Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

Diajukan untuk memenuhi tugas Pra Klinik Keperawatan Keluarga


Dosen Ampu: Lia Meilianingsih, SKp.,M.Kep.,Sp.Kom

OLEH:
POPI NURMALASARI
NIM.P17320120516

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2021
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Bp. R
b. Alamat : RT 02 RW 02 Kelurahan Pajajaran
Kecamatan Cicendo Kota Bandung Keluarga
c. No Telepon : 08132126xxxx
d. Komposisi Keluarga dan Genogram
Komposisi Keluarga

No. Nama Hub. Dg Keluarga Umur Pendidikan Pekerjaan


1. Bp. R Kepala Keluarga 38 tahun SMP Buruh
2. Ibu. R Istri 30 tahun - IRT
3. An. H Anak 1 14 tahun SMP Pelajar
4. An. F Anak 2 12 tahun - -
5. An. L Anak 3 9 tahun - -
6. Nenek. R Ibu Bp R 61tahun - -

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Laki-laki meninggal

: Perempuan : Tinggal satu rumah


f. Tipe keluarga:
Keluarga Tn. R merupakan keluarga extended family yang terdiri dari
keluarga inti dan orang tua dari Bp. R yaitu Nenek. R. Dimana keluarga
Tn.R merupakan keluarga yang di dalamnya masih terdapat hubungan
darah, perkawinan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing.
g. Suku:
Keluarga Tn.R mengatakan bersuku Sunda.
h. Agama:
Di dalam keluarga Tn.R semua beragama Islam.
i. Status Sosial Ekonomi:
Sebagian besar biaya hidup di keluarga di tanggung oleh Tn.R
karena pencari nafkah utama di keluarga yang bekerja sebagai buruh,
selain itu Tn. R juga masih aktif sebagai pembawa acara/ MC di acara-
acara pernikahan.
j. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Ibu. R mengatakan tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi
keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak berwisata.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini
tahap perkembangan keluarga Bp. R berada dalam tahap perkembangan
keluarga dengan anak remaja dimana anak pertama yaitu An.H berusia
14 tahun.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan perkembangan anaknya sebagai anak remaja sudah
terpenuhi. Anak sudah mampu berkembang intelektualnya, emosi dan
sosialnya sesuai dengan tahap perkembangan remaja
c. Riwayat keluarga inti
Saat ini keluarga Bp.R dalam keadaan sehat dan tidak ada anggota
keluarga yang sakit.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu R dan Bp. R tidak memiliki riwayat keluarga sebelumnya
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen
peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m 2 . Desain interior
rumah terbagi menjadi 6 ruangan. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih
berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun, jendela
yang terlihat selalu terbuka ini jarang dibersihkan.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan di daerah setempat RW 02. An. H mengatakan sudah
jarang (suka membolos) dalam mengikuti pengajian.
c. Mobilitas geografis keluarga
Tidak terkaji
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
An. H sudah mulai jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada di
rumah An. H banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya.
4. Struktur Keluarga
a. Sistem pendukung keluarga
Dan sistem pendukung dikeluarga adalah yang tinggal tidak jauh dari
rumah yang serumah atau tetangga yang memperhatikan keadaan
anggota ketika sakit Disamping itu ada juga pendukung dengan
memanfaatkan fasilitas kesehatan di RS.
b. Pola komunikasi
Ny.R mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan
keterbukaan. An. H mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena
menurut An.H bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu, misalkan
belajar, Bp. R sering marah- marah sehingga An. H malas untuk
menanggapinya. Ibu. R mengatakan sebenarnya Bp.R baik, tetapi
memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu. R juga
mengatakanbahwa An. H sulit untuk diatur semenjak memasuki SMP.
c. Struktur kekuatan keluarga
Pemegang keputusan dikeluarga adalah Bp. R sebagai kepala keluarga,
tetapi ada juga ibu R yang membuat keputusan sendiri yaitu berinisiatif
untuk membawa anggota keluarganya ke pelayanan kesehatan dan
membeli obat warung apabila ada anggota keluarga yang sakit untuk
pengobatan pertolongan pertama.
d. Struktur peran
Bp. R sebagai kepala keluarga, orangtua, suami, anak dari Nenek.R dan
sebagai tulang punggung keluarga. Ny. R sebagai istri, orangtua.
Nenek.R sebagai orangtua Bp.R dan sebagai nenek.sedangkan An.H,
An.F dan An.L sebagai anak serta anggota keluarga.
e. Nilai atau norma keluarga
Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka
yang sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotek.
Keluarga Ibu. R juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS,
tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka
hanya diobati di rumah saja. Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan
An. H yang sudah memasuki masa remaja. An. H sudah mulai ditawari
untuk mencoba merokok oleh teman- temannya, baik teman di sekolah
maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H juga sering nongkrong
tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman di sekitar rumahnya
tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-ikutan tawuran dengan
teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki teman
dekat wanita (pacar).
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat
saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk
anak yang pendiam dan jarang menyampaikan pendapatnya. Hubungan
antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik.
b. Fungsi sosialisasi
An. H mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-
temannya dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya yang
lain. Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada
anaknya. Ibu. R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang
jelastentang apa saja tugas setiap anggota keluarga. Ibu. R mengatakan
urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya. An. H
mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu.
R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu.
R mengatakan tidak pernah memantau aktivitas belajar anaknya di
rumah.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga Bp.R sedikit paham tentang bagaimana jika anak-anaknya
saki
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit, pertama membeli obat di
warung atau apotik
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya
diobati di rumah saja.
4) Kemampuan keluarga memlihara lingkungan sehat
Keluarga Bp.R belum mampu memelihara lingkungan sehat. Terlihat
dari jendela yang terlihat selalu terbuka yang jarang dibersihkan.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau layanan kesehatan
di masyarakat
Keluarga Bp. R dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di
RS
d. Fungsi ekonomi
Ibu.R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan
suaminya saat ini.
6. Pemeriksaan Fisik
N Nama TD Nadi RR Suh B TB
o. (mmHg) (x/menit) (x/menit) u B (c
(°C) (K m)
g)
1. Bp R 110/80 88 20 36,3 80 17
4
Pemeriks Jantung : tidak ada mur-mur, tidak ada nyeri tekan
aan fisik Paru-paru: tidak ada pernafasan cuping hidung,
pergerakan simetris, tidak ada nyeri tekan, bunyi
vesikuler, diperkusi sonor.
Abdomen : tidak ada distensi, tidak ada nyeri tekan, BU
6x/menit,
Ekstermitas :
5 Lka 5 Lki
5 Kka 5 Kki
Kulit : tidak terjadi lesi, tidak ada pembekakan, warna
sawo matang,
Leher : tidak terjadi JVP, tidak ada pembengkakan
kelenjar.
Mata: kornea tidak ikterik, Isokor, tidak ada nyeri
tekan, reaksi cahaya baik.
Hidung : penciuman baik dapat membedakan bau,
bbentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
Mulut: lidah simetris, lidah dapat merasakan manis,
asin, pahit dan asam.

2. Ibu R 120/80 80 21 36,7 74 16


4
Jantung : tidak ada mur-mur, tidak ada nyeri tekan
Paru-paru: tidak ada pernafasan cuping hidung,
pergerakan simetris, tidak ada nyeri tekan, bunyi
vesikuler, diperkusi sonor.
Abdomen : tidak ada distensi, tidak ada nyeri tekan, BU
6x/menit,
Ekstermitas :
5 Lka 5 Lki
5 Kka 5 Kki
Kulit : tidak terjadi lesi, tidak ada pembekakan, warna
sawo matang,
Leher : tidak terjadi JVP, tidak ada pembengkakan
kelenjar.
Mata: kornea tidak ikterik, Isokor, tidak ada nyeri
tekan, reaksi cahaya baik.
Hidung : penciuman baik dapat membedakan bau,
bbentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
Mulut: lidah simetris, lidah dapat merasakan manis,
asin, pahit dan asam.

3. An.H 110/80 80 20 36,3 68 164


Jantung : tidak ada mur-mur, tidak ada nyeri tekan
Paru-paru: tidak ada pernafasan cuping hidung,
pergerakan simetris, tidak ada nyeri tekan, bunyi
vesikuler, diperkusi sonor.
Abdomen : tidak ada distensi, tidak ada nyeri tekan, BU
7x/menit,
Ekstermitas :
5 Lka 5 Lki
5 Kka 5 Kki
Kulit : tidak terjadi lesi, tidak ada pembekakan, warna
sawo matang,
Leher : tidak terjadi JVP, tidak ada pembengkakan
kelenjar.
Mata: kornea tidak ikterik, Isokor, tidak ada nyeri
tekan, reaksi cahaya baik.
Hidung : penciuman baik dapat membedakan bau,
bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
Mulut: lidah simetris, lidah dapat merasakan manis,
asin, pahit dan asam.
4. An.F 110/70 89 20 36,5 40 140
Jantung : tidak ada mur-mur, tidak ada nyeri tekan
Paru-paru: tidak ada pernafasan cuping hidung,
pergerakan simetris, tidak ada nyeri tekan, bunyi
vesikuler, diperkusi sonor.
Abdomen : tidak ada distensi, tidak ada nyeri tekan,
Ekstermitas :
5 Lka 5 Lki
5 Kka 5 Kki
Kulit : tidak terjadi lesi, tidak ada pembekakan, warna
sawo matang,
Leher : tidak terjadi JVP, tidak ada pembengkakan
kelenjar.
Mata: kornea tidak ikterik, Isokor, tidak ada nyeri
tekan, reaksi cahaya baik.
Hidung : penciuman baik dapat membedakan bau,
bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
Mulut: lidah simetris, lidah dapat merasakan manis,
asin, pahit dan asam.
5. An.L 91 20 36,5 30 127
Jantung : tidak ada mur-mur, tidak ada nyeri tekan
Paru-paru: tidak ada pernafasan cuping hidung,
pergerakan simetris, tidak ada nyeri tekan, bunyi
vesikuler, diperkusi sonor.
Abdomen : tidak ada distensi, tidak ada nyeri tekan
Ekstermitas :
5 Lka 5 Lki
5 Kka 5 Kki
Kulit : tidak terjadi lesi, tidak ada pembekakan, warna
sawo matang,
Leher : tidak terjadi JVP, tidak ada pembengkakan
kelenjar.
Mata: kornea tidak ikterik, Isokor, tidak ada nyeri
tekan, reaksi cahaya baik.
Hidung : penciuman baik dapat membedakan bau,
bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
Mulut: lidah simetris, lidah dapat merasakan manis,
asin, pahit dan asam.
6. Nenek.R 140/ 92 20 36,5 78 154
80
Jantung : tidak ada mur-mur, tidak ada nyeri tekan
Paru-paru: tidak ada pernafasan cuping hidung,
pergerakan simetris, tidak ada nyeri tekan, bunyi
vesikuler, diperkusi sonor.
Abdomen : tidak ada distensi, tidak ada nyeri tekan, BU
7x/menit,
Ekstermitas :
5 Lka 5 Lki
5 Kka 5 Kki
Kulit : tidak terjadi lesi, tidak ada pembekakan, warna
sawo matang,
Leher : tidak terjadi JVP, tidak ada pembengkakan
kelenjar.
Mata: kornea tidak ikterik, Isokor, tidak ada nyeri
tekan, reaksi cahaya baik.
Hidung : penciuman baik dapat membedakan bau,
bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan
Mulut: lidah simetris, lidah dapat merasakan manis,
asin, pahit dan asam.

7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap kepada petugas kesehatan dapat meningkatkan
pelayanannya dan keluraga berharap selalu sehat jasmani dan
rohaninya.
B. Analisa Data
Analisa Data Masalah Keperawatan
1. An. H mengatakan tidak mengetahui Ketidakefektifan peran remaja pada An H
tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja,
karena sebelumnya tidak pernah
mendapatkan informasi mengenai
tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja.
2. An. H mengatakan malas belajar dan
jarang mengerjakan tugas
sekolahnya.
3. An. H mengatakan jika banyak
kegiatan dan membuat dirinya stress
maka dia akan main keluar dengan
teman-temannya, biasanya
nongkrong sambil mengobrol tidak
jelas, main ke warnet atau rental PS
dan menonton balapan motor.
4. An. H juga mengatakan sering main
dengan teman-temannya hingga
malam hari.
5. An. H juga mengatakan pernah ikut-
ikutan tawuran dengan teman-teman
sekolahnya.
6. An. H sudah mulai ditawari untuk
mencoba merokok oleh teman-
temannya, baik teman di sekolah
maupun teman di lingkungan
rumahnya.
7. An. H mengatakan sudah jarang
(suka membolos) dalam mengikuti
pengajian.
DO :
An H terlihat bingung saat menanyakan
tanggung jawab sebagai remaja.

1. An. H mengatakan jarang berbicara Ketidakefektifan koping keluarga Bp R


dengan Bp. R karena menurut An. H
bapaknya itu galak kalau menyuruh
sesuatu.
2. An. H mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada
teman- temannya dibandingkan
kepada orang tua atau pun
keluarganya yang lain.
3. Ibu. R mengatakan urusan anaknya
lebih banyak diserahkan kepada
ibunya.
4. Ibu. R mengatakan sebenarnya Bp. R
baik, tetapi memang agak keras
untuk mendidik anak-anaknya
5. Ibu. R mengatakan bahwa An. H
adalah anak yang pendiam dan
jarang
berbicara jika tidak ditanya
6. An. H mengatakan sudah
memiliki teman dekat wanita
7. Ibu. R mengatakan tidak pernah
memantau aktivitas belajar anaknya
di rumah.
8. Ibu. R juga mengatakan di rumahnya
tidak ada peraturan yang jelas
tentang apa saja tugas setiap anggota
keluarga.

DO:
1. An. H termasuk anak yang pendiam
dan jarang menyampaikan
pendapatnya.
2. Bp. R terlihat jarang berada dirumah.

C. Perumusan Diagnosa Keperawatan


1. Skala Prioritas Masalah
DX: ketidakefektifan peran remaja pada An.H

Kriteria Skor Bobot


1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak/kurang 3 1
sehat) 2
b. Ancaman kesehatan 1
c. Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
a. Mudah 2 1
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3 0,6
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat dan harus segera ditangai 2 1
b. Ada masalah, tidak perlu segera ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0
Total = 3,6
DX: Ketidaefektifan koping keluarga Bp.R

Kriteria Skor Bobot


5. Sifat masalah
d. Aktual (tidak/kurang 3 1
sehat) 2
e. Ancaman kesehatan 1
f. Keadaan sejahtera
6. Kemungkinan masalah dapat diubah
a. Mudah 2 1
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
7. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3 0,6
b. Cukup 2
c. Rendah 1
8. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat dan harus segera ditangai 2 0,5
b. Ada masalah, tidak perlu segera ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0
Total = 3,1
D. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Perencanaan


keperawattan Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakefektifan Seteah Selama 1x60 menit kunjungan keluarga 1_keluarga mampu 1. diskusikan dengan
peran remaja pada dilakukan mampu mengenal masalah tumbuh menyebutkan pengertian kelurga mengenai
An.H kunjungan kembang remaja, dengan cara: tumbuh kembang remaja perngertian tumbuh
selama 3x 20 1. menyebutkanpengertian tumbuh yaitu masa transisi yang kembang remaja
menit kembang remaja terdapat perubahan penting menggunakan lefleat
diharapkan 2. Menyebutkan perubhaan fisik yang dalam peruban kognitif, 2. Tanyakan kembali
peran remaja terjadi pada remaja Verbal prilaku, sosial dan emosional kepada keluarga untuk
An H menjadi 3. menidentifikasi anggota keluarga sesuai perkembangan pengertian tumbuh
efektif yang remaja biologis serta adanya fungsi kembang remaja
dan tuntutan baru dalam 3. berikan reinforcement
lingkungan keluarga maupun positif atas jawaban yang
Afektif sosial. tepat
2_ keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 4 _2
perubahan fisik dari remaja: 1. diskusikan dengan
Tumbuh jakun kelurga mengenai
Suara memberat perubahan fisik tumbuh
Tumbuh bulu halus kembang remaja
Berat badan meningkat menggunakan lefleat
_3. Keluarga mengatakan 2. Tanyakan kembali
An.H adalah remaja kepada keluarga untuk
perubahan fisik tumbuh
kembang remaja
3. berikan reinforcement
positif atas jawaban yang
tepat.

_3
1. identifikasi dengan
kelurga mengenai
anggota keluarga yang
sedang tumbuh kembang
remaja
2. Tanyakan kembali
kepada keluarga untuk
identifikasi tumbuh
kembang remaja yaitu An
H
3. berikan reinforcement
positif atas jawaban yang
tepat.

Selama 1x60 menit kunjungan keluarga verbal Mengambil Mengambil


mampu mengambil keputusan Keluarga mampu mengasuh 1. bantu untuk menyadari
masalahyang tepat untuk tumbuh anaknya dengan tepat akan adanya remaja di
kembang remaja, dengan cara: keluarga
2. bantu mengambil
1. mengambil keputusan yang tepat keputusan untuk
untuk mengasuh aak remaja mengasuh anggota
keluarga dengan tumbuh
kembang remaja yang
tepat
3. berikan reinforcement
positif atas kooperatif
keluarga.
Selama 1x60 menit kunjungan keluarga Verbal 3. merawat merawat
mampu merawat anggota keluarga pada Keluarga mampu 1. dorong keluarga untuk
tumbuh kembang remaja, dengan cara: menyebutkan 1 dari 3: meceritakan sikap remaja
Megtahui kekurangan dan 2. informasikan kepada
Menyebutkan sikap anak remaja dalam kelebihan anak keluarga entang merawat
menajalani peran remaja Bersikap terbuka anggota keluarga pada
Memiliki kegiatan posistif remaja dalam
menjalaninya dengan
leaflet.
3. berikan reinforcement
positif atas jawaban yang
tepat.

Selama 1x60 menit kunjungan keluarga Afektif memodifikasi Memodifikasi


mampu memodifikasi lingkungn yang _keluarga mampu 1. dorong keluarga untuk
sesuai tumbuh kembang remaja, menyebutkan 1 untuk memodifikasi ligkungan
memodifikasi lingkungan tumbuh kembang pada
dengan: remaja
Memilih teman yang selektif 2. informasikan kepada
untuk An H keluarga tentang
Komunikasi terbuka antar memodifikasi lingkungan
anggota keluarga anggota keluarga pada
remaja dalam
menjalaninya dengan
leaflet.
3. berikan reinforcement
positif atas jawaban yang
tepat.

Selama 1x60 menit kunjungan keluarga Psikomotorik . fasilitas Faskes


mampu memanfaatkan fasilitas yang Keluarga mampu Diskusi bersama keluarga
sesuai tumbuh kembang remaja mengunjungi fasilitas pelayanan fasilitas apa
kesehatan untuk konsultasi yang akan digunakan
tentang tumbuh kemban Motivasi keluarga untuk
remaja misalkan ke datang kefasilitas
psikologi, kesehatan
3. berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga untuk
mengunjungi fasiitas
kesehatan.

ketidakefektifan TUM: Setelah TUK 1: Reapon verbal 1. Menyebutkan pengertian 1. Diskusikan bersama
Koping keluarga dilakukan Setelah dilakukans ebanyak 2x20 menit komunikasi. komunikasi keluarga mengenai
Bp.R tindakan pertemuan, diharapkan adalah suatu proses pengertian komunikasi
keperawatan 1. keluarga mampu mengenal masalah penyampaian informasi yang yang baik
sebanyak 3x keluarga dengan cara: dilakukan secara lisan atau 2. Diskusikan bersama
pertemuan, -menyebutkan pengertian komunikasi verbal dari satu pihak ke keluarga tujuan dari
koping efektif pihak lain yang mudah di komunkasi efektif
keluarga Bp.R - menyebutkan tujuan komunikasi mengerti oleh keduanya. 3. Tanyakan kepada
menjadi efektif efektif 2. Tujuan komunikasi efektif keluarga penyebab
-menyebutkan penyebab komunikasi adalah memberikan komunikasi tidak efektif
tidak efektif kemudahan dalam di keluarga
- meyebutkan langkah-langkah dalam memeberikan pesan yang 4. diskusikan bagaimana
melakukan komunikasi efektif disampaikan anatara melakukan komunikasi
pemberi dan penerima yang baik dan efektif
informasi sehingga terjadi
umpan balik atau feed back
dapat seimbang tidak terjadi
monoton.
3. penyebab komunikasi
tidak efektif: keluarga
mampu menyebutkan 2 dari
empat penyebab komunikasi
tidak efektif : pesan sulit
dimengerti, orangtua lebih
banyak bicara,
penyamppaian pembicaraan
tidak dapat diterima oleh
penerima pesan.
4. langkah-langkah
komunikasi efektif:
a. Mendengarkan dan
menyimak dengan
baik
b. Tidak membuat
asumsi atau
memotong pesan
c. Memastikan kembali
bila pesan kurang
jelas
TUK 2: respon verbal 1. Menyebutkan risiko 1. Diskusikan bersama
setelah 1x15 menit keluarga mampu akibat masalah komunikasi keluarga akibat
tidakefektif:
mengambil keputusan yang tepat dalam komunikasi tidak efektif
a. hubungan sosial
menciptakan komunikasi yang efektif menjadi lebih 2. berikan saran kepada
dengan cara: renggang keluarga untuk
b. menimbulkan kesalah
- menyebutkan risiko akibat masalah meluangkan waktu
pahaman,
komunikasi tidakefektif c. menimbulkan bersama keluarga untuk
-mengambil keputusan yang tepat kesalahan dalam berbincang-bincang di
penyampaian
mengikuti program konseling dalam hari libur
infromasi,
masalah komunikasi tidak efektif d. meregangkan 3. eksplorasi pendapat
hubungan sosial, keluarga jika komunikasi
e. memicu timbulnya kurang efektif di dalam
konflik
berkepanjangan keluarga

TUK 3: respon verbal 1. Menyebutkan jenis-jenis 1. demontrasikan


setelah 1x15 menit keluarga mampu dan komunikasi: bagaimana melakukan
demonstrasi a. Komunikasi verbal komunikasi yang baik
menciptakan komunikasi yang efektif
(lisan) 2. motivasi keluarga agar
dengan cara: menyebutkan jenis-jenis b. Komunikasi nonverbal melakukan komunikasi
komunikasi,mendemondtrasikan cara (non-lisan) yang baik
c. Komunikasi visual 3. berikan kesempatan
komunikasi yang efektif
d. Komunikasi tertulis kepada keluarga untuk
2. Mendemonstransikan mendemonstrasikan
cara komunikasi yang komunikasi yang baik
efektif: 4. Berikan reinforcement
a. Berbicara efektif atau positif
tidak bertele-tele
b. Berempati terhadap
lawan bicara
c. Mendengarkan dengan
baik
d. Saat berbicara ada
kontak mata dengan
lawan bicara

TUK 4: respon verbal Menyebutkan faktor 1. diskusikan untuk


Setelah diakukan kunjungan 1x20 lingkungan untuk menciptakan lingkungan
menit, keluarga mampu memodifikasi mendukung komunikasi rumah agar tetap bersih
lingkungan untuk menciptakn yang efektif dan nyaman
komunikasi yang efektif dengan cara 2. Bantu suasana rumah
menyebutkan faktor lingkungan untuk menjadi tempat yang
mendukung komunikasi yang efektif paling nyaman untuk
berkomunikasi

5. Setelah 1x20 menit keluarga mampu respon verbal Keluarga mampu 1. Motivasi keluarga
memanfaatkan pelayanan kesehatan menunjungi fasilitas untuk melakukan
untuk fasilitas komunikasi yang efektif kesehatan untuk konsultasi konsultasi bersama
ke pelayanan kesehatan
dengan cara mengunjungi fasislitas 2. Berikan reinforcement
terdekat
kesehatan untuk berkonsultasi positif
mengenai masalah komunikasi antar
orangtua dan anak
e. Implementasi dan Evaluasi

Tanggal Implementasi Evaluasi


14 Januari 2021 Melakukan penkes tentang tumbuh kembang anak S : ibu mengatakan An H berada di tahap remaja
remaja (pengertian, perubahan fisik) dan Keluarga mengatakan mengerti tentang tumbuh
mengidentifikasi anggota keluarga yang berada di kembang anak remaja
tahap remaja O: keluarga dapat menjawab pertanyaan mahasiswa
A : masalah teratasi sebagai
P : Lanjutkan intervensi

Menjelaskan kepada keluarga untuk mengambil S: ibu mengatakan akan merawat anak nya deengan
keputusan yang tepat dalam merawat anak remaja . baik
O: keluarga terlihat kooperatif
A: masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Mendiskusikan cara merawat anak remaja dalam S : keluarga mengatakan Megtahui kekurangan
menjalani remajanya. dan kelebihan anak, harus Bersikap terbuka, harus
Memiliki kegiatan posistif pada anak
O: keluarga dapat menjawab pertanyaan mahasiswa
A: masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Mendiskusikan dengan keluarga untuk S: keluarga mengatakan akan membatasi atau


memodifikasi lingkungan yang sesuai tumbuh memilih teman untuk anaknya
kembang remaja O: keluarga dapat menjawab pertanyaan mahasiswa
A: masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Mendiskusikan untuk memanfaatkan fasilitas yang S: keluarga mengatakan akan memilih fasilitas
sesuai tumbuh kembang remaja kesehatan ke puskesmas agar mendapatkan
informasi
O: keluarga dapat menjawab pertanyaan mahasiswa
A: masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Tanggal 15 Januari 2021 1. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai S: keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
pengertian komunikasi yang baik komunikasi yang baik terkait pengertian, tujuan
2. Mendiskusikan bersama keluarga tujuan dari dan langkah-langkah melakuakn komunikasi yang
baik
komunkasi efektif
O: keluarga tampak dapat menyebutkan pengertian,
3. Mendiskusikan kepada keluarga penyebab
tujuan (komunikasi adalah suatu proses
komunikasi tidak efektif di keluarga
penyampaian informasi yang dilakukan secara lisan
4. Mendiskusikan bagaimana melakukan
atau verbal dari satu pihak ke pihak lain yang
komunikasi yang baik dan efektif
mudah di mengerti oleh keduanya.
Tujuan komunikasi efektif adalah memberikan
kemudahan dalam memeberikan pesan yang
disampaikan anatara pemberi dan penerima
informasi sehingga terjadi umpan balik)
A: Masalah teratasi sebagian
P: motivasi keluarga dalam melakukan komunikasi
yang baik
1.Mendiskusikan bersama keluarga akibat S:- klien mengatakan mengerti tentang risiko akibat
komunikasi tidak efektif. masalah komunikasi tidak efektif
2. Memberikan saran kepada keluarga untuk - klien mnegatakan tidak tertarik untuk mengikuti
meluangkan waktu bersama keluarga untuk program konseling dalam komunikasi tidak
berbinjang-bincang di hari libur efektif karena sibuk bekerja
O: keluarga tampak dapat menyebutkan 2 dari 5
risiko akibat masalah komunikasi tidak efektif
yaitu hubungan sosial menjadi lebih renggang ,
menimbulkan kesalah pahaman.
A: Masalah teratasi sebagian
P: motivasi keluarga dalam melakukan komunikasi
yang baik
1. mendemontrasikan bagaimana melakukan S: keluarga mengatakan mengerti bagaimana
komunikasi yang baik melakuakn komunikasi yang baik
2. Memotivasi keluarga agar melakukan O: keluarga tampak dapat melakukan komunikasi
yang baik, hanya saja masih canggung
komunikasi yang baik
A: masalahteratasi sebagian
3. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk P: motivasi keluarga dalam melakukan komunikasi
mendemonstrasikan komunikasi yang baik
yang baik
4. Memberikan reinforcement positif

1. Mendiskusikan untuk menciptakan lingkungan S: keluarga mengatakan agar rumah nyaman,


rumah agar tetap bersih dan nyaman lingkungan harus tetap bersih dan mengerti apa
2. Membantu suasana rumah menjadi tempat yang yang sudah di jelaskan
O: rumah tampak bersih
paling nyaman untuk berkomunikasi
A: masalah teratasi sebagian
P: motivasi keluarga dalam melakukan komunikasi
yang baik
1. Memotivasi keluarga untuk melakukan S: pasien mengatakan untuk berkomunikasi tidak
konsultasi bersama perlu berkonsultasi ke fasilitas kesehatan
2.Memberikan reinforcement positif O: keluarga tampoak tidak berminat untuk
berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terkait
komunikasi
A: maslah teratasi sebagian
p: motivasi keluarga dalam melakukan komunikasi
yang baik
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi


Sub Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Penyuluh : Popi Nurmalasari
Hari/Tanggal : 14 Januari 2021
Waktu : Pukul 09.00. S.D 09.30WIB
Tempat : Rumah Bp.R RT 02 RW 02 Kelurahan Pajajaran
Kecamatan Cicendo Kota Bandung
Sasaran : Keluarga Bp. R

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan
perubahan sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa remaja pada
umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu yang sedang
mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai
kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak
menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana usia 13 tahun
merupakan batas usia pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis
sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika
mereka pada umumnya, secara sosial dan psikologis mampu mandiri.
Berdasarkan uraian di atas ada dua hal penting menyangkut, batasan remaja,
yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa dan perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologi.
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga Bp.R serta
An.H dapat mengetahui tentang pentingnya Kesehatan Reproduksi Pada
Remaja
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan keluarga Bp.R dan An.H dapat
menjelaskan kembali :
1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
2. Perubahan Fisik, Biologis, dan Psikososial Remaja
3. Perawatan / Kebersihan Organ Reproduksi
4. Perilaku Remaja Dan PMS (Penyakit Menular Seksual).
D. Materi
Terlampir.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Laptop
2. Powerpoint dan Leaflet
3. Video Edukasi
G. Kegiatan pembelajaran

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 2 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam
1. Memberi Salam 2. Mendengarkan dan
2. Menyebutkan Materi atau memperhatikan
pokok pembahasan yang
akan disampaikan
2. 25 menit Pelaksanaan: Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur
3. 6 menit Evaluasi: Menjawab pertanyaan
Meminta audiens menjelaskan
kembali mengenai :
1. Pengertian Kesehatan
Reproduksi
2. Perubahan Fisik,
Biologis, dan Psikososial
Remaja
3. Perawatan / Kebersihan
Organ Reproduksi
4. Perilaku Remaja Dan
PMS (Penyakit Menular
Seksual).
5. Memberikan pujian atas
keberhasilan dalam
menjelaskan pertanyaan
dan memperbaiki
kesalahan, serta
menyimpulkan.
4. 2 menit Penutup: Menjawab salam
Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam

H. Evaluasi
1. Apa itu Kesehatan Reproduksi ?
2. Sebutkan Perubahan Fisik, Biologis, dan Psikososial Remaja ?
3. Sebutkan cara Perawatan / Kebersihan Organ Reproduksi
4. Contoh Perilaku Remaja yang menyimpang dan contoh PMS (Penyakit
Menular Seksual) ?
LAMPIRAN MATERI

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian Remaja Dalam Konteks Kesehatan Reproduksi Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa


dewasa.Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat.Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia
remaja adalah 12 sampai 24 tahun.
Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan
belum kawin.Menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak
Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Kesehatan Reproduksi (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran &
sistem reproduksi .Kesehatan Reproduksi Menurut WHO adalah suatu
keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman.
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu :
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat
pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual
dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak
banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan
anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria
yang membeli kebebasannya secara materi, dsb)
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual, dsb).
Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian
sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.
Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah
laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
B. Perubahan Fisik, Biologis, Psikososial Remaja

1. Tumbuh Kembang Remaja.


Masa remaja dibedakan dalam :
a. Masa Remaja Awal, 10 – 13 Tahun.
b. Masa Remaja Tengah, 14 – 16 Tahun.
c. Masa Remaja Akhir, 17 – 19 Tahun.
2. Pertumbuhan Fisik Pada Remaja Perempuan :
a. Mulai menstruasi.
b. Payudara dan panggul membesar.
c. Indung telur membesar.
d. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
e. Vagina mengeluarkan cairan.
f. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
g. Tubuh bertambah tinggi (lengan dan tungkai kaki bertambah panjang )
h. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak
terlihat seperti anak kecil lagi.
i. Kaki dan tangan bertambah besar
j. Keringat bertambah banyak
k. Indung telur mulai membesar dan berfungsi sebagai organ reproduksi
3. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :
a. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan berat.
b. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
c. Tumbuh kumis.
d. Mengalami mimpi basah.
e. Tumbuh jakun.
f. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
g. Penis dan buah zakar membesar.
h. Tubuh bertambah berat dan tinggi
i. Keringat bertambah banyak
j. Kulit dan rambut mulai berminyak
k. Lengan dan tungkai kaki bertambah besar
l. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak
terlihat seperti anak kecil lagi
4. Pada Usia Remaja, Tugas-Tugas Perkembangan yang harus dipenuhi
adalah sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan yang baru dan lebih mendalam dengan teman
sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
b. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
c. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
d. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang
dewasa lainnya
e. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
f. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
g. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan
keluarga
h. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk
tercapainya kompetensi sebagai warga negara
i. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggung-
jawabkan secara sosial
j. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman
perilaku
5. Perubahan Psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja
laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan
pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :
a. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
c. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat
tergantung pada kelompoknya.

C. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi

Perubahan fisik selama pubertas harus dikuti dengan perawatan,


kebersihan dan kesehatan fisik, terutama alat-alat reproduksi. Selama masa
haid remaja perempuan disarankan untuk memakan makanan yang
mengandung banyak zat besi (bayam, hati, buah-buahan, dll) karena selama
masa haid perempuan dapat mengalami anemia atau kekurangan zat besi
dalam darah.
Tips merawat kesehatan organ reproduksi :
1. Perempuan
a. Selama haid, menggunakan pembalut wanita untuk menampung darah
haid. Ataupun dibuat dengan kain bersih.
b. Mengganti pembalut empat jam sekali, atau lebih sering selama masa
haid
c. Setiap kali buang air, siramlah (basuh) alat kelamin dengan air yang
bersih atau pengganti air (tissue).
d. Setelah buang air besar,bersihkan alat kelamin dari depan ke belakang,
bukan sebaliknya, agar sisa kotoran tidak masuk ke alat kelamin.
e. Jangan sering menggunakan antiseptik/cairan pembunuh kuman untuk
mencuci alat kelamin, khususnya vagina, karena akan mematikan
mikro-organisma yang secara alami dapat melindungi vagina
f. Jangan memakai celana dalam yang terlalu ketat.
g. Mengganti celana dalam dua kali sehari.
h. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat.
2. Laki-Laki
a. Mandi secara teratur dua kali sehari.
b. Mengganti celana dalam dua kali sehari dan gunakan celana dalam
yang menyerap keringat.
c. Membersihkan anus dan penis dengan air bersih setiap kali buang air
besar maupun kecil.
d. Sunat dapat mencegah penumpukan kotoran (disebut smegma) di penis
e. Bagi yang belum disunat, kulit penutup penis ditarik kebelakang agar
bagian dalam penis dapat dicuci dengan air bersih setiap kali mandi.
f. Tidak menggunakan celana dalam yang ketat. Celana ketat dapat
mengganggu stabilitas suhu testis di dalam buah zakar.

D. Perilaku Seksual Remaja Dan Kesehatan Reproduksi

Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki
pengertian yang sangat berbeda satu sama lainya. Perilaku dapat di artikan
sebagai respons organisme atau respons seseorang terhadap stimulus
(rangsangan) yang ada(Notoatmojdo,1993). Sedangakan seksual adalah
rangsangan-rangsangan atau dorongan yang timbul berhubungan dengan seks.
Jadi perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan berhubungan
dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun dari
luar dirinya.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif
secara seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko
yang lebih rendah atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan
perilaku seksual, semakin mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan
seksualnya pada saat sebelum menikah. Persepsi seperti ini disebut youth
vulnerability oleh Quadrel et. aL. (1993) juga menyatakan bahwa remaja
cenderung melakukan underestimate terhadap vulnerability dirinya. Banyak
remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada intercourse
(sanggama) yang pertama kali atau dirinya tidak akan pernah terinfeksi
HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat.
Dari kedua definisi kesehatan reproduksi tersebut ada beberapa faktor
yang berhubungan dengan status kesehatan reproduksi seseorang, yaitu faktor
sosial ,ekonomi,budaya, perilaku lingkungan yang tidak sehat, dan ada
tidaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi gangguan
jasmani dan rohani. Dan tidak adanya akses informasi merupakan faktor
tersendiri yang juga mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang
sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Pada pasal 7
rencana kerja ICPD Kairo dicantumkam definisi kesehatan reproduksi
menyebabkan lahirnya hak-hak reproduksi. Berdasarkan pasal tersebut hak-
hak reproduksi di dasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi semua
pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertangung jawab
mengenai jumlah anak , penjarangan anak (birth spacing ), dan menentukan
waktu kelahiran anak-anak mereka dan mempunyai informasi dan cara untuk
memperolehnya, serta hak untuk menentukan standar tertinggi kesehatan
seksual dan reproduksi. Dalam pengertian ini ada jaminan individu untuk
memperoleh seks yang sehat di samping reproduksinya yang sehat (ICPD,
1994). Sudah barang tentu saja kedua faktor itu akan sangat mempengaruhi
tercapai atau tidak kesehatan reproduksi seseorang ,termasuk kesehatan
reproduksi remaja.
E. Penyakit MenularSeksual (PMS)
Dampak lain dari perilaku seksual remaja terhadap kesehatan reproduksi
adalah tertular PMS termasuk HIV/AIDS. Penyakit yang ditimbul karena seks
bebas yang disebut dengan penyakit menular seksual, yakni :
1. GONORE
Penyebab : Kuman Neisseria Gonorrhae
Gejalanya :
Pada laki-laki antara lain :
 Rasa sakit pada waktu BAK atau ereksi
 Keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari
Pada perempuan antara lain :
 Nyeri didaerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan
dengan bau tidak sedap
 Alat kelamin terasa bau dan gatal
 Rasa sakit atau panas pada waktu kencing dan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual.
2. SIFILIS (Raja Singa)
Penyebab : kuman treponema pallidum
Gejalanya :
 Timbul benjolan disekitar alat kelamin
 Kadang-kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan
menghilang dengan sendirinya tanpa diobati.
3. HERPES , Lebih dikenal dengan herpes genitalis (Herpes genitalis)
Penyebab : Virus Herpes Simpleks
Gejalanya antara lain :
 Pada awalnya ada seperti rasa terbakar atau gatal pada kelamin
 Timbulnya bintil-bintil berisi air diatas kulit dengan warna dasar
kemerahan dan jika pecah menimbulkan luka lecet yang terbuka dan
sangat nyeri
 Pembengkakan pada kelenjar lipatan paha
 Nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang terkena
4. KANDIDIASIS VAGINA
Penyebab : jamur candida albikans
Gejala :
 Cairan vagina berwarna seperti keju atau susu basi disertai gatal
 Panas dan kemerahan dikelamin dan sekitar
5. TRIKOMONIASIS
Penyebab : parasit trichomonas vaginalis
Gejalanya :
 Keputihan banyak, kadang berbusa dan berwarna hijau dan berbau
busuk
 Gatal pada kemaluan
 Nyeri saat berhubungan seks dan buang air kecil
6. HIV / AIDS
Penyebab : virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus)
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
berbagai penyakit akibat turunya kekebalan tubuh akibat HIV.
Cara penularannya :
 Darah ,bisa berbentuk luka
 Cairan sperma
 Cairan vagina
AIDS tidak ditularkan melalui :
 Hidup serumah dengan penderita AIDS
 Berjabat tangan atau cium pipi
 Berenang dikolam renang
 Menggunakan fasilitas bersama
 Makan atau minum dari piring dan gelas yang sama
 Bersin
Bagaimana pencegahannya
 No free Sex
 Not to use second spuit
 Hubungan seksual yang aman (gunakan kondom)
 Hindari kontak lansung dengan produk darah penderita AIDS
DAFTAR PUSTAKA

Bobak,Lowdermik, Jensen.(2004).”Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Edisi


4.EGC.Jakarta
Potter& perry.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Edisi 4.EGC.Jakarta
Soekidjo, Notoatmodjo.(2007).Kesehatan masyarakat,edisi ke 11.Jakarta : Rineka
Cipta.
Salmah, Siti.Makalah Seks Bebas Di Kalangan Remaja Dan Mahasiswa. [Diakses
pada tanggal 09 november 2015]. Link
situshttp://sitisalmah27.blogspot.co.id/2014/03/makalah-seks-bebas-
dikalangan-remaja.html

Anda mungkin juga menyukai