Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN
RISIKO BUNUH DIRI
(Suicide)

Oleh:
Pandeirot M. Nancye
Perilaku bunuh diri merupakan salah satu
bentuk kedaruratan psikiatri karena :

◼ Klien dalam suasana / kondisi stress yang


tinggi dengan menggunakan mekanisme
koping yang meladaptif.

◼ Bunuh diri berakibat fatal, sebagai tindakan


merusak diri dan mengakiri kehidupan diri.
RENTANG RESPON
PERLINDUNGAN DIRI
Respon Respon
Adaptif Mal-
adaptif

Self Growth Indirect self Self injury Suicide


enhancement promoting destructive (Mencederai diri) (Bunuh diri)
(Menghargai diri risk taking behavior
Sendiri) (Risiko (Merusak diri
pengembangan secara langsung)
diri)
Respon Adaptif
Perlindungan Diri

◼ Self enhancement (pengembangan diri):


menyayangi kehidupan diri; berusaha selalu
meningkatkan kualitas diri.

◼ Growth-promoting risk taking: berani mengambil


risiko untuk meningkatkan perkembangan diri.
Respon Maladaptif
◼ Indirect self-destructive behavior: perilaku merusak diri
tdk langsung; aktivitas yg dapat mengancam kesejahteraan
fisik dan berpotensi mengakibatkan kematian; individu tak
menyadari/menyangkal bahaya aktivitas tersebut.

◼ Self injury: mencederai diri; tak bermaksud bunuh diri


tetapi perilakunya bisa mengancam jiwa.

◼ Suicide/bunuh diri: perilaku yg disengaja menimbulkan


kematian diri; individu sadar bahkan menginginkan
kematian
Pengertian
◼ Bunuh diri merupakan tindakan yang secara
sadar dilakukan oleh seseorang untuk mengakhiri
kehidupannya.
◼ Bunuh diri adalah tindakan merusak diri yang
langsung dan disengaja untuk mengakhiri
kehidupan (DepKes RI,1998)

◼ Ada 3 macam bentuk:


◼ Isyarat bunuh diri

◼ Ancaman bunuh diri

◼ Percobaan bunuh diri


Isyarat Bunuh Diri

◼ Perilaku yang secara tidak langsung ingin bunuh diri


◼ Berkata: “Tolong jaga anak-anak saya, saya akan
pergi jauh” atau “Segala sesuatu akan lebih baik
tanpa saya.”
◼ Pasien pada kondisi ini mungkin sudah memiliki ide
untuk mengakhiri hidupnya
◼ Tidak disertai Ancaman dan percobaan BD
◼ Ungkapan perasaan: rasa bersalah, sedih, marah,
putus asa, tidak berdaya, hal negatif tentang diri
Ancaman Bunuh Diri
◼ Umumnya diucapkan oleh pasien
◼ Berisi keinginan untuk mati
◼ Disertai rencana cara mengakhiri hidup,
persiapan alat untuk melaksanakan rencana
tersebut.
◼ Secara aktif telah memikirkan rencana BD
◼ Belum mencoba.
Percobaan Bunuh Diri
◼ Tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri
kehidupan (mencederai atau melukai).
◼ Aktif mencoba bunuh diri
◼ Melakukan cara misal: gantung diri, minum
racun, memotong urat nadi, terjun dari
tempat yang tinggi.
◼ Pasien tidak mati dengan usahanya tersebut.
Faktor-Faktor
Resiko Bunuh Diri

1. Kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak


dapat menghadapi stress
2. Perasaan terisolasi yang dapat terjadi karena
kehilangan hubungan interpesonal atau gagal
membina hubungan yang berarti.
3. Perasaan marah atau bermusuhan.
4. Cara mengatasi keputus asahan
5. Tangisan minta tolong
Faktor Resiko Bunuh Diri
Faktor Resiko Tinggi Resiko Rendah

Umur Lebih dari 45 tahun 25–45 tahun dan


dan remaja. kurang dari 12 tahun.

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

Status kawin Cerai, pisah, janda, Kawin


duda.
Jenis pekerjaan Pekerjaan profesional. Pekerjaan kasar.

Status pekerjaan Pengganguran Bekerja

Penyakit fisik Kronis atau terminal Tidak ada yang serius.


Faktor Resiko Bunuh Diri,…

Faktor Resiko Tinggi Resiko Rendah

Penyakit mental Depresi, delusi atau Gangguan kepribadian


halusinasi
Penggunaan obat- Intoksikasi atau Tidak
obatan dan alkohol ketergantungan
Usaha sebelumnya Paling kurang 1x Tidak pernah

Rencana rencana terperinci Tidak jelas

Metode Menembak diri, gantung Obat, racun, CO


diri, melompat.

Adanya alat Sudah tersedia Belum ditentukan


Pernyataan yang salah tentang
bunuh diri (Mitos)

1. Ancaman bunuh diri hanya cara individu untuk mencari


perhatian dan tidak perlu dianggap serius.
2. Bunuh diri tidak memberi tanda → delapan dari sepuluh
individu memberi tanda secara verbal / periksa sebelum
melakukan percobaan bunuh diri.
3. Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada klien →
hal yang paling penting dalam perencanaan keperawatan
adalah : pengkajian yang akurat tentang rencana bunuh diri
klien.
4. Kecenderungan bunuh diri adalah keturunan
Berikut Ini Adalah Tabel Penilaian
Intensitas Bunuh Diri

1. Score 0 = Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan


sekarang
2. Score 1 = Ada ide bunuh diri , tidak ada
percobaan bunuh diri, tidak
mengancam bunuh diri.
3. Score 2 = Memikirkan bunuh diri dengan aktif,
tidak ada percobaan bunuh diri.
4. Score 3 = Mengancam bunuh diri, misalnya “
tinggalkan saya sendiri atau saya
bunuh diri “
5. Score 4 = Aktif mencoba bunuh diri.
• Perilaku
• F. predisposisi
• Stresor presipitasi
• Penilaian stresor
• Mekanisme Koping

• Risiko mutilasi diri


• Perlindungan • Ketidakpatuhan
• Kontrak keamanan • Risiko perilaku kekerasan
• Meningkatkan harga diri
• Mobilisasi duk sosial

• Pendidikan kesehatan
• Pencegahan bunuh diri
Perilaku Ketidakpatuhan
◼ Sadar alasan tidak patuh
◼ Meminimalisasi keseriusan
masalah
◼ Penyakit kronik dg periode
asymptomatic
◼ Sering berganti petugas
kesehatan
◼ Mencari mukzizat
kesembuhan
◼ Rasa bersalah yg
mengganggu asuhan yg
seperti biasa
Perilaku Mencederai Diri
Nama lain: self abuse, self-directed agression, self-harm,
self-inflicted injury, self mutilation.
◼ Melukai diri
◼ Tanpa bantuan orang lain
◼ Perlukaan cukup berat menimbulkan perlukaan jaringan
◼ Bentuk:
◼ Memotong/membakar kulit
◼ Membenturkan kepala
◼ Mengkorek-korek luka
◼ Menggigit jari
◼ Populasi:
◼ Mental retardation
◼ Pasien psikotik
◼ Narapidana
◼ Gangguan kepribadian
Perilaku Bunuh Diri
◼ Ancaman Bunuh diri:
◼ Peringatan verbal atau non verbal untuk bunuh
diri
◼ Usaha bunuh diri; kalau tidak dicegah bisa
menimbulkan kematian:
◼ Menggantung diri
◼ Minum racun serangga
◼ Menembak diri
◼ Terjun dari ketinggian
◼ Menabrakkan diri ke kendaraan
◼ Memotong urat nadi
◼ Completed suicide : meninggal karena bunuh diri
•Gangguan afektif
•Penyalahguna zat
•Schizophrenia
Dx medis

•Suka bermusuhan
•Impulsif
Sifat •Depresif

F. predisposisi •Berduka baru


Lingk psikososial •Perpisahan atau bercerai
•Kehilangan barang
•Berkurangnya dukungan sosial

Riwayat kelg. •Riwayat keluarga BD

•Menurunnya serotonin
F. Biokimia
Faktor-faktor dalam pengkajian klien
merusak diri (Bunuh Diri)

1. Menentukan potensi bunuh


diri klien
2. Mengkaji letalitas metode
atau cara bunuh diri yang
dilakukan
2. Mengkaji letalitas metode atau
cara bunuh diri yang dilakukan

Metode dengan letalitas rendah:


◼ Menyayat pergelangan tangan.
◼ Gas rumah
◼ Obat-obatan bebas (Aspirin, Tylenol).
◼ Obat-obatan Transquilizer, diazepam (valium),
flura zepam (dalmane)
2. Mengkaji letalitas metode atau cara bunuh
diri yang dilakukan (lanj.)

Metode dengan letalitas tinggi :


◼ Menembak diri.
◼ Melompat/terjun dari ketinggian
◼ Gantung diri
◼ Menenggelamkan diri.
◼ Meracuni diri dengan gas CO
◼ Pil tidur
◼ Menabrakkan kendaraan
◼ Memaparkan diri pada suhu dingin
◼ Obat anti depresan
Faktor Pencetus
◼ Peristiwa kehidupan yg
memalukan
◼ Masalah hubungan
interpersonal
◼ Dipermalukan di depan
umum
◼ Kehilangan pekerjaan
◼ Ancaman penahanan
◼ Bisa juga pengaruh
media yg mengekspos
peristiwa bunuh diri
SUMBER KOPING
◼ Sumber di
masyarakat.
◼ Adakah dukungan
masyarakat
terhadap klien
dalam mengatasi
masalah
MEKANISME KOPING
◼ Merusak diri tak
langsung:
◼ Denial
◼ Rasionalisasi
◼ Intelektualisasi
◼ Regresi
◼ Bunuh diri: telah gagal
menggunakan
mekanisme pertahanan
diri ~ bunuh diri sbg
jalan keluar
PROTOKOL PENCEGAHAN
BUNUH DIRI

◼ Pengawasan satu-satu, perawat harus selalu berada


diruangan klien.
◼ Jangan melakukan pengikatan
◼ Jangan biarkan klien meninggalkan bangsal
◼ Ijinkan klien menerima tamu !, bila ada telefon
temani klien saat menerima telfon tersebut !.
◼ Teliti semua barang milik klien!, minta dan simpan
ditempat terkunci barang-barang milik klien yang
berbahaya, misalnya : pisau silet, ikat pinggang,
korek api, gelas dan lain-lain
Protokol pencegahan bunuh diri (lanj.)

◼ Teliti semua pengunjung klien untuk tidak


meninggalkan barang berbahaya
◼ Hindari alat makan dari kaca atau logam
◼ Sebelum melaksanakan protokol ini jelaskan
pada klien apa yang akan dilakukan oleh
perawat dan atasannya ! catat dicatatan
perawat
◼ Jangan hentikan protokol ini tanpa konsultasi
dengan psiatri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pohon Masalah Dx Keperawatan

Risiko mencederai diri


• Risiko mencederai diri
PK pada diri sendiri • PK pada diri
• Keputusasaan
• HDR
Keputusasaan • RBD

Gg KD: HDR
Diagnosa Keperawatan

Risiko Bunuh Diri (RBD)


Tujuan Tindakan Keperawatan
Tujuan untuk pasien:
➢ Pasien tetap aman dan selamat

Tujuan untuk keluarga:


➢ Memahami masalah risiko bunuh diri
➢ Dapat berperan serta merawat/melindungi
dengan RBD pasien di rumah
Tindakan Keperawatan pada mengancam
atau percobaan Bunuh Diri.

Melindungi pasien:
◼ Menemani terus
◼ Menjauhkan benda berbahaya
◼ Mendapatkan orang yang bisa membawa ke RS
◼ Memastikan obat diminum
◼ Dengan lembut, jelaskan perawat akan melindungi
pasien
Tindakan keperawatan pada
ancaman/mencoba bunuh diri.
Keluarga:
◼ Anjurkan untuk mengawasi pasien secara ketat.
◼ Anjurkan keluarga untuk menyingkirkan benda-
benda yang membahayakan.
◼ Anjurkan keluarga tidak membiarkan pasien
sering melamun.
◼ Jelaskan kepada keluarga pentingnya pasien
minum obat teratur.
Tindakan Keperawatan pada Isyarat
Bunuh diri → HDR
◼ Tujuan untuk Pasien:
◼ Mendapat perlindungan dari lingkungan
◼ Mampu mengungkapkan perasaan
◼ Mampu meningkatkan harga diri
◼ Mampu menggunakan penyelesaian masalah
yang baik
Tindakan Keperawatan:
1) Diskusikan cara mengatasi keinginan
Bunuh diri yi. meminta bantuan dari
keluarga atau teman
2) Meningkatkan Harga Diri Pasien :

◼ Beri kesempatan ungkapkan perasaan


◼ Beri pujian
◼ Yakinkan bahwa dirinya penting
◼ Diskusikan keadaan yang perlu
disyukuri
◼ Rencanakan aktivitas yang dapat
dilakukan
3) Meningkatkan kemampuan
penyelesaian masalah:

◼ Diskusikan dg Pasien cara menyelesaikan


masalahnya
◼ Diskusikan efektivitas masing-masing cara
◼ Diskusikan cara penyelesaian masalah yang
baik
Tindakan keperawatan pada
Isyarat Bunuh Diri.
Keluarga
1) Ajarkan tanda dan gejala bunuh diri.
◼ Kaji tanda yang pernah muncul pada pasien
◼ Diskusikan tanda dan gejala yang umum muncul

2) Ajarkan cara melindungi perilaku bunuh diri


◼ Diskusikan cara yang dilakukan bila ada tanda dan
gejala bunuh diri
◼ Jelaskan cara melindungi pasien (memberi tempat
aman, menjauhkan barang-barang berbahaya,
tingkatkan pengawasan)
Tindakan keperawatan pada Isyarat bunuh diri.
Keluarga (lanj.)

3) Ajarkan keluarga hal yang dapat dilakukan


jika ada percobaan bunuh diri :
◼ Cari bantuan

◼ Segera bawa ke rumah sakit/puskesmas

4) Bantu keluarga cari rujukan :


◼ Beri informasi no telp darurat

◼ Anjurkan kontrol teratur

◼ Anjurkan bantu pasien minum obat


RINGKASAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Perilaku Tindakan Untuk pasien Tindakan
BD Untuk Klg
Isyarat BD ◼Diskusi cara atasi Penkes tentang cara
keinginan BD merawat pasien BD
◼ Tingkatkan harga diri
◼ Tingkatkan kemamp
penyelesaian masalah
Ancaman BD Melindungi pasien Libatkan
Percobaan pengawasan ketat
BD
Evaluasi
Pasien mengancam atau mencoba:
◼ Pasien aman dan selamat

Keluarga pasien mengancam/


percobaan:
◼ Keluarga mampu melindungi pasien
Evaluasi,…
Pasien isyarat BD:
◼ Mengungkapkan perasaan
◼ Harga diri meningkat
◼ Mampu menyelesaikan masalah

Keluarga isyarat BD:


◼ Menyebutkan tanda dan gejala
◼ Memperagakan cara melindungi
◼ Menggunakan fasilitas kesehatan
◼ Berperan serta melindungi anggota keluarganya
yang berisiko bunuh diri.
Evaluasi,…

Pasien Risiko Bunuh Diri:


◼ Menyebutkan cara mengamankan benda-
benda berbahaya
◼ Menyebutkan cara mengendalikan dorongan
bunuh diri
◼ Menyebutkan aspek positif diri
◼ Menyebutkan koping konstruktif untuk
mengatasi masalah
◼ Menyebutkan rencana masa depan
◼ Membuat rencana masa depan
Evaluasi,…

Keluarga Risiko Bunuh Diri :


◼ Menyebutkan pengertian dan proses
terjadinya BD
◼ Menyebutkan tanda dan gejala RBD
◼ Menyebutkan cara merawat pasien RBD
◼ Membuat jadwal aktivitas dan minum obat
pasien dirumah (perencanaan pulang)
◼ Memberi pujian atas kemampuan pasien.

Evaluasi
Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK)
a. TAK Stimulasi Persepsi untuk Harga Diri
Rendah
Sesi 1 : Identifikasi hal positif pada diri
Sesi 2 : Melatih positif pada diri
Terapi Aktivitas Kelompok
b. TAK Sosialisasi
Sesi 1 :
Kemampuan memperkenalkan diri
Sesi 2 :
Kemampuan berkenalan
Sesi 3 :
Kemampuan bercakap-cakap
Sesi 4 :
Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
Sesi 5 :
Kemampuan bercakap-cakap masalah
pribadi
Sesi 6 : Kemampuan bekerja sama
Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosialisasi
Penkes
1. Penkes Bagi Individu dan Keluarga
(Bagian dari Asuhan Keperawatan Pasien &
Keluarga)
→ Cara mengatasi masalah keperawatan

2. Penkes Kelompok Keluarga


→ Memberdayakan keluarga sebagai
kelompok swabantu (self hep group)

Anda mungkin juga menyukai