarditis
• Meningitis
• Pielonefritis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Candida Albicans
Jamur Kandida telah dikenal dan dipelajari sejak abad ke-18 yang
menyebabkan penyakit yang dihubungkan dengan higiene yang buruk. Nama
Kandida diperkenalkan pada Third International Microbiology Congress di
New York pada tahun 1938, dan dibakukan pada Eight Botanical Congress di
C. Kandidiasis
Kandidiasis merupakan infeksi jamursistemik yang paling sering
dijumpai yang terjadi bila C. albicans masuk ke dalam aliran darah terutama
ketika ketahanan fagositik host menurun. Respons imun cell-mediated
terutama sel CD4 penting dalam mengendalikan kandidiasis (seperti pada
kandidiasis), seringkali muncul beberapa bulan sebelum munculnya infeksi
oportunistik yang lebih berat.
Kandidiasis mukokutan pada orang dengan HIV-AIDS/ODHA merupakan
salah satu indikator progresivitas HIV dapat muncul dalam tiga bentuk, yaitu
kandidiasis vulvovagina, orofaring, dan esofagus (belum digolongkan infeksi
oportunistik kecuali jika sudah mengenai esofagus). Strain kandida yang
menginfeksi ODHA tidak berbeda dengan pasien imunokompromais lainnya
(tersering adalah C. albicans). Strain lain yang pernah dilaporkan adalah
C. glabrata, C. parapsilosis, C. tropicalis, C. kruseii, dan C. dubliniensis.
Kandida rekurens dapat disebabkan oleh strain yang sama atau strain yang
berbeda.
Kandidiasisi orofaring dikenal dengan tiga bentuk yaitu pseudomembran,
eritematosa, dan cheilitis angularis. Kandidiasis pseudomembran mempunyai
gejala berupa rasa terbakar, gangguan mengecap, dan sulit menelan
makanan padat atau cair. Kandidiasis pseudomembran membentuk plak putih
1-2 cm atau lebih luas di mukosa mulut, jika dilepaskan pseudomembran
tersebut akan meninggalkan bercak kemerahan atau perdarahan. Kandidiasis
7
D. Etiologi dan Patogenesis Kandidiasis
Kandidiasis / yeast infection adalah infeksi jamur yang terjadi karena
adanya pembiakan jamur secara berlebihan, dimana dalam kondisi
normal muncul dalam jumlah yang kecil. Perubahan
aktivitas vagina atau ketidakseimbangan hormonal menyebabkan jumlah
Candida berlipat ganda (muncul gejala Kandidiasis). Keadaan lain
yang menyebabkan Kandidiasis adalah karena penyakit menahun, gangguan
imun yang berat, AIDS, diabetes, dan gangguan tiroid, pemberian obat
kortikosteroid dan sitostatika. Paparan terhadap air yang terus menerus seperti
yang terjadi pada tukang cuci, kencing pada pantat bayi, keringat berlebihan
terutama pada orang gemuk.Faktor lokal atau sistemik dapat memengaruhi
invasi Kandida ke dalam jaringan tubuh. Usia merupakan faktor penting yang
sering kali menyebabkan kandidiasis oral/oral thrush terutama
G. Diagnosis Kandidiasis
Diagnosis kandidiasis ditentukan berdasarkan gejala klinis yang menyebar
dan tidak mudah dibedakan dari infectious agent yang telah ada. Diagnosis
laboratorium dapat dilakukan melalui pemeriksaan spesimen mikroskopis,
biakan, dan serologi. Tujuan pemeriksaan laboratorium adalah untuk menemukan
C. albicans di dalam bahan klinis baik dengan pemeriksaan langsung maupun
dengan biakan. Bahan pemeriksaan bergantung pada kelainan yang terjadi,
dapat berupa kerokan kulit atau kuku, dahak atau sputum, sekret
bronkus, urin, tinja, usap mulut, telinga, vagina, darah, atau jaringan. Cara
mendapatkan bahan klinis harus diusahakan dengan cara steril dan ditempatkan
dalam wadah steril, untuk mencegah kontaminasi jamur dari udara.Identifikasi
spesies dapat dilakukan dengan uji morfologi dan kultur jamur untuk
spesifikasi dan uji sensitivitas. Pemeriksaan ini tidak disarakan untuk
digunakan sebagai diagnosis karena tingginya kolonisasi. Diagnosis pada
lesi Kandida juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan histologi terhadap sayatan
spesimen hasil biopsy.
1 2
Gambar2 : (1) Pseudohifa pada pewarnaan
KOH (mata anak panah).
(2) Budding yeast cells (anak
panah).
kandidiasis dan sepsis. Kultur sering tidak memberikan hasil yang positif
pada bentuk penyakit diseminata lainnya.Pabouraud―s dextrose
broth/SDB berguna untuk membedakan C. albicans dengan spesies jamur lain
seperti Cryptococcus, Hasenula, Malaesezzia.
o
diinkubasi pada suhu 37 C selama 24-48 jam, setelah 3 hari tampak koloni C.
albicans sebesar kepala jarum pentul, 1-2 hari kemudian koloni dapat dilihat
dengan jelas. Koloni C. albicans berwarna putih kekuningan, menimbul di
atas permukaan media, mempunyai permukaan yang pada permulaan halus
dan licin dan dapat agak keriput dengan bau ragi yang khas. Pertumbuhan
pada SDB baru dapat dilihat setelah 4-6 minggu, sebelum dilaporkan sebagai
hasil negatif. Jamur dimurnikan dengan mengambil koloni yang terpisah,
kemudian ditanam seujung jarum biakan pada media yang baru untuk
selanjutnya dilakukan identifikasi jamur. Pertumbuhan C. albicans dan jamur
lain/C. dublinensis pada SDB dapat dilihat pada Gambar 3 di berikut ini
1 2
Sabouraud
's dextrose agar plate/SDA plate direkomendasikan untuk
sampel atau bahan klinis yang berasal dari kuku dan kulit. Media ini
membuat media ini lebih selektif yang bertujuan untuk menekan bakteri yang
tumbuh bersama jamur di dalam bahan klinis.
1 2 3
pemeriksaan ini adalah strain C.albicans dari isolat yang sudah diketahui,
kemudian ditanam pada media agar yang mengandung SDA. Gambar 7
memperlihatkan zona yang terbentuk dari koloni yang tumbuh pada media
agar, dan pengukuran aktivitas fosfolipase dilihat pada Tabel 1