OLEH:
POPI NURMALASARI
NIM.P17320120516
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Bp. R
b. Alamat : RT 02 RW 02 Kelurahan Pajajaran
Kecamatan Cicendo Kota Bandung Keluarga
c. No Telepon : 08132126xxxx
d. Komposisi Keluarga dan Genogram
Komposisi Keluarga
Genogram
Keterangan :
7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap kepada petugas kesehatan dapat meningkatkan
pelayanannya dan keluraga berharap selalu sehat jasmani dan
rohaninya.
B. Analisa Data
Analisa Data Masalah Keperawatan
1. An. H mengatakan tidak mengetahui Ketidakefektifan peran remaja pada An H
tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja,
karena sebelumnya tidak pernah
mendapatkan informasi mengenai
tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja.
2. An. H mengatakan malas belajar dan
jarang mengerjakan tugas
sekolahnya.
3. An. H mengatakan jika banyak
kegiatan dan membuat dirinya stress
maka dia akan main keluar dengan
teman-temannya, biasanya
nongkrong sambil mengobrol tidak
jelas, main ke warnet atau rental PS
dan menonton balapan motor.
4. An. H juga mengatakan sering main
dengan teman-temannya hingga
malam hari.
5. An. H juga mengatakan pernah ikut-
ikutan tawuran dengan teman-teman
sekolahnya.
6. An. H sudah mulai ditawari untuk
mencoba merokok oleh teman-
temannya, baik teman di sekolah
maupun teman di lingkungan
rumahnya.
7. An. H mengatakan sudah jarang
(suka membolos) dalam mengikuti
pengajian.
DO :
An H terlihat bingung saat menanyakan
tanggung jawab sebagai remaja.
DO:
1. An. H termasuk anak yang pendiam
dan jarang menyampaikan
pendapatnya.
2. Bp. R terlihat jarang berada dirumah.
_3
1. identifikasi dengan
kelurga mengenai
anggota keluarga yang
sedang tumbuh kembang
remaja
2. Tanyakan kembali
kepada keluarga untuk
identifikasi tumbuh
kembang remaja yaitu An
H
3. berikan reinforcement
positif atas jawaban yang
tepat.
ketidakefektifan TUM: Setelah TUK 1: Reapon verbal 1. Menyebutkan pengertian 1. Diskusikan bersama
Koping keluarga dilakukan Setelah dilakukans ebanyak 2x20 menit komunikasi. komunikasi keluarga mengenai
Bp.R tindakan pertemuan, diharapkan adalah suatu proses pengertian komunikasi
keperawatan 1. keluarga mampu mengenal masalah penyampaian informasi yang yang baik
sebanyak 3x keluarga dengan cara: dilakukan secara lisan atau 2. Diskusikan bersama
pertemuan, -menyebutkan pengertian komunikasi verbal dari satu pihak ke keluarga tujuan dari
koping efektif pihak lain yang mudah di komunkasi efektif
keluarga Bp.R - menyebutkan tujuan komunikasi mengerti oleh keduanya. 3. Tanyakan kepada
menjadi efektif efektif 2. Tujuan komunikasi efektif keluarga penyebab
-menyebutkan penyebab komunikasi adalah memberikan komunikasi tidak efektif
tidak efektif kemudahan dalam di keluarga
- meyebutkan langkah-langkah dalam memeberikan pesan yang 4. diskusikan bagaimana
melakukan komunikasi efektif disampaikan anatara melakukan komunikasi
pemberi dan penerima yang baik dan efektif
informasi sehingga terjadi
umpan balik atau feed back
dapat seimbang tidak terjadi
monoton.
3. penyebab komunikasi
tidak efektif: keluarga
mampu menyebutkan 2 dari
empat penyebab komunikasi
tidak efektif : pesan sulit
dimengerti, orangtua lebih
banyak bicara,
penyamppaian pembicaraan
tidak dapat diterima oleh
penerima pesan.
4. langkah-langkah
komunikasi efektif:
a. Mendengarkan dan
menyimak dengan
baik
b. Tidak membuat
asumsi atau
memotong pesan
c. Memastikan kembali
bila pesan kurang
jelas
TUK 2: respon verbal 1. Menyebutkan risiko 1. Diskusikan bersama
setelah 1x15 menit keluarga mampu akibat masalah komunikasi keluarga akibat
tidakefektif:
mengambil keputusan yang tepat dalam komunikasi tidak efektif
a. hubungan sosial
menciptakan komunikasi yang efektif menjadi lebih 2. berikan saran kepada
dengan cara: renggang keluarga untuk
b. menimbulkan kesalah
- menyebutkan risiko akibat masalah meluangkan waktu
pahaman,
komunikasi tidakefektif c. menimbulkan bersama keluarga untuk
-mengambil keputusan yang tepat kesalahan dalam berbincang-bincang di
penyampaian
mengikuti program konseling dalam hari libur
infromasi,
masalah komunikasi tidak efektif d. meregangkan 3. eksplorasi pendapat
hubungan sosial, keluarga jika komunikasi
e. memicu timbulnya kurang efektif di dalam
konflik
berkepanjangan keluarga
5. Setelah 1x20 menit keluarga mampu respon verbal Keluarga mampu 1. Motivasi keluarga
memanfaatkan pelayanan kesehatan menunjungi fasilitas untuk melakukan
untuk fasilitas komunikasi yang efektif kesehatan untuk konsultasi konsultasi bersama
ke pelayanan kesehatan
dengan cara mengunjungi fasislitas 2. Berikan reinforcement
terdekat
kesehatan untuk berkonsultasi positif
mengenai masalah komunikasi antar
orangtua dan anak
e. Implementasi dan Evaluasi
Menjelaskan kepada keluarga untuk mengambil S: ibu mengatakan akan merawat anak nya deengan
keputusan yang tepat dalam merawat anak remaja . baik
O: keluarga terlihat kooperatif
A: masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Mendiskusikan cara merawat anak remaja dalam S : keluarga mengatakan Megtahui kekurangan
menjalani remajanya. dan kelebihan anak, harus Bersikap terbuka, harus
Memiliki kegiatan posistif pada anak
O: keluarga dapat menjawab pertanyaan mahasiswa
A: masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Mendiskusikan untuk memanfaatkan fasilitas yang S: keluarga mengatakan akan memilih fasilitas
sesuai tumbuh kembang remaja kesehatan ke puskesmas agar mendapatkan
informasi
O: keluarga dapat menjawab pertanyaan mahasiswa
A: masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Tanggal 15 Januari 2021 1. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai S: keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
pengertian komunikasi yang baik komunikasi yang baik terkait pengertian, tujuan
2. Mendiskusikan bersama keluarga tujuan dari dan langkah-langkah melakuakn komunikasi yang
baik
komunkasi efektif
O: keluarga tampak dapat menyebutkan pengertian,
3. Mendiskusikan kepada keluarga penyebab
tujuan (komunikasi adalah suatu proses
komunikasi tidak efektif di keluarga
penyampaian informasi yang dilakukan secara lisan
4. Mendiskusikan bagaimana melakukan
atau verbal dari satu pihak ke pihak lain yang
komunikasi yang baik dan efektif
mudah di mengerti oleh keduanya.
Tujuan komunikasi efektif adalah memberikan
kemudahan dalam memeberikan pesan yang
disampaikan anatara pemberi dan penerima
informasi sehingga terjadi umpan balik)
A: Masalah teratasi sebagian
P: motivasi keluarga dalam melakukan komunikasi
yang baik
1.Mendiskusikan bersama keluarga akibat S:- klien mengatakan mengerti tentang risiko akibat
komunikasi tidak efektif. masalah komunikasi tidak efektif
2. Memberikan saran kepada keluarga untuk - klien mnegatakan tidak tertarik untuk mengikuti
meluangkan waktu bersama keluarga untuk program konseling dalam komunikasi tidak
berbinjang-bincang di hari libur efektif karena sibuk bekerja
O: keluarga tampak dapat menyebutkan 2 dari 5
risiko akibat masalah komunikasi tidak efektif
yaitu hubungan sosial menjadi lebih renggang ,
menimbulkan kesalah pahaman.
A: Masalah teratasi sebagian
P: motivasi keluarga dalam melakukan komunikasi
yang baik
1. mendemontrasikan bagaimana melakukan S: keluarga mengatakan mengerti bagaimana
komunikasi yang baik melakuakn komunikasi yang baik
2. Memotivasi keluarga agar melakukan O: keluarga tampak dapat melakukan komunikasi
yang baik, hanya saja masih canggung
komunikasi yang baik
A: masalahteratasi sebagian
3. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk P: motivasi keluarga dalam melakukan komunikasi
mendemonstrasikan komunikasi yang baik
yang baik
4. Memberikan reinforcement positif
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan
perubahan sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa remaja pada
umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu yang sedang
mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai
kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak
menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana usia 13 tahun
merupakan batas usia pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis
sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika
mereka pada umumnya, secara sosial dan psikologis mampu mandiri.
Berdasarkan uraian di atas ada dua hal penting menyangkut, batasan remaja,
yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa dan perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologi.
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga Bp.R serta
An.H dapat mengetahui tentang pentingnya Kesehatan Reproduksi Pada
Remaja
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan keluarga Bp.R dan An.H dapat
menjelaskan kembali :
1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
2. Perubahan Fisik, Biologis, dan Psikososial Remaja
3. Perawatan / Kebersihan Organ Reproduksi
4. Perilaku Remaja Dan PMS (Penyakit Menular Seksual).
D. Materi
Terlampir.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Laptop
2. Powerpoint dan Leaflet
3. Video Edukasi
G. Kegiatan pembelajaran
H. Evaluasi
1. Apa itu Kesehatan Reproduksi ?
2. Sebutkan Perubahan Fisik, Biologis, dan Psikososial Remaja ?
3. Sebutkan cara Perawatan / Kebersihan Organ Reproduksi
4. Contoh Perilaku Remaja yang menyimpang dan contoh PMS (Penyakit
Menular Seksual) ?
LAMPIRAN MATERI
Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki
pengertian yang sangat berbeda satu sama lainya. Perilaku dapat di artikan
sebagai respons organisme atau respons seseorang terhadap stimulus
(rangsangan) yang ada(Notoatmojdo,1993). Sedangakan seksual adalah
rangsangan-rangsangan atau dorongan yang timbul berhubungan dengan seks.
Jadi perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan berhubungan
dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun dari
luar dirinya.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif
secara seksual lebih dini. Dan adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko
yang lebih rendah atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan
perilaku seksual, semakin mendorong remaja memenuhi memenuhi dorongan
seksualnya pada saat sebelum menikah. Persepsi seperti ini disebut youth
vulnerability oleh Quadrel et. aL. (1993) juga menyatakan bahwa remaja
cenderung melakukan underestimate terhadap vulnerability dirinya. Banyak
remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada intercourse
(sanggama) yang pertama kali atau dirinya tidak akan pernah terinfeksi
HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat.
Dari kedua definisi kesehatan reproduksi tersebut ada beberapa faktor
yang berhubungan dengan status kesehatan reproduksi seseorang, yaitu faktor
sosial ,ekonomi,budaya, perilaku lingkungan yang tidak sehat, dan ada
tidaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi gangguan
jasmani dan rohani. Dan tidak adanya akses informasi merupakan faktor
tersendiri yang juga mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang
sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Pada pasal 7
rencana kerja ICPD Kairo dicantumkam definisi kesehatan reproduksi
menyebabkan lahirnya hak-hak reproduksi. Berdasarkan pasal tersebut hak-
hak reproduksi di dasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi semua
pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertangung jawab
mengenai jumlah anak , penjarangan anak (birth spacing ), dan menentukan
waktu kelahiran anak-anak mereka dan mempunyai informasi dan cara untuk
memperolehnya, serta hak untuk menentukan standar tertinggi kesehatan
seksual dan reproduksi. Dalam pengertian ini ada jaminan individu untuk
memperoleh seks yang sehat di samping reproduksinya yang sehat (ICPD,
1994). Sudah barang tentu saja kedua faktor itu akan sangat mempengaruhi
tercapai atau tidak kesehatan reproduksi seseorang ,termasuk kesehatan
reproduksi remaja.
E. Penyakit MenularSeksual (PMS)
Dampak lain dari perilaku seksual remaja terhadap kesehatan reproduksi
adalah tertular PMS termasuk HIV/AIDS. Penyakit yang ditimbul karena seks
bebas yang disebut dengan penyakit menular seksual, yakni :
1. GONORE
Penyebab : Kuman Neisseria Gonorrhae
Gejalanya :
Pada laki-laki antara lain :
Rasa sakit pada waktu BAK atau ereksi
Keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari
Pada perempuan antara lain :
Nyeri didaerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan
dengan bau tidak sedap
Alat kelamin terasa bau dan gatal
Rasa sakit atau panas pada waktu kencing dan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual.
2. SIFILIS (Raja Singa)
Penyebab : kuman treponema pallidum
Gejalanya :
Timbul benjolan disekitar alat kelamin
Kadang-kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan
menghilang dengan sendirinya tanpa diobati.
3. HERPES , Lebih dikenal dengan herpes genitalis (Herpes genitalis)
Penyebab : Virus Herpes Simpleks
Gejalanya antara lain :
Pada awalnya ada seperti rasa terbakar atau gatal pada kelamin
Timbulnya bintil-bintil berisi air diatas kulit dengan warna dasar
kemerahan dan jika pecah menimbulkan luka lecet yang terbuka dan
sangat nyeri
Pembengkakan pada kelenjar lipatan paha
Nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang terkena
4. KANDIDIASIS VAGINA
Penyebab : jamur candida albikans
Gejala :
Cairan vagina berwarna seperti keju atau susu basi disertai gatal
Panas dan kemerahan dikelamin dan sekitar
5. TRIKOMONIASIS
Penyebab : parasit trichomonas vaginalis
Gejalanya :
Keputihan banyak, kadang berbusa dan berwarna hijau dan berbau
busuk
Gatal pada kemaluan
Nyeri saat berhubungan seks dan buang air kecil
6. HIV / AIDS
Penyebab : virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus)
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
berbagai penyakit akibat turunya kekebalan tubuh akibat HIV.
Cara penularannya :
Darah ,bisa berbentuk luka
Cairan sperma
Cairan vagina
AIDS tidak ditularkan melalui :
Hidup serumah dengan penderita AIDS
Berjabat tangan atau cium pipi
Berenang dikolam renang
Menggunakan fasilitas bersama
Makan atau minum dari piring dan gelas yang sama
Bersin
Bagaimana pencegahannya
No free Sex
Not to use second spuit
Hubungan seksual yang aman (gunakan kondom)
Hindari kontak lansung dengan produk darah penderita AIDS
DAFTAR PUSTAKA