Disusun Oleh :
Dosen Pengampu:
Maret, 2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat-Nya, pada akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah ini mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat dan bantuan dari teman-teman
serta bimbingan dari dosen sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan kami, kami yakin banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami selaku penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ................................................................................................................. 3
B. Macam-Macam Keracunan ....................................................................................... 4
C. Etiologi ..................................................................................................................... 4
D. Patofisiologi .............................................................................................................. 4
E. Manifestasi Klinik .................................................................................................... 5
F. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................ 5
G. Komplikasi ................................................................................................................ 6
H. Penatalaksanaan ........................................................................................................ 6
A. Kasus ......................................................................................................................... 7
B. Pengkajian ................................................................................................................. 7
C. Keluhan Utama .......................................................................................................... 8
D. Riwayat Kesehatan Sekarang .................................................................................... 8
E. Riwayat Kesehatan Lalu ............................................................................................ 8
F. Riwayat Keluarga ...................................................................................................... 8
G. Pemeriksaan Fisik ...................................................................................................... 8
H. Kegiatan Sehari-hari .................................................................................................. 9
I. Analisa Data .............................................................................................................. 10
J. Diagnosa Keperawatan .............................................................................................. 11
K. Intervensi ................................................................................................................... 11
L. Implementasi dan Evaluasi ........................................................................................ 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situasi gawat darurat bisa dialami oleh siapa saja, dalam kondisi seperti itu seseorang
perlu tanggap untuk melakukan pertolongan pertama. Salah satu kejadian gawat darurat yang
bisa mengancam nyawa manusia adalah keracunan makanan. Makanan siap saji selalu
mengalami proses penyediaan, pemilihan bahan mentah, pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan sampai penyajian. Dari semua tahapan tersebut masing-masing memiliki resiko
penyebab terjadinya keracunan makanan apabila tidak dilakukan pengawasan makanan secara
baik dan benar (Kemenkes RI, 2012). Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar
oleh konsumen makanan dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan keracunan
akibat bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan
alergi. Akibat keracunan makanan ini masyarakat melakukan pertolongan pertama dengan
cara memberikan minum air putih yang dan memuntahkan makanan sebelum dibawa ke
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Keracunan makanan merupakan salah satu masalah yang dapat menyebabkan kematian.
Menurut data World Health Organization (WHO), ada dua juta orang meninggal tiap tahun
akibat keracunan makanan dan minuman. Di Indonesia, sekitar 200 kasus keracunan makanan
terjadi tiap tahunnya (WHO,2016). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat di
Indonesia kurun waktu 2011 dan 2015, produk makanan yang tidak sesuai dengan standar
yang ditetapkan meningkat sekitar 35 persen. Di antaranya sejumlah zat berbahaya yang
digunakan sebagai zat adiktif untuk makanan dan adanya kontaminasi mikrobial. Pada tahun
2013 sampai 2015, laporan tentang keracunan makanan yang serius meningkat dari 48
menjadi 61 kasus di 34 provinsi (BPOM RI , 2015). Pada tahun 2016-2017 kejadian luar
biasa keracunan makanan terdapat 31 kasus di provinsi Jawa Timur. (KEMKES RI, 2017).
Tahun 2017 bulan Desember di Desa Kori Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo ada
sekitar 13 orang mengalami keracunan yang dirawat di Rumah Sakit karena makanan yang
dihidangkan saat acara hajatan disalah satu rumah warga. Penyebab dari keracunan makanan
disebabkan karena bahan makanan yang sudah kadaluwarsa, tidak mencuci bahan makanan
dengan bersih, pengolahan makanan yang salah atau tidak higienis. Faktor-faktor tersebut
terjadi karena pengolah makanan yang kurang teliti dalam memilih bahan makanan dan
kurang memperhatikan kebersihannya, makanan yang dihidangkan diambil sampel oleh pihak
yang berwenang dan setelah dilihat hasil laboratoriumnya makanan tersebut mengandung
bakteri Escherichia Coli.
Dampak yang ditimbulkan adalah banyak masyarakat yang mengalami sakit perut dan
mual muntah setelah mengkonsumsi makanan yang dihidangkan saat acara hajatan dan
langsung memuntahkan makanan dan minum air putih. Dalam kasus ini sebagian masyarakat
masih belum melakukan pertolongan pertama dengan baik dan benar seperti memberikan air
dingin dan mengkonsumsi buah pisang mentah saat terjadi keracunan. Keracunan makanan di
rumah tangga pada umumya terjadi pada saat pesta keluarga seperti pesta pernikahan,
khitanan, aqiqah, tahlilan, dan lain-lain. Pada acara tersebut makanan yang disajikan dikelola
oleh rumah tangga itu sendiri dengan dibantu para tetangga dengan manajemen pengolahan
pangan yang kurang baik dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keamanan pangan. (BPOM
1
RI, 2012). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat (Notoatmojo, 2007). Dari
penelitian-penelitian yang sudah ada, baik di negara maju maupun berkembang mengalami
berbagai hambatan dalam rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup
sehat bagi masyarakatnya. Hambatan paling besar dirasakan adalah faktor pendukungnya.
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyebab dari keracunan
2. Untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan pada anak yang mengalami
keracunan makanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan
kehidupan selain kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan selain mengandung nilai gizi
juga merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman terutama
makanan yang mudah membusuk yang mengandung kadar air serta nilai protein yang tinggi.
Keracunan makanan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahannya
sesegera mungkin untuk menanggulangi dan mencegah meluasnya kejadian, serta mencegah
kejadian tersebut tidak terulang kembali. Identifikasi apa yang menjadi penyebab kejadian
tersebut perlu dilaksanakan secara sistematis dan cepat. Penyakit yang disebabkan oleh
makanan masih merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan di Indonesia.
Makanan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan toksin yang diproduksi oleh
mikroba patogen. Makanan juga dapat menimbulkan masalah serius jika mengandung racun
akibat cemaran kimia, bahan berbahaya maupun racun alami yang terkandung dalam
makanan, yang sebagian diantaranya menimbulkan KLB keracunan. Keracunan memiliki
dampak negatif, baik terhadap kesehatan maupun sosio-ekonomi, seperti mengakibatkan
penderitaan (rasa sakit), penurunan produktivitas dan pendapatan, serta peningkatan biaya
perawatan kesehatan (DiPiro et al., 2008).
Penyakit diare sampai dengan saat ini masih termasuk masalah kesehatan terbesar dunia
apalagi bagi negara-negara berkembang karena angka kesakitan dan kematian yang masih
tinggi. Pada tahun 2009, The United Nations Chlidren Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa Asia Selatan merupakan benua tertinggi yang
menderita diare pada balita yakni sebesar 783 juta, kemudian Afrika sebesar 696 juta,
sebagian dari dunia sebesar 480 juta dan Asia Timur dan Pasifik sebesar 435 juta. Pada tahun
2015 lebih dari 1.400 anak-anak meninggal setiap hari, atau sekitar 526.000 anak per tahun
yang disebabkan karena diare (Ariani, 2016).
Di Indonesia kematian anak dan balita masih sangat tinggi yang disebabkan oleh diare
dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Pada tahun
2003 hingga 2010, berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit diare, insiden
diare cenderung naik yakni tahun 2003 sebanyak 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik
3
menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk (Kemenkes RI,
2011). Berdasarkan data dan informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, terlihat bahwa
penemuan kasus diare ditangani menurut provinsi Sulawesi Utara tercatat berjumlah 6.337
orang (9,7%) dan perkiraan diare difasilitas kesehatan berjumlah 65.127 orang (Kemenkes
RI, 2017). Keracunan pada anak merupakan salah satu kegawatdaruratan pada praktik
pediatri. Anak sangat berisiko mengalami keracunan karena perilaku mereka yang selalu
ingin tahu dan suka bereksplorasi, sering memasukkan tangan ke dalam mulut dan semua
yang dipegang.
C. Etiologi
Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa dimulai
dari yang ringan sampai yang berat. Secara umum, yang banyak terjadi
disebabkan oleh.
1. Mikroba
- Mikroba yang menyebabkan keracunan, diantaranya:
- Escherichia coli patogen
- Staphylococcus Aureus
- Salmonella
- Bacillus parahemolyticus
- Clostridium Batulisme
- Streptokkus
2. Bahan kimia
- Peptisida golongan Organofosfat
- Organo Sulfat & karbonat
3. Toksin
- Jamur
- Keracunan singkong
- Tempe Bongkrek
- Bayam Beracun
- Kerang
D. Patofisiologi
Keracunana bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu faktor bahan kimia,
mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vasikuler sistemik sehingga
4
terjadi penurunan fungsi organ-organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan
menyebabkan mual, muntah, diare, perut kembung, gangguan pernapasan, gangguan
sirkulasi darah, dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia) . Terjadi
mual, muntah dikarenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat.
Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat (inktvasi) enzim
asrtikolinesterase tubuh (KhE) . Dalam keadaan normal, enzim KhE bekerja untuk
menghidrolisis enzim arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh - KhE yang bersifat
inaktif. Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO - KhE lebih banyak terjadi.
Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat - tempat tersebut, sehingga timbul gejala -
gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik
dan ssp ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi ssp).
E. Manifestasi klinis
1. Keracunan ringan
- Nyeri kepala
- Rasa lemah
- Rasa takut
- Tremor pada lidah dan kelopak mata
- Pupil miosis
2. Keracunan sedang
- Nausea
- Muntah – muntah
- Kejang dan kram perut
- Hipersaliva
- Hiperhidrosis
- Fasikulasi otot
- Bradikardi
3. Keracunan berat
- Diare
- Reaksi cahaya negatif
- Sesak nafas
- Sianosis
- Edema paru
- Inkontinensia urin dan feses
- Koma
- Blokade jantung akhirnya meninggal
F. Pemeriksaan penunjang
Uji laboratorium dan Diagnostik :
1. Skrining/penapisan toksikologi darah
5
2. Skrining toksikologi urine
3. Analisis gas darah
4. Kadar elektrolit
G. Komplikasi
1. Henti nafas
2. Henti jantung
3. Korosi esofagus atau trakea jika substansi penyebabnya teringesti
4. Syok, sindrom gawat pernapasan akut
5. Edema serebral,kkonvulsif
H. Penatalaksanaan
1. Tindakan emergency
- Airway : bebaskan jalan nafas, kalau perlu dilakukan inkubasi
- Breathing : berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau
pernapasan tidak adekuat.
- Circulasi : pasang infus bila keadaan penderita gawat darurat dan perbaiki
perfusi jaringan.
6
BAB III
A. Kasus
Anak Cindy berusia 11 tahun setelah makan jajanan mengeluh mules dan sakit perut,
kemudian diberi minyak kayu putih tetapi tidak ada perubahan. Anak C muntah disertai diare,
pusing, rasa lemah, dan sempat kejang dan sempat mengalami ketidaksadaran
B. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Anak.Cindy
Umur : 11 Tahun
Agama : Islam
Nama : Ny.Anis
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMA
7
Hubungan dg anak : Ibu
C. Keluhan utama
Anak C masuk rumah sakit diantar oleh ibunya pada tanggal 15 januari 2021 dengan keluhan
muntah disertai diare dengan bau yang khas, dan pusing, rada lemah dan sempat kejang,
pernafasan tidak teratur .
G. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat Kesadaran
a. Kualitas : Delirium
b. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 72 x/menit
- Pernapasan : 30x/menit
- Suhu : 38 ºC
- BB sekarang : 22 Kg
- TinggiBadan : 135 cm.
c. Kepala
- Inspeksi : Bentuk kepala simetris, rambut lurus pendek, tidak ada
ketombe, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
d. Mata
- Inspeksi : Simetris,papebra kehitaman,konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik, tidak edema, tidak ada lesi/benjolan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
- Inspeksi : Simetris, Mukosa mulut sedikit kering, gigi utuh, tidak ada
caries, keadaan mulut bersih.
f. Hidung
- Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi/benjolan, tidak ada sekret, ada
refraksi dinding dada pernafasan cuping hidung
8
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan sinus
g. Telinga
- Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi/benjolan, tidak ada
serumen/pendarahan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
h. leher
- Inspeksi : Tidak ada lesi/benjolan, simetris
- Palpasi : Resistensi terhadap fleksi leher
i. Thorax / Dada
- Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi/benjolan, tidak ada retraksi dinding
dada
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan/benjolan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : Bunyi vesikuler
j. Abdomen
- Inspeksi : Bentuk rata, tidak ada lesi/benjolan
- Auskultasi : bising usus 10x/menit
- Perkusi : Bunyi timpani
- Palpasi : Terdapat nyeri tekan, Tidak ada benjolan
k. Kulit dan Ektremitas
Ektremitas Atas
- Inspeksi : Kulit terlihat kering, ektramitas lengkap
- Palpasi : Kulit kering, turgor kulit buruk.
Ektremitas Bawah
- Inspeksi : kulit kering, eksremitas lengkap
l. Genetalia
- Inspeks : Jenis kelamin perempuan kebersihan genetalia baik.
H. Kegiatan Sehari-hari
9
2 Pola istirahat Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan
klien tidur 10 jam sehari, klien sering terbangun
2 jam tidur siang, 8 jam dimalam hari
tidur malam
3 Pola BAK & BAB BAB : normal sebelum BAB : klien memakai
pampers,tekstur encer
diare.
dan banyak BAK:
Ketika diare BAB encer lancar
dan banyak dengan bau
khas warna hijau dan lebih
> 3x sehari
BAK : lancar
I. Analisa Data
10
hijau Penyerapan terganggu
↓
Muntah, diare
↓
Kekurangan volume cairan
J. Diagnosa keperawatan :
- Defisit volume cairan b/d muntah,diare
- Pola nafas tidak efektif b/d Obstruksi jalan nafas
K. Intervensi
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
12
15 Januari 2021 - Mengkaji defisit cairan S : Ibu mengakatakan klien
- Mengkaji TTV
sudah bisa makan dengan
- Mengobservasi kulit kering
berlebihan dan membran baik seperti biasanya
mukosa, penurunan turgor kulit
O : Keadaan umum klien
- Berkolaborasi dengan dokter
mengenai pemberian cairan terlihat sadar/kompos mentis
parental sesuai indikasi
A : Masalah teratasi
P : Tindakan dihentikan
BAB IV
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Keracunan pada anak merupakan masalah kegawatan yang penting dan merupakan
masalah di dunia (Wilkerson, 2005). Penyebab dari keracunan sangat bervariasi di setiap
negara, tergantung dari faktor demografi , status sosial, tingkat pendidikan, kepercayaan dan
kebiasaan di masyarakat (WHO, 1988; Wilkerson, 2005).
Racun adalah zat atau bahan yang bila dimasukkan kedalam tubuh melalui mulut, hidung
( inhalasi), serta suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau digunakan terhadap organisme
hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan dan mengganggu dengan serius
fungsi satu atau lebih organ atau jaringan. Intokkasi atau keracunan merupakan masuknya zat
atau senyawa kimia didalam tubuh manusia yang dapat menimbulkan efek merugikan pada
yang menggunakannya.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna.
Adapun terkait pendokumentasikan keperawatan ada yang kurang mungkin sekira nya mohon
dimaafkan juga Kritik dan saran sangat diperlukan untuk penulis dengan harapkan untuk
lebih baik kedepan nya
14
DAFTAR PUSTAKA
Dhermawati Ira, dkk (2012). Profil Kasus Keracunan Pada Anak Di IRD RSUD Dr. Soetomo
Surabaya Tahun 2011. Jurnal Nurse Vol. 7 No. 1 April 2012: 94-98. Dapat diakses lewat
online di : https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://e-
journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/4005/2727&ved=2ahUKEwjWpv_qr47vAhWB7
XMBHfEE D3AQFjABegQIDxAC&usg=AOvVaw3d8oypaXDhY3V3al7H3l1H
Parmasari Megawati, dkk ( 2014). Evaluasi Penyebab Dan Penatalaksanaan Terapi Pada
Kasus Keracunan Serta Analisa Biaya. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. p-ISSN :
2088-8139, e-ISSN : 2443-2946. Vol, 4 No. 4 Desember 2014. Dapat diakses lewat online
di : https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.uii.ac.id/ajie/article/dow
nload/7832/6844&ved=2ahUKEwjW_6uquY7vAhUKyosBHVRhCM84ChAWMAB6BAgE
EAI&usg=AOvV aw3_aec17EbXMCYc1b00x5LA
Hayu Riska Epina (2018). Kontaminasi Bakteri Staphylococcus SP Pada Kejadian Luar Biasa
Keracunan Makanan Di Dusun Sawangan Kabupaten Magelang Jawa Tengah Indonesia.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (journal of public Health Sciences), Volume 7, Nomor 2
Tahun 2018. P-ISSN : 2338-2147, e-ISSN : 2654-6485. Dapat diakses lewat online di :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.stikes-
alinsyirah.ac.id/index.php/kesmas/article/download/51/52&ved=2ahUKEwjW_6uquY7vAhU
KyosBH VRhCM84ChAWMAh6BAgFEAI&usg=AOvVaw1_56BA4ytW0CfWXxJvCXL8
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.ugm.ac.id/jmpf/article/d
ownload/29448/17592&ved=2ahUKEwjW_6uquY7vAhUKyosBHVRhCM84ChAWMAR6B
AgHEAM&us g=AOvVaw27RP4QBoZYZ2EvZmp1adn4
15