SPIRITUAL
NAMA KELOMPOK 3
Menurut Budi anna keliat (2011) penyebab distres spiritual adalah sebagai
berikut :
1. Pengkajian Fisik Abuse
2. Pengkajian Psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah,
kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri
rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).
3. Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan
klien (Spencer, 1998).
PATOFIOLOGI.
Patofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur
serta fungsi otak. Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari.
Setiap orang tidak dapat dapat menghindari stres, namun setiap orang
diharapkan melakukan penyesuaian terhadap perubahan akibat stres. Ketika
kita mengalami stres, otak kita akan berespon untuk terjadi.
Konsep ini sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon, W.B. dalam Davis
M, dan kawan-kawan (1988) yang menguraikan respon “melawan atau
melarikan diri” sebagai suatu rangkaian perubahan biokimia didalam otak
yang menyiapkan seseorang menghadapi ancaman yaitu stres.
Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan tanda bahaya ke
hipotalamus. Hipotalamus kemudian akan menstimuli saraf simpatis untuk
melakukan perubahan. Sinyal dari hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh
sistem limbik dimana salah satu bagian pentingnya adalah amigdala yang
bertangung jawab terhadap status emosional seseorang. Gangguan pada
sistem limbik menyebabkan perubahan emosional, perilaku dan kepribadian.
Gejalanya adalah perubahan status mental, masalah ingatan, kecemasan
dan perubahan kepribadian termasuk halusinasi (Kaplan et all, 1996),
depresi, nyeri dan lama gagguan (Blesch et al, 1991).
KARAKTERISTIK DISTRES SPRITUAL
⮚ Pengkajian.
1. Untuk pasien yang mengindikasikan adanya ketaatan beragama, kaji
adanya indikator langsung status spiritual pasien dengan mengajukan
pertanyaan sebagai berikut :
▪ Apakah anda merasa keimanan anda dapat membantu anda? Dengan
cara apa keimanan tersebut penting bagi anda saat ini?
▪ Bagaiman saya dapat membantu anda menjalankan keimanan anda?
Misalnya, apakah anda ingin saya membacakan buku doa untuk anda?
▪ Apakah anda menginginkan kunjungan dari penasihat spiritual atau
layanan keagamaan dari rumah sakit?
2. Lakukan pengkajian tidak langsung terhadap status spiritual pasien dengan
melakukan langkah berikut :
▪ Tentukan konsep ketuhanan pasien dengan mengamati buku buku yang
ada disamping tempat tidur atau program telivisi yang dilihat pasien. Juga
catat apakah kehidupan pasien tampak memiliki arti, nilai, dan tujuan.
▪ Tentukan sumber-sumber harapan dan kekuatan pasien. Apakah Tuhan
dalam arti tradisional, anggota kluarga, atau kekuatan “bersumber dari
dalam dirinya”? Catat siapa yang paling banyak diperbincangkan oleh
pasien, atau tanyakan, “Siapa yang penting bagi anda?”
▪ Amati apakah pasien sedang berdoa ketika anda memasuki ruangan,
sebelum makan, atau saat tindakan
3. Pengkajian aktifitas sehari-hari pasien yang mengkarakteristikkandistress
spiritual, mendengarkan berbagai pernyataan pentingseperti :
1. Perasaan ketika seseorang gagal
2. Perasaan tidak stabi
3. Perasaan ketidak mampuan mengontrol diri
4. Pertanyaan tentang makna hidup dan hal-hal penting dalam kehidupan
5. Perasaan hampa
⮚ Diagnosa keperawatan .
DIAGNOSA DEFINISI BATASAN FAKTOR YANG
KARAKTERISTIK BERHUBUNGAN