Disusun Oleh : Muhammad Rizkiansyah NIM: 1114210690
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES DARUL AZHAR BATULICIN TAHUN AJARAN 2021/2022 LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto, Wartonah, 2006 :26) Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27) B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai berikut: 1) Pengetahuan Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi. 2) Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka. 3) Kebiasaan Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak. 4) Kesukaan Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. 5) Ekonomi Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah C. TANDA DAN GEJALA 1. Defisit nutrisi a. Data mayor - Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal b. Data minor - Cepat kenyang setelah makan - Kram/nyeri abdomen - Nafsu makan menurun - Bising usus hiperaktif - Otot pengunyah lemah - Otot menelan lemah - Membran mukosa pucat - Sariawan - Serum albumin turun - Rambut rontok berlebihan - Diare 2. Berat badan lebih a. Data mayor - IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil 95 (pada anak 2-18 tahun) b. Data minor Tebal lipatan kulit trisep >25 mm D. KOMPLIKASI 1) Kekurangan Nutrisi Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. 2) Kelebihan Nutrisi Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih 3) Malnutrisi Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. 4) Diabetes Melitus Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. 5) Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan. 6) Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemerikasaan penunjang dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut: Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml). Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml). Hb (N: 12 mg %). BUN (N: 10-20 mg/100 ml). Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0 mg/100 ml) F. PENATALAKSANAAN Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut: 1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral 2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung (NGT) 3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL 1. (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan menelan makanan 2. (D.0032) Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
H. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi: berhubungan dengan tindakan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
ketidak mampuan keperawatan selama 2. Monitor adanya mual dan muntah
1x24 jam diharapkan 3. Monitor jumlah kalori yang di konsumsi sehari-hari menelan makanan kebutuhan nutrisi 4. Monitor berat badan pasien dapat teratasi 5. Monitor albumin,limfosit dan elektrolit dengan kriteria Terapeutik: hasil : 6. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian BB pasien makanan kembali 7. Sediakan makanan yang tepat sesuai dengan meningkat kondisi pasien 8. Hidangkan makanan secara menarik 9. Berikan suplemen, jika perlu 10.Berikan pujian pada pasien untuk peningkatan yang di capai Edukasi: 11. jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau 12. jelaskan peningkatan asupan kalori yang di butuhkan Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi : berhubungan dengan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi ketidak mampuan keperawatan selama 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan mencerna makanan 1x24 jam diharapkan 3. Identifikasi makanan yang disukai kebutuhan nutrisi 4. Identifikasi kebutuhan kalori pasien dapat teratasi 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang dengan kriteria nasogastrik hasil : 6. Monitor asupan makanan Nafsu makan 7. Monitor berat badan pasien kembali 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Pasien dapat Terapeutik : menghabiskan 9. Fasilitasi menentukan pedoman diet makanannya 10.Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai 11.Berikan makanan tinggi serat 12.Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein Edukasi : 13.Anjurkan posisi duduk, jika mampu 14.Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi : Kolaborasi dengan tim kesehatan (Ahli Gizi)