DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Popi Nurmalasari
2. Putri Agesti
3. Wulan Nurmalasari
4. Yolanda Alfurqonia Indani Putri
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tinjauan
Sosial Budaya dalam Keperawata Paliatif” penulis berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini tidak
luput dari kekurangan maupun keterbatasan dalam kemampuan, pengalaman dan
literatur yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Pengertian.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian.........................................................................................3
B. Tinjauan Sosial Budaya Tentang Perawatan Paliatif.......................3
B. Tinjauan Agama Tentang Perawatan Paliatif...................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................9
A. Kesimpulan.......................................................................................9
B. Saran.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita
yang sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang dideritanya.
Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh
keganasan ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan
keluarganya (Aziz, Witjaksono, & Rasjidi, 2008).
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang
mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta
masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health
Organization (WHO) 2016).
Sosial budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan
pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Andreas Eppink, sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu
atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari
masyarakat tersebut. Sedangkan menurut Burnett, kebudayaan adalah keseluruhan
berupa kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan, kepercayaan, dan
kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks. Dari kedua pengertian tersebut bisa
disimpulkan bahwa social budaya memang mengacu pada kehidupan bermasyarakat
yang menekankan pada aspek adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yaitu
bagaiamana tinjauan Agama, sosial, budaya tentang perawatan paliatif ?
1
C. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang tinjauan agama,
sosial & budaya perawatan paliatif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang meningkatkan kualitas
hidup pasien (orang dewasa dan anak-anak) dan keluarga yang menghadapi
masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa. Perawatan
paliatif merupakan pencegahan dan penanggulangan dari penderitaan fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual yang dialami oleh orang dewasa atau anak-
anak yang mengalami life limiting illness.
Perawatan paliatif yang didefinisikan oleh the National Consensus
Project for Quality Palliative Care (2013) merupakan tujuan akhir dari
perawatan paliatif yaitu mencegah dan mengurangi penderitaan serta
memberikan bantuan untuk memperoleh kualitas kehidupan terbaik bagi
pasien dan keluarga mereka tanpa memperhatikan stadium penyakit atau
kebutuhan terapi lainnya. Perawatan paliatif merupakan gabungan dari sebuah
filosofi perawatan dan pengorganisasian sistem yang sangat terstruktur dalam
memberikan pelayanan.
3
sikap anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi corak
pengalaman individu-individu masyarakat.
Green dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku manusia
dari tingkat kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku
(behaviour cause) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour cause). Perilaku
itu sendiri terbentuk dari tiga factor, yaitu :
1. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
2. Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitasfasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, air bersih dan sebagainya
3. Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
Contoh lain, sosial budaya mempengaruhi kesehatan adalah pandangan
suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan ketika mereka
mengalami sakit, ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan
kepercayaan yang ada dan tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya
masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang memiliki kekuatan gaib
sebagai penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi yang menderita demam
atau diare berarti pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar berjalan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa social budaya sangat mempengaruhi kesehatan baik
itu individu maupun kelompok.
Kebudayaan perilaku kesehatan yang terdapat dimasyarakat beragam dan
sudah melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan tersebut
seringkali berupa kepercayaan gaib. Sehingga usaha yang harus dilakukan
untuk mengubah kebudayaan tersebut adalah dengan mempelajari
kebudayaan mereka dan menciptakan kebudayaan yang inovatif sesuai
dengan norma, berpola, dan benda hasil karya manusia.
4
1. Kajian Sosial Budaya Tentang Perawatan Paliatif
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat
adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses
terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam
dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat ada
kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut
sulit untuk dilakukan.
Untuk itu, dalam mengatasi dan memahami suatu masalah
kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar
dan budaya suatu daerah. Sehingga dalam kajian sosial budaya tentang
perawatan paliatif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
mengancam kehidupan.
5
yang dimiliki Ponari itu merupakan sebuah budaya yang mengakar dan
bertahan dimasyarakat sebagai bagian dari kearifan lokal.
Pemahaman masyarakat terhadap hal-hal yang dipercayai secara
turun-temurun merupakan bagian dari kearifan lokal yang sulit untuk
dilepaskan. Hingga pemahaman magis yang irasional terhadap
pengobatan melalui dukun seperti diatas sangat dipercayai oleh
masyarakat. Peranan budaya dan kepercayaan yang ada dimasyarakat itu
diperkuat oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi.
6
3. Sebagai sumber penyembuhan (healing) bagi pasien terminal.
7
Berbagai pendekatan yang dilakukan pada dasarnya berupaya mengatasi
problem psikologis pasien agar tenang dan optimis. Dua hal ini menjadi
penting agar pasien menjadi taat berobat. Jika psikologisnya sudah lemah,
maka kepatuhan berobat akan sulit diwujudkan. Hal ini disebabkan pasien
sudah kehilangan semangat hidup, ataupun jika berobatpun manfaatnya tidak
maksimal. pasien dibantu untuk menata kehidupannya kembali pasca positif tidak
terus menyesali apa yang telah terjadi, tetapi mereka harus melakukan
berbagai usaha produktif dalam mengisi kehidupn dengan hal-hal yang
bermanfaat seperti taat beribadah dan aktif dalam organisasi ke-Islaman. Hal
ini penting dilakukan agar pasien dapat terus mengambil hikmah dari apa
yang sudah dialami dan mendapatkan dukungan sosial dalam menghadapi
sakitnya
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keuarganya dalam menghadapi
masalah masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa,
dengan mencegah dan meringankan penderitaan melalui identifikasi awal
serta terapi dan masalah lain, fisik, psikososial dan spirittual.
Perilaku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan merupakan suatu
tingkah laku yang selektif, terencana, dan tanda dalam suatu sistem kesehatan
yang merupakan bagian dari budaya masyarakat yang bersangkutan. Perilaku
tersebut terpola dalam kehidupan nilai sosial budaya yang ditujukan bagi
masyarakat tersebut. Perilaku merupakan tindakan atau kegiatan yang
dilakukan seseorang dan sekelompok orang untuk kepentingan atau
pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan, kepercayaan, nilai,
dan norma kelompok yang bersangkutan. Kebudayaan kesehatan masyarakat
membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-
individu suatu kelompok sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan
kesehatan baik yang berupa upaya mencegah penyakit maupun
menyembuhkan diri dari penyakit. Oleh karena itu dalam memahami suatu
masalah perilaku kesehatan harus dilihat dalam hubungannya dengan
kebudayaan, organisasi sosial, dan kepribadian individu-individunya terutama
dalam paliatif care.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan pelayanan perawatan
pasien paliatif dalam tinjauan sosial budaya. Sebagai petugas kesehatan perlu
mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Dengan mengetahui
pengetahuan masyarakat, maka petugas kesehatan akan mengetahui mana
9
yang perlu ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu
dilestarikan dalam memperbaiki status kesehatan.
10
DAFTAR PUSTAKA