Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI

DI RUANG IGD RSU LIRBOYO KOTA KEDIRI

Dosen Pembimbing: Siti Aizah, S.Kep.Ns., M.Kes.

Disusun oleh:

Nawaris Sufil Fatah (2025050036)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TAHUN 2022
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare
4. PATOFISIOLOGI
Kondisi fisiologis nutrisi yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, mual muntah, kemampuan daya beli dan menyiapkan
makanan serta nutrisi dan pengobatan yang sedang dilakukan. Bergantung pada
tingkat aktivitas, maka nutrisi dan kalori diperlukan meningkat, sehingga tingat
aktivitas akan meningkat akan menurun. Sementara itu, status penyakit dan
prosedur atau pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan
makanan, pencernaan, absorbsi, metabolisme dan ekskresi (Hidayat, 2018).
5. PATHWAY
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan defisit nutrisi dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologis yaitu terapi gizi medis RKTP (rendah kalori tinggi protein) (Brunner
& Suddarth, 2013). Tujuan dari mencegah terjadinya hipoglikemia dan
ketoasidosis sehingga mengontrol total kebutuhan kalori tubuh, intake yang
dibutuhkan dan mencapai kadar serum lipid normal. Komposisi nutrisi pada diet
defisit nutrisi adalah kebutuhan kalori, karbohidrat, lemak, protein, dan serat.
Adapun ketentuan untuk berat badan kurang adalah:
a. Kebutuhan kalori
b. Kebutuhan karbohirat
c. Kebutuhan protein
d. Kebutuhan lemak dan serat
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Dimana semua data
dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan pasien saat ini.
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, sosial, maupun spiritual. Pengkajian pada masalah keperawatan defisit
nutrisi sebagai berikut.
a. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang,
rencana makanan atau masa selanjutnya.
b. Kemampuan makan
Dalam kemampuan makan ada beberapa hal yang perlu dikaji antara lain
kemampuan mengunyah, menelan, makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
c. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
d. Nafsu makan, jumlah asupan
e. Tingkat aktivitas
f. Pengonsumsian obat
g. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek
berikut:
1) Rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami
kebotakan bukan karena faktor usia
2) Daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap
3) Mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah
4) Daerah bibir kering, pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakan, lidah
berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada
permukaannya
5) Gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi
harus rapat serta erat tidak tertarik ke bawah sampai di bawah permukaan gigi,
gigi tidak berlubang dan tidak berwarna
6) Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak
terjadi pendarahan yang berlebihan
7) Kuku jari kuat dan berwarna merah muda.
h. Pengukuran antropometri
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan dan
lipatan kulit pada otot trisep.
i. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit, dan
lain-lain.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan dalam penelitian ini menggunakan diagnosa
keperawatan Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) yang didapatkan setelah dilakukan
analisa masalah sebagai hasil dari pengkajian kemudian dicari etiologi permasalahan
sebagai penyebab timbulnya masalah keperawatan tersebut. Perumusan diagnosa
keperawatan disesuaikan dengan sifat masalah keperawatan yang ada, apakah bersifat
aktual, potensial maupun resiko. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
masalah keperawatan defisit nutrisi adalah:
a. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mecerna makanan
b. Risiko defisit nutrisi d.d ketidakmampuan mencerna makanan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi


Keperawatan

1. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


ketidakmampuan tindakan keperawatan Observasi
mecerna makanan 1x24 jam, status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
membaik dengan 2. Identifikasi alergi dan
kriteria hasil: intoleransi makanan
1. Porsi makanan 3. Identifikasi makanan
yang yang disukai
dihabiskan 4. Identifikasi kebutuhan
meningkat kalori dan jenis nutrient
2. Nyeri abdomen 5. Identifikasi perlunya
menurun penggunaan selang
3. Diare menurun nasogastrik
4. Frekuensi 6. Monitor asupan
makan makanan
membaik 7. Monitor berat badan
5. Nafsu makan 8. Monitor hasil
membaik pemeriksaan
6. Bising usus laboratorium
membaik Terapeutik
7. Membran 1. Lakukan oral hygiene
mukosa sebelum makan, jika
membaik perlu
2. Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2. Risiko defisit nutrisi d.d Setelah dilakukan Manajemen Gangguan
ketidakmampuan tindakan keperawatan Makan
mecerna makanan 1x24 jam, status nutrisi Observasi
membaik dengan 1. Monitor asupan dan
kriteria hasil: keluarnya makanan dan
1. Porsi makanan cairan serta kebutuhan
yang kalori
dihabiskan Terapeutik
meningkat 1. Timbang berat badan
2. Nyeri abdomen secara rutin
menurun 2. Diskusikan perilaku
3. Diare menurun makan dan jumlah
4. Frekuensi aktivitas fisik (termasuk
makan olahraga) yang sesuai
membaik 3. Lakukan kontrak
5. Nafsu makan perilaku (mis: target
membaik berat badan,
6. Bising usus tanggungjawab perilaku)
membaik 4. Damping ke kamar
7. Membran mandi untuk mengamati
mukosa perilaku memuntahkan
membaik Kembali makanan
5. Berikan penguatan
positif terhadap
keberhasilan target dan
perubahan perilaku
6. Berikan konsekuensi
jika tidak mencapai
target sesuai kontrak
7. Rencanakan program
pengobatan untuk
perawatan di rumah
(mis: medis, konseling)
Edukasi
1. Anjurkan membuat
catatan harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makanan (mis:
Pengeluaran yang
memicu, muntah,
aktivitas berlebihan)
2. Ajarkan pengaturan diet
yang tepat
3. Ajarkan keterampilan
koping untuk
menyelesaikan masalah
perilaku makan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori
dan pilihan makanan

4. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan. Terdapat
tindakan yang bisa dilakukan untuk mengubah masalah keperawatan defisit nutrisi
sesuai dengan intervensi yang direncanakan. Implementasi lebih ditujukan pada upaya
perawatan dalam meningkatkan kenyamanan, upaya pemberian informasi yang
akurat, dan upaya mempertahankan kesejahteraan.
5. EVALUASI
Evaluasi keperawatan diobservasi terkait subjek, objektif, assesgment,
planning SOAP yang ditulis perawat pada catatan perkembangan setelah dilakukan
tindakan keperawatan maupun setelah batas waktu asuhan keperawatan diberikan.

Anda mungkin juga menyukai