1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjakan kehadirat tuhan yang maha esa.Karna berkat
limpahan serta hidayah nya sehingga dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang
berjudul “Asuhan keperawatan pada Tn.s degan gangguan penyalah guanaan zat di
ruang si bual-buali
Adapun tujuan dari laporan ini merupakan tugas akhir dari praktek laporan
Dalam penyelesaian laporan ini penulis banyak mendapat bantuan baik moil
maupun material dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini penulis banyak
1. Bapak H. hasan basri Nasution, SKM. M kes selaku kepala yayasan akdemi
sehat binjai
3. Bapak Dr. Candra Ayafi’i, S.Pog selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa ropinsi
Sumatra Utara
4. Ibu Leny Suarni SST SPd S.kep Selaku dosen pembimbing Akademi sehat
Binjai
5. Kepada ayah dan bunda tercinta yang tlah banyak memberikan dukungan
2
Penulis menyadari bahwa dalam penyusuan lapora ini masih jauh ari
kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
I. Identitas Klien .................................................................. 17
II. Alasan Masuk ................................................................. 17
III. Faktor Predisposisi ........................................................ 17
IV. Pemeriksaan Fisik ......................................................... 18
V. Psikososial ...................................................................... 19
VI. Status Mental ................................................................. 20
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang ....................................... 22
VIII. Mekanisme Koping..................................................... 23
IX. Daftar Masalah Keperawatan ........................................ 24
3.2 Analisa data ......................................................................... 24
3.3 Pohon masalah ...................................................................... 25
3.4 Diagnosa keperawatan .......................................................... 25
3.5 Perencanaa ............................................................................ 27
3.6 Implementasi dan Evaluasi ................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 48
4.1 Pengkajian ............................................................................ 48
4.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................... 42
4.3 Perencanaan .......................................................................... 50
4.4 Pelaksanaan .......................................................................... 50
4.5 Evaluasi ................................................................................ 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 52
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 52
5.2 Saran ..................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
Penyalah gunaan zat adalah penguaan zat secara trus menerus bahkan
sampai terjadi masalah ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan
sering dianggap sebagai penyakit adiksi umumnya merujuk kepada prilaku
psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat terhadap obat
,toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang di
harapkan gejala zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (start
dan sunden 1998 )
Karakteristi utama penyalahguanaan adalah pola prilaku mal adaftip yang
terjadi degan pengganaan obat yang berulang klien menjadi tidak mampu
mengenal tanggung jawab khususnya di tempat kerja.rumah atau sekolah
terdapat pada berulang yaitu berad di dalam fisik yang berbahaya seperti
:menyetir pada saat intoksikasi melakukan kegiatan yang bberesuko tinggi
seperti: panjat tebing sering kali terdapat masalah hokum yang terkai dengan
penggunaan zat.
Diagnosa penyalah gunaan zat yang digunakan jika prilaku disfungsional
slama priode lebih dari 12 bulan. Penyalah gunaan berlanjut meskipun mereka
emngetahui bahaya zat. Diagnose penyalahgunaan zat meliputi toleransi, putus
asa atau pola pengganaan konfuisip hanya saja penyalah gunaan di rasakan orang
yang secara berulang ulang menggunakan obat tersebut, (Devi yulianti S.Kep)
6
1.2 Tujuan Penulis
1.2.1. Tujuan umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan padsda Tn s dengan masalah
utama gangguan penyalahgunaan zet di ruang sibual-buali Rumah
Sakit Daerah Provinsi Sumatra Utara
1.2.2. Tujuan khusus
Mampu melaksanakn pengkajian keperawatan pada Tn s Dengan
masalh utama gangguan penyalahgunaan Zat di Ruang Sibual-buali
RSJ Profsu Medan
Mampu membuat diagnose keperawatan pada Tn s dengan masalh
utama ganggauan penyalahganaan zat Di ruang Sibual-buali RSJ
Provsu Medan
Mampu membuat perencanaan keperawatan pada Tn s dengan masalah
utama ganggauan penyalahgunaan zat Di ruang Sibual-buali RSJ
Provsu Medan
Mampu melalaksanakn tindakan pada Tn s dengan masalh utama
gangguan penyalahgunaan zat Di ruang Sibual-buali RSJ Provsu
Medan
Mammpu mengevaluasi tindakan pada Tn s dengan masalah utama
gangguan penyalahgunaan zat Diruang Sibual-buali RSJ Profsu
Medan
7
Metode penulisan yang di gunakan dalam penulisan masalah ini
adalah sebagai brikut:
8
BAB 2
TIJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi
Penyalhgunaan zat adalah penyalhgunaan yang sudah cukup
patologis, sudah di gunakan secara rutin, minimal slama 1 bulan sudah
terjadi penyimpangan prilaku mengganggu fungsi dalam peran di
lingkungan social, pendidikan dan pekerjaan (Yosep , 2007:155)
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan obat dengan cara yang
tidak sesuai dengan norma social atau standar medis meskipun
terdapat konsekuensi 9ank lie dan menunujukkan masalah bidang
social, vokasional, atau hokum pada kehidupan individu(videbeck,
2008 :30 )
9
2.1.3 Rentan Respon gangguan penyalahgunaan zat adiktif
Rentan respon gangguan penylahgunaan zat ini
berfluktasi dari kondisi yang ringan sampai yang berat.
Indikator rentan respon ini berdasarkan prilaku yang di
tampilkan oleh remaja dengan gagguan penggunaan zat adaktif
sebagai brikut:
Ketergantungan
10
penyimpanagn pprilaku mengganggu fungsi dalam peran
dilingkungan social
Ktrgantungan: Penggunaan zat yang cukup berat, tlah terjadi
ketergantungan fisik da fisiologis (yosep, 2007 : 155)
2.1.4 Etiologi
Penyebab yang terdapat penggunaan obat, ketergantungan dan adikasi
tidak di ketahui lagi,tetapi faktor di guna berkontribusi pada perkembangan
gangguan yang berhubungan dengan zat (videbeck, 2008 :531)
11
b. Ambivalensi social tentang penggunaan atau
penyalahgunaan berbagai zat, seperti tembakau, alcohol
mayiruana
c. sikap, nilai, norma dan saksi budaya
d. Kebangsaan etis dan agama
e. Kemiskinan dan keluarga yang tidak stabil dan keterbatasan
dan kesempatan(stusrt , 2006 : 325)
12
2. Meremehkan penggunaan zat
3. Rasionalisasi
4. Menyalahkan orang lain terhadap masalah
5. Ansietas
6.Iritabilitas
7. Impultivitas
8. Perasaan bersalah dan sedih atau marah dan benci
9. Penilaian yang buruk
10. Daya titik yang terbatas
11. Harga diri rendah
12. strategi koping tidak adiktif
13. Kesulitan mengungkapkan perasaan sebelum nya
14. Gangguan performa peran
15. Hubungn interpersonal yang tegang
16. Masalah fisik seperti gangguan tidur dan nutrisi
13
Sumber koping memungkinkan individu yang menyalahgunakan zat
untuk bertahan hidup sumber koping tersebut meliputi:
1. Komunikasi yang efektif dan keterampilan asertif
2. System pendukung social yang kuat
3. Ahernatif kegiatan yang menyenangkan
4. Tehnik reduksi stress
5. Keterampilan vokasional
6. Motivasi untuk mengubah prilaku
2.2 Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan penyalahgunaan zat adiktif
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah: Tahap awal dari proses perawatn yang merupakan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status klien (Nursalam, 2001 :17)
14
pada paru-paru sedangkan sasaran yang ingin di capai adalah :agar klien
mampu untuktratur dalam pola kehidupan.
b. Emosional
Pearsaan gelisah( takut kalau di ketahui)tidak ada percaya diri curiga dan
tidak berdaya sasran yang ingin di capai adalah agar klien mampu untuk
mengontrol dan mengendalikan diri sendiri.
c. Sosial
Lingkungan social yang biasanya akrab klien biasanya adalah teman
penggunaan zat anggota keluarga lain pengguna zat di lingkunan sekolah
/kampuz yang di gunakan para pengedar.
d. Intelektual
Pikiran yang slalu ingin menggunakan zat adaktip prasaan ragu ingin
berhenti, aktivitas sekolah /kuliak menurun sampai terhenti, sasaran yang
ingin di capai adalah agar klien mampu untuk berkonsentrasi dan
meningkatkan daya piker ke hal-hal yang fositif
e. Spiritual
Kegiatan keagmaan tidak ada nilai-nilai, kebaikan di tinggal kan karna
perubahan prilaku (tidak jujur, mencuru, mengancam, dll) sasaran yang ingin
di capai adalah mampu meningkatkan ibadah, pelaksanaan nilai-nilai kebaikan
f. Keluarga
Ketakutan akan prilaku pasien, mau dalam masyarakat penghamburan
dan penguasaan secara ekonomi oleh klien komunikasi pada pola asuhan tidak
afektif, dukungan moril pada klien tidak terpenuhi, sasaran yang hendak di
capai adalah keluarga maupun merawat klien yang pada akhirnya mencapai
tujuan utama, yaitu untuk mengantisifasi untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan,membatasi, mencegah dan merubah .
(Iyus yosep Skep .M S I)
15
1. Ketidak efektifan penyangkalan
2. Ketidak efektifan koping
3. Perubahan sensori /persepsi halusinasi visual dan pendengaran
4. Resiko cidera
5. Devisit pengetahuan tentang dampak penyalahgunaan zat.
(Corpel , 2002 :92)
2.2.3 Intevensi keperawatan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang tlah di
identifikasi pada diagnosis keperawatan, tahap ini di mulai setelah
menentukan di agnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana
dokumentasi.(Iyar, tapcitc dan berhocchi, losey 1996)
16
Rasionalisasi
Mengetahui penggunaan penyangkalan membantu prawat
membatasi pertahan klien
Klien lebih memerlukan bantuan untuk mengekpresikan dan
membatasi peraasn negative daripada mengingkari ketidak
nyamanan yang di timbulkannya
Menggali rasa tidak senang klien memfasilitasi kemampuan
untuk membatasi perasaan-perasaan tersebut dan mengurangi
kebutuhan tersebut untuk mengingkari perasaan tersebut
Tindakan ini membantu klien mengenal pengaruh penggunaan
pembingkaran daya upaya mencaribantuan untuk
menyelaesaikan masalah
Diagnosa 2
Intervensi
Dorong klien mengungkap secara verbal perasaan yang
negative seperti ansietas
Diskusikan dengan klien tentang apa saja yang terdapat dalam
prilaku yang di terima
Minta klien merumuskan bebrapa tujuan untuk mempertahan
kan gaya hidup bebas
Minta klien merumuskan beberapa tujuan untuk mempertahan
kan gaya hidup aktif
Anjurkan klien tentang strategi koping, seperti keterampilan
asertif, keterampilan komunikasi, penyelesaian komplik, dan
cara yang cocok untuk mengekpresikan perasaan negative
17
Rasionalisasi
Pengungkapan secara verbal dapat mempasilitas ekpriosasi dan
pemahamnnya tentang ansietas
Klien mungkin membutuhkan bantuan dalam membuat
serangkaian pedoman untuk menentukan respon yang sesuai
dengan stressor karna kurang nya pedoman tentang prilaku
yang dapat di trima turut mendukung keadaan stress klien
Perencanaan mempasilitasi situasi yang dapat menyebabkan
klien kembali menggunakan obat
Mempelajari strategi ini mengumpulkan klien untuk mengatasi
stressor dengan cara kontruktif
Diagnosa 3
Perubahan sensori /persepsi halusinasi visual dan
pendengaran
Intervensi
Tentukan tingkat intoksitas klien dan pantau gejala putus obat
yang berhubungan dengan pemakaian zat tertentu
Superpisi keadaan klien yang mengalami halusinasi / awasi
secara ketat
Orientasi klien dengan sering atau sesuai kebutuhan
Jangan memperkuat halusinasi dengan beragumentasi
/meragukan bertanya-tanya apakah hal itu nyata lebih baik
tidak beratkan bahasa prawat tidak mendengar dan melihat
yang klien alami
Rasionalisasi
Pengumpulan data dasar sangat penting sebelum memberikan
intervensi keperawatan yang tepat
18
Kekacauan pikiran,kesalahan,interpretasi rangsangan dan peningkatan
bahaya akibat serangan klien yang influsif dan kehilangan kendali
keamamanan menjadi prioritas utama keperawatan
Perawat harus menghadirkan realita kepada klien untuk mengurangi
kebingugan
Perawat dengan mantap membantu klien menyadari bahwa halusinasi
tidaknyata
Rasionalisasi
Perubahan sensori persepsi dapat memicu timbulnya prilaku yang
dapat meningkat risiko cedera pada klien
Identifikasi beberapa gejala awaln akan menyadarkan klien bahwa
intervensi di perlukan untuk mencegah cedar
19
Informasi ini member data dasar untuk menentukan keterampilan
pengendali influs mana yang perlu klien pelajari dan intervensi mana
yang paling tepat digunakan
Klien mampu mempelajari dan mempraktekan cara-cara untuk
menguasai situasi penuh 20ank l dan mengalami pengendali an diri
Diangnosa 5
Intervvensi
Evaluasi kesalahan persepsi klien tentang penyalahgunaan zat
Kaji kemampuan belajar klien kesiapan untuk belajar dan tingkat
ansieetasi.
Bantuan klien memerika bagaimana perubahan gaya hidup dapat
mempengaruhi keduanya
Bantu klien mengenali perbedaan antara penyalahgunaan zat dalam pe
ketergantungan zat
Rasionalisasi
Data dasar diperlukan disertai tujuan tentang kesalahan persepsi
klien.mmitos dan kekeranganya pengetahuan untuk menyusun rencana
pelajaran yang menyeluruh
Pentingnya diketahui apakah situasi klien sekarang memfasilitas
menghambat proses belajar
Pentingnya diingat bahwa perubahan satu anggota keluarga
mempengaruhi seluruh system keluarga
Klien harus menyadari bahwa yang diakibatkan oleh kedua jenis
prilaku tersebut untuk mencegah terjadinya masalah dimasa depan(
copel:2007 : 9 )
2.2.3 Evaluasi
20
Evaluasi adalah tidak intektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan dari diagnbosis keperawatan,rencana
intervensi,dan inplementasinya (Nursalam,2001)
Adapun evaluasi yang dapat dilakukan pada klien dengan gangguan
penyalahgunaan zat antara lain :
1. Klien mengatakan secara verbal tangung gugaatnya terhadap
tindakan pribadi dan mengetahui hubungan antara
penyalagunaan zat dan masalah pribadi .
2. Klien mengembangkan berbagai keterampilan penyelesaian
masalah dan mengakses system mengakses system pendukung
untuk membantu pelaksanaan koping terhadap stesor jangka
panjang dan jangka pendek .
3. Klien melengkapi periode detekfikasi dan tidak menderita
cedera fisik / emosional .
4. Klien tidak mencidera dirinya dan orang lain selama rangkaian
terapi.
5. Klien mengungkapkan secara verbal pemahamanya tentang
alas an perlunya menghentikan penggunaan obat(corpel, 2007;
97)
21
BAB 3
TINJAUAN KHASUS
3.1.Pengkajian data
1. Identitas klien
Nama : Tn.S
Usia : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Budha
Suku/bangsa : Cina/indonisia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tebing tinggi
No RM : 01-54-77
Tanggal Masuk : 18-02-2014
Ruang : Sibual-buali
2. Alasan masuk
Klien dating ke RSJ medan tanggal 29 agustus 2013 dengan
keluhan klien marah-marah merusak barang – barang.pernah
menkosumsi narkoba,ekstasi tidur(-) suka mondar – mandir dalam
rumah.
3. Faktor predesposisi
a) Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
sekitar dua tahun yang lalu pada tahun 2011 dan pernah di
rawat di RSJ medan.setelah pulang ke rumah klein jarang
control ke rumah sakit jiwa medan
22
b) Penggobatan yang sebelumnya sudah berhasil karna klien
tidak pernah control ke RSJ lagi dan Klien menggunakan
narkoba makaanya klien dibawa lagi oleh keluarganya
kerumah sakit medan
c) Klien pernah melakukan pemukulan terhadap ibu kandung
nya.
Masalah keperawatan: - Regimen trapeutik infektif
- Resiko tinggi kekerasan
- Penyalahgunaan zat adektif
d) Anggota keluarga pasien ada yang mengalami gangguan
jiwa
e) Pengalaman masa lalu
Klien pernah minta dibelikan sepeda motor kepada ibu
nya,tapi ibu klien tidak membeli nya.klien merasa ibu nya
tidak menyayanginya.
23
5. Psikologi
a)Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: sudah meningal
Klien merupakan anak kelima dari lima bersauadara dan klien tinggal dengan
keluarga nya, didalam keluarga klien merasa kurang diperhatiakn dengan
keluarganya.keluarga pasien yang pernah mengalami gangguan jiwa adalah
pamannya sendiri
24
Masalah keperawatan : Koping keluarga tidak efektif
1.Citra tubuh : Klien merasa biasa saja terhadah diri nya sendiri
2. Identitas diri : Klien dapat menyebutkan nama dan alamat klien adalah seorang
wiraswasta
3. Peran : Peran klien dalam keluarga adalah sebagai anak
4.Ideal diri : klien ingin cepat sembuh dan cepat pulang
5.Harga diri : Px merasa diri nya tidak berguna
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : Harga diri rendah
B. Hubungan social
1. Orang yang berarti : adik kandungnya
2. Peran serta dalam kegitaan kelompok dan masyarakat
Klien tidak pernah mengikuti dan berperan dalam kegiatan kelompok dan
masyarakat
3. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Masalah keperawatan : Isolasi social menarik diri
C. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan : klien mengenal agama budha .
2.Kegiatan ibadah :selama di rumah sakit klien pernah mengikuti kegiatan
keagamaanya.
Masalah keperawatan: tidaka ada masalah keperawatan
6.Status mental
Cara berpakaian tidak rapi .tidak mau mengganti bajunya dan tidak mau
mandi klien tampak kusut .
Masalah keperawatan : Difisit keperawatan diri.
b.Pembicaraanan
pembicaraan klien cepat dan pembicaraanya selalu lari dari tofik pembicaraan
Masalah keperawatan :Gangguan komunikasi verbal .
25
C.Aktipitas motorik
Klain selalu tanpak gelisah dan tidak mau melakukan aktipitas yang berarti
diruang dan tidak mau membersihakan ruangan masalah kreperawatan: intoleransi
aktivitas
D. Alam perasaan
Klien tampak sedih sering termenung , klien merasa diri nya tidak berguna
lagi bagi keluarga nya ,ia merasa keluarganya sudah tidak pernah memperhatikan
diri nya lagi masalah keperawatan: Gangguan konsep diri harga diri rendah
E. Apek
Klien dapat bereaksi sesuai dengan stimulus yang diberikan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
F. Interaksi selama wawancara
Selama diajak wawancara klien sering menjaga tatap dengan perawat
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
G.Persepsi
Klien tidak mengalami halusinasi
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
H.Isi pikir
Klien tidak mengalami gangguan isi / waham
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawata
I.Proses pikir
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
j. Tingkat kesadaran
tingkat kesadaran klien compos mentis
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
K . Memori
Klien mampu mengingat masa lalu dan sekarang
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
26
l. Perhatiaan
klien mampu berkonsentrasi dan berhitung sederhana tanpa bantuan orang lain
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
M. kemampuan Prilaku
Klien mampu memberikan keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
N. Daya tarik diri
Klien selalu mengingkari penyakit yang dideritanya, dan klien pernah mencoba
lari dari RSJ
Masalah keperawatan : koping individu efektif
27
9.Aktivitas diluar rumah
Klien tidak mempunyai kegiatan didalam rumah.Setiap kebutuhan klien
mampu di penuhi hanya saja klien senang berkomunikasi
Dengan keluarga
Masalah keperawatan : koping individu efektif
10.Mekanisme koping
Adaptif mal adaptif
Berbicara dengan orang lain (ya) minum alcohol(ya)
Mampu menyelesaikan masalah (tdk) reaksi lambat(tdk)
Teknik relaksasi(ya) menghindar(ya)
Aktifitas koastruktif(ya) mencelakai orang lain(ya)
Olahraga(ya) merokok(tdk)
28
11. Aspek medic
Diangnosa medic : skizoprenia psikotik
Terapy medic
chropromazine 100 mg 2x1 tablet / hari
respiriedone 1 amp /12 jam
Qlietiapine 1 amp /12 jam
12. Daftar masalah
1. Penyalahgunaan zat adektif
2. Resiko tinggi kekerasan
3. Koping keluarga infektif
4. Gangguan konsep diri-harga diri rendah
5. Rigemen terapeutik inefektif
6. Difisit perawatan diri
7. Kerusakan komunikasi verbal
8. Intoleransi aktivitas
9. Koping individu in efektif
29
3.2 Analisa Data
30
6 Ds :klien pembicaraanya cepat dan Intoleransi aktivitas
selalu lari dalam pembicaraan
Do :klien tampak bingung
31
3.3 Pohon masalah
Resiko tinggi kekerasan difisit perawatan diri
32
3.4 Perencanaan
Nama :Tn.S
Umur :32 thn
33
meningkatkan
harga diri
34
3 Penyalahgunaan Tum : -klien tahu efek -beri penjelasan -dapat
zat adektif b/d Klien pengunaan zat kepada klien meningkatkan
harga diri mengungkapkan dan tidaak akan tentang efek yang pengetahuan klien
rendah secara verbal mengkosumsi ditimbulkan obat- terhadap
pemahamanya obat-obatan yang obatan tertentu penyalahgunaan
tentang alasan berbaya lagi yang berbaya zat
tentang perlunya terhadap tubuh dan
menghentikan fisik
pengunaan obat.
Tuk: -evaluasi -agaar klien
1.klien kesalahan persepsi tidaklagi
mengungkapkan klien tentang mengunakan obat-
secara verbal efek penyalahgunaan obatan bahaya
pengunaan zat pada zat - orang terdekat
tubuh dan fikiran -libatkan memainkan
serta menanyakan keluarga/orang peranan penting
beberapa alasan terdekat dalam dalam
bahwa obat-obatan beberapa/semua mefalisitaskan
itu bahaya bagian pengajaran pemulihan klien
untuk melewati
waktu yang penuh
35
3.klien mengetahui -klien mampu -bantu klien -memastikan klien
bahwa pemulihan mengubah memastikan klien minum obat secara
dari kebiasaan dan klien telah minum teratur
penyalahgunaan zat mengubah obat secara teratur -penting untuk
hisupnya -bantu klien diingat bahwa
meriksa perubahan satu
bagaimana anggota keluarga
perubahan gaya mempengaruhi
hidup dapat seluruhn keluarga
mempengaruhi
keluarga
-Bantu klien -klien harus
mengenali menyadari bahaya
perbedaan antara yang diakibatkan
penyalahgunaan oleh kedua jenis
zat ketergantungan prilaku tersebut
zat untuk mencegah
- bantu klien terjadinya masalah
mengekporasi cara di masa depan
untuk menghindari -mengubah gaya
orang,tempat dan hidup klien
situasi pembentuk merupakan gaya
gaya hidup fisik penting untuk
dimasalalu yang mempertahankan
dapat memicu gaya hidup bebas
kekambuhan obat selama priode
pemulihan
36
3 Difisit Tum : -Klien dapat -dorong klien -dengan
perawatan diri Pasien mampu mengungkapkan untuk mendorong klien
b/d intoleransi merawat dirinya keadaan dirinya mengungkapkan untuk
aktivitas dari kebersihan dan kebersihan keadaan dirinya mengungkapkan
Tuk : dirinya dan kebersihan perasaan tentang
1 klien mampu dirinya keadaan diri dan
mengenaldirinya keberhasilan
dan kebersihan diharapkan klien
dirinya dapat menilai
dirinya sendiri
2.klien mengenali -klien dapat -Ajari klien untuk -penting bagi klien
stressor seperti mengontrol mengedintifikasika untuk
masalah kesehatan emosi dan dapat n resiko cedera mengevaluasi
fisik,kelelahan dan menceritakan yang disebabkan kebutuhan
konflik kepada perawat oleh keamanan diri dan
interpersonal,yang apabila emosinya pribadi/lingkungan tingkat kerentanan
meningkatkan itu dating - minta klien untuk untuk mengalami
resiko cedera melacak stressor cedera
dan tingkah - klien perlu
ansietas harian mengetahui dan
yang terbaru mengevaluasi
dengan tetap bagaimana
mencatat keadaan ansietas dan stress
stress dan cara saat ini dapat
penangananya ke diatasi
dalam buku harian - dengan
-anjurkan kepada memberitahu
klien untuk perawat dapat
memberitahu mengurangi rasa
37
perawat apabila cemas pasien
rasa emosi cemas
dengan gelisahnya
datang menyerang
dirinya
-adakan kontrak
sering secara
bertahap
38
penyalahgunaan Tuk : saat itu juga -diskusikan hubungan dasar
zat 1.klien dapat Dengan perawat dengan klien setiap untuk melancarkan
membina hubungan secara verbal setelah melakukan hubungan
saling percaya -klien dapat interaksi selanjutnya
2.klien menilai -beri pujian akan -rasa empaty akan
mengungkapkan perasaanya telah keberhasilan klien meningkatkan
hubungan setelah melakukan hubungan saling
melakukan interaksi interaksi dengan percaya
dengan orang lain orang lain - dapat menilai
sejauhmana
kegiatan perawat
sudah tercapai
-akan memotifasi
klien untuk
melakukan
interaksi dengan
orang lain
39
pelaksanaan koping
terhadap stresoor
jangka panjang dan
jangka pendek
Tuk :
1.klien mampu -ajari klien -dapat
mengubah klien tentang strategi mengembalikan
menjadi efektif koping yang koping efektif
positif pada klien terhadap klien
-dorong klien -umpan balik
untuk kelompok dapat
mengungkapkan memberikan
terapi kelompok informasi yang
guna mendapat berharga tentang
umpan balik kemajuan dan
tentang cara mendukung upaya
terbaik mencapai klien untuk
tujuan terapi dan berubah
memanfaatkanya -agar klien tau
-ajari kepada bertapa pentingnya
klien beberapa koping individu
koping individu yang efektif
yang efektif
2.klien dapat -klien dapat -diskusikan -mengidentifikasi
memperluas menyebutkan dengan klien hal-hal positif
kesadaran diri kemampuan kelebihan yang yang masih
yang ada pada dimilikinya dimiliki klien
dirinya setelah -diskusikan -mengingatkan
1x pertemuan kelemahan yang di klien bahwa klien
40
miliki pasien manusia biasa
-beritahu klien yang memiliki
bahwa manusia kekurangan
tidak ada yang -menghasilkan
sempurna,semua realita pada pasien
memiliki -agar klien tidak
kelebihan dan merasa putus asa
kekurangan putus asa dengan
-beritahu klien baik.
bahwa ada hikmah - Dapat
dibalik kekurangan meningkatkan
yang dimiliki hubungan saling
keluarga yang lain percaya antara
perawat dengan
keluarga klien
6 Regimen Tum : -keluarga dapat Buat kontak untuk -meningkatkan
terapeutik Keluarga mengidetifikasik bertemu dengan harga diri atau
efektif b/d melakukan fungsi an masalah yang keluarga percaya dari
keluarga tidak kesehatanya di hadapi dalam keluarga
efektif Tuk : merawat klien -dorong keluarga -dapaat
1.keluarga mampu untuk meningkatkan
mengenal masalah mengepresikan pengetahuan
yang ditemukan perasaanya dalam keluarga dalam
dalam merawat merawat klien melakukan
pasien dirumah -beri penjelasan perawatan klien
kepada keluarga yang baik
klien tentang cara
merawat klien
dengan baik
41
2.keluarga dapat -setelah bartatap -jelaskan kepada -membuka
mengambil untuk muka antara keluarga tentang wawasan keluarga
melakukan tindakan perawat dan berbagai cara yang dalam mengetahui
kesehatan dalam keluarga dapat adiktif dalam cara menangani
merawat klien menunjukan merawat klien anggota keluarga
- dalam hasil koping sakit
Bimbingabbn mengidentifikasi yang bisa di
klien dan sumber koping pakai
stimulasi cara dalam keluarga
perawatan
\diri
42
3.5 Implementasi dan evaluasi
Nama :Tn.S Ruangan : sibual-buali
Umur : 32 tahun No.Rm : 01-54-77
Tuk 2:
Mengajari klien untuk
mengidentifikasi resiko cedera
yang disebabkan oleh diri
pribadi/lingkungan
Mis : menjelaskan tindakan
kekerasan itu tidak ada
43
untungnya baik itu dari diri
kita maupun orang lain
Meminta klien untuk melacak
stressor dan tingkat asietas
harian yang terbaru dengan
tahap pencatatan keadaan
setres dan cara
penanganananya dalam buku
harian
Mengatakan kepada klien
untuk memberitahu kepada
perawat apabila rasa
emosi,cemas dan gelisah
dating menyerang diri klien
Tuk :3
Mengadakan sering kontrak S : klien mengatan tidak akan melakukan
sering dan singkat secara tindakan kekerasan
bertahan
Mis : - 5 menit setiap jam O : ekspresi wajah klien tindak
-10 menit setiap jam menunjukan tanda-tanda marah
nonverbal
P :intervensi keperawatan dipertahankan
44
2 Tuk 1: S :klien mengatakan dia mengerti efek
Member penjelasan kepada dari menggunakan obat-obatan
klien tentang efek yang terlarang
ditimbulkan obat-obatan yang
berbahasa terhadap tubuh dan O :ekspresi wajah klien menunjukan
fisik tanda-tanda penyesalan tindakan
Mis :efek dari alkoholol yaitu masalalu
dapat mengalami
kerusakan pada hati dan A :masalah sebagain teratasi
otak
Mengevaluasi kesalahan P :intervensi keperawatan dipertahankan
persepsi klien tentang
penyalahgunaan zat
Mis :mengevaluasi kesalahan
dimasa lalu
45
Tuk 2:
Mendiskusikan klien tentang S :klien sudah mengatakan sudah
obat untuk mengontrol dirinya mengenal obat dan jumlah obat yang
dalam mengatasi dimakanya dan minum obat secara
ketergantungan zat teratur
Mis dalam pemberian obat:
- cp 100 mg 2x1 O :klien melihat jenis obat yang di berikan
- respriridone 1 amp /12 jam oleh perawat
- Quetiapnie 1 amp /12 jam
A : masalah sebagain teratasi
Membantu klien untuk
memastikan klien telah minum P : intervensi keperawatan di lanjutkan
obat secara teratur
Mis : mengawasi
Tuk 3 :
Membantu klien memeriksa S :klien mengatakan akan berusaha
bagaimana perubahan gaya mengubah pola kebiasaan sehari-hari
hidup dapat mempengaruhi
keluarga O :selama dirumah sakit pola kebiasaan
Membantu klien mengenal klien sudah mulai berubah
perbedaan antara
penyalahgunaan zat dan A :masalah sebagian teratasi
ketergantungan zat yaitu dengan
cara menjelaskan apa itu
penyalahgunaan zan dan apa itu P : intervensi keperawatan di lanjutkan
ketergantu7ngan zat
Membantu klien mengepresikan
cara untuk menghindari
46
orang,tempat dan
situasi,pembentuk gaya hidup
dimasa lalu dan memicu
kekambuhan
3 Tuk 1:
Mendorong klien untuk S : klien mengatakan merasa segar telah
memgungkapkan perasaan siap mandi
tentang keadaan diri dan
kebersihanya O : klien tampak segar dan rapi
Mendegarkan ungkapan klien
penuh perhatian dan empaty A :masalah sebagain teratasi
Tuk :2
Mengkaji ulang kemampuan S :klien mengatakan sudah bisa mandi
klien dalam melakukan tanpa bantuan /dorongan orang lain
perawatan diri
Mis :mengevaluasi klien apa O :klien tanpaknya sudah mengerti
sudah bisa mandi sendiri tentang perawatan diri
tampa bantuan dan
dorongaan orang lain A :masalah sebagain teratasi
Membimbing klien dan
memutifikasi cara perawatan P :intervensi keperawan dilanjutkan
47
diri
Mis :-mengajarkan klien cara mandi
yang bersih itu harus
mengunakan sabun
-mengajarkan klien cara
berpakain yang rapi
Tuk 3 :
Membantu klien dalam merawat S :klien mengatakan sudah perawatan diri
diri dapat melakukan perwatan diri sendiri
Mis :dalam penyelesain baju
yang rapi dan yang pantas O :klien tampak bersih dan rapi
dipakai klien
Mengajar klien untuk A :masalah keperawatan teratasi
memisahkan pakain kotor klien
bahwa pakain itu tidak pantas P :intervensi keperawatan dipertahankan
dipakai karna dapat
menimbulkan penyakit
4 TUK 1:
Membina hubungan saling S:klien mennjawab salah kita
percaya dengan melakukan
-salam terapeutik O:ada kontak mata klien tersenyum
-memperkenalkan diri kepada
perawat A:masalah sebagain teratasi
-menjelaskan hubungan interaksi
-menciptakan lingkungan yang P :intervensi keperawatan dipertahankan
tenang
-buat kontrak yang jelas tempat
48
waktu
Tuk 2:
Melakukan salam terapeutik S :klien menjawab salam dari perawat
Selamat pagi pak…….!
Mendiskusikan dengan klien O :klien mengungkapkan apa yang
setiap setelah selesai melakukan dilakukan sewaktu interaksi dengan
interaksi perawat tadi
Mis :mendiskusikan apa yang
dibahas saat interaksi tadi A :masalah teratasi
dan menyusun klien untuk
mengulangi lagi P:intervensi keperawatan dilanjutkan
Member pujian akan kebersihan
klien mengulangi apa yang kita
lakukan saat interaksi tadi
49
5 Tuk 1:
Mengajarkan klien tentang S:klien mengerti bagaimana koping
strategi koping yang fositip individu yang aktiv itu
kkepada klien
Mendorong klien untuk
menggunakan trapi kelompok O:klien menyebut bahwa penyalahgunaan
yang mendapat yang mendapat zat itu bukan koping individu yang efektif
umpan balik tentang cara
terbaik mencari tujuan terapi
dan memanfaatkan A:masalah sebagian teratasi
Mengajari kepada klien
beberapa penting koping P:intervenes keperawatan di lanjutkan
individu yang efektif
Mis:mengajari klien bahwa
penyalahgunaan zat itu
bahkan suatu koping
individu yang efektif
Tuk2
Mendiskusikan dengan klien
kelebihan yang di miliki
Mendiskusikan kelemahan yang
di miliki klien
S:klien mengatakan dia mempunyai
Member tahu bahwa manusia
kelebihan yaitu pintar bermain gitar
tidak ada yang sempurna,semua
memiliki kelebihan dan
O:klien memainkan gitar dengan teman-
kekurangan
teman nya
Member tahu klien bahwa ada
hikmah di balik kekurangan
A:masalah teratasi
yang di miliki
50
6 Tuk1
Membina hubunagn saling S :klien mengatakan keluarga
percaya antara klien dengan sudah mulai perhatian dengan
anggota keluarga yang lain dirinya
Mis :mengajarkan kepada
keluarga untuk selalu O :keluarga dating mengunjungi
mengusung klien klien dalam satu minggu sekali
Membuat kontrak untuk
bertemu keluarga A :masalah teratasi
51
Tuk 2 :
52
BAB 4
PEMBAHASAN
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tijauan khasus tetapi tidak ada di
tinjauan teoritis adalah :
Risiko tinggi kekerasan b/d penyalahgunaan adektif
Penyalahgunaan zat adektif b/d harga diri rendah
Difisit perawatan diri b/d intoleransi aktivitas
Gangguan aktivitas verbal b/d penyalahgunaan zat adektif
53
Koping individu efektif berhubungan dengan harga diri rendah
Regimen terapiutik infektif berhubungan dengan koping keluargan inefektif
Adapun diagnose yang dijumpai pada tinjauan kasus tetapi tidak di jumpai pada
tinjauan teoritis adalah:
1. Kerusakan komunikasi verbal b/d penyalahgunaan zat
Hal ini timbul karena pada saat wawancara di lakukan klien slalu menolak
untuk di ajak komunikasi dan di lontarkan klien sesuai dengan topic
wawancara
2. Defenisi keperawatan diri b/d intoleransi aktivitas
Hal ini timbul karena klien sendiri malas melakukan aktivitas seperti
membersihkan ruangan dan prawatan diri :mandi dan berpakaian tanpa
arah dan dorongan dari prawat
3. Regimen terapiutik infektif b/d koping keluarga infektif
Hal ini timbul karena klien sudah pernah menganlami gangguan jiwa
sebelumnya dan pengobatan kurang berhasil di karenakan keluarganya
kepedulian keluarga dalam membawa klien berobat ke dokter rumah sakit
jiwa
Sedangkan diagnose yang di jumpai pada tujuan teoritis tetapi tidak di jumpai pada
kasus :
1. Perubahan sensori/ persepsi halusinasi visual dan pendenganran
Hal ini tidak timbul karena pada saat di lakukan pengkajian tidak di
jumpai tanda-tanda klien mengalami halusinasi.
2. Deficit pengetahuan tentang dampak penyalahgunaan zat
Hal ini muncul karena klien sudah mengetahui sedikit penyalahgunaan zat
seperti:dampak dari penyalahgunaan alcohol dapat membuat klien muntah
54
3.3 Tahap perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan lebih baik di kenal
dengan rencana asuhan keperawatan yang merupakan tahapan
selanjutnya setelah mengkaji dan mendiagnosa keperwatan.
Di dalam tahapan perencanaan penulisan tidak menemukan
kesenjangan antara landasan teoritis dengan tinjauan kasus pada tahap
perencanaan penulisan menetapkan tujuan dan intervensi yang di
lakukan pada tinjauan kasus tersebut merupakan intervensi yang di
ambil dari intervensi teoritis dengan memperhatikan kondisi klien
adapun perencanaan yang di lakukan pada klien sebagai berikut.
1. Bina hubungan saling percaya antara klien dan prawat
2. Dorong klien mengungkapkan perasaan nya
3. Bantu dan bombing klien untuk menentukan cara penyelesaian masalah
4. Bimbing klien memenuhi aktivitasnya sehari-hari
5. Beri obat dengan program medis
6. Siapkan lingkungan fisik yang dapat menguatkan realities
7. Siapkan lingkungan social
55
4. Menentukan tindakan klien
5. Member dorongan dan metivasi pada klien di dalam setiap kegiatan
6. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang tlah di susun
Setelah merawat klien lebih kurang 1 minggu,maka dapat di lihat kemjuan pada
klien antara lain:
1. Klien dapat berkomunikasi dengan keperawatan secara verbal
2. Klien dapat mengontrol diri untuk menggunakan zat yang terlarang
3. Klien dapat melakukan asuhan mandiri dengan motivasi dari prawat
4. Harga diri klien sudah meningkat
5. Hubungn klien dengan keluarga, klien sudah mulai membaik ini di buktikan
dengan keluarga klien yang dating menjenguk klien 1 minggu sekali
56
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Asuahan keperwatan pada Tn.S denagan penyalah gunaan zat di lakukan
berdasarka proses yaitu perawatan melalui pengkajian tegaknya diagnose
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan
evaluasi
2. Klien yang mengalami penyalahgunaan zat sangat sulit untuk mengontrol
diri untuk menggunakan zat lagi, untuk itu prawat harus mempunyai
keterampilan untuk merawat klien dengan mengganggu penyalahgunaan
zat
3. Keterlibatan keluarga dalam prawat klien sangat di perlukan dalam proses
penyembuhan klien untuk memenuhi kebutuhan bio-psiko social dan
spiritual klien
4. Setiap melakukan tindakan keperawatan yang di beri kepada klien slalu di
mulai dalam pendekatan individu dan komunikasi terapiutik
5. Dalam melakukan asuhan keperawtan pada klien tidak dengan gnagguan
penyalahgunaan zat di RSJ Daerah PROVSU berjalan dengan baik
meliputi pengkajian, diagnose keperawatan,perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi
5.2 Saran
1. Dalam melaksanakan keperawatan klien dengan gangguan
penyalahgunaan zat hendaknya kerjasama perawatan di tingkatkan untuk
mencapai tujuan yang di harapkan
2. Pada klien dan keluarga perlu di beritahukan bahwa perawatan dari
pengobatan harus di lakukan dengan teratur dan tidak boleh di hentikan
begitu saja tanpa nasehat dari dokter, kelurga seharusnya berperan aktif,
dalam proses pengobatan klien klien agar cepat sembuh
3. Kepada keluarga untuk dapat menerima kehadiran klien apa adanya tanpa
membedakan klien dengan yang lainnya untuk membantu proses
penyembuhannya atau proses penymbuhan klien
57
DAFTAR PUSTAKA
58
59