Anda di halaman 1dari 27

PERILAKU MEROKOK DI KALANGAN PELAJAR

Ditunjukkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi dengan guru


pembimbing Ibu Yuyun Yunengsih S.Sos, S.Pd

Disusun oleh:
Satria Pradistya Prayitno
Kelas X.B
NISN: 0087529770

0
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
KANTOR CABANG DINAS WILAYAH III

SMA NEGERI 1 SETU


Jl. Pala Raya Perum Graha Mustika Media Desa Lubang Buaya Kec. Setu Kab.Bekasi
2023 / 2024

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang perilaku
merokok di kalangan pelajar. Makalah ilmiah ini telah saya susun
dengan maksimal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

1
Terlepas dari semua itu, saya meyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang perilaku


merokok di kalangan pelajar ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca yang masih duduk di bangku pelajar.

2
DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR

ISI......................................................................................................................2

BAB I

PENDAHULUAN..................................................................................................3

A. Latar

Belakang..............................................................................................................3

B. Rumusan

Masalah.........................................................................................................4

C. Identifikasi Masalah /

Hipotesis....................................................................................4

D. Landasan Teori

.............................................................................................................4

BAB II TINJAUAN

PUSTAKAI......................................................................................5

A. Pemahaman

Rokok.......................................................................................................5

B. Rokok di

Indonesia.......................................................................................................6

C. Bahan Kimia yang Terkandung Dalam

Rokok….........................................................6 D. Pencegahan Rokok Sejak


3
Kecil......................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................9

A. Faktor yang Mendorong Pelajar Mengkonsumsi

Rokok.............................................9

B. Dampak Mengkonsumsi Rokok Pada

Pelajar.............................................................9

C. Cara Mengatasi Remaja yang Kecanduan

Merokok...................................................11

BAB IV

PENUTUP.........................................................................................................12

A.

Kesimpulan.................................................................................................................1

B.

Saran...........................................................................................................................1

DAFTAR

PUSTAKA.....................................................................................................14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada kehidupan remaja saat ini, merokok merupakan suatu

4
pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap
dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak
dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun
orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di
dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya.
Sekarang ini kegiatan merokok juga banyak dilakukan oleh remaja
yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di
depan kelompoknya karena mereka sangat tertatik kepada kelompok
sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Hal
ini sebenarnya telah diketahui oleh remaja khususnya dan umumnya
masyarakat dunia, bahwa merokok itu mengganggu kesehatan.
Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional,
bahkan internasional.
Pemerintah tentunya juga tidak tinggal diam atas fenomena
banyaknya kebiasaan merokok pada kalangan masyarakat,khususnya
kalangan remaja yang masih berstatus pelajar. Selain kebijakan
kebijakan pemerintah akan larangan merokok diberbagai tempat
umum seperti rumah sakit, di kantor-kantor, lingkungan sekolahan,
serta tempat umum lainnya tentunya pemerintah juga mengeluarkan
peraturan yang sah seperti peraturan pemerintah RI Nomor 81 Tahun
1999 tentang “pengamanan Rokok Bagi kesehatan” yang dikeluarkan resmi
oleh Presiden. Masalah perilaku mengkonsumsi rokok tidak hanya
5
terjadi pada kalangan remaja ataupun kalangan pelajar pada masyarakat
kota metropolis saja, akan tetapi sehubungan dengan berbagai
pengaruh dan perilaku remaja karena pergaulan, maka pemuda atau
remaja bahkan pelajar di pedesaan saja juga telah banyak yang
melakukan kegiatan merokok. Dari kondisi itulah maka
dalampenelitian ini akan mengangkat topik dan masalah penelitian
tentang perilaku merokok pada kalangan pelajar. Penulis merasa
tertarik untuk melaksanakan penelitian ini karena kehidupan remaja
khususnya para pelajar di sebagian besar tempat merokok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa Saja Faktor yang Mendorong Pelajar Mengkonsumsi Rokok?
2. Bagaimana Dampak Mengkonsumsi Rokok pada Pelajar?
3. Bagaimana cara mengatasi remaja yang kecanduan rokok?

6
C. Identifikasi Masalah / Hipotesis
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut,
membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning, dan
terjadi karies.Alasan pertama kali merokok yang paling dominan adalah
karena coba-coba, diikuti oleh pengaruh iklan TV, ingin kelihatan gagah,
dan dipaksa teman. Faktor lingkungan keluarga dan masyarakat.

D. Landasan Teori
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang
merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli
Ibrahim, 2001). Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang
dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia
berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan.
Perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang
yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku
sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron &
Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim. Pelajar setingkat SMA dapat dikatakan
sebagai usia remaja , oleh karena itu sitislah remaja adalah istilah yang
umum yang ada dikalangan dunia pendidikan. Masa ini merupakan
masa peralihan dari anak ke usia dewasa, sehingga akan rentan
terhadap masalah dan konflik. Pada masa ini juga terjadi perubahan
7
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan mereka sedang
mengalami masa peralihan, hingga banyak dari mereka yang memilih
untuk menunjukkan jati diri dengan cara merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemahaman Rokok
Rokok adalah sebuah benda yang berbentuk silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung
negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau
kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
yang lainnya.Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak
atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam
saku. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memeringatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
8
paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya pesan
tersebut sering diabaikan).

Pengertian rokok menurut PP No. 81/1999 pasal 1 ayat 1 adalah hasil


olahan
tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau
tanpa bahan tambahan. Lebih dari 4000 jenis bahan kimia dapat
diproduksi hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja.
Dari jumlah tersebut, 400 diantaranya beracun dan 40 dapat terakumulasi
dalam tubuh. Rokok juga bersifat zat adiktif karena dapat menyebabkan
adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi seseorang yang
menghisap rokok. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif) (Setyani dan Sodik,
2018). Menurut Permenkes RI No. 109 Tahun 2012 Merokok menyebabkan
terjadinya perubahan cepat dan lambat dalam kadar zat uji tertentu.
Hanya dengan menghisap rokok 1-5 batang rokok menyebabkan
perubahan drastis dalam waktu satu jam, yang mengakibatkan
peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, glisero bebas, aldosteron dan
kortisol (RI, 2012). Ada banyak faktor yang memicu satu sama lain
sehingga seolah-olah menjadi lingkungan hitam karena menjadi sulit.
9
Dari segi kesehatan, merokok dapat menyebabkan penyumbatan
pembuluh darah dan menyebabkan kanker, menyebabkan kematian,
meningkatkan kadar kolesterol darah, dan menyebabkan tekanan darah
tinggi (hipertensi), serta penyakit jantung koroner, oleh karena itu
merokok harus dihentikan sebagai upaya pencegahan dini (Setyani dan
Sodik, 2018). Kebiasaan merokok juga berpengaruh buruk terhadap
kebiasaan (habits) seseorang, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi
pembentukan kepribadian seseorang. Sifat rokok yang terus menerus
membuat ketagihan (adiktif), sehingga sangat sulit untuk menghilangkan
kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok menyebabkan seseorang
menjadi lebih egois, hal ini dapat dibuktikan dengan kebiasaan merokok
di tempat umum atau di ruang publik. Perokok mengabaikan aturan-
aturan (norma) dan dilarang merokok ditempat umum. Kebiasaan ini
sangat merugikan kesehatan orang lain karena menjadikan mereka yang
tidak mengkonsumsi rokok sebagai perokok pasif yang jauh lebih
berbahaya dibandingkan dengan perokok aktif (Rahmah, 2015).

B. Rokok di Indonesia
Rokok di Indonesia adalah hal umum. Terdapat sekitar 57 juta
perokok di Indonesia. Di antara masyarakat Indonesia, 63% dari pria dan
5% dari wanita dikabarkan adalah perokok, total 34% dari populasi. 88%
perokok Indonesia menggunakan kretek rasa cengkih. Pabrik-pabrik
10
Kretek mempekerjakan langsung lebih dari 180.000 orang di Indonesia
dan 10 juta orang tambahan secara tak langsung. Indonesia adalah pasar
tembakau terbesar kelima di dunia. Pada 2008, lebih dari 165 miliar rokok
dijual di negara tersebut. pada abad ke-20, penelitian mulai menunjukkan
bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan. Rokok dapat menyebabkan
berbagai penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung, dan penyakit lain
Perusahaan-perusahaan tembakau besar yang mendominasi pasar di
Indonesia yang diurutkan menurut tahun berdirinya:

 Posisi pertama ditempati oleh HM Sampoerna/Hanjaya Mandala


Sampoerna (Philip Morris International, 1913)
 Posisi kedua ditempati oleh Bentoel International Investama
(British American Tobacco, 1930)
 Posisi ketiga ditempati oleh Nojorono Tobacco International (1932)
 Posisi keempat ditempati oleh Djarum (1951)
 Posisi kelima ditempati oleh Gudang Garam (1958)

Dari kelima perusahaan rokok tersebut, ada 4 dari 5 perusahaan rokok


yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia adalah PT HM Sampoerna
Tbk, PT Bentoel International Investama Tbk (Namun, sudah delisting
dari Bursa Efek Indonesia), PT Gudang Garam Tbk, dan PT Wismilak Inti
Makmur Tbk. WHO menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat
11
ketiga di dunia untuk total jumlah perokok.

C. Bahan Kimia yang Terkandung Dalam Rokok


Banyak sekali bahan kimia berbahaya yang di gunakan untuk
mempeosuksi rokok, Meskipun demikian, hanya tar dan nikotin saja yang
dicantumkan dalam bungkus rokok.
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung dalam rokok:

1. Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks, zat


ini juga dapat membuat perokok menjadi kecanduan. Nikotin
berasal dari daun tembakau.
2. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4.000 bahan kimia yang mana 60
bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
3. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang
mudah terbakar dan tidak berwarna.
5. Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
6. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga
dikenal sebagai metil alkohol.
7. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga
merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
8. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun
12
dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
9. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk
mengawetkan mayat.
10.Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk
membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat
plastik dan pestisida.
11.Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
12.Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam
asap buangan mobil dan motor.

D. Pencegahan Rokok Sejak Kecil


Hampir sebagian besar orang dewasa yang merokok mengaku bahwa
mereka memulai kebiasaan tersebut sejak masih kecil. Alasan mereka
merokok pun banyak sekali, semisal agar terlihat keren, agar dapat
diterima di pergaulan, karena penasaran, merasa sudah dewasa, dan
semacamnya. Sebuah riset yang dilakukan oleh Centers for Disease
Control and Prevention pada 2016, menemukan bahwa 8 persen anak usia
sekolah menengah di Amerika Serikat adalah perokok aktif. Meski hal itu
terjadi di Amerika Serikat, tetapi angka tersebut cukup relevan jika
melihat kondisi pergaulan remaja di Indonesia. Malah bisa jadi, angka
anak usia sekolah yang merokok di Indonesia lebih besar dari itu. Apabila
orangtua benar-benar ingin agar anak tidak merokok dan menjalankan
13
gaya hidup sehat, berikut ini terdapat kiat jitu agar anak tidak tumbuh
sebagai perokok:
1. Orangtua pun Tidak Boleh Merokok.
Sebelum ibu atau suami menginginkan anak tidak merokok,
pastikan terlebih dahulu bahwa kalian juga bukanlah perokok. Hal
ini perlu dilakukan karena bagi anak orangtua adalah teladan
mereka. Kebiasaan entah itu baik atau buruk akan menjadi
pembenaran bagi mereka bahwa hal tersebut boleh dilakukan. jika
ibu atau suami adalah perokok yang masih sulit untuk
menghentikan kebiasaan ini, hindari merokok dekat anak atau
jangan merokok di sekitar rumah. Meski begitu, mengurangi
intensitas rokok hingga memutuskan benar-benar berhenti
merokok adalah pilihan yang paling tepat.
2. Jaga Hubungan Baik dengan Anak.
Kebanyakan anak yang merokok adalah anak yang tidak dekat
dengan orangtua, entah itu karena orangtua sibuk bekerja atau
alasan lain. Dengan begitu, pergaulan anak menjadi tidak dapat
dikontrol dan anak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.
Tidak hanya merokok, kemungkinan yang dapat terjadi jika
orangtua kurang menjaga hubungannya dengan anak antara lain
pergaulan bebas, kecanduan minuman keras, bahkan penggunaan
obat-obat terlarang. Hubungan dan kedekatan yang terjalin dengan
14
anak akan memudahkan orang tua untuk mengontrol pergaulan
anak. Selain itu, anak juga akan merasa lebih dipedulikan dan
merasa kehadiran orangtua sangat penting. Sehingga, anak akan
merasa tidak ingin membuat orangtua kecewa. Dengan begitu, anak
pun akan menghindari rokok dengan penuh kesadaran.
3. Akrab dengan Teman Main Anak
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, alasan anak merokok
adalah karena ajakan teman-temannya. Selain harus menjaga
hubungan baik dengan anak, orangtua juga dirasa perlu untuk
mengakrabkan diri dengan teman-temannya. Apabila teman-
temannya sudah tahu bahwa anaknya tidak pernah diizinkan untuk
merokok, mereka akan menjaga kepercayaan kamu demi dapat
berteman dengan anak.
4. Ingatkan Bahwa Merokok Tidak Baik dan Ajari Gaya Hidup Sehat
Saat masih anak-anak.
wajar saja jika ia masih sepenuhnya paham tentang bahaya suatu
hal. Nah, ini merupakan tugas orangtua untuk menjelaskan tentang
bahaya rokok. Sebab tanpa informasi yang tepat, anak bisa terlanjur
tumbuh menjadi perokok tanpa mengindahkan bahayanya. Selain
itu, orangtua juga dapat mengajari anak untuk hidup sehat dengan
rajin berolahraga dan selalu mengonsumsi makanan bergizi demi
tumbuh kembang yang maksimal.
15
BAB III PEMBAHASAN

A. Faktor yang Mendorong Pelajar Mengkonsumsi Rokok


Persentase perokok berumur 15-19 tahun sempat meningkat pada
2020. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok pada remaja,
antara lain faktor psikologis yaitu perasaan stres, cemas, bosan, ingin
tahu, serta tekanan teman sebaya turut andil mempengaruhi individu
untuk mulai merokok.

Faktor lain yang mendorong pelajar memiliki perilaku merokok


berawal dari coba-coba dan menunjukkan jati diri remaja itulah, maka
lama kelamaan menjadi sebuahkebutuhan yang dianggap dapat
memberikan kenikmatan bagi perokok, tanpa menghiraukan dampaknya
bagi diri dan lingkungannya. Para remaja beranggapan bahwa melalui
rokok akan tampak gagah, jantan dan diperhitungkan oleh lingkungan
dalam kelompoknya. namun di lain pihak dapat menimbulkan
dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya
atau Ingin mencoba citarasa ( menthol, cappuccino, teh hitam, dll ) yang
dijanjikan oleh iklan rokok serta harga yang murah dan mudah didapat,
Ingin tampil macho, gaul, dianggap dewasa, setia kawan, dan Persepsi
bahwa rokok dapat menghilangkan rasa stress.
16
B. Dampak Mengkonsumsi Rokok pada Pelajar
Dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok di kalangan pelajar
adanya sebuah anggapan bahwa sebagaian remaja dari responden yang
diteliti intinya mengemukakan bahwa merokok akan mempengaruhi
dalam aktivitasny kegiatan akan lebih bersemangat, bahkan sebuah
anggapan bahwa tanpa rokok menyebabkan gelisah, berujung
memiliki rasa kecanduan, jika tidak merokok akan menimbulkan rasa
malas serta kurang bersemangat dalam aktivitas. Merokok dapat
dijadikan sebagai aktivitas yang dapat menunjukkan jati diri mendapat
pengakuan (anticipatory beliefs) untuk menghilangkan kekecewaan
(reliefing beliefs) dan menganggap perbuatannya tersebut tidak
melanggar norma (permission beliefs/positive). Adapun dampak lain
yang ditimbulkan dari perilaku merokok di kalangan pelajar adanya
sebuah anggapan bahwa sebagaian remaja dari responden yang diteliti
intinya mengemukakan bahwa merokok akan mempengaruhi dalam.

Kandungan yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan masalah


gangguan kesehatan seperti:
a. Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah dalam tubuh
meningkat yaitu tekanan darah sistol >140 mmHg dan tekanan darah
17
diastole >90 mmHg. Apabila seseorang menghisap rokok, kandungan
rokok seperti nikotin akan menyebabkan meningkatnya tekanan darah,
hal ini dikarenakan nikotin merangsang pelepasan epinefrin dan
norepinefrin dari medulla adrenal dan ujung saraf terminal yang
menyebabkan peningkaatan denyut jantung dan kontraktilitas lebih besar
melalui stimulasi reseptor miokard. Melalui α-reseptor resistensi
pembuluh darah perifer meningkat hal itu menyebabkan meningkatnya
tekanan darah (Krystianti, 2017).

b. Penyakit Jantung Koroner (PJK)


Bahan kimia yang terkandung dalam rokok dapat mempengaruhi
proses pemecahan kolesterol dalam tubuh. Lemak yang memiliki densitas
yang rendah akan menempel pada permukaan dinding pembuluh darah.
Penempelan lemak pada dinding pembuluh darah akan menumpuk
apabila semakin lama dikumpulkan dan menyebabkan penyempitan
(Aterosklerosis). Aterosklerosis dapat menyebabkan terjadinya penyakit
jantung koroner dikarenakan pada saat suplai darah menuju jantung
terjadi gangguan akibat penyumbatan dalam darah sehingga
menyebabkan nyeri dada (Krystianti, 2017).

c. Stroke
Kandungan dalam rokok mengandung bahan kimia yang berbahaya
18
bagi tubuh termasuk didalamnya terkandung karbon monoksida,
formaldehid, dan hydrogen sianida yang masuk melalui pernapasan dan
ditransfer kedalam aliran darah. Kandungan kimia yang terdapat didalam
rokok akan meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kadar
klolesterol baik, hal ini dapat menyebabkan penumpukan dalam tubuh
sehingga terjadi aterosklerosis. Terjadinya aterosklerosis dapat
menyebabkan berkurangnya suplai darah ke otak sehingga aliran darah
ke otak terganggu dan menyebabkan rusaknya sel-sel otak sehingga
terjadinya stroke (Krystianti, 2017).

d. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan penyakit pada arteri besar yang sering
dihubungkan dengan gangguan metabolism lemak. Terdapat endapan
lipid yang disebut aterosklerosis di subintima arteri. Plak khususnya
kolesterol dalam jumlah besar, biasa disebut sebagai timbunan kolesterol,
dan biasanya berhubungan dengan perubahan degenerative pada dinding
arteri (Krystianti, 2017).

C. Cara Mengatasi Remaja yang Kecanduan Merokok


Paparan secara terus menerus zat karsinogen dalam rokok
menimbulkan perubahan genetik pada sel-sel tubuh yang menyebabkan
19
perkembangan kanker. Remaja yang merokok memiliki risiko lebih tinggi
terkena kanker paru-paru, mulut, tenggorokan atau bahkan kanker darah
seperti leukemia.Peran orangtua dan lingkungan sekitar juga penting

Sebagai orang tua, Anda adalah pengaruh yang kuat dalam kehidupan
anak-anak dan remaja. Maka, Anda juga harus mencontohkan bahwa
rokok benar-benar tidak boleh dilakukan oleh siapa pun. Tanyakan apa
yang memotivasi dirinya untuk merokok dan beri pengertian sejelas-
jelasnya perihal efek buruk dari merokok pada kesehatan tubuhnya.
Berikan gambaran juga tentang penyakit yang disebabkan oleh rokok.
Jangan hanya melarang anak untuk merokok, tanpa memberi informasi
yang sejelas-jelasnya,

Selain itu, dr. Sandra mengungkapkan bahwa harus ada desakan dari
luar yang membuat anak-anak dan remaja mau berbuat sesuatu untuk
berhenti merokok. Misalnya dengan membuat aturan-aturan ketat yang
membuat anak tidak memiliki ruang atau kesempatan untuk merokok.
Misalnya, membuat perjanjian dengan anak untuk menentukan satu
tanggal pasti di mana mereka harus mulai berhenti merokok. Setelahnya
berlakukan aturan tidak boleh ada rokok dan asap rokok yang masuk ke
dalam rumah. Berlakukan aturan ini merata untuk semua anggota
keluarga maupun tamu yang datang ke rumah. snda juga bisa memberi
20
penghargaan pada anak bila mereka mampu berhenti merokok, yang
membuatnya lebih termotivasi untuk berhenti total.

BAB I V PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor yang mendorong pelajar memiliki perilaku merokok erawal
dari coba-coba dan menunjukkan jati diri remaja itulah, maka lama
kelamaan menjadi sebuahkebutuhan yang dianggap dapat memberikan
21
kenikmatan bagi perokok, tanpa menghiraukan dampaknya bagi diri
dan lingkungannya. Para remaja beranggapan bahwa melalui rokok
akan tampak gagah, jantan dan diperhitungkan oleh lingkungan dalam
kelompoknya. namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak
buruk bagiperokok sendirimaupun orang-orang disekitarnya.
Dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok di kalangan
pelajar adanya sebuah anggapan bahwa sebagaian remaja dari
responden yang diteliti intinya mengemukakan bahwa merokok akan
mempengaruhi dalam aktivitasny kegiatan akan lebih bersemangat,
bahkan sebuah anggapan bahwa tanpa rokok menyebabkan gelisah,
berujung memiliki rasa kecanduan, jika tidak merokok akan
menimbulkan rasa malas serta kurang bersemangat dalam aktivitas.
Merokok dapat dijadikan sebagai aktivitas yang dapat
menunjukkan jati diri mendapat pengakuan (anticipatory beliefs)
untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs) dan
menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma
(permission beliefs/positive).
Satu batang rokok mengandung lebih dari empat ribu (4000) jenis bahan
kimia berbahaya bagi tubuh. Empat ratus (400) diantaranya bisa menjadi racun,
sedangkan 40 dapat berbahaya bagi kesehatan dan bersifat karsinogenik.

22
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang Perilaku
Merokok Pada Kalangan Pelajar, peneliti memberikan saran-saran
untuk menambah, wawasan mengenai haltersebut sebagai berikut:
Bagi Remaja (kalangan Pelajar) Para pelajar sebaiknya
menghentikan kebiasaan berperilaku merokok yang akan membawa
dampak pada kesehatan yang pada akhirnya menyebabkan rasa
ketergantungan.remaja diharapkan untuk menjaga kesehatan fisik
dan mental,serta mengalihkan perhatian diri dari perilaku
merokok.dalam menunjukkan jati diri yang sebernarnya ada
beberapa kegiatan positif untuk mengalihkan serta menekan
ketergantungan merokok. seperti berolah raga, kegiatan - kegiatan
ekstrakulikulerdalam sekolah serta aktif dalam oarganisasi dalam
mengembangkan diri.

23
Bagi pihak Sekolah : Sekolah diharapkan mampu memberi
pengarahan dalam bahaya merokok dan diharapkan ada kerjasama
pada instansi terkait dalam memberi penyuluhan terhadap bahaya
rokok.sekolah juga diharapkan memberi pengawasan dalam
membentuk kepribadian di sekolah.
Bagi Orang Tua : Orang Tua hendaknya lebih berhati-hati dalam
memberi contoh perilaku dalam lingkungan keluarga dan
pengawasaan perilaku orang tua diharapkan menjadi bekal
dalambergaul dilingkungan masyarakat.

24
F. Daftar Pustaka

Aditama,Tjandra Yoga. 1996. Rokok dan Kesehatan. Jakarta. UI press

Amstrong,M. 1990. Managemensumber daya manusia. Jakarta:


Gramedia
Atkinson dkk. 1993.pengantarpsikology. Luteraksara

Basuki Haryono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Surakata.


Universitas Sebelas Maret.

Brigham C.J. (1991). Socialpsychology.Boston: Harper Collins Publisher

George Ritzer & Douglas J Goodman. 2005. Teori Sosiologi Modern.


Yogyakarta: Kencana

Haryono. 2007. Hubungan Antara Ketergantungan Merokok Dengan


Percaya Diri. [online] tersedia di

http://www.infoskripsi.com/Artikel-Penelitian/Ketergantungan-
Merokok.html
25
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2116857-
pengertian- identitas/#ixzz1tUInV5TK
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokok_avin.pdf
KemalaN, Indri. (2007). Perilaku Merokok pada Remaja. Semarang:
Digital USU.
Milles, Mattew dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya:
Bandung.
Mustofa Kamil. 2009. Pendidikan Nonformal: Pengembangan
melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia
(Sebuah Pembelajaran dari Kominkan Jepang).Bandung: Alfabeta.

26

Anda mungkin juga menyukai