Anda di halaman 1dari 16

KONSEP KEBUTUHAN

NUTRISI PASIEN KRITIS

ADIB DWI CAHYONO (NIM 2114314201061)


MUHAMMAD HENDRIK (NIM 2114314201065)
TIA FITRI ANDRIANA (NIM 2114314201067)
WINDA AGUSTININGSIH (NIM 2114314201068)
PENGERTIAN NUTRISI

Merupakan substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan
KEBUTUHAN NUTRISI PASIEN KRITIS

 Kebutuhan nutrisi bisa di tentukan menggunakan rumus prediktif (harris benedict


equation,) atau berdasarkan pengukuran kalomimetri indirek. Berdasarkan guidelines
ASPEN dan ESPEN, kebutuhan kalori diberikan berdasarkan hasil pengukuran kalori metri
indirek. Bila tidak tersedia kalorimetri indirek dapat menggunakan kebutuhan energy
dihitung berdasarkan
 20 – 25 kcal/KgBB/hari pada fase akut
 25 – 30 kcal/KgBB/hari pada fase anabolic
A. NUTRISI ENTERAL (NE) / ENTERAL
NUTRITION
Merupakan suatu metode pemberian nutrisi atau makanan dalam bentuk cair melalui saluran cerna dengan tujuan meningkatkan
efektifitas penyerapan zat gizi
 Tujuan
Memenuhi kebutuhan optimal nutrisi pasien
Mencegah atropi usus
Mencegah translokasi bakteri usus
Mempertahankan dan memperbaiki imunitas usus
Mengurangi infeksi dan Mencegah atropi usus, karena dengan adanya makanan dalam rongga usus, integritas mukosa usus tetap
terjaga. Integritas mukosa usus dapat mempertahanakanfungsi mukosa usus sebagai pertahanan dalam mencegah translokasi
pathogen usus
Menurunkan permiabilitas mukosa usus
Meningkatkan aliran darah splanikus
Lebih ekonomis dan fisiologis
 Faktor yang perlu diperhatikan pada pemberian NE
• Keadaan pasien : jenis penyakit, gejala klinik
• Jenis makanan
• Penempatan ujung kateter, untuk NE jangka panjang biasanya digunakan rute (gastrotomi,
ileustomi, yeyenustomi,dll) secara pembedahan atau dengan perkutaneus
• Bahan pipa sondenya
 Gut Feeding
 Pemberian nutrisi enteral sebagai Gut Feeding yang bertujuan memberi makan pada usus
bermanfaat dalam meningkatkan pertahanan mukosa usus dan mencegah translokasi bakteri
sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya gagal organ multiple
 Densitas Kalori
 Formula nutrisi yang diberikan melalui jalur enteral memiliki berbagai macam densitas yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Pasien dengan kondisi stabil dan tanpa konta
indikasi dianjurkan menggunakan formula nutrisi standart
 Komplikasi Pemberian NUTRISI ENTERAL
 Aspirasi (pneumonia, chemical pneumonitis, ARDS)
 Gangguan metabolic (imbalance electrolit, hiperglikemi)
 Diare
 Abdominal distention,
 High gastric residual aspirates and multiple emetic episode
 Misplace feeding tube
 Overfeeding
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nutrisi enteral menurut AJCC (AMERICAN JOURNAL
OF CRITICAL CAR), May 2012 , adalah
1. Posisi pasien HOB 30 – 45 ° (mengurangi kejadian VAP-ventilator ascociated pneumonia)
2. Observasi volume residu setiap 3-4 jam
3. Apabila residu lambung >500 ml (setelah 2 kali pemberian NE) maka usul penggunaan promotility agent
4. Apabila residu sampai dengan 500cc , maka perlu assesment ulang mengenai : evaluation of glycemic control, minimization
of sedation,and consideration of use of a promotility agent, if not already prescribed
B. NUTRISI PARENTERAL (NPE) /
PARENTERAL NUTRITION

 Pemberian parenteral nutrisi perlu dipertimbangkan komponen cairan yaitu,


1. Volume cairan
Pemberian di sesuaikan dengan kebutuhan cairan
2. Sumber energy yang terkandung (KH, Lemak dan protein)
3. Mikronutrient (vitamin, mineral dan elektrolit)
4. Osmolaritas
 JENIS
1. Total Parenteral Nutrition ( TPN )
 diberikan kepada seseorang yang tidak bisa makan apapun dan harus menerima semua bahan gizi yang
diperlukan sehari-hari melalui jalur intavena
2. Partial Parenteral Nutrition / Peripheral Parenteral Nutrition( PPN )
diberikan untuk periode singkat, untuk mengganti sebagian nutrisi yang diperlukan sehari-hari dan hanya
melengkapi suatu diet normal.
 INDIKASI
Untuk pasien dalam kondisi haemodinamik stabil dengan teknik START LOW GO SLOW END SLOW, dimana
pemberian dimlai dengan dosis rendah dan perlahan naik, pemeberian kontinue secara perlahan sesuai
kebutuhan, dan tappering down sampai dengan tappering off sebelum berganti nutrisi enteral atau per oral. untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi pasien yang tidak dapat dipenuhi secara adekuat dengan nutrisi enteral atau oral.
Yaitu,
 Traktus gastrointestinal tidak berfungsi,
 Ketidakmampuan menggunakan traktus gastrointestinal,
 Muntah yang tidak terkontrol,
 Diare berat karena kelainan usus,
 Output melalui fistula enterokutan ( >500cc / hari )
 Malabsorbsi berat.
 KONTRAINDIKASI
1. Tidak dibenarkan nutrisi parenteral diberikan ketika pasien bisa makan dan cukup mengabsorbsi nutrisi
dari oral atau melalui pipa selang makan atau pada pasien- pasien terminal.
2. Pada prinsipnya, tujuan dari pemberian nutrisi adalah meminimalkan kehilangan protein dan energi pada
penderita-penderita yang diduga kekurangan asupan nutrisi melalui enteral maupun parenteral.
 KOMPLIKASI
1. Komplikasi pemasangan
 kateter vena sentral : pneumothoraks, hemothoraks, perforasi arteri karotis
 vena perifer : phlebitis, resti infeksi sampai dengan nekrosis lokal
2. Gangguan metabolic (ketidakseimbangan elektrolit dan hiperglikemia)
3. Imuno supresi
4. Peningkatan resiko infeksi (catheter related sepsis, pneumonia, abses)
5. Fatty liver
6. Atrofi usus (diare translokasi bakteri)
7. Thrombosis vena
8. Overfeeding
 KOMPOSISI NUTRISI
Komposisi nutrisi yang diberikan pada pasien harus mengandung makro dan mikro nutrient, yaitu :
 a. MAKRO NUTRISI
 Makronutrien (karbohidrat, protein, lipid) menyuplai energi bagi tubuh
 1. KARBOHIDRAT
 2. LEMAK
 3. PROTEIN  
 b. MIKRO NUTRISI
 1. Vitamin membantu penggunaan makronutrien dan mempertahankan jaringan tubuh.
 2. Mineral mempertahankan homeostasis,
 3. Air sbg pelarut dalam tubuh, dan sbg alat transport untuk mendistribusikan nutrien ke jaringan. Pemberian cairan
berdasarkan kebuthan cairan perhari yaitu 30 – 40 ml/kgBB/Hari, yang dsesuaikan dengan kondisi pasien.
ALGORITMA MANAJEMEN TERAPI
NUTRISI di ICU
 KOMPLIKASI PEMBERIAN NUTRISI
1. UnderFeeding
Pasien underfeeding berkaitan dengan peningkatan komplikasi seperti malnutrisi, kelemahan otot, gangguan
imunitas, acute respiratory distress syndrome, infeksi, gagal ginjal, dan peningkatan risiko kematian.
Kelemahan otot merupakan komplikasi yang menyebabkan kesulitan dilakukan weaning/penyapihan
terhadap ventilator. Pemberian nutrisi pada fase dini dapat menurunkan resiko katabolisme otot sehingga
mencegah terjadi muscle wasting akan tetapi pemberian nutrisi yang agresif tidak menurunkan
katabolisme otot, tetapi meningkatkan resiko penumpukan lemak.
2. Overfeeding
Pemberian nutrisi berlebihan dapat menimbulkan gejala klinis berupa sindroma overfeeding.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANAMNESE/PENGKAJIAN STATUS NUTRISI PASIEN KRITIS
 Tujuan pengkajian gizi adalah untuk mengidentifikasi jenis dan derajat gizi buruk untuk merancang
pendekatan pengobatan yang rasional. Persentase penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir
pasien, dan pemeriksaan laboraturium yang menunjang, ukuran yang umum digunakan untuk menilai
status gizi.
a. ANTROPOMETRI
Merupakan ukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energy
b. BIOKIMIA
Pemeriksaan penunjang penilaian status nutrisi
c. CLINICAL SIGN
 Vital sign
 Produksi urine
 Warna kulit , mata mulut, gigi, neuromuskular, tulang, gastrointestinal, cardiovascular, endokrin, sistem saraf
 DIIT
 PENILAIAN STATUS NUTRISI
Skrining yang digunakan untuk mendeteksi adanya undernutrition dan resiko undernutrition
2. MASALAH KEPERAWATAN
 Ketidakseimbangan nutrisi : Nutrisi lebih dr kebutuhan tubuh
 Kettidakseimbangan nutrisi : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Risiko tinggi Aspirasi
 Gangguan keseimbangan cairan : overload
 Gangguan keseimbangan cairan : dehidrasi
3. PERENCANAAN TINDAKAN PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN KRITIS
 Kaji status nutrisi (intake nutrisi)klien
 Kaji faktor penyebab inadekuat asupan nutrisi
 Hitung kebutuhan nutrisi klien
 Monitoring haemodinamik selama pemberian nutrisi
 Evaluasi balance cairan secara periodik
 Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan penunjang komplikasi pemberian nutrisi
 Kolaborasi dengan tim gizi pemberian asupan nutrisi
SO…..

Tujuan pemberian nutrisi pada pasien kritis adalah untuk membantu menurunkan renspon metabolic
stress, mencegah kerusakan akibat stress oxidative, dan memodulasi renspon imun dengan cara
memberikan nutrisi secara adekuat. Pemberian asuhan keperawatan yang baik melalui anamneses yang
tepat mengenai status nutrisi pasien dan kondisi klinis, perhitungan kebutuhan nutrisi yang tepat sesuai
kebutuhan, penatalaksannan/ implementasi keperawatan baik secara mandiri dan kolaboratif, serta
monitoring evaluasi pemberian nutrisi. Pemberian asuhan keperawatan yang adekuat diharapkan dapat
menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien kritis di ICU.

Anda mungkin juga menyukai