Anda di halaman 1dari 13

POLIO

SEBAGAI SALAH SATU TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

SEMESTER 3

Dosen Pengampu : Muhammad Mudzakkir, M.Kep

Disusun oleh Kelompok 1

1. Restu Sulistiah (2025050006)


2. Restiana Ledy M (2025050019)
3. Ariyanti (2025050025)
4. Nawaris Sufil F (2025050036)

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Polio”
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan
Medikal Bedah 2. Pembuatan bisa berlangsung dengan lancar karena bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Dengan demikian, di kesempatan kali ini juga penulis menghaturkan rasa
terima kasih.
Meskipun demikian, penulis sungguh-sungguh sadar kalau masih ada banyak
kekurangan-kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami menantikan kritik beserta
saran yang membangun oleh segenap pihak untuk kami pakai sebagai materi evaluasi demi
menambah kualitas diri nantinya.

Kediri, 24 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. TUJUAN ....................................................................................................... 1
C. MANFAAT .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. KONSEP MEDIS......................................................................................... 3
1. DEFINISI ............................................................................................... 3
2. ETIOLOGI ............................................................................................ 3
3. PATOFISIOLOGI ................................................................................ 4
4. PATHWAY ............................................................................................ 5
5. TANDA DAN GEJALA ........................................................................ 6
6. PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHAN ................................ 6
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................................... 7
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................... 8
1. PENGKAJIAN ...................................................................................... 8
2. DIAGNOSA ........................................................................................... 8
3. INTERVENSI ........................................................................................ 9
4. IMPLEMENTASI ................................................................................. 16
5. EVALUASI ............................................................................................ 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 17
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 17
B. SARAN ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio dan
biasanya menyerang anak-anak dengan gejala lumpuh layuh akut (AFP=Acute
Flaccid Paralysis). Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh
virus. Polio menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam
hitungan jam. Virus ini memasuki tubuh melalui mulut dan berkembang biak dalam
usus. Gejala awal adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan pada
leher dan nyeri pada anggota badan. Satu dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan
ireversibel (biasanya di kaki). Di antara mereka yang lumpuh, 5% sampai 10%
meninggal ketika otot pernapasan mereka lumpuh.
Di Indonesia banyak dijumpai penyakit polio terlebih pada anak-anak, hal ini
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Disamping asupan gizi juga dapat
dipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua, apalagi dengan kondisi di negeri ini
yang masih banyak dijumpai keluarga kurang mampu sehingga kebutuhan gizi
anaknya kurang mendapat perhatian. Peran serta pemerintah disini sangat diharapkan
untuk membantu dalam menangani masalah gizi buruk yang masih banyak ditemui
khususnya di daerah terpencil atau yang jauh dari fasilitas pemerintah, sehingga sulit
terjangkau oleh masyarakat pinggiran. Jika hal ini tidak mendapat perhatian, maka
akan lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang menderita penyakit polio.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari polio
2. Untuk mengetahui etiologi polio
3. Untuk mengetahui patofisiologi polio
4. Untuk mengetahui pathway dari polio
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari polio
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan dari polio
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk polio
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari polio
C. MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca, agar pembaca
dapat menambah pengetahuan tentang Polio. Dan bagi penulis mampu memahami
tentang bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien poliomielitis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Poliomyelitis atau polio adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan
kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan sangat
menular, tetapi dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio.  
Sebagian besar penderita polio adalah balita, terutama yang belum menjalani
imunisasi polio. Namun, polio dapat dialami oleh siapa saja tanpa batasan usia. Selain
kelumpuhan permanen, polio juga dapat menyebabkan gangguan pada saraf
pernapasan sehingga penderitanya kesulitan bernapas.

2. ETIOLOGI
Penyebab polio adalah infeksi poliovirus. Ketika memasuki mulut, virus tersebut
akan berjalan masuk ke saluran pencernaan dan mulai menggandakan diri. Dalam
beberapa kasus, virus juga bisa memasuki pembuluh darah dan menyebar ke sistem
saraf.Kemudian penderitanya akan membuang kotoran yang telah terkontaminasi
virus polio ke lingkungan, dan membuat virus dapat menyebar dengan cepat, terutama
jika lingkungan tersebut memiliki sanitasi buruk. Virus polio hanya menginfeksi
manusia melalui:

 Kontak dengan feses (kotoran) orang yang terinfeksi


 Paparan tetesan dari bersin atau batuk orang yang terinfeksi

Seseorang dapat terinfeksi virus polio jika:

 Tidak mencuci tangan ketika ada kotoran di tangan dan tangan tersebut menyentuh
mulut
 Memasukkan benda-benda seperti mainan yang terkontaminasi kotoran ke dalam
mulut
 Mengonsumsi makanan maupun minuman yang diolah secara tidak sehat. Pasalnya,
virus dapat hidup di kotoran orang yang terinfeksi selama berminggu-minggu
sehingga dapat mencemari makanan dan air dengan sanitasi yang buruk.

Orang yang sudah terinfeksi dengan virus dapat menyebarkan virus polio
tersebut bahkan sebelum gejala muncul sampai beberapa minggu setelahnya.
Penderita polio tanp gejala sekali pun tetap dapat menularkan virus ini pada orang
lain. 

Faktor risiko

Faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terkena polio:

 Belum divaksinasi polio


 Berusia di bawah 5 tahun, terutama yang belum divaksinasi
 Gangguan kekebalan tubuh, misalnya, HIV atau kanker
 Kehamilan
 Stres berat
 Sedang merawat pasien polio
 Bekerja di laboratorium yang menangani virus polio hidup
 Bepergian ke daerah dengan angka polio yang tinggi

3. PATOFISIOLOGI
4. PATHWAY
5. TANDA DAN GEJALA
Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka telah
terinfeksi polio, sebab virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala
atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Meskipun demikian, penderita
polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada orang lain.
Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang
menyebabkan kelumpuhan (paralisis). Berikut adalah gejala kedua jenis polio
tersebut:
Polio nonparalisis
Polio nonparalisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan.
Gejala polio ini muncul 6-20 hari sejak terpapar virus dan bersifat ringan. Gejala
berlangsung selama 1-10 hari, dan akan menghilang dengan sendirinya. Gejala
tersebut meliputi:

 Demam
 Sakit kepala
 Radang tenggorokan
 Muntah
 Otot terasa lemah
 Kaku di bagian leher dan punggung
 Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai

Polio paralisis

Polio paralisis adalah jenis polio yang berbahaya karena dapat menyebabkan
kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Gejala awal polio
paralisis serupa dengan polio nonparalisis. Namun dalam waktu 1 minggu, akan
muncul gejala berupa:

 Hilangnya refleks tubuh


 Ketegangan otot yang terasa nyeri
 Tungkai atau lengan terasa lemah

Sindroma paska polio

Polio sangat mungkin untuk muncul kembali meskipun seseorang telah


dinyatakan sembuh. Hal ini dapat terjadi 15 - 40 tahun setelah  seseorang pertama kali
terinfeksi. Gejala yang sangat umum terjadi antara lain adalah:

 Kelemahan pada otot dan sendi.


 Nyeri otot yang terus memburuk.
 Menjadi mudah lelah dan lesu.
 Berkurangnya massa otot.
 Kesulitan dalam menelan dan bernapas.
 Sleep-apnea, gangguan bernapas pada saat tidur.
 Rendahnya toleransi terhadap coach dinging.
 Depresi.
 Masalah dalam konsentrasi dan daya ingat.

6. PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHAN


a) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan poliomielitis atau polio tidak ada yang spesifik, melainkan
hanya berupa penatalaksanaan suportif untuk mengurangi gejala dan
meminimalisir gejala sisa dari infeksi virus polio.
Penatalaksanaan Akut
Tata laksana poliomielitis akut berupa tirah baring total untuk mencegah
perluasan kelumpuhan, serta pemberian terapi simtomatik seperti antipiretik,
analgetik, atau antiemetik. Antispasmodik juga dapat diberikan untuk merelaksasi
otot-otot yang spasme. Pasien juga harus menjalani fisioterapi ringan pada otot
yang mengalami lumpuh layu untuk mencegah/meminimalisir kontraktur otot dan
ankilosis sendi, serta supaya fungsi otot dapat dipertahankan senormal mungkin.
b) Pencegahan
Pencegahan polio dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi polio. Vaksin
polio mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit polio dan aman diberikan
kepada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ada dua bentuk vaksin
polio, yaitu suntik (IPV) dan obat tetes mulut (OPV).
Polio dalam bentuk obat tetes mulut (OPV-0) diberikan kepada bayi sesaat
setelah lahir. Selanjutnya, vaksin polio akan diberikan sebanyak empat dosis, baik
dalam bentuk suntik (IPV) atau obat tetes mulut (OPV). Berikut adalah jadwal
pemberian keempat dosis vaksin polio tersebut:

 Dosis pertama (polio-1) diberikan saat usia 2 bulan.


 Dosis kedua (polio-2) diberikan saat usia 3 bulan.
 Dosis ketiga (polio-3) diberikan saat usia 4 bulan.
 Dosis terakhir diberikan saat usia 18 bulan, sebagai dosis penguat.
Dalam tiga dosis pertama (polio-1 hingga polio-3), seorang bayi setidaknya harus
mendapat satu dosis vaksin polio dalam bentuk suntik (IPV).

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya imunisasi


polio, pemerintah menyelenggarakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di seluruh
wilayah Indonesia. Melalui kegiatan ini, semua bayi dan anak balita (usia 0-59 bulan)
akan diberikan vaksinasi polio tambahan tanpa mempertimbangkan apakah
imunisasinya sudah lengkap atau belum.

Vaksin polio untuk dewasa

Vaksin polio juga diberikan kepada orang dewasa yang belum pernah
melakukan vaksinasi polio. Vaksin polio untuk dewasa diberikan dalam bentuk suntik
(IPV) yang terbagi menjadi tiga dosis. Berikut adalah pembagian dosisnya:

 Dosis pertama dapat diberikan kapan saja.


 Dosis kedua diberikan dengan jeda waktu 1-2 bulan.
 Dosis ketiga diberikan dengan jeda waktu 6-12 bulan setelah dosis kedua.

Orang dewasa yang akan bepergian ke negara dengan kasus polio aktif juga
dianjurkan untuk melakukan vaksinasi polio. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
pencegahan ketika berinteraksi dengan penderita atau orang yang diduga menderita
polio.

Efek samping yang dapat terjadi setelah pemberian suntikan polio adalah rasa
nyeri dan kemerahan pada area suntikan. Beberapa orang mungkin mengalami alergi
setelah vaksinasi, dengan gejala berupa:

 Demam
 Pusing
 Tubuh terasa lemas
 Muncul ruam
 Jantung berdebar
 Sesak napas

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis polio biasanya dilakukan dokter berdasarkan gejalanya, seperti leher
dan punggung yang kaku hingga kesulitan menelan dan bernapas. Dalam memastikan
diagnosis, dokter dapat mengambil sampel yang akan diuji di laboratorium untuk
menentukan keberadaan virus polio.  Virus polio dapat dideteksi dalam sampel
spesimen yang diambil dari tenggorokan, feses, dan terkadang cairan serebrospinal.
Dari spesimen tersebut, dokter akan mendeteksi keberadaan virus melalui beberapa
metode berikut ini.
a) Kultur sel poliovirus
Virus polio akan diisolasi melalui kultur sel. Metode ini dilakukan dengan
menyediakan media pertumbuhan bagi virus. Sampel yang telah diolah akan
dimasukkan ke media tersebut. Sampel yang positif mengandung poliovirus akan
menunjukkan kerusakan sel kultur (cytopathic effect).
b) Tes PCR
Melalui pemeriksaan ini virus dapat dideteksi dengan melacak keberadaan
material genetik dari virus polio pada sampel.
c) Tes serologi
Tes serologi adalah pemeriksaan darah untuk mendeteksi antibodi tertentu dalam
darah. Melalui pemeriksaan tes serologi poliovirus, kadar antibodi yang dihasilkan
sistem imun pasien terhadap virus polio akan diukur.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA
 Defisit nutrisi b.d mencerna makanan
 Hipertermi b.d proses infeksi.
 Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
 Nyeri kronis b.d kerusakan sistem saraf.
 Gangguan mobilitas fisik b.d neuromuscular
 Ansietas b.d krisis situasional

3. INTERVENSI
No Diagnosis Luaran Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan Keperawatan
1. • Defisit nutrisi Tujuan: setelah 1. Identifikasi status . Untuk
b.d mencerna diberikan Tindakan nutrisi mengetahui
makanan Keperawatan 2. Identifikasi makanan status nutrisi
selama 2x24 jam, yang disukai pada pasien
diharapkan difisit 3. Sajikan makanan 2. Agar
nutrisi membaik secara menarik dan suhu menambah
Kriteria hasil: yang sesuai nafsu makan
- nafsu makan 4. Anjurkan posisi duduk pasien
membaik jika perlu 3. Supaya
- membran mukosa 5. Kolaborasi dengan ahli pasien lebih
membaik gizi jika perlu tertarik
- frekuensi makan dengan
membaik makanan nya
- porsi makanan dan nyaman.
yang dihabiskan 4. Agar lebih
meningkat. mudah saat
  makan dan
terhindari dari
tersedak
5. Untuk
mengetahui
makanan apa
yang
dianjurkan
untuk pasien
dan yang
tidak
dianjurkan.
4. IMPLEMENTASI
5. EVALUASI

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Imunisasi polio digunakan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis atau penyakit polio.

Pemberian imunisasi polio bisa dilakukan dengan cara menyuntikannya secara subkutan
atau dengan cara meneteskan vaksin polio ke dalam mulut. Jenis vaksin polio yaitu Inactived
Poliomyelitis Vaccine (IPV) dan Oral Polio Vaccine (OPV). Pencegahan polio antara lain
melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh.

B. SARAN

Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui pengertian imunisasi khususnya imunisasi


polio, jenis dan jadwal pemberian, kontra indikasi, dan teknik pemberian imunisasi polio.

Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang sebenarnya tentang


pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan sehingga masyarakat tidak perlu takut.
DAFTAR PUSTAKA

dr. Tijin Willy. 2019. Polio. (Online). Tersedia : https://www.alodokter.com/polio, diunduh


14 Oktober 2021.

dr. Karlina Lestari. 2020. Polio. (Online). Tersedia : https://www.sehatq.com/penyakit/polio,


diunduh 14 Oktober 2021.

dr. Dr. Riawati MMedPH. 2017. Penatalaksanaan Poliomielitis. (Online). Tersedia:


https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-
infeksi/poliomielitis/penatalaksanaan, diunduh 14 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai