Anda di halaman 1dari 43

ASKEP BUNUH DIRI

DEFINISI

• Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri


dan dapat mengakhiri kehidupan individu. Bunuh diri
merupakan keputusan terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi
• Bunuh diri adalah tindakan terakhir dari perilaku individu
yang diharapkan mendapatkan hasil akhir terputusnya
interaksi dan disebabkan oleh beberapa factor yang berbeda
• Bunuh diri didefinisikan sebagai tindakan sengaja untuk
mengakhiri kehidupan individu
DESKRIPSI

• Menurut Centers for Desease Control and Prevention


(2011) bunuh diri merupakan penyebab kematian
nomer 3 pada orang dengan umur 13-24 tahun di
Inggris.
• Di Indonesia sendiri belum ada prevalensi bunuh diri
secara nasional. Hanya laporan dari WHO pada tahun
2010 menyebutkan angka bunuh diri di Indonesia
mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100 ribu jiwa atau lebih
kurang 5 ribu orang pertahun (Harian Nasional,
2014).
• Bunuh diri lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada
wanita dengan rasio 3:1
TEORI BUNUH DIRI
BURDENSOMENESS

• Perasaan burdensomeness adalah sebuah ide


pemikiran atau kepercayaan pada seseorang bahwa
orang lain akan lebih baik jika tanpa ada dirinya.
Contoh ide burdensomeness adalah perasaan bahwa
individu merupakan beban bagi keluarga atau
kelompok, atau tidak memiliki kontribusi pada
keluarga atau kelompok, atau individu tersebut
melakukan kesalahan pada keluarga atau kelompok
(Anestis, Bryan, Cornett et al, 2009).
HILANG ATAU RENDAHNYA
KEPERCAYAAN

• Hilang kepercayaan digambarkan


sebagai persepsi bahwa individu
memiliki hubungan interpersonal yang
kurang, tidak dipercaya atau memiliki
hubungan yang telah rusak (Anestis,
Bryan, Cornett et al, 2009).
MEMILIKI KEMAMPUAN ATAU C ARA
UNTUK MELUKAI DIRI SENDIRI

• Kemampuan untuk melukai diri sendiri


adalah kemampuan yang dipelajari untuk
mengatasi takut terhadap sakit dan kematian,
terbentuk melalui paparan rasa sakit serta
kejadian yang memprovokasi untuk bunuh
diri yang terus berulang (Van Orden, Witte,
Gordon et al., 2008).
PRILAKU BUNUH DIRI

Ide / keinginan Rencana Upaya Bunuh


Bunuh diri Bunuh diri Diri
• Ide bunuh diri pada populasi New
Zealand pada umumnya terjadi pada
usia 18-21 tahun yaitu berkisar 7,9%
sampai 9%, sedangkan usaha bunuh
diri berkisar 1,4% sampai 1,7%
IDE BUNUH DIRI

• Pikiran bunuh diri (suicidal thoughts) dikenal juga sebagai


keinginan bunuh diri dimana pikiran tentang bagaimana
untuk mengakhiri hidup, yang berkisar dari pertimbangan
sekilas rencana untuk bunuh diri dan tidak termasuk bahwa
akan benar-benar mengakhiri hidup
• keinginan bunuh diri adalah perasaan individu yang tidak
dapat diatasi, bias terjadi karena kematian orang yang
dicintai, masalah keuangan, atau penyakit mematikan. Jika
kondisi mental individu cukup tinggi, bunuh diri tidak
mungkin menjadi jalan keluar satu-satunya
RENCANA BUNUH DIRI

Menurut Smith, Segal & Robinson (2015) rencana bunuh


merupakan susunan rencana untuk mengakhiri hidup dimana telah
mengatur waktu dan niat kuat untuk melakukan bunuh diri. Jika
seorang teman atau anggota keluarga memberitahu anda bahwa
dia sedang berpikir tentang kematian atau bunuh diri, penting
untuk mengevaluasinya.
• Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu menilai resiko
langsung bunuh diri:
• Apakah anda memiliki rencana bunuh diri?
• Apakah anda memiliki segala yang anda butuhkan untuk
melaksanakan rencana (pil, senjata, dll)?
• Apakah anda tahu kapan anda akan melakukannya?
• Apakah anda berniat untuk bunuh diri?
UPAYA BUNUH DIRI

• Upaya bunuh diri adalah ketika seseorang


menyakiti diri sendiri dengan maksud
mengakhiri hidupnya, tetapi tidak mati
sebagai akibat dari tindakan tersebut. Lebih
banyak orang yang bertahan dari percobaan
bunuh diri dari pada mati, tetapi seringnya
memiliki cedera serius. Namun tidak selalu
upaya bunuh diri mengakibatkan cedera fisik
TANDA DAN GEJALA

KOGNITIF AFEKTIF
• Berpikir negatif tentang • Terlihat putus asa
diri dan lingkungan
• Harga diri rendah
• Timbul dorongan/stimulus
untuk mati saja • Terlihat tidak
membutuhkan
• Memikirkan metode yang pertolongan
sesuai
• Selalu merasa gagal, tidak
• Memilih cara, alat, waktu berguna, tidak berharga
dan tempat
• Memahami dampak dari • Menunjukan mood yang
tindakan depresif
• Menyiapkan cara lain jika • Merasa gagal dalam
gagal problem solving
• Terlihat pucat, mata
merah, kusut, cekung
seperti kurang tidur
fisiologis perilaku
• Penurunan kadar • Gelisah/agitasi
seerotonin (5 HT)
• Berperilaku diluar
• Peningkatan kadar kekerasan/normal
kortisol di urin
• Berbicara lamban
• Peningkatan TSH
• Menarik diri
• Peningkatan TRH
• Tidak konsentrasi
• Peningkatan tofranil
• Tidak bisa tidur
• Penurunan monoamin
oksidase trombosit • Tidak mau makan
• Impulsif, agresif
• Menunjukan ras
bermusuhan
sosial
• Ketidakmampuan
untuk berkomunikasi
/mengungkapkan
perasaaan
• Aneh dengan
lingkungan
• Kemampuan sosialnya
mengalami penurunan
• Sulit berinteraksi
• Menarik diri
RENTANG RESPON PERLINDUNGAN DIRI

Respon maladaptif
Respon adaptif

Peningkatan Pertumbuhan Perilaku Pencedera Bunuh diri


diri Peningkatan destruktif diri an diri
resiko tak langsung
PREDISPOSISI

biologis
• Latar belakang genetik : • Status nutrisi : adanya
• Riwayat bunuh diri pada gangguan nutrisi ditandai
keluarga dengan penurunan berat
badan
• Riwayat gangguan mood
dan ansietas pada keluarga • Riwayat kesehatan
• Riwayat gangguan psikiatrik umum, kurang tidur,
pada keluarga gangguan irama sirkadian,
• Kembar monozigot
kelemahan, infeksi,
memiliki resiko penurunan aktivitas,
malas berinteraksi
• Neurotransmitter
serotonin menurun
dengan orang lain
• Sensitivitas biologi :
riwayat penggunaan obat
Psikologis

• Keterampilan verbal : • Pengalaman masa lalu :


komunikasi tertutup, kehilangan karir, harta,
komunikasi dengan jabatan, kegagalan
emosi berlebihan, berulang, orang tua
komunikasi peran ganda, otoriter dan broken
gagap home dan pilih kasih,
penolakan dan penilaian
• Moral : riwayat tinggal negatif
dilingkungan broken
home, panti asuhan, panti • Konsep diri : ideal diri
sosial, pesantren, biara yang tidak realistik, HDR,
dan lapas identitas tidak jelas, krisis
peran dan gambaran diri
• Kepribadian : mudah negatif
kecewa, putus asa,tidak
mempu membuat • Motivasi : kurangnya
keputusan, menutup diri penghargaan dan riwayat
dan cemas yang tinggi kegagalan
• Pertahanan psikologis :
riwayat koping tidak
efektif dan gangguan
perkembangan
• Self kontrol : tidak
mampu
berkonsentrasi dan
mengontrol stimulasi
negatif tentang dirinya
Sosial
• Usia : riwayat tugas • Status sosial : tuna wisma
perkembangan yang tidak dan terisolasi
selesai
• Latar belakang budaya :
• Gender : riwayat nilai dan budaya yang
ketidakjelasan identitas, bertentangan dengan nilai
adanya kegagalan peran kesehatan
gender
• Agama/keyakinan : sifat
• Pendidikan : rendah, putus religi dan keyakinan yang
sekolah dan gagal sekolah berlebihan atau kurang
• Pendapatan : riw. • Keikutsertaan dalam
Penghasilan yang rendah politik : gagal dalam
dan tidak ada kemandirian berpolitik/ berorganisasi
• Pekerjaan : riw pekerjaan
dengan stressfull dan
resiko tinggi
• Pengalaman sosial : • Peran sosial : stigma
bencana alam, negatif, diskriminasi
kerusuhan, tekanan dan praduga negatif
dalam pekerjaan, sulit ketidakmampuan
mendapatkan untuk berkomunikasi,
pekerjaan acuh dengan
lingkungan,
kemampuan sosialnya
menurun, sulit
berinteraksi dan
menarik diri
PRESIPITASI (BIOLOGIS, SOSIAL
DAN PSIKOLOGIS)

origin timing
• Internal • Waktu terjadinya
stressor, munculnya
Persepsi individu stressor pada saat
:riwayat kegagalan kondisi yang tidak tepat
mempersepsikan sesuatu
yang diyakini gagal = • Lamamnya sterssor
tidak berguna= mati terjadi : tiba – tiba dan
bertahap,frekuensi
• Eksternal stressor terjadi saling
Keluarga dan masyarakat berdekatan dan
: berulang
Riwayat kegagalan
keluarga dan masyarakat
dalam mempersepsikan
klien dan apa yang telah
dilakukan klien
number
• Jumlahdan kualitass
stressor:
RISIKO PERILAKU CIDERA DIRI

No Faktor Risiko Tinggi Risiko Rendah

1 Umur > 45 th / akil baliq 24-45 th/ < 12 th


2 Jenis Kelamin Pria Wanita

3 Status kawin Cerai. Pisah, Kawin


janda, duda
4 Hidup sosial terisolasi Aktif b’masy
5 Keahlian Profesional, Dr, ahli buruh
hukum, mhsw
6 Pekerjaan Pengangguran bekerja

7 Kshtan Fisik Kronis/terminal Tak ada mas medis


serius
No Faktor Risiko Tinggi Risiko Rendah

8 Keshtn Depresi, delusi, Gg kepribadian


Mental halusinasi
9 Obat dan Kecanduan Tidak pernah
alkohol
10 Usaha BD Minimal 1 X Tidak pernah
sblmnya

11 Rencana Pasti/spesifik Kabur (samar)

12 Cara Tembak, loncat, Minum obat, racun


gantung diri

13 Tersedianya Selalu tersedia Tidak tersedia


alat
SUMBER KOPING

Personal abillity Sosial support


• Tidak mampu • Hubungan tidak
memecahkan masalah adekuat :
• Mudah sakit • Antar inidividu
• Kemampuan • Dalam keluarga
berhubungan kurang • Dalam kelompok
• Hubungan dengan • Dalam masyarakat
orang lain tidak
adekuat • Komitmen sosial tidak
ademuat
• Pengetahuan dan
intelegensi rendah
• Identitas ego tidak
adekuat
Material asset
Possitive beliefe
• Boros
• Motivasi yang tidak
• Pelit konsisten
• Tidak punya tabungan • Penilaian negatif
• Tidak memiliki terhadap pelayanan
barang-barang yang kesehatan
dianggap berharga • Distress spiritual
• Ekkonomi menengah • Tidak menganggap itu
ke bawah sebagai gangguan
MEKANISME KOPING

• Denial
• Supresi
• proyeksi
DATA FOKUS PENGKAJIAN

• Keluhan utama
• Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
• Konsep diri : Harga diri ( umumnya pasien mengatakan hal –
hal yang negatif tentang dirinya yang menunjukan harga diri
rendah)
• Alam perasaan : sedih, ketakutan, putus asa dan gembira
berlebihan (pasien umumnya merasakan kesedihan dan
keputusasaan yang sangat mendalam)
• Interaksi selama wawancara : bermusuhan, tidak kooferatif,
mudah tersinggung, kontak mata kurang, defensif dan curiga
( pasien biasanya menunjukan kontak mata kurang)
• Afek : datar, tumpul, labil dan tidak sesuai ( pasien biasanya
menunjukan afek yang datar atau tumpul)
• Mekanisme koping mal adaptif (cara penyelesaian
masalah yang tidak baik) : minum alkohol, reaksi
lambat, bekerja berlebihann, menghindar,mencederai
diri dll (pasien biasanya menyelesaikan masalah dengan
cara menghindar dan mencederai d iri)
• Masalah psikososial dan lingkungan : masalah dengan
dukungan keluarga dan masalah dengan perumahan
• Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas
dapat dilihat data-data yang harus dikaji
pada tiap jenisnya.

• Setelah melakukan pengkajian, saudara


dapat merumuskan diagnosa keperawatan
berdasarkan tingkat risiko dilakukannya
bunuh diri (lihat pembagian tiga macam
perilaku bunuh diri pada halaman
sebelumnya).
 Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan
isyarat bunuh diri, masalah keperawatan yang
mungkin muncul adalah:

 Harga diri rendah.

 Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka


tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan
adalah meningkatkan harga diri pasien
(selengkapnya lihat modul harga diri rendah).
. DIAGNOSA KEPERAWATAN

•Risiko bunuh diri


TINDAKAN KEPERAWATAN

• Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri


• Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
• Tindakan : Melindungi pasien
• Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba
bunuh diri, maka saudara dapat melakukan tindakan berikut:

• Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat


dipindahkan ketempat yang aman

• Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau,


silet, gelas, tali pinggang)

• Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum


obatnya, jika pasien mendapatkan obat

• Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara


akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Menurut Stuart (2012) prioritas intervensi


keperawatan yang tertinggi adalah
melindungi pasien dari bahaya. Di samping
itu, pasien memerlukan bantuan untuk
meningkatkan harga diri dan mengatur emosi
serta perilakunya. Keterlibatan dukungan
keluarga dan komunitas sangat diperlukan
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Berdasarkan NIC (Nursing Intervention Classifications)


dalam Rudd et al., (2006): disarankan melakukan
pengurangan kecemasan, meningkatkan koping, intervensi
krisis, pencegahan bunuh diri dan pengawasan. Selain itu
NOC (Nursing Outcomes Classification) dalam Rudd et al.,
(2006) hasil yang diharapkan dari klien: tidak membahayakan
diri, mengungkapkan kecemasan dan control halusinasi,
berbicara tentang perasaan dan memperoleh kembali akses
pada benda berbahaya.
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Melindungi :Merupakan intervensi yang paling penting untuk


mencegah klien melukai dirinya.
• Meningkatkan Harga Diri
Klien yang ingin bunuh diri mempunyai harga diri yang
rendah. Dengan menyediakan waktu dan diri bagi klien
membuktikan bahwa klien penting. Bantu klien
mengekspresikan perasaan positif dan negative, berikan
pujian pada hal yang positif. Bersama klien identifikasi
sumber kepuasaan dan rencana aktivitas yang
memungkinkan akan keberhasilan
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Menguatkan koping konstruktif atau sehat


Perawat perlu mengkaji koping yang sering
dipakai klien. Berikan pujian dan penguatan
untuk koping yang konstruktif. Untuk koping
yang destruktif pelu dimodifikasi atau diganti
dengan koping baru yang sehat, misalnya klien
yang selalu menekan perasaan marah dapat
dibimbing untuk mengikuti latihan asertif
(mengekspresikan marah secara efektif dan
konstrktif).
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Menggali perasaan
Perawat membantu klien untuk mengenal
perasaannya. Bersama mencari factor
predisposisi atau partisipasi yang
mempengaruhi perilaku klien. Dengan
mengenal perasaan dan penyebab
perilakunya, maka klien dapat mengubahnya
di masa yang akan dating.
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Menggerakkan dukungan sosial


Biasanya klien yang mempunyai kecenderungan
bunuh diri tidak atau kurang dukungan sosial.
Untuk itu, perawat mempunyai peran
menggerakkan system sosial klien. Keluarga,
teman terdekat, atau lembaga pelayanan di
masyarakat dapat membantu mengontrol
perilaku klien. Keluarga dan klien memerlukan
bantuan dalam meningkatkan pola dan kualitas
komunikasi
THANK

Anda mungkin juga menyukai