Di Susun Oleh :
ARBIN DASTARI
203203104
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWAT JIWA PADA KLIEN DENGAN RESIKO
BUNUH DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
YOGYAKARTA
Di Susun Oleh :
ARBIN DASTARI
203203104
(……………………………) (……………………………….)
Mahasiswa
(Arbin Dastari)
• Definisi
• Pengertian bunuh diri adalah tindakan agresif atau maladaptif dengan melukai dir sendiri
dan dapat mengakhiri hidupnya (Stuart & Sundeen, 2008)
• Bunuh diri adalah perbuatan yang dilakukan seseorang dengan sukarela dan disengaja
untuk mengakhiri hidupnya (Rawlin’s, 2009).
• Bunuh diri meliputi keinginan secara sadar untuk mati dan diiringi tingkah laku untuk
mewujudkan keinginan tersebut (Komisi Bunuh Diri, cit. Rawlin’s,2009).
• Faktor Predisposisi
Tidak ada satupun teori yang secara adekuat menjelaskan terjadinya respon melukai
diri atau memberi petunjuk intervensi yang terapeutik. Teori tingkah laku memberi kesan
bahwa melukai diri adalah dipelajari dan diperoleh dalam masa kanak-kanak atau dewasa,
perbedaannya teori psikologi memfokuskan pada kerusakan yang penting dalam awal
perkembangan ego, ini memberi kesan bahwa melukai diri mulai tumbuh pada trauma awal
hubungan interpersonal. Dan kecemasan yang tidak diatasi bisa menimbulkan kelanjutan
episode tingkah laku melukai diri (Stuart & Sundeen, 1998).
Teori interpersonal mengemukakan bahwa melukai diri mungkin sebagai hasil dari
interaksi antara perasaan kehilangan, bersalah pada waktu kecil dan perasaan tidak berharga.
Perilaku menyimpang atau incest mungkin menjadi presipitasi dari tingkah laku merusak
diri jika mempunyai persepsi yang negatif (Stuart & Sundeen, 1998).
Faktor predisposisi lain berhubungan dengan tingkah laku merusak diri termasuk di
dalamnya adalah :
• Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhannya dan mengungkapkan perasaannya
• Perasaan bersalah
• Depresi dan depersonalisasi serta fluktuasi emosi
Lima faktor predisposisi yang dominan, yaitu :
• Diagnosis Psikiatri
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat
individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan
skizofrenia.
• Ciri-Ciri Kepribadian dan Gangguan Kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri
adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
• Faktor Psikososial dan Lingkungan
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini, dan
berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan
bunuh diri.
• Riwayat Keluarga dan Genetik
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko
penting untuk perilaku destruktif.
• Faktor Biochemikal
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, opiatergik, dan dopaminergik
menjadi media proses yang dapat menimbulkan perilaku destruktif-diri.
• Stressor Pencetus/Presipitasi
• Perasaan stress yang berkelanjutan/berlimpah
• Ansietas
• Kehilangan kemampuan penilaian terhadap diri sendiri
• Kehilangan harga diri
• Isolasi sosial : menarik diri
• Struktur sosial, Durkheim cit. Stuart dan Sundeen, 1998, mengindikasikan tiga
subkategori bunuh diri sebagai dasar motivasi seseorang untuk bunuh diri :
• Bunuh Diri Egoistic sebagai hasil interaksi yang tidak terintegrasi dengan lingkungan
(lemah dengan lingkungan).
• Bunuh Diri Altruistic sebagai hasil kepatuhan dan kebiasaan adat.
• Bunuh Diri Anomic ketika individu tidak dapat mengatur/mengontrol lingkungan
sosial tersebut.
• Mekanisme Koping
Pasien mungkin menggunakan variasi dari mekanisme koping untuk menyetujui
tingkah laku merusak dirinya seperti denial, rasionalisasi, regresi dan pikiran magis. Koping
mekanisme ini mungkin berbeda pada tiap individu dan tingkah laku merusak dirinya.
Mereka yang mempunyai respon emosional yang kuat akan membela diri terhadap kejadian-
kejadian hidup yang mengancam terutama terhadap egonya. Jika mereka berada dalam
kondisi yang lemah, depresi akan mengambil tindakan jahat untuk melakukan bunuh diri.
Tingkah laku bunuh diri merupakan indikasi dari kondisi koping mekanisme yang
rapuh atau gagal. Usaha bunuh diri mungkin menjadi usaha terakhir untuk mendapat
pertolongan untuk dapat ditanggulangi. Bunuh diri komplit menggambarkan kegagalan dari
koping mekanisme adaptif.
• Instrumen Pengukuran
• Pengkajian tingkat resiko bunuh diri dari Hasson, Valente dan Risk (1997). Berisi perilaku
atau gejala yang muncul pada pasien yang beresiko untuk bunuh diri dan diukur dengan
intensitas rendah, sedang, dan berat (Keliat, 2008).
• Menggunakan skala pengukuran kecenderungan bunuh diri dari Institute of Psychiatric,
Medical University of South Carolina cit. Stuart & Sundeen (20088).
• Skala bunuh diri Suicidal Intention Rating Scale (SIRS) dari Bailey dan Dreyer (2007).
Berisi 5 pertanyaan dengan skor 0-4 untuk mengetahui kecenderungan/intensitas bunuh
diri yang menggambarkan ide/pikiran untuk bunuh diri sampai mencoba bunuh diri (Keliat,
2009).
Depkes RI, (1989). Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Skizofrenia.
Direktorat Kesehatan Jiwa. Jakarta
Keliat, B.A, (1994). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan II, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Stuart. G.W & Sundeen. S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3, EGC,
Jakarta