Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISU TERKINI PENYAKIT MENULAR

COVID-19

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Global

Dosen Pengampu : Ega Aprisia, S.KM

Kelompok 5 :

1. Amelinda Jufri 221000413201041


2. Fadilla Ilahi 221000413201042
3. Hadi Khaidir Rahman 221000413201015
4. Sabila Octaviani Putri Indra 221000413201045
5. Salsabila 221000413201036
6. Sunarti 221000413201037
7. Tiara Febri Nelpayanti 221000413201038
8. Wanda Aulia Septyaningrum 221000413201039
9. Wiwi Yuliana 221000413201040

S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTIMGGI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah Swt. Yang telah memberikan nikmat
sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Isu Terkini Penyakit
Menular”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat pemenuhan tugas mata kuliah kesehatan
global. Penulis mencoba menggali isu terkini penyakit menular yang sedang ramai di dunia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak sendirian. Penlis ucapkan terima kasih
kepada ibu Ega Aprisia, S.KM selaku guru pengampu mata kuliah kesehatan global yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara morel maupun material. Ucapan
terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada teman – teman yang telah memberikan dorongan
semangat selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari tulisan ini belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap kritik
dan saran demi kesempurnaan karya tulis selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagui para pembaca.
Bukittinggi, 26 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

A. KATA PENGANTAR................................................................................................ i
B. DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
1. PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG................................................................................... 1
b. RUMUSAN MASALAH................................................................................ 2
c. TUJUAN PEMBAHASAN............................................................................ 2
i. TUJUAN UMUM
ii. TUJUAN KHUSUS
d. MANFAAT PEMBAHASAN........................................................................ 2
2. PEMBAHASAN
a. DEFINISI PENYAKIT................................................................................. 3
i. MENULAR
ii. TIDAK MENULAR
b. DEFINISI KASUS DAN DERAJAT COVID-19........................................ 4
..........................................................................................................................
.......................................................................................................................... 6
c. FAKTOR PENYEBAB COVID-19.............................................................. 7
d. PENCEGAHAN VIRUS SARS-CoV-2........................................................ 8
e. PENGOBATAN COVID-19 DAN KEILMUAN YANG DIPAKAI.......... 9
.......................................................................................................................... 10
3. PENUTUP
a. KESIMPULAN......................................................................................... 11
b. SARAN...................................................................................................... 11
4. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Virus merupakan salah satu penyebab penyakit menular yang perlu diwaspadai.
Dalam 20 tahun terakhir, beberapa penyakit virus menyebabkan epidemi seperti severe acute
respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) pada tahun 2002-2003. Pada tanggal 31
Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui
penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut bertambah hingga berjumlah jutaan
kasus. Pada awalnya data epidemologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan
satu seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolat dari pasien
diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru.
Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus baru tersebut
SARS-CoV-2 dan diberi nama penyakit sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Virus
corona ini menjadi patogen penyebab utama outbreak penyakit pernapasan. Virus ini adalah
virus RNA rantai tunggal (single-stranded RNA) yang dapat disolasi dari beberapa jenis hewan,
terakhir disinyalir virus ini berasal dari kelelawar kemudian berpindah ke manusia. Pada
mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat menular antara manusia-
manusia. Hingga jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu akhirnya dikonfirmasi
bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia. Pada tanggal 11 Maret
2020, WHO mengumumkan bahwa COVID-19 menjadi pandemi di dunia.
Kasus COVID-19 pertama di Indonesia diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020 atau
sekitar 4 bulan setelah kasus pertama di Wuhan, Cina. Kasus pertama di Indonesia ditemukan
sebanyak 2 kasus dan terus bertambah. Puncak kasus kedua terjadi di bulan Juli 2021, untuk
menentukan seseorang terjangkit COVID-19 dibutuhkan pemeriksaan PCR swab, hasil penelitian
terbaru menunjukkan bahwa sebagian kasus dapat menunjukkan hasil positif persisten walaupun
sudah tidak ada gejala. Penelitian di Korea menunjukkan bahwa walaupun tidak ditemukan virus
yang dapat bereplikasi 3 minggu setelah onset gejala pertama, SARS-CoV-2 RNA masih
terdeteksi di spesimen pemeriksaan RT-PCR hingga 12 minggu. Penyintas penelitian COVID-19
terbaru juga menunjukkan ada kemungkinan untuk proses reinfeksi karena antibodi COVID-19
dalam tunuh diperkirakan akan menghilang dalam 3 minggu sampai dengan 12 bulan. Oleh
sebab itu walaupun sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19, tetap harus menjalankan protokol
kesehatan.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa faktor penyebab dari kasus penyakit COVID-19 di dunia?
2. Bagaimana gejala-gejala COVID-19?
3. Bagaimana proses penyebaran COVID-19?
4. Apa solusi dari kejadian kasus COVID-19 dan keilmuan apa saja yang
digunakan dalam kasus tersebut?

3. TUJUAN
i) Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana kasus COVID-19 menyebabkan tingginya angkanya
kematian
ii) Tujuan khusus
(1) Untuk mengatahui gejala-gejala COVID-19
(2) Untuk mengetahui dan memahami faktor penyebab terjadinya COVID-19
(3) Untuk mengetahui solusi dari kasus COVID-19
(4) Untuk mengetahui perbedaan penyakit menular dan tidak menular

4. MANFAAT
Dengan dilakukannya pembahasan mengenai Isu Terkait Penyakit Menular dan Tidak
Menular untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Global dan juga dihharapkan dapat
menambah pengetahuan kami.

2)
BAB II

PEMBAHASAN

a. DEVINISI PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR


i. Penyakit menular
Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit atau jamur dan dapat berpindah ke
orang lain yang sehat. Beberapa penyakit menular yang umum di Indonesia dapat
dicegah melalui pemberian vaksinasi serta pola hidup bersih dan sehat.
Penyakit menular dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung.
Penularan secara langsung terjadi ketika kuman pada orang yang sakit berpindah
melalui kontak fisik, misalnya lewat sentuhan dan ciuman, udara saat bersin dan
batuk, atau melalui cairan tubuh seperti urine dan darah. Selain metode penyebaran
tersebut, penyakit menular juga dapat menyebar memalui gigitan hewan, atau kontak
fisik dengan cairan tubuh hewan, serta melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit tersebut.
Penyakit menular juga dapat berpindah secara tidak langsung, misalnya saat
menyentuh kenop pintu, keran air, atau tiang besi pegangan kereta yang telah
terkontaminasi. Hal ini dapat menular jika kita tidak memperhatikan kebersihan
tangan (mencuci tangan) setelah memegang benda tersebut dan memegang anggota-
anggota tubuh seperti mata, hidung, atau mulut.
ii. Penyakit tidak menular
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak dapat ditularkan
sehingga dianggap tidak mengancam kondisi orang lain. Berdasarkan laporan WHO
(World Health Organization), di kawasan Asia Tenggara paling sering ditemui lima
PTM dengan tingkat kematian yang tinggi, beberapa diantaranya adalah penyakit
jantung (kardiovaskuler),DM, kanker, penyakit pernapasan obstruksi kronik dan
penyakit karenakecelakaan. Kebanyakan PTM dikategorikan sebagai penyakit
deeneratif dan cenderung diderita oleh orang berusia lanjut. Istilah Penyakit Tidak
Menular memiliki kesamaan arti dengan:
1. Penyakit kronik
Penyakit kronik juga merujuk pada PTM yang umumnya bersifat
kronik/lama.
2. Penyakit non-infeksi
Sebutan penyakit non-infeksi digunakan untuk mengingat PTM yang
umumnya tidak disebabkan oleh mikroorganisme.
3. New Comminicable Disease
Hal ini dikarenakan anggapan bahwa PTM dapat menular melalui gaya
hidup contohnya yaitupola makan, kehidupan seksual, dan komunikasi
global. Misalnya, asupan makan dengan kandungan kolestrol tinggi
merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya penyakit jantung.

b. DEFINISI KASUS DAN DERAJAT PENYAKIT


Sejak diumumkan pertama kali ada di Indonesia, kasus COVID-19 meningkat jumlahnya
dari waktu ke waktu sehingga memerlukan perhatian. Lebih jauh lagi, beberapa varian
baru dari virus SARS-CoV-2 seperti varian Alpha (B.117), Beta (B1.351), dan Delta
(B.1.617) juga telah ditemukan penyebarannya di berbagai daerah di Indonesia dengan
risiko penularan tinggi dan menyebabkan penuruna efikasi vaksin. Saat ini terrdapat
varian baru dari COVID-19 yaitu varian B.1.1.529 yang diberi nama Omicron. Varian ini
memiliki sedikitnya 30 substitusi atau perubahan asam amino, tiga delesi dan satu inersi
kecil. Adanya mutasi pada varian ini maka akan memengaruhi tes diagnostik, daya
penularan yang lebih cepat dan daya netralisasi antibodi yang menurun.

1. DEFINISI KASUS
Kasus COVD-19 diklasifikasikan menjadi kasus suspek, kasus probabel, dan kasus
konfirmasi. Klasifikasi kasus COVID-19 dilakukan berdasarkan penilaian kriteria klinis,
kriteria epidemiologis, dan kriteria pemeriksaan penunjang.
1. Kasus suspek
Yang dimaksud dengan kasus suspek adalah orang yang memenuhi salah satu kriteria
berikut:
a. Orang yang memenuhi kriteria klinis:
1) Demam akut, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan,
flu/hidung tersumbat, sesak napas, mual atau muntah, diare, dan penurunan
kesadaran; atau
2) Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dengan riwayat
demam (>38°C) dan batuk yang terjadi dalam 10 hari terakhir, serta
membutuhkan perawatan rumah sakit: atau
3) Ansomnia (kehilangan penciuman) akut tanpa penyebab lain yang
teridentifikasi
4) Ageusia (kehilangan pengecapan) akut tanpa penyebab lain yang
teridentifikasi
b. Seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi
COVID-19 atau klaster COVID-19 dan memenuhi kriteria klinis.
c. Seseorang dengan hasil pemeriksaaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag)
positif sesuai dengan penggunaan RDT-Ag, dan tidak memiliki gejala.
2. Kasus probable
Yang dimaksud dengan kasus probable adalah kasus suspek yang meninggal denngan
klinis meyakinkan COVID-19 dan memiliki salah satu kriteria sebagai berikut:
a. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium Nucletic Acid Amplification Test
(NAAT) atau RDT-Ag; atau
b. Hasil pemeriksaan laboratorium NAAT/RDT-Ag tidak memenuhi kriteria kasus
konfirmasi maupun bukan COVID-19 (discarded).
3. Kasus terkonfirmasi
Yang dimaksud dengan kasus terkonfirmasi adalah orang yang memnuhi salah satu
kriteria berikut:
a. Seseorang dengan pemeriksaan laboratorium NAAT positif.
b. Memenuhi kriteria kasus suspek atau kontak erat dan hasil pemeriksaan RDT-Ag
positif di wilayah sesua penggunaan RDT-Ag pada kriteria wilayah B dan C.
c. Seseorang dengan hasil pemeriksaan RDT-Ag positif sesuai dengan penggunaan
RDT-Ag pada kriteria wilayah C.
1.1. DEFINISI KASUS VARIAN OMICRON (B.1.1.529)
Varian Omicron menjadi varian yang perlu diwaspadai karena memiliki jumlah
mutasi yang tinggi, termasuk pada protein spike, dan berpotensi memiliki kemampuan
menghindari sistem imun yang lebih baik dan laju penularannya yang tinggi. Studi
epidemiologis didapatkan bahwa pada negara yang memiliki varian omicon, varian
ini dengan cepat menggantikan varian delta sebagai varian yang mendominasi.
Berdaarkan WHO, definisi kasus varian Omicron sebagai berikut:
a. Kasus suspek varian Omicron
1) Kasus terkonfirmasi COVID-19, apapun gejalanya sesuai definisi
kasus suspek yang memiliki kontak dengan kasus probable atau kasus
suspek varian Omricron
2) Kasus terkonfirmasi COVID-19 (sesuai definisi kasus WHO) yang
bertempat tinggal atau melakukan perjalanan dari area yang
mendeteksi Omicron dalam 14 hari sebelum timbulnya gejala.
b. Kasus probable Omicron
Kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan positif S-gene Target Failure (SGTF)
atau uji dteksi Single Nucleotide Polymorphism (SNP) berbasisPCR mengarah
ke varian Omicron.
c. Kasus terkonfirmasi varian Omicron
Individu yang terkonfirmasi dengan hasil pemeriksaan sekuensing positif
Omicron SARS-CoV-2.

2. DERAJAT PENYAKIT
a. Tanpa gejala
Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasiien tidak ditemukan gejala.
b. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala yang muncul seperti dmam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,
mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti
hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, anosmia, atau ageusia yang
muncul sebelum onset gejala pernapasan sering dilaporkan. Pasien usia tua
dan immunocompromised gejalla tipkal seperti fatigue, penurunan kesadaran,
mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, delirium, dan tidak ada demam.
c. Sedang
Pada pasien remaja atau dewasa, pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat.
Pada pasien anak-anakdengan tanda klinis pneumonia tidak berat dan tidak
ada tanda pneumonia berat.
d. Berat/Pneumonia berat
Pada pasien remaja atau dewasa, pasien dengan tanda klinis pneumonia
ditambah satu dari frekuensi napasdistres pernapasan berat atay pada udara
ruangan. Atau pada pasien anak dengan tanda klinis pneumonia ditambah
setidaknya dari satu di bawah ini:
1) Sianosis sentral
2) Distres pernapasan berat seperti napas cepat, grunting, tarikan dada
yang sangat berat)
3) Tanda bahaya umum; ketidakmampuan menyusu atau minum,
penurunan kesadaran atau kejang
4) Napas cepat
e. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrom (ARDS), sepsi dan syok
sepsi, atau kondisi lainnya yang membutuhkan alat penunjang hidup seperti
ventilasi mekanin atau terapi vasopresor.

c. FAKTOR PENYEBAB COVID-19


Penyakit infeksi virus ini pertama kali pada bulan Desember 2019 di kota Wuhan,
ibukota Hubei, Cina, COVID-19 memiliki gejala yang bervariasi mulai dari
asimtomatik hingga pneumonia berat dengan gagal napas akut. Masih tingginya jumlah
kasus COVID-19 di banyak negara secara umum dipicu oleh ketidakdisiplinan
masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, munculnya varian virus yang lebih
menular, dan program vaksinasi yang belum terlaksana sepenuhnya. COVID-19 varian
Delta menjadi varian baru yang paling dikhawatirkan dan ditakuti sebab varian ini
dpaling cepat menular . Kasus COVID-19 di Brasil juga menimbulkan virus varian
Gamma yang sebelumnya disebut varian Brasil, hal ini terjadi karena kebijakan
Presiden Jair Bolsonaro yang tidak tegas dalam menangani pandemi, dianggap cukup
memicu terjadinya kematian akibat COVID-19 di Brasil.
Indonesia dengan kasus COVID-19 yang semakin meningkat menjadi negara
dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara. Bahkan dipertengahan
Juli, Indonesia disebut melampaui India sebagai pusat baru pandemi virus corona di
Asia. Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia pasca lebaran sangat
mengkhawatirkan karena upaya pemerintah untuk mengatasi pandemi dengan berbagai
kebijakkan protokol kesehatan dan pengetahuan pergerakkan masyarakat belum terlihat
hasilnya.

d. PENCEGAHAN COVID-19
1) Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus corona, atau orang yang sedang sakit demam, batu, dan pilek
2) Lakukan isolasi mandiri apabila terkena dengan cara tinggal terpisah dari
orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar
tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang oranng lain gunakan
3) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat
4) Tutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk dengan tisu, kemudia buang
tisu ke tempat sampah
5) Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersilan lingkungan
termasuk kebersihan rumah
6) Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan
7) Melakukan vaksinasi sesuai yang dianjurkan yaitu; vaksin 1, vaksin 2 dan
booshter
8) Melakukan gerakan 5 M yaitu:
a. Mencuci tangan setidaknya selama 20 detik beberapa kali sehari terutama
saat:
i) Sebelum memasak atau makan
ii) Setelah menggunakan kamar mandi
iii) Setelah menutup hidung saat batuk atau bersin.
Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya, gunakan sabun dan air
atau pembersih tangan dengan alkohol setidaknya dengan kadar 60%.
b. Memakai masker
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari
terkena droplets
d. Menjauhi kerumunan
e. Mengurangi mobilitas

Vaksin merupakan salah satu upaya dalam menangani COVID-19 termasuk di


Indonesia. Terdapat 8 jenis vaksin yang sudah beredar di dunia dengan
berbagai platform. Pengembangan vaksin merah putih, yaitu dengan isolat
virus yang bertransmisi di Indonesia juga sudah dilaksanakan.

e. PENGOBATAN COVID-19 DAN KEILMUAN YANG DIPAKAI


i. Pengobatan COVID-19
Pengobatan COVID-19 dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan
karantina di rumah sakit rujukan
2. Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
3. Menganjurkan penderita COVID-19 untukmelakukan isolasi mandiri dan
istirahat yang cukup
4. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk
menjaga kadar cairan tubuh

ii. Keilmuan yang dipakai


(1) Epidemiologi
Epidemiologi secara harfiah dapat dikatakan ilmu yang mempelajari
suatu penyakit yang ada diantara masyarakat atau populasi.
Epidemiologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam
mencari penyebab penyakit. Selain sebagai ilmu dalam mencari
penyeab suatu penyakit, juga digunakan dalam pemilihan upaya
pencegahan penyakit.
(2) Virologi
Virologi merupakan cabang biologi yang mempelajari ilmu tentang
seluk-beluk kehidupan virus atau makhluk suborganisme. Virologi
memiliki posisi strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari
karena bermanfaat bagi industri farmasi dan pertisida.
BAB III

PENUTUP

a. KESIMPULAN
Covid-19 adalah singkatan dari Corona Virus Disease 2019 yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus corona baru yang awalnya terjadi pada tahun 2019. Asal mula
terjadinya peyakit ini karena terjadinya kasus pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya pada tanggal 12 Desember 2019 di Wuhan, Cina yang terjadi pada pasar
ikan Huanan yang juga menjual binatang ternak dan hewan liar. Penyebaran COVID-19
masih terjadi karena kurangnya tingkat rasa peduli masyarakat terhadap protokol
kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penyebaran virus ini dapat ditularkan
melalui kontak fisik maupun udara maka dari itu pemerintah menganjurkan masyarakan
untuk mengamalkan gerakan 5 M serta menjaga jarak aman (social distancing) minimal 1
meter. COVID-19 memiliki berbagai varian gejala mulai dari tanpa gejala hingga gejala
kronis atau pneumonia berat. Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kematian
penduduknya tinggi akibat COVID-19, hal ini dikarenakan kurang tanggapnya
pemerintah dengan isu virus ini sebelum masuk ke dalam Indonesia. Covid-19 memiliki
beberapa varian baru dari virus SARS-CoV-2 seperti Alpha (B.117), Beta (B1.351) dan
Delta (B.1.617) dengan risiko penularan tinggi dan menyebabkan penurunan efikasi
vaksin. Saat ini terdapat varian baru dari COVID-19 yaitu varian B.1.1.529 yang diberi
nama Omicron.

b. SARAN
Peran masyarakat sebagai bentuk upaya pencegahan COVID-19 sangatlah penting, perlu
peran aktif semua belah pihak juga untuk dapat terealisasikan penanggulangan COVID-
19. Untuk itu perlu langkah tepat yang harus dilakukan seperti memperkuat komitmen
dalam menjalankan protokol kesehatan, membangun komitmen bekerja sama dalam
program vaksinasi dan menerapkan kebijakan yang jelas dan tegas dalam melindungi
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Erlina dkk. 2022. Pedoman Tatalaksana Covid-19 Volume 4. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia.

Fadli, Rizal. 2021. “Mengenal Protokol Kesehatan 5M untuk Cegah Covid-19”,


https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-protokol-kesehatan-5m-untuk-cegah-covid-19,
diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 22.33

Simanjuntak, Marchel Rianra Glendrikho. 2020. “Penyakit Menular”,


https://osf.io/3yagw/download/?format=pdf, diakses pada 6 Oktober 2022 pukul 21.38

Suprobowati, Oki Dwi dan Kurniati, Iis. 2018.


“Virologi”,http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/
Virologi_SC.pdf, diakses pada 27 Oktober 2022 pukul 22.31

Muhammad, Simela Victor. 2021. Pandemi Covid-19 sebagai Persoalan Serius banyak Negara
di Dunia Volume 3. Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.

Irwan. 2020. “Epidemiologi Penyakit Tidak Menular”,


https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/1783/Irwan-Buku-Epidemiologi-Penyakit-
Tidak-Menular.pdf, diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 22.27

Anda mungkin juga menyukai