Disusun oleh:
TAHUN 2022
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare
4. PATOFISIOLOGI
Kondisi fisiologis nutrisi yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, mual muntah, kemampuan daya beli dan menyiapkan
makanan serta nutrisi dan pengobatan yang sedang dilakukan. Bergantung pada
tingkat aktivitas, maka nutrisi dan kalori diperlukan meningkat, sehingga tingat
aktivitas akan meningkat akan menurun. Sementara itu, status penyakit dan
prosedur atau pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan
makanan, pencernaan, absorbsi, metabolisme dan ekskresi (Hidayat, 2018).
5. PATHWAY
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan defisit nutrisi dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologis yaitu terapi gizi medis RKTP (rendah kalori tinggi protein) (Brunner
& Suddarth, 2013). Tujuan dari mencegah terjadinya hipoglikemia dan
ketoasidosis sehingga mengontrol total kebutuhan kalori tubuh, intake yang
dibutuhkan dan mencapai kadar serum lipid normal. Komposisi nutrisi pada diet
defisit nutrisi adalah kebutuhan kalori, karbohidrat, lemak, protein, dan serat.
Adapun ketentuan untuk berat badan kurang adalah:
a. Kebutuhan kalori
b. Kebutuhan karbohirat
c. Kebutuhan protein
d. Kebutuhan lemak dan serat
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Dimana semua data
dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan pasien saat ini.
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, sosial, maupun spiritual. Pengkajian pada masalah keperawatan defisit
nutrisi sebagai berikut.
a. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang,
rencana makanan atau masa selanjutnya.
b. Kemampuan makan
Dalam kemampuan makan ada beberapa hal yang perlu dikaji antara lain
kemampuan mengunyah, menelan, makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
c. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
d. Nafsu makan, jumlah asupan
e. Tingkat aktivitas
f. Pengonsumsian obat
g. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek
berikut:
1) Rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami
kebotakan bukan karena faktor usia
2) Daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap
3) Mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah
4) Daerah bibir kering, pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakan, lidah
berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada
permukaannya
5) Gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi
harus rapat serta erat tidak tertarik ke bawah sampai di bawah permukaan gigi,
gigi tidak berlubang dan tidak berwarna
6) Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak
terjadi pendarahan yang berlebihan
7) Kuku jari kuat dan berwarna merah muda.
h. Pengukuran antropometri
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan dan
lipatan kulit pada otot trisep.
i. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit, dan
lain-lain.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan dalam penelitian ini menggunakan diagnosa
keperawatan Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) yang didapatkan setelah dilakukan
analisa masalah sebagai hasil dari pengkajian kemudian dicari etiologi permasalahan
sebagai penyebab timbulnya masalah keperawatan tersebut. Perumusan diagnosa
keperawatan disesuaikan dengan sifat masalah keperawatan yang ada, apakah bersifat
aktual, potensial maupun resiko. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
masalah keperawatan defisit nutrisi adalah:
a. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mecerna makanan
b. Risiko defisit nutrisi d.d ketidakmampuan mencerna makanan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
4. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan. Terdapat
tindakan yang bisa dilakukan untuk mengubah masalah keperawatan defisit nutrisi
sesuai dengan intervensi yang direncanakan. Implementasi lebih ditujukan pada upaya
perawatan dalam meningkatkan kenyamanan, upaya pemberian informasi yang
akurat, dan upaya mempertahankan kesejahteraan.
5. EVALUASI
Evaluasi keperawatan diobservasi terkait subjek, objektif, assesgment,
planning SOAP yang ditulis perawat pada catatan perkembangan setelah dilakukan
tindakan keperawatan maupun setelah batas waktu asuhan keperawatan diberikan.