Anda di halaman 1dari 14

KLEPTOMANIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen pengampu: Rahmi Imelisa, S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh :
Farida 213218014
Hanifa Lena 213218012
Lofty Safira 213218015
Popi Nurmalasari 213218017
Vickry Endang N 213218016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1) NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kleptomania” ini dengan baik.
Pembuatan makalah ini disusun untukmemenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dan dukungan dari
semua pihak oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang membantu.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk dapat menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya.

Cimahi, Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 3
A. Pengertian Kleptomania .................................................................................................... 3
B. Sifat Kleptomania .............................................................................................................. 4
C. Kleptomania Menurut Pendekatan Psikologis ................................................................... 4
D. Gejala Kleptomania ........................................................................................................... 5
E. Faktor Risiko Kleptomania ................................................................................................ 5
F. Faktor Penyebab Kleptomania ........................................................................................... 7
G. Akibat Kleptomania .......................................................................................................... 7
H. Cara Penanganan Kleptomania ......................................................................................... 7
I. Pengobatan Kleptomania .................................................................................................... 8
J. Pencegahan Kleptomania.................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari beberapa faktor-faktor yang membentuk kepribadian dan kejiwaan seseorang,
salah satunya adalah faktor keluarga. Banyak terdapat kelainan- kelainan, akibat dari
kurangnya perhatian orangtua terhadap anaknya, yang menyebabkan sesuatu hal terjadi
di dalam diri anak salah satunya adalah kelainan jiwa atau gangguan jiwa. Bila di
klasifikasikan tentang penyakit gangguan jiwa ini, tentu akan terlalu panjang
pembahasannya. Oleh karena itupenulis hanya akan membahas salah satu penyakit jiwa
yang melanda diri seseorang yang sering kita dengar penyakit tersebut adalah
kleptomania.

Kleptomania adalah penyakit jiwa yang membuat penderita tidak bisa menahan diri
untuk mencuri. Namun menariknya benda-benda yang dicuri oleh pelaku bukanlah
benda-benda berharga. Melainkan bnda-benda yang sifatnya biasa saja. Misalnya sisir,
gula, permen dan lain sebagainya .

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini,
diantaranya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Kleptomania ?
2. Bagaimana sifat orang yang menderita penyakit kleptomania?
3. Bagaimana penyakit kleptomania berdasarkan pendekatan Psikologis?
4. Bagaimana gejala kleptomania?
5. Apa sajakah faktor resiko penyebab terjadinya penyakit Kleptomania?
6. Faktor- faktor apa saja yang menyebabkan penyakit kleptomania?
7. Apasajakah komlikasi dari Penyakit Kleptomania?
8. Bagaimana cara mengatasi kleptomania ?
9. Bagaimana pengobatan Kleptomania ?
10. Bagaimana solusi pencegahan kleptomania ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami pengertian kleptomania
2. Untuk mengetahui serta memahami ciri-ciri kleptomania.
3. Untuk mengetahui gejala Penyakit Kleptomania.
4. Untuk mengetahui serta memahami faktor penyebab kleptomania.
5. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit kleptomania.
6. Untuk mengetahui serta memahami Pendekatan yang digunakan untuk mencegah
kleptomania.
7. Untuk mengetahui serta memahami cara pencegahan dan cara mengatasi
kleptomania

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kleptomania

Kleptomania menurut bahasa berasal dari kata kleptiein yang artinya mencuri.
Sedangkan kleptomania menurut istilah adalah penyakit jiwa yang membuat
penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri . benda-benda yang dicuri oleh
penderita kleptomania umumnya adalah barang- barang yang tidak berharga, seperti
mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Penderita biasanya merasakan
kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut.
Kleptomania juga merupakan gangguan yang berupa tingkah laku yang dilakukan
secara berulang dan secara kompulsif, merasa tersiksa karena ketidak mampuan
untuk mengontrol diri. Gangguan control impuls: tingkah laku yang secara potensial
berbahaya, yang tidak dapat ditolaknya, kadang mempunyai efek sakit-beberapa
mengandung resiko.

Ada 3 gambaran tingkah laku yang secara potensial berbahaya :


1. Tidak mampu untuk melakukan impuls yang dapat membahayakan
diri sendiri atau orang lain; tingkah laku itu dapat spontan, dapat pula
terencana, beberapa berusaha menolak, yang lain setuju ketika ada dorongan
tersebut.
2. Sebelum melakukan perbuatan itu orang merasa adanya tekanan untuk melakukan
itu, mengalami kecemasan dan tekanan yang hanya dapat hilang dengan
melakukan impuls tersebut; beberapa merasakan seperti timbulnya gairah
seksual.Ketika melakukan impuls itu, ia merasakan senang, atau puas, juga
seperti dorongan seksual terpuaskan.
3. Kleptomania merupakan sebuah gangguan kejiwaan dimana seorang penderita
mengalami dorongan dan ketegangan yang sangat kuat untuk melakukan tindakan
mengambil barang milik orang lain dan mencapai kepuasaannya apabila
tindakan mengambil tersebut telah berhasil. Seolah menjadi sebuah kebutuhan,
dimana barang yang diambil bukan merupakan barang yang dibutuhkan
atau bernilai ekonomis tinggi, melainkan semata pemenuhan hasrat “sensasi”
dalam melakukantindakan pengambilan barang tersebut.Penderita ini mencuri

3
bukan karena kebutuhan ekonomi, tetapi mereka didorong oleh dorongan untuk
mencuri yang terus menerus.

B. Sifat Kleptomania
1. Didorong keinginan mencur, ubkan keinginan untuk memiliki
2. Motivasi utama yaitu menghilaangkan ketegangan. Menghilangkan ketegangan dan
memberikan sensasi, meskipun orang merasa dorongan itu tidak menyenangkan, tidak
dikehendaki, mengganggu dan bodoh.
3. Pensurian dapat dilakukan di toko, tetapi ada yanghanya pada orang yang ia tertarik.
4. Barang curian dibuang atau diberikan orang lain
5. Perlakuan behavioral: tertutup
6. Barang curian dibuang atau diberikan orang lain
7. Perlakuan behavioral: sensitisasi tertutup, klien diperintah menimbulkan dalam
pikiran bayangan aversif selama perbuatan mencuri. Misalnya: bayangan hal
yang menjijikkan seperti muntah, atau disuruh menggunakan penghenti pikiran.

C. Kleptomania Menurut Pendekatan Psikologis

Kleptomania dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya ialah sebagai
wadah pemenuhan kepuasaan. Dilihat dari kacamata ilmu jiwa, kleptomania
merupakan sebuah impuls abnormal untuk mencuri. Ini merupakan penyakit mental
patologis.Seperti gangguan pengendalian impuls lainnya, kleptomania ditandai oleh
ketegangan yang memuncak sebelum tindakan, diikuti oleh pemuasan dan peredaan
ketegangan dengan atau tanpa rasa bersalah, penyesalan, atau depresi selama tindakan.
Mencuri adalah tidak direncanakan dan tidak melibatkan orang lain.
Walaupun pencurian tidak terjadi jika kemungkinan akan ditangkap, orang
kleptomania tidak selalu mempertimbangkan kemungkinan penangkapan mereka,
kendatipun penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa malu. Orang
kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri, tetapi mereka
tidak marah ataubalas dendam. Selain itu, jika benda yang dicuri adalah sasaran,
diagnosis bukan kleptomania, karena kleptomania tindakan mencuri itu sendirilah yang
menjadi sasarannya. Seperti yang dikemukan diawal pembahasan ini bahwa
kebanyakan dari penderita adalah para remaja, disaat masa pubertas hingga orang
dewasa. Dalam pandangan psikologi, masa remaja merupakan masa dimana

4
seseorang tengah asyik untuk mencoba-coba berbagai hal, dari yang bermanfaat bagi
dirinya hingga hal-hal yang dapat memberikan kepuasan dalamdirinya. Ketika
seorang remaja mencoba-coba tindakan tersebut dan dia mendapatkan “reward”
berupa kepuasan dalam dirinya, maka ia cenderung terus melakukan tindakan
tersebut, apapun resikonya. Seperti yang dikemukakan dalam teori Operant
Conditioningbahwa seseorang cenderung mempertahankan perilakunya apabila ia
mendapatkan reward dari tindakannya tersebut. Reward bagi seseorang jelas tidak
terbatas hanya pada bentuk materi.

D. Gejala Kleptomania

Perlu diketahui, kleptomania berbeda dengan pencurian yang dilandasi motif


kriminal. Sejumlah gejala yang terdapat pada penderita kleptomania adalah:
1. Penderita kleptomania selalu gagal menolak dorongan yang kuat untuk mencuri,
meski barang yang dicuri adalah sesuatu yang tidak berharga dan tidak mereka
butuhkan. Hal ini berbeda dari pencurian kriminal yang mencuri barang berharga dan
bernilai tinggi.
2. Penderita umumnya merasa cemas dan tegang saat hendak melakukan pencurian,
lalu timbul rasa senang dan puas setelah berhasil melakukan aksinya. Kemudian,
muncul rasa bersalah, menyesal, malu, dan takut tertangkap. Namun demikian,
mereka tetap tidak bisa menahan diri untuk mengulangi perbuatannya.
3. Penderita kleptomania umumnya melakukan aksinya secara spontan dan seorang
diri, berbeda dengan pencuri kriminal yang sering melibatkan orang lain, dan
menyusun rencana sebelum mencuri. Barang yang dicuri juga jarang digunakan
untuk dirinya sendiri. Penderita kleptomania umumnya membuang barang curian
tersebut, atau memberikannya ke teman atau keluarga.
4. Pencurian yang mereka lakukan juga tidak berhubungan dengan respons terhadap
delusi atau halusinasi. Bukan juga karena luapan kemarahan atau balas dendam.

E. Faktor Penyebab Kleptomania

Penderita tidak merencanakan melakukan aksi mencuri. Dorongan untuk melakukan


itu muncul secara tiba-tiba. Setelah menyadari keadaannya, pada umumnya mereka yang
melakukan tindakan ini merasa malu dan jarang melaporkan perilakunya ini. Apa yang
menyebabkan keadaan ini, belum diketahui secara pasti. Ada yang menduga dari

5
pandangan psikodinamika karena ada pertahanan melawan impuls, keinginan, konflik
atau kebutuhan yang menakutkan di alam bawah sadar. Impuls atau keinginan ini
merupakan refleksi motif seksual atau masochistic (kesenangan karena menderita) dan
tindakan mencuri merupakan pengeluaran impuls yang menunjukkan mekanisme
narsisistik individu yang mudah dikritik untuk mencegah pengecilan diri. Penyakit ini
umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus,
kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa
lainnya, seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa, paranoid, schizoid atau
borderline personality disorder. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera
otak traumatik dan keracunan karbon monoksida. Ada yang berteori kleptomania
merupakan simptomp gangguan biologis, maka ada yang berpendapat gangguan itu
akibat kekurangan serotonin maka penyembuhan dengan fluxitin yang menaikkan
serotonin di system syaraf. penyebab lainnya adalah :
1. Jumlah cairan otak serotonin yang tidak normal.
2. Gejala kleptomania cenderung tampak atau terjadi saat stress yang bermakna
(kehilangan, perpisahan, akhir hubungan yang berarti).
3. Terjadi karena penyakit otak DNA retardasi mental (dimana ditemukan keadaan
neurologis fokal, atropi otak kortikal dan pembebasan vertikal lateral serta gangguan
metabolisme monoamin khususnya serotonia).
Kurangnya kasih sayang ketika masa kanak-kanak pun dapat menjadi penyebab
timbulnya kleptomania, kleptomania umumnya disebabkan oleh kurang harmonisnya
hubungan seseorang dengan keluarga. Misalnya, anak kecil yang kurang mendapat
perhatian atau kontrol dari orangtuanya.
Kebanyakan penelitian menyokong pendapat bahwa seseorang dengan kleptomania
mempunyai keruwetan dan disfungsi pada masa kanak-kanaknya. Dorongan mencuri
adalah usaha untuk mengembalikan kekurangan pada masa kanak-kanak dini ini.
Kleptomania sering ditemukan merupakan bagian dari spektrum gangguan afektif, atau
memperlihatkan gejala obsesif kompulsif termasuk kompulsif dalam mencuci tangan,
membersihkan, memeriksa, mengumpulkan dan membeli sesuatu atau gangguan makan
terutama bulemia. Kleptomania erat hubungan dengan sistem serotonergik. Kleptomania
adalah penyakit kronik, umumnya dimulai pada akhir remaja dan kemudian berlanjut
beberapa tahun kemudian.

6
F. Faktor Risiko Kleptomania

Kleptomania tergolong jarang menimpa seseorang. Meski demikian, ada beberapa


faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kleptomania, antara lain:
1. Riwayat keluarga. Kleptomania lebih rentan terjadi pada seseorang dari keluarga
yang menderita kleptomania, pecandu alkohol, atau pengguna narkoba.
2. Riwayat penyakit mental. Penderita kleptomania umumnya mengalami gangguan
mental lain, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, atau gangguan
kepribadian.
3. Jenis kelamin. Dua dari 3 penderita kleptomania adalah wanita.

G. Akibat Kleptomania

Kleptomania yang dibiarkan bisa menimbulkan berbagai masalah pada kehidupan


penderita, seperti masalah emosional, masalah dalam pekerjaan, keluarga, atau masalah
hukum. Sebagai contoh, penderita kleptomania mungkin merasa bersalah, malu, bahkan
membenci dirinya sendiri. Perasaan tersebut muncul dari kesadaran bahwa mencuri adalah
tindakan yang salah, namun dia tidak bisa menahan dorongan untuk mencuri. Kondisi lain
yang dikaitkan dengan kleptomania meliputi:
1. Depresi
2. Penyalahgunaan alkohol
3. Cemas
4. Gangguan kepribadian
5. Gangguan bipolar
6. Percobaan bunuh diri

H. Cara Penanganan Kleptomania

Secara psikologis, Kleptomania bisa di sembuhkan dengan cara terapi Psikiater. Tapi
antara psikiater dengan keluarga penderita harus aktif dalam proses penyembuhan. Orang-
orang terdekat penderita harus diberitahu sebelumnya kalau penderita sedang dalam
pengawasan psikiater, tetapi jika kleptomania sudah masuk ke saraf dan otak, maka
penyembuhan harus melalui obat-obatan.

7
I. Pengobatan Kleptomania

Meski kleptomania tidak bisa disembuhkan, namun kondisi ini bisa ditangani
dengan bantuan medis. Pengobatan yang diberikan umumnya adalah kombinasi antara
psikoterapi dan obat-obatan. Jenis psikoterapi yang umumnya diterapkan pada penderita
kleptomania adalah terapi perilaku kognitif. Melalui metode ini, pasien akan diberikan
gambaran mengenai perbuatan yang dia lakukan serta akibat yang bisa diterima, seperti
berurusan dengan pihak berwajib. Melalui gambaran tersebut, pasien diharapkan bisa
menyadari bahwa pencurian yang dia lakukan merupakan tindakan yang salah. Pasien juga
akan diajarkan cara melawan atau mengendalikan keinginan kuatnya dalam mencuri,
misalnya dengan teknik relaksasi.
Untuk obat-obatan, dokter akan meresepkan obat antidepresan jenis selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat ini bekerja dengan membuat serotonin bekerja
lebih efektif. Serotonin yang bekerja efektif dalam otak bisa membantu mengurangi
menstabilkan emosi. Dokter juga bisa memberikan obat opioid antagonist yang berfungsi
untuk menurunkan dorongan mencuri dan rasa senang yang timbul setelah mencuri.
Pengobatan yang berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk mencegah kleptomania kambuh.

J. Pencegahan Kleptomania

Untuk mengatasi masalah kebiasaan suka mencuri, diharapkan beberapa cara


penyelesaian di bawah ini :
1. Mencukupi kebutuhan anak
Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi.
Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang belum
tercukupi? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk tidak menyediakan alat tulis di
butuhkan, atau keperluan sehari-hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak
tergoda untuk melakukan pencurian.
2. Memberi perhatian yang cukup
Ada pencurian karena ada ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk
hanya tahu mecukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi malalikan kebutuhan
rohaniahnya.
3. Mengenali pergaulan anak
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-
temannya. Apakah iya bergaul dengan teman-teman yang berperilaku buruk yang

8
mengagap mencuri itu suatu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika
benar teman-temannya yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus
mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya
Selain unsur diatas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong
anak mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak, mungkin mereka
sedang terjerumus pada obat-obatan terlarang seperti: narkoba atau minuman keras.
Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi anak untuk mencuri, maka akan
lebih mudah mengatasi masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar
Sejak kecil orang tua harus mendidik perbedaan antara “ini milik kamu” dan “ini
milik saya” jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain.
Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera
mengembalikannya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kleptomania diartikan sebagai suatu kecendrungan yang dimiliki seseorang untuk


mengambil benda-benda milik orang lain, dengan atau tanpa sepengetahuan orang
tersebut. Mania berarti dilakukan berulang kali dan menjadi suatu kebutuhan untuk orang
tersebut. Kleptomania sebenarnya sama saja dengan mencuri karena intinya adalah
mengambil milik orang lain.
Kleptomania merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan)
yang disebabkan oleh pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan
banyak faktor yang membuat kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Kebanyakan
penelitian menyokong pendapat bahwa seseorang dengan kleptomania mempunyai
keruwetan dan disfungsi pada masa kanak-kanaknya. Dorongan mencuri adalah usaha
untuk mengembalikan kekurangan pada masa kanak-kanak dini ini.

B. Saran

1. Individu harus bisa memahami dirinya sendiri, individu memahami


sifatnya,memahami wataknya intinya ia bisa mengenal siapa dirinya ini.
2. Dalam hal ini orang tua harus lebih memperhatikan anak dengan cara membangun
relasi anatara anak dan orang tua dengan baik agar anak tidak merasa kurang
diperhatikan.
3. Agar dapat mengarahkan individu kearah yang lebih baik maksudnya orang tua dan
guru-guru bidang studi dan pembimbing dapat membimbing dan mengarahkan
individu agar tidak mengulangi kesalahan yang individu perbuat.
4. Orang tua adalah yang diberi tugas khusus di samping mengajar untuk mengelola
pribadi yang lebih baik, agar bahwasannya individu lebih mengarah ke pribadi yang
lebih baik ,dalam hal ini orang tua sangat berperan penting untuk membimbing
individu untuk menciptakan kepribadian yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sawitri Supardi Sadarjoen. 2005. Jiwa Yang Rentan. Jakarta : Kompas


Suherman Uman. 2000 Memahami Karakteristik Individu. Bandung : UPI PRESS

Gabriel Nungky. 2012. Kleptomnia Merupakan Suatu Gangguan. Tersedia:


http://www.bukupr.com/2012/10/kleptomania-merupakan-suatu-gangguan.html

Anda mungkin juga menyukai