Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN KERACUNAN

Disusun Oleh :

1. Chintia Rahmasari (010318488)


2. Erika Apriani Dewi (010318490)
3. Putri Nur Allyssa O (010318509)
4. Viery Irmawan* (010318529)

Dosen Pengampu:

Ns. Mila Sartika. S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT MEDIKA DRG. SUHERMAN

Jl. Industri Pasir Gombong, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat

Maret, 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat-Nya, pada akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah ini mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat dan bantuan dari teman-teman
serta bimbingan dari dosen sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan kami, kami yakin banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami selaku penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 26 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ................................................................................................................. 3
B. Macam-Macam Keracunan ....................................................................................... 4
C. Etiologi ..................................................................................................................... 4
D. Patofisiologi .............................................................................................................. 4
E. Manifestasi Klinik .................................................................................................... 5
F. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................ 5
G. Komplikasi ................................................................................................................ 6
H. Penatalaksanaan ........................................................................................................ 6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus ......................................................................................................................... 7
B. Pengkajian ................................................................................................................. 7
C. Keluhan Utama .......................................................................................................... 8
D. Riwayat Kesehatan Sekarang .................................................................................... 8
E. Riwayat Kesehatan Lalu ............................................................................................ 8
F. Riwayat Keluarga ...................................................................................................... 8
G. Pemeriksaan Fisik ...................................................................................................... 8
H. Kegiatan Sehari-hari .................................................................................................. 9
I. Analisa Data .............................................................................................................. 10
J. Diagnosa Keperawatan .............................................................................................. 11
K. Intervensi ................................................................................................................... 11
L. Implementasi dan Evaluasi ........................................................................................ 13

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Situasi gawat darurat bisa dialami oleh siapa saja, dalam kondisi seperti itu seseorang
perlu tanggap untuk melakukan pertolongan pertama. Salah satu kejadian gawat darurat yang
bisa mengancam nyawa manusia adalah keracunan makanan. Makanan siap saji selalu
mengalami proses penyediaan, pemilihan bahan mentah, pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan sampai penyajian. Dari semua tahapan tersebut masing-masing memiliki resiko
penyebab terjadinya keracunan makanan apabila tidak dilakukan pengawasan makanan secara
baik dan benar (Kemenkes RI, 2012). Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar
oleh konsumen makanan dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan keracunan
akibat bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan
alergi. Akibat keracunan makanan ini masyarakat melakukan pertolongan pertama dengan
cara memberikan minum air putih yang dan memuntahkan makanan sebelum dibawa ke
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Keracunan makanan merupakan salah satu masalah yang dapat menyebabkan kematian.
Menurut data World Health Organization (WHO), ada dua juta orang meninggal tiap tahun
akibat keracunan makanan dan minuman. Di Indonesia, sekitar 200 kasus keracunan makanan
terjadi tiap tahunnya (WHO,2016). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat di
Indonesia kurun waktu 2011 dan 2015, produk makanan yang tidak sesuai dengan standar
yang ditetapkan meningkat sekitar 35 persen. Di antaranya sejumlah zat berbahaya yang
digunakan sebagai zat adiktif untuk makanan dan adanya kontaminasi mikrobial. Pada tahun
2013 sampai 2015, laporan tentang keracunan makanan yang serius meningkat dari 48
menjadi 61 kasus di 34 provinsi (BPOM RI , 2015). Pada tahun 2016-2017 kejadian luar
biasa keracunan makanan terdapat 31 kasus di provinsi Jawa Timur. (KEMKES RI, 2017).
Tahun 2017 bulan Desember di Desa Kori Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo ada
sekitar 13 orang mengalami keracunan yang dirawat di Rumah Sakit karena makanan yang
dihidangkan saat acara hajatan disalah satu rumah warga. Penyebab dari keracunan makanan
disebabkan karena bahan makanan yang sudah kadaluwarsa, tidak mencuci bahan makanan
dengan bersih, pengolahan makanan yang salah atau tidak higienis. Faktor-faktor tersebut
terjadi karena pengolah makanan yang kurang teliti dalam memilih bahan makanan dan
kurang memperhatikan kebersihannya, makanan yang dihidangkan diambil sampel oleh pihak
yang berwenang dan setelah dilihat hasil laboratoriumnya makanan tersebut mengandung
bakteri Escherichia Coli.

Dampak yang ditimbulkan adalah banyak masyarakat yang mengalami sakit perut dan
mual muntah setelah mengkonsumsi makanan yang dihidangkan saat acara hajatan dan
langsung memuntahkan makanan dan minum air putih. Dalam kasus ini sebagian masyarakat
masih belum melakukan pertolongan pertama dengan baik dan benar seperti memberikan air
dingin dan mengkonsumsi buah pisang mentah saat terjadi keracunan. Keracunan makanan di
rumah tangga pada umumya terjadi pada saat pesta keluarga seperti pesta pernikahan,
khitanan, aqiqah, tahlilan, dan lain-lain. Pada acara tersebut makanan yang disajikan dikelola
oleh rumah tangga itu sendiri dengan dibantu para tetangga dengan manajemen pengolahan
pangan yang kurang baik dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keamanan pangan. (BPOM
1
RI, 2012). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat (Notoatmojo, 2007). Dari
penelitian-penelitian yang sudah ada, baik di negara maju maupun berkembang mengalami
berbagai hambatan dalam rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup
sehat bagi masyarakatnya. Hambatan paling besar dirasakan adalah faktor pendukungnya.

Dari penelitian-penelitian yang ada terungkap, meskipun kesadaran dan pengetahuan


masyarakat sudah tinggi akan kesehatan, namun praktek tentang kesehatan atau perilaku
hidup sehat masyarakat masih rendah (Notoatmojo, 2007). Oleh karena itu masyarakat perlu
diberi informasi tentang bagaimana cara mengolah dan menghidangkan makanan dengan
baik dan benar serta cara yang dapat dilakukan saat pertolongan pertama kali pada keracunan
makanan, dapat melalui penyuluhan kepada masyarakat dan membagikan brosur tentang
pengolahan makanan dengan baik dan benar.

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyebab dari keracunan
2. Untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan pada anak yang mengalami
keracunan makanan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan
kehidupan selain kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan selain mengandung nilai gizi
juga merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman terutama
makanan yang mudah membusuk yang mengandung kadar air serta nilai protein yang tinggi.
Keracunan makanan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahannya
sesegera mungkin untuk menanggulangi dan mencegah meluasnya kejadian, serta mencegah
kejadian tersebut tidak terulang kembali. Identifikasi apa yang menjadi penyebab kejadian
tersebut perlu dilaksanakan secara sistematis dan cepat. Penyakit yang disebabkan oleh
makanan masih merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan di Indonesia.
Makanan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan toksin yang diproduksi oleh
mikroba patogen. Makanan juga dapat menimbulkan masalah serius jika mengandung racun
akibat cemaran kimia, bahan berbahaya maupun racun alami yang terkandung dalam
makanan, yang sebagian diantaranya menimbulkan KLB keracunan. Keracunan memiliki
dampak negatif, baik terhadap kesehatan maupun sosio-ekonomi, seperti mengakibatkan
penderitaan (rasa sakit), penurunan produktivitas dan pendapatan, serta peningkatan biaya
perawatan kesehatan (DiPiro et al., 2008).
Penyakit diare sampai dengan saat ini masih termasuk masalah kesehatan terbesar dunia
apalagi bagi negara-negara berkembang karena angka kesakitan dan kematian yang masih
tinggi. Pada tahun 2009, The United Nations Chlidren Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa Asia Selatan merupakan benua tertinggi yang
menderita diare pada balita yakni sebesar 783 juta, kemudian Afrika sebesar 696 juta,
sebagian dari dunia sebesar 480 juta dan Asia Timur dan Pasifik sebesar 435 juta. Pada tahun
2015 lebih dari 1.400 anak-anak meninggal setiap hari, atau sekitar 526.000 anak per tahun
yang disebabkan karena diare (Ariani, 2016).
Di Indonesia kematian anak dan balita masih sangat tinggi yang disebabkan oleh diare
dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Pada tahun
2003 hingga 2010, berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit diare, insiden
diare cenderung naik yakni tahun 2003 sebanyak 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik

3
menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk (Kemenkes RI,
2011). Berdasarkan data dan informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, terlihat bahwa
penemuan kasus diare ditangani menurut provinsi Sulawesi Utara tercatat berjumlah 6.337
orang (9,7%) dan perkiraan diare difasilitas kesehatan berjumlah 65.127 orang (Kemenkes
RI, 2017). Keracunan pada anak merupakan salah satu kegawatdaruratan pada praktik
pediatri. Anak sangat berisiko mengalami keracunan karena perilaku mereka yang selalu
ingin tahu dan suka bereksplorasi, sering memasukkan tangan ke dalam mulut dan semua
yang dipegang.

B. Macam – macam keracunan


1. Mencerna ( menelan) racun
2. Keracunan melalui inhalasi
3. Keracunan makanan
4. Gigitan ular
5. Sengatan serangga

C. Etiologi
Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa dimulai
dari yang ringan sampai yang berat. Secara umum, yang banyak terjadi
disebabkan oleh.
1. Mikroba
- Mikroba yang menyebabkan keracunan, diantaranya:
- Escherichia coli patogen
- Staphylococcus Aureus
- Salmonella
- Bacillus parahemolyticus
- Clostridium Batulisme
- Streptokkus

2. Bahan kimia
- Peptisida golongan Organofosfat
- Organo Sulfat & karbonat

3. Toksin
- Jamur
- Keracunan singkong
- Tempe Bongkrek
- Bayam Beracun
- Kerang

D. Patofisiologi
Keracunana bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu faktor bahan kimia,
mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vasikuler sistemik sehingga

4
terjadi penurunan fungsi organ-organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan
menyebabkan mual, muntah, diare, perut kembung, gangguan pernapasan, gangguan
sirkulasi darah, dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia) . Terjadi
mual, muntah dikarenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat.
Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat (inktvasi) enzim
asrtikolinesterase tubuh (KhE) . Dalam keadaan normal, enzim KhE bekerja untuk
menghidrolisis enzim arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh - KhE yang bersifat
inaktif. Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO - KhE lebih banyak terjadi.
Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat - tempat tersebut, sehingga timbul gejala -
gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik
dan ssp ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi ssp).

E. Manifestasi klinis
1. Keracunan ringan
- Nyeri kepala
- Rasa lemah
- Rasa takut
- Tremor pada lidah dan kelopak mata
- Pupil miosis

2. Keracunan sedang
- Nausea
- Muntah – muntah
- Kejang dan kram perut
- Hipersaliva
- Hiperhidrosis
- Fasikulasi otot
- Bradikardi

3. Keracunan berat
- Diare
- Reaksi cahaya negatif
- Sesak nafas
- Sianosis
- Edema paru
- Inkontinensia urin dan feses
- Koma
- Blokade jantung akhirnya meninggal

F. Pemeriksaan penunjang
Uji laboratorium dan Diagnostik :
1. Skrining/penapisan toksikologi darah

5
2. Skrining toksikologi urine
3. Analisis gas darah
4. Kadar elektrolit

G. Komplikasi
1. Henti nafas
2. Henti jantung
3. Korosi esofagus atau trakea jika substansi penyebabnya teringesti
4. Syok, sindrom gawat pernapasan akut
5. Edema serebral,kkonvulsif

H. Penatalaksanaan
1. Tindakan emergency
- Airway : bebaskan jalan nafas, kalau perlu dilakukan inkubasi
- Breathing : berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau
pernapasan tidak adekuat.
- Circulasi : pasang infus bila keadaan penderita gawat darurat dan perbaiki
perfusi jaringan.

6
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.C DENGAN KERACUNAN


DIRUANG MAWAR RS CINTA KASIH

A. Kasus

Anak Cindy berusia 11 tahun setelah makan jajanan mengeluh mules dan sakit perut,
kemudian diberi minyak kayu putih tetapi tidak ada perubahan. Anak C muntah disertai diare,
pusing, rasa lemah, dan sempat kejang dan sempat mengalami ketidaksadaran

B. Pengkajian
1. Identitas klien

Nama : Anak.Cindy

Umur : 11 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Dasar

Agama : Islam

Alamat : Jalan Mawar III No.10 Majalengka

Tanggal masuk : 15 Januari 2021

Tanggal pengkajian : 15 Januari 2021

Diagnosa medis : Keracunan

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny.Anis

Umur : 30 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jalan Mawar III No.10 Majalengka

7
Hubungan dg anak : Ibu

C. Keluhan utama

Pasien mengeluh mules, sakit perut, muntah, diare, pusing

D. Riwayat kesehatan sekarang

Anak C masuk rumah sakit diantar oleh ibunya pada tanggal 15 januari 2021 dengan keluhan
muntah disertai diare dengan bau yang khas, dan pusing, rada lemah dan sempat kejang,
pernafasan tidak teratur .

E. Riwayat kesehatan yang lalu

Klien pernah masuk rumah sakit karena demam

F. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit turunan

G. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat Kesadaran
a. Kualitas : Delirium
b. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 72 x/menit
- Pernapasan : 30x/menit
- Suhu : 38 ºC
- BB sekarang : 22 Kg
- TinggiBadan : 135 cm.
c. Kepala
- Inspeksi : Bentuk kepala simetris, rambut lurus pendek, tidak ada
ketombe, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
d. Mata
- Inspeksi : Simetris,papebra kehitaman,konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik, tidak edema, tidak ada lesi/benjolan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
- Inspeksi : Simetris, Mukosa mulut sedikit kering, gigi utuh, tidak ada
caries, keadaan mulut bersih.
f. Hidung
- Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi/benjolan, tidak ada sekret, ada
refraksi dinding dada pernafasan cuping hidung

8
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan sinus
g. Telinga
- Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi/benjolan, tidak ada
serumen/pendarahan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
h. leher
- Inspeksi : Tidak ada lesi/benjolan, simetris
- Palpasi : Resistensi terhadap fleksi leher
i. Thorax / Dada
- Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi/benjolan, tidak ada retraksi dinding
dada
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan/benjolan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : Bunyi vesikuler
j. Abdomen
- Inspeksi : Bentuk rata, tidak ada lesi/benjolan
- Auskultasi : bising usus 10x/menit
- Perkusi : Bunyi timpani
- Palpasi : Terdapat nyeri tekan, Tidak ada benjolan
k. Kulit dan Ektremitas
 Ektremitas Atas
- Inspeksi : Kulit terlihat kering, ektramitas lengkap
- Palpasi : Kulit kering, turgor kulit buruk.
 Ektremitas Bawah
- Inspeksi : kulit kering, eksremitas lengkap
l. Genetalia
- Inspeks : Jenis kelamin perempuan kebersihan genetalia baik.

H. Kegiatan Sehari-hari

N Kegiatan Dirumah Di rumah sakit


o
1 Pola makan dan Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan
minum nafsu makan klien
klien makan 2-3 x sehari
berkurang ketika di
dengan porsi terkadang Rs
tidak habis
Minum 8-9 gelas Sering
jajan makanan yang
lewat didepan rumah

9
2 Pola istirahat Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan
klien tidur 10 jam sehari, klien sering terbangun
2 jam tidur siang, 8 jam dimalam hari
tidur malam

3 Pola BAK & BAB BAB : normal sebelum BAB : klien memakai
pampers,tekstur encer
diare.
dan banyak BAK:
Ketika diare BAB encer lancar
dan banyak dengan bau
khas warna hijau dan lebih
> 3x sehari
BAK : lancar

4 Personal hygiene Ibu klien mengakatakan Klien mandi hanya di lap


klien mandi 2x sehari saja
dirumah

5. Spiritual Ibu klien selalu Ibu klien selalu


mengajarkan klien untuk mengajarkan klien untuk
belajar sholat 5 waktu dan sabar dan ikhlas menerima
mengaji cobaan yang diberikan
oleh Allah
Klien juga sering
diantarkan ke masjid Ibu klien juga
untuk belajar mengaji mengajarkan klien untuk
dengan ustadz atau guru selalu mendekatkan diri
mengaji lainnya. kepada Allah dan berdoa
agar diberikan
kesembuhan

I. Analisa Data

Data fokus Problem Etiologi

DS : ibu mengatakan anak Desifit volume cairan Faktor makanan



nya mengeluh mules, sakit
Masuk kedalam tubuh
perut, muntah, dan BAB
mencapai usus halus
sering lebih dari 3x dalam

sehari Peningkatan isi lumen

DO : BAB An.C dengan bau Hiperperistaltik

yang khas dan berwarna

10
hijau Penyerapan terganggu

Muntah, diare

Kekurangan volume cairan

Ds : - Pola nafas tidak efektif Obstruksi O2 (hipoksia)


Do : Pernafasan tidak teratur
cepat dan dangkal

J. Diagnosa keperawatan :
- Defisit volume cairan b/d muntah,diare
- Pola nafas tidak efektif b/d Obstruksi jalan nafas

K. Intervensi
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan

Defisit volume Setelah Monitor :


cairan b/d muntah dilakukan - Pantau intake & - Agar dapat
(diare) tindakan output, karakter memilih
keperawatan dan jumlah feses tindakan yang
selama 1x24 - Kaji ttv akan dilakukan
jam klien akan Observasi : - Untuk
menunjukkan mengetahui
- Observasi kulit
hasil perkembangan
kering berlebihan
- TTV dalam dan membran klien
batas mukosa, - Untuk
normal penurunan turgor mengetahui
- Turgor kulit kulit kesadaran umum
Membaik klien
Kolaborasi :
- Tidak - Untuk dapat
ditemukan - Kolaborasi
terapi yang
dehidrasi pemberian cairan
sesuai
parental sesuai
indikasi
Pola nafas tidak Setelah Monitor :
efektif b/d Obstruksi dilakukan - Monitor pola napas - Mengetahui
(frekuensi,
11
jalan nafas tindakan kedalaman, usaha kondisi klien
napas)
keperawatan - Membantu
- Monitor bunyi
selama 1x24 napas tambahan pergerakan tubuh
(mis. gurgling,
jam, klien akan klien
mengi, wheezing,
menunjukkan ronkhi kering) - Membantu
Terapeutik :
hasil : meningkatkan
- Posisikan semi
- Frekuensi Fowler atau Fowler kemandirian
- Lakukan teknik klien
nafas stabil nafas dalam
- Lakukan - Membantu
penghisapan lendir
proses
kurang dari 15
detik penyembuhan
- Lakukan
klien
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal
- Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi :
- Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi :
pemberian
bronkodilator,

L. Implementasi dan Evaluasi


Tanggal Implementasi Evaluasi

12
15 Januari 2021 - Mengkaji defisit cairan S : Ibu mengakatakan klien
- Mengkaji TTV
sudah bisa makan dengan
- Mengobservasi kulit kering
berlebihan dan membran baik seperti biasanya
mukosa, penurunan turgor kulit
O : Keadaan umum klien
- Berkolaborasi dengan dokter
mengenai pemberian cairan terlihat sadar/kompos mentis
parental sesuai indikasi
A : Masalah teratasi
P : Tindakan dihentikan

15 Januari 2021 Observasi : S : ibu klien mengatakan


- Memantau pola nafas klien sudah membaik dan
(Frekuensi,kedalaman dan
jalan nafasnya baik
usaha nafas)
- Memantau bunyi nafas
tambahan (mis.
O: klien tampak ceria dan
Gurgling,mengi,wheezing
ronkhi kering) bisa bernafas dengan baik
Terapeutik : tanpa hambatan
- Memposisikan semi Fowler atau
Fowler
- Melakukan fisioterapi dada, jika A : Masalah teratasi
perlu
- Melakukan teknik nafas dalam P : Tindakan Dihentikan
- Melakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan endotrakeal
- Memberikan oksigen,jika perlu
Edukasi :
- Mengajarkan teknik batik efektif
Kolaborasi :
- Membantu untuk melakukan
pemberian
bronkodilator,ekspektoran,
mikolitik jika perlu

BAB IV
PENUTUP

13
A. Kesimpulan

Keracunan pada anak merupakan masalah kegawatan yang penting dan merupakan
masalah di dunia (Wilkerson, 2005). Penyebab dari keracunan sangat bervariasi di setiap
negara, tergantung dari faktor demografi , status sosial, tingkat pendidikan, kepercayaan dan
kebiasaan di masyarakat (WHO, 1988; Wilkerson, 2005).
Racun adalah zat atau bahan yang bila dimasukkan kedalam tubuh melalui mulut, hidung
( inhalasi), serta suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau digunakan terhadap organisme
hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan dan mengganggu dengan serius
fungsi satu atau lebih organ atau jaringan. Intokkasi atau keracunan merupakan masuknya zat
atau senyawa kimia didalam tubuh manusia yang dapat menimbulkan efek merugikan pada
yang menggunakannya.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna.
Adapun terkait pendokumentasikan keperawatan ada yang kurang mungkin sekira nya mohon
dimaafkan juga Kritik dan saran sangat diperlukan untuk penulis dengan harapkan untuk
lebih baik kedepan nya

14
DAFTAR PUSTAKA
Dhermawati Ira, dkk (2012). Profil Kasus Keracunan Pada Anak Di IRD RSUD Dr. Soetomo
Surabaya Tahun 2011. Jurnal Nurse Vol. 7 No. 1 April 2012: 94-98. Dapat diakses lewat
online di : https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://e-
journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/4005/2727&ved=2ahUKEwjWpv_qr47vAhWB7
XMBHfEE D3AQFjABegQIDxAC&usg=AOvVaw3d8oypaXDhY3V3al7H3l1H
Parmasari Megawati, dkk ( 2014). Evaluasi Penyebab Dan Penatalaksanaan Terapi Pada
Kasus Keracunan Serta Analisa Biaya. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. p-ISSN :
2088-8139, e-ISSN : 2443-2946. Vol, 4 No. 4 Desember 2014. Dapat diakses lewat online
di : https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.uii.ac.id/ajie/article/dow
nload/7832/6844&ved=2ahUKEwjW_6uquY7vAhUKyosBHVRhCM84ChAWMAB6BAgE
EAI&usg=AOvV aw3_aec17EbXMCYc1b00x5LA
Hayu Riska Epina (2018). Kontaminasi Bakteri Staphylococcus SP Pada Kejadian Luar Biasa
Keracunan Makanan Di Dusun Sawangan Kabupaten Magelang Jawa Tengah Indonesia.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (journal of public Health Sciences), Volume 7, Nomor 2
Tahun 2018. P-ISSN : 2338-2147, e-ISSN : 2654-6485. Dapat diakses lewat online di :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.stikes-
alinsyirah.ac.id/index.php/kesmas/article/download/51/52&ved=2ahUKEwjW_6uquY7vAhU
KyosBH VRhCM84ChAWMAh6BAgFEAI&usg=AOvVaw1_56BA4ytW0CfWXxJvCXL8
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.ugm.ac.id/jmpf/article/d
ownload/29448/17592&ved=2ahUKEwjW_6uquY7vAhUKyosBHVRhCM84ChAWMAR6B
AgHEAM&us g=AOvVaw27RP4QBoZYZ2EvZmp1adn4

15

Anda mungkin juga menyukai